DAFTAR
ISI........................................................................................................................
...........
BAB I
PENDAHULUAN.............................................................................. 2
BAB II
LAPORAN
KASUS............................................................................ 4
BAB III
PEMBAHASAN................................................................................. 6
BAB IV
TINJAUAN
PUSTAKA.................................................................... 15
BAB V
KESIMPULAN.................................................................................. 26
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................................
... 27
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit gout adalah suatu penyakit yang di tandai suatu serangan mendadak dan
berulang dari arthritis dan terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal
monosodium urat, yang terkumpul di dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar
asam urat di dalam darah (hiperurisemia). Gout pun penyakit dimana terjadi
penumpukan asam urat dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi yang
meningkat, pembuangannya melalui ginjal yang menurun, atau akibat peningkatan
asupan makanan kaya purin. Gout terjadi ketika cairan tubuh sangat jenuh akan asam
urat karena kadarnya yang tinggi. Gout ditandai dengan serangan berulang dari
arthritis (peradangan sendi) yang akut, kadang-kadang disertai pembentukan kristal
natrium urat besar yang dinamakan tophus, deformitas (kerusakan) sendi secara
kronis, dan cedera pada ginjal.
Gout dibagi menjadi bentuk primer dan sekunder. Gout primer adalah kasus gout
di mana penyebabnya tidak diketahui atau akibat kelainan proses metabolisme dalam
tubuh yang terjadi pada pria dan wanita pascamenopause (10:1) dengan prevalensi di
inggris sebesar 3/1000. Hiperurisemia yang terjadi bersifat familial dan riwayat gout
di keluarga di temukan 30% kasus. Gout sekunder adalah kasus di mana penyebabnya
dapat diketahui. Gout sangat terkait dengan obesitas, hipertensi, hiperlipidemia, dan
diabetes mellitus.
2
Beberapa jenis makanan dan minuman yang diketahui bisa meningkatkan kadar
asam urat adalah alkohol, ikan hearing, telur, dan jeroan, dan jeroan merupakan
sumber senyawa sangat potensial.
Konsumsi jeroan memperberat kerja enzim hipoksantin untuk mengolah purin.
Akibatnya banyak sisa asam urat di dalam darahnya, yang berbentuk butiran dan
mengumpul di sekitar sendi sehingga menimbulkan rasa sangat sakit. Asam urat
merupakan hasil metabolisme di dalam tubuh, yang kadarnya tidak boleh berlebih.
Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap metabolisme
normal dihasilkan asam urat. Sedangkan pemicunya adalah makanan dan senyawa
lain yang banyak mengandung purin. Sebetulnya, tubuh menyediakan 85 persen
senyawa purin untuk kebutuhan setiap hari. Ini berarti bahwa kebutuhan purin dari
makanan hanya sekitar 15 persen.
Tidak semua keluhan nyeri sendi atau sendi yang bengkak itu berarti asam
urat. Untuk memastikannya perlu pemeriksaan laboratorium. Yang dimana
apabila mencurigai gout di harapkan pada pemeriksaan lab di temukan Asam
urat serum meningkat, leukositosis, LED meningkat. Dan juga memerlukan
pemeriksaan radiologi dan aspirat cairan sendi untuk bisa menegakan
diagnosis pada pasien yang di curigain gout.
BAB II
LAPORAN KASUS
Tn. Nurdin Nyeri Sendi
Seorang pria 28 tahun datang ke poliklinik RS, jam 10 pagi dengan keluhan nyeri
sendi pada kaki kiri dan siku sejak 2 hari yang lalu.
