OLEH :
Mawati manalu
032019077
EtiologiMeningitis
Mycobacterium Tuberculosis termasuk golongan ordo Actinomycetales, familia
Mycobacteriaceae dan genus Mycobacterium. Kuman Mycobacterium Tuberculosis berbentuk
batang, ramping, tidak bergerak, berukuran panjang 1-4 mikrometer dan lebar 0,3-0,6
mikrometer. Widagdo, dkk(2013), mengatakan meningitis dapat disebabkan oleh berbagai
macam organisme: Haemophilus influenza, Neisseria meningitis (Meningococus), Diplococus
pneumonia, Streptococcus group A, Pseudomonas, Staphylococcus aureus, Escherichia coli,
Klebsiella, Proteus. Paling sering klien memiliki kondisi predisposisi seperti: fraktur tengkorak,
infeksi, pembedahan otak atau spinal, dimana akan meningkatkan terjadinya meningitis.
a. Meningitis bakteri
Organisme yang paling sering pada meningitis bakteri adalah: Haemophilus
influenza, Streptococcus pneumonia, Neisseria meningitides, dan Staphylococcus
aureus. Protein di dalam bakteri sebagai benda asing dan dapat menimbulkan respon
peradangan.Neutropil, monosit, limfosit dan yang lainnya merupakan sel-sel sebagai
respon peradangan.Eksudat terdiri dari bakteri fibrin dan leukosit yang dibentuk di
ruang subaraknoid. Penumpukan didalam cairan serebrospinal akan menyebabkan
cairan menjadi kental sehingga dapat menggangu aliran serebrospinal di sekitar otak
dan medulla spinalis. Sebagian akan menganggu absorbsi akibat granulasi arakhnoid
dan dapat menimbulkan hidrosefalus. Penambahan eksudat di dalam ruang
subaraknoid dapat menimbulkan peradangan lebih lanjut dan peningkatan tekanan
intrakranial. Eksudat akan mengendap di otak dan saraf-saraf kranial dan spinal. Sel-
sel meningeal akan menjadi edema, membran sel tidak dapat lebih panjang mengatur
aliran cairan yang menujuh atau keluar dari sel.
b. Meningitis virus
Tipe meningitis ini sering disebut sebagai aseptik meningitis.Meningitis ini terjadi
sebagai akibat dari berbagai macam penyakit virus yang meliputi measles, mumps,
herpes simplex dan herpes zoster.Pembentukan eskudat pada umumnya terjadi diatas
korteks serebral, substansi putih dan meningens.
Kerentanan jaringan otak terhadap berbagai macam virus tergantung pada tipe sel yang
dipengaruhi.Virus herpes simplex merubah metabolisme sel, yang mana secara cepat
menyebabkan perubahan produksi enzim atau neurotransmitter yang menyebabkan disfungsi dari
sel dan kemungkinan kelainan neurologi.
Nurarif dan Kusuma (2016), mengatakan penyebab meningitisada 2 yaitu:
a. Pada orang dewasa, bakteri penyebab tersering adalah Dipiococus pneumonia dan
Neiseria meningitidis, stafilokokus, dan gram negative.
b. Pada anak-anak bakteri tersering adalah Hemophylus influenza, Neiseria meningitidis
dan diplococcus pneumonia.
PatofisiologiMeningitis
Infeksi mikroorganisme terutama bakteri dari tonsil, bronkus, saluran cerna.
Diotak mikoorganisme berkembang biak membentuk koloni. Toksik yang dihasilan oleh
mikoorganisme melalui hematogen sampai ke hipotalamus.
Manifestasi KlinisMeningitis
1). ARAKHNOIDITIS PROLIFERASI (Proliferative arachnoiditis)
Terutama ditemukan pada bagian basis otak, berupa eksudat meningen yang tebal,
lengket dan menyerupai massa, meluas dari pons sampai nervi optikus, terutama
didaerah khiasma optikus. Arakhnoiditis optokismatik pada keadaan kronis akan
mengganggu fungsi nervi optikus.
2). VASKULITIS
Menyebabkan trombosis dan infarak berdarah yang mengenai pembuluh darah
didaerah basis atau yang melalui eksudat spinalis atau didalam parenkim otak.
