A. Pendahuluan
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan
Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak
menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau
akut pas%a operasi dan sekitar &' $ dari itu dilaporkan tingkat keparahannya sebagai moderat,
beratparah, atau ekstrim. ukti menunjukkan bah*a kurang dari setengah dari pasien yang
menjalani operasi melaporkan nyeri yang edekuat pas%a operasi. Pengontro lan n yeri yang
tidak adekuat mem beri efek negati +e terhadap kualit as hidup, fungsi, dan pemulihan se%ara
fungsional, risiko komplikasi pas%a pembedahan, dan risiko nyeri persisten pas%a operasi.
-ontrol nyeri pas%a operasi masih menjadi suatu hal terpenting dan masalah yang masih
. !ebih dari seratus juta penduduk dunia yang me njalani operasi per tahun mengalami
mengalami penderitaan yang tak seharusnya dan banyak berkembang komplikasi yang
!okasi operasi memiliki efek yang amat besar pada derajat nyeri paska operasi yang
mungkin diderita pasien. 0perasi pada thora1 dan abdomen atas lebih menyakitka n daripada
1
operasi abdomen ba*ah, dimana sebaliknya, adalah lebih nyeri daripada operasi perifer pada
tungkai./
Nyeri paska operasi akut yang tidak sembuh memiliki efek terhadap kehidupan sehari2hari
pasien paska operasi seperti susah tidur, penurunan nafsu makan, keadaan emosi yang tidak
hidup pasien, memfasilitasi penyembuhan segera dan kembali ke fungsi tubuh yang sempurna,
mengurangi morbiditas dan memungkinkan untuk keluar dari rumah sakit sesegera mungkin. 4
Manfaat manajemen nyeri paska operasi yang efektif meliputi kenyamanan pasien dan
oleh karenanya juga kepuasan pasien, mobilisasi lebih a*al, komplikasi jantung dan paru
yang lebih sedikit, mengurangi resiko trombosi s +ena dalam, penyembuhan yang lebih %epat
dengan kurangnya kemungkinan berkembang ke arah nyeri neuropatik dan pengurangan biaya
pera*atan.'
B. Fisiologi Ny eri
5eseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri. 0rgan
tubuh yang berperan sebaga i reseptor nyeri adala h ujung syaraf bebas dalam kulit yang
berespon hanya terhadap stimulus kuat yang se%ara potensial merusak. 5eseptor nyeri disebut
juga nosireceptor, se%ara anatomis reseptor nyeri ( nosireceptor) ada yang bermielien dan ada
juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer. erdasarkan letaknya, nosireseptor dapat
dikelompokkan dalam beberapa bagian tubuh yaitu pada kulit (Kutaneus), somatik dalam
(deep somatic), dan pada daerah +iseral, karena letaknya yang berbeda2beda inilah, nyeri yang
2
Nosireceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang berasal dari daerah
ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan. -lasifikasi nosiseptor didasarkan pada
klasifikasi ujung serabut saraf terminal. Ada dua jenis serabut saraf
delta merespon dua jenis stimulus yakni mekanis dan mekanis panas. Ini baik diketahui bah*a
sensasi nyeri itu dapat dibuat dalam dua kategori, yang mun%ulnya %epat, tajam (epikritik) dan
kedua nyeri lambat, tumpul, sangat lama (protopatik). Pola ini dapat dijelaskan dengan
perbedaan pada ke%epatan perambatan dari impuls saraf pada dua tipe serabut saraf yang
dijelaskan diatas. Impuls serabut saraf penghantar annya %epat A delta menghasilkan sensasi
yang tajam, nyeri %epat sementara nosiseptor serabut saraf 9 menghasilkan sensai yang
mempengaruhi derajat aktifitas saraf dan karena itu intensitas nyeri, dapat disensasikan.
sebagai hipersensitifitas kutaneus seperti area kulit dengan terbakar sinar matahari.
