-+
DI SUSUN OLEH :
NIM : 1410105010
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.2 Epidemiologi
Angka kejadian meningitis pada laki-laki lebih tinggi daripada
perempuan terutama pada periode natal. Angka kesakitan tertinggi terjadi
setelah meningitis mengenai anak-anak pada neonates hingga umur dibawah
5 tahun.Pada anak usia lebih dari 2 bulan 95% meningitis disebabkan oleh
Hemofilus influenza, meningococcus, Pneumococcus.
Hemofilus influenza merupakan organism yang paling dominan
menyerang pada anak-anak di usia 3 bulan sampai 3 tahun.Infeksi
Escherichia coli jarang terjadi pada anak-anak dengan usia lebih dari satu
tahun. Meningitis meningococus terjadi pada bentuk epidemic dan ditularkan
melalui infeksi droplet dari sekresi nasofaring.Meningitis ini sering terjadi
pada anak-anak usia sekolah dan adolesens.
2.3 Etiologi
2.3.1 Penyebab meningitis terbagi atas beberapa golongan umur :
1. Neonatus
Pada bayi baru lahir biasanya meningitis disebabkan oleh bakteri
sepertiEserichia coli, Streptococcus beta hemolitikus, Listeria
monositogenes.
2. Anak di bawah 4 tahun
Pada usia ini biasanya meningitis disebabkan olehHemofilus
influenza, meningococcus, Pneumococcus.
3. Anak di atas 4 tahun dan orang dewasa
Pada anak usia diatas 4 tahun dan orang dewasa, meningitis dapat
terjadi karena bakteri seperti Meningococcus, Pneumococcus.
2. Meningitis virus
Meningitis virus atau aseptic meningitis disebabkan oleh
virus gondok, herpes simplek dan herpes zoster. Pada meningitis
virus tidak ditemukan adanya eksudat seperti yang terjadi pada
meningitis bakteri dan juga tidak ditemukan organisme pada kultur
cairan otak. Respon jaringan otak terhadap virus bervariasi
tergantung jenis sel yang terlibat.Pada meningitis virus ini
peradangan terjadi di seluruh korteks cerebri dan lapisan otak.
2.4 Klasifikasi
2.4.1 Meningitis Kriptikokus
Meningitis kriptikokus adalah meningitis yang disebabkan
oleh jamur kriptokokus.Jamur kriptokokkus ini bisa masuk ke
tubuh manusia saat menghirup debu atau tahi burung yang kering.
Kriptokokus ini dapat menginfeksikan kulit, paru, dan bagian
tubuh lain. Gejala pada meningitis ini muncul secara
perlahan.Gejala pertama yang muncul termasuk demam, kelelahan,
pegal-pegal pada leher, sakit kepala, kebingungan, penglihatan
mulai kabur, mual dan muntah.Sakit kepala yang ditimbulkan
sangat sulit untuk ditoleransi, bahkan tidak mampu diredakan oleh
paracetamol.
Untuk menentukan diagnosis harus dilakukan tes
laboratorium.Tes ini menggunakan darah atau cairan sumsum
tulang belakang. Tes untuk kriptokokus ini ada dua cara yatu tes
CRAG dan tes biakan. Pada tes CRAG, mencari antigen (protein)
yang dihasilkan oleh jamur kriptokokus. Tes ini cepat dilakukan
dan hasilnya dapat dilihat pada hari yang sama.Sedangkan pada tes
biakan, mencoba menumbuhkan jamur kriptokokkus.Tes ini
membutuhkan waktu satu minggu atau lebih untuk menunjukkan
hasil yang positif (Yayasan Spiritia, 2006).
2.4.2 Viral meningitis
Viral meningitis termasuk penyakit ringan.Penyebab
meningitis viral di dunia termasuk enterovirus, virus campak,
VZV, danHIV. Meningitis ini memiliki gejala yang hampir mirip
dengan sakit flu biasa, dan gejala pertama yang muncul hampir
sama dengan gejala meningitis kriptokokus. Biasanya demam yang
terjadi sering pada 38-40 derajat dan diikuti kejang.
Untuk mengetahui diagnose meningitis viral harus
dilakukan pungsi lumbal, dan pemeriksaan penunjang seperti
pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan hematologi dan
kimia, pemeriksaan CSF, dan CT Scan.
