Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

Diskus intervertebralis merupakan persendian yang memiliki pergerakan


sedang yang memisahkan antar tulang vertebrae pada spine. Peran utama diskus
intervertebralis adalah memberikan fleksibilitas pada tulang belakang yang kaku,
memungkinkan pergerakan dan transmisi beban mekanik yang luas. Diskus
intervertebralis menempati sepertiga dari total panjang tulang belakang manusia
dan merupakan struktur avascular terbesar pada tubuh manusia. Terdapat 25
diskus intervertebralis pada tulang belakang orang dewasa dan terbagi menurut
wilayah anatomis, yaitu cervical (7), thoracic (12), lumbar (5) and sacral (1).
Selain dibagi menurut wilayah anatomi, bagian dari diskus intervertebralis terbagi
menjadi beberapa bagian yaitu pada bagian tengah yang mirip seperti jel disebut
nucleus pulposus, pada bagian tepi terdapat jaringan fibrous yang disebut anulus
fibrosus dan cartilagenous endplate yang menempelkan discus dengan corpus
vertebrae yang terdekat. Masing-masing jaringan ini memiliki fungsi yang
berbeda dan terdiri dari struktur matrik tertentu yang dipelihara oleh populasi sel
yang berbeda. Meskipun memiliki kepadatan sel yang rendah diskus
intervertebralis yang sehat mampu menyeimbangkan antara pergantian matrik
yang lambat pada sintesis dan degenerasi.1

Discus intervertebralis rentan terhadap cidera dan proses degeneratif yang


sering menyebabkan sindroma nyeri pada tulang belakang.2. Proses degenerasi
pada discus intervertebralis terjadi jauh lebih awal jika dibandingkan dengan
jaringan musculosceletal lainya. Kasus degenersi discus lumbal sudah jelas
ditemukan pada kelompok usia 11 sampai 16 tahun, sekitar 20% dari populasi
usia remaja mengalami gejala ringan dari proses degenerasi discus
intervertebralis. Penyakit degenerasi pada discus intervertebralis ini akan
meningkat seiring dengan bertambahnya usia, terutama pada laki-laki. Sekitar 10
% dari kelompok usia 50 tahun dan 70% dari kelompok usia 70 tahun mengalami
3
proses degeneratif discus intervertebralis dengan gejala yang berat. Penyakit
degenerativ pada diskus intervertebralis telah dihubungkan dengan neck dan low
back pain dan biasanya banyak ditemukan pada masyarakat, Fakta menunjukkan
bahwa sebagian besar penduduk mengalami penyakit degenerativ diskus
intervertebralis pada beberapa titik selama kehidupan mereka dan telah
menyumbang masalah kesehatan dan menghabiskan dana yang besar1.

Terapi pembedahan dilakukan bila terapi konservatif gagal. Meskipun


telah banyak pilihan terapi pembedahan yang tersedia, fungsi mekanis diskus
intervertebralis yang sehat tidak dapat tergantikan dengan metode-metode
pembedahan yang sudah ada, sehingga diperlukan penetalaksanaan baru yang
bertujuan mengembalikan struktur dan fungsi discus intervertebralis.1Dari sudut
pandang klinisi, pemahaman yang mendalam tentang karakteristik anatomi,
fisiologi, molekuler dan celluler discus intervertebralis sangat diperlukan untuk
memahami proses kerusakan pada discus intervertebralis dan mengembangkan
strategi terapeutik yang sesuai. 2
BAB II

STRUKTUR DAN KOMPOSISI DISKUS INTERVERTEBRALIS

II.1. Anatomi

Tulang belakang merupakan kolom segmental yang terdiri dari tulang-


tulang vertebrae yang membentuk sebagaian besar tulang belakang. Unsur-
unsurnya masing-masing disatukan oleh serangkaian artikulasi intervertebralis
yang memberikan fleksibelitas, namun tetap memberikan fungsi neuroprotektif
dan penyangga terhadap batang tubuh dan ekstremitas. Kolumna vertebralis terdiri
dari 33 vertebra, terdiri dari 7 vertebrae cervicalis, 12 vertebrae thorakalis, 5
vertebra lumbalis, 5 tulang belakang yang menyatu membentuk sakrum yang
tidak fleksibel dan berhubungan dengan tulang innominate melalui persendian
yang relatif kaku, empat atau lima tulang-tulang irregular yang membentuk
coccygeus4.

