Anda di halaman 1dari 3

2.

5 Pemeriksaan
Untuk menegakakkan diagnosis sebuah penyakit pada pasien maka dokter harus melakukan
anamnesis, inspeksi, palpasi maupun auskultasi kepada pasiennya. Dan pada kasus rupture tendo
Achilles, untuk menegakkan diagnosis maka diperlukan:
1) Anamnesis
 Keluhan nyeri di daerah pergelangan kaki hingga ke betis
 Keluhan kaku di pagi hari
 Tidak dapat atau kurang mampu menggerakan kaki (terutama fleksi)
2) Inspeksi
 Pembengkakan di daerah pergelangan kaki
 Deformitas/ perubahan bentuk
3) Palpasi
 Terdapat lokasi tenderness/ nyeri tekan pada lokasi tendon Achilles
 Temperature pada daerah tendon Achilles sedikit lebih tinggi
 Terjadi spasme otot terutama pada musculus gastrocnemius
Setelah diagnosis dapat ditegakan maka dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik, yang dapat
dilihat dari pergerakan tumit dan otot. Apabila pergerakannya lemah atau bahkan tidak
adapergerakan maka akan dicurigai tendon Achilles mengalami rupture. Berikut adalah beberapa
tes fisik yang dapat dilakukan :
1. Tes Simmonds/ Tes Thompson
Tes ini dilakukan untuk mengetahui kelainan tendon yang terjadi di tulang calcaneus. Cara
melakukan tes ini, penderita tidur dengan posisi tengkurap, dengan kedua kaki dipinggir
tempat tidur, lalu dilakukan kompresi pada otot betis. Pada otot yang normal, Setelah
dilakukan kompresi maka akan terjadi flexi plantar, sebaliknya jika setelah dilakukan
flexiplantar dan tidak terjadi flexi plantar, maka telah terjadi ruptur tendon achilles.

2. Tes Obrien
Sebuah jarum suntik dimasukkan melalui kulit pada betis, dari medial ke garis tengah, dan 10cm
proksimal terhadap masuknya tendon. Jarum dimasukkan dampai ujungnya ada di dalam substansi
tendon. Pergelangan kaki kemudian bergantian melakukan plantar fleksi dan dorsofleksi. Jika,
pada dorsofleksi, titik jarum distal, bagian dari tendon distal jarum dianggap utuh. Jika titik jarum
proksimal, diduga hilangnya kontinuitas antara jarum dan tempat penyisipan dari tendon.

3. Tes Copeland
Untuk tes ini, manset Sphygmomanometer melilit betis di bagian tengah sementara Pasien
berbaring rawan. Manset mengembang hingga 100 milimeter merkuri (13,33 kilopascal)dengan
kaki di fleksi plantar. Kaki kemudian dorsofleksi. Jika tekanan naik sampai sekitar140 milimeter
merkuri (18,66 kilopascal), unit musculotendinous dianggap menjadi utuh. Namun, jika tekanan
tetap sekitar 100 milimeter merkuri (13,33 kilopascal), maka diagnosis ruptur tendon Achilles
dapat ditegakkan.

Selain melakukan pemeriksaan fisik, dokter juga bias meneruskan ke pemeriksaan radiologi.
Pemeriksaan tersebut adalah:
a) MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Kegunaan : Untuk membedakan rupture lengkap dari degenerasi tendon Achilles,
paratenonitis, tendonitis dan bursitis.

b) X-Ray
Kegunaan : Mengindetifikasi secara tidak langsung robekan tendon Achilles, tetapi tidak
efektif untuk mengedintifikasi cedera pada jaringan lunak
c) Ultrasonografi (USG)
Kegunaan : Menentukan ketebalan tendon, karakter dan adanya robekan. Sangat mudah
untuk mengetahui structural jaringan lunak dan menjadi metode yang konsisten untuk
mendeteksi jenis cedera

Anda mungkin juga menyukai