Anda di halaman 1dari 8

Histologi Meninges Susunan saraf pusat dilindungi oleh tengkorak dan kolumna vertebralis.

Ia juga dibungkus membrane jaringan ikat yang disebut meninges.Dimulai dari lapisan paling luar, berturutturut terdapat dura mater, araknoid, dan piamater.Araknoid dan piamater saling melekat dan seringkali dipandang sebagai satu membrane yang disebut pia-araknoid. a. Dura mater Dura mater adalah meninges luar, terdiri atas jaringan ikat padat yang berhubungan langsung dengan periosteum tengkorak. Dura mater yang membungkus medulla spinalis dipisahkan dari periosteum vertebra oleh ruang epidural, yang mengandung vena berdinding tipis,jaringan ikit longgar, dan jaringan lemak. Dura mater selalu dipisahkan dari araknoid oleh celah sempit, ruang subdural. Permukaan dalam dura mater, juga permukaan luarnya pada medulla spinalis, dilapisi epitel selapis gepeng yang asalnya dari mesenkim. b. Araknoid Araknoid mempunyai 2 komponen: lapisan yang berkontak dengan dura mater dan sebuah system trabekel yang menghubungkan lapisan itu dengan piamater. Araknoid terdiri atas jaringan ikat tanpa pembuluh darah.Permukaannya dilapisi oleh epitel selapis gepeng seperti dura mater.Karena medulla spinalis araknoid itu lebih sedikit trabekelnya, maka lebih mudah dibedakan dari piamater. Pada beberapa daerah, araknoid menerobos dura mater membentuk julursn-juluran yang berakhir pada sinus venosus dalam dura mater.Juluran ini, yang dilapisi oleh sel-sel endotel dari vena disebut Vili Araknoid. Fungsinya ialah untuk menyerap cairan serebrospinal ke dalam darah dari sinus venosus. c. Pia mater Pia mater terdiri atas jarinagn ikat longgar yang mengandung banyak pembuluh darah.Meskipun letaknya cukup dekat dengan jaringan saraf, ia tidak berkontak dengan sel atau serat saraf.Di antara pia mater dan elemen neural terdapat lapisan tipus cabang-cabang neuroglia, melekat erat pada pia mater dan membentuk barier fisik pada bagian tepi dari susunan saraf pusat yang memisahkan SSP dari cairan brospinal. Piamater menyusuri seluruh lekuk permukaan susunan saraf pusaf dan menyusup kedalamnya untuk jarak tertentu bersama pembuluh darah. pia mater di lapisioleh sel-sel gepeng yang berasal dari mesenkim. Pembuluh darah menembus susunan saraf pusat melalai torowongan yang dilapisi oleh piamater ruang perivaskuler.

Sawar Darah Otak Sawar darah otak merupakan barier fungsional yang mencegah masuknya beberapa substansi,seperti antibiotic dan bahan kimia dan toksin bakteri dari darah ke jaringan saraf. Sawar darah otak ini terjadi akibat kurangnya permeabilitas yang menjadi ciri kapiler darah jaringan saraf.Taut kedap, yang menyatukan sel-sel endotel kapiler ini secara sempurna merupakan unsur utama dari sawar.Sitoplasma sel-sel andotel ini tidak bertingkap, dan terlihat sangat sedikit vesikel pinositotik. Perluasan cabang sel neuroglia yang melingkari kapiler ikut mengurangi permeabilitasnya. PLEKSUS KOROID DAN CAIRAN SEREBROSPINAL Pleksus Koroid Pleksus koroid terdiri atas lipatan-lipatan ke dalam dari pia mater yang menyusup ke bagian dalam ventrikel.Ia ditemukan pada atap ventrikel ketiga dan keempat dan sebagian pada dinding ventrikel lateral. Ia merupakan struktur vasikular yang terbuat dari kapiler venestra yang berdilatasi. Pleksus koroid terdiri atas jaringan ikat longgar dari pia mater, dibungkus oleh epitel selapis kuboid atau silindris. Fungsi utama pleksus koroid adalah membentuk cairan serebrospinal,yang hanya mengandung sedikit bahan padat dan mengisi penuh ventrikel, kanal sentral dari medulla spinalis, ruang subaraknoid, dan ruang perivasikular. Ia penting untuk metabolisme susunan saraf pusat dan merupakan alat pelindung, berupa bantalan cairan dalam ruang subaraknoid. Cairan itu jernih, memiliki densitas rendah, dan kandungan proteinnya sangat rendah.Juga terdapat beberapa sel deskuamasi dan dua sampai lima limfosit per milliliter. Cairan serebrospinal mengalir melalui ventrikel, dari sana ia memasuki ruang subaraknoid.Disini vili araknoid merupakan jalur utama untuk absorbsi CSS ke dalam sirkulasi vena. Menurunnya proses absorsi cairan serebrospinal atau penghambatan aliran keluar cairan dari ventrikel menimbulkan keadaan yang disebut hidrosefalus, yang mengakibatkan pembesarab progresif dari kepala dan disertai dengan gangguan mental dan kelemahan otot.

