Reseptor
Reseptor merupakan bagian dari sistem saraf yang berfungsi sebagai
alat penerima sensor. Reseptor bekerja dengan cara merubah energi
stimulus dari dalam dan luar tubuh kedalam satu unit bahasa yang
mampu ditranmisikan oleh sistem saraf . Stimulus dapat mempengaruhi
sistem saraf dengan adanya interaksi stimulus dengan reseptor.
Stimulus tersebut harus melewati ambang rangsang agar dapat
menimbulkan rangsangan ke saraf. Cara kerja reseptor secara mudah
dapat digambarkan sebagai berikut :
Mechanoreseptor
#
#
#
#
#
#
Thermoreceptor
Sensasi panas dan dingin dikonversi oleh thermoreceptor, yang
dideteksi oleh free nerve ending berupa perubahan panas atau dingin.
Free nerve ending (gambar 2) juga merespon stimulus yang dapat
menyebabkan rasa nyeri. Sedangkan untuk perubahan temperature
internal tubuh dideteksi oleh thermostas di hypothalamus.
Chemoreceptor
Sejumlah stimulus kimiawi secara alami dideteksi oleh kemoreseptor.
Olfactory receptor cells mendeteksi bau dari lingkungan. Taste receptor
cells di lidah mendeteksi substansi yang ada di makanan seperti manis
dan asin. Kemoreseptor yang lain mendeteksi perubahan internal di
tubuh seperti perubahan kadar oksigen darah yang dideteksi oleh sel
sensorik di carotis dan aorta. Perubahan osmolaritas darah dideteksi
oleh osmoreseptor yang ada di hypothalamus, sedangkan perubahan
kadar glukosa darah dideteksi oleh glucoreceptor di hypothalamus.
Photoreceptor
Retina yang merupakan bagian saraf penglihatan berisi fotoreseptor
yang mampu mendeteski energi cahaya dan mengonversinya menjadi
potensial aksi.
Nerve pathway
Setelah energi dari lingkungan dikonversi oleh reseptor menjadi
potensial aksi, selanjutnya potensial aksi tersebut akan berjalan di
nervus menuju medula spinalis dan otak. Perjanalan ini melewati jalurjalur saraf yang biasa dikenal dengan nerve pathway.
Pada penghantaran potensial aksi melalui nerve pathway ini dikenala
adanya "doctrin of specific nerve energy" yang mengatakan bahwa
setiap serabut saraf hanya akan menghantarkan satu jenis stimulus,
diduga hal ini karena setiap serabut saraf hanya berhubungan dengan
satu jenis reseptor saja. Kondisi ini mungkin yang menyebabkan
bagaimana sistem saraf mampu membedakan setiap jenis rangsang
yang dideteksi oleh sistem saraf sehingga otak dapat mempersepsi
stimulus tersebut.
Perjalanan impuls ini pada saraf dapat dibagi menjadi 3 tempat :
Sensory pathway
Traktur spinothalamikus.
Traktus Spinothalamikus memasuki cornu dorsalis, kumpulan serabut
yang menyilang ini disebut fasciculus dorsolateralis atau Lissaeur's
tract, kemudian bersinaps di dorsal column neuron terutama di lamina I,
II dan V. Setelah naik satu atau dua segmen, serabut ini menyeberangi
medulla spinalis kemudian naik ke thalamus menjadi traktus
spinothalamikus atau ventrolateral system.
Traktus spinotalamikus terdiri atas 2 bagian, yaitu traktus
spinothalamikus anterior yang berjalan di anterior cornu anterior untuk
menghantarkan impuls sentuhan, tekanan dan getaran. Bagian yang
lain adalah traktus spinothalamikus lateral yang berjalan di lateral cornu
anterion untuk menghantarkan impuls nyeri dan temperatur. Pada saat
traktur spinothalamikus berjalan naik, serabut ini akan bergabung
dengan serabut dari segmen medula spinalis diatasnya dengan
meletakkan penambahan di bagian medial. Sehingga pada segmen
servikalis serabur sakral merupakan serabur yang terletak di sisi lateral.
Traktus Spinoretikularis
Akson-akson first order neuron memasuki medulla spinalis melalui
cornu dorsalis dan berakhir di substansia grisea medulla spinalis.
Selanjutnya second order neuron akan berjalan keatas dan berakhir di
formation retikularis. Sebagian besar serabut ini tidak menyilang dan
berakhir dengan cara bersinaps dengan neuron-neuron formation
retikularis di medulla oblongata, pons dan mesencephalon. Traktus
spinoretikularis berperan dalam sensasi nyeri terutama nyeri dalam.
