Anda di halaman 1dari 3

Assessment FT

Diagnosis cubital tunnel syndrome ditegakkan melalui anamnesis mengenai keluhan pasien,
pemeriksaan fisik dan tes untuk menguji fungsi motorik dan sensorik dari nervus ulnaris, serta
pemeriksaan penunjang electrodiagnostik studies berupa tes konduksi saraf, elektromiografi, dan
imaging (x-ray siku dan imaging.

a. Anamnesis
Dari anamnesis biasanya didapatkan pasien mengeluh nyeri seperi gambaran manifestasi klinis
(komplikasi) dari cubital tunnel syndrome, yaitu nyeri disepanjang jalur nyeri nervus ulnaris dan
pada aspek medial dari siku, nyeri ketika melakukan fleksi siku, nyeri yang menjalar secara radial
disepanjang sisi ulnar lengan bawah, lemah ketika melakukan fleksi pada pergelangan tangan
dan siku, penurunan sensasi pada jari ke empat dan kelima yang disertai timbul mati rasa dang
tingling (terasa geli) yang intermitten (hilang tibul), dan kekakuan derajat ringan hingga sedang.
b. Pemeriksaan fisik
1. Tes Tinel ( Tinel’s sign )
Adalah pemeriksaan untuk memeriksa syaraf yang teriritasi. Tes Tinel ini dilakukan dengan cara
perkusi di sepanjang jalur nervus dengan jarum atau jari, yang akan dirasakan sebagai sensasi “
tersetrum”. Tes ini dilakukan pada siku yang fleksi pada cubital tunnel syndrome. Tes ini
meliputi fleksi dari siku lebih dari 90°, supinasi dari lengan atas, dan mengangkat pergelangan
tangan. Hasil positif apabila didapatkan parestesi kurang dari 60 detik. Abduksi bahu juga dapat
membantu kapasitas diagnostik didalam tes ini.
2. Tes Wartenberg ( Wartenberg sign )
Adalah pemeriksaan untuk abduksi dari jari kelingking dengan ekstensi. Metode ini di gunakan
untuk mengetahui adanya abduksi yang persisten jari kelingking degan menggunakan musculus
extensor digitorum communis jari manis. Teknik ini sebaiknya digunakan pada kasus abduksi
persisten dari jari kelingking, dimana tidak ada kelainan claw hand.
3. Tes Froment ( Froment sign )
Adalah pemeriksaan dengan penderita melakukan gerakan mencubit. Penderita dengan
kelumpuhan nervus ulnaris akan kesulitan memegang dan akan dikompensasi oleh musculus
flexor pollicis longus dari ibu jari. Secara klinik, kompensasi ini adalah manifestasi dari fleksi
dari sendi ibu jari ( daripada ekstensi yang sebetulnya fungsi dari adduktor pollicis ). Catatan
bahwa flexor pollicis longus dipersyarafi oleh ramus interosseous anterior nervus medianus.

Beberapa tes yang digunakan untuk menguji fungsi sensorik nervus ulnaris:
1. Elbow fleksion test
Pasien diminta memfleksikan siku secara maksimal disertai supinasi maksimal dan
ekstensi pergelangan tangan, bila terjadigangguan nervus ulnaris maka akan terasa tidak
nyaman/ terjadi paresthsia.
2. Monofilamin test
Terjadi penurunan sensasi di sepanjang distribusi nervus ulnaris (pada asepek ulnar
dorsalis tangan).
3. vibratory discrimination test
terjadi penurunan sensasi disepanjang distriusi nervus ulnaris (pais dkk, 2009) tes
konduksi saraf dan elektromiografiberdasaran American association of electrodiagnostik
medicine (AAEM),kreteria diagnosis berdasarkan elektrodiagnostik untuk cubital tunnel
syndrome, antara lain:
1. kecepatan konduksi saraf absolute (NCV) pada siku kurag dari 50 m/s
2. terdapat penurunan NCV lebih dari 10 m/s pada siku
3. terdapat penurunan amplitude dari compound muscle action potential (CMAP) lebih
dari 20 %.
4. Tidak aadanya respon sensorik dari nervus ulnaris
5. Ada tanda-tanda denervasi dari otot yang diinervasi oleh nervus urnaris yang tampak
dari elektromiografi
Ada lima drajat yang digunakan untuk mengevaluasi keparahan dari cubital tunnel syndrome
yaitu:
1. Negative: hasil normal pada semua test
2. Ringan: penurunan kecepatan konduksi nervus ulnaris motorok pada siku dan aksi
potensial nervus ulnaris sensorik.
3. Normal: penurunan kecepatan konduksi nervus ulnaris motorik pada siku dan penurunan
amplitude aksi potensial nervus ulnaris sensorik.
4. Berat; tidak adanya aksi potensial nervus ulnaris sensorik dan penurunan kecepatan
konduksi nervus ulnaris motorik pada siku.
5. Ektrim: tidak adanya respon motorik dan sensorik dari hipotener.

C. Imaging
 X-ray
X-ray yang dilakukan pada seseorang yang dicurangai mengalami cubital tunnel
syndrome adalah X-ray siku anteroposterior dimana pasien diminta untuk melakukan
fleksi siku maksimal dan sedikit eksternal rotasi.Tujuannya adalah untuk mengetahui
apakah ada kelainan pada daerah siku.Dari 122 orang yang memiliki gejala sindrom
ini,sebanyak 20% terlihat gambaran osteophyte pada bagian medial trochlearisnya dan
sebanyak 29% mengalami ketidaksesuaian antara trochlea dan olecranon ≥ 5 mm (john
dan palmaz,1986).
 Ultrasound
Dari ultrasonografi kita bisa mengevaluasi nervus ulnaris,apakah terhadap
penjempitan atau tidak.Nervus ulnaris dianggap patologis bila cross-sectional area (CSA)
nervus ulanaris pada cubital tunnel lebih dari 7,5 mm (pais dkk,2009).

Problematik
a. Impairment
 Adanya gangguan sensibilitas area lengan bawah sisi medial, tangan sisi medial,
dan jari-jari ke 4 dan ke 5 bagian anterior pada tangan kanan.
 Adanya nyeripada punggung tangan sisi kanan
 Adanya keterbatasan gerak pip dan dip jari ke 4 da 5 kearah ekstensi pada sisi
kanan.
b. Functional limitation
Keterbatasan dalan berjabat tangan, dan membuka tangan, menulis, mengetik,
mandi, menggosok gigi
c. Disability/ participation
Keterbatasan dalam melakukan aktivitas sosialnya seperti tidak bisa melakukan
aktivitas kerja bakti.

Anda mungkin juga menyukai