payudara.
2. Fase invasi: 1 – 5 tahun
Sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi melalui membran sel ke jaringan sekitarnya dan ke
pembuluh darah sera limfa
3. Fase desiminasi: 1 - 5 tahun Terjadi
penyebaran ke tempat lain
PATHWAY
tumor Payudara
Cemas
Kurang Informasi
Luka Operasi
(trauma jaringan)
Kurang
Pengetahuan
Resti infeksi
Emosional distress Kelemahan
(ketidakmampuan mengontrol nyeri) Perubahan penampilan
1. Terdapat massa utuh kenyal, biasa di kwadran atas bagian dalam, dibawah ketiak bentuknya tak
beraturan dan terfiksasi
2. Nyeri di daerah massa
3. Adanya lekukan ke dalam, tarikan dan refraksi pada area mammae
4. Edema dengan “peant d’ orange (keriput seperti kulit jeruk)
5. Pengelupasan papilla mammae
6. Adanya kerusakan dan retraksi pada area puting, keluar cairan spontan, kadang disertai darah
7. Ditemukan lessi pada pemeriksaan mamografi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Mamografi: memperlihatkan struktur internal payudara, dapat mendeteksi kanker yang tak teraba atau
tomur yang terjadi pada tahap awal.
2. Galaktografi: mamogram dengan kontras dilakukan dengan menginjeksikan zat kontras kedalam aliran
duktus.
3. Ultrasound: dapat membantu dalam membedakan antara massa padat dan kista dan pada wanita yang
jaringan payudaranya keras;hasil komplement dari mamografi.
reseptor kompleks estrogen-plus merangsang pertumbuhan dan pembagian sel. Kurang lebih dua
pertiga semua wanita dengan kanker payudara reseptor
estrogennya positif dan cenderung berespon baik terhadap terapi hormon menyertai terapi primer
untuk memperluas periode bebas penyakit dan kehidupan.
10. Foto dada, pemeriksaan fungsi hati, hitung sel darah, dan scan tulang: dilakukan untuk mengkaji
adanya metastase.
KOMPLIKASI
Metastase ke jaringan sekitar mellui saluran limfe (limfogen) ke paru, pleura, tulang dan hati.
PENATALAKSANAAN MEDIS
Ada 2 macam yaitu kuratif (pembedahan) dan poliatif (non pembedahan). Penanganan kuratif
dengan pembedahan yang dilakukan secara mastektomi parsial, mastektomi total, mastektomi radikal,
tergantung dari luas, besar dan penyebaran knker. Penanganan non pembedahan dengan penyinaran,
kemoterapi dan terapi hormonal.
1. Terapi kuratif :
a. Untuk kanker mamma stadium 0,I,II dan III
b. Terapi ajuvan
- operable (mastektomi simple)
➢ odema lengan
➢ mastitis karsionamtosa
c. Terapi bantuan ; roboransia
d. Terapi komplikasi , bila ada :
- patah, reposisi-fiksasi-imobilisasi dan radioterapi pada tempat patah
- Borok,perawatan borok
e. Terapi sekunder, bila ada
PROGNOSIS
Tujuan akhir dari suatu program ini bukan saja memperbaiki ketahanan hidup , tetapi juga perbaikan
penyembuhan sebab kanker yang diobatik pada stasium dini
dengan sendirinya menaikkan angka survival biarpun penyembuhannya belum tentu tercapai.
c. Konsep diri mengalmi perubahan pada sebagian besar klien dengan kanker mamma.
d. Pemeriksaan klinis ;
Mencari benjolan Karena organ payudara dipengaruhi oleh faktor hormone antara lain estrogen dan
progesterone, makas ebaiknya pemeriksaan ini dilakukan saat pengaruh hormonal ini seminimal
mungkin/setelah menstruasi
+ 1 minggi dari hari akhir menstruasi. Klien duduk dengan tangan jatuh ke samping dan pemeriksa
berdiri didepan dalam posisi yag lebih kurang sama tinggi.
