INTERNET
Oleh:
Aisyah Nurjannah
Aryati Ningsih
Firni Dwi Sari
Wirjapratama Putra
Pembimbing :
dr. Djusnidar Dja’far, Sp.KJ
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
RUMAH SAKIT JIWA TAMPAN PROVINSI RIAU
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Judi patologik atau gambling disorder adalah rasa senang yang berlimpah
atau terobsesi dengan judi, mengalami kesulitan untuk mengkontrol aktivitas judi
0
emosional disforik, dan efek buruk akibat berjudi pada pekerjaan, sosial dan
kehidupan keluarga.1
ditandai aksi berulang dan tidak memiliki motivasi rasional yang umumnya
merugikan pelaku dan lingkungan. Perilaku ini sulit dibedakan dan terdiagnosis
oleh klinisi. Judi patologik erat berkaitan dengan alkohol, penyalahgunaan obat
dan depresi.1
Prevalensi lebih tinggi pada laki- laki (0,6%) dan dewasa muda bila dibandingkan
dengan wanita (0,2%) dan dewasa tua. Prevalensi gangguan berjudi bervariasi
diseluruh dunia. Sebagai contoh, angka masalah judi berkisar dari 0,2% di
patologik berkisar antara 0,4% hingga 1,1% pada dewasa dengan tambahan 1%
Kanada, prevalensi judi pada usia dewasa tahun 2006/2007 adalah 70,7% dengan
angka CPGI (Canadian Problem Gambling Index) dalam masalah berjudi yang
mesin permainan, perluasan kasino dan berjudi menggunakan media baru (berjudi
melalui internet, telepon seluler, siaran televisi) sehingga jumlah orang yang
meningkat.2
Gambaran penting dari judi patologik adalah perilaku maladaptif berjudi
yang menetap dan berulang yang dapat mengganggu kehidupan pribadi, keluarga
1
atau yang berhubungan dengan pekerjaan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Judi patologik adalah rasa senang yang berlimpah atau terobsesi dengan
judi, mengalami kesulitan untuk mengkontrol aktivitas judi dan tingkah laku
dan efek buruk akibat berjudi pada pekerjaan, sosial dan kehidupan keluarga.1
2.2 Epidemiologi
2
Judi patologik biasanya dimulai pada masa awal remaja pada pria
(kemudian pada wanita) dan berjalan kronik, progresif serta terdapat periode
sembuh dan kambuh. Meski judi kini lebih sering pada pria, prevalensi pada
wanita sedang meningkat. Wanita biasanya berumur lebih tua saat mereka berjudi,
berhubungan dengan judi lebih cepat.3 Remaja lebih rentan daripada dewasa untuk
berjudi dan masalah yang berhubungan dengan judi.3 Dorongan teman sebaya
merupakan faktor penting dalam judi pada remaja. Meski judi ilegal untuk usia
dibawah 18 tahun, survei telah menemukan bahwa hampir tiga perempat remaja
Prevalensi lebih tinggi pada laki- laki (0,6%) dan dewasa muda bila dibandingkan
dengan wanita (0,2%) dan dewasa tua. Prevalensi gambling disorder diantara
African Americans 0,9%, kulit putih 0,4%, dan diantara Hispanics 0,3%.4
angka masalah judi berkisar dari 0,2% di Norwegia hingga 5,3% di Hong Kong.
Di Amerika Serikat, angka penjudi patologik berkisar antara 0,4% hingga 1,1%
Index) dalam masalah berjudi yang menengah dan berat adalah 3,2%.5
2.3 Etiologi
1. Faktor Psikososial
Beberapa faktor dapat menjadi predisposisi seseorang dapat mengalami
3
perceraian, atau ditinggalkan sebelum anak berusia 15 tahun; disiplin
orantua yang tidak tepat (tidak ada, tidak konsisten, atau kasar); pajanan
disadari untuk kalah, dan mereka berjudi untuk meredakan rasa bersalah
memandang judi yang tidak terkendali terjadi akibat persepsi yang keliru
2. Faktor Biologis
4
suatu penanda aktivitas serotonin, juga terkait dengan kesulitan inhibisi.
a. Temperamental
Perjudian yang sudah dimulai sejak masa kanak-kanak atau remaja dapat
Gambling disorder dapat dipicu oleh faktor keluarga yang terdiri dari
faktor lingkungan dan faktor genetik. Masalah judi lebih sering pada
c. Permasalahan
2.5 Diagnosis
5
diklasifikasikan kedalam golongan penyakit adiktif non-zat. Kriteria diagnostik
menghentikan judi
3) Memiliki upaya berulang yang tidak berhasil untuk
perjudian
8) Merusak atau kehilangan hubungan, pekerjaan, pendidikan, atau
6
Gambling disorder dapat diklasifikasikan lebih spesifik apabila ditemukan
hal-hal bersifat: Episodik (memenuhi kriteria diagnostik lebih dari 1 kali dengan
disiplin sedangkan pada social gambling terjadi pada periode yang singkat
disorder.