Traktus spinoretikularis memberikan lintasan aferen untuk formatio
retikularis yang berperan penting dalam tingkat kesadaran.
Traktus spinocerebellaris.
Beberapa impuls aferen berjalan dari sistem musculoskeletal melalui
traktus spinocerebellaris dan berakhir di cerebellum yang salah satu
fungsinya untuk keseimbangan dan koordinasi. Di medulla spinalis
traktus spinocerebellaris terdapat 2 macam, satu di anterior dan satu di
posterior.
Pengolahan informasi
somatosensorik di pusat
2
3
1
2
3
4
Tactile reseptor
Memberikan sensasi secara lengkap tentang sumber rangsangan
seperti lokasinya, bentuk, ukuran, tekstur. Reseptor ini sangat
sensitif dan mempunyai daerah reseptif yang sempit. Reseptor
sentuhan dan tekanan memiliki lokasi yang sedikit karena
mempunyai daerah reseptif yang luas dan memberikan sedikit
informasi terhadap rangsangannya.
Ada beberapa tipe tactil reseptor pada kulit seperti free nerve
ending sentuhan dan tekanan yang terdapat pada sel epidermis,
nerve ending pada root hair pleksus, tactile disk (Merkels), tactil
corpuskel (Meissners), lamelated corpuscle (Pacinian corpuscle),dan
Ruffini corpuscle.
Free nerve ending pada epidermis untuk sensasi rasa nyeri dan
suhu. Reseptor ini hanya terdapat pada permukaan cornea pada
mata dan bagian permukaan bagian tubuh lainnya.
Nerve ending root hair pleksus untuk memonitor adanya kelainan
dan pergerakan yang melewati permukaan tubuh. Seperti saat kita
memakai baju maka kita dapat merasakan sesuatu benda
menempel pada kulit kita.
Tactile disk (Merkels) merupakan reseptor sentuhan dan tekanan
yang terdapat pada kulit yaitu pada sel epithel kulit pada lapisan
stratum germinativum.
Tactil corpuscle ( Meissners) menerima sensasi dari sentuhan dan
tekanan dan getaran yang rendah. Reseptor ini terdapat pada
kelopak mata, bibir, jari-jari tangan, puting susu dan genetalia
eksterna.
Lamellated corpuscle (Pacinian corpuscle) reseptor ini sensitif
terhadap sentuhan yang dalam. Karena reseptor ini sangat cepat
beradaptasi sehingga sangat senstif terhadap denyutan atau
getaran dengan frekuensi yang tinggi. Reseptor ini terdapat pada
dermis, jari-jari, glandula mamae dan genetalia eksterna, pada
permukaan dalam dan luar fascia, capsul sendi. Informasi sensoris
visceral diberikan oleh corpuskel lamela di mesenteries, pancreas,
dinding urethra, dan kandung kemih.
Corpuscle Ruffini juga sensitif terhadap tekanan dan perubahanperubahan pada kulit. Reseptor ini berlokasi pada lapisan retikular
dermis.
Baroreseptor
Baroreseptor bisa memonitor perubahan dari tekanan. Baroreseptor
terdiri dari free nerve ending yang bercabang didalam jaringan
elastic pada dinding organ berongga, seperti pembuluh darah,
bagian pernafasan, pencernaan dan tractus urinarius. Bila ada
perubahan tekanan dinding jaringan elastik mengecil atau
membesar.
Baroreseptor memonitor dinding pembuluh darah yang besar
seperti arteri carotis, aorta. Hal ini juga mempengaruhi regulasi dari
kerja jantung sehingga pembuluh darah tetap mengalir pada organ
organ vital. Baroreseptor pada paru juga memonitor derajat
ekspansi dari paru.
1
2
3
1
2
Proprioseptor
Proprioseptor memonitor perubahan posisi sendi dan otot, adanya
tegangan pada tendon dan ligamen dan kontraksi dari otot.
Proprioseptor dapat dibagi menjadi:
Muscle spindle yang terdapat pada otot skeletal memonitor panjang
dari otot dan tanda tegangan dari reflek.
Golgi tendon yang fungsinya mirip dengan corpuscle Ruffini tetapi
berlokasi di otot skeletal dan tendon. Rangsangan pada reseptor
dapat berupa tekanan pada tendon sehingga terjadi kontraksi otot.
Reseptor capsul pada sendi. Reseptor ini sangat kaya dengan free
nerve ending yang bisa mendeteksi tekanan, sentuhan dan
pergerakan dalam sendi. Adanya perubahan posisi tubuh
merupakan hasil dari integrasi informasi pada reseptor ini dan juga
pada musle spindle, golgi tendon organ, dan reseptor pada telinga
dalam.
