Ismayanti Firdani
PO714241141017
PENGERTIAN
• Penyakit Huntington adalah kelainan genetik neurodegeneratif yang
mempengaruhi koordinasi otot dan menyebabkan penurunan otot serta
dementia (kepikunan), yang secara lambat tapi pasti menyebabkan
kematian. Penyakit Huntington berdampak luas terhadap kemampuan
fungsional seseorang dan biasanya mengakibatkan gangguan gerakan,
berpikir (kognitif) dan gangguan kejiwaan.
• Huntington Disease merupakan salah satu penyakit yang bersifat genetik
autosomal, karena penelitian sudah menemukan gen yang mengalami
mutasi sehingga terjadi sindroma ini. Sindroma Huntington terdiri dari
dominant inheritance, choreoathetosis, dan dementia. Secara umum gejala
yang dialami pasien pengidap Huntington Disease ini sudah terjabarkan
dalam sindromnya, dan prognosis untuk pasien yang terdiagnosa
mengalami Huntington disease adalah buruk, dimana ia akan kehilangan
kemampuan untuk mengkoordinasi gerakan-gerakannya, kehilangan
karakternya, dan yang berakhir pada kematian.
• Huntington disease pertama kali ditegakkan oleh dr. George
Huntington pada tahun 1872, dikemukakan dari hasil
penelitiannya jikalau penyakit ini didapatkan secara
keturunan yang diperkirakan berasal dari negara eropa dan
kemudian karena ekspansi, maka terjadi pernikahan dengan
pembawa gen tersebut dengan orang-orang lokal sehingga
menyebar. Umumnya penyakit ini bermanifestasi pada
dekade ke 4 atau ke 5, namun telah ditemukan juga jikalau
penyakit ini dapat bermanifestasi pada usia muda dan
memiliki progresivitas yang lebih cepat dan lebih buruk
dibandingkan dengan seseorang yang baru bermanifestasi
pada umur yang lebih tua.
• Kelainan fungsi motorik akan muncul pertama pada tangan dan wajah
pasien. Umumnya pasien hanya akan dianggap resah oleh orang-orang
disekitarnya. Pergerakan tangan akan menjadi melambat dan pasien akan
kesulitan dalam melakukan hal yang didominasi tangan seperti menulis.
Hal ini akan terus berkembang sehingga menjadi suatu chorea. Frekuensi
berkedip akan meningkat, dan umumnya lidah pasien akan dijulurkan,
selain itu umumnya bila pasien ingin melakukan sesuatu, pergerakannya
akan terganggu karena kecenderungan gerakan chorea yang tidak
terkontrol. Tonus otot pasien akan menurun, terdapat rigiditas,
bradikinesia, dan tremor seperti pada parkinsonisme. Pada sepertiga
pasien mengalami hiperrefleks namun hanya beberapa yang menunjukan
reflek babinski positif. Pergerakan pasien menjadi lambat tanpa adanya
penurunan kekuatan atau ataxia. Pasien akan mengalami kesulitan
berbicara karena inkoordinasi otot-otot lidah dan diafragma.
• Selain itu, pasien akan mengalami kesulitan dalam
menggerakan bola matanya baik dalam gerakan
mengejar ataupun melirik, sehingga umumnya
pasien harus menoleh untuk dapat melihat ke
samping. Pasien akan mengalami kesulitan dalam
berkonsentrasi pada satu titik, karena pasien tidak
dapat melawan “ keinginannya “ untuk menatap
benda lain.
• Gejala chorea dan dementia dapat terjadi tidak
berurutan, namun pada umumnya bila gejala
chorea dan dementia sudah muncul, rata-rata
dalam 10 – 15 tahun pasien akan memasuki fase
vegetatif dan kemudian meninggal karena infeksi
atau keadaan medis lainnya.
DIAGNOSIS
• Bila pasien sudah menunjukan manifestasinya
secara nyata, pemeriksaan lanjutan tidaklah
diperlukan. Kesulitan dalam penegakan
diagnosis terutama terletak pada kurangnya
riwayat keluarga, namun menunjukan chorea
yang progresif, gangguan emosi, dan
mengalami dementia. Namun hal tersebut
dapat diatasi dengan pemeriksaan genetik.
PENATALAKSANAAN
• Pada dasarnya Huntington tidak memeiliki terapi definitif karena bersifat
genetik, terapi yang ada hanya bersifat simptomatik dan suportif. Terapi
simptomatik untuk mengatasi gangguan emosi dan chorea dapat diberikan
Haloperidol ( 2 – 10 mg ) namun pemberiannya harus dipantau dengan
ketat karena dapat menimbulkan ketergantungan dan diberikan dalam
dosis yang minimal. Levodopa dan dopamin agonis yang lain hanya
memperburuk manifestasi chorea. Obat-obatan yang memblok reseptor
dopamine dapat mengurangi gejala chorea ( reserpine, clozapine,
terutama tetrabenazine ) namun efek sampingnya ( mengantuk dan
tardive diskinesia ) melebihi manfaatnya. Pada tahap awal, pemberian
terapi seperti terapi parkinsonisme dapat membantu untuk kekakuannya.
Transplantasi jaringan ganglionik fetus ke striatum pasien memberikan
hasil yang tidak tetap. Umumnya pasien huntington diberikan
antidepresant karena selain merupakan salah satu manifestasinya, pasien
akan merasa tertekan dengan kenyataan penyakit ini.
PROGNOSIS
• Umumnya pasien akan secara progresif
mengalami kehilangan fungsi motorik dan
mengalami dementia, sehingga pasien tidak
dapat melakukan ADL. Rata-rata, pasien
Huntington akan mengalami kematian 15 – 20
tahun setelah gejalanya muncul.