Anda di halaman 1dari 17

PHLEBOTOMY DAN PEMASANGAN PERIPHERAL IV LINE

CATHEHER (UNTUK SET INFUS & TRANSFUSI)

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Mahasiswa mampu:
1. Mengetahui prosedur phlebotomy
2. Mengetahui prosedur pemasangan kateter perifer intravena

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Mahasiswa mampu:
1. Mengidentifikasi lokasi pungsi vena secara anatomi
2. Mempersiapkan alat (termasuk mengidentifikasi jenis tabung vakum) serta
memposisikan pasien sebelum melakukan pungsi vena closed system
3. Melakukan tindakan diagnostik phlebotomy
4. Mempersiapkan alat untuk pemasangan kateter perifer intravena
5. Melakukan tindakan pemasangan kateter perifer intravena

34 Skills lab Sem 4 2020 – 2021


PHLEBOTOMY DAN PEMASANGAN PERIPHERAL IV LINE CATHEHER (UNTUK
SET INFUS & TRANSFUSI)

Phlebotomy berasal dari kata dalam Bahasa Yunani ‘phlebos’ berarti vena dan ‘tome’
berarti insisi, sehingga phlebotomy adalah ilmu dan keterampilan mengenai pengambilan
darah. Phlebotomy telah berabad-abad dilakukan dalam pelayanan kesehatan. Pengambilan
darah dapat dilakukan dari pembuluh darah vena, pembuluh darah arteri, jaringan perifer
dengan menusuk jari atau tumit, baik pada orang dewasa maupun bayi. Pengambilan darah
vena (vein puncture / pungsi vena) biasanya diperlukan untuk pemeriksaan penunjang
laboratorium seperti pemeriksaan hematologi, kimia, imunoserologi, atau kultur darah.
Pemasangan peripheral IV line catheher (kateter intravena perifer) adalah tindakan
memasukan kateter intravena ke dalam pembuluh darah vena yang dapat disambungkan dengan
infus set, selang kantong darah transfusi, atau obat intravena. Tujuan pemasangan peripheral
IV line catheher adalah untuk memberikan terapi cairan, menjaga kebutuhan cairan, pemberian
transfusi darah, dan pemberian obat intravena.

A. Anatomi Lokasi Pungsi Vena


Lokasi pungsi vena untuk phlebotomy dapat dilakukan pada vena di permukaan yang
mudah terlihat dengan ukuran yang cukup besar sehingga mempermudah aliran darah, pada
vena yang elastis dan pada vena yang tertopang oleh jaringan sekitar yang cukup kokoh.
Lokasi pengambilan darah untuk phlebotomy biasanya pada antecubiti lengan. Jika pada
lokasi tersebut sulit maka dapat diambil pada vena dorsal tangan. Vena pada antecubiti
adalah v. mediana cubiti, v. cephalica dan v. basilica (Gambar 1 dan 2). Pada dorsum manus
terdapat v. basilica dan v. cephalica (Gambar 3). Perlu diingat bahwa pengambilan darah
pada vena di dorsum manus dianjurkan memakai wing needle, karena vena berukuran kecil.
Sebelum melakukan pungsi vena dilakukan inspeksi pada lokasi pungsi. Pungsi tidak
boleh dilakukan pada lokasi vena dengan keadaan berikut: lengan pada sisi mastektomi;
daerah yang terdapat hematom, skar, luka bakar; vena dengan trombosis atau vena non elastis
karena sklerosis atau trombosis;dan vena yang terpasang infus atau transfusi.
Untuk pemasangan IV line catheher, lebih dianjurkan dilakukan pada v. cephalica yang
berada di pergelangan tangan, karena vena ini cukup besar dan kokoh. Pemasangan IV line
catheher dapat pula dilakukan pada vena di dorsal metacarpal / dorsum manus. Vena di
bagian ini meskipun mudah terlihat namun tidak stabil dan mudah menyebabkan