CHEMORESEPTOR(7)
Spesialisasi pada neuron chemoreseptiv dapat dideteksi dengan
perubahan kecil dari konsentrasi kimia. Umumnya chemoreseptor
berespon terhadap substansi water-soluble dan lipid-soluble yang
larut dalam cairan.
Chemoreseptor tidak mengirim informasi pada kortek primer
sensoris, jadi kita tidak tahu adanya sensasi yang diberikan kepada
reseptor tersebut. Saat informasi sensoris datang lalu diteruskan
menuju batang otak yang merupakan pusat otonomik yang
mengatur pusat respirasi dan fungsi cardiovaskuler. Neuron pada
pusat respirasi merespon konsentrasi ion hidrogen (pH) dan tingkat
karbondioksida pada cairan cerebrospinal. Neuron chemoreseptive
ini berlokasi di carotid bodies, dekat arteri karotis inaerna pada tiap
sisi leher, dean aortik bodies diantara cabang utama lengkungan
aorta. Reseptor ini memonitor pH dan karbondioksida dan tingkat
oksigen pada darah arteri. Serabut serabut afferent meninggalkan
carotid dan aortik bodies mencapai pusat respirasi dengan berjalan
ke nervus IX (glossopharyngeal) dan X (vagus). (4)
TRAKTUS ASCENDENS MEDULA SPINALIS
Saat memasuki medula spinalis serabut saraf sensoris berbagai tipe
dan fungsi dipilih serta dipisahkan menjadi berkas atau traktus
saraf. Beberapa serabut saraf menghubungkan segmen medula
spinalis, sementara yang lain naik dari medula spinalis ke pusatpusat yang lebih tinggi dan menghubungkan medula spinalis dan
otak. Semua ini disebut serabut ascendens atau traktus ascendens.
Substantia alba medula spinalis terdiri atas traktus ascendens dan
traktus descendens.
Traktus ascendens menghantarkan informasi aferen dapat atau
tidak dapat mencapai kesadaran. Informasi ini dapat dibagi menjadi
dua kelompok:
Informasi eksteroseptif, yang berasal dari luar tubuh seperti rasa
nyeri, suhu dan raba
Informasi proprioseptif, yang berasal dari dalam tubuh seperti otot
dan sendi.
ORGANISASI ANATOMINYA
Informasi umum dari ujung sensoris tepi dihantarkan melalui
susunan saraf oleh suatu seri neuron. Lintasan ascendens yang
menuju kesadaran terdiri dari 3 neuron :
Neuron ordo pertama mempunyai badan sel dalam ganglion radiks
posterior medula spinalis, suatu prosesus tepi berhubungan dengan
ujung reseptor sensoris, sementara suatu prosesus sentralis
memasuki medula spinalis melalui radiks posterior untuk bersinaps
dengan ujung neuron ordo kedua
Neuron ujung kedua mempunyai suatu akson yang berdecussatio
(menyilang kesisi yang berlawanan) dan naik ke tingkat susunan
saraf sentral yang lebih tinggi untuk bersinaps dengan ujung neuron
ordo ketiga.
Neuron ordo ketiga terdapat dalam talamus dan mengeluarkan
serabut proyeksi melintasi daerah sensoris korteks serebri.
FUNGSI TRAKTUS ASCENDENS
Sensasi rasa nyeri dan suhu naik dalam traktus spinothalamikus
lateralis, raba dan tekanan ringan naik kedalam traktus
spinothalamikus anterior. Raba diskriminatif (kemampuan untuk
melokalisir secara tepat daerah tubuh yang diraba dan menyadari
bahwa dua titik yang disentuh secara serempak) naik dalam
kolumna alba posterior termasuk juga informasi dari otot-otot dan
sendi-sendi yang berkaitan dengan gerakan dan posisi, disamping
itu sensasi getaran juga naik dalam kolumna alba posterior.
Informasi tidak sadar otot, sendi, kulit dan jaringan subkutan
mencapai serebelum melalui traktus spinoserebelaris anterior dan
posterior serta melalui traktus cuneoserebelaris.
Traktus ascendens lainya untuk informasi nyeri suhu dan raba
dialirkan ke kolikulus superior dari otak tengah melalui traktus
spinotectalis untuk keperluan refleks spinovisual. Traktus
spinoretikularis merupakan lintasan dari otot dan sendi dan kulit ke
formasio retikularis. Sementara traktus spinoolivarius merupakan
lintasan tidak langsung untuk informasi aferen yang mencapai
serebelum.
