DAN NYAMAN
Nyeri : alasan yg paling umum orang mencari perawatan kesehatan
Gejala yg paling sering terjadi, tapi paling sedikit dipahami
Nyeri bersifat subjektif, sumber frustasi baik bagi klien maupun tenaga
kesehatan
Nyeri dpt merupakan faktor utama yg m`hambat kemampuan & keinginan
individu u/pulih dari suatu penyakit.
PENGERTIAN
Kerusakan sel/jaringan
Nyeri berkurang
MEKANISME REFLEKS PROTEKTIF
Serabut delta-A
Impuls motorik menyebar melalui sebuat lengkung refleks bersama serabut saraf
eferen (motorik) kembali ke suatu otot perifer dekat lokasi stimulasi
Kontraksi otot
1. Neurotransmitter :
a. Substansi P
b. Serotonin
c. Prostaglandin
2. Neuromodulator :
a. Endorfin & dinorfin
b. Bradikinin
TEORI GATE CONTROL
1. Sensori-diskriminatif
2. Motivasi-afektif
3. Kognitif-evaluatif
Transmisi nyeri tjd antara talamus & korteks
sensori
Seorang individu m`persepsikan lokasi,
keparahan, & karakter nyeri
Faktor2 yg menurunkan tk.kesadaran
(ex : analgetik, anestetik, penyakit serebral)
menurunkan persepsi nyeri
Faktor2 yg meningkatkan kesadaran thd
stimulus (ex : ansietas, ggn tidur)
meningkatkan persepsi nyeri
1. SENSORI-DISKRIMINATIF
Interaksi antara p`bentukan sist retikular & sist limbik m`hasilkan persepsi
nyeri
P`bentukan retikular m`hasilkan respons pertahanan, menyebabkan
individu m`interupsi atau m`hindari stimulus nyeri
Sistem limbik mengontrol respons emosi & kemampuan yaitu koping nyeri
2. MOTIVASI-AFEKTIF
Pusat kortikal yg lebih tinggi di otak memengaruhi
persepsi
Kebudayaan, pengalaman dgn nyeri, & emosi
memengaruhi evaluasi thd pengalaman nyeri
Sist ini membantu sso u/m`interpretasi intensitas & kualitas
nyeri, shg dpt melakukan suatu tindakan
3. KOGNITIF-EVALUATIF
a. Respons Fisiologis
menstimulasi sistem saraf otonom (simpatis & parasimpatis)
b. Respons Perilaku :
ada 3 fase pengalaman nyeri : antisipasi, sensasi, & aftermath
C. REAKSI
1. RESPON SISTEM SARAF SIMPATIS
Pucat
Ketegangan otot
Penurunan denyut jantung & TD
Pernafasan cepat & tidak teratur
Mual & muntah
Kelemahan & kelelahan
3. RESPON PERILAKU
Cemas, takut
Ekspresi wajah : mengatupkan geraham, menggigit bibir, meringis,
menangis,dsb
Fokus perhatian hanya kpd sensasi nyeri
Apasia, bingung, atau disorientasi
Depresi
a. Nyeri Akut :
Terlokalisasi
Tajam : seperti ditusuk, disayat, di cubit, dll
Respon saraf simpatis
Penampilan gelisah, cemas
Pola serangan jelas
B. NYERI KRONIS
Menyebar
Tumpul : ngilu, linu, kemeng, nyeri, dsb
Respon saraf parasimpatis
Penampilannya depresi, menarik diri
Pola serangannya tidak jelas
FAKTOR2 YG MEMENGARUHI NYERI :
1. Usia : anak - lansia
2. Jenis kelamin : laki2 - perempuan
3. Kebudayaan : cara menebus dosa
4. Makna nyeri : ancaman, kehilangan,
hukuman, tantangan
5. Perhatian : relaksasi, masase, guided
imagery
6. Ansietas : cemas
7. Keletihan : penyakit terminal
8. Pengalaman sebelumnya
9. Gaya koping : terapi musik
10. Dukungan keluarga & sosial
PROSES KEP
I. Pengkajian
II. Diagnosa Keperawatan
III. Perencanaan