Struktur reseptor nyeri somatik ( deep somatic) dalam meliputi reseptor nyeri yang
terdapat pada tulang, pembuluh darah, saraf, otot, dan jaringan penyangga lainnya. -arena
struktur reseptornya komplek, nyeri yang timbul merupakan nyeri yang tumpul dan sulit
dilokalisasi.&
3
5eseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor +iseral, reseptor ini meliputi organ2organ
+iseral seperti jantung, hati, usus, ginjal dan sebagainya. Nyeri yang timbul pada reseptor ini
biasanya tidak sensitif terhadap pemotongan organ, tetapi sangat sensitif terhadap penekanan,
Seperti halnya berbagai stimulus yang disadari lainnya, persepsi nyeri dihantarkan oleh
neuron khusus yang bertindak sebagai reseptor, pendeteksi stimulus, penguat dan penghantar
menuju sistem saraf pusat. Sensasi tersebut sering didekripsikan sebagai protopatik (noxious)
dan epikritik (non-noxious). Sensasi epiritik (sentuhan ringan, tekanan, propriosepsi, dan
perbedaan temperatur) ditandai dengan reseptor ambang rendah yang se%ara umum
dihantarkan oleh serabut saraf besar bermielin. Sebaliknya, sensasi protopatik (nyeri) ditandai
dengan reseptor ambang tinggi yang dihantarkan oleh serabut saraf bermielin yang lebih ke%il
(A delta) serta serabut saraf tak bermielin (serabut 9).,&
. 3ransduksi
reseptor nyeri. 3erjadi karena pelepasan mediator kimia seperti prostaglandin dari sel
rusak, bradikinin dari plasma, histamin dari sel mast, serotonin dari trombosit dan substansi
P dari ujung saraf. Stimuli ini dapat berupa stimuli fisik (tekanan), suhu (panas) atau kimia
(substansi nyeri).
. 3ransmisi
Proses penerusan impuls nyeri dari tempat transduksi melalui nosiseptor saraf perifer.
Impuls ini akan disalurkan oleh serabut saraf A delta dan serabut 9 sebagai neuron
pertama, dari perifer ke medulla spinalis dimana impuls tersebut mengalami modulasi
4
sebelum diteruskan ke thalamus oleh traktus sphinotalamikus sebagai neuron kedua. 7ari
melalui neuron ketiga, dimana impuls tersebut diterjemahkan dan dirasakan sebagai
persepsi nyeri.
/. Modulasi
Melibatkan akti+itas saraf melalui jalur2jalur saraf desenden dari otak yang dapat
mempengaruhi transmisi nyeri setinggi medu la spinalis. Modulasi ini juga melibatkan
4. Persepsi
:asil akhir dari proses interaksi yang kompleks dan unik yang dimulai dari proses
transduksi, transmisi, dan modulasi yang pada gilirannya menghasilkan suatu perasaan
yang subyektif yang dikenal sebagai persepsi nyeri.
tangan).
4. -ontak dengan orang laininteraksi sosial (Menghindari per%akapan, Menghindari kontak
a. Nyeri akut
penyembuhan jaringan. Nyeri akut hilang setelah beberapa jam hingga beberapa
b. Nyeri kronik
. Menurut mekanisme terjadinya nyeri dapat di klasifikasikan menjadi nosiseptif dan nyeri
non nosiseptif.",@
6
b. Nyeri non nosiseptif (nyeri neuropatik) yaitu nyeri yang disebabkan kerusakan
jaringan saraf sentral maupun perifer. -erusakan saraf dapat disebabkan oleh
Nyeri pada kerusakan saraf sentral yaitu kerusakan pada tingkat %orda spinalis
/. Menurut berat ringannya nyeri dikategorikan sebagai nyeri ringan, sedang, berat.