b. Episode Manik
Kehilangan daya nilai dan perjudian yang berlebihan dapat terjadi saat
perjudian.
c. Penyakit Kepribadian
Masalah dengan perjudian dapat muncul pada individu dengan penyakit
7
diagnosis ditemukan pada kedua penyakit, keduanya dapat dicantumkan
dalam diagnosis.
d. Kondisi medikal lainnya
Pasien dalam pengobatan dopaminergic (cth: penyakit parkinson) memiliki
2.7 Penatalaksanaan
dan hal ini terbukti kesuksesannya.7 Jika judi berhubungan dengan gangguan
antidepresan, litium atau golongan anti ansietas sangat berguna. 7,8 Penggunaan
terapi keluarga juga sering memberikan nilai penting dalam pengobatan penjudi
patologik.9
Terapi Perilaku
dimulai dan dipertahankan secara positif dan negatif karena adanya gairah rasa
senang, kemenangan, atau keduanya. Efek gairah rasa senang ini merupakan
penguatan internal dari perilaku judi. Beberapa Ahli perilaku mengaitkan judi
8
patologis dengan pencarian berulang-ulang keadaan gairah rasa senang. Ahli
menang secara acak dan itu membuat penderita judi patologis menebak kapan
menang dan apakah pembayaran akan didapatkan. Namun, ahli perilaku lainnya,
untuk melakukan tingkah laku tersebut. Hal ini mirip dengan gejala dialami oleh
patologis. Kejutan listrik dan aversi kimia (inducing vomit) adalah bentuk yang
paling umum . Terapi aversi dengan terapi kejut listrik lebih diutamakan karena
lebih murah, aman, dan kurang mempermalukan pasien. Selama terapi aversi,
menonton slide rangsangan perjudian (tangan poker atau roda rolet). Strategi
9
membayangkan skenario di mana mereka telah berjudi sebelumnya, tapi Alih-alih
mengalami stres akibat perjudian, mereka membiarkan situasi tetap rileks. Pasien
dan kecemasan daripada Terapi aversi dalam studi banding dua puluh peserta.
Perawatan paparan in-vivo juga melibatkan teknik relaksasi. Begitu klien telah
Tatalaksana kognitif
adalah salah persepsi terhadap gagasan keacakan. Penjudi percaya bahwa mereka
ketidaksesuaian dari keyakinan pribadi dan fakta, karena peluang untuk menang di
perjudian adalah hal yang acak dan tidak dapat ditentukan. Masalah seorang
permainan judi maka akan meningkatkan peluang mereka untuk menang. Bahkan
10
ketika penjudi awalnya tidak berharap untuk menang, ia meyakini suatu hal yang
seseorang merasa mereka bisa mengontrol kemungkinan menang judi yang tinggi.
benar dari hasil perjudian dan percaya bahwa dari waktu ke waktu hasil mereka
akan meningkat.7
untuk mengubah tingkah laku penjudi. Toneatto dan Sobell melaporkan sebuah
saat ini, dan kerugian keuangan akibat perjudian. Studi kasus ini melaporkan
bahwa jumlah melakukan perjudian berkurang dari tujuh kali sebulan sebelum
Tatalaksana kognitif-perilaku
adalah untuk menantang sistem kepercayaan yang dikembangkan oleh penjudi dan
11
mengatasi masalah tertentu yang menyebabkan mereka berjudi. pemetaan
contoh, jika pasien melaporkan bahwa perjudian mereka berasal dari dorongan
pengaruh atau ajakan berjudi dari lingkungan sosial. Komponen terakhir dari
diskusi dengan pasien berisiko tinggi dan menanyakan alasan untuk kembali ke
perilaku perjudian. 7
Gamblers Anonymous
hukum, tekanan keluarga, atau keluhan psikiatrik lainnya membawa penjudi pada
terapi. Gamblers Anonymous (GA) didirikan di Los Angeles pada tahun 1957 dan
terjangkau, setidaknya di kota besar, untuk jadi pada sejumlah pasien. GA adalah
publik, tekanan kelompok sependeritaan, dan adanya penjudi yang telah pulih
(seperti pada AA) yang siap membantu anggota untuk menolak impuls berjudi.
12
lingkungannya. Tilikan sebaiknya tidak dicari sampai pasien benar-benar jauh dari
perjudian selama 3 bulan. Pada saat ini, pasien yang merupakan penjudi patologis
dapat menjadi kandidat yang sangat baik untuk psikoterapi berorientasi tilikan.