2.4.3 Bacterial meningitis
Bacterial meningitis merupakan penyakit yang serius.Salah
satu bakteri penyebab meningitis bakterial adalah meningococcal
bacteria.Gejala yang ditumbulkan seperti timbul bercak kemerahan
atau kecoklatan pada kulit. Bercak kemerahan yang timbulakan
berkembang menjadi memar yang dapat mengurangi suplai darah
ke organ-organ lain dalam tubuh sehingga berakibat fatal dan
menyebabkan kematian.
2.4.4 Meningitis Tuberkulosis Generalisata
Meningitis ini disebabkan oleh kuman mikobakterium
tuberkulosa varian hominis.gejala pertama yang ditimbulkan
meliputi demam, obstipasi, muntah dan mual, kelelahan, dan
ditemukan tanda-tanda perangsangan meningen seperti kaku
kuduk, abdomen tampak cekung, gangguan saraf otak dan suhu
badan yang tidak stabil. Untuk menentukan diagnose harus
dilakukan pemeriksaan cairam seperti cairan otak, darah, radiologi,
dan tes tuberculin.
2.4.5 Meningitis Purulenta
Penyebab meningitis purulenta diantaranya Diplococcus
pneumonia (pneumokok), Neisseria meningitides (meningokok),
Stretococcus haemolyticus, Staphylococcus aureus, Haemophilus
influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae,
Pneudomonas aeruginosa.Gejala yang dapat timbul pada
meningitis purulenta yaitu demam tinggi, menggigil, kaku kuduk,
tingkat kesadaran menurun, nyeri kepala, mual dan mntah serta
nyeri pada punggung dan sendi.Pada diagnosis dapat dilakukan
pemeriksaan cairan otak, antigen bakteri pada cairan otak, darah
tepi, elektrolit darah, biakan dan test kepekaan sumber infeksi,
radiologik, pemeriksaan EEG. (Harsono., 2003)
2.5 Patofisiologi
Otak memiliki 3 lapisan, yaitu durameter, arachnoid, dan
piameter.Cairan otak dihasilkan di dalam pleksus choroid yang
bergerak/mengalir melalui sub arachnoid dalam sistem ventrikuler dan
seluruh otak serta sumsum tulang belakang, cairan direabsorbsi melalui vili
arachnoid yang berstruktur eperti jari-jari di dalam lapisan sub arachnoid.
Organisme virus/bakteri yang dapat menyebabkan meningitis masuk
cairan otak melalui aliran darah di dalam pembuluh darah otak.Cairan (secret
hidung) atau secret teliga akibat fraktur tulang tengkorak dapat menyebabkan
meningitis karena hubungan langsung antara cairan otak dengan lingkungan
luar, mikrorgansme yang masuk berjalan ke cairan otak melalui ruangan
subarachnoid.Adanya mikroorganisme yang patologis merupakan penyebab
terjadinya peradangan pada piameter, arachnoid, cairan otak dan ventrikel.
B. Pengobatan simtomatik
1. Diazepam IV; 0,2-0,5 mg/kg/dosis, atau rectal: 0,4-0,6
mg/kg/dosis
2. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian
a. Fenitoin 5 mg/kg/24jam, 3 kali sehari atau
b. Fenobarbital 5-7 mg/kg/24jam, 3 kali sehari
Turunkan panas:
4.1 Pengkajian
Tanda-tanda vital
1. Peningkatan suhu lebih dari normal, yaitu 38-41 ‘C, dimulai dari
fase sistemik, kemerhan, panas, kulit kering, berkeringat.Keadaan
tersebu dihubungkan dengan proses inflamasi dan iritasi meningen
yang sudah mengganggu pusat pengatur suhu tubuh
2. Penurunan denyut nadi, berhubungan dengan tanda peningkatan
tekanan intracranial
3. Peningkatan frekuensi pernapasan, berhubungan dengan laju
metabolism umum dan adanya infeksi pada sistem pernapasan
sebelum mengalami meningitis
B1 (breathing)
B2 (Blood)
B3 (Brain)
Tingkat kesadaran
Fungsi serebri
Pemeriksaan reflex
Gerakan involunter
Sistem sensorik
B4 (Bladder)
B5 (Bowl)
B6 (Bone)
1. Resiko Setelah dilakukan tindakan 1. Monitoring tekanan 1. Perubahan tekanan CSS, akibat
ketidakefektifan keperawatan selama x24 jam. intrakarnial. ICP herniasi batang otak yang
perfusi jaringan Resiko perubahan perfusi Monitoring membutuhkan tindakan segera.