Meningitis meningokokus adalah radang selaput otak / sumsum tulang belakang yang terjadi secara akut. Penyakit ini cepat menular, dapat menyebabkan kematian dan bila sembuh dapat meninggalkan gejala sisa akibat kerusakan di otak.

Penyakit ini dikenal juga dengan nama Meningococcal infection, Carebrospinal fever, Meningococcemia GEJALA DAN TANDA KLINIS Gejala dan tanda klinis Meningitis meningokokus adalah demam (panas tinggi) yang mendadak, nyeri kepala, mual, muntah, kaku kuduk, ketahanan yang melemah, kemerahan dikulit yang berupa petechiae atau vesicular dan pada stadium lanjut kesadaran menurun sampai koma serta terjadi perdarahan echymosis (Benenson, 1987). AGEN PENYEBAB Penyebab penyakit adalah bakteri Neisseriae meningitidis (N.meningitidis) disebut juga Meningokokus Neisseriae adalah sekelompok kokus gram negatif. Ciri khas organisma ini adalah diplokokus gram negatif, tidak bergerak dan tidak membentuk spora. Meningokokus ini dapat dikiasifikasikan dalam beberapa group yaitu A, B, C, D, I, H, K, L, X, Y, Z, W-135 dan 29 E. Group Asering sebagai penyebab wabah, sedangkan dalam keadaan endemis umumnya group B dan C. Kuman ini dapat dimatikan cepat dengan pengeringan, sinar matahari, pemanasan basah dan desinfektan, tetapi tahan pada pembekuan (udara dingin). RESERVOIR Manusia adalah satu-satunya tuan rumah (reservoir) alami bagi Neisseriae meningitidis patogen (Benenson 1987, Anjaparidze 1996). PENYEBARAN INFEKSI Meningokokus umumnya ditularkan melalui sekret respirasi, hidung dan tenggorokan (droplet infection). Hampir semua infeksi didapat dari carrier yang jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan dengan kasusnya. Carrier N.meningitidis adalah orang yang mengidap kuman tersebut tanpa adanya gejala klinis. Kuman tersebut bersarang dalam nasofaring beberapa bulan lamanya. Ratio kasus dengan carrier didaerah endemis adalah 1 : 10.000, sedangkan didaerah epidemi 1 :100. Diperkirakan dengan carrier rate 20% dari suatu populasi dapat merupakan ancaman untuk terjadinya out break, tetapi perkiraan ini tidak banyak dianut lagi karena out break dapat terjadi pada carrier rate rendah sedangkan out break lebih ditentukan oleh sifat virulensikumannya (WHO 1995). Penularan pada umumnya melatui kontak Iangsung (erat) dengan kasus atau Carrier nya. Pada jarak lebih dan 100 cm diduga dapat menghindari penularan meningokokus (Goldsneider et al, 1969). Penularan penyakit masih dapat berlangsung terus hingga 24 jam setelah pengobatan (Benenson 1987). PATOGENESIS Kuman N. meningitidis masuk kedalam tubuh manusia melalui saluran nafas bagian atas.

Umumnya wabah Meningitis meningokokusterjadi pada musim panas yang panjang dan kering. Perbedaan suhu tubuh dan udara dilingkungannya serta pengaruh udara yang kering dapat menyebabkan kerusakan sel (lesi epithel mukosa) karena terjadinya denaturalisasi pencairan selaput lemak sel sehingga terjadi kerusakan mitochandria yang akan mengakibatkan terjadinya metabolik asidosis dan hypoxia cellulair. Kondisi ini akan mempermudah masuknya bakteri kedaiam tubuh yang kemudian akan berkembang biak di selaput nasofaring. Orang yang terpajan N. meningitis dapat berkembang menjadi dua kemungkinan yaitu: Orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala sakit, walaupun kumannya bersarang didalam nasofaring, orang tersebut sebagai carrier. Orang yang terinfeksi menjadi penderita Meningitis meningokokus. Kuman N. mengitidis akan masuk kedalam tubuh kemudian menyebar lewat aliran darah yang dapat mengakibatkan lesi metastatik pada berbagai tempat dibadan misalnya kulit, meningen, persendian, mata dan paru-paru. Manifestasi klinik yang tampak akan bergantung kepada seberapa jauh lokalisasi metastasenya. Kelainan Pasca Meningitis Penderita Meningitis meningokokus yang sudah diobati dapat ditemukan gejala sisa (squale), berupa hydrocefalus, tuli, buta dan para paresis (Benenson 1987, Jannis 1995). MASA INKUBASI Masa inkubasi bervariasi antara 2 - 10 hari, umumnya 3 - 4 hari DIAGNOSA KERJA Diagnosa ditegakkan berdasarkan 1. Anamnesa -Demam mendadak -Sakit kepala -Mual dan muntah -Anorexia -Kejang -Sakit pada sendi. 2. Gejala dan Tanda a. Rangsangan meningeal - Kaku kuduk - Tanda kernig - Tanda Brudzinski

