Anda di halaman 1dari 201

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm.

Jakarta Pusat
Profil Kesehatan Tahun 2018

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan YME karena atas rahmat dan karunianya Profil
Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Pusat Tahun 2018 dapat diterbitkan. Profil Kesehatan
merupakan sarana penyajian data dan informasi kesehatan yang disusun untuk
menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan di suatu wilayah. Buku Profil Kesehatan Kota
Administrasi Jakarta Pusat Tahun 2018 diterbitkan oleh Suku Dinas Kesehatan Kota
Administrasi Jakarta Pusat untuk memberikan gambaran mengenai derajat keehatan
masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di Jakarta Pusat. Buku ini memuat data
dan informasi hasil capaian program kesehatan yang dihimpun dari laporan bulanan, triwulan
maupun tahunan yang penyajiannya sebagian besar dalam bentuk tabel dan dianalisa
dengan ulasan singkat dan sederhana.

Profil Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Pusat telah terbit dan dipublikasikan sejak tahun
1994 hingga sekarang. Proses penyusunannya merujuk pada Pedoman Penyusunan Profil
Kesehatan Tahun 2017 yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Sumber data yang digunakan merupakan gabungan dari sumber data primer kesehatan
dalam bentuk laporan Puskesmas, laporan Rumah Sakit, maupun laporan program dengan
data sekunder yang diperoleh dari pihak terkait antara lain Badan Pusat Statistik Jakarta
Pusat.

Terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dan berkontribusi dalam penyusunan Profil
Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Pusat Tahun 2018. Semoga buku ini dapat memberikan
manfaat bagi peningkatan pembangunan kesehatan di Kota Administrasi Jakarta Pusat.Kami
menyadari masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan dalam proses penyusunan
Profil Kesehatan ini. Untuk itu, mohon kiranya kepada semua pihak pengguna data
kesehatan agar dapat memberikan bahan masukan, kritik dan saran yang membangun
dalam upaya mendapatkan data dan informasi kesehatan yang akurat, valid dan tepat waktu
sesuai dengan kebutuhan.

Jakarta, April 2019

Dr. Erizon Safari, MKK


NIP 197203272002121004

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page i


Profil Kesehatan Tahun 2018

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………. i

DAFTAR ISI…………………………………………………………….............. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG………………………………………..… 1

B. TUJUAN……………………………………………………..… 2

C. SISTEMATIKA PENULISAN………………………………... 2

BAB II DEMOGRAFI

A. KEADAAN GEOGRAFIS…………………………………..… 4

B. KEADAAN PENDUDUK.…………………………………...... 6

C. KEADAAN EKONOMI………………………………………... 10

D. KEADAAN PENDIDIKAN……………………………………. 14

E. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)……………… 17

F. GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT………………….. 20

BAB III SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

A. SARANA KESEHATAN...................................................... 26

1. Rumah Sakit................................................................. 27

2. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)................ 35

3. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM).... 41

4. Apotek, Toko Obat dan IRTP....................................... 46

B. TENAGA KESEHATAN...................................................... 48

1. Tenaga Medis............................................................... 49

2. Tenaga Keperawatan dan Kebidanan.......................... 50

3. Tenaga Kefarmasian.................................................... 50

4. Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan


Lingkungan...................................................................
51

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page ii


Profil Kesehatan Tahun 2018
5. Tenaga Gizi.................................................................. 52

6. Tenaga Keterapian Fisik.............................................. 52

7. Tenaga Keteknisian Medis........................................... 53

C. PEMBIAYAAN KESEHATAN............................................. 55

BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN

A. MORTALITAS……………………………………….………... 57

1. Angka Kematian Bayi (AKB)……………………….…... 57

2. Angka Kematian Balita (AKABA)……………………… 59

3. Angka Kematian Ibu (AKI)……………………………… 61

B. MORBIDITAS...................................................................... 63

1. Penyakit Menular.......................................................... 63

Tuberkulosis Paru........................................................ 63

Pneumonia Pada Balita................................................ 65

HIV, AIDs dan Infeksi Menular Seksual Lainnya.......... 66

Diare............................................................................. 67

Kusta............................................................................ 67

2. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Immunisasi


(PD3I)...........................................................................
68

Polio dan AFP (Acute Flaccid Paralysis)...................... 68

Tetanus Neonatorum.................................................... 69

Difteri............................................................................ 70

Campak........................................................................ 70

Pertusis........................................................................ 71

Hepatitis B.................................................................... 71

3. Penyakit Bersumber Binatang...................................... 72

Demam Berdarah Dengue (DBD)................................ 72

Malaria.......................................................................... 72

Filariasis....................................................................... 73

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page iii


Profil Kesehatan Tahun 2018
4. Penyakit Tidak Menular............................................... 73

Hipertensi atau Tekanan Darah Tinggi........................ 73

Diabetes Mellitus.......................................................... 74

Kanker.......................................................................... 76

5. Penyakit Potensial KLB /Wabah.................................. 77

BAB V SITUASI UPAYA KESEHATAN.

A. UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK............................... 78

1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil.................................. 79

2. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin.............................. 80

3. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas................................... 82

4. Penanganan Komplikasi Maternal dan Neonatal......... 84

5. Pelayanan Kesehatan Neonatal................................... 85

6. Pelayanan Kesehatan Bayi.......................................... 88

7. Pelayanan Kesehatan Balita........................................ 89

8. Pelayanan Kesehatan Anak Sekolah........................... 91

B. PELAYANAN KELUARGA BERENCANA (KB).................. 92

C. PELAYANAN IMUNISASI................................................... 94

1. Imunisasi Bayi.............................................................. 94

2. Imunisasi Baduta.......................................................... 98

3. Imunisasi Ibu Hamil...................................................... 100

4. Imunisasi WUS (Hamil dan Tidak Hamil)..................... 101

D. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT...................................... 102

1. Cakupan Penimbangan Bayi dan Balita di Posyandu.. 103

2. Pemberian Tablet Tambah Darah pada ibu Hamil


(FE)..............................................................................
105

3. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Balita dan Ibu


Nifas.............................................................................
106

4. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif............................... 108

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page iv


Profil Kesehatan Tahun 2018
E. PELAYANAN KESEHATAN KHUSUS................................ 110

1. Pelayanan Kesehatan Gigi........................................... 110

2. Pelayanan Kesehatan Jiwa.......................................... 110

3. Pelayanan Kesehatan Pra Lansia (45-59 tahun) dan


Lansia (>60 tahun).......................................................
111

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN..................................................................... 112

B. SARAN................................................................................ 113

LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................... 114

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page v


Profil Kesehatan Tahun 2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sesuai Amanat pembukaan Undang-undang Dasar 1945 yaitu melindungi segenap
Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,
dan program Nawacita Presiden RI dan tujuan Bangsa Indonesia yang tertuang dalam
UU No. 36 Tahun 2009. Pemerintah bertanggungjawab atas ketersediaan akses
terhadap informasi, edukasi dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan
memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagaimana disebutkan dalam
UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 17 ayat 1. Pada pasal 168 disebutkan
bahwa untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan
informasi kesehatan yang dilakukan melalui sistem informasi dan kerjasama lintas sektor.
Selain itu pada pasal 169, disebutkan bahwa pemerintah memberikan kemudahan
kepada masyarakat untuk memperoleh akses terhadap informasi kesehatan dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang evidence base diarahkan untuk penyediaan
data dan informasi yang akurat, lengkap, dan tepat waktu guna pengambilan keputusan
disemua tingkat administrasi pelayanan kesehatan. Salah satu produk dari Sistem
Informasi Kesehatan (SIK) adalah dokumen Profil Kesehatan Kota Administrasi Jakarta
Pusat yang merupakan gambaran situasi kesehatan di wilayah Kota Administrasi Jakarta
Pusat dan diterbitkan setiap tahun. Setiap edisi memuat berbagai data dan informasi
tentang kesehatan dan data pendukung lain yang berhubungan dengan kesehatan
seperti data kependudukan, pendidikan, fasilitas kesehatan, pencapaian program-
program kesehatan dan keluarga berencana.
Profil Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Pusat tahun 2018 disusun berdasarkan
data/informasi yang diperoleh dari seluruh Seksi dan Sub Bagian di Suku Dinas
Kesehatan Jakarta Pusat serta semua Puskesmas Kecamatan dan Kelurahan yang
berada di wilayah Kota Administrasi Jakarta Pusat. Profil ini disusun sesederhana
mungkin tetapi informatif sesuai Juknis Penyusunan Profil yang dikeluarkan oleh Pusat
Data dan Informasi Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2017
(berdasarkan data terpilah jenis kelamin) dan terbagi menjadi 76 tabel.
Profil Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Pusat Tahun 2018 memberikan
gambaran situasi dan hasil pembangunan kesehatan di wilayah Kota Administrasi

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 1


Profil Kesehatan Tahun 2018
Jakarta Pusat dalam kurun waktu setahun. Buku profil ini membahas berbagai topik yang
terdapat dalam setiap bab yang disajikan secara berurutan. Tujuan umum disusunnya
Profil Kesehatan ini adalah diperolehnya gambaran tentang situasi kesehatan di Jakarta
Pusat dan tujuan khususnya adalah diperolehnya gambaran tentang derajat kesehatan
masyarakat, situasi lingkungan kesehatan, upaya kesehatan dan situasi sumber daya
kesehatan.

B. TUJUAN
Profil Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Pusat Tahun 2018 merupakan salah
satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi
terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari
penyelenggaraan standar pelayanan minimal di bidang kesehatan serta berbagai upaya
terkait dengan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan lintas sektor seperti
Badan Pusat Statistik. Tujuan umum disusunnya Profil Kesehatan Jakarta Pusat ini
adalah diperolehnya gambaran tentang situasi kesehatan di Kota Administrasi Jakarta
Pusat dan tujuan khususnya adalah diperolehnya gambaran tentang derajat kesehatan
masyarakat, situasi lingkungan kesehatan, upaya kesehatan dan situasi sumber daya
kesehatan.

C. SISTEMATIKA PENULISAN
Profil Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Pusat ini membahas beberapa topik
yang terdapat dalam setiap bab yang disajikan dalam urutan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang Latar Belakang disusunnya Profil Kesehatan Kota
Administrasi Jakarta Pusat, tujuan penyusunan Profil Kesehatan serta isi
secara ringkas daripada Profil Kesehatan serta Sistematika dari penyajian.

BAB II DEMOGRAFI
Bab ini menyajikan tentang gambaran umum yang meliputi luas wilayah,
jumlah kecamatan dan kelurahan, jumlah penduduk, jumlah rata-rata jiwa per
rumah tangga serta kepadatan penduduk per km² di wilayah Kota Administrasi
Jakarta Pusat. Selain itu, bab ini juga menyajikan tentang rasio beban
tanggungan serta rasio jenis kelamin penduduk di wilayah Kota Administrasi
Jakarta Pusat.

BAB III SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN


Bab ini menguraikan tentang sumber daya pembangunan bidang kesehatan
sampai dengan tahun 2018. Mencakup tentang keadaan sarana/fasilitas

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 2


Profil Kesehatan Tahun 2018
kesehatan, sarana distibusi obat, institusi pendidikan tenaga kesehatan serta
tenaga kesehatan itu sendiri.

BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN


Bab ini berisi tentang berbagai indikator derajat kesehatan yang mencakup
tentang Angka Kematian (Bayi, Balita dan Maternal), Angka Kesakitan, Usia
harapan Hidup, dan Status Gizi Masyarakat.

BAB V SITUASI UPAYA KESEHATAN


Bab ini berisi uraian tentang pelaksanaan program pembangunan di bidang
kesehatan. Mencakup program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), perbaikan Gizi
Masyarakat, Imunisasi, Pengendalian Penyakit, Kefarmasian dan Alat
Kesehatan serta Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan
ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Pusat
2018, serta hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka
penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Kota Administrasi Jakarta
Pusat.

LAMPIRAN
Pada lampiran ini berisi resume/angka pencapaian di Jakarta Pusat yang
ditampilkan dalam 76 tabel data.

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 3


Profil Kesehatan Tahun 2018
BAB II
DEMOGRAFI

A. KEADAAN GEOGRAFIS
Kota Administrasi Jakarta Pusat merupakan salah satu kota di Provinsi DKI Jakarta
dengan luas wilayah 48,13 km² atau 4.813 Ha. Jakarta Pusat, yang berada dijantung
Ibukota Jakarta merupakan sebuah kota yang mempunyai kekhususan, diantaranya
sebagai pusat pemerintahan nasional serta pusat keuangan dan bisnis. Jakarta Pusat
terletak pada permukaan tanah yang relatif datar dengan ketinggian sekitar 4 km di atas
permukaan laut dengan temperatur udara antara 27,70º - 29,40ºC, kelembaban udara 76
– 83% dan rata-rata curah hujan 4 – 22 mm³/hari.

Gambar 2.1
Peta Wilayah Kota Administrasi Jakarta Pusat

Sumber : Kota Jakarta Pusat dalam Angka 2018

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 4


Profil Kesehatan Tahun 2018
Secara astronomis, Jakarta Pusat terletak diantara 106022’42” BT sampai dengan
106058’18” BT dan 5019’12” LS sampai dengan 6023’54” LS. Batas Wilayah Jakarta
Pusat adalah :
a. Sebelah Utara :
Berbatasan dengan Jakarta Barat.
1. Dari jalan KH.Zainal Arifin dan jalan Sukarjo Wiryopranoto dengan rel kereta api.
2. Dari jalan Karang Anyar dan jalan Mangga Besar 13 sampai dengan jalan Mangga
Dua Raya.
3. Rel kereta api eks AIP jalan Rajawali Selatan 12 dan jalan jenderal Ahmad Yani.
b. Sebelah Selatan :
Berbatasan dengan wilayah Jakarta Timur.
1. Dari jalan Pramuka dan jalan Matraman Dalam.
2. Kali ciliwung sampai dengan Selatan pintu Air manggarai.
Berbatasan dengan wilayah Jakarta Selatan.
1. Dari banjir Kanal sampai dengan jalan Jenderal Sudirman.
2. Bunderan Senayan Pintu Gelora IX dan Kali grogol.
c. Sebelah Timur :
Berbatasan dengan wilayah Jakarta Timur, jalan Jenderal Ahmad Yani sampai
dengan jalan Pramuka.
d. Sebelah Barat :
Berbatasan dengan Wilayah Jakarta Barat.
1. Dari kali Grogol, jalan Pal Merah Utara dan jalan KS Tubun.
2. Dari Jembatan Tinggi Banjir Kanal sampai dengan rel kereta api Duri Pulo Barat

Tabel 2.1 Luas Wilayah, Jumlah Kelurahan, Rukun Warga dan Rukun Tetangga
Wilayah Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat Tahun 2018
Nama Kecamatan Luas Wilayah (km²) Jumlah RW RT
No Kelurahan
1 Kec. Senen 4,22 6 48 500
2 Kec. Johar Baru 2,38 4 40 557
3 Kec. Cempaka Putih 4,69 3 30 366
4 Kec. Kemayoran 7,25 8 77 981
5 Kec. Tanah Abang 9,32 7 64 690
6 Kec. Sawah Besar 6,16 5 49 597
7 Kec. Gambir 7,59 6 43 462
8 Kec. Menteng 6,52 5 38 413
Total 4,13 44 389 4566
Sumber : http://data.jakarta.go.id/dataset/ last updated: September 18, 2018

Jakarta Pusat terdiri dari 8 kecamatan, yakni Senen, Johar Baru, Cempaka Putih,
Kemayoran, Menteng, Gambir, Tanah Abang dan Sawah Besar. Kecamatan dengan luas

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 5


Profil Kesehatan Tahun 2018
wilayah terbesar adalah Kecamatan Tanah Abang dengan luas wilayah 9,30 km²
sedangkan kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Johar Baru
dengan luas wilayah 2,38 km². Jakarta Pusat terdiri dari 44 kelurahan, 389 RW dan 4566
RT. Kecamatan Tanah Abang memiliki jumlah kelurahan paling banyak, yakni 6
kelurahan sedangkan Kecamatan Cempaka Putih memiliki jumlah kelurahan paling
sedikit, yakni hanya 3 kelurahan (tabel 2.1).

B. KEADAAN PENDUDUK
Hasil estimasi yang diperoleh dari perhitungan yang dilakukan oleh Badan Pusat
Statistik Provinsi DKI Jakarta memperlihatkan bahwa jumlah penduduk di Jakarta Pusat
pada tahun 2018 mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan jumlah penduduk
pada tahun 2017. Jumlah penduduk di wilayah Kota Administrasi Jakarta Pusat tahun
2017 adalah 899.391 jiwa, sementara jumlah penduduk pada tahun 2018 naik menjadi
924.686 jiwa yang mencakup 297.431 rumah tangga dengan rata-rata jiwa per rumah
tangga 3,11 dan kepadatan penduduk per km2 sebesar 19.212 penduduk (tabel 2.2).
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu
dibandingkan waktu sebelumnya.

Tabel 2.2
Jumlah Penduduk, Rumah Tangga dan Rata-rata Jiwa Per Rumah Tangga
Menurut Kecamatan di Wilayah Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat Tahun 2018

No Nama Kecamatan Jumlah Jumlah Rumah Rata-rata Jiwa Per


Penduduk Tangga Rumah Tangga
1 Kec. Senen 94.886 26.678 3,56
2 Kec. Johar Baru 115.043 60.177 1,91

3 Kec. Cempaka Putih 85.462 21.321 4,01

4 Kec. Kemayoran 205.557 30.551 6,73


5 Kec. Tanah Abang 141.732 40,647 3,49

6 Kec. Sawah Besar 113.353 61.237 1,85


7 Kec. Gambir 88.366 33.915 2,61
8 Kec. Menteng 80.287 22.905 3,51
Total 924.686 297.431 3,11
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta 2018

Kecamatan dengan jumlah penduduk paling banyak adalah Kecamatan Kemayoran


dengan jumlah penduduk sebanyak 205.557 jiwa, sedangkan kecamatan dengan jumlah
penduduk paling sedikit adalah Kecamatan Menteng dengan jumlah penduduk sebanyak
80.287 jiwa. Jumlah rumah tangga tertinggi ada pada Kecamatan Sawah Besar sebanyak

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 6


Profil Kesehatan Tahun 2018
61.237 rumah tangga, sedangkan jumlah rumah tangga terendah ada pada Kecamatan
Cempaka Putih sebanyak 21.321 rumah tangga. Apabila dibagi antara jumlah penduduk
dengan jumlah rumah tangga di suatu kecamatan, maka akan diperoleh rata-rata jiwa per
rumah tangga di kecamatan tersebut. Rata-rata Anggota Rumah Tangga adalah angka
yang menunjukkan rata-rata jumlah anggota rumah tangga per rumah tangga.
Rumah Tangga adalah seseorang atau sekelompok orang yang biasanya tinggal
bersama dalam suatu bangunan serta pengelolaan makan dari satu dapur. Satu rumah
tangga dapat terdiri dari hanya satu anggota rumah tangga (yang dimaksud makan dari
satu dapur adalah jika pengurusan kebutuhan sehari-harinya dikelola bersama sama
menjadi satu). Anggota Rumah Tangga adalah semua orang yang biasanya bertempat
tinggal di suatu rumah tangga, baik yang berada di rumah pada waktu pencacahan
maupun yang sementara tidak ada. Rata-rata jiwa per rumah tangga tertinggi di Jakarta
Pusat ada pada Kecamatan Kemayoran dengan rata-rata 6,73 jiwa yang berada dalam
satu rumah tangga, sedangkan rata-rata jiwa per rumah tangga terendah ada pada
Kecamatan Sawah Besar dengan rata-rata 1,85 jiwa yang berada dalam satu rumah
tangga.

Tabel 2.3 Kepadatan Penduduk Per Kecamatan


Wilayah Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat Tahun 2018
No Nama Kecamatan Jumlah Luas Wilayah Kepadatan Penduduk
Penduduk (km) (per km²)
1 KEC SENEN 94.886 4,22 22.485
2 KEC JOHAR BARU 115.043 2,38 48.337
3 KEC CEMPAKA PUTIH 85.462 4,69 18.222
4 KEC KEMAYORAN 205.557 7,25 28.353

5 KEC TANAH ABANG 141.732 9,32 15.207


6 KEC SAWAH BESAR 113.353 6,16 18.401
7 KEC GAMBIR 88.366 7,59 11.642
8 KEC MENTENG 80.287 6,52 12.314
TOTAL 924.686 4,13 19.212
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta 2018

Kepadatan penduduk adalah banyaknya penduduk per luas wilayah dalam satuan
km persegi. Kepadatan penduduk tertinggi di Jakarta Pusat ada di Kecamatan Johar Baru.
Meskipun jumlah penduduk di Johar Baru hanya 115.043 jiwa (hampir setengah dari
jumlah penduduk di Kemayoran), namun luas wilayah Johar Baru hanya 2,38 km². Hal ini
menyebabkan kepadatan penduduk di Johar Baru mencapai 48.337 penduduk per km².
Sementara itu, kecamatan dengan penduduk terjarang adalah Kecamatan Gambir dengan
kepadatan penduduk 11.642 penduduk per km². Kelurahan dengan kepadatan penduduk

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 7


Profil Kesehatan Tahun 2018
tertinggi di Jakarta Pusat adalah Kelurahan Kampung Rawa di Kecamatan Johar Baru
dengan kepadatan penduduk mencapai 91.330 penduduk per km².
Struktur umur penduduk menurut jenis kelamin dapat digambarkan dalam bentuk
piramida penduduk seperti dibawah ini:

Gambar 2.2 Piramida Penduduk Kota Administrasi Jakarta Pusat

75+
70 - 74
65 - 69
60 - 64
55 - 59
50 - 54
45 - 49
40 - 44
Perempuan
35 - 39
Laki-laki
30 - 34
25 - 29
20 - 24
15 - 19
10 - 14
5-9
0-4

0 10000 20000 30000 40000 50000

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta 2018

Komposisi jumlah penduduk di Jakarta Pusat menurut jenis kelamin sebagaimana


yang ditunjukkan pada gambar 2.2 menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki
sebanyak 460.885 jiwa (49,84%) dan perempuan sebanyak 463.801 jiwa (50,16%).
Sementara menurut kelompok umur, jumlah penduduk usia muda (0 – 14 tahun)
sebanyak 213.432 jiwa (23,29%), jumlah penduduk usia produktif (15 – 64 tahun)
sebanyak 656.023 jiwa (70,95%), jumlah penduduk pra lansia (45 - 59 tahun) sebanyak
171.560 jiwa (18,55%) dan jumlah penduduk lansia (> 60 tahun) sebanyak 90.618
(9,79%). Hal ini tergambar dalam bentuk piramida penduduk Kota Administrasi Jakarta
Pusat yang cenderung lebih melebar pada usia produktif dan mengerucut ke bagian atas
yang menggambarkan bahwa angka kematian yang tinggi pada usia tua. Jumlah usia
produktif yang tinggi ini merupakan aset yang sangat baik untuk menggerakkan roda
pembangunan di wilayah Kota Administrasi Jakarta Pusat. Struktur pendek pada
kelompok usia tua menunjukkan angka kematian yang masih tinggi pada penduduk usia

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 8


Profil Kesehatan Tahun 2018
tua. Kondisi ini menuntut kebijakan untuk peningkatan derajat kesehatan lanjut usia
melalui program kesehatan.

Tabel 2.4 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Umur


Wilayah Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat Tahun 2018
Kelompok Laki-laki Perempuan Laki-laki + Rasio Jenis
Umur Perempuan Kelamin
0-4 35,969 34,443 70,412 104.43
5-9 41,579 37,277 78,856 111.54

10 - 14 32,964 31,200 64,164 105.65

15 - 19 30,290 29,273 59,563 103.47

20 - 24 31,962 34,701 66,663 92.11

25 - 29 39,213 40,488 79,701 96.85

30 - 34 42,515 41,202 83,717 103.19

35 - 39 42,204 40,868 83,072 103.27


40 - 44 38,575 37,785 76,360 102.09
45 - 49 34,403 33,293 67,696 103.33
50 - 54 28,299 28,462 56,761 99.43
55 - 59 22,217 24,886 47,103 89.28
60 - 64 16,303 19,084 35,387 85.43
65 - 69 11,325 13,701 25,026 82.66
70 - 74 7,072 8,969 16,041 78.85
75+ 5,995 8,169 14,164 73.39
JUMLAH 460,885 463,801 924,686 99.37
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta 2018

Dari tabel 2.4 terlihat bahwa jumlah penduduk laki-laki dan perempuan memiliki
proporsi yang hampir sama. Usia produktif antara usia 15 sampai dengan 60 tahun lebih
besar 60% dari jumlah penduduk, dengan angka beban tanggungan (Depedency Ratio)
sebesar 41. Angka Beban Tanggungan atau Depedency Ratio adalah indikator penting
terkait distribusi penduduk menurut umur yang sering digunakan untuk mengetahui
produktivitas penduduk. Angka Beban Tanggungan atau Depedency Ratio adalah angka
yang menyatakan perbandingan antara banyaknya penduduk berumur tidak produktif
(belum produktif/umur dibawah 15 tahun dan umur tidak produktif lagi/umur 65 tahun
keatas) dengan yang berumur produktif (umur 15-16 tahun). Angka ini sebagai indikator
secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara atau provinsi. Semakin
tinggi persentase Depedency Ratio menunjukkan semakin tinggi beban yang harus
ditanggung usia produktif untuk membiaya hidup penduduk yang belum produktif dan

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 9


Profil Kesehatan Tahun 2018
tidak produktif lagi. Angka Beban Tanggungan penduduk Jakarta Pusat Tahun
2018 adalah 41. Hal ini menunjukkan bahwa pada Tahun 2018, 100 penduduk Jakarta
Pusat yang produktif disamping menanggung dirinya sendiri, juga menanggung 41 orang
yang tidak produktif.

C. KEADAAN EKONOMI
Kondisi perekonomian merupakan salah satu aspek yang diukur dalam
menentukan keberhasilan pembangunan suatu negara. Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) pada tingkat regional (kotamadya) menggambarkan kemampuan suatu wilayah
untuk menciptakan output (nilai tambah) pada suatu waktu tertentu. Untuk menyusun
PDRB digunakan 2 pendekatan yaitu sektoral dan penggunaan. Keduanya menyajikan
komposisi data nilai tambah dirinci menurut sumber kegiatan ekonomi (sektoral) dan
menurut komponen penggunaannya. PDRB dari sisi sektoral merupakan penjumlahan
seluruh komponen nilai tambah bruto yang mampu diciptakan oleh sektor-sektor ekonomi
atas berbagai aktivitas produksinya. Sedangkan dari sisi penggunaan menjelaskan
tentang penggunaan dari nilai tambah tersebut.

Gambar 2.3 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jakarta Pusat


Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran (Triliun Rupiah)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

590,6
532,8
485,9
429,3
378,1

2013 2014 2015 2016 2017

Sumber : Jakarta Pusat Dalam Angka Tahun 2018

Produk Domestik Regional Bruto maupun agregat turunannya disajikan dalam 2


(dua) versi penilaian, yaitu atas dasar "harga berlaku" dan atas dasar "harga konstan".
Disebut sebagai harga berlaku karena seluruh agregat dinilai dengan menggunakan
harga pada tahun berjalan, sedangkan harga konstan penilaiannya didasarkan kepada
harga satu tahun dasar tertentu. Berdasarkan data BPS Jakarta Pusat, besaran Produk

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 10


Profil Kesehatan Tahun 2018
Domestik Regional Bruto (PDRB) Jakarta Pusat pada tahun 2017 atas dasar harga
berlaku menurut pengeluaran sebesar Rp 590,6 triliun. Dalam kurun waktu lima tahun
terakhir, PDRB Jakarta Pusat terus mengalami peningkatan dari Rp 378,1 triliun pada
tahun 2013, Rp 429,3 triliun pada tahun 2014, Rp 485,9 triliun pada tahun 2015, Rp 532,8
triliun pada tahun 2016 dan Rp 590,6 triliun pada tahun 2017.