Discus intervertebralis terletak diantara corpus vertebrae dan


menghubungkanya menjadi satu kesatuan. Discus intervertebralis adalah sendi
utama pada kolumna vertebralis dan mencakup sepertiga dari tingginya. Peran
utamanya adalah sebagai shock absorber, meratakan beban tekanan diantara
corpus vertebrae serta memberikan fleksibilitas sehingga memungkinkan
pergerakan bending dan torsi pada kolumna vertebralis3.

Mengingat sifat semilikuid nukleus pulposus dan ruangan vakum yang


mungkin ada pada nucleus pulposus yang mengalami degenerasi, Von Luschka
mengklasifikasikan discus intervertebralis sebagai persendian diarthrosis, di mana
kartilago endplate vertebra adalah sebagai kartilago artikular, anulus berperan
sebagai kapsul artikular sedangkan cairan dan ruangan kosong di dalam nukleus
pulposus diartikan sebagai synovia dan rongga sendi. Namun demikian, bentuk
persendian pada diskus intervertebralis harus diklasifikasikan secara eksklusif
karena perkembanganya, struktur,dan fungsinya yang berbeda dari persendian
lainnya, fungsinya paling mendekati dengan persendian amphiarthrosis pada tipe
simfisis4.
Diskus intervertebralis adalah kompleks fibrokartilaginosa yang
membentuk artikulasi antara corpus vertebra. Meski memberikan ikatan yang
sangat kuat untuk memastikan derajat fiksasi intervertebralis yang diperlukan
untuk pergerakan yang efektif dan pelindung saraf, namun penjumlahan gerakan
terbatas yang diizinkan oleh masing-masing diskus intervertebralis pada kolumna
vertebralis secara keseluruhan memiliki karakteristik yang mobil. Diskus
intervertebralis dari berbagai daerah tulang belakang mungkin berbeda dalam
ukuran dan bentuk, tapi pada dasarnya identik dalam strukturnya, masing-masing
terdiri dari tiga struktur utama yaitu: cartilagineus endplate, pada bagian tengah
terdapat nucleous pulposus dan pada bagian pinggir terdapat anulus fibrosus4.

II.1.1 Cartilagineus Endplate (CEP)

Ujung caudal dan cephalic dari diskus ditutupi oleh lapisan tulang rawan,
lapisan akhir. Lapisan tipis tulang rawan hialin ini sangat tebal pada bayi baru
lahir dan menipis seiring bertambahnya usia; pada orang dewasa, tebal sebenarnya
sekitar 0,5-1 mm. Ini berfungsi tidak hanya sebagai antarmuka antara nukleus
pulposus lunak dan tulang padat tulang belakang, tetapi sebagai barriertme
biomekanik yang mencegah cakram dari memberikan tekanan langsung ke
tulang.8

Discus intervertebra dipisahkan dari corpus vertebrae oleh cartilagines


endplate pada bagian bawah dan atas. Adanya cartilagines endplate ini mencegah
nucleus pulposus yang sangat terhidrasi agar tidak mengalami penonjolan pada
vertebrae terdekat. Pada manusia, endplate memiliki struktur yang khas seperti
lempeng pertumbuhan epiphysis dan berperan sebagai lempeng pertumbuhan
untuk corpus vertebra. Pada anak-anak, lempeng pertumbuhan ini tebal dan
meliputi sebagian besar wilayah disc. Endplate akan semakin tipis seiring dengan
laju pertumbuhan dan akhirnya pada orang dewasa lapisan cartilage hyaline yang
avasculer hanya memiliki ketebalan 1mm4.5.