3ingkatan ini ditetapkan berdasarkan beberapa parameter yang dijelaskan pada penilaian
skala nyeri.",@
Ada empat skala yang digunakan untuk menentukan derajat intesitas nyeri.4,@
. =skpresi *ajah. Skala ini digunakan untuk pasien yang mengalami komunikasi. Misalnya
anak2anak, orang tua, pasien ji*a, pasien ganguan mental atau pasien yeng tidak dapat
. <erbal 5ating S%ale (<5S) . 7imana pasie n ditanya tentang derajat nyeri. aitu nyeri
/. Numeri%al 5ati ng S%ale (N5S) terdiri daripada angka #2' atau #2# dimana pasien
4. <isual Analog S%ale (<AS). 3erdiri dari pada garis lurus sepan jang ## mm dimana
pasien membuat tanda silang pada garis yang mengambarkan itensitas nyerinya
7
%am&ar '. Pilihan Pengunaan $kala Penilaian nyeri (#ikutip dari kepustakaan )
Pada anak2anak usia diba*ah empat tahun untuk menilai nyerinya bisa menggunakan
beberapa indikator yang hasilnya diakumulasi. ila pasien tidur, tidak dibutuhkan penilaian lebih
ry Ncortying $core
9rying S%ore
Posture 5ela1ed S%ore
#
3ense S%ore
*+pression Relaxed orhappy S%ore#
7istressed S%ore
8
,esponse Responds when spokento S%ore#
No response S%ore
Note- otal skor 1! nyeri rin"an, #! nyeri sedan", $! nyeri %erat dan &! nyeri yan" mun"kin
palin" %uruk.
a&el ' - penilaian nyeri untuk anak di &a/ah tahun (#ikutip dari kepustakaan ')
penanganan nyeri pada pasien dengan kanker. Namun, formula ini dapat juga dipakai untuk
menangani nyeri akut karena memiliki strategi yang logis untuk mengatasi nyeri. ?ormulasi ini
menunjukkan, pada nyeri akut, yang pertama kali diberikan adalah 0bat Anti2 Inflamasi non
steroid, Aspirin, atau Para%etamol yang merupakan obat2obatan yang bekerja di perifer. Apabila
dengan obat2obatan ini, nyeri tidak dapat teratasi, maka diberikan obat2obatan golongan opioid
lemah seperti kodein dan de1tropropo1yphene. Apabila regimen ini tidak juga dapat men%apai
kontrol nyeri yang efektif, maka digunakanla h obat2obatan golongan opioid kuat, misalnya
morfin.'
('SA) Anal"esic +adder telah dikembangkan untuk mengobati nyeri akut. Pada a*alnya,
nyeri dapat dianggap sebagai keadaan yang berat sehingga perlu dikendalikan dengan analgesik
yang kuat. iasanya, nyeri pas%aoperasi akan berkur ang seiri ng berjalannya *aktu dan
kebutuhan akan obat yang diberikan melalui suntikan dapat dihentikan. Anak tangga kedua
9
adalah pemulihan penggunaan rute oral untuk memberikan analgesia. 0pioid kuat tidak lagi
diperlukan dan analgesia yang memadai dapat diperoleh dengan menggunakan kombinasi dari
obat2obat yang berkerja di perifer dan opioid lemah. !angkah terakhir adalah ketika rasa sakit
Intensitas nyeri yang ringan Intensitas nyeri sedang Intensitas nyeri yang berat
9ontoh 9ontoh
9ontoh :ip repla%ement 3orakotomy
:ernia inguinal :isteroktomy 0perasi abdominal bagian atas
<arises 0perasi rahang 0perai aorta
laparoskopy -nee repla%ement
infuse)
10
(i) Para%etamol dan infiltrasi luka dengan anestesi lo%al
(ii) NSAI7 (ke%uali kalau kontraindikasi) dan
(iii) Anestesi blok regional
7itambahkan opioid lemah atau analgesia penyelamatan dengan pemberian bertahap
opioid kuat melalui intra+ena jika diperlukan.