Gambar 2.4 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)


Jakarta Pusat Menurut Pengeluaran (dalam Persen)

Laju Pertumbuhan PDRB

6,67

6,36

6,08
6,02

5,83

2013 2014 2015 2016 2017


Sumber : Jakarta Pusat Dalam Angka Tahun 2018

Gambar 2.3 memperlihatkan bahwa meskipun PDRB Jakarta Pusat naik setiap
tahunnya, namun laju pertumbuhannya semakin menurun dari tahun 2015 sampai
dengan tahun 2017. Hal tersebut disebabkan karena masih terjadi krisis pada
perekonomian global. Walaupun pemulihan terus berlangsung di berbagai belahan dunia,
namun pemulihan tersebut berlangsung dengan kecepatan yang tidak sesuai dengan
harapan dan tidak merata, serta diperberat dengan berbagai permasalahan struktural
pada perekonomian domestik yang telah berlangsung dalam beberapa tahun terakhir.
Sejak tahun 2003, BPS secara rutin mengeluarkan data jumlah dan persentase
penduduk miskin setiap tahun. Hal ini bisa terwujud karena sejak 2003 BPS
mengumpulkan data susenas panel Modul Konsumsi setiap bulan Februari atau Maret.
Mulai bulan Maret 2007 jumlah sampel yang di gunakan di perbesar dari 10.000 rumah
tangga menjadi 68.800 rumah tangga. Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan
konsep kemampuan atau pemenuhan kebutuhan dasar (basic need approach).
Kemiskinan didefinisikan sebagai kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang
tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan
mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Kemiskinan juga dipahami sebagai

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 11


Profil Kesehatan Tahun 2018
ketidakmampuan ekonomi penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan
maupun non makanan yang diukur dari pengeluaran. Distribusi pendapatan merupakan
ukuran kemiskinan relatif. Namun, karena data pendapatan sulit diperoleh, pengukuran
distribusi pendapatan menggunakan pendekatan data pengeluaran.
Pengukuran kemiskinan dilakukan dengan cara menetapkan nilai standar
kebutuhan minimum, baik untuk makanan maupun untuk non makanan yang harus
dipenuhi seseorang untuk hidup secara layak. Nilai standar kebutuhan minimum tersebut
digunakan sebagai garis pembatas untuk memisahkan antara penduduk miskin dan tidak
miskin. Garis pembatas tersebut sering disebut garis kemiskinan (GK). Penduduk
miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan
dibawah Garis Kemiskinan. Garis Kemiskinan (GK) terdiri dari dua komponen yaitu Garis
Kemiskinan Makanan (GKM) dan garis kemiskinan non makanan (GKNM). Garis
Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum
makanan yang disetarakan dengan 2.100 k kalori per kapita per hari. Garis
Kemiskinanan Non Makanan (GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan,
sandang, pendidikan, kesehatan dan kebutuhan dasar lainnya.

Gambar 2.5 Garis Kemiskinan Jakarta Pusat (Rupiah) Tahun 2013 - 2017

600.000
524.750
484.526
500.000 436.869
503.304
400.000 458.388

300.000

200.000

100.000

-
2013 2014 2015 2016 2017
Garis Kemiskinan (Rp)

Sumber : Jakarta Pusat Dalam Angka Tahun 2018

Gambar 2.5 menunjukkan gambaran peningkatan garis kemiskinan di Jakarta Pusat


dalam rentang waktu dari tahun 2013 sampai tahun 2017. Batas kemiskinan atau tingkat
pengeluaran per kapita per bulan pada tahun 2017 sebesar Rp 524.750,-. Hal ini
menunjukkan peningkatan dari tahun – tahun sebelumnya. Pada tahun 2013, garis
kemiskinan di Jakarta Pusat berada pada angka Rp 436.869, lalu setahun kemudian naik

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 12


Profil Kesehatan Tahun 2018
menjadi Rp 458.388, lalu naik lagi menjadi Rp 484.526 pada tahun 2015 dan mencapai
Rp 503.304 pada tahun 2016.

Gambar 2.6 Jumlah Penduduk Miskin Berdasarkan Garis Kemiskinan (Ribuan)


Tahun 2013 - 2017

39
38,01
38 37,65
37
35,82
36
34,83
35
34
33 33,62
32
31
2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah Penduduk Miskin (Ribuan)
Sumber : Jakarta Pusat Dalam Angka Tahun 2018

Seperti terlihat pada gambar 2.6, jumlah penduduk miskin di Jakarta Pusat pada
tahun 2014 mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari 33,62 ribu penduduk menjadi
37,65 ribu penduduk. Namun, pada tahun 2015 sampai 2017 jumlah penduduk miskin di
Jakarta Pusat mengalami penurunan dari 38,01 ribu penduduk menjadi 34,83 ribu
penduduk.
Pertumbuhan ekonomi berkaitan erat dengan kesempatan kerja di Indonesia.
Penduduk dilihat dari sisi ketenagakerjaan merupakan suplai bagi pasar tenaga kerja,
namun hanya penduduk usia kerja (usia 15 tahun ke atas) yang dapat menawarkan
tenaganya di pasar kerja. Penduduk usia kerja dibagi menjadi dua kelompok yaitu
angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Kelompok angkatan kerja terdiri dari penduduk
yang bekerja (aktif bekerja atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja) dan
pengangguran (penduduk yang sedang mencari pekerjaan, sedang mempersiapkan
suatu usaha, sudah memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja, merasa tidak mungkin
mendapat pekerjaan/putus asa). Sedangkan kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari
penduduk sedang bersekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya.

Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin


Jakarta Pusat Tahun 2017

Angkatan Kerja Jenis Kelamin


(Labor Force)
Laki-laki Perempuan Total
Bekerja / Working 258.693 162.572 421.265

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 13


Profil Kesehatan Tahun 2018
Pernah Bekerja / 9.577 4.933 14.510
Worked
Tidak Pernah Bekerja / 10.931 5.370 16.301
Never Worked
Sumber : Jakarta Pusat Dalam Angka Tahun 2018

Bekerja adalah melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu


memperoleh pendapatan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit 1 jam
secara terus menerus dalam seminggu yang lalu (termasuk pekerja keluarga tanpa upah
yang membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi). Lapangan Usaha adalah bidang
kegiatan dari pekerjaan/tempat bekerja dimana seseorang bekerja. Klasifikasi lapangan
usaha mengikuti Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) dalam 1 digit. Status
Pekerjaan adalah kedudukan seseorang dalam unit usaha/kegiatan dalam melakukan
pekerjaan. Survei Upah Buruh (SUB) diselenggarakan BPS sejak tahun 1979/1980, empat
kali dalam setahun (kuartalan) dengan pendekatan perusahaan (establishment approach).
Dalam pelaksanaannya survei ini mengalami berbagai perubahan baik dari segi
metodologi maupun cakupan. Pada mulanya sampel perusahaan relatif besar dan
pertanyaan yang diajukan relatif rinci. Mulai tahun 1992 jumlah sampel dikurangi dan
kuesioner disederhanakan.

D. KEADAAN PENDIDIKAN
Komponen pengukuran tingkat pembangunan manusia suatu negara yang cukup
berpengaruh yaitu komponen pendidikan. Perubahan yang terjadi secara terus menerus
pada perilaku masyarakat disebabkan oleh semakin meningkatnya tingkat pendidikan.
Pendidikan juga merupakan salah satu syarat mutlak pencapaian tujuan pembangunan
manusia, dan merupakan target pembangunan sekaligus sarana pembangunan nasional.
Pendidikan masyarakat dapat diukur dengan berbagai indikator, salah satu indikator yang
secara sensitif dapat mengukur tingkat pendidikan masyarakat yaitu Rata-rata Lama
Sekolah (RLS).
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang dimulai dari pendidikan dasar,
menengah, dan tinggi. Pendidikan yang dicatat adalah pendidikan formal berdasar
kurikulum Departemen Pendidikan Nasional, termasuk pendidikan yang di
selenggarakan oleh pondok pesantren dengan memakai kurikulum Departemen
Pendidikan Nasional, seperti Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs),
dan Madrasah Aliyah (MA). Madrasah diniyah adalah sekolah yang tidak memakai
kurikulum dari Departemen Pendidikan nasional. Tamat sekolah adalah menyelesaikan
pelajaran yang ditandai dengan lulus ujian akhir pada kelas atau tingkat terakhir suatu
jenjang pendidikan disekolah negeri maupun swasta dengan mendapatkan tanda tamat

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 14


Profil Kesehatan Tahun 2018
belajar/ Ijazah. Seseorang yang belum mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi tetapi
telah mengikuti ujian akhir dan lulus dianggap tamat sekolah. Dapat membaca dan
menulis artinya dapat membaca dan menulis katakata/kalimat sederhana dengan suatu
aksara tertentu.
Hal mendasar yang dibutuhkan oleh penduduk untuk menuju kehidupan yang lebih
sejahtera yaitu kemampuan membaca dan menulis. Penduduk yang bisa membaca dan
menulis secara umum memiliki akses ke berbagai hal yang jauh lebih besar dibandingkan
dengan penduduk yang tidak memiliki kemampuan tersebut, sehingga peluang untuk
hidup lebih sejahtera dimiliki oleh penduduk yang bisa membaca dan menulis.
Kemampuan membaca dan menulis tercermin dari Angka Melek Huruf (AMH) dan Angka
Buta Huruf (ABH). ABH menjadi dasar pelaksanaan program pemberantasan buta huruf,
dan diharapkan ABH terus menurun. Angka Melek Huruf merupakan kebalikan dari
Angka Buta Huruf. AMH merupakan persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas
yang dapat membaca dan menulis serta mengerti sebuah kalimat sederhana dalam
hidupnya sehari-hari. AMH menunjukan kemampuan penduduk dalam menyerap
informasi dari berbagai media dan menunjukan kemampuan untuk berkomunikasi secara
lisan dan tulisan. AMH yang semakin besar diharapkan dapat mengurangi tingkat
kemiskinan sehingga tingkat kesejahteraan diharapkan dapat semakin meningkat.

Gambar 2.7 Kelompok Penduduk Kota Administrasi Jakarta Pusat


Berdasarkan Kepemilikan Ijazah Terakhir

120000

100000

80000

60000

40000

20000 Laki-laki
Perempuan
0

Sumber : Jakarta Pusat Dalam Angka Tahun 2018

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 15


Profil Kesehatan Tahun 2018
Gambar 2.8 Proporsi Penduduk Laki-laki Kota Administrasi Jakarta Pusat
Berdasarkan Kepemilikan Ijazah Terakhir

UNIVERSITAS / S2/S3 (MASTER / TIDAK MEMILIKI


AKADEMI /
DIPLOMA IV DOKTOR) IJAZAH SD
DIPLOMA III
11% 1% 7%
4%
DIPLOMA I /
DIPLOMA II
SD / MI
1%
16%
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
11%
SMP / MTs
SMA / MA 18%
31%

Sumber : Jakarta Pusat Dalam Angka Tahun 2018

Gambar 2.9 Proporsi Penduduk Perempuan Kota Administrasi Jakarta Pusat


Berdasarkan Kepemilikan Ijazah Terakhir

UNIVERSITAS / S2/S3 (MASTER / TIDAK


DIPLOMA IV DOKTOR) MEMILIKI
10% AKADEMI / 1% IJAZAH SD
DIPLOMA III 11%
6%
DIPLOMA I /
DIPLOMA II
1% SEKOLAH
MENENGAH SD / MI
KEJURUAN 20%
10%

SMA / MA SMP / MTs


25% 16%

Sumber : Jakarta Pusat Dalam Angka Tahun 2018

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota Administrasi Jakarta Pusat, dari
924.686 jiwa penduduk di wilayah Kota Administrasi Jakarta Pusat tahun 2018, jumlah
penduduk yang berumur 15 tahun ke atas adalah 711.254 jiwa penduduk yang terdiri dari
382.210 laki-laki dan 390.194 perempuan. Dari 711.254 jiwa penduduk yang berumur 15
Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 16
Profil Kesehatan Tahun 2018
tahun ke atas tersebut, jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang melek huruf
adalah 710.939 jiwa penduduk (99,96%) yang terdiri dari 350.058 laki-laki (99,91%) dan
360.881 perempuan (100%).
Penduduk Jakarta Pusat yang tidak memiliki ijazah SD sebanyak 64.024 jiwa
(9,00%), terdiri dari 24.723 laki-laki (7,06%) dan 39.301 perempuan (10,61%). Penduduk
yang memiliki ijazah SD/MI sebanyak 128.777 jiwa (18,11%), terdiri dari 57.395 laki-laki
(16.38%) dan 71.382 perempuan (19,78%). Penduduk yang memiliki ijazah SMP/MTs
sebanyak 122.112 jiwa (17,17%), terdiri dari 62.928 laki-laki (17,96%) dan 59.184
perempuan (16,40%). Sementara itu, untuk jenjang sekolah menengah, penduduk yang
memiliki ijazah SMA/MA di Jakarta Pusat merupakan proporsi terbanyak, yakni 200.598
jiwa (28,20%), terdiri dari 108.862 laki-laki (31,07%) dan 91.736 perempuan (25,42%).
Penduduk yang memiliki ijazah SMK sebanyak 73.558 jiwa (10,34%), terdiri dari 38.192
laki-laki (10,90%) dan 35.366 perempuan (9,80%).
Penduduk Jakarta Pusat yang memiliki ijazah Diploma I/Diploma II sebanyak 5.837
jiwa (0,82%), terdiri dari 1.543 laki-laki (0,44%) dan 4.294 perempuan (1,19%). Penduduk
Jakarta Pusat yang memiliki ijazah Akademi/Diploma III sebanyak 34.037 jiwa (4,79%),
terdiri dari 13.070 laki-laki (3,73%) dan 20.967 perempuan (5,81%). Sementara itu, untuk
jenjang pendidikan tinggi, penduduk yang memiliki ijazah Diploma IV/S1 di Jakarta Pusat
merupakan proporsi terbanyak, yakni 75.490 jiwa (10,61%), terdiri dari 38.824 laki-laki
(11,08%) dan 36.666 perempuan (10,16%). Penduduk Jakarta Pusat yang memiliki ijazah
S2/S3 sebanyak 6.821 jiwa (0,96%), terdiri dari 4,836 laki-laki (1,38%) dan 1.985
perempuan (0,55%).

E. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)


Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi
penduduk (enlarging people choice). IPM merupakan indikator penting untuk mengukur
keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia. IPM menjelaskan
bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh
pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. IPM dibentuk oleh tiga dimensi
dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan
(knowledge), dan standard hidup layak (decent standard of living). Umur panjang dan
hidup sehat digambarkan oleh Umur Harapan Hidup (UHH), yaitu rata-rata lamanya
(tahun) yang dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir. Pengetahuan diukur melalui
indikator Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah. Rata-rata Lama Sekolah
(RLS) adalah rata-rata lamanya (tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani
pendidikan formal. Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai rata-rata (tahun)

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 17


Profil Kesehatan Tahun 2018
sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan penduduk sejak umur tertentu. Standar
hidup yang layak diukur oleh pengeluaran per kapita disesuaikan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Prov DKI Jakarta,
secara umum, pembangunan manusia di Jakarta Pusat terus mengalami kemajuan
selama periode 2010 hingga 2017. Peningkatan capaian IPM tersebut tidak terlepas dari
peningkatan setiap komponennya. Seiring dengan meningkatnya angka IPM, indeks
masing-masing komponen IPM juga menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun. Umur
Harapan Hidup saat lahir yang merepresentasikan dimensi umur panjang dan hidup
sehat terus meningkat dari tahun ke tahun. Umur Harapan Hidup meningkat disebabkan
karena meningkatnya status kesehatan masyarakat. Menurut data yang dikeluarkan BPS
Provinsi DKI Jakarta, Selama periode 2010 hingga 2017, UHH penduduk Jakarta Pusat
meningkat sebesar 0,44 tahun atau 0,59 persen. Selama periode tersebut, secara rata-
rata UHH tumbuh sebesar 0,08 persen per tahun. Pada tahun 2010 Umur Harapan Hidup
(UHH) penduduk Jakarta Pusat tercatat 73,39 tahun. Kemudian dalam kurun waktu tujuh
tahun angka ini terus tumbuh menjadi 73,83 tahun pada tahun 2017. Hal ini menunjukkan
derajat kesehatan yang semakin membaik.

Gambar 2.10 Umur Harapan Hidup (UHH) Saat Lahir Penduduk Jakarta Pusat
Tahun 2010 - 2017

73,9
73,83
73,8 73,76
73,7
73,7
73,58 73,6
73,6
73,53
73,5 73,46
73,39
73,4

73,3

73,2

73,1
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Umur Harapan Hidup

Sumber : https://ipm.bps.go.id/data/kabkot/metode/baru/3173

Dimensi pengetahuan pada IPM dibentuk oleh dua indikator, HLS dan RLS. Kedua
indikator ini juga terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010 hingga 2017,
HLS di Jakarta Pusat telah meningkat sebesar 1,22 tahun, sementara RLS meningkat

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 18


Profil Kesehatan Tahun 2018
0,46 tahun. Selama periode tersebut, HLS secara rata-rata tumbuh sebesar 1,4 persen
per tahun. Meningkatnya HLS menjadi sinyal positif bahwa semakin banyak penduduk
yang melanjutkan sekolah pada jenjang yang lebih tinggi. Pada tahun 2017, angka HLS
telah mencapai 13,18 tahun, yang berarti bahwa anak-anak di DKI Jakarta memiliki
harapan untuk dapat menamatkan pendidikan mereka hingga lulus Diploma 1. Secara
rata-rata, RLS juga tumbuh sebesar 0,61 persen per tahun selama periode yang sama.
Pertumbuhan yang positif ini merupakan modal penting dalam membangun kualitas
manusia di Jakarta Pusat yang lebih baik. Hingga tahun 2017, rata-rata penduduk Jakarta
Pusat usia 25 tahun ke atas telah mengenyam pendidikan di atas kelas XI.

Gambar 2.11 Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
Penduduk Jakarta Pusat Tahun 2010 - 2017

14

12

10

0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
HLS 11,96 12,12 12,28 12,39 12,51 12,96 13,09 13,18
RLS 10,56 10,67 10,77 10,85 10,87 10,88 11,01 11,02

Sumber : https://ipm.bps.go.id/data/kabkot/metode/baru/3173

Dimensi ketiga yang mewakili kualitas hidup manusia adalah standar hidup layak
yang ditunjukkan oleh pengeluaran per kapita. Dari gambar 2.12 terlihat bahwa pada
tahun 2017, pengeluaran per kapita penduduk Jakarta Pusat telah mencapai 16,72 juta
rupiah per tahun. Sementara pada tahun 2010, pengeluaran per kapita penduduk Jakarta
Pusat hanya 14,84 juta rupiah per tahun. Selama delapan tahun terakhir, rata-rata
pengeluaran per kapita penduduk Jakarta Pusat meningkat sebesar 268 ribu rupiah per
tahun. Keempat komponen dalam ketiga dimensi tersebut akan dihitung indeks nya
masing-masing sebelum digunakan untuk menghitung angka Indeks Pembangunan
Manusia (IPM). Selama 8 tahun terakhir, angka IPM selalu menunjukkan pertumbuhan
yang positif. Pada periode 2010 - 2017, secara rata-rata, pertumbuhan IPM Jakarta Pusat
sebesar 0,58 persen.

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 19


Profil Kesehatan Tahun 2018
Gambar 2.12 Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan di Jakarta Pusat (Rp Juta)
Tahun 2010 - 2017

Pengeluaran Per Kapita (Rp Juta)


16,72
16,49
16,14
15,92
15,82
15,59
15,36

14,84

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Sumber : https://ipm.bps.go.id/data/kabkot/metode/baru/3173

Gambar 2.13 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jakarta Pusat dan DKI Jakarta
Tahun 2010 - 2017

Jakarta Pusat DKI


80,49
80,22 80,06
79,69 79,6
79,03 78,99
78,81
78,44 78,39
77,97 78,08
77,53
77,3
76,98
76,31

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Sumber: https://jakarta.bps.go.id/pressrelease/2018/05/02/319

F. GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT


Gambaran perilaku masyarakat tercermin dari perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS). Pelaksanaan program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) secara langsung
maupun tidak langsung berpengaruh terhadap penanggulangan masalah kesehatan
melalui pencegahan terjadinya kesakitan maupun kematian. Program PHBS merupakan
Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 20
Profil Kesehatan Tahun 2018
upaya belajar bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk meningkatkan
pengetahuan sikap dan perilaku dalam hidup bersih dan sehat, yang menjadikan
seseorang atau keluarga yang turut menangani masalah dalam bidang kesehatan dan
dapat berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. PBHS mencakup
tatanan Rumah tangga, tempat kerja, tempat umum dan sarana kesehatan.
Dalam pembahasan indikator kesehatan lingkungan dilakukan analisis deskriptif
dan dilakukan secara parsial, belum dilakukan upaya untuk menghubungkan faktor resiko
dengan outcome penyakit.

1. Penduduk dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas


(Layak)
Air minum yang berkualitas (layak) adalah air minum yang terlindung meliputi air
ledeng (keran), keran umum, hydrant umum, terminal air, penampungan air hujan
(PAH) atau mata air dan sumur terlindung, sumur bor atau sumur pompa, yang
jaraknya minimal 10 meter dari pembuangan kotoran, penampungan limbah, dan
pembuangan sampah. Air bersih merupakan sumberdaya berbasis air yang bermutu
baik yang harus memenuhi persyaratan, baik kualitas dan sarananya. Syarat-syarat
air bersih agar dapat dikonsumsi adalah tidak berasa, tidak berbau dan tidak
berwarna.
Sumber mata air di Kota Depok berasal dari jaringan perpipaan dan jaringan
bukan perpipaan. Yang dimaksud dengan jaringan perpipaan adalah sumber air
minum yang berasal dari PDAM/BPSPAM. Sedangkan jaringan bukan perpipaan
adalah sumber air minum yang berasal dari sumur gali terlindung, sumur gali dengan
pompa, sumur bor dengan pompa, terminal air da mata air terlindung.
Berdasarkan data pada lampiran tabel 73, pada tahun 2018, penduduk yang
memiliki akses air minum sebesar 578.230 jiwa (62,5%) dari 924.686 jiwa penduduk
di Jakarta Pusat. Untuk kategori penduduk pengguna bukan jaringan perpipaan,
penduduk yang menggunakan sumur gali terlindung yang memenuhi syarat sebanyak
221 jiwa, penduduk yang menggunakan sumur gali dengan pompa yang memenuhi
syarat sebanyak 6.057 jiwa, penduduk yang menggunakan sumur bor dengan pipa
yang memenuhi syarat sebanyak 171.472 jiwa, penduduk yang menggunakan
terminal air yang memenuhi syarat sebanyak 1.102 jiwa sedangkan penduduk yang
menggunakan depot air minum yang memenuhi syarat sebanyak 16.181 jiwa. Di
Jakarta Pusat tidak ada penduduk yang memanfaatkan mata air terlindung dan
penampungan air hujan. Untuk kategori penduduk pengguna jaringan perpipaan,
penduduk yang memanfaatkan jaringan perpipaan PDAM dan BPSPAM memenuhi

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 21


Profil Kesehatan Tahun 2018
syarat sebanyak 383.197 jiwa, sedangkan untuk penduduk yang memanfaatkan
jaringan perpipaan non PDAM di Jakarta Pusat tidak ada sama sekali.

2. Sarana Air Minum Yang Memenuhi Syarat


Berdasarkan data pada lampiran tabel 73, jumlah sarana air minum di Jakarta
Pusat ada 101.113 sarana. Dari 101.113 sarana air minum yang ada, 25.444 (25,2%)
sarana air minum yang dilakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL). Dari hasil
inspeksi tersebut, diperoleh laporan bahwa terdapat 24.770 (97,4%) sarana air
minum dengan resiko rendah-sedang. Sedangkan dari hasil pemeriksaan sampel
diperoleh laporan bahwa dari 164 (0,2%) sarana air minum yang dilakukan
pengambilan sampel, terdapat 71 (43,3%) sarana air minum yang memenuhi syarat.

3. Akses Sanitasi yang Layak (Jamban Sehat)


Sanitasi yang baik merupakan elemen penting yang menunjang kesehatan
manusia. Sanitasi berhubungan dengan kesehatan lingkungan yang mempengaruhi
derajat kesehatan masyarakat. Buruknya kondisi sanitasi akan berdampak negatif di
banyak aspek kehidupan, mulai dari turunnya kualitas lingkungan hidup masyarakat,
tercemarnya sumber air minum bagi masyarakat, meningkatnya jumlah kejadian diare
dan munculnya beberapa penyakit.
Fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) adalah fasilitas sanitasi yang
memenuhi syarat kesehatan antara lain dilengkapi dengan leher angsa, tanki
septik/Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL), yang digunakan sendiri atau bersama.
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu menggunakan jamban dengan syarat
sebagai berikut :
a) Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b) Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air
atau sumur
c) Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
d) Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang benar-benar
diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin
e) Jamban harus bebas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
f) Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal
Berdasarkan data pada lampiran tabel 74, dari 924.686 jiwa penduduk di Jakarta
Pusat pada tahun 2018, jumlah penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi
yang layak (jamban sehat) adalah 645.702 jiwa atau berkisar 69,8%. Ada beberapa
tipe fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) saat ini, yakni jamban
sharing/komunal, jamban sehat semi permanen (jssp) dan jamban sehat permanen

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 22


Profil Kesehatan Tahun 2018
(jsp). Jumlah sarana jamban sharing komunal di Jakarta Pusat pada tahun 2018
sebanyak 5.051 sarana dengan jumlah penduduk pengguna sebanyak 31.565 jiwa.
Jumlah sarana jamban sehat semi permanen (jssp) sebanyak 24.505 sarana dengan
jumlah penduduk pengguna sebanyak 144.115 jiwa. Sementara itu, jumlah sarana
jamban sehat permanen (jsp) sebanyak 186.721 sarana dengan jumlah penduduk
pengguna sebanyak 566.428 jiwa.

4. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014, tentang Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat, yang dimaksud dengan STBM adalah pendekatan untuk
mengubah perilaku higienis dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan
cara pemicuan. Pemicuan adalah cara untuk mendorong perubahan perilaku higiene
dan sanitasi individu atau masyarakat atas kesadaran sendiri dengan menyentuh
perasaan, pola pikir, perilaku, dan kebiasaan individu atau masyarakat.
Penyelenggaraan STBM bertujuan untuk mewujudkan perilaku yang higienis dan
saniter secara mandiri dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya. Dalam pelaksanaan STBM berpedoman pada lima pilar yaitu
:
a) Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS)
b) Cuci tangan pakai sabun
c) Pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga
d) Pengamanan sampah rumah tangga
e) Pengamanan limbah cair rumah tangga
Kelurahan STBM adalah kelurahan yang sudah mencapai 100% salah satu atau
lebih dari 5 pilar STBM dan sudah mendapatkan sertifikat kelurahan STBM. Jumlah
kelurahan STBM pada tahun 2018 di Jakarta Pusat sebanyak 9 dari 44 kelurahan
atau sekitar 20,5%. Sedangkan kelurahan yang melaksanakan STBM adalah
kelurahan yang sudah melakukan pemicuan STBM, mempunyai kader yang terlatih
dengan pemicuan STBM (natural leader) dan telah merumuskan rencana kerja
masyarakat (RKM) untuk menuju STBM. Pada tahun 2018, di Jakarta Pusat, jumlah
kelurahan yang melaksanakan STBM sebanyak 16 dari 44 kelurahan atau sekitar
36,4%. Kelurahan Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS) adalah
kelurahan yang peduduknya 100% mengakses jamban sehat. Pada tahun 2018, di
Jakarta Pusat, jumlah kelurahan stop BABS sebanyak 2 dari 44 kelurahan (4,5%).

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 23


Profil Kesehatan Tahun 2018
5. Tempat-Tempat Umum (TTU) Yang Memenuhi Syarat Kesehatan
Tempat-tempat umum adalah tempat atau sarana umum yang dipergunakan
untuk kegiatan masyarakat dan diselenggarakan oleh pemerintah/swasta atau
perorangan antara lain pasar rakyat, sekolah, fasyankes, terminal, bandara, stasiun,
pelabuhan, bioskop, hotel dan tempat umum lainnya. TTU yang memenuhi syarat
kesehatan adalah tempat dan fasilitas umum, dimana Kementerian Kesehatan
menetapkan minimal sarana pendidikan dan pasar rakyat memenuhi syarat
kesehatan. TTU dinyatakan sehat apabila memenuhi persyaratan dalam pencegahan
terjadinya masalah kesehatan.
Sarana pendidikan dasar yang dimaksud adalah Sekolah Dasar (SD/MI),
Sekolah Menegah Pertama (SMP/Mts) dan yang sederajat milik pemerintah dan
swasta terintegrasi. Pasar rakyat yang dimaksud adalah pasar yang berlokasi
permanen, ada pengelola, sebagian besar barang yang diperjualbelikan yaitu
kebutuhn dasar sehari-hari dengan fasilitas infrastruktur sederhana, dan dikelola oleh
Pemerintah Daerah dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Sebagai upaya
mengurangi resiko Tempat-Tempat Umum (TTU) menjadi tempat penularan/sumber
penyakit, maka dilakukan pemantauan terhadap TTU tersebut, hal ini dikarenakan
cakupan tempat-tempat umum menjadi salah satu hal yang diperhitungkan pada
indikator kesehatan lingkungan.
Berdasarkan data pada lampiran tabel 76, pada tahun 2018, jumlah total Tempat-
Tempat Umum (TTU) di Jakarta Pusat yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak
917 (72,03%) sarana dari 1.273 sarana yang ada. Untuk kategori sarana pendidikan,
SD/MI sebagai TTU yang memenuhi syarat kesehatan di Jakarta Pusat pada tahun
2018 sebanyak 271 (88,0%) sarana dari 308 sarana yang ada, sarana pendidikan
SMP/MT sebagai TTU yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 80 (65,0%)
sarana dari 123 sarana yang ada sedangkan sarana pendidikan SMA/MA sebagai
TTU yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 79 (66,4%) sarana dari 119 sarana
yang ada.
Untuk kategori sarana kesehatan, sebagai TTU yang memenuhi syarat
kesehatan puskesmas di Jakarta Pusat pada tahun 2018 sebanyak 43 (95,6%)
sarana dari 45 sarana yang ada, sedangkan RSU sebagai TTU yang memenuhi
syarat kesehatan sebanyak 18 (72,0%) sarana dari 25 sarana yang ada. Sementara
itu, tempat ibadah sebagai TTU yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 408
(62,9%) sarana dari 649 sarana yang ada. Untuk kategori pasar, terdapat 18 sarana
pasar sebagai TTU yang memenuhi syarat kesehatan dari 41 pasar yang ada di
Jakarta Pusat pada tahun 2018.

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 24


Profil Kesehatan Tahun 2018
6. Tempat Pengelolaan Makanan (TPM)
Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) adalah usaha pengelolaan makanan yang
meliputi jasaboga atau katering, rumah makan dan restoran, depot air minum, kantin
dan makanan jajanan. TPM dinyatakan sehat sesuai dengan Kepmenkes Nomor
1098/MENKES/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Rumah Makan dan
Restoran.
Persyaratan higiene sanitasi yang harus dipenuhi meliputi :
1. Persyaratan lokasi dan bangunan
2. Persyaratan fasilitas sanitasi
3. Persyaratan dapur, rumah makan dan gudang makanan
4. Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi
5. Persyaratan pengolahan makanan
6. Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi
7. Persyaratan penyajian makanan jadi
8. Persyaratan peralatan yang digunakan
Pelaksanaan kegiatan higiene sanitasi pangan merupakan salah satu aspek
dalam menjaga keamanan pangan yang harus dilaksanakan secara terstruktur dan
terukur dengan kegiatan, sasaran dan ukuran kinerja yang jelas, salah satunya
dengan mewujudkan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat
kesehatan. TPM adalah tempat pengelolaan makanan siap saji yang terdiri dari
rumah makan/restoran, jasaboga, depot air minum, sentra makanan jajanan dan
kantin sekolah. TPM yang memenuhi persyaratan higiene sanitasi dibuktikan dengan
sertifikat laik higiene sanitasi yang diberikan oleh Suku Dinas Kesehatan Kota Adm
Jakarta Pusat.
Berdasarkan data pada lampiran tabel 76, pada tahun 2018, jumlah total Tempat
Pengelolaan Makanan (TPM) di Jakarta Pusat yang memenuhi syarat kesehatan
sebanyak 708 (66,1%) sarana dari 1.273 sarana yang ada. Untuk kategori jasa boga,
jasa boga sebagai TPM yang memenuhi syarat kesehatan di Jakarta Pusat pada
tahun 2018 sebanyak 128 (61,0%) sarana dari 210 sarana yang ada. Untuk kategori
rumah makan/restoran, rumah makan/restoran sebagai TPM yang memenuhi syarat
kesehatan sebanyak 220 (37,9%) sarana dari 580 sarana yang ada. Untuk kategori
depot air minum (DAM), depot air minum (DAM) sebagai TPM yang memenuhi syarat
kesehatan sebanyak 220 (37,9%) sarana dari 580 sarana yang ada. Sementara itu,
untuk kategori makanan jajanan/kantin/sentra makanan jajanan, TPM yang
memenuhi syarat kesehatan sebanyak 191 (55,7%) sarana dari 343 sarana yang ada.

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 25


Profil Kesehatan Tahun 2018
BAB III
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Upaya kesehatan dapat berdaya guna dan berhasil guna bila pemenuhan sumber
daya tenaga, pembiayaan dan sarana kesehatan dapat memadai dan seimbang dengan
kebutuhan. Sumber daya kesehatan merupakan salah satu pendukung dalam penyediaan
pelayanan kesehatan yang berkualitas, yang diharapkan dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Salah satu penentu keberhasilan pembangunan kesehatan adalah
ketersediaan sumber daya kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan baik secara kuantitas
maupun secara kualitas. Sumber daya kesehatan yang diperlukan di dalam pembangunan
kesehatan antara lain tenaga, dana, sarana dan prasarana serta teknologi. Sumber daya
kesehatan dapat diukur dengan beberapa indikator kecukupan sebagai berikut:

A. SARANA KESEHATAN
Sarana kesehatan yang disajikan dalam bab ini meliputi sarana rumah sakit, puskesmas
dan beberapa sarana pelayanan kesehatan yang ada di Kota Jakarta Pusat. Sarana
pelayanan kesehatan yang ada di Kota Jakarta Pusat sampai dengan tahun 2018 yang
tercatat di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Pusat adalah sebagai
berikut.

Tabel 3.1 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan


Jakarta Pusat Tahun 2017

No Fasilitas Kesehatan Pemerintah Swasta Total


1. Rumah Sakit Umum 10 16 26
2. Rumah Sakit Khusus 2 8 10
3. Puskesmas Kecamatan 8 0 8
4. Puskesmas Kelurahan 34 0 34
5. Puskesmas Keliling 8 0 8
6. Posyandu 506 0 506
6. Klinik Pratama 82 208 290
7. Klinik Utama 6 72 78
8. Pengobatan Tradisional 0 119 119
9. Industri Farmasi 0 1 1
10. Usaha Mikro Obat 0 2 2
Tradisional
11. Pedagang Besar 0 5 5
Farmasi
Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 26
Profil Kesehatan Tahun 2018
12. Apotek 15 204 219
13. Apotek PRB 7 2 9
14. Toko Obat 0 21 21
15. Toko Alkes 0 8 8
Sumber: Seksi Yankes & SDK Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

1. Rumah Sakit
Rumah Sakit (RS) merupakan pelayanan kesehatan pada masyarakat yang
utamanya menyelenggarakan upaya kuratif dan rehabilitatif dan berfungsi sebagai
sarana pelayanan kesehatan rujukan. Menurut WHO (World Health Organization),
rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan
fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit
(kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga
merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.
Sedangkan menurut Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit,
yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit
mempunyai fungsi:
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan seuai
dengan standar pelayanan rumah sakit.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
c. Penyelenggaaan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka
peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahan bidang kesehatan.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56/Menkes/PER/I/2014 mengelompokkan


rumah sakit berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan menjadi rumah sakit umum
dan rumah sakit khusus. Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan
pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit. Adapun rumah sakit
khusus adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang
atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ,
jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 27


Profil Kesehatan Tahun 2018
Rumah Sakit di wilayah Jakarta Pusat ada 36 Rumah Sakit dengan rincian 26
Rumah Sakit Umum (RSU) dan 10 Rumah Sakit Khusus (RSK). Berdasarkan
kepemilikan ataupun pengelolaannya, 26 Rumah Sakit Umum (RSU) di Jakarta Pusat
terbagi menjadi 1 RSU milik Kemenkes, 2 RSU milik TNI/POLRI, 6 RSU milik
Pemerintah Daerah, 1 RSU milik BUMN dan 16 RSU milik Swasta. Sedangkan 10
Rumah Sakit Khusus (RSK) di Jakarta Pusat terbagi menjadi 1 RSK milik Kemenkes,
1 RSK milik TNI/POLRI dan 8 RSK milik Swasta.

Tabel 3.2 Daftar Rumah Sakit di Jakarta Pusat Tahun 2018

No RSU/ RS Nama Rumah Sakit Kepemilikan Kecamatan


Khusus

1. RSU RSUD Kemayoran Pemprov DKI Kemayoran

2. RSU RSUD Tanah Abang Pemprov DKI Tanah Abang

3. RSU RSU MMA Swasta Menteng

4. RSU RSU Pertamina Jaya BUMN Cempaka Putih

5. RSU RSU Hermina Kemayoran Swasta Kemayoran

6. RSU RSUD Cempaka Putih Pemprov DKI Cempaka Putih

7. RSU RSU Evasari Swasta Cempaka Putih

8. RSU RS St Carolus Swasta Senen

9. RSU RSUD Sawah Besar Pemprov DKI Sawah Besar

10. RSU RSU Mitra Kemayoran Swasta Kemayoran

11. RSU RSUD Johar Baru Pemprov DKI Johar Baru

12. RSU RSU Kramat 128 Swasta Senen

13. RSU RSUD Tarakan Pemprov DKI Gambir

14. RSU RSU YARSI Swasta Cempaka Putih

15. RSU RSU Bunda Swasta Menteng

16. RSU RSU MH Thamrin Swasta Senen

17. RSU RSU YPK Mandiri Swasta Menteng

18. RSU RSU Islam Jakarta Swasta Cempaka Putih


Cempaka Putih
19. RSU RSU Mitra Kemayoran Swasta

20. RSU RSU Abdi Waluyo Swasta Menteng

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 28


Profil Kesehatan Tahun 2018
21. RSU RSU Husada Swasta Sawah Besar

22. RSU RSU Cipto Kemenkes Senen


Mangunkusumo
23. RSU RSU Cikini Swasta Menteng

24. RSU RSAL Dr. Mintohardjo TNI AL Tanah Abang

25. RSU RSU Budi Kemuliaan Swasta Gambir

26. RSU RSPAD Gatot Subroto TNI AD Senen

27. RSK RSK Bedah Bina Estetika Swasta Menteng

28. RSK RS THT Prof. Nizar Swasta Tanah Abang

29. RSK RS Gigi dan Mulut YARSI Swasta Cempaka Putih

30. RSK RS Khusus Bedah SS Swasta Menteng


Medika
31. RSK RSIA Bunda Jakarta Swasta Menteng

32. RSK RSIA Tambak Swasta Menteng

33. RSK RSK THT Proklamasi Swasta Menteng

34. RSK RSKGM FKG UI Kemenkes Senen

35. RSK RSK Mata JEC Swasta Menteng

36. RSK RSGM Ladokgi TNI AL TNI AL Tanah Abang


REM
Sumber: Seksi Yankes Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Berdasarkan data pada lampiran tabel 5, jumlah kunjungan rawat jalan di seluruh
RS di Jakarta Pusat selama tahun 2018 adalah 3.391.085 kunjungan, jumlah
kunjungan rawat inap di seluruh RS di Jakarta Pusat selama tahun 2018 adalah
408.688 kunjungan dan jumlah kunjungan gangguan jiwa di seluruh RS di Jakarta
Pusat adalah 18.329 kunjungan. Dari data pada gambar 3.1 dapat dilihat bahwa
jumlah kunjungan rawat inap dan rawat jalan tertinggi RSU di Jakarta Pusat ada di
RS Cipto Mangunkusumo dengan total kunjungan rawat jalan sebanyak 859.064
kunjungan dan total kunjungan rawat inap sebanyak 240.626 kunjungan. Hal ini
sejalan dengan fungsi RSCM sebagai pusat rujukan nasional.

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 29


Profil Kesehatan Tahun 2018
Gambar 3.1 Jumlah Kunjungan Rawat Inap dan Rawat Jalan
Rumah Sakit Umum di Jakarta Pusat Tahun 2018

RSPAD Gatot Subroto


RSU Budi Kemuliaan
RSAL Dr. Mintohardjo
RSU Cikini
RSU Cipto Mangunkusumo
RSU Husada
RSU Abdi Waluyo
RSU Islam Jakarta Cempaka Putih
RSU YPK Mandiri
RSU MH Thamrin
RSU Bunda
Rawat Inap
RSU YARSI
RSUD Tarakan
Rawat Jalan
RSU Kramat 128
RSUD Johar Baru
RSU Mitra Kemayoran
RSUD Sawah Besar
RS St Carolus
RSU Evasari
RSUD Cempaka Putih
RSU Hermina Kemayoran
RSU Pertamina Jaya
RSU MMA
RSUD Tanah Abang
RSUD Kemayoran

- 200.000 400.000 600.000 800.000 1.000.000

Sumber: Seksi Yankes Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Berdasarkan gambaran pada gambar 3.2, jumlah kunjungan rawat jalan RSK
tertinggi ada pada RSK Mata JEC yang berada di Kecamatan Menteng dengan total
kunjungan rawat jalan 67.000 kunjungan dan jumlah kunjungan rawat inap RSK
tertinggi ada pada RSIA Bunda Jakarta yang juga berada di Kecamatan Menteng
dengan total kunjungan rawat inap 2.175 kunjungan.

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 30


Profil Kesehatan Tahun 2018
Gambar 3.2 Jumlah Kunjungan Rawat Inap dan Rawat Jalan
Rumah Sakit Khusus di Jakarta Pusat Tahun 2018

RSGM Ladokgi TNI AL REM

RSK Mata JEC

RSKGM FKG UI

RSK THT Proklamasi

RSIA Tambak

RSIA Bunda Jakarta


Rawat Inap
RS Khusus Bedah SS Medika

RS Gigi dan Mulut YARSI Rawat Jalan

RS THT Prof. Nizar

RSK Bedah Bina Estetika

- 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 80.000 90.000


Sumber: Seksi Yankes Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Beberapa Indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemanfaatan


sarana pelayanan, mutu pelayanan dan tingkat efisiensi pelayanan rumah sakit
adalah Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat hunian rumah sakit, Length Of Stay
(LOS) atau rata-rata lama hari rawat di rumah sakit, Turn Over Interval (TOI) atau
jarak pemanfaatan tempat tidur antara satu pasien dengan pasien lainnya, Bed Turn
Over (BTO) atau frekuensi penggunaan tempat tidur, Gross Death Rate (GDR) atau
seluruh kematian di rumah sakit, Net Death Rate (NDR) atau kematian di rumah sakit
kurang dari 48 jam.

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 31


Profil Kesehatan Tahun 2018
Gambar 3.3 Jumlah Tempat Tidur
Rumah Sakit Umum dan Khusus di Jakarta Pusat Tahun 2018

RSGM Ladokgi TNI AL REM 6


RSAL Dr. Mintohardjo 222
RSK Mata JEC@ Menteng 18
RSKGM FKG UI 3
RSK THT Proklamasi 27
RSU Cikini 309
RSU Cipto Mangunkusumo 964
RSU Husada 405
RSU Abdi Waluyo 56
RSIA Bunda Jakarta 67
RSU Islam Jakarta… 314
RSU YPK Mandiri 43
RSU MH Thamrin 157
RSU Bunda 67
RS Khusus Bedah SS… 26
RSU YARSI 50
RSUD Tarakan 450
RSU Kramat 128 82
RSUD Johar Baru 37
RSU Mitra Kemayoran 155
RSUD Sawah Besar 33
RS St Carolus 275
RS Gigi dan Mulut YARSI 3
RSU Evasari 71
RSUD Cempaka Putih 32
RS Hermina Kemayoran 153
RS THT Prof. Nizar 9
Rsu Pertamina Jaya 72
RSK Bedah Bina Estetika 25
RSU MMA 67
RSUD Tanah Abang 26
RSUD Kemayoran 52

0 500 1000 1500

Sumber: Seksi Yankes Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Terpenuhi atau tidaknya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan


rujukan dan perorangan di suatu wilayah dapat dilihat dari rasio tempat tidur terhadap
1.000 penduduk. Standar WHO adalah 1 tempat tidur untuk 1.000 penduduk. Rasio
tempat tidur di rumah sakit di Indonesia dari tahun 2013-2017 sekitar 1 per 1.000

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 32


Profil Kesehatan Tahun 2018
penduduk. Jumlah tempat tidur di Indonesia sudah tercukupi menurut WHO. Dari data
pada lampiran tabel 7 diperoleh data jumlah tempat tidur di seluruh Rumah Sakit di
Jakarta Pusat ada 4.431 tempat tidur. Dari data tersebut diperoleh angka rasio tempat
tidur di Jakarta Pusat adalah 4,79 per 1.000 penduduk Jakarta Pusat. Hal ini
menandakan bahwa jumlah tempat tidur di Jakarta Pusat sudah mencukupi.
Dalam rangka melindungi penyelenggaraan rumah sakit, tenaga kesehatan dan
melindungi pasien maka rumah sakit perlu mempunyai peraturan internal rumah sakit
yang biasa disebut hospital by laws. Peraturan tersebut meliputi aturan-aturan
berkaitan dengan pelayanan kesehatan, ketenagaan, administrasi dan manajemen.
Bentuk peraturan internal rumah sakit (HBL) yang merupakan materi muatan
pengaturan dapat meliputi antara lain: Tata tertib rawat inap pasien, identitas pasien,
hak dan kewajiban pasien, dokter dan rumah sakit, informed consent, rekam medik,
visum et repertum, wajib simpan rahasia kedokteran, komete medik, panitia etik
kedokteran, panitia etika rumah sakit, hak akses dokter terhadap fasilitas rumah sakit,
persyaratan kerja, jaminan keselamatan dan kesehatan, kontrak kerja dengan tenaga
kesehatan dan rekanan.
Bentuk dari hospital by laws dapat merupakan Peraturan Rumah Sakit, Standar
Operating Procedure (SOP), Surat Keputusan, Surat Penugasan, Pengumuman,
Pemberitahuan dan Perjanjian (MOU). Peraturan internal rumah akit (HBL) antara
rumah sakit satu dengan yang lainnya tidak harus sama materi muatannya, hal
tersebut tergantung pada: sejarahnya, pendiriannya, kepemilikannya, situasi dan
kondisi yang ada pada rumah sakit tersebut. Namun demikian peraturan internal
rumah sakit tidak boleh bertentangan dengan peraturan diatasnya seperti Keputusan
Menteri, Keputusan Presiden, Peraturan Pemerintah dan Undang-undang. Dalam
bidang kesehatan pengaturan tersebut harus selaras dengan Undang-undang nomor
23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dan peraturan pelaksanaannya.
Indikator rawat inap yang digunakan untuk menilai mutu pelayanan kesehatan
rawat inap yaitu Gross Death Rate (GDR) dan NDR (Net Death Rate), yang
merupakan rasio yang mengukur pasien keluar meninggal dalam hitungan bulanan,
triwulan atau tahunan. GDR (Gross Death Rate) adalah angka kematian kasar, untuk
tiap - tiap 1000 penderita keluar baik hidup atau mati. NDR (Net Death Rate) adalah
angka kematian >48 jam setelah di rawat untuk tiap - tiap 1000 penderita yang keluar
baik hidup / mati. Berdasarkan data pada lampiran tabel 7, selama tahun 2018 di
seluruh Rumah Sakit di Jakarta Pusat ada 192.642 pasien keluar baik dalam kondisi
hidup maupun mati. Dari 192.642 pasien keluar tersebut, 6.828 pasien keluar dari RS
dalam kondisi mati. Oleh karena itu, diperoleh angka GDR 102,97 dan NDR 35,44.

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 33


Profil Kesehatan Tahun 2018
Semakin besar angka NDR dan GDR menunjukkan apakah pelayanan rumah
sakit yang semakin menurun atau terjadi inefisiensi dalam pemberian pelayanan
kesehatan di rumah sakit, sebaliknya semakin kecil angka NDR dan GDR di suatu
rumah sakit sesuai angka ke efisiensi berarti rumah sakit tersebut sudah efisien,
standard GDR adalah tidak lebih dari 45 pasien meninggal dari 1000 pasien, dan
standard NDR adalah tidak lebih dari 25 pasien meninggal dari 1000 pasien. Angka
GDR dan NDR Rumah Sakit di Jakarta Pusat kemungkinan dikarenakan belum
semua RS mengumpulkan data yang diperlukan.
Indikator penilaian efisiensi pelayanan adalah Bed Occupancy Rate (BOR), Bed
Turn Over (BTO), Length of Stay (LOS) dan Turn Over Interval (TOI). Bed Occupancy
Rate (BOR) adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu.
Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat
tidur rumah sakit. Angka BOR yang rendah menunjukkan kurangnya pemanfaatan
fasilitas perawatan rumah sakit oleh masyarakat. Sedangkan angka BOR yang tinggi
(lebih dari 85%) menunjukkan tingkat pemanfaatan tempat tidur yang tinggi sehingga
perlu pengembangan rumah sakit atau penambahan tempat tidur. Nilai parameter
BOR yang ideal adalah antara 60 - 85%. Bed Turn Over (BTO) adalah frekuensi
pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam
satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata
dipakai 40-50 kali.
Average Length of Stay (ALOS) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien.
Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat
memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu
dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai
ALOS yang ideal antara 6-9 hari. Turn Over Interval (TOI) dalah rata-rata hari dimana
tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini
memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat
tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. Bersama-sama dengan LOS
merupakan indikator tentang efisiensi penggunaan tempat tidur. Semakin besar TOI
maka efisiensi penggunaan tempat tidur semakin buruk.
Berdasarkan data pada lampiran tabel 8, Bed Occupancy Rate (BOR) seluruh
RS di Jakarta Pusat adalah 46,74%. Nilai ini belum mencapai nilai ideal (60 – 80%)
karena ada beberapa RS yang belum memberikan data yang diperlukan. Bed Turn
Over (BTO) seluruh RS di Jakarta Pusat adalah 43,48 kali, sudah mencapai nilai ideal
(>40 kali). Average Length of Stay (ALOS) seluruh RS di Jakarta Pusat adalah 3,88
hari sedangkan Turn Over Interval (TOI) di Jakarta Pusat adalah 4,47 hari. Nilai ALOS

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 34


Profil Kesehatan Tahun 2018
dan TOI belum mencapai nilai ideal karena ada beberapa RS yang belum
memberikan data yang diperlukan.
Rumah Sakit harus mampu memberikan pelayanan gawat darurat level 1
sebagai standar pelayanan minimal sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
741/Menkes/Per/VII/2008. Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus
diberikan sarana kesehatan Rumah Sakit adalah pelayanan gadar level 1 yang harus
diberikan sarana kesehatan (RS) di kabupaten/Kota. Gawat darurat level 1 adalah
tempat pelayanan gawat darurat yang memiliki dokter umum on site 24 jam dengan
kualifikasi GELS dan/atau ATLS + ACLS, serta memiliki alat trasportasi dan
komunikasi. Berdasarkan data pada lampiran tabel 6, 13,9% Rumah Sakit di Jakarta
Pusat sudah mempunyai kemampuan gadar level 1. Bahkan sisanya sudah
mempunyai kemampuan gadar level 2, 3 dan 4.

2. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)


Berdasarkan Permenkes Nomor 75 Tahun 2014, Pusat Kesehatan Masyarakat
yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan
untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah Dinas
Kesehatan. Secara umum, mereka harus memberikan pelayanan preventif, promotif,
kuratif sampai dengan rehabilitatif baik melalui upaya kesehatan perorangan (UKP)
atau upaya kesehatan masyarakat (UKM). Puskesmas dapat memberikan pelayanan
rawat inap selain pelayanan rawat jalan. Hal ini disepakati oleh puskesmas dan dinas
kesehatan. Dalam memberikan pelayanan di masyarakat, puskesmas memiliki
jenjang pelayanan yaitu puskesmas pembantu dan jejaringnya yaitu posyandu dan
posbindu.
Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan pertama dan terdepan dalam
sistem pelayanan kesehatan berfungsi untuk melaksanakan upaya kesehatan wajib
dan upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan wajib harus
diselenggarakan oleh setiap Puskesmas dan upaya kesehatan pengembangan
diselenggarakan sesuai dengan masalah, kondisi kebutuhan, kemampuan dan
inovasi serta kebijakan pemerintah setempat. Upaya kesehatan pengembangan di
Puskesmas antara lain Pelayanan PONED, Pelayanan PKPR, Upaya Kesehatan

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 35


Profil Kesehatan Tahun 2018
Kerja, Upaya Kesehatan Olah Raga, dan tatalaksana kasus Kekerasan terhadap
Anak (KtA).
Fungsi Puskesmas meliputi:
a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di
wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan
kesehatan. Di samping itu aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan
dari penyelenggaraan setiap pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk
pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah
mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
b. Pusat pemberdayaan masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,
keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan
dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat,
berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber
pembiayaannya, serta ikut menetap, menyelenggarakan dan memantau
pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan
masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi,
khususnya sosial budaya masyarakat setempat.
c. Pusat strata pelayanan kesehatan strata pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi:
 Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi
dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan
perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk
puskesmas tertentu di tambahkan dengan rawat inap.
 Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik
dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan
sertamencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 36


Profil Kesehatan Tahun 2018
promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan,
perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana,
kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat
lainnya.