Nama
: Nurdin
Usia
: 28 tahun
Suku
: Padang
Pekerjaan
: Karyawan swasta
Status
: Menikah, 1 anak
Alamat
Pasien mengeluh mengeluh nyeri sendi sejak 2 hari yang lalu. Mula-mula nyeri pada
ibu jari kaki kiri yang semakin lama semakin berat. Nyeri dirasakan berdenyut dan
tidak hilang walaupun istirahat, dan tidak terpengaruh aktivitas. 1 hari kemudian
timbul bengkak kemerahan pada sendi ibu jari tersebut, dan mulai timbul nyeri pada
siku kiri yang juga diikuti oleh bengkak dan kemerahan. Disamping itu pasien juga
4
mengeluh tidak enak badan dan sedikit demam. Pasien mengakui tidak ada riwayat
cedera sebelumnya. Sebelumnya pasien mengaku menghadiri undangan makan malam
dan banyak makan udang dan hati. Sejak 1 tahun yang lalu pasien mengaku mulai
mengalami keluhan serupa tetapi pada kaki kanan, keluhan berkurang setelah minum
obat anti nyeri yang yang diberi dari dokter. Setelah beberapa bulan kemudian, nyeri
dan bengkak pada sendi kambuh kembali dan sembuh setelah minum obat anti nyeri
dari dokter. Keluhan saat ini merupakan keluhan yang ke 3 sejak 1 tahun yang lalu.
Pasien mengaku tidak memiliki riwayat kencing manis dan tekanan darah tinggi.
Pasien mengaku tidak menjaga pola makan, serta gemar makan daging, jeroan dan
sea food. Keluarga tidak ada yang memiliki keluhan seperti ini.
Status Generalis
Kesadaran
:130/85 mmHg
: 88x/menit
TB
: 170 cm
BB
: 80 kg
Suhu
: 37,5 C
Pernafasan
: 12x/menit
Kulit
Thorax
Paru
Look/Inspeksi
Oedem pada dorsum pedis terutama, pada sendi metatarsophalangeal 1
sinistra tampak hiperemis mengkilat. Oedem dan hiperemis pada articulation
cubiti sinistra.
Feel/Palpasi
5
Nyeri tekan dan teraba hangat pada massa disendi MTP 1 sinistra, dan
olecranon pada articulation cubiti (elbow) sinistra.
Move/Gerak
Pasien hanya mampu melakukan sedikit gerakan aktif sendi MTP 1, karena
sangata nyeri. Sedangkan gerakan flexi dan extensi articulation cubiti sinistra
dapat dilakukan maksimal tetapi terdapat nyeri gerak.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Anamnesis
Identitas Pasien
Nama
: Nurdin
Usia
: 28 tahun
Suku
: Padang
Pekerjaan
: Karyawan swasta
Status
: Menikah, 1 anak
Alamat
Pasien mengeluh mengeluh nyeri sendi sejak 2 hari yang lalu. Mula-mula
nyeri pada ibu jari kaki kiri yang semakin lama semakin berat. Nyeri dirasakan
berdenyut dan tidak hilang walaupun istirahat, dan tidak terpengaruh aktivitas.
1 hari kemudian timbul bengkak kemerahan pada sendi ibu jari tersebut, dan
mulai timbul nyeri pada siku kiri yang juga diikuti oleh bengkak dan
kemerahan.
Keluhan saat ini merupakan keluhan yang ke 3 sejak 1 tahun yang lalu.
Sejak 1 tahun yang lalu pasien mengaku mulai mengalami keluhan serupa
tetapi pada kaki kanan, keluhan berkurang setelah minum obat anti nyeri yang
yang diberi dari dokter.
Setelah beberapa bulan kemudian, nyeri dan bengkak pada sendi kambuh
kembali dan sembuh setelah minum obat anti nyeri dari dokter.
Pasien mengaku tidak memiliki riwayat kencing manis dan tekanan darah
tinggi.
Riwayat Kebiasaan
-
Pasien mengaku tidak menjaga pola makan, serta gemar makan daging, jeroan
dan sea food.
