Anda di halaman 1dari 9

Clinical Science Session

JUDI PATOLOGIS

Oleh:
Annisa Suhaimi 1740312047
M. Fathurrahman Sjahroel 1840312441

Preseptor:
Dr. Taufik Ashal, Sp.KJ

BAGIAN PSIKIATRI FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS ANDALAS / SMF PSIKIATRI
RSUP DR. M. DJAMIL
PADANG
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................ 1


BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 2
1.2 Batasan Masalah........................................................................................ 3
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................... 3
1.4 Metode Penulisan ...................................................................................... 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi ........................................................................................................ 4
2.2 Epidemiologi................................................................................................ 4
2.3 Komorbid ..................................................................................................... 5
2.4 Etiologi ........................................................................................................ 5
2.5 Diagnosis ..................................................................................................... 12
2.6 Prognosis ..................................................................................................... 14
2.7 Terapi ........................................................................................................... 16
BAB 3. KESIMPULAN ...................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 22

1
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Judi patologis ditandai dengan judi maladaptif yang berulangdan menetap

dan menimbulkan masalah ekonomi serta gangguan yang signifikan di dalam

fungsi pribadi, sosial dan pekerjaan. Aspek perilaku maladaptif mencakup

preokupasi terhadap judi, kebutuhan untuk berjudi dengan jumlah uang yang

semakin bertambah untuk memperoleh kegairahan yang diinginkan, upaya

berulang yang tidak berhasil untuk mengendalikan, mengurangi atau

menghentikan judi, berjudi sebagai cara untuk melarikan diri dari masalah, berjudi

untuk membalas kekalahan, berbohong untuk menutupi tingkat keterlibatan

dengan perjudian, melakukan tindakan ilegal untuk membiayai judi,

membahayakan atau kehilangan hubungan baik pribadi maupun pekerjaan karena

judi, dan mengandalkan orang lain untuk membayar hutang.1

Menurut Undang-undang Hukum Pidana Pasal 303 ayat (3) menjelaskan

“Yang disebut permainan judi adalah tiap-tiap permainan, di mana pada

umumnya kemungkinan mendapat untung bergantung pada peruntungan belaka,

juga karena pemainnya lebih terlatih atau lebih mahir. Di situ termasuk segala

pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain-lainnya yang

tidak diadakan antara mereka yang turut berlomba atau bermain,demikian juga

segala pertaruhan lainnya”.2

Secara detail dijelaskan dalam pelaksanaan UU nomor 7 tahun 1974

mengenai penertiban judi, yaitu rolet, poker, hwa-hwe, sabung ayam, pacuan

kuda, nalo, dan lain-lain.3

2
1.2 Batasan Masalah

Makalah ini membahas mengenai definisi, epidemiologi, komorbid, etiologi,

diagnosis, prognosis dan terapi judi patologis.

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dari makalah ini untuk mengetahui definisi,

epidemiologi, komorbid, etiologi, diagnosis, prognosis dan terapi judi patologis.

1.4 Metode Penulisan

Metode penulisan makalah ini adalah dengan tinjauan pustaka yang

merujuk pada berbagai literatur.

3
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Judi patologis atau pathological gambling merupakan judi maladaptif

yang berulang dan menetap dan menimbulkan masalah ekonomi serta gangguan

yang signifikan di dalam fungsi pribadi, sosial dan pekerjaan. Aspek perilaku

maladaptif mencakup:

1. Preokupasi terhadap judi

2. Kebutuhan untuk berjudi dengan jumlah uang yang semakin bertambah untuk

memperoleh kegairahan yang diinginkan

3. Upaya berulang yang tidak berhasil untuk mengendalikan, mengurangi atau

menghentikan judi

4. Berjudi sebagai cara untuk melarikan diri dari masalah

5. Berjudi untuk membalas kekalahan

6. Berbohong untuk menutupi tingkat keterlibatan dengan perjudian

7. Melakukan tindakan ilegal untuk membiayai judi

8. Membahayakan atau kehilangan hubungan baik pribadi maupun pekerjaan

karena judi

9. Mengandalkan orang lain untuk membayar hutang.1

2.2 Epidemiologi

Penelitian pada 2.638 orang dewasa di Amerika Serikat, prevalensi judi

patologis ditemukan sebanyak 1,3 sampai 1,9 persen, prevalensi ini lebih tinggi

pada laki- laki dan dewasa muda bila dibandingkan dengan wanita dan dewasa

tua. Prevalensi individu dengan judi patologis meningkat pada pengguna zat, yaitu

sekitar 10 sampai 18 persen. Gangguan ini lebih lazim pada laki-laki daripada

4
perempuan, dan angkanya sangat tinggi di lokasi-lokasi yang melegalkan

perjudian. Kira-kira seperempat penjudi patologis memiliki orangtua dengan

masalah perjudian; baik ayah dari seorang laki-laki penjudi maupun ibu dari

seorang perempuan penjudi lebih cenderung memiliki gangguan tersebut

dibandingkan populasi luas.1,4

2.3 Komorbid Judi Patologis

Judi patologis memiliki tingkat komorbiditas yang tinggi dengan gangguan

lainnya. Komorbiditas tertinggi terlihat dengan gangguan penggunaan alkohol,

gangguan penggunaan narkoba, gangguan penggunaan tembakau, dan gangguan

mood. Komorbiditas dengan gangguan kepribadian juga ditemukan pada judi

patologis. Sekitar 14% dari pasien gangguan penggunaan narkoba menunjukkan

judi patologis dan sekitar 23% dari ini menunjukkan masalah judi.