b. Kemerahan dikulit rash,petechiae, vesicular, echymosis c. Kesadaran menurun, dellirium kemudian shock. 3. Laboratorium a. Terhadap penderita dilakukan a1. Pemeriksaan darah -Darah tepi * lekositosis/kadang-kadang leukopenia * Trombosit normal atau menurun -Kultur -Pemeriksaan serum secara Eliza dan Bactericidal anti body test. a.2 Pemeriksaan liquor carebro spinalis (LCS) -Warna dan kekeruhan (dapat tak berwarna, jernih, dapat keruh). -Tekanan dengan manometer, biasa 20 cm HG. -Kuantitative protein dengan Nonne dan Pandy : + (keruh,penggumpalan). -Pemeriksaan kualitatif : Cel (PMN & MN) -Preparat dibanding langsung dengan pewarna : Gram dan BTA. -Kultur * Diplokokus Gram (-) * Oxidase (+) * Fermentasi glucose dan maltose, tetapi tidak pada lactose. b. Terhadap orang kontak : dilakukan pengambilan usap nasofaring, kemudian diperiksa secara makroskopis dan kultur. DIAGNOSA BANDING 1. Perdarahan sub arachnoid 2. Abses retrofaring 3. Demam typhoid 4. Encephalitis 5. Tatanus 6. Sengatan panas 7. Pneumonia 8. Psikosis KERENTANAN DAN KEKEBALAN Kerentanan untuk menimbulkan gejala klinik adalah rendah, tetapi untuk menjadi carrier sangat besar, kekebalan sementara dapat terjadi setelah serangan sub klinik. Kekebalan terhadap Meningitis meningokokus serogroup A dan C dapat diperoleh dengan imunisasi. Vaksin yang diberikan adalah Mencevak AC berupa bubuk kering polisacharida murni yang diambil dari bahan N. meningitidis group AC. Vaksin disimpan dalam kemasan botol (flacon) 5 ml disertai pelarutnya 5 ml. Vaksin ini stabil dalam suhu penyimpanan 2 s.d 8 derajad Celcius. Dosis penyuntikan 0,5 cc yang diberikan sub cutan.

Effek samping tidak ada, atau sangat ringan hariya berupa rash. Pembentukan antibody dalam tubuh 10 s.d 14 hari setelah vaksinasi. Efekasi vaksin 95% dengan kekebalan ditubuh selama 2 s.d 3 tahun. Vaksin ini tidak boleh diberikan (kontra indikasi) pada wanita hamil.

Penyakit Meningitis Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meninges, yaitu membrane atau selaput yang melapisi otak dan syaraf tunjang. Meningitis dapat disebabkan berbagai organisme seperti virus, bakteri ataupun jamur yang menyebar masuk kedalam darah dan berpindah kedalam cairan otak. Pasien yang diduga mengalami Meningitis haruslah dilakukan suatu pemeriksaan yang akurat, baik itu disebabkan virus, bakteri ataupun jamur. Hal ini diperlukan untuk spesifikasi pengobatannya, karena masing-masing akan mendapatkan therapy sesuai penyebabnya. Penyebab Penyakit Meningitis Meningitis yang disebabkan oleh virus umumnya tidak berbahaya, akan pulih tanpa pengobatan dan perawatan yang spesifik. Namun Meningitis disebabkan oleh bakteri bisa mengakibatkan kondisi serius, misalnya kerusakan otak, hilangnya pendengaran, kurangnya kemampuan belajar, bahkan bisa menyebabkan kematian. Sedangkan Meningitis disebabkan oleh jamur sangat jarang, jenis ini umumnya diderita orang yang mengalami kerusakan immun (daya tahan tubuh) seperti pada penderita AIDS. Bakteri yang dapat mengakibatkan serangan meningitis diantaranya : 1. Streptococcus pneumoniae (pneumococcus). Bakteri ini yang paling umum menyebabkan meningitis pada bayi ataupun anak-anak. Jenis bakteri ini juga yang bisa menyebabkan infeksi pneumonia, telinga dan rongga hidung (sinus). 2. Neisseria meningitidis (meningococcus). Bakteri ini merupakan penyebab kedua terbanyak setelah Streptococcus pneumoniae, Meningitis terjadi akibat adanya infeksi pada saluran nafas bagian atas yang kemudian bakterinya masuk kedalam peredaran darah. 3. Haemophilus influenzae (haemophilus). Haemophilus influenzae type b (Hib) adalah jenis bakteri yang juga dapat menyebabkan meningitis. Jenis virus ini sebagai penyebabnya infeksi pernafasan bagian atas, telinga bagian dalam dan sinusitis. Pemberian vaksin (Hib vaccine) telah membuktikan terjadinya angka penurunan pada kasus meningitis yang disebabkan bakteri jenis ini.