35 Skills lab Sem 4 2020 – 2021


penyumbatan. Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah melakukan pemasangan kateter
intravena perifer pada lengan yang tidak dominan digunakan.

iGambar 1. Lokasi vena di antecubiti, gambaran vena H, dan gambaran vena M

Gambar 2. Lokasi vena di antecubiti Gambar 3. Lokasi vena di dorsum manus

36 Skills lab Sem 4 2020 – 2021


B. Hand hygiene
World Health Organization (WHO) telah menetapkan hand hygiene sebagai tindakan
yang harus dilakukan sebelum melakukan intervensi ke pasien. Hand hygiene dapat
dilakukan dengan hand wash atau hand rub. Namun kini hand rub dapat dilakukan secara
mudah dan lebih cepat (20-30 detik) dengan efektivitas yang sama dengan hand wash.
Larutan antiseptik yang dapat digunakan untuk hand rub adalah larutan berbasis alkohol
70%. WHO menetapkan 5 moments of hand hygiene yaitu:
1. Sebelum menyentuh pasien,
2. Sebelum melakukan tindakan,
3. Setelah melakukan tindakan yang berkaitan dengan cairan tubuh,
4. Setelah menyentuh pasien, dan
5. Setelah menyentuh peralatan pasien.

Tindakan phlebotomy merupakan tindakan yang mengintervensi pasien dan melibatkan


pembuluh darah sehingga pada tindakan phlebotomy dan pemasangan IV line catheter maka
hand hygiene harus dilakukan sebelum dan sesudah prosedur tindakan. Teknik hand hygiene
dengan hand rub dilakukan dengan menuangkan larutan hand rub ke telapak tangan lalu
melakukan 6 langkah sebagai berikut (Gambar 4):
1. Gosokan antara telapak tangan kiri dan kanan,
2. Gosokan telapak tangan kanan ke punggung tangan kiri, lakukan sebaliknya,
3. Gosokan jari ke sela jari, lakukan dengan jari sebaliknya,
4. Gosok pungung jari dengan gerakan mengunci, lakukan sebaliknya,
5. Gosok ibu jari dengan menggengam ibu jari dengan telapak tangan, lakukan
sebaliknya, dan
6. Gosok seluruh ujung jari pada telapak tangan, lakukan pada jari tangan lain