Serupa dengan jaringan discus intervertebra yang lainya ( nucleus


pulposus dan annulus fibrosus) dan kartilago artikular, komponen utama CEP
dalah air (mendekati 80% setelah kelahiran, tetapi dibawah 70% setelah usia 15
tahun), diikuti kolagen tipe II dan proteoglikan. Rasio antara proteoglikan dan
kolagen didalam CEP adalah 2:1, yang serupa dengan susunan kartilago artikular
dan jauh lebih rendah daripada nucleus pulposus. Baru-baru ini juga telah
ditemukan jenis-jenis proteoglikan lainya yang lebih kecil ( misalnya: decorin,
biglycan) yang ditemukan didalam CEP1..

Ketebalan CEP pada manusia dewasa adalah 0,5-1 mm di bagian tepi dan
berkurang kearah pusat. CEP tersusun dari matrik proteglikan yang sangat
terhidrasi dan diperkuat oleh fibril kolagen. Arah serat kolagen melintasi CEP,
dimana serat kolagen terletak secara paralel terhadap corpus vertebra pada bagian
pusat CEP, sesuai dengan lokasi nucleus pulposus, namun melungkung mendekati
bagian dalam anulus fibrosus, dimana mereka akan bergabung dengan serat
kolagen anulus fibrosus. Serabut-serabut elastis berjalan secara paralel terhadap
serat kolagen pada bagian dalam wilayah anulus fibrosus yang berhubungan
denga CEP, dan juga diketahui bahwa serat elastis juga memiliki peran sebagai
pengikat antara nucleous pulposus dengan CEP yang terdekat1..
CEP memiliki fungsi struktural, barier semipermiabel dan load-bearing.
Fungsi struktural CEP adalah untuk memisahkan discus intervertebra dengan
vertebrae terdekat dan menahan jaringan nucleous pulposus. Mengenai barier
semipermeabel, perlu diperhatikan bahwa meskipun aliran vaskuler terdapat pada
bagian luar anulus fibrosus, nucleus pulposus yang sehat bersifat avaskuler.
Meskipun pada usia dekade pertama kehidupan nucleous pulposus memiliki
vaskularisasi dari CEP dan anulus fibrosus namun dengan bertambahnya usia
pembuluh darah tersebut akan mengecil dan pada akhirnya tidak ada pada nuclous
pulposus orang dewasa. Jarak difusi antara vaskuler di anulus fibrosus dengan sel
pada bagian tengah nucleous pulposus dapat mencapai 8 mm, sehingga CEP
menjadi tempat difusi yang utama dimana bahan solut yang kecil berdifusi
menuju nucleous pulposus. Pergantian zat terlarut tersebut bisa terjadi karena
adanya kapiler yang ditemukan pada bagian CEP yang mengalami kalsifikasi
yang membentuktunaspada bagian proksimal CEP. Bagian sentral dari end plate
menjadi tempat difusi yang tertinggi untuk molekul-molekul yang kecil. Bagian
terluar dari anulus fibrosus juga dapat menjadi tempat difusi bagi molekul-
molekul yang kecil namun bagian dalam anulus fibrosis hampir impermeable,
namun perlu diingat bahwa proses difusi tidak hanya dipengaruhi oleh
permeabilitas CEP namun juga dipengaruhi oleh ukuran molekul dan ion listrik.
Molekul kecil seperti glukosa dan oksigen dapat dengan mudah melakukan
migrasi melalui discus intervertebralis, namun molekul besar seperti enzim dan
molekul yang memiliki ion listrik akan sulit untuk melaluinya. Dalam hal
mekanis, CEP berperan untuk meratakan beban tekanan yang berasal dari discus
intervertebra ke corpus vertebra. Kemampuan CEP untuk menanggung beban
diatur oleh keseimbangan antara kandungan kolagen, proteoglikan dan air, selain
itu juga diatur oleh integritas struktur matrik1.