Alasan komorbiditas judi patologis dengan gangguan lainnya tidak begitu

dimengerti. Hal ini mungkin muncul dari berbagai faktor, seperti impulsif atau

pengambilan risiko. Genetik dan faktor lingkungan juga berkontribusi pada

kejadian judi patologis dan gangguan lainnya.4

2.4 Etiologi

1. Faktor Psikososial

Beberapa faktor yang dapat menjadi predisposisi seseorang mengalami

gangguan judi patologis, yaitu kehilangan orang tua atau ditinggalkan sebelum

anak berusia 15 tahun, disiplin orang tua yang tidak tepat (tidak ada, tidak

konsisten, atau kasar), pajanan dan ketersediaan aktivitas perjudian untuk

remaja, tekanan keuangan, serta tidak adanya dorongan keluarga untuk

menabung, merencanakan dan manganggarkan.1

5
Penjudi merupakan orang dengan narsisme yang memiliki khayalan

kebesaran serta kekuasaan yang dapat membuat mereka yakin bahwa mereka

dapat mengendalikan peristiwa dan bahkan meramalkan hasilnya. Ahli teori

pembelajaran memandang judi yang tidak terkendali terjadi akibat persepsi yang

keliru mengenai pengendalian impuls.1

2. Faktor Biologis

Beberapa penelitian menjelaskan bahwa perilaku mengambil-risiko pada

penjudi mungkin didasari pada faktor neurobiologis. Teori ini berpusat pada

sistem reseptor serotonergik dan noradrenergik. Penjudi patologis laki-laki dapat

memiliki kadar MPHG subnormal dalam plasma, meningkatnya kadar MPHG di

dalam cairan serebrospinal, dan meningkatnya keluaran norepinefrin di dalam

urin. Bukti juga mengaitkan disfungsi pengaturan serotonergik pada penjudi

patologis. Penjudi kronis memiliki aktivitas monoamin oksidase (MAO)

trombosit yang rendah, suatu penanda aktivitas serotonin, juga terkait dengan

kesulitan inhibisi. Namun masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk

meyakinkan temuan ini.1

Faktor-faktor lain yang mendorong perilaku judi, adalah:

1. Faktor sosial dan ekonomi

Bagi masyarakat dengan status sosial dan ekonomi yang rendah, perjudian

sering kali dianggap sebagai suatu sarana untuk meningkatkan taraf hidup

mereka.

2. Faktor situasional

Situasi yang bisa dikategorikan sebagai pemicu perilaku berjudi di

antaranya adalah tekanan dari kelompok lingkungan untuk berpartisipasi dalam

6
perjudian serta metode-metode pemasaran yang dilakukan oleh pengelola

perjudian.

3. Faktor belajar

Faktor belajar memiliki efek yang besar terhadap perilaku berjudi,

terutama menyangkut keinginan untuk terus berjudi. Apa yang pernah dipelajari

menghasilkan sesuatu yang menyenangkan maka hal tersebut akan terus

tersimpan dalam pikiran seseorang dan sewaktu-waktu ingin diulangi lagi.

4. Faktor persepsi tentang kemungkinan kemenangan

Persepsi yang dimaksud di sini adalah persepsi pelaku dalam membuat

evaluasi terhadap peluang menang yang akan diperolehnya jika ia melakukan

perjudian.

5. Faktor persepsi terhadap keterampilan

Penjudi yang merasa dirinya sangat terampil dalam salah satu atau

beberapa jenis permainan judi akan cenderung menganggap bahwa

keberhasilan/kemenangan dalam permainan judi karena keterampilan yang

dimilikinya.

2.5 Diagnosis dan Gambaran Klinis

2.6 Perjalanan Gangguan dan Prognosis

2.7 Terapi

7
BAB 3

KESIMPULAN

Daftar Pustaka

1. Sadock, Benjamin James; Sadock, Virginia Alcott. Kaplan & Sadock’s


synopsis of psychiatry : behavioral sciences / clinical psychiatry. 10th
Edition. Lippincott Williams & Wilkins. 2007.
2. Undang-Undang KUHP pasal 303 ayat 3
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1981 tentang
pelaksanaan UU nomor 7 tahun 1974 tentang penertiban perjudian
4. Singh S, Mallaram GK, Sarkar S. Pathological gambling: An overview.
Medical Journal of Dr. D.Y. Patil University. 2017; 10: 120-7.
5. Joutsa, J. Neurobiology Of Pathological Gambling- Brain Imaging And
Epidemiological Studies. Turun Yliopisto University Of Turku. 2012

Anda mungkin juga menyukai