Judi Patologis ditandai dengan judi maladaptif yang berulang dan menetap
dan menimbulkan masalah ekonomi serta gangguan yang signifikan di dalam
fungsi pribadi, sosial dan pekerjaan.Aspek perilaku maladaptif mencakup (1)
preokupasi terhadap judi; (2) kebutuhan untuk berjudi dengan jumlah uang yang
semakin bertambah untuk memperoleh kegairahan yang diinginkan;(3) upaya
berulang yang tidak berhasil untuk mengendalikan, mengurangi atau
menghentikan judi; (4) berjudi sebagai cara untuk melarikan diri dari masalah;
(5) berjudi untuk membalaskekalahan; (6) berbohong untuk menutupi tingkat
keterlibatan dengan perjudian; (7) melakukantindakan ilegal untuk membiayai
judi; (8) membahayakan atau kehilangan hubungan baik pribadimaupun pekerjaan
karena judi; dan (9) mengandalkan orang lain untuk membayar hutang.6
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
2.2 EPIDEMIOLOGI
2.3 ETIOLOGI
2
keluarga pada material dan symbol finansial; dan tidak ada penekanan
orang tua tentang menabung, perencanaan dan penganggaran.
3
4) Gelisah atau mudah marah ketika mencoba mengurangi atau
menghentikan judi.
5) Berjudi sebagai cara untuk melarikan diri dari masalah atau untuk
melegakanmood disforik (contoh: rasa tidak berdaya, bersalah, ansietas,
depresi).
a. Judi dan taruhan (judi yang sering untuk kesenangan atau sebagai upaya
untuk mendapat uang; orang dalam katogeri ini dapat menahan diri
apabila kalah banyak atau ada efek merugikan lain)
2.6 Patofisiologi
4
merupakan suatu stimulant neurotransmitter yang dihasilkan di batang
otak. Batang ottak adalah dimana otak bagian atas berhubungan dengan
sumsum tulang belakang yang mengendalikan system saraf otonom
senyawa neurokimiawi yang berada dicelah sinaptik terdapat diantara
ujung sel saraf yang lain. Dopamine yang dikeluarkan oleh celah sinaptik
dari ujung sel saraf akan ditarik dan akan ditangkap oleh reseptor-reseptor
dopamine pada dinding ujung sel saraf lain pada celah itu. Keluarnya
dopamine yang cukup, dalam kondisi normal, akan menimbulkan rasa
nyaman secara fisik dan mental pada individu. Bila suatu saat pengeluaran
dopamine menurun, maka sirkuit otak yang didukung neurotransmitter lain
akan bereaksi meningkatkan dan akibatnya akan tercapai respon
kenikmatan lagi.3
3. fase putus asa, dimana pasien berjudi gila-gilaan dengan sejumlah besar
uang, tidak membayar utang, menjadi terlibat dengan penagih utang,
menulis cek kosong dan kemungkinan penggelapan.
5
2.8 Penatalaksanaan
4. Jadikan pencarian dan sikap moral tak kenal takut menjadi milik
kita sendiri.
8. Membuat daftar semua orang yang pernah kita lukai dan mulai
untuk memperbaikinya.
6
untuk mengetahui apa yang diinginkanNya atas kita dan meminta
kekuatan untuk melaksanakannya.
1. Lithium diberikan dosis awal 300 mg sekali (Dosis akhir 900 dan 1800
mg) diberikan dalam dua atau tiga dosis terbagi
2. Antiansietas : - Benzodiazepine
7
BAB III
KESIMPULAN
Judi Patologis ditandai dengan judi maladaptif yang berulang dan menetap
dan menimbulkan masalah ekonomi serta gangguan yang signifikan di dalam
fungsi pribadi, sosial dan pekerjaan.Aspek perilaku maladaptif mencakup (1)
preokupasi terhadap judi; (2) kebutuhan untuk berjudi dengan jumlah uang yang
semakin bertambah untuk memperoleh kegairahan yang diinginkan;(3) upaya
berulang yang tidak berhasil untuk mengendalikan, mengurangi atau
menghentikan judi; (4) berjudi sebagai cara untuk melarikan diri dari masalah;
(5) berjudi untuk membalaskekalahan; (6) berbohong untuk menutupi tingkat
keterlibatan dengan perjudian; (7) melakukan tindakan ilegal untuk membiayai
judi; (8) membahayakan atau kehilangan hubungan baik pribadimaupun pekerjaan
karena judi; dan (9) mengandalkan orang lain untuk membayar hutang.
8
Daftar Pustaka
3. Mawan Wiji Hartono, Muslim. L. Rini sugiarti, Sk. Nawangsih. Perilaku Judi
Pada Remaja Ditinjau Dari Faktor Belajar. Fakultas Psikologi. Univeritas
Semarang.