Permeabilitas CEP telah terbukti menurun dengan adanya degenerasi pada


discus intervertebralis. Vaskularisasi ke CEP akan berkurang dan kalsifikasi pada
CEP meningkat mulai dari dekade kedua kehidupan bersamaan dengan proses
awal terjadinya kerusakan pada nucleous pulposus. Pada tahap selanjutnya bagian
CEP yang mengalami kalsifikasi sepenuhnya digantikan oleh tulang dan kanal
nutrisi akan sepenuhnya tersumbat. Van der Wert (2007) menemukan bahwa
penghambatan perfusi melalui end plate akan menurunkan transport rate sembilan
kali lipat, hasil yang sama juga didapatkan pada percobaan dengan model cacine
dimana blokade pada endplate akan memiliki efek penurunan difusi zat terlarut
yang lebih besar dibanding jika ada kerusakan vaskuler pada anulus fibrosus.
Namun demikian penelitian baru-baru ini secara in vivo dan in vitro dengan
mengunakan tehnik MRI dan X-ray microthomography menunjukkan bahwa
permeabilitas dan porositas end plate meningkat seiring dengan bertambahnya
usia, sehingga perubahan pada fungsi sel dan densitas vaskuler mungkin
merupakan alasan utama terjadinya degenerasi discus intervertebral dibandingkan
dengan inhibisi nutrisi discus melalui end plate1.

II.1.2 Anulus Fibrosus (AF)

Anulus merupakan rangkaian konsentris dari beberapa lapis lamella


fibrosa yang membungkus nucleus pulposus dan menyatukan antar corpus
vertebrae dengan kuat. Fungsi penting nucleus pulposus adalah untuk menahan
dan mendistribusikan kekuatan tekanan di dalam kolumna vertebralis, sedangkan
salah satu fungsi utama anulus adalah menahan tegangan, apakah kekuatan tarik
berasal dari extensi horisontal akibat nucleous yang terkompresi, dari tegangan
torsi columna vertebralis, atau tegangan akibat penambahan jarak antar corpus
vertebrae pada sisi konvek lengkung columna vertebralis4.
Pada bagian horisontal, setiap lamella yang mengelilingi discus tersusun
dari serat mengkilat yang berjalan secara oblik atau sepiral terhadap axis columna
vertebralis. Karena discus berbentuk ginjal atau berbentuk hati pada potongan
horizontal dan nucleus pulposus terletak lebih kearah posterior, lamella lebih tipis
dan tersusun lebih rapat pada bagian antara nucleous pulposus dan bagian dorsal
diskus. Pada bagian sepertiga anterior disc serat-seratnya paling kuat dan secara
individual lebih terpisah, dan pada bagian ini apabila dilakukan transeksi maka
akan memperlihatkan bahwa mereka terdiri dari komposisi yang berbeda-beda
karena setiap cincin memperlihatkan perbedaan dalam warna dan elevasi terhadap
bidang datar. Menyusuri dan menginpeksi pada sudut oblique akan
memperlihatkan lapisan serat yang kasar, namun perbedaan ini disebabkan karena
perubahan yang tajam pada arah serat yang berdekatan. Penjelasan sebelumnya
terhadap anulus telah mengklaim bahwa tampilan anulus yang berselang-seling
merupakan akibat interposisi lapisan condrous diantara cincin fibrosa. Pada
kenyataanya perubahasn dari serat lamellae putih mengkilat dengan cincin yang
translucent merupakan akibat dari perbedaan intensitas cahaya yang mengenai
serat akibat perbedaan arah serat. Susunan arah serat yang bolak-balik dan terus
berulang didalam anulus memiliki implikasi pada biomekanik disc.5

Arah serat lamella pada bidang sagital tidak selalu vertikal, pada daerah
anulus yang mendekati nucleus pulposus, serat-serat yang pertama melengkung
kedalam dengan bagian cembung menghadap ke bagian nucleus. Karena seratnya
mengikuti lapisan sebelumnya kearah luar, maka diasumsikan sebagai bentukan
vertikal, tetapi ketika serat serat tersebut sampai pada bagian eksternal lamina
mereka akan menhadi melengkung kembali dengan bagian cembung menghadap
kebagian luar disc.4

