Anda di halaman 1dari 3

Nama: Jamila amir

RESUME SEMINAR I

ANTI NAPZA, KEKERASAAN SEKSUAL DAN PERUNDANGAN

Pada workshop kali ini Bu Sinta Simanjuntak membahas tentang apa itu anti napza dan kekerasaan
seksual beserta perundangan . apa itu napza ? napza adala narkotika , psikotropikam dan zat adiktif.
Napza adalah bahan atau zat atau obat yang bila masuk kedalam tubuh manusia akan memengaruhi
tubuh terutama otak atau susunan syaraf pusat. Dampak dari pengguna napza yaitu merusak
seluruh sendi sendi, fungsi otak menjadi terganggu, kesadaran terganggu bahkan bisa jadi overdosis.
Dampak lain dari Kesehatan bisa menurunkan daya tahan tubuh , mengganggu kosentrasi belajar
sehingga tidak focus ,ssering bolos, mengantuk hingga malas mandi. Dampak selanjutnya bisa
merusak hubungan keluarga apa kaitannya ? ada kaitannya karena bisa menyakiti hati orang tua,
menyusahkan orang tua karna dampak dari pengguna napza sehingga bisa menguras harta orang
tua, dan juga bisa mencoreng nama baik keluarga. Dan bisa terjerat hukum pidana.

Kenapa seseorang bisa jatuh pada penyalagunaan narkoba? Ada dua penyebab yaitu factor internal
dan eksternal. Factor internal dengan ingin mencoba coba atau mudah terpengaruh, keinginan
bersenang senang, keinginan untuk diterima di suatu golongan, tidak paham dengan bahaya napza,
tidak tahu atau peduli akibatnya , pelarian (stress, bosan, merasa terganggu). Factor eksternal tejadi
keluarga kurang harmonis, pengaruh teman, pengaruh lingkungan rumah dan kampus, modus
pengedar yang semakin canggih, penyalagunaan internet.

Bagaimana cara menghindari nya ada dua komponen yaitu membentengi diri dengan menyibukan
diri dengan hobi dan aktfitas, mengembangkan tingkat pengetahuan, berkumpul dengan hal hal yang
positif. Yang kedua mampu mengajak teman dan masyarakat ikut serta menggerakkan ke arah positif
agar bisa menurunkan angka kematian dari penggina napza.

SEMINAR II

MELAWAN STIGMA MENDORONG UPAYA KEBERPIHAKAN

A. Kesalamatan pasien dan kode etik kedokteran

Diagnose penyakit mental didasarkan pada kriteria diagnostic yang terdiri dari gejala subyektif dan
pengamatan perilaku, yang terus menerus direvisi dari waktu ke waktu untuk meningkatkan
klasifikasi diagnostic. Batasan antara perilaku normal dan abnormal seringkali menjadi kabur.

Keselamatan pasien jiwa pada prinsipnya sama dengan pasien pasien psikis, berbeda dari segi
kerentenan psikologis. Sehingga aspek psikologis kehati- hatian dipertajam. Memberi label orang
dengan penyakit mental menimbulkan konsekuensi psikologis dan sosial orang. Seperti rasa malu,
menyalahkan , kerahasiaan, pengucilan, bahaya, diskriminasi dan stigma yang mengarah ke isolasi
dan penolakan orang itu dalam aspek kehidupan mereka.

B. Membangun layanan Kesehatan jiwa masyarakat

Perlakuan yang sering diterima orang dengan gangguan jiwa yaitu pemasungan, penelantaran,
distigma, dan diskriminasi. Peraturan perundang undangan terkait Kesehatan jiwa yaitu undang –
undang No. 18 tahun 2014 tentang Kesehatan jiwa Pasal 86 setiap orang yang dengan sengaja
melakukan pemasungan, penelantaraan, kekerasan dan atau menyuruh orang lain untuk melakukan
pemasungan, penelantaran, dan atau kekerasaan terhadap ODMK dan ODGJ atau tindakan lainnya
yang melanggar hak asasi ODMK dan ODGJ, dipidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan.

Hak – hak ODGJ dalam pasal 28G ayat (2) undang-undang dasar 1945 (“UUD 1945”) setiap orang
berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia
dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain.

Membangun layanan keswamas melalui kemitraan RSJ yang bertujuan memulihkan ODGJ menjadi
produktif dan bisa mandiri. Strategi membangun layanan keswamas terintegrasi melakukan
indentifikasi adanya masalah keswa di wilayah sasaran, identifikasi sumber daya yang dimiliki
wilayah sasaran, bangun komitmen dan network untuk menyelesaikan masalah keswa,
implementasikan layanan keswa, melakukan monev secara kontinyu.

Beberapa kegiatan untuk mendukung layanan Kesehatan jiwa,mengidentifikasi masalah keswamas.


Skrining di puskesmas, sekolah dan tempat kerja. Hasil survei tentang keswa memerlukan tindak
lanjut. Laporan dari masyarakat.