Pada tahun 2018, jumlah Puskesmas di Jakarta Pusat ada 42, terdiri dari 8
Puskesmas Kecamatan dan 34 Puskesmas Kelurahan. Puskesmas di Jakarta Pusat
pada umumnya relatif mudah dijangkau oleh masyarakat baik dengan jalan kaki,
kendaraan roda dua maupun roda empat dengan jarak terjauh maksimal 5,5 km dan
waktu tempuh yang diperlukan maksimal 5 menit dengan roda dua dan 10 menit
dengan roda empat.

Tabel 3.3 Gambaran Wilayah Puskesmas di Jakarta Pusat Tahun 2018

No Nama Kode Nama Puskesmas Wilayah Kerja


Kecamatan Puskesmas Puskesmas
1. Tanah Abang 31731030175 PKM Kec Tanah Abang Kec Tanah
Abang
2. 31731030176 PKM Kel Kampung Bali Kel Kampung
Bali
3. 31731030177 PKM Kel Petamburan Kel Petamburan
4. 31731030178 PKM Kel Karet Tengsin Kel Karet
Tengsin
5. 31731030180 PKM Kel Gelora Kel Gelora
6. PKM Kel Kebon Melati Kel Kebon Melati
7. Menteng 31731030181 PKM Kec Menteng Kec Menteng
8. 31731030183 PKM Kel Pegangsaan Kel Pegangsaan
9. PKM Kel Kebon Sirih Kel Kebon Sirih
10. Senen 31731030185 PKM Kec Senen Kec Senen
11. 31731030186 PKM Kel Kenari Kel Kenari
12. 31731030187 PKM Kel Kramat Kel Kramat
13. 31731030188 PKM Kel Bungur Kel Bungur
14. 31731030189 PKM Kel Paseban Kel Paseban
15. 31731030190 PKM Kel Kwitang Kel Kwitang
16. Johar Baru 31731030191 PKM Kec Johar Baru Kec Johar Baru
17. 31731030192 PKM Kel Tanah Tinggi Kel Tanah Tinggi
18. 31731030194 PKM Kel Johar Baru II Kel Johar Baru
19. 31731030195 PKM Kel Johar Baru III Kel Johar Baru
20. 31731030196 PKM Kel Galur Kel Galur

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 37


Profil Kesehatan Tahun 2018
21. 31731030197 PKM Kel Kampung Kel Kampung
Rawa Rawa
22. Cempaka 31731030198 PKM Kec Cempaka Kec Cempaka
Putih Putih Putih
23. 31731030199 PKM Kel Rawasari Kel Rawasari
24. 31731030200 PKM Kel Cempaka Kel Cempaka
Putih Barat Putih Barat
25. PKM Kel Cempaka Kel Cempaka
Putih Timur Putih Timur
26. Kemayoran 31731030202 PKM Kec Kemayoran Kec Kemayoran
27. 31731030203 PKM Kel Kebon Kel Kebon
Kosong I Kosong
28. 31731030204 PKM Kel Kebon Kel Kebon
Kosong II Kosong
29. 31731030205 PKM Kel Serdang Kel Serdang
30. 31731030206 PKM Kel Utan Panjang Kel Utan
Panjang
31. 31731030208 PKM Kel Cempaka Kel Cempaka
Baru Baru
32. 31731030209 PKM Kel Sumur Batu Kel Sumur Batu
33. Sawah Besar 31731030210 PKM Kec Sawah Besar Kec Sawah
Besar
34. 31731030212 PKM Kel Pasar Baru Kel Pasar Baru
35. PKM Kel Kartini Kel Kartini
36. PKM Kel Gunung Kel Gunung
Sahari Utara Sahari Utara
37. Gambir 31731030213 PKM Kec Gambir Kec Gambir
38. 31731030214 PKM Kel Duri Pulo Kel Duri Pulo
39. 31731030215 PKM Kel Petojo Utara Kel Petojo Utara
40. 31731030216 PKM Kel Petojo Kel Petojo
Selatan Selatan
41. PKM Kel Kebon Kelapa Kel Kebon
Kelapa
42. 31731030175 PKM Kel Cideng Kel Cideng
Sumber: Seksi Yankes Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 38


Profil Kesehatan Tahun 2018
Gambar 3.4 Rasio Puskesmas Terhadap 30.000 Penduduk
Menurut Kecamatan di Jakarta Pusat Tahun 2018

2,50
Rasio Puskesmas
2,00

1,50

1,00

0,50

0,00

Sumber: Seksi Yankes Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Rasio puskesmas di Jakarta Pusat tahun 2018 sudah memenuhi target ideal
yaitu 1,36 Puskesmas untuk 30.000 penduduk (target ideal: 1 Puskesmas untuk
30.000 penduduk). Apabila dianalisis berdasarkan jumlah puskesmas di Kecamatan
maka akan terlihat bahwa seluruh Puskesmas di Jakarta Pusat sudah memenuhi
target ideal rasio puskesmas per 30.000 penduduk dengan rasio puskesmas tertinggi
ada pada Kecamatan Gambir (2,04 Puskesmas untuk 30.000 penduduk) dan rasio
puskesmas terendah ada pada Kecamatan Kemayoran yang merupakan kecamatan
dengan jumlah penduduk terbanyak (1,02 Puskesmas untuk 30.000 penduduk).
Dari 44 kelurahan di Jakarta Pusat, terdapat 13 kelurahan di 6 kecamatan yang
belum ada Puskesmas nya. Kelurahan tersebut antara lain:

 Kecamatan Tanah Abang


o Kelurahan Kebon Kacang
o Kelurahan Bendungan Hilir
 Kecamatan Senen
o Kelurahan Senen
 Kecamatan Gambir
o Kelurahan Gambir
o Kelurahan Cideng
 Kecamatan Kemayoran
o Kelurahan Gunung Sahari Selatan

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 39


Profil Kesehatan Tahun 2018
o Kelurahan Harapan Mulya
 Kecamatan Menteng
o Kelurahan Gondangdia
o Kelurahan Cikini
o Kelurahan Menteng
 Kecamatan Sawah Besar
o Kelurahan Mangga Dua Selatan
o Kelurahan Karang Anyar
o Kelurahan Gunung Sahari Utara (Sewa)

Berdasarkan data pada lampiran tabel 5, jumlah kunjungan rawat jalan di seluruh
Puskesmas di Jakarta Pusat selama tahun 2017 adalah 1.712.964 kunjungan dan
jumlah kunjungan gangguan jiwa adalah 17.151 kunjungan.

Gambar 3.5 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Puskesmas


di Jakarta Pusat Tahun 2018

350.000
300.000
250.000
200.000
150.000
100.000
50.000
-

Sumber: Seksi Yankes Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Selain puskesmas kecamatan dan puskesmas kelurahan, puskesmas di Jakarta


Pusat juga dituntut untuk bisa menjangkau pasien lebih dekat ke rumahnya dengan
diselenggarakannya Pelayanan Puskesmas Keliling. Puskesmas keliling adalah
kegiatan puskesmas yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
terutama yang berhubungan dengan promotif dan preventif. Tujuan diadakannya
puskesmas keliling adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat di daerah terpencil yang tidak terjangkau oleh pelayanan Puskesmas.
Berdasarkan data pada lampiran tabel 4, jumlah puskesmas keliling di Jakarta Pusat
ada 8.
Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 40
Profil Kesehatan Tahun 2018
3. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
berbagai upaya dilakukan diantaranya dengan memanfaatkan potensi dan sumber
daya yang ada di masyarakat. Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
(UKBM) diantaranya adalah Posyandu, Posbindu, kelurahan siaga, dan lain
sebagainya. Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling di kenal di
masyarakat.
Menurut Kemenkes RI, Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan
bersama masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar.
Upaya peningkatan peran dan fungsi Posyandu bukan semata-mata tanggungjawab
pemerintah saja, namun semua komponen yang ada di masyarakat, termasuk kader.
Peran kader dalam penyelenggaraan Posyandu sangat besar karena selain sebagai
pemberi informasi kesehatan kepada masyarakat juga sebagai penggerak
masyarakat untuk datang ke Posyandu dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan
sehat.
Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu:
 kesehatan ibu dan anak
 keluarga berencana
 perbaikan gizi
 imunisasi
 pencegahan dan penanggulangan diare

Untuk memantau perkembangannya, Posyandu dikelompokan ke dalam 4 strata,


yaitu Posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama, dan Posyandu
Mandiri. Strata atau tingkat perkembangan posyandu dapat dilihat pada pola
pembinanan posyandu yang dikenal dengan telaah kemandirian posyandu yaitu
semua posyandu didata tingkat pencapaiannya dari segi pengorganisasian dan
pencapaian programnya. Strata posyandu dari terendah sampai tertinggi sebagai
berikut :
a. Posyandu Pratama merupakan posyandu yang belum mantap, kegiatan belum
rutin dengan kader terbatas, kurang dari 5 (lima) orang.
b. Posyandu Madya merupakan posyandu dengan kegiatan lebih teratur yaitu lebih
dari 8 (delapan) kali per tahun dengan jumlah kader 5 orang atau lebih, tetapi
cakupan 5 (lima) kegiatan pokok masih rendah yaitu kurang dari 50%.

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 41


Profil Kesehatan Tahun 2018
c. Posyandu Purnama merupakan posyandu madya yang cakupan kelima kegiatan
pokoknya lebih dari 50%, mampu melaksanakan program tambahan dan sudah
memperoleh sumber pembiyaaan dari dana sehat yang dikelola masyarakat yang
jumlah peserta masih terbatas yakni kurang dari 50% kepala keluarga (KK) di
wilayah kerja posyandu.
d. Posyandu Mandiri merupakan posyandu purnama yang sumber pembiayaannya
diperoleh dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat dengan jumlah peserta
lebih dari 50% KK di wilayah kerja posyandu.

Gambar 3.6 Cakupan Posyandu Menurut Strata Posyandu


Di Jakarta Pusat Tahun 2018

Pratama; 4
Madya; 23

Purnama; 177

Mandiri; 302

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Jumlah posyandu pada tahun 2018 sebanyak 506 posyandu dengan posyandu
aktif berjumlah 479 atau 94,7% dari seluruh Posyandu yang ada. Dari data pada
lampiran tabel 10 diperoleh data jumlah Posyandu menurut strata Pratama 4 (0,80%),
madya 23 (4,50%); Purnama 245 (35,00%); dan Mandiri 236 (59,70%). Berikut
gambaran grafik perkembangan jumlah posyandu dari tahun 2015 sampai tahun
2018.
Rasio Posyandu dengan jumlah balita di Jakarta Pusat belum mencapai angka
ideal yaitu hanya 0,83 dimana rasio ideal adalah 1 posyandu untuk 100 penduduk
balita (1:100). Rasio posyandu yang memenuhi target tersebut hanya Kecamatan
Gambir dengan rasio 1,14 seperti ditunjukkan pada Gambar 3.8 yang menunjukkan
rasio posyandu per kecamatan di Jakarta Pusat.

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 42


Profil Kesehatan Tahun 2018
Gambar 3.7 Perkembangan Jumlah Posyandu dan Posyandu Aktif
di Jakarta Pusat Tahun 2015 - 2018

510 506 506 506

500 506

494
490

480
481 479
470 474
Jumlah Posyandu
460
Posyandu Aktif
450
2015 2016 2017 2018
Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Gambar 3.8 Rasio Posyandu Per 100 Balita Menurut Kecamatan


di Jakarta Pusat Tahun 2015 - 2018

1,40
Rasio Posyandu 1,14
1,20
0,95 0,96
1,00 0,90
0,83
0,80 0,70 0,71 0,70

0,60

0,40

0,20

0,00

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Dalam mewujudkan masyarakat sehat diperlukan kesadaran setiap anggota


masyarakat akan pentingnya perilaku sehat, berkeinginan serta berdaya untuk hidup
sehat. Masyarakat bersinergi membangun kondisi lingkungan yang kondusif untuk
hidup sehat. Langkah tersebut tercermin dalam pengembangan sarana Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) di tingkat RW dan Kelurahan, seperti

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 43


Profil Kesehatan Tahun 2018
adanya Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan Pos Pembinaan Terpadu
(Posbindu).
Seluruh kelurahan dikecamatan wilayah Jakarta Pusat telah memilki posbindu.
Jumlah Posbindu mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Dari Jumlah
posbindu 174 menjadi 217 di tahun 2018. Dari 217 posbindu yang telah terbentuk,
dalam pelaksanaannya tidak semua posbindu aktif mengadakan kegiatan. Hal ini
dapat dilihat dari pelaporan yang dikirimkan setiap bulan. Dari 217 Posbindu, rata-
rata hanya 176 posbindu yang melaporkan kegiatannya (81%). Jumlah Kunjungan
rata-rata posbindu di jakarta pusat adalah 41 pengunjung setiap kali kegiatan. Rata-
rata kunjungan posbindu tertinggi ada di Kecamatan Senen dengan 54 pengunjung
setiap kali kegiatan dan rata-rata kunjungan posbindu terendah ada di Kecamatan
Sawah Besar dengan 28 pengunjung setiap kali kegiatan. Tren kunjungan posbindu
tertinggi terjadi pada bulan April dan Oktober. Sedangkan kunjungan terendah di
bulan Mei, Juni. Kunjungan rendah terjadi karena pada bulan Mei - Juni bertepatan
dengan bulan puasa dan libur hari raya Idul Fitri.

Gambar 3.9 Rata-rata Kunjungan Posbindu Per Puskesmas


di Jakarta Pusat Tahun 2018

60
54 52
Rata-rata Kunjungan
50
43
41
40 35 36 35
28
30

20

10

Sumber: Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 44


Profil Kesehatan Tahun 2018
Tabel 3.4 Data Jumlah Posbindu, Posbindu Kit dan SDM Terlatih
di Jakarta Pusat Tahun 2018
POSBINDU KIT
Jumlah SDM TERLATIH
NO Desa/Kel Baik Rusak
Posbindu Total
Jumlah % Jumlah % NAKES (∑) KADER (∑)
1 2 3 9 10 11 12 13 15 16
CEMPAKA PUTIH
1 Cempaka Putih Timur 6 1 1 100% 0 0% 3 30
2 Cempaka Putih Barat 15 1 1 100% 0 0% 1 15
3 Rawasari 2 1 1 100% 0 0% 1 5
GAMBIR
1 Gambir 1 3 3 100% 0 0% 1 3
2 Cideng 2 1 1 100% 0 0% 0 5
3 Duri Pulo 3 1 1 100% 0 0% 0 10
4 Petojo Selatan 4 3 3 100% 0 0% 0 2
5 Kebon Kelapa 2 1 1 100% 0 0% 0 3
6 Petojo Utara 4 1 1 100% 0 0% 0 20
KEMAYORAN
1 Gunung Sahari Selatan 9 1 1 100% 0 0% 1 45
2 Harapan Mulya 9 1 1 100% 0 0% 1 36
3 Cempaka Baru 7 1 1 100% 0 0% 1 21
4 Sumur Batu 7 1 1 100% 0 0% 1 21
5 Kebon Kosong I 7 1 1 100% 0 0% 1 28
6 Kemayoran 6 1 1 100% 0 0% 1 21
7 Utan Panjang 10 1 1 100% 0 0% 1 12
8 Serdang 3 1 1 100% 0 0% 1 9
JOHAR BARU
1 Kel.Johar Baru 11 4 2 50% 2 50% 3 55
2 Kel Tanah Tinggi 10 5 3 60% 2 40% 1 50
3 Kel. Kampung Rawa 2 1 0 0% 1 100% 1 10
4 Kel. Galur 3 0 0 0% 0 0% 1 15
MENTENG
1 Menteng 4 0 0 0% 0 0% 0 5
2 Cikini 2 0 0 0% 0 0% 0 5
3 Kebon Sirih 3 0 0 0% 0 0% 0 5
4 Gondangdia 1 0 0 0% 0 0% 0 5
5 Pegangsaan 2 0 0 0% 0 0% 0 5
SAWAH BESAR
1 Karang anyar 4 4 4 100% 0 0% 2 14
2 MDS 4 5 4 80% 1 20% 2 15
3 GSU 5 5 5 100% 0 0% 2 15
4 Pasar Baru 5 5 5 100% 0 0% 1 25
5 Kartini 5 5 4 80% 1 20% 1 30
SENEN
1 Paseban 6 5 5 100% 0 0% 1 10
2 Kwitang 7 8 8 100% 0 0% 0 6
3 Senen 4 5 5 100% 0 0% 2 13
4 Bungur 6 6 6 100% 0 0% 1
5 Kramat 7 5 5 100% 0 0% 0 12
6 Kenari 4 4 4 100% 0 0% 0 12
TANAH ABANG
1 Gelora 2 1 1 100% 0 0% 2 4
2 Bend. Hilir 3 1 1 100% 0 0% 2 6
3 Karet Tengsin 8 1 1 100% 0 0% 2 16
4 Kebon Melati 2 1 1 100% 0 0% 2 4
5 Petamburan 2 1 1 100% 0 0% 2 4
6 Kebon Kacang 2 1 1 100% 0 0% 2 4
7 Kampung Bali 6 1 1 100% 0 0% 2 12
JAKARTA PUSAT 217 95 88 93% 7 7% 46 643
Sumber: Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 45


Profil Kesehatan Tahun 2018
4. Apotek, Toko Obat dan IRTP
Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan dalam membantu
mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.
Berdasarkan Permenkes Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek. Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat
dilakukan praktik kefarmasian oleh Apoteker. Sedangkan pelayanan kefarmasian
adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang
berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien.

Gambar 3.10 Sarana Farmasi Menurut Kecamatan


di Jakarta Pusat Tahun 2018

57
54
49
45

30 30
24
19
4 2 2 1 4 1 2 0 4 2 4 2 7 1

APOTIK TOKO OBAT PBF UKOT

Sumber: Seksi SDK Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Toko obat adalah orang atau badan hukum yang memiliki izin untuk menyimpan
obat-obat bebas dan obat-obat bebas terbatas untuk dijual secara eceran di tempat
tertentu sebagaimana tercantum dalam surat izin. Toko obat hanya sebatas diizinkan
untuk menjual obat-obatan bebas dan alat kesehatan ringan seperti plester, perban,
kapas, dan sebagainya. Penanggung jawab toko obat ialah asisten apoteker yakni
minimal seseorang yang telah lulus SMK jurusan teknik farmasi. Sedangkan apotek
diperbolehkan untuk menjual semua jenis obat, mulai dari obat bebas hingga obat
dengan resep dokter. Seorang apoteker minimal lulusan fakultas farmasi menjadi
penanggung jawab utama dari apotek.

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 46


Profil Kesehatan Tahun 2018
Gambar 3.11 Sarana Pangan Industri Rumah Tangga Menurut Kecamatan
di Jakarta Pusat Tahun 2018

1 2
1
1
2

1
4

SENEN MENTENG CEMPAKA PUTIH TANAH ABANG


JOHAR BARU KEMAYORAN GAMBIR SAWAH BESAR

Sumber: Seksi SDK Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Gambar 3.12 Sarana Toko Alkes Menurut Kecamatan


di Jakarta Pusat Tahun 2018

3
8 16

5
1 2
4 6

SENEN MENTENG CEMPAKA PUTIH TANAH ABANG


JOHAR BARU KEMAYORAN GAMBIR SAWAH BESAR

Sumber: Seksi SDK Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik


Indonesia Nomor HK.03.1.23.04.12.2205 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pemberian
Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga, Industri Rumah Tangga Pangan,
yang selanjutnya disebut IRTP adalah perusahaan pangan yang memiliki tempat
usaha di tempat tinggal dengan peralatan pengolahan pangan manual hingga semi
otomatis. Pada tahun 2018, jumlah apotek di Jakarta Pusat ada 219 dengan status
kepemilikan BUMN sebanyak 5 apotek dan 204 apotek milik swasta, 9 apotek PRB
dengan status kepemilikan BUMN sebanyak 7 apotek dan 2 apotek milik swasta, 21
toko obat dan 8 toko alkes.

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 47


Profil Kesehatan Tahun 2018
B. TENAGA KESEHATAN
Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) adalah seseorang yang bekerja secara
efektif di bidang kesehatan baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan maupun tidak
yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan.
Sedangkan tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan, yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan. Jenis tenaga kesehatan terdiri dari tenaga medis, tenaga keperawatan,
tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan, tenaga
gizi, tenaga keterapian fisik, tenaga keteknisian medis serta tenaga kesehatan lainnya.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan menyatakan
bahwa tenaga kesehatan memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar masyarakat mampu untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat sehingga akan
terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan
sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi serta sebagai salah satu
unsur kesejahteraan umum sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan
upaya kesehatan. Tenaga kesehatan dikelompokan kedalam 13 (tiga belas) jenis, yang
terdiri dari ; tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga fisiologis
klinis, tenaga bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan,
tenaga gizi, tenaga keterafian fisik, tenaga keteknisan medis, tenaga teknik biomedika,
tenaga kesehatan tradisional, dan tenaga kesehatan lainya.
Jumlah data tenaga kesehatan ini dihasilkan dari hasil validasi data kesehatan dari
Puskesmas dan Rumah Sakit di Jakarta Pusat. Beberapa keterbatasan dalam validasi
data tenaga kesehatan antara lain belum semua tenaga kesehatan dapat diidentifikasi,
antara lain kemungkinan adanya laporan tenaga kesehatan (terutama tenaga medis)
lebih dari satu kali, belum teridentifikasinya tenaga medis yang bekerja secara penuh
waktu dengan yang paruh waktu, adanya perubahan pada tingkat dan latar belakang
pendidilkan terakhir terutama yang mengikuti jenjang pendidikan yang berbeda dari jenis
tenaga awalnya.
Tersedianya tenaga kesehatan yang bermutu dapat mencukupi kebutuhan,
terdistribusi secara adil dan merata, serta termanfaatkan secara berhasil guna dan

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 48


Profil Kesehatan Tahun 2018
berdaya guna untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang tinggi-tingginya. Berdasarkan
Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 54 Tahun 2013
tentang Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011- 2025, telah
ditetapkan sejumlah target rasio tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk. Target
rasio terbagi menjadi 3, yaitu target rasio tahun 2014, 2019 dan 2025. Berikut gambaran
kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan target rasio tahun 2014.

Tabel 3.5
Proyeksi Target Rasio Tenaga Kesehatan Per 100.000 Penduduk Tahun 2018
Menurut Kepmenkokesra No. 54 Tahun 2013

No Jenis Tenaga Kesehatan Rasio / 100.000 Penduduk


1. Dokter Spesialis 10,6
2. Dokter Umum 43,0
3. Dokter Gigi 12,6
4. Perawat 171,2
5. Bidan 112
6. Perawat Gigi 16,8
7. Apoteker 10,8
8. Tenaga Teknis Kefarmasian 21,6
9. Kesehatan Masyarakat 14,8
10. Sanitarian 16,8
11. Gizi 12,4
12. Keterapian Fisik 4,6
13. Keteknisian Medis 15,2
Sumber: RPTK 2011-2025 (Kepmenkokesra no.5 Tahun 2013)

1. Tenaga Medis
Pada tahun 2018 data ketersediaan tenaga medis yang dilaporkan oleh
Puskesmas dan Rumah Sakit yaitu terdiri dari dokter spesialis yang bertugas di rumah
sakit dan klinik utama sebanyak 1017 dokter dan tidak ada dokter spesialis yang
bertugas di puskesmas. Dari 1017 orang tenaga dokter spesialis, 567 orang berjenis
kelamin laki-laki dan 450 berjenis kelamin perempuan. Dokter gigi spesialis di Jakarta
Pusat ada 195 orang, terdiri dari 56 orang laki-laki dan 139 orang perempuan. Dokter
umum di Jakarta Pusat ada 929 orang, dengan 310 berjenis kelamin laki-laki dan 619
berjenis kelamin perempuan. Sedangkan untuk dokter gigi, sebanyak 72 tenaga
dokter gigi berjenis kelamin laki-laki dan sisanya (243 orang yang bertugas berjenis

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 49


Profil Kesehatan Tahun 2018
kelamin perempuan, Dokter gigi spesialis hanya ada di rumah sakit sebanyak 79
dokter. Berikut tabel jumlah tenaga medis di Puskesmas, Rumah Sakit dan klinik
swasta di Jakarta Pusat pada tahun 2018.

Tabel 3.6 Jumlah Tenaga Medis di Jakarta Pusat Tahun 2018

Tenaga Medis Jenis Kelamin Jumlah


Laki-laki Perempuan

Dokter Spesialis 567 450 1017


Dokter Gigi Spesialis 56 139 195
Dokter Umum 310 619 929
Dokter Gigi 72 243 315
Sumber: Seksi SDK Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

2. Tenaga Keperawatan dan Kebidanan


Berdasarkan Permenkes No. 49 tahun 2013 dalam pasal 3 yang dimaksud
dengan tenaga keperawatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 meliputi perawat
dan bidan. Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat, baik di
dalam maupun luar negeri, sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang
berlaku. Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan
kebidanan yang diakui secara resmi oleh negara, telah memenuhi kualifikasi yang
dipersyaratkan untuk didaftarkan dan/atau memiliki izin yang sah untuk melakukan
praktik kebidanan dan menggunakan gelar/hak sebutan sebagai “bidan”, serta
mampu menunjukkan kompetensinya di dalam praktik kebidanan.

Tabel 3.7 Jumlah Tenaga Keperawatan dan Kebidanan di Jakarta Pusat


Tahun 2018

Tenaga Keperawatan Jenis Kelamin Jumlah


Laki-laki Perempuan

Perawat Kesehatan 790 4229 5019


Masyarakat
Perawat Maternitas 0 14 14
Perawat Medikal Bedah 21 45 66
Bidan 0 908 908
Sumber: Seksi SDK Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

3. Tenaga Kefarmasian
Tenaga kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian,
yang terdiri atas Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian. Apoteker adalah sarjana
farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan
Apoteker. Sedangkan Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 50


Profil Kesehatan Tahun 2018
Apoteker dalam menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi,
Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten
Apoteker (menurut PMK 51 tahun 2009).
Tenaga Kefarmasian sebagai salah satu tenaga kesehatan pemberi pelayanan
kesehatan kepada masyarakat mempunyai peranan penting karena terkait langsung
dengan pemberian pelayanan, khususnya pelayanan kefarmasian. Pelayanan
kefarmasian telah mengalami perubahan yang semula hanya berfokus kepada
pengelolaan obat (drug oriented) berkembang menjadi pelayanan komprehensif
meliputi pelayanan obat dan pelayanan farmasi klinik yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien.

Tabel 3.8 Jumlah Tenaga Kefarmasian di Jakarta Pusat Tahun 2018

Tenaga Kefarmasian Jenis Kelamin Jumlah


Laki-laki Perempuan

Apoteker 55 177 232


Ahli Madya Farmasi 65 389 454
(Asisten Apoteker)
Sarjana Magister 6 27 33
Farmasi (Non Apoteker)
Analis Farmasi 4 54 58
Sumber: Seksi SDK Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

4. Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan


Tenaga kesehatan masyarakat adalah salah satu tenaga di bidang kesehatan
yang memiliki ilmu manajemen yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat.
Tenaga kesehatan masyarakat merupakan bagian dari sumber daya manusia yang
sangat penting peranannya dalam pembangunan kesehatan pada Sistem Kesehatan
Nasional (SKN). Pembangunan kesehatan dengan paradigma sehat merupakan
upaya meningkatkan kemandirian masyarakat dalam menjaga kesehatan, melalui
kesadaran yang leih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat
promotif dan preventif. Menurut buku petunjuk teknis penyusunan profil kesehatan
oleh Kementerian Kesehatan RI, yang termasuk tenaga kesehatan masyarakat
adalah tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja,
tenaga biostatistik dan kependudukan, tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga,
tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan serta epidemiolog kesehatan.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 32 tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian, yang dimaksud tenaga sanitarian
atau tenaga kesehatan lingkungan adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan di
bidang kesehatan lingkungan sesuai ketentaun perundang-undangan.