Riwayat Keluarga
-
o Apakah nyeri yang dirasakan disertai dengan kekakuan? Jika disertai dengan
kekakuan apakah lebih dari satu jam?
o Bagaimana sifat nyerinya artikular (sakit pada gerakan aktif dan pasif) atau non
artikular (sakit pada gerakan pasif)?
o Apakah factor yang memperberat atau memperingan nyeri?
o Bagaimana riwayat kebiasaan pasien? Apakah pasien mengkomsumsi alcohol?
Berdasarkan keluhan utama pasien yaitu nyeri sendi, kami membuat hipotesis sebagai
berikut:
-
Osteoartritis
Gout Artritis
Rheumatoid Artritis
Repetitive injury
Berikut table mengenai daftar masalah pada pasien dan hipotesis yang mendukung :
Daftar Masalah
Hipotesis
Gout Artritis
Gout Artritis, RA
Gout Artritis
B. Pemeriksaan Fisik
Adapun hasil pemeriksaan fisik yang didapat pada pasien ini adalah
Pemeriksaan Fisik
Interpretasi
Keadaan Umum:
Tampak sangat kesakitan
Tanda Vital:
Kesadaran Compos Mentis
Normal
Normal
Meningkat
Bradipneu
Status Generalis :
Kulit tampak tidak anemis
Thorax :
COR : Bunyi jantung dbn
Paru : Suara napas dbn
10
Feel (palpasi) :
Nyeri tekan dan teraba hangat pada
inflamasi
sinistra.
Move (gerak) :
Pasien hanya mampu melakukan sedikit
gerakan aktif MTP 1 , karena sangat nyeri.
Sedangkan gerakan fleksi dan ekstensi
articulation cubiti sinistra dapat dilakukan
maksimal tetapi terdapat nyeri gerak.
11
Hemoglobin
Leukosit
Eritrosit
LED
: 40 mm/jam ( N : < 10 )
Asam urat
: 15 mg/dl
( N : 3,2 8 mg/dl )
SGOT
: 20 u/l
( N : < 25 u/l )
SGPT
: 27 u/l
( N : < 30 u/l )
Ureum
: 22 mg/dl
( N : 8 -25 mg/dl )
Kreatinin
GD puasa
: 95 mg/dl
( N : 70 110 mg/dl )
batas normal bisa diindikasikan karena faktor inflamasi, dimana pasien dalam saat
pemeriksaan tekanan darah agak meninggi, dimana kita ketahui dalam proses
inflamasi permeabilitas kapiler semakin tinggi sehingga banyak cairan dan zat lain
yang bisa keluar ke ruang interstisial. Dalam hal ini bisa saja Hb menurun di vaskular
karena terdorong oleh tekanan darah yang sedang meninggi sehingga ikut keluar
kedalam jaringan dan jumlah di vaskularnya menurun.
Leukosit dan LED meningkat sehubungan dengan adanya penumpukan MSU
dalam sendi sehinggga mekanisme pertahanan tubuh seperti leukosit monosit lainnya
ikut berperan dalam pembasmian benda asing tersebut sehingga kadar meningkat,
bagi LED hal ini menunjukan adanya proses inflamasi yang kronis dan juga akibat
inflamasi. Begitu pula hal nya dengan eritrosit yang meningkat berkaitan kompensasi
dari adanya inflamasi.
Asam
urat
yang
meninggi
dalam
pemeriksaan
laboratorium
darah
mengindikasikan kepada jumlah kadar asam urat yang berlebihan di dalam darah
dimana kita tau bahwa pasien ini telah mengkonsumsi makanan yang mengandung
purin secara berlebihan dan juga pasien telah punya riwayat gout di masa lalunya.
Aspirasi cairan sendi siku
-
monosodium urat, dimana kristal ini sangat berpendar sehingga pada mikroskop
polarisasi tampak sangat terang.