Dalam lamellae setiap individu, bundel serat kolagen secara tepat disusun
pada sudut konstan ke sumbu panjang dari kolom vertebral. Kemiringan sudut ini
bergantian dalam lamellae, sehingga setiap lamella lainnya memiliki orientasi
serat kolagen yang sama. Konektivitas antara lamellae terjadi melalui jembatan
translamellar, yang dapat membantu menjaga stabilitas dalam anulus. Organisasi
ini sangat penting untuk fungsi IVD: ini memberi kekuatan anulus radial-lapis,
memungkinkan untuk menahan beban tekan yang diberikan pada inti oleh nukleus
sebagai respon terhadap kondisi dan aktivitas otot tulang belakang, sementara
memungkinkan gerakan torsi dan fleksi terbatas dari tulang belakang.8

Perlekatan annulus terhadap masing-masing vertebral body tidak sebutkan


secara khusus. Perlekatan ini akan mudah dimengerti ketika sediaan kering
vertebrae thoracal atau lumbalis diperiksa terlebih dahulu.3

Dalam diskus intervertebralis yang sehat, AF mengandung 65–70% air.


Berat kering adalah sekitar 20% proteoglikan, 50–70% kolagen, dan 2% elastin.
Dari luar ke dalam AF, kandungan proteoglycan, air, dan konten kolagen tipe II
meningkat, sedangkan kandungan kolagen tipe I menurun. Secara mekanis, tipe I
kolagen memberikan kekuatan dalam kondisi tegang, seperti pada tendon.
Kolagen tipe II membentuk jaringan halus yang terikat dengan proteoglikan - dan
juga air - sehingga memungkinkan jaringan untuk menahan kekuatan tekanan
yang besar, seperti pada kartilago hialin6.
Anulus fibrosus mendapatkan tegangan tarik dan tekan selama
pembebanan fisiologis. Akibatnya, ia memiliki kandungan kolagen yang tinggi
mirip dengan jaringan penahan tegangan lainnya seperti tendon dan ligamen. Dari
bagian luar ke dalam anulus, ada penurunan rasio kolagen I hingga II, dan jumlah
proteoglikan naik. Profil ini mencerminkan perubahan dalam lingkungan
pembebanan dari lebih banyak ketegangan di luar annulus fibrosus hingga ke
kompresi yang lebih banyak ke arah nukleus pulposus. Dengan cara yang sama, di
luar annulus fibrosus, serat kolagen menyisipkan diri langsung ke tulang kortikal
dari tulang belakang dan tidak ke endplate seperti pada anulus fibrosus bagian
dalam, hal ini mungkin mencerminkan beban tarikan yang lebih tinggi berada
pada anulus fibrosus terluar.8

II.1.3 Nucleous Pulposus (NP)

Nukleus pulposus berasal dari notochord dan sel notochordal tetap berada
di jaringan setelah lahir dan memasuki kehidupan dewasa. Selama perkembangan,
nukleus sangat seluler: setelah lahir, jumlah sel berkurang; pada orang dewasa,
kepadatan sel sangat rendah. Histologi sel-sel nukleus pulposus adalah unik dan
kompleks: sel-sel besar disusun terutama dalam kelompok dan dipisahkan oleh
matriks ekstraseluler yang melimpah.8

NP adalah struktur gelatinosa yang mengisi 40-50% dari volume discus


dewasa dan 25-50% dari luas penampang melintang. NP memiliki kandungan air
yang tinggi sehingga menimbulkan tekanan hidrostatik yang akan meningkat
sebagai respons terhadap pembebanan kompresi dan tekanan ini menghasilkan
tegangan di sekitar AF6. Nucleous pulposus terletak di bagian dalam anulus
fibrosus, pada umumnya terletak lebih dekat dengan tepi posterior disc. Karakter
yang paling penting ini akan terlihat jelas baik pada bidang tranversal maupun
sagital disc yang mengalami tekanan internal, dimana nucleous pulposus akan
mengalami penonjolan pada bidang datar. Palpasi pada nukleous pulposus yang
terdiseksi dari orang dewasa muda menunjukkan bahwa nucleous pulposus
berespon seperti cairan kental saat diberikan tekanan, tetapi juga menunjukkan
pantulan elastisitas yang kuat dan kembali kebentuk semula saat tekanan
dilepaskan. Kemampuan seperti ini masih dapat dilihat pada spine cadaver yang
diawetkan selama beerapa bulan8

