NYERI
Heribertus Handi
KONSEP KONSEP
DASAR ASKEP
NYERI NYERI
STUDI
KASUS
A. KONSEP DASAR NYERI
1. DEFINISI
2. Klasifikasi
3. ETIOLOGI
4. FISIOLOGI ( resepsi, PERSEPSI,
REAKSI)
5. FAKTOR YG MEMPENGARUHI
6. penatalaksanaan
1. DEFINISI
• Pengalaman Sensori & Emosional
yang Tidak Menyenangkan akibat dari :
Kerusakan jaringan aktual/potensial.
(Smeltzer, Suzanne C, 2002 : 212)
b) Central Pain.
Nyeri yg terjadi akibat rangsangan pd sumsum tl
belakang( spinal cord ) batang otak ( brain stem )
thalamus ataupun cortex cerebri.
2.1.2 Nyeri Psychologic
tidak ada kelainan fisik tapi
timbul dari pikiran pasien, atau
nyeri timbul dari landasan
psikologis & bukan fisiologis
Cth : neurosis traumatis,
duka yg berkepanjangan.
2.2 Berdasarkan serangan.
2.2.1 Nyeri Akut.
5) Pricking.
nyeri seperti tertembus pisau luka bedah
6) Burning.
Nyeri spt terbakar cth : luka bakar, cystitis.
7) Aching.
adl nyeri dalam ( deep pain ) dg intensitas nyeri yg
bervariasi. Cth : colitis
5.5 Perhatian.
Tingkat perhatian seseorang thd nyeri dpt mempengaruhi persepsi
nyeri.Pehatian yg terfokus pd nyeri meningkatkan intensitas nyeri
sedangkan pengalihan perhatian (distraksi) toleransi individu
thd nyeri meningkat.
5.6 Ansietas.
Ansietas dapat meningkatkan persepsi nyeri. Individu yg sehat
secara emosional lebih mampu mentoleransi nyeri dari pada
individu yg kurang stabil emosionalnya
5.7 Keletihan.
Rasa kelelahan menybabkan sensasi nyeri semakin intensif dan
menurunkan kemampuan koping Kelelahan baik fisik maupun
mental menghambat produksi endorphin & enkefalin shg tidak ada
yg menghambat hantaran nyeri ke SSP
5.8 Pengalaman sebelumnya.
Individu yg mempunyai pengalaman multiple &
berkepanjangan dg nyeri akan sedikit lebih gelisah & lebih
toleran thd nyeri dibandingkan dg orang yg hanya
mengalami sedikit nyeri.
5.9 Gaya koping
Individu yg memiliki lokus kendali internal mempersepsikan
diri mereka sebagai individu yg dapat mengendalikan
lingkungan mereka dan hasil akhir suatu peristiwa spt
nyeri. Sebaliknya Individu yg memiliki lokus kendali
eksternal mempersepsikan faktor lain dlm lingkungannya
sperti perawat sebagai individu yg bertanggung jawab
terhadap hasil akhir suatu peristiwa.
5.10 Dukungan keluarga & sosial
Kehadiran orang terdekat klien, keluarga,dan sikap yg
ditunjukkan mempengaruhi respons klien thd nyeri yg
dirasakan.
6. PENATALAKSANAAN .
a. Pendekatan medis.
1) Obat analgesik
- non narkotik : aspirin
- antinflamsi non steroid/ NSAID: piroksikam,
ketorolak(toradol)
kedua obat ini bekerja pada receptor perifer untuk
mengurangi transmisi dan resepsi stimulus nyeri
menghambat sintesis prostaglandin dan
menghambat respons selluler selama inflamasi
- analgesik narkotik/opiat : morphin, demerol, kodein
bekerja pd medula spinalis dan otak melalui ikatan dgn
reseptor opiat utk memodifikasi persepsi nyeri dan reaksi
thd nyeri
- Neurectomy : tindakan
memotong serabut saraf dari
badan sel pd lokasi nyeri baik
saraf kranial ataupun saraf
perifer.
cth : pd trigeminal neuralgi
dilakukan reseksi N. V.
- Rhizotomy : tindakan reseksi akar belakang
sebelum masuk sumsum belakang.
Fungsi mengatasi nyeri yg parah pd batang
tubuh bagian atas .
cth : pd kanker paru.
2) Relaksasi,
me(-) ketegangan otot, rasa jemu, cemas
dgn meningkatkan sekresi endorphin &
enkefalin pd sel inhibitor kornu dorsalis medula
spinalis shg menghambat transmisi nyeri.
Rileksasi terutama bermanfaat bagi orang dg
nyeri khronis.
Ada 4 komponen utama dari teknik rileksasi :
- lingkungan yg tenang, hindari kebisingan
- posisi yg nyaman, duduk tanpa ketegangan
otot.
- Sikap yg dpt diubah : kosongkan semua
pikiran dari alam sadar.
- Keadaan mental yg baik. Pusatkan perhatian
pd suara , kata, imaginasi, obyek atau pola
nafas utk merubah pikiran secara internal
menjadi pikiran yg lebih dapat diterima.
f. Keganasan ( severity = S )
Intensitas nyeri : ringan, sedang, berat ?.
Gunakan Visualisasi Analog Scale .
R : Penjelasan yg diberikan
meningkatkan pemahaman &
kemampuan px dlm mengambil
keputusan ttg tindakan mengurangi
nyeri. Penentuan tindakan yg sesuai
dg pilihan px meningkatkan sikap
kooperatif px.
b.Bantu & motivasi Px dlm mengatasi nyeri dg
distraksi, relaksasi, skin stimulation
(massage, terapi es, panas, fixasi ) dan
imaginasi terbimbing, ciptakan lingkungan
yg aman & nyaman
Rasional :
- Distraksi meningkatkan aktivitas dlm
sistem kontrol desendens untuk mencegah
transmisi terus menerus stimulus nyeri ke
otak.
- Relaksasi : meningkatkan sekresi endorphin
& enkefalin pd sel inhibitor kornu dorsalis
medula spinalis yg dpt menghambat
transmisi nyeri .
- massage, kompres panas
meningkatkan sirkulasi kejaringan->
mengurangi iskemia& anoksia
jaringan shg menghambat pelepasan
mediator kimiawi ( bradikinin,
histamin, prostaglandin ) yg berfungsi
mentransmisikan nyeri ke SSP.
- Kompres es / dingin menghambat
proses inflamasi jaringan yg cedera
shg mengurangi pelepasan
prostaglandin menghambat
transmisi nyeri ke SSP
- Fixasi menstimulasi serabut saraf
yg mentransmisikan sensasi tidak
nyeri, memblok transmisi impuls
nyeri ke SSP ( gate control teori ).
cth : pakai gurita, bebat
- Imaginasi terbimbing
memungkinkan relaksasi sehingga
meningkatkan pelepasan endorphin &
enkefalin.
- Lingkungan yang aman/ nyaman
memungkinkan px beradaptasi dg
kondisinya
c.Beri dukungan emosional dari petugas dan
keluarga.
R : dukungan meningkatkan kemampuan Px
beradaptasi thd masalah yg dirasakan.