-
12
Viskositas sedang
Cairan sendi normal sangat kental dan viskositas tinggi, karena tingginya
BJ
pH
Urin tampung 24 jam : Asam urat : 800 mg/24jam ( N : 250- 750mg/24 jam )
Meningkat karena adanya intake asam urat berlebih di darah dan terkompensai
di urin yang mengeluarkan asam urat trsebut sehingga kadar di urin meningkat
Pemeriksaan radiologi
13
Celah sendi
kristal urat
-
Soft tissue
Pedis sinistra AP :
-
Celah sendi
: menyempit
Tulang
Soft tissue
: membengkak/ swelling
E. Diagnosis
Gout arthritis kronik dengan ekserbasi akut
F. Penatalaksanaan
Medika mentosa
Untuk serangan akut diberikan :
14
Kolkisin : merupakan anti inflamasi untuk penyakit pirai dan tidak memiliki efek
analgesik indikasi dari obat ini sediri obat terpilih untuk penyakit pirai, profilaksis
untuk serangan penyakit pirai,dan mencegah serangan obat urikosurik dan alopurinol
Hindari makanan tinggi purin,karena dapat memicu meningkatnya kadar asam urat
G. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien ini antara lain:
-
15
Batu urat
Konsentrasi asam urat di dalam urin yang meningkat pada hiperurisemia dapat
menimbulkan pembentukan batu ginjal.
H. Prognosis
Ad vitam
: ad bonam
Ad sanationam
: dubia ad bonam
Ad functionam
: dubia ad bonam
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
ARTICULATIO CUBITI / ELBOW JOINT
16
Terdiri dari 3 persendian yang terdapat diantara tulang-tulang humerus, radius dan
ulna, yaitu:
a.
sendi humeroulnaris (ulnar joint) dibentuk oleh trochea humeri yang berpasangan
dengan incisura trochlearis dari ulna. Persendian antara humerus da ulna merupakan
suatu sendi engsel (hinge joint).Gerakan pada sendi ini adalah flexi dan extensi
antebrachii.
b.
sendi
humeroradialis
dibentuk
oleh
capitulum
humeri
dan
fovea
17
radii,
c.
Sendi radio ulnaris proximalis dibentuk oleh caput radii dan incisura radialis ulna
memungkinkan gerakan pronasi dan supinasi. Persendian antara os. Ulna dan os.
Radius adalah pivot joint.
yaituligamentum
collaterale
18
ARTICULATIO METATARSOPHALANGEAL I
Persendian atau articulatio metatarsophalangeal terletak diantara os. Metatarsal I dan
pxoximal phalang I.
HISTOLOGI
Sendi merupakan tempat pertemuan dua atau lebih tulang.Sendi dapat dibagi
menjadi tiga tipe menurut strukturnya, yaitu sendi fibrosa dimana tidak terdapat
lapisan kartilago, antara tulang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa, dan dibagi
menjadi dua subtipe yaitu sutura dan sindemosis.Kemudian yang kedua adalah sendi
kartilaginosa dimana ujungnya dibungkus oleh kartilago hialin, disokong oleh
ligament, sedikit pergerakan, dan dibagi menjadi subtipe yaitu sinkondrosis dan
simpisis dan yang ketiga adalah sendi sinovial.Sendi sinovial merupakan sendi yang
dapat mengalami pergerakkan, memiliki rongga sendi dan permukaan sendinya
dilapisi oleh kartilago hialin.Kapsul sendi membungkus tendon-tendon yang melintasi
19
20
Sendi sinovial tersusun atas tulang rawan sendi yang tersusun atas tulang
rawan hialin yang berfungsi untuk melindungi tulang dari benturan dan meredam
tekanan.Rongga sendi sebagai tempat cairan sinovial, cairan sinovial berasal dari
filtrasi darah yang disekresikan fibroblast dalam membrane sinovial, cairan ini
berfungsi sebagai pelumas untuk mempermudah gerakan. Kemudian terdapat juga
reinforcing ligamen berfungsi untuk mempertebal kapsul sendi, reinforcing ligament
terbagi menjadi dua yaitu extracapsular ligament yang berada di luar kapsul sendi dan
intracapsular ligamen yang berada di dalam. Terdapat juga syaraf akan mendeteksi
rasa nyeri pada persendian dan memonitor peregangan pada sendi. Dan pembuluh
darah untuk membentuk cairan sinovial.