37 Skills lab Sem 4 2020 – 2021


Gambar 4. Teknik 6 langkah hand hygiene WHO

C. Pungsi Vena dengan Closed system


Dalam keterampilan phlebotomy perlu diketahui jenis needle dan vacutainer. Saat ini
dengan mengutamakan keamanan pasien (patient safety) maka perangkat phlebotomy
menggunakan open system mulai ditinggalkan dan beralih ke closed system yang lebih aman
baik untuk pasien maupun petugas kesehatan. Pungsi vena open system dengan penggunaan
spuit telah ditinggalkan dan kini beralih menggunakan pungsi vena closed system
menggunakan needle, holder dan tabung vakum khusus. Needle yang akan digunakan harus
disesuaikan dengan kebutuhan pemeriksaan, sebagai contoh, untuk pemeriksaan hemostasis
pada orang dewasa sebaiknya menggunakan needle berukuran 21 G (Gauge).
Setelah menyiapkan alat dan bahan seperti kapas swab, sarung tangan, tourniquet,
needle, holder, tabung vakum, dokter harus memeriksa segel peralatan untuk memastikan
kondisi masih steril. Apabila segel telah terbuka maka peralatan itu tidak dapat digunakan.
Pasien dipersiapkan dalam posisi yang nyaman. Posisi pasien dapat duduk (upright)
atau berbaring (supine). Pasien yang dapat berjalan dapat diposisikan duduk pada kursi
sampling, sedangkan pasien rawat jalan yang biasa berbaring diposisikan dengan cara supine.
Pasien yang memiliki riwayat syncope saat pengambilan darah sebaiknya diposisikan supine.
Lengan pasien diletakkan dengan posisi ekstensi pada posisi yang nyaman di atas bantalan.
38 Skills lab Sem 4 2020 – 2021
Pasien diminta menggenggam tangan sehingga vena mudah terlihat, namun hindari meminta
pasien memompa tangan.
Pemasangan tourniquet ditujukan untuk membuat vena lebih melebar (dilatasi)
sehingga lebih jelas terlihat, lebih mudah dipalpasi, dan lebih mudah dipenetrasi oleh needle.
Tourniquet dipasang sekitar 10 cm pada bagian proksimal lokasi pungsi. Hal yang harus
diperhatikan adalah tidak ada bagian tourniquet yang menutupi lokasi pungsi dan
pemasangan tourniquet tidak boleh melebihi satu menit. Pemasangan tourniquet lebih lama
dari satu menit akan mempengaruhi komposisi darah sampel. Apabila lokasi vena sudah jelas
terlihat maka tourniquet dapat dilepas, atau tourniquet dapat segera dilepas sesaat setelah
indikator darah pada needle terisi.
Lokasi pungsi harus desinfeksi terlebih dahulu menggunakan kapas swab mengandung
alkohol 70% atau mengandung 2% klorheksidin glukonat dalam 70% isopropil alkohol.
Teknik desinfeksi dimulai dari tengah lalu melingkar keluar. Biarkan mengering selama 30
detik sehingga hal ini memberikan waktu untuk desinfektan bekerja di permukaan kulit.
Lokasi yang telah di desinfeksi tidak boleh disentuh lagi. Sebelum mengunakan needle perlu
diketahui jenis needle dan bagian-bagiannya, seperti terlihat pada Gambar 5.

A B C
Gambar 5. A) bagian dari needle, B) bagian spuit, C) Posisi pemasangan needle, holder, dan
tabung vakum pada phlebotomy closed system

Needle dipersiapkan sesuai kebutuhan dan perhatikan ukuran needle. Jika pengambilan
darah mengunakan spuit (open system) persiapkan spuit dengan mengencangkan posisi jarum
pada tip. Tarik terlebih dahulu plunger lalu kembalikan ke posisi 0. Needle ditusukkan pada
lokasi vena dengan bevel menghadap ke atas. Sudut insersi yang direkomendasikan adalah
15° – 30°. Apabila needle masuk tepat ke dalam vena maka indikator darah akan terisi, lalu
plunger spuit ditarik hingga volume darah cukup.

39 Skills lab Sem 4 2020 – 2021


Jika pengambilan darah menggunakan closed system, kencangkan needle pada holder
hingga mantap, lalu masukkan tabung vakum ke dalam holder dan ditancapkan pada sisi
needle yang berada didalam holder. Needle ditusukkan pada lokasi pungsi vena dengan bevel
menghadap ke atas dengan sudut 15° – 30°. Tabung vakum akan berhenti menyedot darah
sampai volumenya cukup. Lalu cabut tabung vakum. Lokasi insersi ditekan dengan kasa
kering, selanjutnya needle ditarik dengan perlahan, segera posisikan needle dengan aman
yaitu dengan recapping (memasukkan kembali needle ke dalam penutupnya) menggunakan
satu tangan atau meletakkan pada needle sharp container. Hal ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya cedera akibat tertusuk jarum. Selanjutnya lokasi pungsi di plester
dengan perekat. (Gambar 6). Untuk menghindari hematom, tekan dengan lembut lokasi
pungsi selama beberapa menit. Selain itu dapat juga dilakukan dengan meminta pasien untuk
mengangkat tangan ke atas hingga di atas bahu untuk menghindari vena kolaps dan
menghindari perdarahan ke jaringan. Jangan menekuk tangan pasien.
5