1) Inspeksi
– Simetri mamma kiri-kanan
– Kelainan papilla. Letak dan bentuk, adakah putting susu, kelainan kulit,
tanda radang, peaue d’ orange, dimpling, ulserasi dan lain-lain. Inspeksi ini juga
dilakukan dalam keadaan kedua lengan diangkat ke atas untuk melihat apakah ada
bayangan tumor di bawah kulit yang ikut bergerak atau adakah bagian yang tertinggal,
dimpling dan lain-lain.
2) Palpasi
- X-foto thoraks
- Kalau perlu
❖ Galktografi
❖ Tulang-tulang
❖ USG abdomen
❖ Bone scan
❖ CT scan
b) Pemeriksaan laboratorium
- rutin, darah lengkap, urine
PRA OPERASI
f. Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, sosio
ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan
POST OPERASI
h. Nyeri berhubungan dengan prosedur pembedahan, trauma jaringan, interupsi saraf, diseksi
otot.
i. Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri b.d perubahan dalam penampilan sekunder
terhadap pemberian sitostatika.
j. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik yang
berhubungan dengan kanker, konsekwensi khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi
lambung, kurangnya rasa kecap, nausea), emotional distress, fatigue, ketidakmampuan mengontrol
nyeri ditandai dengan klien mengatakan intake tidak adekuat, hilangnya rasa kecap,
kehilangan selera, berat badan turun sampai 20% atau lebih dibawah ideal, penurunan massa otot
dan lemak subkutan, konstipasi, abdominal cramping.
k. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh sekunder dan
sistem imun (efek kemotherapi/radiasi), malnutrisi, prosedur invasive pembedahan
l. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pembedahan, efek radiasi dan
kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake nutrisi dan anemia.
m. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, gangguan neuromuscular, nyeri.
2. Perencanaan
PRE OPERASI
a. Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, sosio
ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan keluarga
ditandai dengan peningkatan tegangan,
mengekspresikan rasa
b. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya
informasi, misinterpretasi, keterbatasan kognitif ditandai dengan sering bertanya, menyatakan
masalahnya, pernyataan miskonsepsi, tidak
akurat dalam mengikiuti intruksi/pencegahan komplikasi.
Tujuan :
- Klien dapat mengatakan secara akurat tentang diagnosis dan
pengobatan pada tingkatan siap.
- Mengikuti prosedur dengan baik dan menjelaskan tentang alasan mengikuti
prosedur tersebut.
- Mempunyai inisiatif dalam perubahan gaya hidup dan
berpartisipasi dalam pengo- batan.
- Bekerjasama dengan pemberi informasi.
INTERVENSI RASIONAL
a. Review pengertian klien dan keluarga a. Menghindari adanya duplikasi dan
tentang diagnosa, pengobatan dan pengulangan terhadap pengetahuan klien.
akibatnya. b. Memungkinkan dilakukan
b. Tentukan persepsi pembenaran terhadap kesalahan persepsi dan
klien tentang kanker dan konsepsi serta kesalahan pengertian.
pengobatannya, ceritakan pada klien
tentang pengalaman klien lain yang
menderita kanker. c. Membantu klien dalam memahami proses
c. Beri informasi yang akurat dan faktual. penyakit.
Jawab pertanyaan secara spesifik,
hindarkan informasi
yang tidak diperlukan.
d. Berikan bimbingan kepada
klien/keluarga sebelum mengikuti d. Membantu klien dan keluarga dalam
prosedur pengobatan, therapy yang lama, membuat keputusan pengobatan.
komplikasi. Jujurlah
pada klien.
e. Anjurkan klien untuk memberikan
umpan balik verbal dan mengkoreksi e. Mengetahui sampai sejauhmana pemahaman
POST OPERASI
c. Nyeri berhubungan dengan prosedur pembedahan, trauma jaringan, interupsi saraf, diseksi otot.
Tujuan :
- Tampak rileks
d. Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri b.d perubahan dalam penampilan sekunder terhadap
pemberian sitostatika.