METABOLISME PURIN
Peningkatan kadar asam urat serum dapat disebabkan oleh pembentukan berlebihan
atau penurunan eksresi asam urat, ataupun keduanya. Asam urat adalah produk akhir
metabolisme purin. Secara normal, metabolisme purin menjadi asam urat dapat
21
diterangkan sebagai berikut. Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de
novo dan jalur penghematan (salvage pathway).
1. Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melalui
prekursor nonpurin. Substrat awalnya adalah ribosa-5-fosfat, yang diubah
melalui serangkaian zat antara menjadi nukleotida purin (asam inosinat, asam
guanilat, asam adenilat). Jalur ini dikendalikan oleh serangkaian mekanisme
yang kompleks, dan terdapat beberapa enzim yang mempercepat reaksi yaitu:
5-fosforibosilpirofosfat (PRPP) sintetase dan amidofosforibosiltransferase
(amido-PRT). Terdapat suatu mekanisme inhibisi umpan balik oleh nukleotida
purin yang terbentuk, yang fungsinya untuk mencegah pembentukan yang
berlebihan.
2. Jalur penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purin melalui basa
purin bebasnya, pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan. Jalur ini
tidak melalui zat-zat perantara seperti pada jalur de novo. Basa purin bebas
(adenin, guanin, hipoxantin) berkondensasi dengan PRPP untuk membentuk
prekursor nukleotida purin dari asam urat. Reaksi ini dikatalisis oleh dua
enzim: hipoxantin guanin fosforibosiltransferase (HGPRT) dan adenin
fosforibosiltransferase (APRT).
DEGRADASI NUKLEOTIDA PURIN
Pada manusia hasil akhir katabolisme purin adalah asam urat. Sebagian mamalia
(tidak termasuk manusia) dapat mengoksidasi asam urat menjadi allantoin, yang
selanjutnya dapat didegradasi menjadi urea dan amonia.
Pembentukan asam urat
22
Tahapan reaksi pembentukan asam urat serta berbagai kelainan yang dapat terjadi
akibat defisiensi enzim yang terkait ditunjukan pada gambar 10.
1.
Gugus amino akan dilepaskan dari AMP membentuk IMP, atau dari adenosin
membentuk inosin (hipoxantin).
2.
IMP dan GMP oleh enzim 5-nukleotidase akan diubah ke bentuk nukleosida, yaitu
inosin dan guanosin.
3.
Purine nukleosida fosforilase akan menubah inosin dan guanosin menjadi basa purin,
yaitu hipoxantin dan guanin.
4.
5.
Hipoxantin akan dioksidasi oleh enzim xantin oksidase membentuk xantin, yang
selanjutnya akan dioksidasi kembali oleh enzim yang sama menjadi asam urat, yang
merupakan produk akhir dari proses degradasi purin pada manusia. Asam urat akan
diekskresikan ke dalam urin.
23
Ribonuklease
dan
deoksiribonuklease
yang
disekresi
oleh
pankreas
akan
dengan neuron susunan saraf pusat. Dari sini jaringan neuron tersebut akan naik ke
atas di menula spinalis menuju batang otak dan talamus. Selanjutnya terjadi hubungan
timbal balik antara talamus dan pusat-pusat yang lebih tinggi di otak yang mengurusi
respons persepsi dan afektif yang berhubungan dengan nyeri. Tetapi rangsangan
nosiseptif tidak selalu menimbulkan persepsi nyeri dan sebaliknya persepsi nyeri bisa
terjadi tanpa stimulasi nosiseptif. Terdapat proses modulasi sinyal yang mampu
mempengaruhi proses nyeri tersebut, tempat modulasi sinyal yang paling diketahui
adalah pada kornu dorsalis medula spinalis. Proses terakhir adalah persepsi, dimana
pesan nyeri di relay menuju ke otak dan menghasilkan pengalaman yang tidak
menyenangkan.