a&el 6. Pilihan pengo&atan dalam hu&ungannya dengan &esarnya ekspektasi nyeri pasca
operasi dengan macam5macam operasinya. (#ikutip darikepustakaan )
Analgesik Non-Opioid
0bat2obatan analgesik non2opioid yang paling umum digunakan diseluruh dunia adalah
aspirin, para%etamol, dan 0AINS, yang merupakan obat2obatan utama untuk nyeri ringan sampai
sedang.@,#
Aspirin adalah analgesik yang efektif dan tersedia se%ara luas di seluruh dunia. 0bat ini
dikonsumsi per oral dan bekerja %epat karena segera dimetabolisme menjadi asam salisilat yang
memiliki sifat analgesik dan, mungkin, anti2inflamasi. 7alam dosis terapeutik, asam salisilat
memiliki *aktu paruh hingga 4 jam. =ksresinya tergantung oleh dosis, sehingga dosis tinggi
akan mengakibatk an obat diekskresi lebih lambat. 7urasi kerja aspirin dapat berkurang apabila
diberika bersama2sama dengan antasida. 7osis berkisar dari minimal '##mg, per oral, setiap 4
jam hingga maksimum 4 g, per oral per hari. Aspirin memiliki efek samping yang %ukup
besar pada saluran pen%ernaan, menyebabkan mual, gangguan dan perdarahan gastrointestinal
akibat efek antiplateletnya yang irre+ersibel. -arena alasan ini, penggunaan aspirin untuk pain
relief pas%aoperasi harus dihindari apabila masih tersedia obat2obatan alternatif lainnya.@,#
0bat Anti Inflamasi Non Steroid (0AINS) memiliki dua efek, analgesik dan
antiinflamasi. Mekanisme kerjanya didominasi oleh inhibisi sintesis prostaglandin oleh enCim
merupakan mediator utama peradangan. Semua 0AINS bekerja dengan %ara yang sama dan
karenanya tidak ada gunanya memberi lebih dari satu 0AINS pada satu *aktu. 0AINS pada
11
umumnya, lebih berguna bagi rasa sakit yang timbul dari permukaan kulit, mukosa bu%%al, dan
Pilihan 0AINS harus dibuat berdasarkan ketersediaan, biaya dan lamanya tindakan. Dika
rasa sakit tampaknya akan terus2menerus selama jangka *aktu yang panjang maka dipilih obat
dengan *aktu paruh yang panjang dan efek klinis yang lama. Namun, obat2obatan kelompok ini
memiliki insiden tinggi untuk efek samping penggunaan jangka panjang dan harus digunakan
pemanjangan *aktu perdarahan. 0bat2obatan ini juga menghambat sintesis prostaglandin dalam
mukosa lambung dan dengan demikian menghasilkan pendarahan lambung sebagai efek
samping. @,#
-ontraindikasi relatif untuk penggunaan 0AINS antara lain adalah setiap ri*ayat ulkus
peptikum, perdarahan gastrointestinalE operasi yang berhubungan dengan kehilangan darah yang
banyak, asma, gangguan ginjal sedang hingga berat , dehidrasi dan setiap ri*ayat hipersensitif
untuk 0AINS atau aspirin. Ibuprofen merupakan obat pilihan jika rute oral tersedia. 0bat ini
se%ara klinis efektif, murah dan memiliki profil efek samping yang lebih rendah dibandingkan
dengan 0AINS dan asam mefenamat. Apabila rute oral tidak tersedia obat dapat diberikan
dengan rute lain seperti supositoria, injeksi atau topikal. Aspirin dan sebagian besar 0AINS
12
Mefenami% 3ablet,%apsule '##mg 4
a%id
Opioid Lemah
odeine
Merupakan opioid lemah yang berasal dari opium alkaloid (seperti morfin). 9odeine
kurang aktif daripada morfin, memi liki efek yang dapat diprediksi bila diberikan se%ara oral dan
efektif terhadap rasa sakit ringan hingg a sedang. 9odeine dapat dikombinasikan dengan
parasetamol tetapi harus berhati2hati untuk tidak melampaui maksimum dosis yang
dianjurkan bila menggunakan kombinasi parasetamol tablet. 7osis berkisar antara ' mg 2 6#mg
setiap 4 jam dengan maksimum /## mg setiap hari. 7e1tropropo1yphene se%ara struktural
berkaitan dengan metadon tetapi memiliki sifat analgesik yang relatif miskin. :al ini sering
dipasarkan dalam kombinasi dengan parasetamol dan ke*aspadaan yang sama seperti 9odeine
