A. Latar Belakang
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2
yang disebabkan oleh bakteri berakibat lebih fatal dibandingkan
meningitis penyebab lain karena mekanisme kerusakan dan gangguan otak
yang disebabkan oleh bakteri maupun produk bakteri lebih berat. 1
Infectious Agent meningitis purulenta mempunyai kecenderungan pada
golongan umur tertentu, yaitu golongan neonatus paling banyak
disebabkan oleh E.Coli, S.beta hemolitikus dan Listeria monositogenes.
Golongan umur dibawah 5 tahun(balita) disebabkan oleh H.influenzae,
Meningococcus dan Pneumococcus. Golonganumur 5-20 tahun
disebabkan oleh Haemophilus influenzae, Neisseria meningitidis dan
Streptococcus Pneumococcus, dan pada usia dewasa (>20 tahun)
disebabkan oleh Meningococcus, Pneumococcus, Stafilocccus,
Streptococcus dan Listeria. Penyebab meningitis serosa yang paling
banyak ditemukan adalah kuman Tuberculosis dan virus.5 Meningitis yang
disebabkan oleh virus mempunyai prognosis yang lebih baik, cenderung
jinak dan bisa sembuh sendiri. Penyebab meningitis virus yang paling
sering ditemukan yaitu Mumps virus, Echovirus, dan Coxsackie virus,
sedangkan Herpes simplex, Herpeszooster, dan enterovirus jarang menjadi
penyebab meningitis aseptic (viral).6
3
tengkorak untuk membentuk falksserebrum, tentorium serebelum
dan diafragma sella.
4
kuman bisa juga terjadi akibat trauma kepala dengan fraktur terbuka atau
komplikasi bedah otak 11.
5
makopapular yang tidak gatal di daerah wajah, leher, dada, badan, dan
ekstremitas. Gejala yang tampak pada meningitis Coxsackie virus yaitu
tampak lesi vasikuler pada palatum, uvula, tonsil, dan lidah dan pada tahap
lanjut timbul keluhan berupa sakit kepala, muntah, demam, kaku leher,
dan nyeri punggung.13
6
(+) bila ekstensi sendi lutut tidak mencapai sudut 135° (kaki tidak
dapat di ekstensikan sempurna) disertai spasme otot paha biasanya
diikuti rasa nyeri.
7
2.7.2 Pemeriksaan darah
2.8 Penatalaksanaan
2.8.1 Antibiotika
8
2.8.2 Kortikosteroid
9
BAB III KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
6. Jellife, D., 1994. Kesehatan Anak di Daerah Tropis, Edisi Keempat. Bumi
Aksara, Jakarta.
8. Musfiroh, S., dkk., 2000. Tuberkulosis Sistem Saraf Pusat di RSUP Dr.Sardjito
Yogyakarta. Berkala Ilmu Kedokteran, Vol.32, No.3, FK Universitas Gadjah
Mada.
11. Suwono, W., 1996. Diagnosis Topik Neurologi, Edisi Kedua. Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
11
12. Soegijanto, S., 2002. Ilmu Penyakit Anak: Diagnosa dan
Penatalaksanaan,Edisi Pertama. Salemba Medika, Jakarta.
13. Harsono, 1996. Buku Ajar Neurologi Klinis, Edisi Pertama. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
14. Meisadona, Gogor. Anne Dina Soebroto, Riwanti Estiasar, 2015. Diagnosis
dan Tatalaksana Meningitis Bakterialis. Departemen Neurologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta,
Indonesia
12