TRAKTUS SPINOTHALAMICUS LATERALIS UNTUK RASA NYERI DAN
SUHU
Reseptor nyeri dan suhu dalam kulit dan jaringan lainya merupakan
ujung saraf bebas. Impuls nyeri,panas dan dingin memasuki medula
spinalis dari ganglion radiks posterior melanjutkan keujung kolumna
grisea posterior dan membagi diri menjadi cabang ascendens dan
descendens. Cabang-cabang ini berjalan dalam satu atau dua
segmen medula spinalis dan membentuk traktus posterolateralis
lissauer. Serabut dari neuron ordo pertama ini berakhir dengan cara
bersinaps dengan sel-sel dalam kolumna grisea posterior termasuk
sel-sel dalam substantia gelatinosa.
Akson dari neuron ordo kedua menyilang secara oblique ke sisi yang
berlawanan dalam komisura grisea dan alba anterior dalam satu
segmen medula spinalis dan serabut baru ditambah pada spek
anteromedial traktus ini sehingga dalam segmen servikalis atas
columna alba posterior sisi yang sama. Disini serabut membagi diri
menjadi cabang ascenden panjang dan descenden pendek. cabang
descenden melintas turun dalam sejumlah segmen yang variabel,
memberi cabang contralateral yang bersinap dengan sel dalam
cornu grisea posterior , dengan neuron internunsial dan dengan sel
cornu anterior, jelas bahwa serabut descenden pendek terlibat
dengan reflek intersegmental. Serabut ascenden panjang juga
berakhir dengan cara bersinap dengan sel cornu grisea posterior
neuron internunsial dan sel cornu anterior. Distribusi ini meluas
meliputi beberapa segmen medula spinalis. Pada serabut descenden
pendek, berperan dalam reflek intersegmental.
Banyak serabut ascenden yang panjang berjalan dalam columna
alba posterior sebagai fasciculus gracillis dan cuneatus. Fasciculus
gracillis ditemukan disepanjang seluruh medula spinalis dan
mengandung serabut ascenden panjang saraf sacral, lumbal dan
enam saraf thorakal bagian bawah. Fasciculus cuneatus terletak
dilateral pada segmen thorakalis atas dan servikalis medula spinalis
serta dipisahkan dari fasciculus gracillis oleh septum. Fasciculus
cuneatus mengandung serabut ascenden panjang enam serabut
saraf thorakal dan semua nervus spinalis servikalis.
Serabut fasciculucs gracillis dan cuneatus naik ipsilateral dan
berakhir dengan bersinaps dengan neuron ordo ke dua dalam nuklei
gracillis dan cuneatus medula oblongata. Akson ordo ke dua ini juga
disebut dengan serabut arkuata interna, memanjang anteromedial
di sekeliling substantia grisea centralis dan menyilang median ,
berdecusatio dengan serabut yang bersesuaian pada sisi yang
berlawanan dalam decusatio sensorik, Serabut kemudian naik
sebagai berkas tunggal dan kompak yaitu lemniskus medialis
melalui medula oblongata, pons, dan otak tengah. Serabut berakhir
dengan bersinaps dengan ordo ke tiga dalam nukleus postero
lateralis ventralis thalamus.
Akson neuron ordo ke tiga meninggalkan dan melintas melalui
posterior capsula minterna dan corona radiata untuk mencapai
daerah somestetik pada gyrus postcentralis cortek cerebri. Paruhan
conteralateral tubuh diwakili secara terbalik, tangan dan mulut
diinferior. Dengan cara ini, kesan seperti raba dengan tingkat
intensitas halus, lokalisasi yang tepat dan diskriminasi dua titik
dapat diapresiasi. Rasa getaran dan posisi bagian tubuh yang
berbeda-beda dapat diketahui secara sadar.
Sejumlah serabut dalam fasciculus cuneatus segmen servikalis dan
thorakalis atas, setelah berakhir pada neuron ordo kedua nukleus
cuneatus, direlay dan berjalan sebagai akson neuron ordo kedua
untuk memasuki cerebellum melalui pedunkulus cerebellaris inferior
sisi yang sama . lintasan ini disebut Tractus Cuneocerebellaris dan
serabut diketahui sebagai serabut arkuata externa. Fungsi serabut
ini untuk mengalirkan informasi rasa otot sendi ke cerebellum
TRACTUS SPINOCEREBELLARIS POSTERIOR UNTUK RASA SENDI
OTOT KE CEREBELLUM
TRAKTUS SPINOCEREBELLARIS POSTERIOR