2. Bertujuan untuk mencegah
otak b.d gangguan jaringan menjadi adekuat. 2. Management pengobatan
peningkatan tekanan
transport oksigen Kriteria Hasil: (monitoring pemberian intrakranial.
melalui membran terapi farmakologi untuk 3. Bertujuan untuk meningkatkan
kapilermenuju 1. Tekanan darah sistolik mengurangi TIK). aliran darah (vena) dari kepala.
otak oleh (n=100-140 mmHg). 3. Identifikasi terjadinya 4. Bertujuan untuk
eksudasi pus Sistolic blood resiko lainnya meminimalkan fluktuasi aliran
akibat reaksi pressure berhubungan dengan vaskuler.
2. Tekanan darah 5. Menurunkan permeabilitas
inflamasi peningkatan TIK
diastolik (n=80-100 kapiler, membatasi edema
(infeksi). serebral, mengurangi resiko
mmHg). Diastolic 4. Ajarkan patofisiologi dan peningkatan TIK.
blood pressure prognosis dari
3. Keseimbangan cairan. Meningitis. Teanching:
Fluid balance Disease Process
4. Saturasi oksigen 95- 5. Ajarkan pola diet, sesuai
100%. Oxygen dengan kondisi pasien
saturation Meningitis. Teaching:
5. Tidak ada mual, Prescribed Diet
muntah dan nyeri. 6. Ajarkan prosedur dan
Nausea, vomitting, terapi Meningitis pada
and pain klien. Teaching:
Procedure/Treatment
7. Monitoring tanda-tanda
vital. Vital Sign
Monitoring
2. Hyperthermia b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau suhusetiap 2 jam 1. Karena suhu pasien dengan
a. Dehidrasi keperawatan x24jam, 2. Pantau warna kulit dam suhu hipertermi dapat beruabah-
b. Agen diharapkan jalan nafas pasien 3. Monitor TD, nadi, RR ubah setiap waktu.
kembali efektif. Kriteria 4. Monitor intake dan output 2. Warna kulit pasien dengan
faramasi
Hasil: 5. Anjurkan asupan cairan oal hipertermi, kemerahan dan
1. Tekanan darah sistolik sedikitnya 2 liter sehari akral teraba hangat-panas
normal. Penigkatan Kolaborasi: berikan obat (sesuai suhu tubuh) akibat dari
2. Tekanan darah antipiretik bila perlu proses infeksi (kolor, dolor,
rubor, fusiolesa)
diatolik normal.
3. TTV merupakan acuan untuk
Peningkatan mengetahui keadaan umum
3. Pasien tidak pasien
mengalami 4. Pasien dengan hipertermi, akan
kelemahan/fatigue mengalami dehidrasi (turgor
kulit buruk)
5. Dengan bantuan intake cairan
yang cukup, cairan tubuh yang
hilang dapat terganti.
Antibiotik digunakan untuk
mengatasi infeksei yang
menyebabkan hipertemi pada
pasien.
3. Nyeri Akut b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Berikan lingkungan yang 1. Menurunkan reaksi terhadap
Cedera agen keperawatan selama x24jam tenang dan nyaman. stimulasi eksternal, sensitivitas
biologis (infeksi, rasa nyeri kepala pada pasien 2. Bantu pasien untuk terhadap cahaya,
berkurang dan hilang. menemukan posisi yang meningkatkan istirahat atau
iskemia,
Kriteria Hasil: nyaman, posisi kepala yang relaksasi
neoplasma) Pain control lebih tinggi 2. Menurunkan iritasi meningeal
a. Mengetahui penyebab 3. Tingkatkan tirah baring, dan 3. Menurukan aktivitas atau
timbulnya nyeri bantu pasien dalam gerakan yang dapat
pemenuhan KDM utama menyebabkan nyeri
b. Menjelaskan faktor
4. Pantau TTV pada pasien 4. Perubahan pada (TD, Nadi,
penyebab 5. Kaji tingkat nyeri pada dan RR) menggambar kondisi
c. Dapat memantau nyeri pasien PQRST pasien
yang dirasakan 5. Untuk mengetahui tingkatan
d. Dapat melakukan nyeri dan mengetahui
pencegahan untuk permasalahn, serta cara
terjadinya nyeri mengatasinya.