Analisa histologi memberikan sebagian keterangan tentang karakter dari


nucleous. Karena sisa definitif dari notochord embrionik, ini memiliki kesamaan
tersusun dari jaringan longar, serat halus yang tertanam dalam matrik gelatin.
Pada bagian tengah dari massa, serat-serat ini tidak memperlihatkan.3

Karena tingginya tingkat hidrasi dan konsistensi gelatin, perilaku mekanik


dari nukleus pulposus memiliki karakteristik baik dari sifat cairan maupun padat.
Akibatnya, nukleus pulposus biasanya diperlakukan sebagai bahan viskoelastik.
Sifat mekanik dari nukleus pulposus telah diteliti terutama melalui tes torsi dan
kompresi. Kompresi terbatas telah biasanya digunakan untuk mengukur beberapa
sifat mekanik dari nukleus pulposus seperti modulus agregat dan koefisien
permeabilitas. Hal ini dapat diukur dengan aksial kompresi sampel silinder dalam
ruang yang mencegah ekspansi lateral.8

II.2. Komposisi Diskus Intervertebral

II.2.1 Air

Komponen utama dari diskus intervertebralis adalah air, dan


konsentrasinya diatur oleh rantai samping GAG dari proteoglikan. Konsentrasi air
bervariasi sesuai usia, lokasi di dalam diskus, dan posisi tubuh. Nukleus pulposus
adalah bagian yang paling terhidrasi, dan konsentrasi air mungkin 90% pada bayi,
menurun menjadi sekitar 80% pada diskus dewasa muda nondegenerasi.
Kandungan air dari anulus lebih rendah dari nukleus, menurun hingga 65% di
anulus luar pada diskus dewasa.7

Kandungan air bervariasi dengan beban, yang menyebabkan perubahan


diurnal dalam hidrasi diskus. Selama siklus diurnal pada dewasa muda, di diskus
lumbar yang sangat terhidrasi, 25% dari air di diskus dapat hilang dan kembali.
Air diekskerisikan dari diskus pada siang hari karena meningkatnya gaya berat
badan dan kontraksi otot, dan itu dikembalikan pada malam hari ketika gaya tekan
terhadap hilang. Siklus diurnal ini menghasilkan perubahan ketinggian piringan
dan mempengaruhi sifat mekanik dari diskus.7

II.2.2 Makro Molekul

Kolagen adalah salah satu komponen makromolekul utama dari diskus.


Kandungan kolagen tertinggi dari diskus berada pada anulus bagian luar, dan
berat kering menurun secara signifikan dalam inti diskus dewasa. Konsentrasi
kolagen tipe I tertinggi di anulus luar dan menurun ke arah nukleus, di mana
hampir tidak terdapat disana. Kolagen tipe II mengikuti gradien yang berlawanan,
dengan konsentrasi tertinggi terletak di nukleus. Bersama dengan kolagen tipe I
dan II, ECM mengandung banyak kolagen lain, termasuk tipe III, V, VI, IX, dan
XI.7

Makromolekul utama lainnya dari diskus adalah aggrecan, yang terdiri


dari inti protein dengan sekitar 100 rantai samping GAG anionik. Banyak molekul
aggrecan secara kovalen menempel pada rantai hyaluronan membentuk agregat
besar. Agregat ini terperangkap oleh jaringan kolagen di sekitarnya, memberikan
muatan negatif ke ECM. Cairan interstisial mengandung kelebihan kation, yang
secara langsung berkaitan dengan konsentrasi muatan negatif (yaitu, konsentrasi
GAG). Konsentrasi kation yang tinggi menghasilkan tekanan osmotik yang tinggi
di dalam nukleus, yang akibatnya menyebabkan imbibisi air. Perubahan
konsentrasi proteoglycan dan konsentrasi GAG menyebabkan perubahan tekanan
osmotik, mempengaruhi kemampuan cakram untuk mempertahankan hidrasi dan
turgor ketika terbebani.7