harus dia*asi. 7osis berkisar dari /.'mg (dalam kombinasi dengan parasetamol) sampai 6#mg
setiap 4 jam dengan maksim um /##mg setiap hari . -ombinasi opioid lemah dan obat2obatan
yang bekerja di perifer sangat berguna dalam prosedur pembedahan ke%il di mana rasa saki t
yang berlebihan tidak diantisipasi sebelumnya atau untuk ra*at jalan digunakan
Parasetamol '## mg %odeine " mg tablet, tablet setiap 4 jam sampai maksimum "
tablet perhari. Apabila analgesia tidak men%ukupi 2 Parasetamol g se%ara oral dengan -odein /#
sampai 6#mg setiap 426 per jam sampai maksimum 4 dosis dapat digunakan @,#
13
ramadol
3ramadol (tramal) adalah analgesik sentral dengan afinitas rendah pada reseptor mu dan
kelemahan analgesiknya #2# $ dari morfin. 3ramal dapat diberikan se%ara oral dan
dapat diulang setiap 426 jam dengan dosis maksimal 4## mg per hari. @,#
Opioid Kuat
Nyeri hebat yang berasal dari organ dalam dan struktur +iseral membutuhkan opioid kuat
sebagai analgesianya. 5ute oral mungkin tersedia pada pasien yang telah sembuh dari
pembedahan mayor sehingga opioid kuat seperti morfin dapat digunakan karena morfin sangat
efektif per oral. ila pasien tidak dapat mengkonsumsi obat melalui rute oral %ara pemberian lain
harus dilakukan.@,#
Mor"in
Morfin paling larut dalamair dibandingkan golongan opioid lainnya dan kerja analgesinya
%ukup panjang (lon" actin"). Morfin memiliki dua sifat yang mempengaruhi sistem saraf
pusat (SSP) yaitu depresi (analgesi, sedasi, perubahan emosi dan hipo+entilasi al+eolar)
dan stimulasi (stimulasi parasimpatis, miosis, mual muntah, hiperaktif refleks spinal,
kon+ulsi dan sekresi hormon anti diuretik A7:). Morfin juga menyebabkan hipotens i
14
ortostatik. -ontra indikasi pemakaian morfin pada kasus asma dan bronkitis kronis
konstipasi dan retensio urin. Morfin dapat diberikan se%ara sub kutan, intra muskular,
intra +ena, epidural dan intra tekal. 7osis anjuran untuk mengurangi nyeri sedang adalah
#,2#, mgkg se%ara sub kutan, intra muskular dan dapat diulang tiap 4 jam. Gntuk
nyeri hebat de*asa dapat diberikan 2 mg intra +ena dan diulang sesuai kebutuhan.
Gntuk megurangi nyeri de*asa paska bedah dan nyeri persalinan digunakan dosis 24 mg
epidural atau #,#'2#, mg intra tekal, dan ini dapat diulang antara 62 jam.@
Petidin
Petidin (meperidin, 7emerol) adalah Cat sintetik yang formulanya sangat berbeda dengan
morfin, tetapi memiliki efek klinik dan efek samping yang mendekati asma. Perbedaan
Petidin lebih larut dalam lemak dibandingkan dengan morfin yang lebih larut
dalam air.
Seperti morfin, dapat menyebabkan konstipasi, tetapi efek terhadap sfingter 0ddi
lebih ringan.
Petidin %ukup efektif untuk menghilangkan gemetar pas%a bedah yang tidak ada
morfin tidak.
15
!ama kerja petidin lebih pendek daripada morfin.@
Fentanil
?entanil adalah Cat sintetik seperti petidin dengan kekuatan ## kali morfin, lebih larut
dalam lemak dan menembus sa*ar jaringan dengan mudah. =fek depresi nafas lebih lama
kira2kira /# menit, karena itu hanya digunakan untuk anestesi pembedahan dan tidak
Anestesi Lokal
5espirasi dan kardio+askuler pasien terkait dengan berkurangnya perdarahan dan nyeri yang
teratasi dengan baik. Ada beberapa teknik anestesi lokal sederhana yang dapat dilanjutkan ke
Infiltrasi luka dengan obat anestesi lokal berdurasi panjang seperti upi+a%aine dapat
memberikan analgesia yang efektif selama beberapa jam. Apabila nyeri berlanjut, dapat
diberikan suntikan ulang atau dengan menggunakan infus. lokade pleksus atau saraf perifer
akan memberikan analgesia selektif di bagian2bagian tubuh yang terkait oleh pleksus atau saraf
tersebut.@, #
16
Infiltration #.'2 .'2/ & 2 5apidonset.