D. Jenis tabung vakum dan urutan pengambilan darah


Tabung vakum berisi antikoagulan yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda.
Antikoagulan berguna untuk menghambat pembekuan darah sehingga sampel darah, berupa
plasma, dapat diambil untuk pemeriksaan laboratorium. Urutan pengambilan darah dengan
tabung vakum “order of draw’ dapat dilihat pada Tabel 1. Setelah tabung berisi darah maka
harus dilakukan homogenisasi dengan cara membolak-balikkan tabung, dengan jumlah yang
sesuai dengan jenis tabung, serta dengan lembut tanpa menyebabkan terbentuknya
2
gelembung udara, karena hal tersebut akan mempengaruhi hasil pemeriksaan.

E. Pengambilan Darah Perifer


Pengambilan darah perifer dapat dilakukan dengan skin puncture pada jari (finger
puncture) atau pada tumit (heel puncture). Skin puncture biasanya dilakukan pada neonatus
untuk pemerikaan laboratorium bilirubin, hematologi, golongan darah, elektrolit, pH darah;
serta pada dewasa untuk pemeriksaan glukosa dan hematologi rutin. Skin puncture tidak
dapat dilakukan pada kondisi berikut, yaitu:
1. Memerlukan sampel darah yang cukup banyak,
2. Pemeriksaan yang tidak boleh terkontaminasi cairan interstitial, misalnya
pemeriksaan hemostasis, dan
3. Pasien dengan sirkulasi perifer yang buruk.

40 Skills lab Sem 4 2020 – 2021


1 2

3
3

4
4

5 6
6
Tabel 1. Order of draw, jenis tabung
5
vakum, kegunaan dan homegenisasi
7
7

Gambar 6. Tahapan melakukan phlebotomy closed system

41 Skills lab Sem 4 2020 – 2021


Tabel 1. Order of draw, jenis tabung vakum, kegunaan dan homegenisasi

Pada neonatus dan bayi dimana pengambilan darah vena dalam jumlah banyak tidak
memungkinkan maka dapat dilakukan pengambilan darah perifer dengan cara skin puncture
pada tumit (heel puncture). Lokasi heel puncture adalah pada lateral dorsum pedis. Tidak
boleh menusuk pada bagian posterior curvatura dari tumit di dekat tendo Achilles karena
akan mengenai Os Calcaneus. Selain itu tidak diperkenankan menusuk pada lokasi yang
edema (Gambar 7).
Sebelum melakukan pungsi lakukan pemijatan ringan pada tumit bayi agar menjadi
hangat. Desinfeksi pada lokasi pungsi dilakukan dengan mengusapkan kapas swab alkohol
dan dibiarkan mengering selama 30-60 detik. Gunakan lancet disposible yang tepat (Quikheel
lancet), lalu tusukkan lancet dengan membentuk sudut 90°. Tetesan darah yang pertama
keluar diusap dengan kassa kering, lalu tetesan berikutnya diambil dengan scoop pada

42 Skills lab Sem 4 2020 – 2021


container yang telah disiapkan. Hindari memeras tumit untuk memaksa darah keluar. Lancet
bekas pakai ditempatkan pada needle sharp container.

Gambar 7. Heel puncture pada neonatus

Pada orang dewasa skin puncture biasanya dilakukan dengan finger puncture pada bagian
distal jari ke-2, ke-3, dan ke-4. Pungsi tidak boleh dilakukan pada sisi atau ujung jari pada
ibu jari dan jari kelingking. Lokasi finger puncture terlihat di Gambar 8.

Gambar 8. Lokasi finger puncture

Setelah dilakukan venipuncture maupun skin puncture kemudian darah yang telah
ditampung pada tabung vakum perlu dilakukan homogenisasi sampel dengan cara
membolak-balikkan tabung sebanyak 8 kali agar antikoagulan yang terdapat pada tabung
menjadi homogen dengan darah. Hal ini penting untuk menghindari kesalahan pra-analitik

43 Skills lab Sem 4 2020 – 2021


pemeriksaan, juga menghindari pengambilan sampel ulang akibat sampel yang tidak layak
periksa. Menuliskan identitas pasien wajib dilakukan pada kertas label lalu direkatkan
dibadan tabung container sampel sebelum pasien pergi, hal ini untuk mencegah kemungkinan
sampel tertukar.