13
12 langkah pada Gambler’s Anonymous (Twelve Steps of Gambler's Anonymous).3
1. Kami mengakui, kami tidak berdaya terhadap perjudian- bahwa hidup kami
menjadi tidak terkendali
2. Percaya bahwa kekuatan atau power yang lebih besar berasal dari diri kita
sendiri, sehingga bisa mengembalikan kita kea rah berpikir dan hidup yang
normal
3. Membuat keputusan untuk mengubah kehendak dan kehidupan kita, sesuai
pemahaman kita sendiri.
4. Membuat sendiri fearless moral dan inventaris keuangan
5. Mengakui kesalahan yang ada pada diri sendiri kepada orang lain
6. Sepenuhnya siap untuk menghapus karakter yang buruk
7. Dengan rendah hati meminta Tuhan (dari pemahaman kita) untuk menghapus
kekurangan kami.
8. Membuat daftar semua orang yang telah kita rugikan, dan bersedia untuk
menembus kesalahan kepada mereka semua.
9. Membuat pengakuan salah langsung kepada orang lain
10. Melanjutkan untuk menhambil inventaris pribadi, dan ketika kita salah, segera
mengakui kesalahan tersebut.
11. Berusaha melalui doa dan meditasi untuk memperbaiki kontak sadar kita
dengan Tuhan sesuai kepercayaan kita
12. Setelah membuat upaya untuk berlatih prinsip-prinsip ini dalam semua urusan
kami, kami mencoba untuk membawa pesan ini ke penjudi kompulsif lainnya
Terapi kelompok
dapat membantu dalam proses terapi. Teknik ini banyak digunakan tapi jarang
oleh dokter t dan jenis kelompok (1997). Mirip dengan GA, terapi kelompok
14
perjudian. Meskipun sangat praktis dan berguna, terapi kelompok mungkin tidak
Terapi farmakologis
menerapi pasien dengan judi patologis. Satu studi melaporkan bahwa 7 dari 10
atau gangguan jiwa lain, farmakoterapi dengan antidepresan, lithium, atau agen
OCDs, maka tidak mengherankan bahwa SSRI telah dipelajari untuk judi
patologis. Namun, uji coba terkontrol plasebo SSRI pada judi patologis telah
dalam perjudian pada pasien yang diobati dengan fluvoxamine. Namun, dalam
penelitian ini ada efek substansial placebo, terutama dalam 8 minggu pertama
pasien dengan judi patologis juga menemukan tingkat respons placebo tinggi,
15
fluvoxamine dan mereka yang diobati dengan plasebo. Sebuah studi oleh
dengan judi patologis, ditemukan tingkat respons 74 persen pada subyek diobati
dengan sertraline, yang tidak berbeda dari tingkat respon plasebo (72 persen).
pasien dengan judi patologis tidak menemukan perbedaan yang signifikan dalam
tingkat respons antara subjek diobati dengan paroxetine dan subyek diobati
dengan plasebo. 9
o Antagonis opiate
telah dicoba untuk judi patologis. Dalam sebuah studi terkontrol placebo
sebuah studi multicenter dari antagonis opoit nalmefene (Revex) pada 207 pasien
dengan judi patologis, ada penurunan signifikan secara statistik dalam skor judi
16
menunjukkan janji sebagai pengobatan untuk judi patologis, bahkan dalam mata
Terapi multimodal
Banyak aspek yang berbeda dari kehidupan penjudi harus diatasi jika mereka
memilih untuk menerima perawatan di fasilitas rawat inap. judi patologis dapat
mengatakan bahwa perilaku judi patologis lebih merupakan sindrom karena paling
17
BAB III
3.1 Kesimpulan
terobsesi dengan judi, mengalami kesulitan untuk mengontrol aktivitas judi dan
disforik, dan efek buruk akibat berjudi pada pekerjaan, sosial dan kehidupan
terutama karena perkembangan pilihan berjudi saat ini. Judi patologik biasanya
dimulai pada masa awal remaja pada pria (kemudian pada wanita) dan berjalan
kronik, progresif serta terdapat periode sembuh dan kambuh. Judi patologik
18
memiliki komorbiditas yang signifikan dengan gangguan mood dan gangguan
penyalahgunaan zat.1
Adapun faktor risiko dari judi ini adalah temperamental, genetic dan
golongan anti ansietas sangat berguna terapi keluarga juga sering memberikan
3.2 Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
20
6. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Penggolongan dan
Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia; 1993.
7. Perkins A, Zimmerman L. Mooss A, Zorland J. Emshoff J, editors.
Pathological gambling treatment literature review ed 2.. Georgia state
university; 2007 p.16-38.
8. Zangeneh M, Blaszczynski A, Turner NE, editors. The Pursuit of Winning.
New York: Springer Science Business Media,LLC; 2008.
9. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & sadock: buku ajar psikiatri klinis. Edisi
2. Jakarta: EGC; 2012.Tangerang, Indonesia.
21