=pidural 2 .'2/ ('##) #./2#.& 7ense motor blo%k.
Ple1us or #.&'2.' 24 #.'2.# !onger a%tion than
ner+e ligno%aine.
Prilocaine
Infiltration #.'2 2 ".' 2 5apidonset.
=pidural 2/ 2/ (6##) #.'2 7ense motor blo%k.
Ple1us or .'2 .'2/ #.&'2.' !east to1i% amide agent.
ner+e Methaema2 globinaemia
6##mg
Bupiacaine
Infiltration #.'2#.' .'26 /.' 2 A+oid#.&'$in
=pidural #.'2#.&' .'2' (') #.#6'2 obstetri%s. Mainly
#.' sensory blo%k at lo*
Ple1us or #.'2#.' "24F #.'2#.' %on%en2 trations.
ner+e 9ardioto1i% after rapid
I< inje%tion.
hloroprocaine
Infiltration #.'2 4 2 !o*estsystemi%
to1i%ity of all agents.
Motor sensory defi%its
may follo* intrathe%al
inje%tion.
a&le <- Anastesi lokal yang digunakan untuk nyeri akut(#ikutip dari kepustakaan ')
erikut ini merupakan tabel yang menyajikan terapi non farmakologis yang sering dipakai.
3erapi relaksasi dan gangguan, seprti Ini mungkin memiliki efek positif pada kasus
17
musi%, %itraimajinasi, atau hypnosis perorangan. Ada 97 musik yang tersedia untuk
relaksasi.
3indakan non farmakologis untuk mengatasi nyeri terdiri dari beberapa tindakan
penanganan berdasarkan. ,
) Stimulasi kulit
Pijatan pada kulit memberikan efek penurunan ke%emasan dan ketegangan otot.
5angsangan pijatan otot ini diper%aya akan merangsang serabut berdiameter besar, sehingga
9ara kerja dari sistem ini masih belum jelas, salah satu pemikiran adalah %ara ini bisa
melepaskan endorfin, sehingga bisa memblok stimulasi nyeri. isa dilakukan dengan pijat,
mandi air hangat, kompres dengan kantong es dan stimulasi saraf elektrik transkutan (3=NS
transcutaneus electrical nere stimulation ). 3=NS merupakan stimulasi pada kulit dengan
menggunakan arus listrik ringan yang dihantarkan melalui elektroda luar.
/) Akupuntur
Akupuntur merupakan pengobatan yang sudah sejak lama digunakan untuk mengobati
nyeri. Darum J jarum ke%il yang dimasukkan pada kulit, bertujuan menyentuh titik2titik
tertentu, tergantung pada lokasi nyeri, yang dapat memblok transmisi nyeri ke otak.
18
4) Plasebo
Plasebo dalam bahasa latin berarti menyenangkan merupakan Cat tanpa kegiatan
farmakologik dalam bentuk yang dikenal oleh klien sebagai KobatL seperti kaplet, kapsul,
)5elaksasi
3eknik relaksasi terutama efektif untuk nyeri kronik dan memberikan beberapa
. 5elaksasi akan menurunkan ansietas yang berhubungan dengan nyeri atau stress
6. Menurunkan perasaan tak berdaya dan depresi yang timbul akibat nyeri
19
. Se%ara perlahan2lahan keluarkan udara dan rasakan tubuh menjadi kendor dan rasa kan
4. -lien mengambil nafas dalam kembali dan keluarkan se%ara perlahan2lahan, pada saat ini
biarkan telapak kaki relaks. Pera*at minta kepada klien untuk mengkonsentrasikan
'. Glangi langkah 4 dan konsentrasikan fikiran pada lengan, perut, punggung dan kelompok
otot2otot lain
6. Setelah klien merasa relaks, klien dianjurkan bernafas se%ara perlahan. ila nyeri menjadi
hebat klien dapat bernafas se%ara dangkal dan %epat.
3erapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan indi+idu informasi tentang respon
nyeri fisiologis dan %ara untuk melatih kontrol +olunter terhadap respon tersebut. 3erapi ini
efektif untuk mengatasi ketegangan otot dan migren, dengan %ara memasang elektroda pada
pelipis.
/) :ipnotis
20
4) 7istraksi
Mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan sampai sedang.
7istraksi +isual (melihat 3< atau pertandingan bola), distraksi audio (mendengar musik),
memerlukan suasana dan ruangan yang tenang serta konsentrasi dari pasien. Apabila pasien
mengalami kegelisahan, tindakan harus dihentikan. 3indakan ini dilakukan pada saat pasien
F. !esimpulan
Nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait
Nyeri dapat diklasifikasikan menjadi menurut onset dan stimulus penyebabnya yakni akut,
kronik= dan menurut mekanisme terjadinya n yeri dapat diklasifikasikan menjadi nosiseptif
21
Ada beberapa skala yang digunak an untuk menilai nyeri pada pasien yaitu - 'on"-/aker
aces Pain 0atin" Scale, er%al 0atin" Scale, Numerical 0atin" Scale, dan isual
Analo"ue Scale.
Manajemen nyeri pada pasien dengan pas%a operasi terdiri atas terapi farmakologis dan non
farmakologis.
3erapi farmakologi yang dapat diberikan adalah obat analgesik yang dapat dibagi menjadi /
3erapi non farmakologis yang dapat diberikan yaitu penanganan fisik dan inter+ensi perilaku
kognitif.
22
#AFA, P>$A!A
. Patel, N. Physiologi of Pain. ##. %ited # No+ember #6. A+ailable from G5!
httpssbs.uonbi.a%.kenpatelfiles%hapterO/OphysiologyOofOpainO.pdf
. 9hou 5, et all. ;uid elines on the management of postoperati+e pain. #6. %ited #
No+ember #6 A+ailable from G5! http***.jpain.orgarti%leS'62'@##(')##@@'2
'abstra%t
/. SuCa 7=., ##&, Pain 2xperiences and Pain 3ana"ement of Postoperatie Patients,
Majalah -edokteran Nusantara <olume 4# No. Maret ##&. %ited # No+ember #6.
A+ailable from G5! http.***.httplibrary.usu.%o.id
4. Andres, Dose, ?is%her, D, I+ani, ;irgio, et.all. Postoperatie Pain 3ana"ement ood 4linical
Pratice. 0f =uropean So%iety of 5egional Anasthesia.##'. %ited # No+ember # 6
A+ailable from G5! http
httppolanest.*ebd.plpliki+ariabooksPostoperati+ePainManagement.pdf
'. 5amsay MA., ###, Acut Postoperatie Pain 3ana5ement, %ited # No+ember #6
A+ailable from G5! http.***.bum%.%om
6. ;uyton, A9. :all, D=. Sensai Somatik dalam uku Ajar ?isiologi -edokteran =d..
Dakarta =;9. ##&.
&. Anonim. %ited # No+ember #6. A+ailable from G5!
http***.s%ribd.%omdo%&6/&"4&@5eferat2Anestesi2Penanganan2Nyeris%ribd
". 9ole, =. Pain management 9lassifying, understanding, and treating pain . %ited #
No+ember #6. A+ailable from G5! http***.turner2
*hite.%ompdfhpOjun#Opain.pdf
@. Anonim. %ited # No+ember #6. A+ailable from G5!
https***.s%ribd.%omdo%ument&#/'/6/Manajemen2Nyeri2Pas%a20perasi
#. 9harlton =7. Postoperati+e Pain Management. Qorld ?ederation of So%ieties of
Anaesthesiologists. %ited # No+ember
#6http***.nda.o1.a%.uk*fsahtmlu#&u#&O##@.htm
. -haerinnisa, dkk. ?armakotera pi n yeri. ##. %ited & No+ember #6 A+ailable from
G5! https***.s%ribd.%omdo%"@&64'6?A5MA-03=5API2N=5I
. 7emir . Non Pharma%ologi%al therapies in pain management. %ited & No+ember #6
A+ailable from G5! http%dn.inte%hopen.%ompdfs2*m6'.pdf
23