F. Pemasangan kateter perifer intravena (IV line catheher)


Pemasangan kateter intra vena dapat disambungkan dengan set infus, set transfusi atau
set obat. Oleh sebab itu peralatan untuk tujuan pemasangan kateter perifer intravena harus
disiapkan terlebih dulu. Set infus dipersiapkan dengan membuka segel katup cairan pada
cairan infus, sambungkan ke katup drip chamber, kencangkan sambungan sampai posisi
mantap. Needle adaptor dibiarkan dalam posisi tersegel, segel dibuka sesaat sebelum
disambungkan ke luer lock.
Set transfusi dipersiapkan dengan menyiapkan kantong darah transfusi sesuai golongan
darah. Selanjutnya segel kantong darah dibuka kemudian selang cairan ditusukkan ke lubang
pada kantong darah. Sesuaikan ukuran cannula dengan kondisi vena pasien. Petugas harus
menggunakan sarung tangan sebelum melakukan tindakan. Bagian-bagian IV line catheher,
cannula, set infus dan set transfusi dapat dilihat pada Gambar 9.
Untuk memperjelas vena yang akan di insersi, ± 10 cm proksimal dari vena dapat
dibendung dengan tourniquet. Lokasi vena yang akan dipasang catheter sebelumnya
dilakukan desinfeksi dengan kapas swab mengandung 2% klorheksidin glukonat dalam 70%
isopropil alkohol, lalu tunggu 30 detik. Jika menggunakan povidone iodine 10% dalam 70%
etil alkohol, harus dibiarkan povidone iodin mongering selama 2 menit. Lakukan desinfeksi
dengan diameter 10 cm dengan gerakan sirkular dari tengah keluar, selama 30 detik, lalu
biarkan mengering. Lokasi yang telah di desinfeksi tidak boleh disentuh lagi untuk mencegah
infeksi nosokomial.
Masukan cannula ke dalam vena dengan sudut < 30°, posisi bevel menghadap ke atas.
Dorong needle ke dalam vena sambil mengikuti alur vena, kemudian perlahan tarik sebagian
needle sambil melanjutkan mendorong cannula sampai seluruh bagian cannula masuk di
dalam vena, lalu tarik needle seluruhnya. Needle tidak boleh dimasukkan kembali ke cannula
jika cannula telah masuk ke dalam vena seluruhnya. Tutup cannula dengan penutup luer
lock, kemudian tourniquet pada lengan pasien dapat dibuka.

44 Skills lab Sem 4 2020 – 2021


Gambar 9. Bagian cannula, set infus dan set transfusi

Apabila cannula telah masuk tepat ke dalam vena maka darah akan mengisi indikator.
Segera sambungkan needle adaptor pada set infus ke luer connector. Setelah sambungan
mantap, fiksasi cannula ke kulit pasien dengan menggunakan plester. Jika pemasangan
kateter intravena dilakukan untuk terapi cairan dengan infus maka luer connector
disambungkan dengan needle adaptor pada infus set. Needle ditempatkan pada needle
container sesuai standard precaution. Buka control clamp untuk mengatur tetesan cairan
sesuai kebutuhan. Teknik pemasangan kateter perifer intravena terlihat pada Gambar 10.
Untuk melepaskan cannula yang telah terpasang, petugas harus melakukan hand
hygiene dan menggunakan sarung tangan. Sebelum melakukan pelepasan cannula, perlu
disiapkan kassa steril untuk menekan lokasi insersi, lalu tarik cannula perlahan. Tekan

45 Skills lab Sem 4 2020 – 2021


bagian tersebut selama 2 menit untuk menghindari perdarahan, lalu plester bagian tersebut.
Cannula yang telah dilepas dibuang ke tempat limbah medis.