GOUT ARTRITIS
Definisi
Gout Artritis (pirai) adalah istilah yang dipakai untuk sekelompok penyakit
gangguan metabolit yang terjadi karena deposisi kristal monosodium urat pada
jaringan atau akibat supersaturasi asam urat dalam cairan ekstraseluler. Menurut
pengertian Depkes (1992), gout artritis adalah peradangan akibat adanya endapan
kristal asam urat pada sendi dan jari..
Epidemiologi
Gout Artritis lebih sering terjadi pada laki-laki dewasa ketimbang
perempuan.Prevalensi GA di Amerika Serikat adalah 13.6/1000 pria dan 6.4/1000
perempuan. Hal ini dikarenakan, pada kondisi normal peningkatan kadar urat serum
pria akan terjadi setelah pubertas. Sedangkan pada wanita akan terjadi setelah
menopause. Gout cenderung dialami pria karena perempuan mempunyai hormon
estrogen yang ikut membantu pembuangan asam urat lewat urine.Sementara pada
pria, asam uratnya cenderung lebih tinggi daripada perempuan karena tidak memiliki
hormon estrogen tersebut.
Etiologi
Etiologi dari penyakit Gout adalah kelainan metabolik akibat dari faktorfaktor resiko yaitu intake berlebihan, produksi berlebih dan ekskresi yang berkurang
25
dari asamurat.Berdasarkan hal tersebut Gout dibedakan menjadi dua sifat yaitu, Gout
Primer dan Gout Sekunder:
1.
Gout Primer merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang
berlebihanatau akibat penurunan ekskresi asam urat.
2.
Gout sekunder disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebihan atau
ekskresi asam urat yang berkurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obatobat tertentu.
Patofisiologi
Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin. Namun normalnya
90% dari hasil metabolit nukleotida adenine, guanine, dan hipoxantine akan
disunakan kembali untuk dibentuk kembali masing-masing menjadi AMP, IMP, dan
GMP oleh adenine fosforibosiltransferase (APRT) dan hipoxantin guanine
fosforibosiltransferase (HGPRT). Hanya sisanya yang akan diubah menjadi xantine,
dan selanjutnya menjadi asam urat oleh xantine oxidase. Asam urat memiliki
kelarutan yang semakin rendah pada suhu yang rendah dan pH yang rendah.Ini
merupakan alasan mengapa gout bisa terjadi pada hiperurisemia.
Hiperurisemia pada penderita banyak terjadi akibat asupan purin yang banyak
(seperti juga pada kasus pasien ini) seperti mengonsumsi jeroan, kaldu daging, ikan,
kerang, dll. Sehingga dalam jangka lama kristal natrium urat akan berulang kali
mengendap. Sedangkan pada kasus yang jarang, hiperurisemia juga dapat disebabkan
oleh defisiensi HGPRT parsial sehingga perbandingan metabolit nukleotida yang
digunakan kembali menurun, dan karena itu asam urat akan lebih banyak dibentuk.
Karena kelarutannya yang rendah pada cairan synovial dan pada suhu rendah, serta
karena jari lebih dingin daripada inti tubuh, kristal urat lebih sering mengendap di
ujung sendi terutama kaki (mikrotofi). Keadaan-keadaan tertentu seperti obesitas dan
alkohol, juga dapat meningkatkan metabolisme nukleotida adenine sehingga
memudahkan pengendapan kristal.