Selain kolagen dan aggrecan, diskus juga mengandung konsentrasi


makromolekul lain yang lebih rendah, termasuk elastin, proteoglikan decorin yang
lebih kecil dan fibromodulin, protein matriks oligomerik kartilago, dan protein
lapisan kartilago intermediate. Molekul-molekul ini berfungsi baik secara
struktural atau biomekanik dan penting untuk fungsi diskus normal.7
II.3 Perubahan Struktur

Diskus intervertebral mengalami perubahan biokimia dan struktural karena


penuaan dan degenerasi. Perubahan biokimia termasuk penurunan konten
proteoglikan, peningkatan ikatan silang protein, dan perubahan dalam jenis dan
distribusi kolagen. Perubahan biokimia selama degenerasi mirip dengan penuaan;
degenerasi memiliki ciri khas yaitu terjadi dalam tingkat yang lebih cepat dan
disertai dengan perubahan struktural yang merusak fungsi diskus. Perubahan
struktural yang diamati selama degenerasi termasuk penurunan tinggi diskus,
penggelembungan ke dalam dan luar dari annulus fibrosus, dan hilangnya
organisasi lamelar.8
BAB III

FUNGSI DISKUS INTERVERTEBRALIS

III.1 Biomekanik Diskus Intervertebral

Dari sudut pandang biomekanik, tulang belakang tampaknya mencapai


tiga fungsi utama. Pertama, tulang belakang menyediakan struktur di mana beban
dapat salurkan keseluruh tubuh. Kedua, tulang belakang memungkinkan gerak
dalam ruang multidimensi. Ketiga, tulang belakang menyediakan struktur untuk
melindungi sumsum tulang belakang. Untuk menghargai kemampuan tulang
belakang untuk mencapai fungsi-fungsi ini, kita perlu memahami gerakan alami
tulang belakang dan kemampuan tulang belakang untuk menahan kekuatan atau
beban yang ditularkan melalui struktur.7

Corpus vertebral dihubungkan oleh diskus yang mendukung beberapa


fungsi biomekanik. Pertama, diskus bertindak sebagai peredam kejut antara
vertebra, menyerap sebagian dari kekuatan mekanik yang ditransmisikan melalui
tulang belakang. Kedua, mereka dapat mengirimkan sebagian dari beban mekanik
antara vertebra. Ketiga, diskus mampu menciptakan dan mengatur gerak antara
corpus vertebral. Secara fungsional, diskus bertujuan untuk memberikan pemisah
antara vertebra berturut-turut. Pemisahan ini memberikan ruang di antara vertebra
sehingga tubuh vertebral secara independen dapat mengubah orientasi mereka dan
melakukan gerakan lentur. Dengan pengaturan ini, memungkinkan struktur tulang
belakang menjadi lentur dan dapat dideformasi.7

Lebih detil dari fungsi diskus adalah bahwa fungsi utama dari nukleus
pulposus adalah untuk mendukung beban mekanis melalui tekanan hidrolik dan
osmotik. Endplates tulang rawan adalah lapisan tipis tulang rawan yang menutupi
area pusat tubuh vertebral. Di pinggiran tubuh vertebral, tidak ditutupi oleh
endplate kartilaginous, adalah cincin apophysis. Endplates tulang rawan memiliki
peran penting pada pertukaran nutrisi, produk limbah, dan metabolit lain antara
nukleus dan pembuluh darah di corpus vertebral. Anulus fibrosus terdiri dari
serangkaian lapisan konsentris dengan serat kolagen dalam orientasi bergantian.
Lamella luar dari serabut kolagen menempel langsung ke corpus vertebral
sementara lamella dalam menempel pada endplate kartilaginous. Anulus fibrosus
menyediakan kurungan lateral dari nukleus pulposus, mendukung beban vertikal,
dan membatasi jumlah gerakan antara tubuh vertebral.8

Berdasarkan kesamaan struktural dan fungsional yag jelas antara disks


intervertebralis dan sendi sinovial dan menyadari bahwa beberapa perbedaan ada
di antara sendi ini, tampaknya logis untuk menempatkan diskus dalam kelompok
yang sama sebagai sendi diarthrodial.8
BAB IV