Gambar 10. Urutan pemasangan kateter perifer intravena

46 Skills lab Sem 4 2020 – 2021


PUSAT PENDIDIKAN KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI JAKARTA

Nama :
NPM :
Kelompok :
TTD :

PENILAIAN KETERAMPILAN KLINIK PHLEBOTOMY


PUNGSI VENA CLOSED SYSTEM

NILAI
No ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
1. Memberi salam, menyapa pasien dan memperkenalkan diri.
Mengkonfirmasi identitas pasien (pasien diminta menyebutkan nama & tanggal lahir)
2. Teliti jenis pemeriksaan sesuai dengan permintaan pemeriksaan laboratorium. Siapkan
peralatan: needle dengan ukuran yang sesuai, tabung vakum yang sesuai jenis
pemeriksaan, holder, tourniquet, kapas swab alkohol, kassa steril, plester, sarung
tangan, wadah jarum.
3. Persiapkan pasien, posisikan lengan pasien, tentukan dan sebutkan lokasi vena yang
akan di pungsi.
4. Lakukan 6 langkah hand hygiene WHO dan gunakan sarung tangan.
5. Pasang tourniquet pada lengan atas ± 7-10 cm (4 jari) di atas fossa cubiti untuk
memperjelas lokasi vena yang akan di pungsi
6. Desinfeksi lokasi pungsi dengan kapas swab 70% isopropil alkohol secara sirkuler dari
tengah dalam keluar, tunggu sampai kering (hindari meraba kembali daerah yang
sudah di desinfeksi)
7. Ambil needle, buka sisi yang lebih pendek, pasangkan ke holder secara mantap dengan
cara memutar ulir jarum pada holder.
8. Phlebotomist melakukan penusukkan vena dengan tepat dan mantap, membentuk sudut
15-30o, dengan bevel menghadap ke atas. Lakukan dengan tangan kanan posisi ibu jari
di atas dan 4 jari lain di bawah. Fiksasi posisi needle yang sudah masuk ke vena.
9. Masukkan tabung vakum sesuai ‘ORDER OF DRAW’ ke dalam holder dengan tangan
kiri, dorong tabung vakum mengunakan ibu jari, sementara jari telunjuk dan jari tengah
tetap memfiksasi holder. Darah akan mulai mengalir ke dalam tabung vakum.
10. Lepaskan tourniquet sesegera mungkin saat darah mulai mengalir ke dalam tabung
11. Cabut tabung vakum setelah volume tabung cukup. Masukan tabung vakum lain sesuai
kebutuhan. Lakukan dengan satu tangan, sementara tangan lain tetap memfiksasi posisi
jarum.
12. Setelah selesai, tekan perlahan lokasi pungsi dengan kassa steril, tarik jarum perlahan
dengan tangan kanan, tetap tekan tempat tusukan dengan tangan kiri.
13. Buang jarum pada wadah khusus jarum (needle sharp container)atau ‘recapping’
dengan satu tangan.
14. Luka tempat pungsi vena ditutup dengan plester steril.
15. Tuliskan identitas pasien pada tabung vakum yang sudah terisi darah, lakukan
homogenisasi sesuai prosedur.
16. Ucapkan salam, buka sarung tangan, rapikan tempat kerja, lakukan hand hygiene
kembali.
Jumlah

47 Skills lab Sem 4 2020 – 2021


Keterangan :
0 : tidak dilakukan sama sekali
1 : dilakukan tapi kurang sempurna
2 : dilakukan dengan sempurna

Jumlah
Nilai : x 100% =
32

Jakarta,............................... Mengetahui,
Penilai Koordinator Skills Lab

( ) ( )

48 Skills lab Sem 4 2020 – 2021


PUSAT PENDIDIKAN KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI JAKARTA

Nama :
NPM :
Kelompok :
TTD :