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 51


Profil Kesehatan Tahun 2018
Tabel 3.9 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan
di Jakarta Pusat Tahun 2018

Tenaga Kesehatan Jenis Kelamin Jumlah


Masyarakat dan Laki-laki Perempuan
Lingkungan
Sanitasi Lingkungan 55 177 232
Mikrobiolog Kesehatan 65 389 454
Epidemiolog Kesehatan 1 5 6
Promosi Kesehatan - 4 4
Kesehatan Kerja 3 3 6
Administrasi dan 8 57 65
Kebijakan Kesehatan
Kesehatan Masyarakat 16 106 122
(Lainnya)
Sumber: Seksi SDK Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

5. Tenaga Gizi
Tenaga Gizi merupakan tenaga profesional medis yang mengkhususkan diri
dalam dietetika, yaitu studi tentang gizi dan penggunaan diet khusus untuk mencegah
dan mengobati penyakit. Tugas pokok tenaga gizi adalah melaksanakan pelayanan
di bidang gizi, makanan, dan dietetik yang meliputi pengamatan, penyusunan
program, pelaksanaan, penilaian gizi bagi perorangan, kelompok di masyarakat dan
rumah sakit manapun di institusi kesehatan lainnya. Tenaga gizi berperan dalam
mendukung peningkatan pelayanan gizi sekaligus status gizinya. Yang termasuk
tenaga gizi yaitu nutrisionis dan dietisien.
Menurut definisi operasional dalam buku petunjuk teknis penyusunan profil
kesehatan, yang dimaksud nutrisionis adalah tenaga kesehatan lulusan sekolah
pembantu ahli gizi (SPAG), diploma III, diploma IV, strata 1, dan strata 2 bidang gizi.
Sedangkan dietisien adalah tenaga kesehatan lulusan diploma IV dan strata 1 bidang
gizi yang telah mengikuti program intenship gizi.

Tabel 3.10 Jumlah Tenaga Gizi di Jakarta Pusat Tahun 2018

Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Jenis Kelamin Jumlah


Lingkungan Laki-laki Perempuan
Nutrisionis 6 71 77
Dietisien 3 61 64
Sumber: Seksi SDK Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

6. Tenaga Keterapian Fisik


Tenaga keterapian fisik merupakan tenaga kesehatan yang menangani masalah
kesehatan dan rehabilitasi seputar fisik manusia. Tenaga keterapian fisik meliputi:

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 52


Profil Kesehatan Tahun 2018
a. Fisioterapi, merupakan bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada
individu atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan
gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan
penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elekterapeutis
dan mekanis), pelatihan fungsi, komunikasi.
b. Okupasi Terapi, merupakan profesi kesehatan yang bertujuan membantu individu
dengan kelainan mental, sosial, gangguan fisik, yang meliputi aspek sensomotorik
dan proses neurologis.
c. Terapi Wicara, merupakan suatu ilmu yang mempelajari perilaku komunikasi
normal atau abnormal yang dipergunakan untuk memberikan terapi pada
penderita gangguan perilaku komunikasi, yaitu kelainan kemampuan bahasa,
bicara, suara, irama/kelancaran sehingga penderita mampu berinteraksi dengan
lingkungan secara wajar.

Tabel 3.11 Jumlah Tenaga Keterapian Fisik di Jakarta Pusat Tahun 2018

Tenaga Keterapian Jenis Kelamin Jumlah


Fisik Laki-laki Perempuan

Fisioterapi 40 60 100
Okupasi Terapi 1 7 8

Terapi Wicara 4 7 11

Akupunktur 4 1 5

Sumber: Seksi SDK Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

7. Tenaga Keteknisian Medis


Tenaga keteknisian medis atau lebih dikenal dengan teknik elektromedik adalah
seorang yang berpendidikan dalam bidang teknik elektromedik dan diberi tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan
kegiatan pelayanan teknik elektromedik, berdasarkan rekomendasi atau akreditasi
organisasi profesi teknik elektromedik.
Pelayanan teknik elektromedik mencakup perencanaan, pelaksanaan, pengawasan
dan pengendalian berperan serta dalam pengadaan/penerimaan, evaluasi dan
pendayagunaan alat kesehatan serta bimbingan pengoperasian alat kesehatan. Yang
termasuk dalam tenaga keteknisian medis meliputi radiografer, radioterapis, teknisi
gigi, teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, othotik prostetik,
teknisi tranfusi dan perekam medis.

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 53


Profil Kesehatan Tahun 2018
Tabel 3.12 Jumlah Tenaga Keteknisian Medis di Jakarta Pusat Tahun 2018

Tenaga Keteknisian Jenis Kelamin Jumlah


Medis Laki-laki Perempuan

Perekam Medis dan 96 196 292


Informatika Kesehatan
Teknisi Kardiovaskular 1 - 1

Teknisi Pelayanan Darah 13 33 46

Refraksionis Optisien/ 19 15 34
Optometris
Teknisi Gigi 16 16 32

Penata Anestesi 5 3 8

Terapis Gigi dan Mulut 27 90 117

Audiologis 3 - 3

Sumber: Seksi SDK Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Gambaran tenaga kesehatan yang mendukung penyediaan pelayanan yang


berkualitas di wilayah Jakarta Pusat tahun 2017 tergambar pada Lampiran tabel 11
sampai dengan tabel 16.

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 54


Profil Kesehatan Tahun 2018
Gambar 3.13
Proporsi Jumlah Tenaga Medis di Jakarta Pusat

500
450
400
350
300
Axis Title

250
200
150
100 Jumlah

50
0
Dokter Gigi Spesialis

Apoteker
Perawat Gigi

Rekam Medis
Dokter Spesialis

Dokter Gigi

Perawat

Dietisien

Terapis Wicara
Bidan

Nutrisionis

Radiografer

Teknisi Gigi
Okupasi Terapis
Dokter Umum

Kesehatan Lingkungan

Teknisi Kardiovaskuler
Fisioterapis

Analis Kesehatan
Kesehatan Masyarakat

Refraksionis Optisien
Teknisi Elektromedis

Teknisi Transfusi Darah


Tenaga Teknis Kefarmasian

Sumber: Seksi SDK Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Berdasarkan gambar 3.13 diatas dapat disimpulkan bahwa 3 (tiga) rumpun


terbanyak tenaga medis di wilayah Kota Administrasi Jakarta Pusat adalah dokter umum,
perawat dan dokter bidan, sedangkan 3 (tiga) rumpun terendah adalah terapis wicara,
okupasi terapis dan teknisi gigi.

C. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Pembiayaan kesehatan bertujuan untuk penyediaan pembiayaan kesehatan yang
berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil, dan
termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna untuk menjamin terselenggaranya
pembangunan kesehatan agar meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-
tingginya. Pembiayaan kesehatan bersumber dari pemerintah dan non-pemerintah.
Anggaran kesehatan yang bersumber pemerintah berasal dari tingkat pusat, provinsi dan
APBD Kota. Setiap sumber pembiayaan tersebut harus mengikuti desentralisasi sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Untuk pembiayaan kesehatan dari non-pemerintah
dapat bersumber dari belanja perusahaaan untuk kesehatan, pengeluaran rumah tangga
untuk kesehatan.

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 55


Profil Kesehatan Tahun 2018
Pembiayaan kesehatan yang adekuat, terintegrasi, stabil, dan berkesinambungan
memegang peran yang amat vital untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam
rangka mencapai berbagai tujuan pembangunan kesehatan. Pembiayaan pelayanan
kesehatan masyarakat merupakan public good yang menjadi tanggung-jawab
pemerintah, sedangkan untuk pelayanan kesehatan perorangan pembiayaannya bersifat
private, kecuali pembiayaan untuk masyarakat miskin dan tidak mampu menjadi
tanggung-jawab pemerintah.
Pada profil ini hanya akan disajikan pembiayaan kesehatan oleh pemerintah,
karena data mengenai pembiayaan kesehatan oleh masyarakat belum ada pada bidang
yang terkait. Alokasi anggaran kesehatan di Kota Administrasi Jakarta Pusat pada tahun
2018 untuk Suku Dinas Kesehatan yang bersumber dari anggaran APBD Kota berupa
Dana Alokasi Khusus/DAK non fisik (Akreditasi) sebesar Rp. 3.033.454.500. Dari dana
yang murni berasal dari subsidi APBD, alokasi anggaran untuk Suku Dinas Kesehatan
sebesar Rp. 2.506.763.453. Sehingga total anggaran kesehatan untuk Suku Dinas
Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Pusat yang bersumber dari APBD adalah Rp.
5.540.217.953,- atau 1,27% dari total anggaran kesehatan di Jakarta Pusat. Dari dana
BLUD sebagai sumber penerimaan, alokasi anggaran untuk 8 Puskesmas Kecamatan
dan 5 RSUD di Jakarta Pusat adalah sebesar Rp. 429.341.263.196,- atau 98,73% dari
total anggaran kesehatan di Jakarta Pusat. Total APBD Kota Jakarta Pusat Rp.
1.949.525.815.550,- sehingga diperoleh persentase APBD Kesehatan terhadap APBD
Kota sebesar 22,31% dan anggaran kesehatan perkapita pada tahun 2018 sebesar Rp.
470.301,79,-

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 56


Profil Kesehatan Tahun 2018
BAB IV
SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Menurut WHO, sehat adalah keadaan sejahtera secara fisik, mental dan sosial yang
merupakan satu kesatuan, bukan hanya terbebas dari penyakit maupun cacat. Sejalan
dengan definisi sehat menurut WHO, UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
menyebutkan bahwa sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosia; sehingga
memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Undang-
undang ini juga menyebutkan bahwa kesehatan adalah hak asasi manusia yang merupakan
hak fundamental setiap warga Negara dan mutlak untuk dipenuhi.
Derajat kesehatan merupakan gambaran profil kesehatan individu atau kelompok
individu (masyarakat) di suatu daerah. Menurut Hendrick L. Blumm derajat kesehatan
dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan.
Derajat kesehatan merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan dan menjadi
isu global yang terungkap secara tegas dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau
Sustainable Development Goals (SDGs). Derajat kesehatan masyarakat dapat diukur
dengan menggunakan indikator Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita
(AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka morbiditas beberapa penyakit.

A. MORTALITAS
Mortalitas adalah kejadian kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat
tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab
lainnya.

1. Angka Kematian Bayi (AKB)


Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai
bayi belum berusia tepat satu tahun (0 – 1 tahun). Banyak faktor yang dikaitkan
dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada
dua macam yaitu endogen dan eksogen. Kematian bayi endogen atau yang umum
disebut dengan kematian neonatal adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan
pertama setelah dilahirkan dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa
anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat
selama kehamilan. Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah
kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun
yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar.
Angka kematian yang terjadi dalam suatu wilayah dapat menggambarkan derajat
kesehatan wilayah tersebut. Penyebab kematian ada yang langsung dan tidak

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 57


Profil Kesehatan Tahun 2018
langsung. Walaupun dalam kenyataannya dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor
yang mempengaruhi tingkat kematian di masyarakat. Faktor yang berkaitan dengan
penyebab kematian maupun kesakitan di suatu daerah antara lain tingkat sosial
ekonomi, tingkat pendidikan, kualitas lingkungan hidup serta upaya pelayanan
kesehatan baik preventif, kuratif, promotif dan rehabilitatif. Untuk data kematian bayi
di Jakarta Pusat didapatkan dari laporan puskesmas, rumah sakit, bidan praktek
mandiri dan kader kesehatan.
Pada lampiran tabel 20 diperoleh gambaran bahwa pada tahun 2018 jumlah
kelahiran di Jakarta Pusat adalah 12.469 kelahiran dengan jumlah lahir hidup sebesar
12.437 dan lahir mati sebanyak 32. Oleh karena itu, Angka Lahir Mati per 1000
kelahiran (yang dilaporkan) di Jakarta Pusat pada tahun 2018 adalah 2,6. Angka ini
mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan tahun 2017 dimana Angka Lahir Mati
per 1000 kelahiran (yang dilaporkan) hanya berkisar 2,4. Kenaikan ini tentunya harus
menjadi perhatian semua petugas kesehatan di wilayah Kota Administrasi Jakarta
Pusat. Jumlah kasus lahir mati tertinggi di Jakarta Pusat berada pada Kecamatan
Gambir dengan total jumlah kasus sebanyak 9 kasus.

Gambar 4.1
Rasio Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1000 KH di Jakarta Pusat

6
5,67 5,5
5 5,04

4 3,99

1
Rasio AKB Per 1000 KH
0
2015 2016 2017 2018
Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Rasio Angka Kematian Bayi (AKB) Jakarta Pusat pada tahun 2017 berdasarkan
Profil Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Pusat Tahun 2017 adalah 5,04 per
kelahiran hidup. Angka ini mengalami penurunan karena pada tahun sebelumnya,
Rasio Angka Kematian Bayi (AKB) Jakarta Pusat Tahun 2016 berdasarkan Profil
Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Pusat Tahun 2016 adalah 5,67 per kelahiran

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 58


Profil Kesehatan Tahun 2018
hidup. Namun pada tahun 2018, Rasio Angka Kematian Bayi (AKB) Jakarta Pusat
mengalami kenaikan kembali menjadi 5,50 per kelahiran hidup. Lampiran tabel 31
memperlihatkan bahwa dari 12.469 bayi lahir hidup pada tahun 2018 terdapat 68
kasus kematian bayi di wilayah Jakarta Pusat, sehingga diperoleh Rasio Angka
Kematian Bayi (AKB) di Jakarta Pusat adalah sebesar 5,50 per 1000 kelahiran hidup
pada Tahun 2018.
Grafik 4.1 dibawah ini menunjukkan bahwa sebaran jumlah kematian bayi di
Jakarta Pusat tahun 2018 tertinggi ada pada Kecamatan Senen yaitu sebanyak 13
kematian bayi, sedangkan kecamatan dengan jumlah kematian bayi terendah adalah
Kecamatan Sawah Besar yaitu 3 kasus kematian bayi.

Gambar 4.2
Proporsi Jumlah Kasus Kematian Bayi Jakarta Pusat

Kec. Menteng; 7
Kec. Senen; 13

Kec. Gambir; 12

Kec. Johar Baru;


Kec. Sawah 11
Besar; 3
Kec. Tanah
Abang; 5 Kec. Cempaka
Putih; 6
Kec.
Kemayoran; 11
Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Ada banyak faktor yang mempengaruhi jumlah kematian bayi tetapi tidak mudah
untuk menentukan faktor yang paling dominan dan faktor yang kurang dominan. Dari
beberapa rangkaian peristiwa kematian bayi faktor-faktor penyebab kematian bayi
diantaranya BBLR, asfiksia, infeksi, permasalahan laktasi, faktor fasilitas atau
aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil serta
kesediaan masyarakat untuk merubah pola perilaku hidup.

2. Angka Kematian Balita (AKABA)


Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang meninggal sebelum
mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1000 kelahiran hidup.
Kematian yang terjadi pada balita sendiri sebenarnya memiliki banyak faktor
penyebab, diantaranya kurangnya gizi, sanitasi yang tidak sehat, penyakit menular,

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 59


Profil Kesehatan Tahun 2018
kecelakaan, dan lain-lain. Kurangnya gizi yang terjadi pada balita bisa juga
disebabkan oleh berbagai macam alasan atau faktor. Salah satunya ialah kemiskinan
yang terjadi pada orang tuanya. Tentu saja hal tersebut seharusnya mendapatkan
perhatian khusus dari berbagai pihak.
Jumlah kasus kematian balita (usia 0 sampai 59 bulan 29 hari) di Jakarta Pusat
pada tahun 2015 sebanyak 71 orang, tahun 2016 sebanyak 104 orang, tahun 2017
sebanyak 83 orang dan tahun 2018 sebanyak 76 orang. Gambar 4.4 menampilkan
grafik jumlah kasus kematian balita di Jakarta Pusat tahun 2015 sampai dengan 2018.
Gambar 4.3
Rasio Angka Kematian Balita (AKABA) Per 1000 KH di Jakarta Pusat

120
104
100
83
80
76
71
60

40

20

0
2015 2016 2017 2018
Jumlah Kasus
Kematian Balita

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Gambar 4.4
Proporsi Jumlah Kasus Kematian Balita Jakarta Pusat

Kec. Menteng;
8
Kec.
Senen; 14
Kec.
Gambir;
12 Kec. Johar
Baru; 14
Kec. Sawah
Besar; 4
Kec. Tanah
Abang; 5
Kec. Cempaka
Kec.
Putih; 6
Kemayoran; 13
Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 60


Profil Kesehatan Tahun 2018
Lampiran tabel 31 memperlihatkan bahwa jumlah kematian balita terbesar di
Jakarta Pusat terdapat di Kecamatan Senen dan Johar Baru dengan 14 kasus
kematian, sementara jumlah kematian balita terendah terdapat di Kecamatan Sawah
Besar dengan 4 kasus kematian. Total jumlah kematian balita di Jakarta Pusat adalah
76 kasus kematian dari 12.437 jumlah bayi lahir hidup sehingga diperoleh Rasio
Angka Kematian Balita (AKABA) Jakarta Pusat pada tahun 2018 sebesar 6,1 per
1000 kelahiran hidup. Hal ini menunjukkan kenaikan bila dibandingkan dengan Rasio
AKABA Tahun 2017, yakni sebesar 6,06 per 1000 kelahiran hidup.

3. Angka Kematian Ibu (AKI)


Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate) adalah jumlah kematian ibu akibat
dari proses kehamilan, persalinan dan paska persalinan per 100.000 kelahiran hidup
pada masa tertentu. Sensitifitas AKI terhadap perbaikan pelayanan kesehatan
menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan. Angka
pengukuran risiko kematian wanita yang berkaitan dengan peristiwa kehamilan.
Kematian ibu adalah kematian wanita dalam masa kehamilan, persalinan dan dalam
masa 42 hari (6 minggu) setelah berakhirnya kehamilan tanpa memandang usia
kehamilan maupun tempat melekatnya janin, oleh sebab apa pun yang berkaitan
dengan atau diperberat oleh kehamilan atau pengelolaannya, bukan akibat
kecelakaan. Kematian ibu dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
 kematian sebagai akibat langsung kasus kebidanan dan
 kematian sebagai akibat tidak langsung kasus kebidanan yang disebabkan
penyakit yang sudah ada sebelumnya, atau penyakit yang timbul selama
kehamilan dan bukan akibat langsung kasus kebidanan, tetapi diperberat
oleh pengaruh fisiologi kehamilan.

Berdasarkan data pada Lampiran tabel 6, jumlah kematian Ibu di wilayah Kota
Administrasi Jakarta Pusat pada tahun 2018 adalah sebanyak 9 orang dari 12.437
jumlah lahir hidup dengan kasus penyebab kematian yang berbeda-beda, seperti
eklamsi, perdarahan, infeksi, dan lain-lain. Dari data tersebut diperoleh Rasio Angka
Kematian Ibu (AKI) di Jakarta Pusat pada Tahun 2018 sebesar 72 per 100.000
kelahiran hidup. Terjadi penurunan Rasio Angka Kematian Ibu (AKI) yang cukup
signifikan bila dibandingkan dengan AKI Tahun 2017 sebesar 95 per 100.000
kelahiran hidup.

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 61


Profil Kesehatan Tahun 2018
Gambar 4.5
Rasio Angka Kematian Ibu (AKI) Per 100000 KH di Jakarta Pusat

120

108
100
95

80
72
60

40 42

20
Rasio AKI Per…
0
2015 2016 2017 2018
Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Dari tahun 2015 hingga tahun 2018, tren penyebab kematian ibu di Jakarta Pusat
disebabkan oleh perdarahan post partum, eklampsia dan infeksi suspect emboli air
ketuban. Penjelasan penyebab kematian ibu dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1
Penyebab Kematian Ibu di Jakarta Pusat Tahun 2015 – 2018

No Penyebab Jumlah Kematian Ibu (orang)


Kematian 2015 2016 2017 2018
1. Pre Eklampsi Berat 2 4 5 2
(PEB)
2. Perdarahan Post 2 5 2 3
Partum/HPP
3. Infeksi Suspect - - - -
Emboli Air Ketuban
4. Jantung - - - -
5. Eklampsia - - - -
6. DBD - - - -
7. Hipertensi - - - -
8. Jantung Bawaan - - - -
9. Infeksi 1 1 1 2
10. Lain-Lain 1 4 5 2
Total 6 14 13 9
Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 62


Profil Kesehatan Tahun 2018
Gambar 4.6 dibawah ini menjelaskan penyebaran jumlah kematian ibu di
masing-masing kecamatan se-Jakarta Pusat pada tahun 2018. Jumlah kematian ibu
tahun 2018 terbesar berada di wilayah Kecamatan Kemayoran sebanyak 3 kasus.

Gambar 4.6
Jumlah Kematian Ibu Menurut Kecamatan di Jakarta Pusat

3,5
Jumlah Kematian Ibu
3
3
2,5

2
2 2
1,5

1
1 1
0,5
0 0 0
0

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

B. MORBIDITAS
Morbiditas adalah angka kesakitan, dapat berupa angka insidensi maupun angka
prevalensi dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam
suatu populasi pada kurun waktu tertentu.

1. Penyakit Menular
Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan
bakteri mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang berbagai organ, terutama
paru-paru. Sumber penularan yaitu pasien TB BTA (Bakteri Tahan Asam) positif
melalui percik renik dahak yang dikeluarkannya. TB dengan BTA negatif juga masih
memiliki kemungkinan menularkan penyakit TB meskipun dengan tingkat penularan
yang kecil.
Pada tahun 1995, program nasional pengendalian TB mulai menerapkan strategi
pengobatan jangka pendek dengan pengawasan langsung/Directly Observed
Treatment Short-Course (DOTS) yang dilaksanakan di Puskesmas secara bertahap.
Semenjak tahun 2000 strategi DOTS dilaksanakan secara nasional di seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan dasar terutama puskesmas.

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 63


Profil Kesehatan Tahun 2018
TB merupakan salah satu penyakit menular yang wajib dilaporkan. Setiap
fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan TB wajib mencatat dan melaporkan
kasus TB yang ditemukan dan diobati sesuai dengan format pencatatan dan
pelaporan yang ditentukan. Pencatatan dan pelaporan dilakukan mulai dari fasilitas
pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas, Dokter Praktek Swasta, Klinik) dan rujukan
dilaporkan secara berjenjang ke tingkat kab/kota, propinsi, sampai ke pusat.
Pencatatan TB menggunakan formulir standar secara manual didukung dengan
sistem informasi secara elektronik, sedangkan pelaporan TB menggunakan sistem
informasi elektronik yang disebut Sistem Informasi TB Terpadu (SITT) yang berbasis
web dan terintegrasi dengan sistem informasi kesehatan nasional.

a. Jumlah Terduga TB Yang Mendapat Pelayanan dan Jumlah Semua Kasus TB


Pada lampiran tabel 51 terlihat jumlah terduga TB yang mendapat pelayanan
sesuai standar pada tahun 2018 sebanyak 11.870 kasus atau 100% dari jumlah
terduga TB. Jumlah semua kasus TB di Jakarta Pusat pada tahun 2018 adalah
5.800 kasus dengan 3423 kasus (59,0%) terjadi pada laki-laki dan sisanya, 2377
kasus (41,0%) terjadi pada perempuan. Sementara itu, kasus TB pada anak 0 –
14 tahun di wilayah Jakarta Pusat pada tahun 2018 sebanyak 553 kasus.

b. Case Notification Rate (CNR) dan Case Detection Rate (CDR)


Case Notification Rate (CNR) atau Angka Notifikasi Kasus adalah angka yang
menunjukkan jumlah pasien TB yang ditemukan dan tercatat di antara 100.000
penduduk di suatu wilayah tertentu. Angka ini apabila dikumpulkan serial akan
menggambarkan kecenderungan penemuan kasus dari tahun ke tahun di wilayah
tersebut. Angka ini berguna untuk menunjukkan kecenderungan (tren) meningkat
atau menurunnya penemuan pasien pada wilayah tersebut. Pada lampiran tabel
51 dapat dijumpai bahwa CNR Semua Kasus TB tahun 2018 di Jakarta Pusat
sebesar 627,24 kasus per 100.000 penduduk.
Case Detection Rate (CDR) atau Angka Penemuan Kasus adalah persentase
jumlah semua kasus TB yang ditemukan dan diobati dibanding jumlah kasus TB
yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut berdasarkan modeling tahun 2018.
Case Detection Rate menggambarkan cakupan penemuan semua kasus TB pada
wilayah tersebut. Pada lampiran tabel 51 dapat dijumpai bahwa CDR Semua
Kasus TB tahun 2018 di Jakarta Pusat sebesar 184,1%.

c. Angka Kesembuhan (Cure Rate) TB Paru Terkonfirmasi Bakteriologis dan Angka


Pengobatan lengkap (Complete Rate) Semua Kasus TB

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 64


Profil Kesehatan Tahun 2018
Pada lampiran tabel 52 dapat dilihat bahwa ada sebanyak 1.810 jumlah kasus TB
Paru terkonfirmasi bakteriologis yang terdaftar dan diobati di Jakarta Pusat pada
tahun 2018, dengan angka kesembuhan (Cure Rate) TB Paru terkonfirmasi
bakteriologis sebesar 965 kasus (53,3%). Angka ini relatif tinggi karena
banyaknya penderita yang datang dari luar wilayah Jakarta Pusat. Sementara itu,
Angka Pengobatan Lengkap (Complete Rate) adalah persentase jumlah pasien
yang telah menyelesaikan pengobatannya secara lengkap tetapi tidak memenuhi
persyaratan sembuh atau gagal. Pada lampiran tabel 52 dapat dilihat bahwa
Angka Pengobatan Lengkap (Complete Rate) untuk semua kasus TB sebesar
2.906 kasus (50,1%) dari 5.800 kasus TB.

d. Angka Keberhasilan Pengobatan (Treatment Success Rate) Semua Kasus TB


dan Jumlah Kematian Selama Pengobatan Tuberkulosis
Salah satu upaya untuk mengendalikan tuberkulosis yaitu dengan pengobatan.
Indikator yang digunakan sebagai evakuasi pengobatan yaitu angka keberhasilan
pengobatan (Success Rate). Angka keberhasilan pengobatan ini dibentuk dari
penjumlahan angka kesembuhan (Cure Rate) dan angka pengobatan lengkap.
Persentase Success Rate keberhasilan pengobatan semua kasus TB yang
tercatat pada tahun 2018 sebesar 66,7% atau 3.871 kasus TB yang berhasil
diobati dari 5.800 kasus TB yang terdaftar dan diobati. Sementara itu, jumlah
kematian selama pengobatan Tuberkulosis di Jakarta Pusat pada tahun 2018
tercatat ada 113 orang (1,9%).