FISIOLOGI DISKUS INTERVERTEBRALIS

IV.1 Vaskularisasi Diskus Intervertebral

Pada awal kehidupan janin, saluran vaskular melintasi endplate, tetapi


mereka berkurang dalam ukuran mulai saat lahir sampai hilang sepenuhnya
sekitar usia 5 tahun. Pada orang dewasa, suplai darah dari diskus muncul dari dua
pleksus kapiler. Satu pleksus menembus 1 hingga 2 mm ke anulus luar, hanya
memasok pinggiran anulus. Pleksus kapiler lainnya dimulai dari corpus vertebral
dan menembus tulang subchondral, berakhir pada loop kapiler di persimpangan
kartilago-tulang. Kepadatan dari jaringan kapiler ini bervarias di lokasi di seluruh
endplate, yang terbesar di pusat dan terendah di pinggiran. Sel-sel di pusat
nukleus pulposus dewasa berjarak 8 mm dari sumber darah terdekat, membuat
diskus menjadi salah satu struktur avaskular terbesar dalam tubuh.7

IV.2 Nutrisi Diskus Intervertebral

Vaskularisasi terbatas dari diskus intervertebral mempunyai implikasi


fisiologis yang pentin - terutama mengenai nutrisi yang hampir sepenuhnya
bergantung pada proses difusi. Lingkungan nutrisi sel bervariasi di seluruh diskus
karena ukurannya; sel dalam nukleus berjarak 6 hingga 8 mm dari pembuluh
darah terdekat. Molekul kecil yang diperlukan untuk mempertahankan fungsi
seluler (yaitu glukosa dan oksigen) dengan mudah meninggalkan kapiler
vertebralis dan berdifusi melintasi endplate kartilaginous tipis dan lapisan terluar
anulus ke dalam ECM. Konsentrasi gradien glukosa, oksigen, dan nutrisi dan
metabolit lainnya ada di diskus, diatur oleh tingkat pasokan dan konsumsi nutrisi.
Ketegangan oksigen yang rendah dalam nukleus menyebabkan metabolisme
anaerobik (yaitu glikolisis), menghasilkan konsentrasi asam laktat yang tinggi dan
pH yang lebih rendah dalam nukleus dibandingkan dengan pinggiran diskus.
Produk sampingan metabolik seperti asam laktat dikeluarkan dari diskus dengan
difusi ke arah yang berlawanan dengan masuknya nutrisi.7
IV.3 Inervasi Diskus Intervertebral

Dalam kondisi normal, hanya bagian luar 1 hingga 2 mm dari anulus fibrosus
yang dipersarafi pada diskus manusia yang tidak terdegenerasi. Sisa dari anulus
dan nukleus adalah avascular yang unik dan kurang neuron dalam kondisi normal
dan tidak terdegenerasi. Beberapa penelitian telah mendeskripsikan pertumbuhan
sel saraf lebih lanjut ke dalam diskus lumbar yang terdegenerasi.7
Daftar Pustaka

1. Pattapa G et al. 2012. Diversity of intervertebral disc cell:phenotype and


function. In: Journal of anatomy. Vol 221, pp480-496
2. Erwin WM, Hood KE. 2014. The Celluler and moleculer biology of the
intervertebral disc:a clinician,s primer. JCCA
3. Raj PP. 2014. Intervertebral disc: anatomy-physiology-pathophysiology-
treatment. Researchgate
4. Herkowit HN, Et al. 2011. Rothman-Simeone The Spine, Sixth edition.
Saunders Elsevier, Philadelphia. USA.
5. Tomaszewsky KA, et al. 2014. The Biology behind the human
intervertebral dish and its endplate. Via medica Journal
6. Newell N, et al. 2017. Biomechanics of the human intervertebral disc: A
review of testing techniques and results. Journal of the Mechanical
Behavior of Biomedical Materials.
7. Hayes AJ, et al. 2011. Chondroitin Sulphate Sulphation Motif Expression
In The Ontogeny Of The Intervertebral Disc. European Cells And
Materials.
8. Shapiro IM, et al. 2014. The Intervertebral Disc: Molecular and Structural
Studies of the Disc in Health and Disease. Springer Wien Heidelberg New
York Dordrecht London

Anda mungkin juga menyukai