PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sehat adalah keadaan sejahtera dari fisik, mental dan sosial serta produktif secara
ekonomis. Jadi kesehatan jiwa (mental) merupakan bagian yang tak dapat terpisahkan dari
kesehatan secara keseluruhan.
Dampak perubahan yang sangat cepat pada kesehatan jiwa masyarakat antara lain dapat
terlihat dengan adanya : putus sekolah, tawuran antar pelajar, antar kampung, antar suku dan
golongan, tindakan kekerasan dan tindak kriminal, pengangguran, gangguan psikosomatik,
depresi, cemas serta masalah kesehatan jiwa lainnya.
Gangguan kesehatan jiwa walaupun tidak langsung menyebabkan kematian, namun akan
menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi individu dan keluarganya, baik mental
maupun materi.
Sampai saat ini masyarakat masih mengutamakan pada keluhan fisik dan kurang
memperhatikan adanya keluhan mental emosional yang melatar-belakangi keluhan fisik
tersebut. Orang seringkali menolak bila dirujuk untuk menjalani terapi dalam bidang
kesehatan jiwa, sehingga masalah kesehatan jiwa terabaikan dan terapi menjadi tidak ampuh.
Akibatnya sering terjadi pemborosan, baik dalam pemberian obat maupun pemeriksaan yang
sebenarnya tidak diperlukan.
Salah satu penyebab dari keadaan di atas adalah kurangnya pengertian masyarakat
tentang kesehatan jiwa. Bila mendengar kata-kata kesehatan jiwa, yang terpikir adalah
gangguan jiwa berat, yaitu orang dengan perilaku aneh, memalukan atau menakutkan.
B. Tujuan
Tujuan umum : meningkatkan derajat kesehatan jiwa dan kualitas hidup masyarakat.
Tujuan khusus :
1. Terdeteksinya dan tertanggulanginya masalah kesehatan jiwa secara dini
2. Meningkatnya pengetahuan, pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap
kesehatan jiwa
3. Meningkatnya upaya untuk mencegah gangguan jiwa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Indonesia telah menghadapi berbagai transformasi dan transisi di berbagai bidang yang
mengakibatkan terjadinya perubahan gaya hidup, pola perilaku dan tata nilai kehidupan. Dalam
bidang kesehatan terjadi transisi epidemiologik di masyarakat dengan bergesernya kelompok
penyakit menular ke kelompok penyakit tidak menular termasuk berbagai jenis gangguan akibat
perilaku manusia dan gangguan jiwa.
Masalah kesehatan jiwa dapat menimbulkan dampak sosial antara lain meningkatnya angka
kekerasan, kriminalitas, bunuh diri, penganiyayaan anak, perceraian, kenakalan remaja,
penyalahgunaan zat, HIVAIDS, perjudian, pengangguran dan lain-lain. Oleh karena itu masalah
kesehatan jiwa perlu ditangani secara serius.
A. Pengertian
Kesehatan jiwa (UU No 23 tahun 1992 Ps 24,25,dan 27) adalah suatu kondisi mental
sejahtera yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagai bagian yang utuh dari
kualitas hidup seseorang dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia. Orang yang
sehat mempunyai ciri :
Menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya
Mampu menghadapi stres kehidupan yang wajar
Mampu bekerja produktif dan memenuhi kebutuhan hidupnya
Dapat berperan serta dalam lingkungan hidup
Menerima baik dengan apa yang ada pada dirinya
Merasa nyaman bersama dengan orang lain.
B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 220/Menkes/SK/III/2002
tanggal 25 Maret 2002 tentang Pedoman Umum Tim Pembina, Tim Pengarah, Tim
Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TP-KJM)
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/Menkes/514/2015
tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 406/Menkes/SK/VI/2009
tentang Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 001 Tahun 2012 tentang Sistem
Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
9. Surat Edaran Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 868/Menkes/E/VII/2002
tentang Pedoman Umum Tim Pembina, Tim Pengarah, Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa
Masyarakat (TP-KJM)
C. Ruang Lingkup Kesehatan Jiwa
Masalah kesehatan jiwa meliputi :
Masalah perkembangan manusia yang harmonis dan peningkatan kualitas
hidup, yaitu masalah kesehatan jiwa yang berkaitan dengan siklus kehidupan, mulai
dari anak dalam kandungan sampai usia lanjut
Masalah psikososial yaitu setiap perubahan dalam kehidupan individu baik yang
bersifat psikologis ataupun sosial yang mempunyai pengaruh timbal balik dan
dianggap berpotensi cukup besar sebagai faktor penyebab terjadinya gangguan jiwa
(atau gangguan kesehatan) secara nyata, atau sebaliknya masalah kesehatan jiwa yang
berdampak pada lingkungan sosial, misalnya: tawuran, kenakalan remaja,
penyalahgunaan NAPZA, masalah seksual, tindak kekerasan, stres pasca trauma;
pengungsi/migrasi, usia lanjut yang terisolir, massalah kesehatan jiwa di tempat kerja,
penurunan produktivitas; gelandangan psikotik, pemasungan, anak jalanan
Gangguan jiwa, yaitu suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya
gangguan pada fungsi jiwa, yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau
hambatan dalam melaksanakan peran sosial
Jenis-jenis gangguan jiwa antara lain: gangguan mental dan perilaku akibat
penggunaan NAPZA, alkohol dan rokok; gangguan afektif;gangguan mental organik;
skizofrenia; gangguan jiwa anak dan remaja serta retardasi mental.
6. Gangguan Depresi
Keluhan :
Pasien mungkin semula mengemukakan satu atau lebih gejala fisik (misalnya
kelelahan atau rasa nyeri).
Pemeriksaan selanjutnya ditemukan gejala depresi atau kehilangan minat akan
hal-hal yang menjadi kebiasaan
Iritabilitas (cepat marah, cepat tersinggung) kadang-kadang merupakan
masalah yang dikemukakan.
Khusus pada anak dan remaja sering depresi bermanifestasi dalam bentuk
gejala gangguan tingkah laku, menarik diri atau perilaku “acting out”
(misalnya sikap menentang, ngebut, mencari perkelahian dan perilaku
mencederai diri lainnya).
Beberapa kelompok tertentu termasuk kelompok resiko tinggi, misalnya
mereka yang baru saja melahirkan atau yang mengalami stroke. Mereka yang
menderita penyakit Parkinson atau sklerosis multipel.
7. mm
F.