Pneumonia pada Balita


Pneumonia merupakan sebuah penyakit pada paru-paru di mana pulmonary
alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer
meradang dan terisi oleh cairan. Radang paru-paru dapat disebabkan oleh beberapa
penyebab. Bisa terjadi karena infeksi yang disebabkan oleh bakteria, virus, jamur,
atau pasilan (parasite). Radang paru-paru yang disebabkan oleh bakteri biasanya
diakibatkan oleh bakteri streptococcus dan mycoplasma pneumoniae. Radang paru-
paru dapat juga disebabkan oleh zat-zat kimia atau cedera jasmani pada paru-paru
atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau berlebihan
minum alkohol.
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli) yang
disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Pneumonia merupakan salah satu
penyebab kematian anak-anak tertinggi di dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO)
memperkirakan bahwa penyakit ini memicu 15% dari seluruh kematian anak-anak di

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 65


Profil Kesehatan Tahun 2018
bawah usia 5 tahun. Pada tahun 2015, terdapat lebih dari 900.000 anak-anak yang
meninggal akibat pneumonia. Di Indonesia sendiri, pneumonia diperkirakan telah
merenggut sekitar 25.000 jiwa balita pada tahun 2013.
Populasi yang rentan terhadap Pneumonia adalah anak-anak dengan usia
kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun dan orang yang memiliki masalah
kesehatan seperti malnutrisi dan gangguan immunologi. ISPA khususnya Pneumonia
masih merupakan masalah kesehatan masyarakat terutama pada balita. Menurut
Riskesdas 2007, pneumonia merupakan penyebab kematian nomor 2 pada balita
(13,2%) setelah diare (17,2%). Berdasarkan data pada lampiran tabel 53, jumlah
perkiraan penderita Pneumonia Balita di wilayah Jakarta Pusat pada tahun 2018
adalah 2.961 penderita sementara jumlah penderita yang ditemukan dan ditangani
adalah 3.545 penderita (119,7%).

HIV, AIDS dan Infeksi Menular Seksual Lainnya


HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human
Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah
kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan
terhadap infeksi berbagai macam penyakit lain. Sebelum memasuki fase AIDS,
penderita terlebih dahulu dinyatakan sebagai HIV+. Jumlah HIV positif yang ada di
masyarakat dapat diketahui melalui 3 metode yaitu: layanan Voluntary, Counseling,
and Testing (VCT), sero survey, dan Survey Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP).
Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan
virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency
Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena
menurunnya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV(Human
Immunodeficiency Virus). Pada tahun 2017 kasus AIDS dilaporkan sebanyak 41
kasus. Jumlah penderita HIV/AIDS yang tidak dilaporkan ke Suku Dinas Kesehatan
Kota Adm Jakarta Pusat seperti fenomena gunung es, bahwa yang terlaporkan
jumlahnya lebih sedikit dibandingkan kejadian yang sebenarnya. Namun hal ini
lambat laun mulai muncul dipermukaan, dikarenakan semenjak tahun 2013 sistem
pencatatan dan pelaporan sudah lebih baik dari tahun sebelumnya sehingga
mempermudah dalam pencarian data dan hal ini berdampak pada penemuan jumlah
kasus HIV/AIDS yang lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Berdasarkan data pada lampiran tabel 54, jumlah penderita HIV+ di Jakarta
Pusat pada tahun 2018 sebanyak 2.055 penderita dengan proporsi penderita laki-laki
sebanyak 86% dan perempuan sebanyak 14%. Sementara itu, berdasarkan data

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 66


Profil Kesehatan Tahun 2018
pada lampiran tabel 55, jumlah kasus baru AIDS di Jakarta Pusat pada tahun 2018
sebanyak 258 penderita dengan proporsi penderita laki-laki sebanyak 89,15% dan
perempuan sebanyak 10,85%. Jumlah kematian akibat AIDS sebanyak 10 orang
terdiri dari 6 laki-laki dan 4 perempuan.

Diare
Diare merupakan kondisi yang ditandai dengan encernya tinja yang dikeluarkan
dengan frekuensi buang air besar (BAB) yang lebih sering dibandingkan dengan
biasanya. Pada umumnya, diare terjadi akibat konsumsi makanan atau minuman
yang terkontaminasi bakteri, virus, atau parasit. Penyakit Diare merupakan penyakit
endemis di Indonesia dan juga merupakan penyakit potensial KLB yang sering
disertai dengan kematian. Laporan Riskesdas tahun 2007 menunjukkan bahwa
penyakit diare merupakan penyebab kematian nomor satu pada bayi (31,4%) dan
pada balita (25,2%), sedangkan pada golongan semua umur merupakan penyebab
kematian yang keempat (13,2%).
Berdasarkan data pada lampiran tabel 56, jumlah target penemuan kasus Diare
pada tahun 2018 di Jakarta Pusat sebanyak 9.787 kasus pada balita dan 24.967
kasus pada semua usia. Sementara itu, kasus Diare yang dilayani di wilayah Jakarta
Pusat pada tahun 2018 sebanyak 11.523 kasus (117,7%) pada balita dan 36.570
kasus (146,5%) pada semua usia. Dari 11.523 kasus diare pada balita yang dilayani,
100% kasus mendapatkan oralit dan zinc. Begitu pula dari 36.570 kasus diare pada
semua usia, 100% kasus mendapatkan oralit.

Kusta
Kusta, yang juga dikenal dengan nama lepra atau penyakit Hansen, adalah
penyakit yang menyerang kulit, sistem saraf perifer, selaput lendir pada saluran
pernapasan atas, serta mata. Kusta bisa menyebabkan luka pada kulit, kerusakan
saraf, melemahnya otot, dan mati rasa. Kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
leprae. Bakteri ini memerlukan waktu 6 bulan hingga 40 tahun untuk berkembang di
dalam tubuh. Tanda dan gejala kusta bisa saja muncul 1 hingga 20 tahun setelah
bakteri menginfeksi tubuh penderita.
Penanganan Kusta yang buruk dapat menyebabkan perburukan menjadi
progresif, menimbulkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak dan
mata. Pada tahun 2000, dunia (termasuk Indonesia) telah berhasil mencapai status
eliminasi. Eliminasi didefinisikan sebagai pencapaian jumlah penderita terdaftar
kurang dari 1 kasus per 10.000 penduduk. Dengan demikian, sejak tahun tersebut di
tingkat dunia maupun nasional, kusta bukan lagi menjadi masalah kesehatan

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 67


Profil Kesehatan Tahun 2018
masyarakat. Sejak tercapainya status eliminasi kusta, situasi kusta di Indonesia
menunjukkan kondisi yang relatif statis. Hal ini terlihat dari angka penemuan kasus
baru kusta yang berkisar antara 7 s.d 8 per 100.000 penduduk per tahunnya. Begitu
juga halnya dengan angka prevalensi kusta yang berkisar antara 8 hingga 10 per
100.000 penduduk dan telah mencapai target <10.
Berdasarkan data pada lampiran tabel 57 ditemukan bahwa pada tahun 2018 di
Jakarta Pusat terdapat 21 penderita Kusta Baru yang terdiri dari 6 penderita Kusta
Kering dan 15 penderita Kusta Basah. Jumlah ini sama dengan tahun lalu yang hanya
21 penderita Kusta Baru. Kemudian berdasarkan data pada lampiran tabel 58, dari
21 penderita Kusta Baru tidak terdapat seorang pun penderita Kusta yang berusia 0
– 14 tahun, 20 orang penderita Kusta mengalami Cacat Tingkah 0 dan 1 orang
penderita Kusta yang mengalami Cacat Tingkat 2.
Berdasarkan data pada lampiran tabel 59 terlihat bahwa pada tahun 2018 di
Jakarta Pusat tercatat 25 kasus Kusta terdaftar yang terdiri dari 6 kasus Kusta Kering
dan 19 kasus Kusta Basah. Kemudian berdasarkan data pada lampiran tabel 60
dapat dilihat bahwa persentase penderita kusta selesai berobat (Release From
Treatment / RFT) di Jakarta Pusat pada tahun 2018 adalah 0 dari 0 penderita Kusta
Kering (0,0%) dan 15 dari 16 penderita Kusta Basah (93,8%).

2. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)


Polio dan AFP (Acute Flaccid Paralysis)
Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah menular dan
menyerang sistem saraf, khususnya pada balita yang belum melakukan vaksinasi
polio, terutama melalui fekal-oral. Pada kasus yang parah, penyakit ini bisa
menyebabkan kesulitan bernapas, kelumpuhan, atau dan kematian. Polio adalah
salah satu penyakit menular yang termasuk PD3I. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi
virus yang menyerang sistem syaraf hingga penderita mengalami kelumpuhan,
Biasanya menyerang anak-anak yang berusia 0 - 3 tahun yang ditandai dengan
munculnya demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku di leher, serta sakit di tungkai dan
lengan.
Indonesia telah berhasil mendapatkan sertifikasi bebas polio bersama negara-
negara South East Asia Region (SEARO) pada tanggal 27 Maret 2014. Saat ini
tinggal 2 negara, yaitu Afghanistan dan Pakistan yang masih endemik polio. Setelah
Indonesia dinyatakan bebas polio, bukan berarti Indonesia menurunkan upaya
imunisasi dan surveilans AFP, upaya pencegahan harus terus ditingkatkan hingga
seluruh dunia benar-benar terbebas dari polio.

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 68


Profil Kesehatan Tahun 2018
Surveilans AFP (Acut Paralysis Flaccid) merupakan kegiatan untuk menjaring
anak dengan usia <15 tahun yang lumpuh pada lengan/kaki atau keduanya,
kelumpuhan bersifat layu, terjadi mendadak (dari awal sehat menjadi lumpuh dalam
waktu 2 minggu) dengan tujuan untuk mendeteksi sirkulasi virus polio liar .Surveilans
AFP merupakan indikator sensitivitas deteksi virus polio liar. Surveilans AFP juga
penting untuk dokumentasi tidak adanya virus polio liar untuk sertifikasi bebas polio.
Non Polio AFP adalah kasus lumpuh layuh akut yang diduga kasus polio sampai
dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium bukan kasus polio. Kementerian
Kesehatan menetapkan Non Polio AFP Rate minimal 2/100.000 populasi anak usia
<15 tahun. Pada tahun 2015, secara nasional non polio AFP rate sebesar
1.93/100.000 populasi anak <15 tahun yang berarti belum mencapai standar minimal
penemuan. Pola kerja yang dilakukan selama ini yaitu setelah mendapatkan laporan
penemuan kasus non polio AFP selanjutnya kasus dilacak dan diambil spesimen
tinjanya untuk mengetahui ada tidaknya virus polio liar. Untuk itu diperlukan spesimen
adekuat yang sesuai dengan persyaratan yaitu diambil dari ≤ 14 hari setelah
kelumpuhan dan suhu spesimen 0˚ C - 8˚C sampai di laboratorium.
AFP merupakan kelumpuhan yang sifatnya flaccid yang bersifat lunglai, lemas
atau layuh atau terjadinya penurunan kekuatan otot dan terjadi secara acut
(mendadak). Untuk propinsi DKI Jakarta sudah mencapai Target non polio AFPrate
>2 per 100.000 penduduk, sehingga di wilayah Jakarta Pusat tidak dijumpainya kasus
polio. Dari jumlah penduduk dengan usia <15 tahun terdapat 5 kasus AFP (NON
POLIO) berdasarkan lampiran tabel 61.

Tetanus Neonatorum
Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh basil Clostridium tetani, yang
masuk ke tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang salah
satunya disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril. Kasus
tetanus neonatorum banyak ditemukan di negara berkembang khususnya negara
dengan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang rendah. Agar tercapainya
eliminasi kasus tetanus neonatorum (ETN) maka sampai saat ini dilakukan kegiatan
imunisasi untuk memberikan perlindungan baik terhadap neonatus dengan DPT,
terhadap anak SD dengan TT BIAS, terhadap WUS dengan TT WUS, terhadap ibu
hamil dengan TT Bumil yang memungkinkan setiap neonatus dan wanita mempunyai
kekebalan seumur hidupnya terhadap ancaman.
Penemuan dan pelaporan kasus tetanus neonatorum dilakukan melalui
pendekatan W1, artinya satu kasus tetanus neonatorum masuk dalam kondisi KLB.
Berdasarkan laporan, pada tahun 2015 - 2018 tidak terjadi kasus tetanus maupun

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 69


Profil Kesehatan Tahun 2018
kasus tetanus neonatorum. Kejadian kasus tetanus neonatorum sebenarnya dapat
dicegah dengan upaya pertolongan persalinan yang higienis ditunjang dengan
imunisasi Tetanus Toxoid (TT) pada ibu hamil. Berdasarkan data pada lampiran tabel
62, sudah tidak dijumpai adanya kasus Tetanus Neonatorium di wilayah Jakarta
Pusat pada tahun 2018.

Difteri
Difteri merupakan penyakit menular akut pada tonsil, faring, hidung, dan kadang-
kadang pada selaput mukosa dan kulit. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri
corynebacterium, dimana terdapat 3 tipe corynebacterium diphteria, yaitu :tipe mitis,
intermedius dan gravis. Penyakit ini sering kali menjadi penyebab kematian pada
anak-anak, namun penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian imunisasi Diftri,
Pertusis dan Tetanus (DPT). Gejala klinis difteri diantaranya demam >38’c disertai
pseudo membran (selaput tipis) putih keabu-abuan pada tenggorok yang tak mudah
lepas dan mudah berdarah di faring, laring dan tonsil, sakit waktu menelan, leher
membengkak seperti leher sapi (bullneck) dan sesak nafas disertai stridor.
Berdasarkan lampiran tabel 62, jumlah kasus Difteri pada tahun 2018 di wilayah
Jakarta Pusat ada 13 kasus yang ditemukan walaupun telah mendapatkan vaksinasi
dan 1 orang meninggal.

Campak
Penyakit campak disebabkan oleh virus campak golongan Paramyxovirus.
Penularan dapat terjadi melalui udara yang telah terkontaminasi oleh droplet (ludah)
orang yang terinfeksi. Sebagian besar kasus campak menyerang anak-anak usia pra
sekolah dan usia SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka dia akan
mendapatkan kekebalan terhadap penyakit tersebut seumur hidupnya. Penyakit
campak akan semakin mudah menyerang tubuh orang yang defisiensi vitamin A.
Karena vitamin A berperan penting untuk menjaga kekebalan tubuh dari infeksi virus.
Meski penyakit campak biasa dan banyak terjadi pada anak-anak, penyakit ini
tidak dapat diremehkan. WHO mencatat, pada tahun 2001 sebanyak 30 juta anak
terserang campak dan 700 ribu diantaranya meninggal. Sebagian besar kasus ini
terjadi di negara-negara berkembang. Penyakit ini menelan banyak korban yang
mengalami komplikasi dengan penyakit lainnya, seperti pneumonia, diare dan
malnutrisi. Campak dinyatakan sebagai KLB apabila terdapat 5 atau lebih kasus klinis
dalam waktu 4 minggu berturut-turut.
Program imunisasi campak di Indonesia dimulai tahun 1982. Menurut data
Departemen Kesehatan tahun 2015, Indonesia memiliki cakupan imunisasi campak

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 70


Profil Kesehatan Tahun 2018
kategori sedang di Asia Tenggara, yakni 84%. Indonesia berkomitmen untuk
mencapai angka cakupan imunisasi campak sebesar 95% pada akhir tahun 2020.
Hal ini dikarenakan campak termasuk dalam 10 besar penyebab kematian terbanyak
pada balita di Indonesia. Data dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia
menunjukkan bahwa angka kejadian campak telah menurun signifikan dari total
18.488 kasus pada akhir 2007 menjadi 8.185 kasus pada tahun 2015. Meski
mengalami penurunan yang berarti, cakupan imunisasi campak tetap perlu diperluas
hingga ke seluruh daerah di Indonesia, guna mencapai target Indonesia Bebas
Campak pada tahun 2020.
Berdasarkan data pada lampiran tabel 62, di Jakarta Pusat pada tahun 2018
dijumpai adanya 82 suspek kasus Campak. Angka ini mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2017 yaitu sebanyak 315 kasus.

Pertusis
Pertusis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bardetella Pertusis yang
ditandai dengan gejala batuk beruntun dan disertai tarikan nafas hup yang khas serta
disertai muntah. Lama batuk bisa sampai 1-3 bulan sehingga sering disebut batuk
100 hari. Serangan batuk lebih sering pada malam hari. Semenjak tahun 2015 hingga
tahun 2018 tidak terjadi kasus pertusis.

Hepatitis B
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis B,
suatu anggota famili hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut
atau kronis yang dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Hepatitis B akut
jika perjalanan penyakit kurang dari 6 bulan sedangkan Hepatitis B kronis bila
penyakit menetap, tidak menyembuh secara klinis atau laboratorium atau pada
gambaran patologi anatomi selama 6 bulan. Virus Hepatitis B adalah virus (Deoxyribo
Nucleic Acid) DNA terkecil berasal dari genus Orthohepadnavirus famili
Hepadnaviridae berdiameter 40-42 nm. Masa inkubasi berkisar antara 15-180 hari
dengan rata-rata 60-90 hari. Bagian luar dari virus ini adalah protein envelope
lipoprotein, sedangkan bagian dalam berupa nukleokapsid atau core.
Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 menunjukkan bahwa Hepatitis klinis
terdeteksi di seluruh provinsi di Indonesia dengan prevalensi sebesar 0,6% (rentang:
0,2%- 1,9%). Hasil Riskesdas Biomedis tahun 2007 dengan jumlah sampel 10.391
orang menunjukkan bahwa persentase HBsAg positif 9,4%. Persentase Hepatitis B
tertinggi pada kelompok umur 45- 49 tahun (11,92%), umur >60 tahun (10,57%) dan
umur 10-14 tahun (10,02%), selanjutnya HBsAg positif pada kelompok laki-laki dan

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 71


Profil Kesehatan Tahun 2018
perempuan hampir sama (9,7% dan 9,3%). Hal ini menunjukkan bahwa 1 dari 10
penduduk Indonesia telah terinfeksi virus Hepatitis B.
Berdasarkan data pada lampiran tabel 62, pada tahun 2018 di Jakarta Pusat ada
44 orang penderita hepatitis B yang terdiri dari 24 orang penderita laki-laki dan 20
orang penderita perempuan. Jumlah ini mengalami penurunan bila dibandingkan
tahun lalu. Pada tahun 2017, di Jakarta Pusat ada 69 orang penderita hepatitis B
yang terdiri dari 32 orang penderita laki-laki dan 37 orang penderita perempuan.

3. Penyakit Bersumber Binatang


Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam berdarah adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus
dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus
Aedes, seperti Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Demam dengue juga disebut
sebagai "breakbone fever" atau "bonebreak fever" (demam sendi), karena demam
tersebut dapat menyebabkan penderitanya mengalami nyeri hebat seakan-akan
tulang mereka patah. Sejumlah gejala dari demam dengue adalah demam; sakit
kepala; kulit kemerahan yang tampak seperti campak; dan nyeri otot dan persendian.
Pada sejumlah pasien, demam dengue dapat berubah menjadi satu dari dua bentuk
yang mengancam jiwa. Yang pertama adalah demam berdarah, yang menyebabkan
pendarahan, kebocoran pembuluh darah (saluran yang mengalirkan darah), dan
rendahnya tingkat trombosit darah (yang menyebabkan darah membeku). Yang
kedua adalah sindrom renjat dengue, yang menyebabkan tekanan darah rendah yang
berbahaya.
Pada tahun 2014 Incidence Rate (IR) DBD secara Nasional adalah 37,11 per
100.000 penduduk dan CFR 0,90%. Target Renstra IR DBD tahun 2015 adalah
sebesar 79 per 100.000 penduduk. Untuk wilayah Jakarta Pusat pada tahun 2018
terdapat 118 kasus DBD dengan IR 12,8 per 100.000 penduduk dan CFR 0,0%
seperti terlihat pada lampiran tabel 62.
Berdasarkan data pada lampiran tabel 62, pada tahun 2018, di Jakarta Pusat
ada 118 orang penderita DBD yang terdiri dari 74 orang penderita laki-laki dan 44
orang penderita perempuan. Jumlah ini mengalami penurunan bila dibandingkan
tahun lalu. Pada tahun 2017, di Jakarta Pusat ada 129 orang penderita DBD yang
terdiri dari 78 orang penderita laki-laki dan 51 orang penderita perempuan.

Malaria
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang pengendaliannya menjadi
komitmen global dalam Sustainable Development Goals (SDGs), yang disebabkan

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 72


Profil Kesehatan Tahun 2018
oleh parasit Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah
manusia, ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles) betina dan dapat menyerang
semua orang baik laki-laki maupun perempuan pada semua golongan umur dari bayi,
anak-anak dan orang dewasa. Sebagaimana data yang tertera pada lampiran tabel
66, di tahun 2018 suspek malaria berjumlah 6 orang. Dari 6 orang pasien suspek
malaria, hanya 5 orang yang dinyatakan terkonfirmasi laboratorium melalui
pemeriksaan mikroskopis. Seluruh pasien suspek malaria dinyatakan positif malaria
dengan proporsi laki-laki 4 orang dan perempuan 2 orang. Seluruh pasien yang
dinyatakan positif malaria mendapatkan pengobatan standar dan tidak ditemukan
adanya pasien yang meninggal.

Filariasis
Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit berupa cacing filaria,
yang terdiri dari 3 (tiga) species yaitu Wuchereria bancrofi, Brugia malayi dan Brugia
timori. Penyakit ini menginfeksi jaringan limfe (getah bening) yang ditularkan oleh
gigitan nyamuk yang mengandung cacing filaria dalam tubuhnya. Gejala yang umum
terlihat adalah terjadinya elefantiasis, berupa membesarnya tungkai bawah (kaki) dan
kantung zakar (skrotum), sehingga penyakit ini secara awam dikenal sebagai
penyakit kaki gajah. Walaupun demikian, gejala pembesaran ini tidak selalu
disebabkan oleh filariasis.
Dari lampiran tabel 67 terlihat bahwa di wilayah Jakarta Pusat pada tahun 2018
jumlah seluruh kasus penderita filariasis berjumlah 5 orang dengan proporsi laki-laki
1 orang dan perempuan 4 orang, angka kesakitan 0,56 per 100.000 penduduk.

4. Penyakit Tidak Menular


Hipertensi atau Tekanan Darah Tinggi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan gangguan pada system
peredaran darah yang dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas nilai
normal, yaitu melebihi 140/90 mmHg. Ketika dilakukan pemeriksaan tekanan darah,
dihasilkan dua angka yaitu angka yang lebih tinggi dan angka yang lebih rendah.
Angka yang lebih tinggi didapat ketika jantung berkontraksi (sistolik), sedangkan
angka yang lebih rendah didapatkan ketika jantung berelaksasi (diastolik). Hipertensi
terjadi ketika tekanan darah mencapai 140/90 mmHg atau lebih, pengukuran tekanan
darah ini dilakukan pada lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu. Hipertensi
atau tekanan darah tinggi harus diwaspadai karena umumnya penderita hipertensi
tidak merasakan adanya gejala, namun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 73


Profil Kesehatan Tahun 2018
bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi, seperti sakit
kepala, pendarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan.
Hampir semua orang dapat mengalami tekanan darah tinggi. Badan Kesehatan
Dunia (WHO) menyebut angkanya saat ini terus meningkat secara global.
Peningkatan orang-orang dewasa di seluruh dunia yang akan mengidap hipertensi
diprediksi melonjak hingga 29 persen pada tahun 2025. Peningkatan kasus hipertensi
juga terjadi di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) milik Kemenkes
RI tahun 2013 menunjukkan bahwa 25,8 persen penduduk Indonesia mengidap
hipertensi. Laporan Survei Indikator Kesehatan Nasional (Sirkesnas) menunjukkan
angka pengidapnya meningkat jadi 32,4 persen. Ini artinya ada peningkatan sekitar
tujuh persen dari tahun-tahun sebelumnya. Angka pasti di dunia nyata mungkin bisa
lebih tinggi dari ini karena banyak orang yang tidak menyadari mereka memiliki
tekanan darah tinggi.
Berdasarkan data pada lampiran tabel 67, setelah dilakukan pemeriksaan/
pengukuran tekanan darah pada penduduk usia ≥ 15 tahun dengan jumlah sasaran
sebanyak 71.127 penduduk pada tahun 2018, diperoleh bahwa 71,0% dari penduduk
yang diperiksa atau 50.506 penduduk merupakan penderita Hipertensi atau tekanan
darah tinggi.

Diabetes Mellitus
Diabetes adalah penyakit kronis serius yang terjadi karena pankreas tidak
menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah atau glukosa), atau
ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkannya.
Diabetes adalah masalah kesehatan masyarakat yang penting, menjadi salah satu
dari empat penyakit tidak menular prioritas yang menjadi target tindak lanjut oleh para
pemimpin dunia. Jumlah kasus dan prevalensi diabetes terus meningkat selama
beberapa dekade terakhir. Data WHO menunjukkan bahwa angka kejadian penyakit
tidak menular pada tahun 2004 yang mencapai 48,30% sedikit lebih besar dari angka
kejadian penyakit menular, yaitu sebesar 47,50%. Bahkan penyakit tidak menular
menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia (63,50%).
Secara global, diperkirakan 422 juta orang dewasa hidup dengan diabetes pada
tahun 2014, dibandingkan dengan 108 juta pada tahun 1980. Prevalensi diabetes di
dunia (dengan usia yang distandarisasi) telah meningkat hampir dua kali lipat sejak
tahun 1980, meningkat dari 4,7% menjadi 8,5% pada populasi orang dewasa. Hal ini
mencerminkan peningkatan faktor risiko terkait seperti kelebihan berat badan atau
obesitas. Selama beberapa dekade terakhir, prevalensi diabetes meningkat lebih

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 74


Profil Kesehatan Tahun 2018
cepat di negara berpenghasilan rendah dan menengah daripada di negara
berpenghasilan tinggi.
Kriteria diagnosis Diabetes Melitus (DM) menurut pedoman American Diabetes
Association (ADA) 2011 dan konsensus Perkumpulan Endokrinologi Indonesia
(PERKENI) 2011:
1. Glukosa plasma puasa ≥126 mg/dl dengan gejala klasik penyerta;
2. Glukosa 2 jam pasca pembebanan ≥200 mg/dl;
3. Glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dl bila terdapat keluhan klasik DM seperti
banyak kencing (poliuria), banyak minum (polidipsia), banyak makan (polifagia),
dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.
Kriteria diagnosis DM (konsensus PERKENI 2015):
1. Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥126 mg/dl. Puasa adalah kondisi tidak ada
asupan kalori minimal 8 jam, atau
2. Pemeriksaan glukosa plasma ≥200 mg/dl 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa
Oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 gram, atau
3. Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dl dengan keluhan klasik
(poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan sebabnya), atau
4. Pemeriksaan HbA1c ≥6,5% dengan menggunakan metode yang terstandarisasi
oleh National Glycohaemoglobin Standarization Program (NGSP).
Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995-2001 dan Riskesdas
2007 menunjukkan bahwa penyakit tidak menular seperti stroke, hipertensi, diabetes
melitus, tumor, dan penyakit jantung merupakan penyebab kematian utama di
Indonesia. Pada tahun 2007, sebesar 59,5% penyebab kematian di Indonesia
merupakan penyakit tidak menular. Selain itu, persentase kematian akibat penyakit
tidak menular juga meningkat dari tahun ke tahun, yaitu 41,7% pada tahun 1995,
49,9% pada tahun 2001, dan 59,5% pada tahun 2007.
Jika dibandingkan dengan tahun 2013, prevalensi DM berdasarkan diagnosis
dokter pada penduduk umur ≥ 15 tahun hasil Riskesdas 2018 meningkat menjadi 2%.
Prevalensi DM berdasarkan diagnosis dokter dan usia ≥ 15 tahun yang terendah
terdapat di Provinsi NTT, yaitu sebesar 0,9%, sedangkan prevalensi DM tertinggi di
Provinsi DKI Jakarta sebesar 3,4%. Prevalensi DM semua umur di Indonesia pada
Riskesdas 2018 sedikit lebih rendah dibandingkan prevalensi DM pada usia ≥15
tahun, yaitu sebesar 1,5%. Sedangkan provinsi dengan prevalensi DM tertinggi
semua umur berdasarkan diagnosis dokter juga masih di DKI Jakarta dan terendah
di NTT.