Beberapa kegiatan untuk mendukung layanan Kesehatan jiwa masyarakat

Mental health advocation: Promote: Human Rights, Stigma, Reduce: Discrimination. Orang dengan
gangguan jiwa(ODGJ)Edukasi keehatan jiwa: Siaran TV/radio Home visite, Pendampingan ke
puskesmas, Saat melaksanakan ACT. Pendampingan RSJ ke puskesmas, bertujuan untuk
meningkatkan kualitas system rujukan jiwa :Mampu melaksanakan asesmen,Menegakkan diagnosis
dengan tepat,Menentukan kasus yang perlu di rujuk ke RSJ,Memberikan terapi awal sebelum
merujuk. Assertive Community Treatment yaitu Asuhan langsung yang diberikan kepada ODGJ pasca
hospitalisasi di tempat tinggalnya, dilakukan tim intaerdisiplin (psikiater, perawat jiwa, psikolog
klinis, pekerja sosial, penyuluh Kesehatan), dilakukan oleh tim ACT rumah sakit dan puskesmas.
Bertujuan mencegah terjadinya reatmisi.

Intervensi krisis, intervensi ODGJ dengan kegawatdaruratan psikiatri dikomunitas bersama


puskesmas binaan, berdasarkan laporan dari keluarga ODGJ atau masyaakat.

C. anemenuhan akses layanan kesehatan jiwa ODGJ

Tujuan pelayanan Kesehatan jiwa adalah sehat jiwa tetap sehat, risiko gangguan jiwa jadi sehat jiwa,
gangguan jiwa menjadi mandiri dan produktif. Yang mempunyai strategi upaya promotive preventif
sepanjang rentang usia, meningkatkan akses pelayanan Kesehatan jiwa dilayanan primer, kemitraan
dan pemberdayaan, upaya Kesehatan jiwa berbasis masyarakat untuk kualitas hidup.

Upaya Kesehatan jiwa dilakukan secara promotive, preventif, kuratif, hingga rehabilitative ini dapat
terintegasi secara komperehensif yang berkesinambungan sepanjang siklus kehidupan.
Mengapa upaya promotive dan preventif itu penting, Sebagian besar masalah Kesehatan jiwa
dimulai dari masa kanak, Sebagian besar tidak tetangani dengan segera , semakin Panjang periode
tidak tetangani kondisi semakin berat dan semakin buruk prognosis, berbagai penelitian telah
membuktikan bahwa intervensu preventif secaa efektif berbasis bukti menurunkan masalah
Kesehatan jiwa dan meningkatkan kualitas hidup.

D. Gambaran klinis skizofrenia

Skizofrenia berasal dari Bahasa jerman , skizofrenia adalah gangguan mental kompleks yang
memengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, berperilaku dan berhubungan dengan orang lain.
Penyebab terjadi skizofrenia masih belum pasti tetapi penelitian menemukan penyebab nya ada
empat yaitu satu karna struktur otak terjadi pelebaran ventrikel adanya atropi pada lobus temporal
hingga terjadi penurunan volume korteks prefrontal dorsolateral. Yang kedua karna biokimia akibat
depamin, serotonin dan glumatat. Yang ketiga terjadi oleh factor genetika hukum mendel terjadi
kembar monozigot 40-50%, kembar dizigot 10%, saudara kandung atau salah satu orang tua
kemungkinan terjadi 10-15% dan salah satu nya juga kromosom dalam sel tidak konsisten. Yang
keempat factor keluarga cenderung pola komunikasi yang patologis.

Patologis pada skizofrenia jika terjadi pada nigrostriatal dari substantia nigra ke basal ganglia akan
berdampak ke motoric sehingga fungsi Gerakan dapat berubah. Jika pada mesolimbic terjadi pada
tegmental area menuju ke sistem limbik yang berdampak pada gangguan memory, sikap hingga
penurunan kesadaran serta terganggunya proses stimulus.

Bagaimana skizofrenia dimulai? Skizofrenia sering dimulai secara bertahap sampai tidak dikenali oleh
keluaga. Tahapan prodromal muncul gejala seperti kehilangan minat dalam kegiatan rutin, mulai
menaruj dari teman dan anggota keluarga, sering merasa kebingungan, sulit berkonsentrasi dan lesu
dan kesadaran mulai apatis. Tahapan pada fase aktif biasanya sudah mulai muncul halusinasi, delusi,
pikiran campur aduk, hingga gangguan dalam perilaku dan perasaan. Dan terakhir pada fase residual
pada fase ini gejala yang muncul sama pada prodromal.

Penatalaksana pada skizofrenia yaitu dengan terapi psikososial bagi pasien dan keluarga dengan
memberikan infomasi penting bagi pasien dan keluarga , konseling pasien keluaga, kolaborasi
farmakologi yang dilakukan secara rutin, dilakukan home visit untuk memastikan kepatuhan dan
kesinambungan pengobatan hingga pelatihan bagi pelaku. Terapi ini bertjuan untuk penyembuhan
pelaku.

E. Dampak gangguan jiwa terhadap ekonomi, sosial, dan hukum

Gangguan jiwa sering dikaitkan oleh beberapa factor yakni karena factor ekonomi, sosial hingga
hukum. Ekonomi dan Kesehatan mental saling terkait yang menyebabkan kerugian tambahan 16,1
triliun selama rentang waktu tahun itu, dengan dampak yang dramatis pada produktivitas dan
kualitas hidup. Pada tahun 2010 dan 2030 gangguan mental akan menjadi bagian terbesar dari
beban ekonomi. Dampak sosial gangguan hubungan interpersonal terjadi karena factor perceraian,
brokenhome , penyala gunaan napza dan lain-lain. Dampak hukum terjadi karena hak asuh dari
pasangan, pengampunan untuk keringanan hukuman penjara yang berpengaruh pada mental
seseorang.

Anda mungkin juga menyukai