Anda di halaman 1dari 3

Selamat pagi dr. Henky, Sp.F, M.Beth, FACLM.

Mohon maaf mengganggu, saya I Kadek Adi


Paramartha, koas minggu kedua yang ujian patfor dengan dokter tanggal 20 desember
2018. Mohon ijin menjawab PR yang dokter berikan, dokter.

1. Livor Mortis tidak hilang dalam penekanan,Rigor mortis mudah dilawan, post mortem
interval?
Lebam mayat biasanya mulai tampak 20-30 menit pasca mati, makin lama intensitasnya
bertambah dan menjadi lengkap dan menetap setelah 12 jam. Kaku mayat mulai tampak
kira-kira 2 jam setelah mati klinis, dimulai dari bagian luar tubuh (otot-otot kecil) ke arah
dalam
(sentripetal). Setelah mati klinis 12 jam,kaku mayat menjadi lengkap, dipertahankan
selama 12 jam sampai 24 dan kemudian menghilang dalam urutan yang sama sampai 36
jam

Maka post mortem interval pada kasus tersebut adalah 24 sampai 36 jam karena sudah
terjadi relaksasi sekunder ditunjukan oleh lebam mayat yang menetap menunjukan waktu
kematian lebih dari 12 jam batas waktu setelah 24 jam tergantung dari munculnya tanda
tanda pembusukan yaitu jika tanda marbling sudah muncul maka PMI menjadi 24-36
jam,jika tanda bloating muncul maka pmi menjadi 36-48 jam

Sumber :buku ilmu kedokteran forensik FK UI hal 27-28

2. Penyebab dasar peritonitis generalisata,apa yang dilakukan, dan aspek medicolegal


pada pasien yang meninggal denganperitonitis generalisata?

Penyebab dasar peritonitis:


-Trauma abdomen terutama trauma tumpul dan tajam,
-infeksi hematogen
-perforasi dari hollow organ
-komplikasi tindakan medis di daerah abdomen
Oleh karena penyebab bisa berbagai macam mulai karena infeksi sampai etiologi yang
tidak wajar dan tidak jelas seperti(trauma/pasca tindakan pembedahan)

Jika terdapat kematian yang tidak jelas penyebabnya perlu dilakukan pemeriksaan otopsi
verbal / ringkasan rekam medis / hasil laboratorium dan radiologi selanjutnya perlu
dilakukan inform consent ke pihak keluarga jenazah. Apabila keluarga jenazah setuju untuk
dilakukan pemeriksaan luar jenazah, lalu dilanjutkan dengan pengambilan sampel dan
fotografi forensik, setelah itu dibuatkan Visum et Repertum serta sertifikat medis (Surat
keterangan kematian dan embalming). Apabila keluarga jenazah menolak dilakukan
pemeriksaan luar, keluarga diberikan lampiran penolakan pemeriksaan yang berisikan
lampiran dampak penolakan, fotokopi identitas almarhum, fotokopi identitas keluarga,
fotokopi hubungan kekerabatan, fotokopi identitas saksi dan nomor kontak keluarga.
Adapun dampak penolakan apabila tidak dilakukan pemeriksaan luar yaitu:
1. Tidak memperoleh surat keterangan kematian.
2. Tidak memperoleh surat keterangan maupun informasi apapun dari RSUP Sanglah
3. Jenazah tidak dapat diawetkan dengan formalin
Adapun sanksi yang dapat dikenakan apabila menolak untuk dilakukan pemeriksaan dalam
yaitu pidana penjara selama-lamanya 9 bulan karena menghalang-halangi pemeriksaan
jenazah, berdasarkan Pasal 222 KUHP dan dikenakan sanksi pidana penjara selama-
lamanya 4 tahun karena menghilangkan barang bukti, berdasarkan pasal 233 KUHP.
Jika kematian terkait tindakan medis maka harus dilakukan verifikasi secara langsung:
Yairu dengan 4D
Duty: kewajiban dokter dalam memberikan pelayanan
Dereliction of duty: tidak menjalani kewajiban
Damage:adanya kerusakan atau kehilangan
Direct causation hubungan antara tidak menjalani kewajiban dan adanya kerusakan
Ataupun Tidak langsung
Dengan prinsip res ipsa loquituur dimana fakta sudah terbukti karena tidak akan mungkin
terjadi jika dokter melaksanakan kewajibannya contoh tertinggalnya instrumen bedah/
kasa di perut pasien sebagai sumber infeksi

Sumber:
1. Henky., Yulianti, K., Alit, BP., Rustyadi, D. 2017. Buku Panduan Belajar Koas Ilmu
Kedokteran Forensik dan Medikolegal. Udayana University Press.
2. Dokumen Penolakan Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah Denpasar, Bali
3.kuliah medical malpractice,dudut rustyadi fk unud

3. Apa itu penyebab dasar,penyebab antara,penyebab langsung?


Penyebab dasar(underlying cause) adalah menurut WHO Penyakit atau cedera sebagai
awal perjalanan penyakit sampai menuju kematian; atau Keadaan kecelakaan atau
kekerasan yang menghasilkan kematian akibat cedera

Penyebab langsung(immediate cause) adalah kondisi akhir,cedera atau komplikasi yang


secara langsung menyebabkan kematian yang disasari oleh penyebab dasar

Penyebab antara adalah kondisi yang menghubungkan(berkaitan satu sama lain)antara


sebab kematian dengan penyebab langsung

Jadi pada kasus peritonitis generalisata


Penyebab dasarnya:appendisitis perforasi
Penyebab antara:peritonitis generalisata
Penyebab langsung:sepsis

Sumber :Physicians' handbook on medical certification of death. (2003). Maryland:


Department of Health and Human Services, pp.9-12.

4. Jelaskan prinsip identifikasi!


identifikasi forensik merupakan cara yang digunakan dalam menentukan identitas
seseorang/jenazah dengan mencocokan data yang didapat dari data antemortem.
Identifikasi berguna pada jenazah yang tidak dikenal, rusak, sudah membusuk, hangus
terbakar, potongan tubuh manusia, kerangka dan korban akibat bencana alam, kecelakaan
massal dan kerusuhan dengan banyak korban yang meninggal.
metode identifikasi ada dua yaitu
identifikasi primer adalah merupakan metode identifikasi yang mampu berdiri sendiri
perlu kriteria dari identifikasi lain
Pemeriksaan DNA,Pemeriksaan sidik jari,Pemeriksaan gigi
Identifikasi sekunder adalah merupakan metode identifikasi yang tidak mampu berdiri
sendiri dan memerlukan alat identifikasi yang lain untuk bisa mendapatkan kesimpulan
yang berupa medical identifier don properti
Contoh : perhiasan, pakaian dan kartu identitas yang ditemukan,
Rekam medis

Sumber : Prawestiningtyas, E. (2009). Forensic Identification Based on Both


Primary and Secondary Examination Priority in Victim Identifiers on Two
Different Mass Disaster Cases. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 25(2).

Anda mungkin juga menyukai