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 75


Profil Kesehatan Tahun 2018
Berdasarkan data pada lampiran tabel 69, jumlah penderita DM di Jakarta
Pusat pada tahun 2018 sebesar 17.781 orang. Kecamatan Kemayoran merupakan
kecamatan dengan jumlah penderita DM tertinggi, yakni 3.909 orang. Sedangkan
kecamatan dengan jumlah penderita DM terendah adalah Kecamatan Menteng
dengan jumlah penderita sebanyak 1.566 orang. Dari 17.781 orang penderita DM di
Jakarta Pusat pada tahun 2018, terdapat 11.261 orang penderita (63,3%) yang
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.

Kanker
Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh ketidakteraturan perjalanan
hormon yang mengakibatkan tumbuhnya daging pada jaringan tubuh yang normal
atau sering dikenal sebagai tumor ganas. Selain itu gejala ini juga dikenal sebagai
neoplasma ganas dan seringkali ditandai dengan kelainan siklus sel khas yang
menimbulkan kemampuan sel untuk:
 Tumbuh tidak terkendali (pembelahan sel melebihi batas normal)
 Menyerang jaringan biologis di dekatnya.
 Bermigrasi ke jaringan tubuh yang lain melalui sirkulasi darah atau sistem limfatik,
disebut metastasis
Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang dapat dideteksi
secara dini dan dicegah untuk tidak berlanjut. Kanker dimaksud salah satunya adalah
Kanker Serviks dan Kanker Payudara. Kanker Serviks atau disebut juga sebagai
Kanker mulut Rahim merupakan salah satu penyakit yang paling banyak ditakuti oleh
kaum wanita. Penyebab Kanker Serviks adalah Human Papiloma Virus (HPV)
terutama virus HPV tipe 16 dan 18 yang paling banyak menyebabkan kematian pada
kaum wanita. Virus ini sangat mudah berpindah dan menyebar, tidak hanya melalui
cairan, tapi juga bisa berpindah melalui sentuhan kulit.
Kebiasaan hidup yang kurang baik seperti merokok, kurangnya asupan vitamin
serta asam folat juga bisa menjadi faktor pencetus munculnya Kanker Serviks.
Kebiasaan buruk lainnya yang dapat menyebabkan Kanker Serviks adalah seringnya
melakukan hubungan intim pada usia dini (usia < 16 tahun bahkan dapat
meningkatkan resiko 2x terkena Kanker Serviks). Faktor pencetus lainnya adalah
keturunan, penggunaan pil KB dalam jangka waktu lama dan terlalu sering
melahirkan.
Deteksi dini Kanker Serviks dan Kanker Payudara dapat dilakukan dengan
pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) untuk Kanker Serviks dan
Clinical Breast Examination untuk Kanker Payudara. Berdasarkan data yang
diperoleh dari lampiran tabel 70, pada tahun 2018 di Jakarta Pusat, dari 159.198

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 76


Profil Kesehatan Tahun 2018
orang perempuan usia 30 - 50 tahun, terdapat 9.488 (6%) orang perempuan yang
melakukan pemeriksaan IVA dan CBE. Dari 9.488 orang perempuan yang melakukan
pemeriksaan IVA dan CBE, terdapat 137 (1,4%) orang dengan hasil IVA positif, 8
(0,1%) orang curiga kanker dan 68 (0,7%) orang dengan hasil CBE positif.

5. Penyakit Potensial KLB /Wabah


Penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah ditanganinya KLB tersebut <24
jam sehingga dampak yang ditimbulkan akibat kejadian tersebut tidak meluas.
Berdasarkan data pada lampiran tabel 63, pada tahun 2018, di Jakarta Pusat terjadi
13 kali KLB, yakni KLB Difteri seperti tertera pada lampiran tabel 64 yang menyerang
10 kelurahan pada 7 kecamatan. Kejadian luar biasa tersebut terjadi sekitar Bulan
Januari dan Desember dengan jumlan penderita 13 orang yang terdiri dari 7 orang
laki-laki dan 6 orang perempuan. Kejadian tersebut menimbulkan kematian 1 orang
penderita perempuan. Seluruh kejadian tersebut telah berhasil ditangani dalam kurun
waktu <24 jam (tabel 63).

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 77


Profil Kesehatan Tahun 2018
BAB V
SITUASI UPAYA KESEHATAN

Upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yakni upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan
yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan
di masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat mencakup upaya-upaya promosi kesehatan,
pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak
menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat,
kesehatan jiwa, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan
penggunaan zat adiktif dalam makanan dan minuman, pengamanan narkotika, psikotropika,
zat adiktif berbahaya, serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.
Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan. Upaya kesehatan perorangan mencakup upaya-upaya promosi kesehatan,
mencegah penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan
pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan.

A. UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK


Kesehatan Ibu dan Anak adalah suatu program yang meliputi pelayanan dan
pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan,
keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi dan Balita,
remaja, dan Lansia
Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah penting dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Dengan pelayanan kesehatan
dasar secara tepat dan cepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan
masyarakat dapat diatasi. Salah satu pelayanan kesehatan dasar yang menjadi perhatian
adalah upaya kesehatan ibu dan anak. UU no. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
mengamanatkan bahwa upaya kesehatan ibu ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu
sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi
Angka Kematian Ibu. Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan
untuk mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas dan berkualitas
serta menurunkan angka kematian bayi dan anak.

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 78


Profil Kesehatan Tahun 2018
Upaya kesehatan ibu dan anak diharapkan mampu menurunkan angka kematian.
Angka kematian merupakan salah satu indikator status kesehatan masyarakat. Indikator
angka kematian yang berhubungan dengan ibu dan anak adalah Angka Kematian Ibu
(AKI), Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka
Kematian Balita (AKABA). Dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya, AKI,
AKB dan AKABA di Indonesia termasuk tinggi. Menurut data SKDI 2007, AKI sebesar
228 per 100.000 kelahiran hidup, AKB 34 per 1000 kelahiran hidup, AKN 19 per 1000
kelahiran hidup dan AKABA 44 per 1000 kelahiran hidup.

1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil


Upaya Kesehatan Ibu Hamil diwujudkan dalam pemberian pelayanan antenatal
sekurang-kurangnya 4 kali selama masa kehamilan, dengan distribusi waktu minimal
1 kali pada trisemester pertama (usia kehamilan 0 - 12 minggu), 1 kali pada
trisemester kedua (12 - 24 minggu) dan 2 kali pada trisemester ketiga (usia kehamilan
24 - 36 minggu). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin
perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin, berupa deteksi dini faktor risiko,
pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan.
Pelayanan Antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan
profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan
perawat) kepada ibu hamil sesuai pedoman. Kegiatan pelayanan antenatal meliputi
pengukuran berat badan dan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus uteri,
imunisasi Tetanus Toxoid (TT) serta pemberian tablet besi pada ibu hamil selama
masa kehamilannya. Titik berat kegiatan adalah promotif dan preventif yang hasilnya
terlihat dari cakupan kunjungan pertama ibu hamil (K1) dan kunjungan ke empat ibu
hamil (K4)..
Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4.
Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran
besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan
kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan cakupan K4 ibu
hamil adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu
hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan
distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua, dan dua kali pada
trimester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan
kesehatan kepada ibu hamil. Cakupan K1 dan K4 dalam empat tahun terakhir dapat
dilihat pada gambar 5.1 di bawah ini:

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 79


Profil Kesehatan Tahun 2018
Gambar 5.1
Cakupan K1 dan K4 di Jakarta Pusat Tahun 2015 – 2018

102,00
K1
100,00 99,89
K4 98,57 98,54
98,00
96,00
94,00 93,87
92,00
90,67 90,90
90,00 89,76 90,11
88,00
86,00
84,00
2015 2016 2017 2018
Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Dari gambar diatas terlihat jumlah kunjungan K1 dan K4 Ibu hamil di Jakarta
Pusat cenderung meningkat setiap tahunnya. Jakarta Pusat merupakan kota
penyangga ibukota Negara, sehingga menjadi rujukan bagi masyarakat untuk
memeriksakan kandungannya di wilayah Jakarta Pusat sehingga kunjungan K1 tidak
hanya berasal dari dalam wilayah melainkan berasal dari luar wilayah pula. Cakupan
K4 juga mengalami peningkatan tiap tahunnya. Dari 14.019 ibu hamil di wilayah
Jakarta Pusat (tabel 23), terlihat Cakupan K1 = 14.004 (99,89%) dan K4 = 12.743
(90,90%). Cakupan pada tahun 2018 ini memperlihatkan kenaikan bila dibandingkan
dengan cakupan pada tahun 2017 (K1 = 98,54% dan K4 = 90,67%). Peningkatan
capaian ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk memeriksakan
kehamilan sedini mungkin sangat baik. Namun demikian, upaya dari tenaga
kesehatan untuk kembali meningkatkan cakupan, baik itu pelayanan K1 dan K4 ibu
hamil tetap diperlukan. Hanya saja cakupan K4 tidak sebesar K1, hal ini disebabkan
karena sebagian penduduk Jakarta Pusat merupakan penduduk urban dimana
sebagian ibu hamil lebih memilih untuk melakukan persalinan didaerah asal/kampung
halaman mereka sehingga hal ini mempengaruhi pula cakupan kunjungan K4 Jakarta
Pusat pada kurun waktu yang sama.

2. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin


Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebagian besar terjadi
pada masa persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan persalinan tidak
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang punya kompetensi kebidanan
(profesionalisme). Cakupan persalinan adalah persalinan yang ditangani oleh tenaga
Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 80
Profil Kesehatan Tahun 2018
kesehatan. Angka cakupan ini menggambarkan tingkat penghargaan masyarakat
terhadap tenaga penolong persalinan dan manajemen persalinan KIA dalam
memberikan pertolongan persalinan secara professional.
Pada tahun 2018, jumlah pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar
12.464 dengan jumlah ibu bersalin sebesar 13.381 (93,15%). Hal ini menunjukkan
terjadinya peningkatan cakupan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2017, jumlah
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 13.727 dengan jumlah ibu
bersalin sebesar 15.648 (87,7%). Pada tahun 2016, cakupan persalinan sudah
mencapai angka 95,7% dengan jumlah pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan sebesar 13.025 dan jumlah ibu bersalin sebesar 13.609. Sebelumnya,
pada tahun 2015, cakupan persalinan mencapai angka 95,5% jumlah pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 14.281 dengan jumlah ibu bersalin
sebesar 14.954 (95,5%). Cakupan ini diperoleh dengan membandingkan jumlah
persalinan oleh tenaga kesehatan dengan jumlah ibu hamil yang ada di wilayah
Jakarta Pusat. Dalam hal ini jumlah ibu hamil yang digunakan adalah data riil yang
ada dilapangan.

Gambar 5.2
Cakupan Linakes di Jakarta Pusat Tahun 2015 – 2018

98
96 95,71
95,5
94
93,15
92
90
88 87,72
86
Linakes
84
82
2015 2016 2017 2018
Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Jakarta Pusat


menurut kecamatan dapat dilihat pada gambar 5.2. Cakupan linakes tertinggi
diperoleh Kecamatan Cempaka Putih (100,1%) dan cakupan linakes terendah
diperoleh Kecamatan Tanah Abang (80,0%).

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 81


Profil Kesehatan Tahun 2018
Gambar 5.3
Cakupan Linakes Menurut Kecamatan di Jakarta Pusat Tahun 2018

120,0

100,0 96,0 94,4 100,1 97,8 95,4 90,5 89,2


80,0
80,0

60,0

40,0

20,0

0,0

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

3. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas


Setelah melahirkan, ibu masih perlu mendapat perhatian. Masa nifas masih
beresiko mengalami perdarahan atau infeksi yang menyebabkan kematian ibu. Masa
nifas adalah masa 6-8 minggu setelah persalinan dimana organ reproduksi mulai
mengalami masa pemulihan untuk kembali normal, walau pada umumnya organ
reproduksi akan kembali normal dalam waktu 3 bulan pasca persalinan. Dalam masa
nifas, ibu seharusnya memperoleh pelayanan kesehatan yang meliputi pemeriksaan
kondisi umum, payudara, dinding perut, perineum, kandung kemih dan organ
kandungan, karena dengan perawatan nifas yang tepat akan memperkecil resiko
kelainan bahkan kematian ibu nifas.
Mutu pelayanan kesehatan ibu nifas dapat terlihat dari standar waktu dimana ibu
nifas dianjurkan untuk melakukan kunjungan nifas paling sedikit 3 kali kunjungan
dengan standar operasionalnya meliputi pemeriksaan tanda vital (tekanan darah,
nadi, respirasi dan suhu); pemeriksaan tinggi fundus uteri; pemeriksaan lokhia dan
pengeluaran per vaginam lainnya; pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif;
pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kesehatan ibu nifas dan bayi
baru lahir, termasuk keluarga berencana; serta pelayanan KB pasca persalinan.
Kunjungan nifas ini bertujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir juga untuk
mencegah, mendeteksi, serta menangani masalah-masalah yang terjadi.
Dalam pelaksanaannya, KN1 bersamaan dengan KF1 yaitu antara 6-48 jam,
sementara KN2 dan KN3 bersamaan dengan KF2 yaitu antara 3-28 hari setelah
persalinan, tetapi untuk KF idealnya dari hari ke 4. Sedangkan kunjungan nifas ke 3
Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 82
Profil Kesehatan Tahun 2018
(KF3) dilakukan diantara hari ke 29-42 hari. Tatalaksana yang harus dilakukan oleh
tenaga kesehatan pada saat kunjungan nifas antara lain:
a. Kunjungan ke-1 (6-48 jam setelah persalinan) : mencegah perdarahan masa nifas
karena atonia uteri; mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan; rujuk
bila perdarahan berlanjut; memberikan konseling pada ibu atau salah satu
anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia
uteri; pemberian ASI awal; melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir;
menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia; jika petugas
kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir
untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan
sehat.
b. Kunjungan ke-2 (3-28 hari setelah persalinan) : memastikan involusio uterus
berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada
perdarahan abnormal; memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan, dan
istirahat; memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-
tanda penyulit; memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
c. Kunjungan ke-3 (29-42 hari setelah persalinan) : disesuaikan berdasarkan
perubahan fisik, fisiologis, dan psikologis yang diharapkan dalam empat minggu
pasca partum. Perhatian khusus harus diberikan pada seberapa baik wanita
mengatasi perubahan ini dan tanggung jawabnya yang baru sebagai orang tua.
Pemeriksaan yang dilakukan pada kunjungan ini sering kali terdiri dari
pemeriksaan riwayat lengkap, fisik, dan panggul. Selain pengkajian yang dibahas
diatas, hal-hal yang haru diperhatikan adalah: a) Permulaan hubungan seksual
dan waktu penggunaan kontrasepsi, b) Metode keluarga berencana yang di
inginkan, c) Adanya gejala demam, kedinginan, pilek dan flu, d) Payudara apakah
ada masalah pada puting susu, perawatan payudara, atau gejala mastitis, e)
Fungsi perkemihan, f) Perubahan lochia, g) Kram atau nyeri tungkai.
Pada tahun 2018, cakupan ibu nifas yang melakukan kunjungan nifas pertama
adalah 93,35% atau 12.491 dari 13.381 ibu bersalin/nifas. Cakupan ibu nifas yang
melakukan kunjungan nifas kedua mengalami penurunan mejadi 92,9% atau 12.428
dari 13.381 ibu bersalin/nifas. Kemudian cakupan ibu nifas yang melakukan
kunjungan nifas ketiga semakin mengalami penurunan menjadi 92,2% atau 12.333
dari 13.381 ibu bersalin/nifas. Pada tahun 2018, cakupan ibu nifas yang mendapatkan
vitamin A sebesar 87,26%, meningkat bila dibandingkan cakupan tahun sebelumnya

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 83


Profil Kesehatan Tahun 2018
yakni 81,31% pada tahun 2017. Gambaran cakupan ibu nifas yang mendapat vitamin
A selama periode dari tahun 2015 – 2018 diperlihatkan oleh grafik dibawah ini.

Gambar 5.4
Cakupan Bufas Mendapat Vit A di Jakarta Pusat Tahun 2015 - 2018

100,00
95,50 95,41
95,00

90,00
87,26

85,00

80,00
81,31

75,00
Bufas mendapat vit A
70,00
2015 2016 2017 2018

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

4. Penanganan Komplikasi Maternal dan Neonatal


Komplikasi maternal adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan
atau janin dalam kandungan, baik langsung maupun tidak langsung, termasuk
penyakit menular dan penyakit tidak menular yang mengancam jiwa ibu dan atau
janin, yang tidak disebabkan oleh trauma/kecelakaan. Risti atau komplikasi adalah
keadaan penyimpangan dari normal yang secara langsung menyebabkan kesakitan
dan kematian pada ibu maupun bayi. Risti atau komplikasi kebidanan ini meliputi Hb
< 8 gr%, tekanan darah tinggi (sistole > 140 mmHg, diastole > 90 mmHg), edema
nyata, eklamsia, pendarahan per vaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia
kehamilan > 32 minggu, letak sungsang pada primigravida, infeksi berat/sepsis dan
persalinan prematur. Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan
pencegahan dan penanganan komplikasi maternal adalah cakupan penanganan
komplikasi maternal (Cakupan PK).
Di Jakarta Pusat, pada tahun 2018 dijumpai bumil dengan komplikasi kebidanan
sebanyak 2.804 orang dan bumil dengan komplikasi kebidanan yang ditangani
sebanyak 2.492 orang atau 88,88% (tabel 30). Gambaran cakupan penanganan
komplikasi maternal (Cakupan PK) selama periode dari tahun 2015 – 2018
diperlihatkan oleh grafik dibawah ini.

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 84


Profil Kesehatan Tahun 2018
Gambar 5.5
Cakupan Penanganan Komplikasi Maternal Jakarta Pusat Tahun 2015 - 2018

100,00
90,35
90,00 88,88
80,00
78,94
70,00
72,03
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00
Cakupan PK
10,00
0,00
2015 2016 2017 2018

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Komplikasi neonatal adalah neonatus dengan penyakit dan atau kelainan yang
dapat menyebabkan kecacatan dan atau kematian, seperti asfiksia, ikterus,
hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR (Berat Lahir <
2.500 gram), sindroma gangguan pernafasan dan kelainan kongenital maupun yang
termasuk klasifikasi kuning pada pemeriksaan dengan Manajemen Terpadu Bayi
Muda (MTBM). Yang dimaksud dengan penanganan komplikasi neonatal adalah
neonatal sakit dan atau neonatal dengan kelainan yang mendapat pelayanan sesuai
standar oleh tenaga kesehatan. Di wilayah Jakarta Pusat pada tahun 2018 perkiraan
neonatus dengan komplikasi sebesar 1.866 orang, sementara untuk penanganan
neonatus dengan komplikasi yang ditangani mencapai 1.476 orang (79,1%)
sebagaimana terlihat pada lampiran tabel 30.

5. Pelayanan Kesehatan Neonatal


Upaya tenaga kesehatan sangat diperlukan untuk memberikan kesadaran dan
pengertian kepada masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan dini kepada
neonatus, sehingga dapat mendeteksi secara dini penyakit maupun kelainan yang
dialami neonatus. Cakupan kunjungan neonatal (KN) adalah persentase neonatal
(bayi kurang dari 1 bulan) yang memperoleh pelayanan kesehatan minimal 3 kali dari
tenaga kesehatan. Dua kali pada umur 0-7 hari dan 1 kali pada umur 8-28 hari.
Bayi baru lahir (0-28 hari) atau yang lebih dikenal dengan neonatal merupakan
salah satu kelompok yang paling rentan terhadap gangguan kesehatan. Upaya
kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 85


Profil Kesehatan Tahun 2018
melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan
pada neonatus (0-28 hari) minimal 3 kali, satu kali pada umur 0-2 hari (KN1), KN2
pada umur 3-7 hari dan KN3 pada umur 8-28 hari.
Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan disamping
melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi
kepada ibu. Pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar
(tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan ekslusif,
pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian
imunisasi); pemberian vitamin K; manajemen terpadu balita muda (MTBM); dan
penyuluhan perawatan neonatus di rumah menggunakan buku KIA.
Cakupan Kunjungan Neonatal pertama (KN1) nasional 2014 adalah 100%.
Berdasarkan data pada lampiran tabel 33, dari 12.437 bayi lahir hidup di wilayah
Jakarta Pusat tahun 2018, bayi baru lahir yang ditimbang sebanyak 100% dengan
BBLR 1,51%. Sementara itu, dari lampiran tabel 34 dapat terlihat bahwa Cakupan
Kunjungan Neonatus 1 kali (KN1) sudah mencapai 100% dan Cakupan Kunjungan
Neonatus 3 kali (KN Lengkap) sebesar 97,4%. Gambaran kunjungan neonatus 1 kali
(KN1) per Kecamatan dan cakupan kunjungan neonatal (KN Lengkap) Jakarta Pusat
tahun 2015 – 2018 dapat dilihat pada gambar 5.6.

Gambar 5.6 Cakupan Kunjungan Neonatal (KN1) Menurut Kecamatan


Di Jakarta Pusat Tahun 2018

120

100

80

60

40

20

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Dari gambar 5.7 terlihat bahwa kunjungan neonatus lengkap (KN Lengkap) di
Jakarta Pusat tahun 2016 dan 2017 sempat mengalami penurunan dari 99,5%
menjadi 93,8% pada tahun 2016 dan menurun kembali pada tahun 2017 menjadi

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 86


Profil Kesehatan Tahun 2018
91,3%. Namun, pada tahun 2018, cakupan kunjungan neonatus lengkap kembali
meningkat menjadi 97,4%. Begitu pula untuk kunjungan neonatus 1 kali (KN1) di
Jakarta Pusat tahun 2016 dan 2017 sempat mengalami penurunan dari 106,4%
menjadi 100% pada tahun 2016 dan menurun kembali pada tahun 2017 menjadi
94,1%. Namun, pada tahun 2018, cakupan kunjungan neonatus lengkap kembali
meningkat menjadi 100%. Untuk kunjungan neonatus lengkap di Jakarta Pusat per
kecamatan dapat dilihat pada gambar 5.8. Dari gambar 5.8 terlihat bahwa cakupan
kunjungan neonatus lengkap (KN Lengkap) tertinggi ada di Kecamatan Tanah Abang
(99,94%) dan terendah ada di Kecamatan Cempaka Putih (95,71%).

Gambar 5.7 Cakupan Kunjungan Neonatal (KN1 dan KN Lengkap)


di Jakarta Pusat Tahun 2015 – 2018

108
Cakupan KN Lengkap
106 106.4
Cakupan KN1
104
102
100
100 100
99.5
98 97.4
96
94 93.8 94.1
92
91.3
90
2014 2015 2016 2017 2018 2019
Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Gambar 5.8 Cakupan Kunjungan Neonatal (KN Lengkap) Menurut Kecamatan


Di Jakarta Pusat Tahun 2015 – 2018
101,00
99,94
100,00
98,90
99,00 98,37
97,77
98,00
96,89 96,89
97,00 96,04
95,71
96,00
95,00
94,00
93,00

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 87


Profil Kesehatan Tahun 2018
6. Pelayanan Kesehatan Bayi
Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan yang sesuai standar
yang ditujukan pada bayi usia 29 hari sampai dengan 11 bulan, yang diberikan oleh
tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi klinis (dokter, bidan dan perawat)
minimal 4 kali dalam rentang usia tersebut, yaitu satu kali pada umur 29 hari – 3 bulan,
satu kali pada umur 3 – 6 bulan, satu kali pada umur 6 – 9 bulan dan satu kali pada
umru 9 – 11 bulan. Program ini terdiri dari pemberian Imunisasi dasar (BCG,
DPT/HB1-3, Polio 1-4 dan Campak), Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh
Kembang (SDIDTK) bayi, pemberian Vitamin A pada bayi, penyuluhan ASI eksklusif,
MP ASI dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi.

Gambar 5.9 Cakupan Kunjungan Bayi Di Jakarta Pusat Tahun 2015 – 2018

97,5

97,1
97

96,6
96,5

96
95,7
95,5
95,4

95

94,5
2015 2016 2017 2018

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Dari lampiran tabel 35 dapat dilihat bahwa di wilayah Jakarta Pusat pada tahun
2018 jumlah bayi yang mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sebanyak 8.948 bayi
dari 12.746 bayi (70,2%). Sementara itu, jumlah bayi yang diberi ASI Eksklusif di
Jakarta Pusat tahun 2018 sebanyak 2.094 bayi dari 2.612 bayi (80,2%). Dari lampiran
tabel 41 terlihat bahwa cakupan pemberian vitamin A pada bayi usia 6 – 11 bulan
adalah 90,01% atau 11.006 bayi yang diberi vit A dari 12.218 total bayi usia 6 – 11
bulan. Kemudian dari lampiran tabel 36 terlihat bahwa cakupan kunjungan pelayanan
kesehatan dasar pada bayi tahun 2018 sebesar 11.943 bayi (96,6%) dari 12.362 bayi
lahir hidup. Angka ini menunjukkan penurunan bila dibandingkan dengan cakupan
kunjungan pelayanan kesehatan dasar pada bayi tahun 2017 sebesar 97,1%.
Sementara itu, pada tahun 2015, cakupan kunjungan pelayanan kesehatan dasar
pada bayi hanya berkisar 95,4% dan tahun 2016 mengalami sedikit peningkatan
Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 88
Profil Kesehatan Tahun 2018
menjadi 95,7%. Cakupan tertinggi dicapai oleh Kecamatan Johar Baru (106,4%) dan
terendah dicapai oleh Kecamatan Menteng (51,6%).

