1. Livor Mortis tidak hilang dalam penekanan,Rigor mortis mudah dilawan, post mortem
interval?
Lebam mayat biasanya mulai tampak 20-30 menit pasca mati, makin lama intensitasnya
bertambah dan menjadi lengkap dan menetap setelah 12 jam. Kaku mayat mulai tampak
kira-kira 2 jam setelah mati klinis, dimulai dari bagian luar tubuh (otot-otot kecil) ke arah
dalam
(sentripetal). Setelah mati klinis 12 jam,kaku mayat menjadi lengkap, dipertahankan
selama 12 jam sampai 24 dan kemudian menghilang dalam urutan yang sama sampai 36
jam
Maka post mortem interval pada kasus tersebut adalah 24 sampai 36 jam karena sudah
terjadi relaksasi sekunder ditunjukan oleh lebam mayat yang menetap menunjukan waktu
kematian lebih dari 12 jam batas waktu setelah 24 jam tergantung dari munculnya tanda
tanda pembusukan yaitu jika tanda marbling sudah muncul maka PMI menjadi 24-36
jam,jika tanda bloating muncul maka pmi menjadi 36-48 jam
Jika terdapat kematian yang tidak jelas penyebabnya perlu dilakukan pemeriksaan otopsi
verbal / ringkasan rekam medis / hasil laboratorium dan radiologi selanjutnya perlu
dilakukan inform consent ke pihak keluarga jenazah. Apabila keluarga jenazah setuju untuk
dilakukan pemeriksaan luar jenazah, lalu dilanjutkan dengan pengambilan sampel dan
fotografi forensik, setelah itu dibuatkan Visum et Repertum serta sertifikat medis (Surat
keterangan kematian dan embalming). Apabila keluarga jenazah menolak dilakukan
pemeriksaan luar, keluarga diberikan lampiran penolakan pemeriksaan yang berisikan
lampiran dampak penolakan, fotokopi identitas almarhum, fotokopi identitas keluarga,
fotokopi hubungan kekerabatan, fotokopi identitas saksi dan nomor kontak keluarga.
Adapun dampak penolakan apabila tidak dilakukan pemeriksaan luar yaitu:
1. Tidak memperoleh surat keterangan kematian.
2. Tidak memperoleh surat keterangan maupun informasi apapun dari RSUP Sanglah
3. Jenazah tidak dapat diawetkan dengan formalin
Adapun sanksi yang dapat dikenakan apabila menolak untuk dilakukan pemeriksaan dalam
yaitu pidana penjara selama-lamanya 9 bulan karena menghalang-halangi pemeriksaan
jenazah, berdasarkan Pasal 222 KUHP dan dikenakan sanksi pidana penjara selama-
lamanya 4 tahun karena menghilangkan barang bukti, berdasarkan pasal 233 KUHP.
Jika kematian terkait tindakan medis maka harus dilakukan verifikasi secara langsung:
Yairu dengan 4D
Duty: kewajiban dokter dalam memberikan pelayanan
Dereliction of duty: tidak menjalani kewajiban
Damage:adanya kerusakan atau kehilangan
Direct causation hubungan antara tidak menjalani kewajiban dan adanya kerusakan
Ataupun Tidak langsung
Dengan prinsip res ipsa loquituur dimana fakta sudah terbukti karena tidak akan mungkin
terjadi jika dokter melaksanakan kewajibannya contoh tertinggalnya instrumen bedah/
kasa di perut pasien sebagai sumber infeksi
Sumber:
1. Henky., Yulianti, K., Alit, BP., Rustyadi, D. 2017. Buku Panduan Belajar Koas Ilmu
Kedokteran Forensik dan Medikolegal. Udayana University Press.
2. Dokumen Penolakan Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah Denpasar, Bali
3.kuliah medical malpractice,dudut rustyadi fk unud