e. Menyatakan gejala
nyeri yang dirasakan
dapat terkontrol
4.4 Implementasi
DAFTAR PUSTAKA
Judit dan Nancy.2015. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta: EGC
[serial online]https://www.scribd.com/doc/47840799/Referat-meningitis-viral
[diakses pada tanggal 19 Maret 2016]
[serialonline]http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23705/4/Chapter
%20II.pdf [diakses pada tanggal 19 Maret 2016]
[serial online]http://eprints.unlam.ac.id/206/1/HULDANI%20-%20DIAGNOSIS
%20DAN%20PENATALAKSANAAN%20MENINGITIS
%20TUBERKULOSIS.pdf [diakses pada tanggal 19 Maret 2016]
http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id/file_digital/Nintya%20Zeina%20Dini.pdf
https://www.academia.edu/9130465/Laporan_kasus_meningitis_TB
Pathways
Infeksi saluran Perluasan langsung dari Implantasikan langsung Aspirasi cairan amion
pernapasan atas, otitis infeksi di sinus tindakan bedah otak, saat bayi lahir
media, infeksi gigi, paranasalis mastoid, pungsi lumbal
mastoiditis abses otak
Edema otak
bakterimia Kolonisasi dan Bakteri melekat di sel epitel
memperbanyak diri mukosa
Peningkatan TIK
Pembentukan eksudat,
vaskulitis dan hipoperfusi peningkatan Bakteri masuk ke
komponen darah di aliran balik vena ke
Keringat serebral jantung
Reabsorbsi CSS
berlebih/
terganggu
diaphoresis
Perubahan pada
Gangguan perfusi Kelainan system RAS
jaringan serebral Ketidakefektifan
depolarisasi ion
bersihan jalan
Sakit kepala Peningkatan napas
Hiperaktifitas neuron metabolisme
Resiko cidera
Nyeri akut kejang
KASUS
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Nama : Tn. X
Umur : 16 Tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan :-
Alamat : Jelbuk, Jember
Status : Belum Menikah
MRS : 10 April 2016
Diagnosa medis : Meningitis
b. Identitas orang tua/ penanggung jawab
Nama Ayah : Tn. S
Usia : 50 Tahun
Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam
Alamat : Jelbuk, Jember
Penghasilan : Rp. 300.000,00
c. Keluhan utama
Penurunan kesadaran
d. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dibawa oleh keluarganya kerumah sakit Alhuda dengan keluhan
penurunan kesadaran.Keluarga mengatakan bahwa 2 hari kemarin, setelah
bangun tidur, pasien pingsan.Setelah sadar, seluruh badannya lemas dan tidur
terus menerus.Nafsu makan berkurang, dan merasa nyeri pada bagian
punggungnya.Malamnya pasien menggigil, mual dan muntah.Keesokan harinya
pasien masih tampak lemah, makan dibantu oleh ibunya diatas tempat tidur.
Tiga minggu sebelum pasien masuk rumah sakit pernah mengalami sakit
kepala yang hilang timbul (+).Sakit kepala terasa pada bagian kepala
belakang.Pasien disertai batuk, sputum (+), berdarah (-).Nafsu makan berkurang
dan BB pasien turun.
e. Riwayat Penyakit Dahulu
1. Pasien tidak memiliki riwayat kejang sebelumnya,
2. asma(-), dan
3. tidak ada riwayat trauma kepala.
f. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga belum ada yang mengalami keluhan seperti pasien.TB(-)
g. Riwayat pengobatan
Pasien belum pernah berobat sebelumnya.
h. Riwayat Alergi
Pasien tidak memiliki alergi makanan, obat-obatan dan debu
i. Pengkajian pola Gordon
1. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan.