Tujuan :
Setelah diberikan tindakan perawatan, konsep diri dan persepsi klien menjadi stabil
Kriteria hasil :
INTERVENSI RASIONAL
a.Kontakdengankliena. Perasaanempatik
b.Berikan
klien dorongan pada untukmengekpresikan
yang ada.
b. Perasaan yang
perasaan dan pikiran tentang kondisi, diungkapakan pada orang yang dipercaya akan
kemajuan, prognose, sisem pendukung dan membuat perasaan lega dan tidak tekanan batin.
pengobatan.
c. Berikan informasi yang dapat
dipercaya dan klarifikasi c. Informasi yang
akurat memberikan masukan dan instropeksi diri
setiap mispersepsi tentang penyakitnya.
dalam menerima dirinya.
d. Bantu klien
d. Ektulisasi diri
mengidentifikasi potensial
dibutuhkan bagi klien dengan kaneker.
kesempatan untuk hidup mandiri melewati
hidup dengan kanker, meliputi hubungan
interpersonal, peningkatan pengetahuan,
kekuatan pribadi dan pengertian
e. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik yang
berhubungan dengan kanker, konsekwensi khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi
lambung, kurangnya rasa kecap, nausea),
emotional distress, fatigue, ketidakmampuan mengontrol nyeri ditandai dengan
klien mengatakan intake tidak adekuat, hilangnya rasa kecap, kehilangan selera, berat badan turun
sampai 20% atau lebih dibawah ideal, penurunan massa otot dan lemak subkutan, konstipasi, abdominal
cramping.
Tujuan :
- Klien menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab normal dan
ukuran triceps serta amati penurunan berat f. Agar klien merasa seperti berada dirumah
badan. sendiri.
c. Kaji pucat, penyembuhan luka yang
lambat dan pembesaran kelenjar parotis.
g. Untuk menimbulkan perasaan ingin
d. Anjurkan klien untuk makan/membangkitkan selera makan.
mengkonsumsi makanan tinggi kalori
dengan intake cairan yang adekuat.
Anjurkan pula makanan
antacida
k. Pasang pipa nasogastrik untuk k. Mempermudah intake makanan dan minuman
memberikan makanan secara enteral, dengan hasil yang maksimal dan tepat sesuai
imbangi dengan infus. kebutuhan.
f. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh sekunder dan sistem imun
(efek kemotherapi/radiasi), malnutrisi, prosedur invasive pembedahan.
Tujuan :
Hasil yang diharapkan : Pertahankan lingkungan akseptik yang aman,
mengidentifikasi faktor-faktor resiko individu dan intervensi untuk
mengurangi potensial infeksi.
INTERVENSI
Kaji balutan / luka untuk karakteristik drain
Awasi vital sign
Perhatikan prinsip septik, antiseptik setiap tindakan.
Ganti balutan / rawat luka tiap hari
h. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pembedahan, efek radiasi dan
kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake nutrisi dan anemia.
Tujuan :
INTERVENSI RASIONAL
a. Rencanakan periode istirahat yang cukup a. mengurangi aktivitas yang tidak diperlukan,
dan energi terkumpul dapat digunakan untuk
aktivitas seperlunya secar optimal.
b. Berikan latihan aktivitas secara b. tahapan-tahapan yang diberikan membantu
bertahap. proses aktivitas secara perlahan dengan
menghemat tenaga namun tujuan yang tepat,
mobilisasi dini.
c. mengurangi pemakaian energi sampai
c. Bantu pasien dalam kekuatan pasien pulih kembali.
memenuhi kebutuhan sesuai
kebutuhan. d. menjaga kemungkinan adanya respons
abnormal dari tubuh sebagai akibat dari latihan.
d. Setelah latihan dan aktivitas kaji
respons pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo Agung., Yasmin
Barbara, CL. 1996. Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses keperawatan).
Bandung.
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis, alih bahasa: Tim PSIK UNPAD
Edisi-6. EGC : Jakarta
dr. Budi Harapan Siregar,Sp.B. Catatan Kuliah Bedah Jilid 2. Makassar. Bursa Aesculapius.
Junaedi, Iskandar dr., (2007) Kanker. Jakarta : PT. Buana Ilmu Populer
Price, Sylvia Anderson, (1995) Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Prses Penyakit Edisi 4 buku 2 :
Jakarta EGC