IV. Implementasi
V. Evaluasi
I. PENGKAJIAN
Pengkajian diperlukan untuk :
a. Menetapkan data dasar
b. Menegakkan diagnosa keperawatan
c. Menyeleksi terapi yg cocok
d. Mengevaluasi respon klien terhadap terapi
Pendekatan Klinis Rutin thd Pengkajian & Penatalaksanaan “ABCDE”
Nyeri
A : Ask/ Tanyakan nyeri scr teratur
Assess/ Kaji nyeri scr sistematis
B : Believe/ Percaya apa yg dilaporkan K & klg serta apa
yg mereka lakukan u/menghilangkan nyeri
C : Choose/ Pilih cara pengontrolan nyeri yg cocok u/K,
klg, dan kondisi
D : Deliver/ Berikan intervensi scr terjadwal, logis, &
terkoordinasi
E : Empower/ Dayagunakan K & klg mereka
Enable/ Mampukan mereka mengontrol pengobatan
sejauh yg dpt dilakukan
I. PENGKAJIAN
A. Nursing History
1. Awitan & durasi
2. Lokasi nyeri : perlu diagram tubuh manusia
2. Intensitas/ tk keparahan : menggunakan skala
Skala yg digunakan :
- Visual Analog Scale (VAS) : tdk nyeri- nyeri tdk
tertahankan ( K menetapkan suatu titik)
- Verbal Pain Scale/Numerical Rating Scales :
tidak nyeri – sangat nyeri
- Verbal Descriptor Scale (VDS) : tdk nyeri –
nyeri ringan-sedang-berat-tdk tertahankan
- Face Rating Scale : 0 - 5
- Behavioral Scale : OUCHER (0-100)
3. Kualitas nyeri ( menggunakan kata2 pasien, ex : seperti
ditusuk, rasa terbakar, sensasi remuk/crushing,
berdenyut/throbbing, tajam atau tumpul, dll). Bedah :
tajam, infarkmiokard : crushing
4. Pola nyeri : apa saja yg dpt mempresipitasi/
memperburuk nyeri. Ex : faringitis smakin nyeri jika
menelan/berbicara. Ruptur diskus intravertebral smakin
nyeri jika membungkuk atau mengangkat benda.
5. Tindakan u/menghilangkan nyeri : mengubah posisi,
berayun-ayun, menggosok, makan, meditasi,
mengompres
6. Gejala Penyerta : gejala yg menyertai nyeri (mual, nyeri
kepala, pusing, keinginan u/miksi, konstipasi, gelisah)
7. Efek nyeri pada klien
Tanda & gejala fisik : TTV, diaforesis
Efek perilaku
a. Vokalisasi : mengaduh, menangis, sesak nafas, mendengkur
b. Ekspresi wajah : meringis, menggertakan gigi, mengernyitkan
dahi, menutup mata& mulut dgn rapat, menggigit bibir
c. Gerakan tubuh : gelisah, imobilisasi, ketegangan otot, peningkatan
gerakan jari & tangan, gerakan menggosok, melindungi bag tubuh
d. Interaksi sosial : m`hindari percakapan, fokus hanya pd aktivitas
u/menghilangkan nyeri, menghindari kontak sosial, penurunan
rentang perhatian.
Pengaruh pada aktivitas sehari-hari : aktivitas sosial, pola
tidur, aktivitas seksual
8. Status neurologis
Pasien DM : neuropati perifer
a. Nyeri akut
b. Nyeri kronik
c. Ketidakefektifan koping individu
d. Hambatan mobilisasi fisik
e. Resiko cedera
f. Defisit perawatan diri
g. Ggn pola tidur
III. MANAGEMEN NYERI
1. Intervensi farmakologis
2. Intervensi non-farmakologis
a. Distraksi : nonton TV, musik, nafas dalam
b. Relaksasi : meditasi, yoga, Zen
c. Progress relaksasi
d. Guided Imagery
e. Massage
f. Therapeutik touch
g. Aromatherapy
h. Acupunctur
I. TENS : stimulasi saraf elektrik transkutan
j. Hypnosis
TERIMA KASIH
Selamat Belajar !!!