Mikrobakterium juga dapat langsung menginvasi tunika adventisia dan mengawali
proses vaskulitis. Rekasi neutrofil awal yang diikuti oleh infiltrasi limfosit, sel plasma
dan makrofag akan menimbulkan terjadinya kerusakan tunika adventisia yang luas dan
memutuskan serabut elastin dan akhirnya akan merusak tunika intima. Kadang- kadang
degenerasi fibrinoid dalam arteri kecil dan vena dapat menyebakan aneurisma, trombus multipel
atau perdarahan fokal masing-masing atau bersama- sama.
3). HIDROSEFALUS
Pada meningitis tuberkulosis eksudat basal terutama terdapat di daerah fosa
interpedunkuler dan sisterna basal lain termasuk sisterna ambiens dan pontis.Hal ini
mengakibatkan tersumbatnya aliran liquor di daerah sekitar batang otak bagian atas
sehingga membentuk hidrosefalus internal. Berat dan cepatnya dilatasi ventrikel
lateral dapat disebabkan oleh tersumbatnya akuaduktus oleh eksudat sekitarnya atau
tuberkulosa kecil di daerah akuaduktus.
Head CT scan serial berguna untuk identifikasi komplikasi yang baru terjadi seperti
hidrosefalus, area kalsifikasi, ensefalomalasia, osteitis tuberkulosa dari kranium, dan
osteomastoiditis tb.
MRI lebih sensitif daripada Head CT untuk mendeteksi adanya meningitis basal,
infark serebri, hidrosefalus dan tuberkuloma pada parenkim.
4. Arteriografi
dapat menunjukkan adanya arteritis pada sirkulus Willisi atau cabang- cabangnya yang
terlibat dalam proses meningitis basal. Pembuluh darah yang terkena ditemukan adanya
penyempitan dan oklusi yang ditandai dengan area yang irregular.
5. Reaksi imunologis
terhadap tuberculosis diperlihatkan oleh test kulit tuberculin ( Test
Mantoux).Tuberkulin sendiri adalah material protein yang dibentuk oleh mikobakterium
tuberkulosa. Campuran protein ini dikenal sebagai PPD (Purified Protein Derivate). Test
Mantoux umumnya positif, tetapi pada 25% kasus dapat memberikan reaksi negatif, terutama
pada kasus lanjut, pasien yang mendapat pengobatan kortikosteroid atau pada keadaan umum
yang buruk, keadaan malnutrisi, kelemahan umum dan imunosupresi oleh penyakit sistemik
yang berat.
2.7 KomplikasiMeningitis
a. Hiddrosefalus obstruktif
b. Meningococcal friderichsen (mengingocemia)
c. Sindrom Water friderichsen (septik syok,DIC,perdarahan adrenal)
d. SIADH (Syndrome Inappropriate AntidiureticHormone)
e.Efusi subdural
f. Kejang
g. Edema dan herniasi serebral
h. Cerebral palsy
i. Gangguan mental
j. Gangguan belajar
k. Attention deficit disorder
Terapi yang diberikan pada penyakit meningitis tuberkulosa ada dua yaitu
Pemberian terapi farmakologis meliputi cairan intravena Ringer Laktat,
kortikosteroid deksametason intravena 5mg / 8 jam, obat anti tuberkulosis (OAT)
berupa rifampisin 450 mg, isoniazid 200 mg, pirazinamid 1000 mg, etambutol
750 mg, streptomisin injeksi 750 mg, dan parasetamol 3x500 mg per Naso Gastric
Tube (NGT).
Terapi non farmakologis meliputi observasi tandatanda vital dan tirah baring serta
diet cair per NGT.
Phaytway Meningitis
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2010.Buku Keperawatan Medikal Medah Edisi 12. EGC: Jakarta
Eka, A. 2017.Jurnal Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat Tentang
Penyakit Meningitis di Kelurahan Soataloara II Kecamatan Tahuna Kabupaten
Kepulauan Sangihe.Volume 5
Karema, Winifred.(2017). Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat Tentang
Penyakit Meningitis di Kelurahan Soataloara II Kecamatan Tahuna Kabupaten
Kepulauan Sangihe.Volume 5, Nomor 2