Orang tua mengungkapkan bahwa sakit yang dialami anak adalah ujian
dan merupakan kurangnya menjaga kesehatan.Sebelum dibawa kerumah
sakit ibu sempat memberikan kompres kepada anak untuk mengurangi
demam pada anaknya.
2. Pola Nutrisi-Metabolik
Sebelum sakit pasien nafsu makan normal, tidak ada gejala mual dan
muntah.Saat sakit nafsu makan pasien berkurang, disertai mual dan muntah,
Berat Badan juga menurun dari sebelumnya.
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit, BAB pasien lancar, konsistensi normal baik dari jumlah,
warna dan tidak keras.Saat sakit BAB lancar, konsistensi lunak.Sedangkan
BAK sebelum sakit normal, frekuensi normal, warna kuning normal, darah
(-).Pada saat sakit BAK normal, dan tidak ada perubahan dari sebelumnya.
Kemampuan 0 1 2 3 4
perawatan diri
Makan minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
Keterangan
0: mandiri,
1: Alat bantu,
2: dibantu orang lain,
3: dibantu orang lain danalat,
4: tergantung total
Sebelum sakit pasien tidur dapat tidur dengan nyenyak sedangkan saat
sakit pasien kurang tidur karena nyeri kepala, demam yang naik turun.
8. Pola Peran-Hubungan
Hubungan pasien dengan keluarga cukup baik.Keluarga mendukung
untuk kesembuhan pasien.
9. Pola Seksual-Reproduksi
Sebelum sakit:-
Saat sakit: - .
10. Pola pertahanan diri (Toleransi-Stress-Koping)
pasien saat sakit lebih dekat dengan orang tuanya dan menganggap orang
tuanya yang selalu ada untuknya.
Pasien yakin bahwa sakit yang dialami adalah ujian dari Allah, dan
yakin bahwa Allah akan memberikan kesembuhan untuknya.
2. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : pasien tampak sakit sedang
Kesadaran : somnolen, GCS: 11 (E=2, V=4, M=5)
Tanda vital
a. Tekanan Darah : 120/90 mmHg
b. Nadi : 89 x/m
c. Frekuensi Nafas : 28 x/m
d. Temperatur : 38˚c
2.1 Status generalis
a) Kepala : normocephal (tidak terjadi malnutrisi), tidak mudah
dicabut, rambut hitam,
b) Leher : pembesaran kelenjar tiroid (-)
c) Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil bulat
isokor
d) Hidung : normotia, deviasi septum (-), sekret -/-, rhinore -/-
e) Telinga : normotia, otore -/-, serumen -/-
f) Mulut : caries (+), lidah kotor (+), tonsil T1-T1, faring tidak
hiperemis
g) Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran
h) Thorak:
1. Paru
Inspeksi : bentuk dada normochest. Pergerakan dinding dada
simetris
Palpasi : vokal fremitus paru kanan dan kiri simetris
Perkusi : sonor
Auskultasi: vesikuler +/+, rhonki +/+, wheezing -/-
2. Jantung
Bunyi jantung I & II regular, Gallop (-), mur-mur (-)
3. Abdomen
Inspeksi : datar
Palpasi : turgor kulit baik, hepar tidak teraba
Perkusi : suara timpani pada ke-4 kuadran
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstremitas : akar hangat +/+, edema -/-, RCT < 2 detik
2.2 Status Neurologis
Keadaaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : somnolen
Rangsang meniengal
a. Kaku Kuduk : (+)
b. Tanda Kerniq : (+)
c. Tanda Laseque : (-)
d. Tanda brudzinski I : (-)
e. Tanda brudzinski II : (-)
a. Muntah : (+)
b. Sakit kepala : (+)
c. Kejang : (+)
N.Cranialis
3. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan darah rutin ( H2TL) - lumbal pungsi
2. LED - tes mantoux
3. Fungsi hati
4. Fungsi ginjal
5. Elektrolit
6. Profil lipid
7. Asam urat
8. Foto thoraks
9. CT- Scan kepala
Terapi nonformakologi :Diit tinggi KH, Protein, rendah lemak
Terapi farmakologi :O2 2-3L/m
4. Data Penunjang
NOC :
NIC :
2. Resiko kekurangan volume cairan b/d asupan cairan tidak adekuat akibat
diare dan kelemahan yang ditandai dengan :
Data objektif
NOC :
NIC :