PENILAIAN KETERAMPILAN KLINIK


PEMASANGAN PERIPHERAL IV LINE CATHETER
(untuk Set Infus atau Set Transfusi)
NILAI
No ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
1. Memberi salam, menyapa pasien dan memperkenalkan diri.
Mengkonfirmasi identitas pasien (pasien diminta menyebutkan nama & tanggal lahir)
2. Teliti jenis pemeriksaan. Siapkan jarum cannula yang sesuai,set infus atau set transfusi,
tourniquet, kapas swab alkohol, kassa steril, plester, sarung tangan, wadah jarum, tiang
penggantung cairan.
3. Persiapkan pasien, posisikan lengan pasien, tentukan dan sebutkan lokasi vena yang
akan di pasang IV peripheral line.
4. Lakukan 6 langkah hand hygiene WHO dan gunakan sarung tangan.
5. Pasangkan set infus / set transfusi (kantong darah), isi drip chamber, alirkan cairan
sepanjang selang melalui jarum di ujung selang, pastikan tidak ada gelembung udara
sepanjang selang, biarkan ujung luer adaptor yang akan disambungkan dengan cannula
tetap tersegel.
6. Pasang tourniquet pada proksimal dari lokasi vena yang akan ditusuk untuk
memperjelas vena
7. Desinfeksi dengan kapas swab mengandung 2% chlorhexidine gluconate dalam 70%
isopropil alkohol secara sirkuler dari arah tengah dalam ke luar, tunggu 30 detik sampai
kering (hindari meraba kembali daerah yang sudah desinfeksi)
8. Ambil cannula buka sisi panjang, pegang pada bagian tengah, lalu buka sisi pendek
nya. Jangan menyentuh bagian cannula
9. Phlebotomist melakukan penusukan vena dengan tepat dan mantap dengan sudut
rendah (<30°), dengan bevel menghadap ke atas. Lakukan dengan tangan kanan, posisi
ibu jari di atas dan 4 jari lain di bawah.
10. Phlebotomist mendorong perlahan cannula masuk ke dalam megikuti alur vena dengan
lentur, sambil menarik jarum perlahan. Lakukan dengan satu tangan (tangan kanan).
11. Lepaskan tourniquet saat darah mulai mengalir ke dalam indikator cannula.
12. Biarkan needle yang keluar masih menyumbat cannula, ambil segera luer lock pada
ujung selang, lalu dengan cepat sambungkan luer lock dengan cannula adaptor. Kunci
dengan mantap.
13. Buang jarum pada wadah khusus jarum (needle sharp container)atau ‘recapping’
dengan satu tangan
14. Fiksasi lokasi pemasangan IV peripheral line dangan mantap, lalu tutup dengan plester
steril
15. Atur tetesan cairan dengan membuka roller clamp pada selang. Untuk pemberian
transfusi darah atur tetesan pemberian darah, cocokkan golongan darah pasien dengan
golongan darah yang tertulis pada kantong darah.
16. Tulis jenis cairan, waktu mulai pemberian, jumlah tetesan, dan waktu perkiraan
selesai pemberian cairan. Untuk transfusi darah, harus di monitor reaksi transfusi
setiap 15 menit. Jelaskan mengenai perawatan kateter intra vena pada pasien.

49 Skills lab Sem 4 2020 – 2021


NILAI
No ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
17. Ucapkan salam, buka sarung tangan, rapikan tempat kerja lakukan hand hygiene
kembali
Jumlah
Keterangan :
0 : tidak dilakukan sama sekali
1 : dilakukan tapi kurang sempurna
2 : dilakukan dengan sempurna

Jumlah
Nilai : x 100% =
34

Jakarta,............................... Mengetahui,
Penilai Koordinator Skills Lab

( ) ( )

50 Skills lab Sem 4 2020 – 2021

Anda mungkin juga menyukai