4. Listeria monocytogenes (listeria). Ini merupakan salah satu jenis bakteri yang juga bisa menyebabkan meningitis. Bakteri ini dapat ditemukan dibanyak tempat, dalam debu dan dalam makanan yang terkontaminasi. Makanan ini biasanya yang berjenis keju, hot dog dan daging sandwich yang mana bakteri ini berasal dari hewan lokal (peliharaan). 5. Bakteri lainnya yang juga dapat menyebabkan meningitis adalah Staphylococcus aureus dan Mycobacterium tuberculosis. Tanda dan Gejala Penyakit Meningitis Gejala yang khas dan umum ditampakkan oleh penderita meningitis diatas umur 2 tahun adalah demam, sakit kepala dan kekakuan otot leher yang berlangsung berjam-jam atau dirasakan sampai 2 hari. Tanda dan gejala lainnya adalah photophobia (takut/menghindari sorotan cahaya terang), phonophobia (takut/terganggu dengan suara yang keras), mual, muntah, sering tampak kebingungan, kesusahan untuk bangun dari tidur, bahkan tak sadarkan diri. Pada bayi gejala dan tanda penyakit meningitis mungkin sangatlah sulit diketahui, namun umumnya bayi akan tampak lemah dan pendiam (tidak aktif), gemetaran, muntah dan enggan menyusui. Penanganan dan Pengobatan Penyakit Meningitis Apabila ada tanda-tanda dan gejala seperti di atas, maka secepatnya penderita dibawa kerumah sakit untuk mendapatkan pelayan kesehatan yang intensif. Pemeriksaan fisik, pemeriksaan labratorium yang meliputi test darah (elektrolite, fungsi hati dan ginjal, serta darah lengkap), dan pemeriksaan X-ray (rontgen) paru akan membantu tim dokter dalam mendiagnosa penyakit. Sedangkan pemeriksaan yang sangat penting apabila penderita telah diduga meningitis adalah pemeriksaan Lumbar puncture (pemeriksaan cairan selaput otak). Jika berdasarkan pemeriksaan penderita didiagnosa sebagai meningitis, maka pemberian antibiotik secara Infus (intravenous) adalah langkah yang baik untuk menjamin kesembuhan serta mengurang atau menghindari resiko komplikasi. Antibiotik yang diberikan kepada penderita tergantung dari jenis bakteri yang ditemukan. Adapun beberapa antibiotik yang sering diresepkan oleh dokter pada kasus meningitis yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae dan Neisseria meningitidis antara lain Cephalosporin (ceftriaxone atau cefotaxime). Sedangkan meningitis yang disebabkan oleh bakteri Listeria monocytogenes akan diberikan Ampicillin, Vancomycin dan Carbapenem (meropenem), Chloramphenicol atau Ceftriaxone. Treatment atau therapy lainnya adalah yang mengarah kepada gejala yang timbul, misalnya sakit kepala dan demam (paracetamol), shock dan kejang (diazepam) dan lain sebagainya. Pencegahan Tertularnya Penyakit Meningitis Meningitis yang disebabkan oleh virus dapat ditularkan melalui batuk, bersin, ciuman, sharing makan 1 sendok, pemakaian sikat gigi bersama dan merokok bergantian dalam satu batangnya. Maka bagi anda yang mengetahui rekan atau disekeliling ada yang mengalami meningitis jenis ini haruslah berhati-hati. Mancuci tangan yang bersih sebelum makan dan setelah ketoilet umum, memegang hewan peliharaan. Menjaga stamina (daya tahan) tubuh dengan makan bergizi dan berolahraga yang teratur adalah sangat baik menghindari berbagai

macam penyakit. Pemberian Imunisasi vaksin (vaccine) Meningitis merupakan tindakan yang tepat terutama didaerah yang diketahui rentan terkena wabah meningitis, adapun vaccine yang telah dikenal sebagai pencegahan terhadap meningitis diantaranya adalah ; - Haemophilus influenzae type b (Hib) - Pneumococcal conjugate vaccine (PCV7) - Pneumococcal polysaccharide vaccine (PPV) - Meningococcal conjugate vaccine (MCV4)

http://www.scribd.com/doc/58442491/Sap-Meningitis

Anda mungkin juga menyukai