Serangan gout terjadi jika kristal urat (mungkin sebagai akibat dari trauma)
secara tiba-tiba dilepaskan dari mikrotofi, yang kemudian akan dikenali sistem imun
sebagai antigen. Hal ini menyebabkan aktivasi komplemen.Aktivasi C1q melalui jalur
klasik menyebabkan aktivasi kolikrein dan berlanjut dengan mengaktifkan Hageman
faktor (Faktor XII) yang penting dalam reaksi kaskade koagulasi. Ikatan partikel
dengan C3 aktif (C3a) merupakan proses opsonisasi sehingga selanjutnya dapat
26
2.
Tofi (timbunan asam urat yang dikelilingi reaksi radang pada sinovia, tulang rawan,
bursa, dan jaringan lunak)terbukti mengandung kristal urat berdasarkan pemeriksaan
kimiawi dan mikroskopik dengan sinar terpolarisasi.
3.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Tofi (deposit besar dan tidak teratur dari natrium urat) di kartilago artikular
(tulang rawan sendi) dan kapsula sendi
i.
Hiperurisemia (kadar asam urat dalam darah pria lebih dari 7,5 mg/dL dan
pada wanita lebih dari 6 mg/dL)
j.
k.
27
1.
Tahap Akut
Pada tahap Acute ini terjadi pembengkakan dan nyeri yang meningkat,
biasanya pada sendi ibu jari kaki pada persendian Metatarsophalangeal. Rasa
sakit biasanyameningkat dalam 2x24 jam dan akan hilang dengan sendirinya.
Bengkaknya bersifat unilateral, tidak simetris, dan akan terjadi peradangan
local. Pada tahap ini jangan diberikan obat anti asam urat.
2.
Tahap Interkritik
Tahap Interkritik ini sifatnya asimptomatis, berarti tidak terdapat gejalagejala pada masa ini.Hal ini bisa berlangsung 2 sampai 7 tahun
lamanya.Namun, bisatimbul gejala apabila dipengaruhi fluktuasi asam
urat.Kebanyakan orangmengalami serangan gout berulang dalam waktu
kurang dari 1 tahun jika tidak diobati.Maka pada tahap ini dapat diberikan obat
anti asam urat.
3.
Tahap Kronik
Tahap terakhir ini adalah tahap dengan timbunan asam urat yang
makin bertambah dalam beberapa tahun jika pengobatan tidak dimulai.Pada
tahap inilah tofi terbentuk akibat insolubilitas asam urat.Rasa sakit kembali
ada tetapi dengan intensitas nyeri yang tidak seperti fase akut.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Pasien ini menderita gout arthritis fase kronik dengan ekserbasi akut. Dan dilihat dari
epidemiologi penyakit gout banyak ditemukan pada pria dibandingkan dengan wanita.
28
Penyakit gout adalah suatu penyakit yang di tandai suatu serangan mendadak
dan berulang dari arthritis dan terasa sangat nyeri karena adanya endapan
kristal monosodium urat, yang terkumpul di dalam sendi sebagai akibat dari
tingginya kadar asam urat di dalam darah (hiperurisemia).
Penatalaksanaan pada pasien ini secara medikamentosa dan nonmendikamentosa. Untuk medikamentosa psien ini dapat diberikan : NSAID
(indometasin 150-200mg/hari diberikan sampai nyeri hilang), Kolkisin yang
merupakan anti inflamasi untuk penyakit pirai dan tidak memiliki efek analgesic
indikasi dari obat ini sediri obat terpilih untuk penyakit pirai, profilaksis untuk
serangan penyakit pirai,dan mencegah serangan obat urikosurik dan alopurinol.
Sedangkan untuk non-medikamentosa dapat diberikan edukasi
seperti: hindari
makanan tinggi purin karena dapat memicu meningkatnya kadar asam urat,
mengkonsumsi makanan tinggi
DAFTAR PUSTAKA
1. Resmisari T, Liena, editors. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta:
EGC; 2007. p.250
2. Tehupeiory ES. Artritis Pirai (Artritis Gout). In: Sudoyo AW, Setiyohadi B,
Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5 th
ed. Jakarta: Interna Publishing; 2009. p.2557
29
30