Gambar 5.10 Cakupan Kunjungan Bayi Menurut Kecamatan


Di Jakarta Pusat Tahun 2018

120,00

100,00

80,00

60,00

40,00

20,00

0,00

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

7. Pelayanan Kesehatan Balita


Lima tahun pertama kehidupan, pertumbuhan mental dan intelektual
berkembang pesat. Masa ini merupakan masa terbentuknya dasar-dasar
kemampuan berfikir, berbicara serta pertumbuhan mental intelektual yang intensif
dan awal pertumbuhan moral. Pelayanan kesehatan pada anak balita adalah
pelayanan kesehatan pada anak umur 12 – 59 bulan yang diberikan sesuai standar
meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali dalam setahun, pemantauan
perkembangan minimal dua kali dalam setahun dan pemberian vitamin A dosis tinggi
dua kali setahun yakni Bulan Februari dan Agustus. Pemantauan pertumbuhan
dilakukan melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan di
Posyandu, Puskesmas dan Rumah Sakit, Bidan Praktek Swasta serta sarana fasilitas
kesehatan lainnya. Pemantauan perkembangan dapat dilakukan melalui SDIDTK
oleh petugas kesehatan. Pemberian vitamin A dilaksanakan oleh petugas kesehatan
di sarana kesehatan.
Pelayanan kesehatan pada balita adalah pelayanan kesehatan sesuai SPM yang
diberikan pada anak berusia 0 – 59 bulan. Pelayanan kesehatan balita sesuai standar
meliputi:
1) Penimbangan balita
2) Pengukuran panjang/ tinggi badan

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 89


Profil Kesehatan Tahun 2018
3) Pemantauan perkembangan
4) Pemberian kapsul vitamin A
5) Pemberian imunisasi dasar lengkap
6) Pengisian dan pemanfaatan Buku KIA
7) Pengisian Kohort

Capaian Nasional indikator ini pada tahun 2012 sebesar 73,52%. Dari lampiran
tabel 41, di Jakarta Pusat pada tahun 2018, cakupan pemberian vitamin A pada anak
balita usia 12 – 59 bulan adalah 92,5% atau 72.651 anak balita dari 78.505 anak balita
usia 12 – 59 bulan dan cakupan pemberian vitamin A pada balita usia 6 – 59 bulan
adalah 92,2% atau 83.657 balita dari 90.723 balita usia 6 – 59 bulan. Sementara itu,
pada tahun 2017, cakupan pemberian vitamin A pada anak balita usia 12 – 59 bulan
adalah 97,17% atau 69.713 anak balita dari 71.747 anak balita usia 12 – 59 bulan
dan cakupan pemberian vitamin A pada balita usia 6 – 59 bulan adalah 96,27% atau
79.927 balita dari 83.022 balita usia 6 – 59 bulan.

Gambar 5.11 Cakupan Kunjungan Balita Menurut Kecamatan


Di Jakarta Pusat Tahun 2018

120,00
99,75
100,00 91,26
82,91
80,00 74,85

60,00 54,17 51,90


46,58 45,78
40,00

20,00

0,00

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Cakupan pelayanan kesehatan balita di Jakarta Pusat pada tahun 2018


mencapai 71,96% atau 41.772 balita yang mendapat pelayanan kesehatan dari
58.050 balita seperti terlihat pada lampiran tabel 42. Cakupan pelayanan kesehatan
balita dari setiap kecamatan di Jakarta Pusat pada tahun 2018 digambarkan pada
gambar 5.11. Dari grafik tersebut terlihat bahwa cakupan pelayanan kesehatan balita
tertinggi ada di Kecamatan Kemayoran dengan 99,75% dan tertinggi ada di
Kecamatan Menteng dengan 45,78%.
Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 90
Profil Kesehatan Tahun 2018
8. Pelayanan Kesehatan Anak Sekolah
Pelayanan kesehatan pada kelompok anak bayi, balita, pra sekolah, usia sekolah
dan remaja dilakukan melalui Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang (SDIDTK) pada bayi, balita dan anak pra sekolah serta pemeriksaan
penjaringan kesehatan anak sekolah di Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidayah (MI)
dan pelayanan kesehatan pada remaja di Sekolah Menengah Pertama
(SMP)/Madrasah Tsanawiyah dan Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah
(MA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Cakupan SDIDTK bayi, balita dan anak pra sekolah adalah cakupan anak umur
0-5 tahun yang dilakukan stimulasi serta deteksi maupun intervensi dini terhadap
kesehatan dan tumbuh kembangnya yang sesuai standar, dilakukan oleh dokter,
bidan, perawat maupun petugas kesehatan lainnya yang terlatih, paling sedikit 2 (dua)
kali dalam 1 (satu) tahun, baik di dalam gedung puskesmas maupun di luar gedung,
seperti posyandu, taman kanak-kanak maupun panti asuhan. Cakupan pemeriksaan
penjaringan kesehatan anak sekolah di Sekolah Dasar adalah cakupan SD/MI yang
dilakukan pemeriksaan kesehatan terhadap peserta didik baru masuk SD/MI oleh
tenaga kesehatan atau tenaga terlatih (guru UKS/dokter kecil) di satu wilayah kerja
pada kurun waktu yang sama.
Salah satu upaya kesehatan anak adalah intervensi pada anak usia sekolah.
Upaya kesehatan pada kelompok ini dilakukan melalui penjaringan kesehatan
terhadap murid SD/MI kelas 1. Melalui kegiatan penjaringan kesehatan diharapkan
bisa mengatasi permasalahan kesehatan pada anak usia sekolah, yaitu pelaksanaan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat seperti menggosok gigi dengan baik dan benar,
mencuci tangan menggunakan sabun, kesehatan gigi dan mulut, kecacingan,
kelainan refraksi/ketajaman penglihatan dan pendengaran, anemia, kecacingan,
kebugaran jasmani dan masalah mental emosional.
Sebelum dilakukan pelayanan kesehatan pada siswa SD dan setingkat, terlebih
dahulu dilakukan penjaringan sasaran. Cakupan pelayanan kesehatan (penjaringan)
siswa kelas 1 SD/MI di wilayah Jakarta Pusat tahun 2018 adalah 98,2% atau 14.285
siswa dari 14.542 siswa. Cakupan Pelayanan Kesehatan siswa kelas 7 SMP/MTS
adalah 81,9% atau 11.586 siswa dari 14.143 siswa. Cakupan Pelayanan Kesehatan
siswa kelas 10 SMA/MA adalah 96,8% atau 15.417 siswa dari 15.933 siswa (lampiran
tabel 45).

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 91


Profil Kesehatan Tahun 2018
Gambar 5.12 Cakupan Pelayanan (Penjaringan) Siswa Kelas 1 SD/MI
Di Jakarta Pusat Tahun 2015 - 2018

100
98 98,7 98,2
96
94
92 92,2
90
88
86 86,3
84
82 Kelas 1 SD/MI

80
2015 2016 2017 2018
Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Pada pelayanan kesehatan gigi dan mulut, ada 42.711 (75,2%) siswa SD/MI
yang diperiksa dari 56.769 siswa SD/MI yang ada di 264 SD/MI di Jakarta Pusat.
Dari 42.711 siswa yang diperiksa, 13.812 siswa SD/MI tersebut perlu mendapatkan
perawatan lebih lanjut. Namun, hanya 2.256 siswa saja yang mendapatkan
perawatan (16,3%). Hal ini bisa dilihat secara lebih terperinci di lampiran tabel 47.

B. PELAYANAN KELUARGA BERENCANA (KB)


Masa subur seorang wanita memiliki peran penting bagi terjadinya kehamilan
sehingga peluang wanita melahirkan menjadi cukup tinggi. Menurut hasil penelitian, usia
subur seorang wanita biasanya antara 15- 49 tahun. Oleh karena itu untuk mengatur
jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran, wanita/pasangan ini lebih diprioritaskan
untuk menggunakan alat/cara KB. Tingkat pencapaian pelayanan Keluarga Berencana
dapat digambarkan melalui cakupan peserta KB yang ditunjukan melalui kelompok
sasaran program yang sedang/pernah menggunakan alat kontrasepsi menurut daerah
tempat tinggal, tempat pelayanan serta jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor.
Program Keluarga Berencana (KB) dilakukan dalam rangka mengatur jumlah
kelahiran atau menjarangkan kelahiran. Sasaran program KB adalah Pasangan Usia
Subur (PUS) yang lebih dititikberatkan pada kelompok Wanita Usia Subur (WUS) yang
berada pada kisaran usia 15 – 49 tahun. Tingkat pencapaian pelayanan Keluarga
berencana dapat dilihat dari cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) yang sedang
menggunakan alat/metode kontrasepsi (KB aktif). Dari 154.177 jumlah PUS di Jakarta
Pusat pada tahun 2018, 128.580 PUS (83,4%) yang menjadi peserta KB Aktif. Dari
128.580 peserta KB Aktif, 7.061 orang (5,5%) pengguna kondom, 76.392 orang (59,4%)
pengguna suntik, 14.507 orang (11,3%) pengguna pil, 20.773 orang (16,2%) pengguna
Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 92
Profil Kesehatan Tahun 2018
AKDR, 177 orang (0,1%) pengguna MOP, 790 orang (0,6%) pengguna MOW dan 8.880
orang (6,9%) pengguna implan.

Gambar 5.13 Cakupan Pengguna KB Aktif


Menurut Jenis Kontrasepsi di Jakarta Pusat Tahun 2018

0.6%
0.1%
6.9% 5.5%
Kondom
Suntik
16.2%
Pil
AKDR
MOP
11.3% MOW

59.4% Implan

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Gambar 5.14 Cakupan Pengguna KB Pascasalin


Menurut Jenis Kontrasepsi di Jakarta Pusat Tahun 2018

1.5% 2.2%
1%
7%

Kondom
Suntik
Pil
43.1%
AKDR
MOP
41%
MOW
Implan

4.5%

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Tingkat pencapaian pelayanan Keluarga berencana juga dapat dilihat dari cakupan
peserta KB pasca persalinan. Pada tahun 2018, dari 13.381 ibu bersalin, 4.142 ibu
(31,0%) yang menjadi peserta KB pasca persalinan. Dari 4.142 peserta KB pasca

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 93


Profil Kesehatan Tahun 2018
persalinan, 90 orang (2,2%) pengguna kondom, 1.787 orang (43,1%) pengguna suntik,
187 orang (4,5%) pengguna pil, 1.697 orang (41,0%) pengguna AKDR, 31 orang (0,7%)
pengguna MOP, 62 orang (1,5%) pengguna MOW dan 288 orang (7,0%) pengguna
implan. Berikut gambaran peserta KB aktif dan peserta KB pasca persalinan menurut
jenis kontrasepsi tahun 2018.

Gambar 5.15 Cakupan Pengguna KB Aktif dan KB Pascasalin


Menurut Kecamatan di Jakarta Pusat Tahun 2018

KB aktif KB Pascasalin

88,86
83,12 84,69 85,14 85,06 85,65
78,29 76,08

51,77
46,80
39,28
33,03
26,20
18,59
14,83
10,50

Kec. Senen Kec. Johar Kec. Kec. Kec. Tanah Kec. Sawah Kec. Kec.
Baru Cempaka Kemayoran Abang Besar Gambir Menteng
Putih

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Dari gambar 5.13 dan 5.14 dapat dilihat bahwa pengguna KB suntik merupakan
pengguna terbanyak KB aktif maupun KB pascasalin di Jakarta Pusat. Namun, pada KB
pascasalin, AKDR mulai banyak diminati oleh ibu bersalin. Berikut gambaran persentase
cakupan jumlah pengguna KB Aktif dan KB Pasca Salin menurut kecamatan di Jakarta
Pusat tahun 2018.

C. PELAYANAN IMUNISASI
Program Imunisasi merupakan salah satu program prioritas yang dinilai sangat
efektif untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat penyakit –penyakit
yang dapat dicegah oleh imunisasi.

1. Imunisasi Bayi
Program Imunisasi pada bayi mengharapkan agar setiap bayi mendapatkan
kelima jenis imunisasi dasar lengkap. Keberhasilan seorang bayi dalam mendapatkan
5 jenis imunisasi dasar tersebut diukur melalui indikator imunisasi dasar lengkap. Bayi

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 94


Profil Kesehatan Tahun 2018
dan anak memiliki risiko yang lebih tinggi terserang penyakit menular dibandingkan
kelompok penduduk dewasa. Dengan adanya fakta tersebut, salah satu bentuk
pencegahan yang terbaik dan sangat vital agar kelompok berisiko tersebut dapat
dilindungi dengan imunisasi.
Kegiatan imunisasi rutin meliputi pemberian imunisasi BCG, DPT, polio, campak,
dan HB0. Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan
proyeksi terhadap cakupan atas imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi.
Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam
wilayah tersebut tergambar besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi (herd
immunity) terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Cakupan UCI di wilayah Jakarta Pusat tahun 2018 sudah mencapai 100% seperti
terlihat pada lampiran tabel 37. Pada tahun 2018, cakupan imunisasi HB0 <24 jam di
Jakarta Pusat mencapai 99,2% sementara cakupan imunisasi BCG mencapai
101,6% (tabel 38).

Gambar 5.16 Cakupan Imunisasi BCG, DPT-HB-Hib3, Polio4, Campak/MR dan


Imunisasi Dasar Lengkap di Jakarta Pusat Tahun 2015-2018

120,0

100,0

80,0

60,0

40,0

20,0

0,0
2015 2016 2017 2018
Cakupan BCG 92,0 101,8 110,8 101,6
Cakupan DPT-HB-Hib3 101,9 93,4 112,1 106,7
Cakupan Polio 4 102,6 95,0 103,8 106,4
Cakupan Campak/ MR 102,1 105,8 108,1 106,3
Cakupan IDL 101,4 95,0 105,8 104,6

Sumber: Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Dari lampiran tabel 39 diperoleh data cakupan pemberian imunisasi DPT-


HB3/DPT-HB-Hib3 sebanyak 106,7% atau 13.189 bayi yang diimunisasi dari 12.362
bayi (surviving infant). Sementara itu, cakupan pemberian imunisasi POLIO 4a
sebanyak 106,4% atau 13.157 bayi yang diimunisasi dari 12.362 bayi (surviving
infant), cakupan pemberian imunisasi Campak/MR sebanyak 106,3% atau 13.141

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 95


Profil Kesehatan Tahun 2018
bayi yang diimunisasi dari 12.362 bayi (surviving infant) dan cakupan pemberian
Imunisasi Dasar Lengkap sebanyak 104,6% atau 12.929 bayi yang diimunisasi dari
12.362 bayi (surviving infant).
Cakupan BCG tertinggi ada di tahun 2017 sebesar 110,8% dan terendah ada di
tahun 2015 sebesar 92,0%. Cakupan DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 tertinggi juga ada di
tahun 2017 sebesar 112,1% dan terendah ada di tahun 2016 sebesar 93,4%.
Cakupan Polio 4 tertinggi ada di tahun 2018 sebesar 106,4% dan terendah ada di
tahun 2016 sebesar 95,0%. Cakupan Campak/MR tertinggi ada di tahun 2017
sebesar 108,1% dan terendah ada di tahun 2015 sebesar 102,1%. Terakhir, cakupan
Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) tertinggi ada di tahun 2017 sebesar 105,8% dan
terendah ada di tahun 2016 sebesar 95,0%.
Berikut gambaran cakupan imunisasi BCG menurut kecamatan di Jakarta Pusat
tahun 2018 (gambar 5.17). Cakupan imunisasi BCG terbesar diperoleh Kecamatan
Tanah Abang dengan cakupan sebesar 117,48% dan cakupan terendah diperoleh
Kecamatan Cempaka Putih dengan cakupan sebesar 91,19%.

Gambar 5.17 Cakupan Imunisasi BCG Menurut Kecamatan


Di Jakarta Pusat Tahun 2018

140,00
120,00
100,00 117,48
109,52 109,66 108,82 104,26
80,00 96,49 91,19 91,93
60,00
40,00
20,00
0,00

Sumber: Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Pemerintah menargetkan pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada


wilayah administrasi kelurahan. Suatu kota telah mencapai target UCI apabila >80%
kelurahan telah mencapai target imunisasi yang masuk dalam kategori penetapan
UCI. Beberapa Jenis antigen yang masuk dalam perhitungan UCI suatu wilayah
antara lain DPT-HB1, DPT-HB3, Polio 4, BCG, Campak, HB0. Target jangkauan
imunisasi bayi ditunjukan dengan cakupan imunisasi DPT1 karena imunisasi ini

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 96


Profil Kesehatan Tahun 2018
merupakan salah satu antigen kontak pertama dari semua imunisasi yang diberikan
kepada bayi. Saat ini vaksin imunisasi DPT telah digabungkan dengan vaksin
imunisasi HB yang lebih dikenal dengan imunisasi DPT-HB (combo). Sehingga
cakupan imunisasi kedua vaksin ini ditampilkan bersamaan.
Gambar 5.18 memperlihatkan gambaran cakupan imunisasi DPT-HB3/DPT-HB-
Hib3 menurut kecamatan di Jakarta Pusat tahun 2018. Cakupan imunisasi DPT-
HB3/DPT-HB-Hib3 terbesar diperoleh Kecamatan Johar Baru dengan cakupan
sebesar 120,39% dan cakupan terendah diperoleh Kecamatan Kemayoran dengan
cakupan sebesar 99,90%

Gambar 5.18 Cakupan Imunisasi DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 Menurut Kecamatan


Di Jakarta Pusat Tahun 2018

140,00
120,00
114,97 120,39
100,00 109,09
101,16 103,92 105,58 101,63
99,90
80,00
60,00
40,00
20,00
0,00

Sumber: Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Gambaran cakupan imunisasi Polio 4 menurut kecamatan di Jakarta Pusat tahun


2018 diperlihatkan oleh gambar 5.19 dibawah ini. Hampir mirip dengan cakupan
imunisasi DPT-HB3/DPT-HB-Hib3, cakupan imunisasi Polio 4 terbesar diperoleh
Kecamatan Johar Baru dengan cakupan sebesar 119,98% dan cakupan terendah
diperoleh Kecamatan Kemayoran dengan cakupan sebesar 99,93%. Sementara itu,
gambaran cakupan imunisasi Campak/MR menurut kecamatan di Jakarta Pusat
tahun 2018 memperlihatkan hal yang berbeda. Hal ini diperlihatkan oleh gambar 5.20.
Berbeda dengan cakupan imunisasi DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 dan cakupan imunisasi
Polio 4, cakupan imunisasi Campak/MR terbesar diperoleh Kecamatan Senen
dengan cakupan sebesar 119,67% dan cakupan terendah diperoleh Kecamatan
Kemayoran dengan cakupan sebesar 99,48%.

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 97


Profil Kesehatan Tahun 2018
Gambar 5.19 Cakupan Imunisasi Polio 4 Menurut Kecamatan
Di Jakarta Pusat Tahun 2018

140,00
120,00
114,71 119,98
100,00 108,74
101,16 99,93 103,27 105,09 101,53
80,00
60,00
40,00
20,00
0,00

Sumber: Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Gambar 5.20 Cakupan Imunisasi Campak/MR Menurut Kecamatan


Di Jakarta Pusat Tahun 2018

140,00
120,00
119,67 114,84 114,72
100,00
101,16 99,48 102,79 102,94 101,73
80,00
60,00
40,00
20,00
0,00

Sumber: Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

2. Imunisasi Baduta
Kementrian Kesehatan RI mengubah konsep imunisasi dasar lengkap menjadi
imunisasi rutin lengkap. Imunisasi rutin lengkap ini terdiri dari imunisasi dasar dan
lanjutan. Imunisasi lanjutan diperlukan untuk mempertahankan tingkat kekebalan
yang optimal. Pemberian imunisasi disesuaikan dengan usia anak. Untuk imunisasi
dasar lengkap, bayi berusia kurang dari 24 jam diberikan imunisasi Hepatitis B (HB-
0), usia 1 bulan diberikan (BCG dan Polio 1), usia 2 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 1

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 98


Profil Kesehatan Tahun 2018
dan Polio 2), usia 3 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3), usia 4 bulan
diberikan (DPT-HB-Hib 3, Polio 4 dan IPV atau Polio suntik), dan usia 9 bulan
diberikan (Campak atau MR). Untuk imunisasi lanjutan, bayi bawah dua tahun
(Baduta) usia 18 bulan diberikan imunisasi (DPT-HB-Hib dan Campak/MR), kelas 1
SD/madrasah/sederajat diberikan (DT dan Campak/MR), kelas 2 dan 5
SD/madrasah/sederajat diberikan (Td).
Gambaran cakupan imunisasi DPT-HB-Hib4 menurut kecamatan di Jakarta
Pusat tahun 2018 diperlihatkan oleh gambar 5.21 di bawah ini. Cakupan imunisasi
DPT-HB-Hib4 terbesar diperoleh Kecamatan Johar Baru dengan cakupan sebesar
110,37% dan cakupan terendah diperoleh Kecamatan Cempaka Putih dengan
cakupan sebesar 39,17%.

Gambar 5.21 Cakupan Imunisasi DPT-HB-Hib4 Menurut Kecamatan


Di Jakarta Pusat Tahun 2018
120,00

100,00 110,37

80,00 92,71
81,39 83,73 79,93
60,00
61,67 65,29
40,00
39,17
20,00

0,00

Sumber: Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Gambaran cakupan imunisasi Campak/MR2 menurut kecamatan di Jakarta


Pusat tahun 2018 diperlihatkan oleh gambar 5.22 di bawah ini. Cakupan imunisasi
Campak/MR2 terbesar diperoleh Kecamatan Menteng dengan cakupan sebesar
90,65% dan cakupan terendah diperoleh Kecamatan Senen dengan cakupan
sebesar 31,64%. Agar terbentuk kekebalan masyarakat yang tinggi, dibutuhkan
cakupan imunisasi dasar dan lanjutan yang tinggi dan merata di seluruh wilayah,
bahkan sampai tingkat desa. Bila tingkat kekebalan masyarakat tinggi, maka yang
akan terlindungi bukan hanya anak-anak yang mendapatkan imunisasi tetapi juga
seluruh masyarakat. Dalam rangka mencapai cakupan imunisasi yang tinggi dan
merata di setiap wilayah, Menteri Kesehatan mengimbau agar seluruh Kepala Daerah

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 99


Profil Kesehatan Tahun 2018
(1) mengatasi dengan cermat hambatan utama di masing-masing daerah dalam
pelaksanaan program imunisasi; (2) menggerakkan sumber daya semua sektor
terkait termasuk swasta; dan (3) meningkatkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya imunisasi rutin lengkap sehingga mau dan mampu mendatangi tempat
pelayanan imunisasi.

Gambar 5.22 Cakupan Imunisasi Campak/MR2 Menurut Kecamatan


Di Jakarta Pusat Tahun 2018

100,00
90,00
90,65
80,00
70,00
60,00
50,00 58,10
40,00 44,08
43,67
30,00 39,90
32,19 35,19
31,64
20,00
10,00
0,00

Sumber: Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

3. Imunisasi Ibu Hamil


Saat ini, imunisasi pada ibu hamil tidak hanya meliputi pemberian vaksin TT
(Tetanus Toxoid), tapi juga mencakup pemberian vaksin difteri. Vaksinasi difteri tak
hanya ditujukan pada anak-anak saja, orang dewasa pun bisa mendapatkan vaksin
difteri. Berbeda pada anak-anak, yang mendapatkan jenis vaksin Difteri, Pertusis,
Tetanus (DPT), orang dewasa (19 tahun ke atas) mendapatkan jenis vaksin Tetanus,
Difteri (Td). Ibu hamil diperbolehkan untuk mendapatkan vaksin Td pada trimester ke-
2 atau trimester ke-3. Pada trimester pertama, pemberian vaksin Td pada Ibu hamil
tidak diperbolehkan karena pada usia tersebut, kehamilan masih rentan dan
berbahaya untuk pembentukan janin di awal kandungan. Dosis vaksin Td yang
diberikan kepada ibu hamil sama dengan vaksin Td pada orang dewasa lainnya, yakni
0,5 ml. Vaksin Td yang disuntikkan berisi booster (penguat) berupa anti-tokso yang
berfungsi menguatkan kekebalan tubuh. Umumnya, kekebalan tubuh baru terbentuk

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 100


Profil Kesehatan Tahun 2018
dua minggu kemudian setelah divaksin. Walaupun ada beberapa orang dewasa yang
kekebalan tubuhnya baru terbentuk setelah 10 hari atau 3 minggu kemudian.
Pada tahun 2018, di Jakarta Pusat, cakupan imunisasi Td1 untuk ibu hamil hanya
mencapai 22,05%, Td2 mencapai 22,15%, Td3 mencapai 20,74%, Td4 mencapai
18,05% dan Td5 hanya mencapai 14,50%. Gambaran cakupan imunisasi Td1, Td2,
Td3, Td4, dan Td5 pada ibu hamil di Jakarta Pusat tahun 2018 diperlihatkan oleh
gambar 5.23 di bawah ini.

Gambar 5.23 Cakupan Imunisasi Td1 – Td5 Pada Ibu Hamil


Di Jakarta Pusat Tahun 2018

Td5 14,50

Td4 18,05

Td3 20,74

Td2 22,15

Td1 22,05

0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

4. Imunisasi WUS (Hamil dan Tidak Hamil)


Pada tahun 2018, di Jakarta Pusat, cakupan imunisasi Td1 untuk wanita usia
subur (WUS) tidak hamil hanya mencapai 1,03%, Td2 mencapai 0,91%, Td3
mencapai 0,98%, Td4 mencapai 0,55% dan Td5 hanya mencapai 0,56%. Gambaran
cakupan imunisasi Td1, Td2, Td3, Td4, dan Td5 pada wanita usia subur tidak hamil
di Jakarta Pusat tahun 2018 diperlihatkan oleh gambar 5.24 di bawah ini. Sementara
itu, cakupan imunisasi Td1 untuk wanita usia subur (WUS) hamil dan tidak hamil
hanya mencapai 0,33%, Td2 mencapai 1,95%, Td3 mencapai 1,90%, Td4 mencapai
1,30% dan Td5 hanya mencapai 1,03%. Gambaran cakupan imunisasi Td1, Td2, Td3,
Td4, dan Td5 pada wanita usia subur hamil dan tidak hamil di Jakarta Pusat tahun
2018 diperlihatkan oleh gambar 5.25.

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 101


Profil Kesehatan Tahun 2018
Gambar 5.24 Cakupan Imunisasi Td1 – Td5 Pada Ibu Wanita Usia Subur (WUS)
Tidak Hamil Di Jakarta Pusat Tahun 2018

Td5 0,56

Td4 0,55

Td3 0,98

Td2 0,91

Td1 1,03

0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20

Sumber: Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Gambar 5.25 Cakupan Imunisasi Td1 – Td5 Pada Ibu Wanita Usia Subur (WUS)
Hamil dan Tidak Hamil Di Jakarta Pusat Tahun 2018

Td5 1,03

Td4 1,30

Td3 1,90

Td2 1,95

Td1 0,33

0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50

Sumber: Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

D. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT


Permasalahan gizi masyarakat merupakan salah satu isu kesehatan masyarakat
yang menyita perhatian sektor kesehatan. Status gizi juga merupakan salah satu penentu
kondisi derajat kesehatan masyarakat. Status gizi merupakan salah satu indikator yang
digunakan untuk menentukan derajat kesehatan, dimana kondisi gizi seseorang sangat
erat kaitannya dengan permasalahan kesehatan karena disamping merupakan faktor
predisposisi yang dapat memperparah penyakit infeksi, kondisi gizi juga secara langsung

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 102


Profil Kesehatan Tahun 2018
dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada individu. Untuk itu dilakukan
pemantauan terhadap status gizi bayi dan balita, karena masa tersebut merupakan masa
emas perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan fisik. Meningkatnya status gizi
masyarakat melibatkan 3 (tiga) indikator, yakni persentase balita yang ditimbang berat
badannya ke Posyandu (D/S), persentase rumah tangga yang mengkonsumsi garam
beryodium dan prevalensi belita gizi kurang.

1. Cakupan Penimbangan Bayi dan Balita di Posyandu


Masalah status gizi ibu hamil akan berpengaruh terhadap kesehatan janin yang
dikandungnya dan akan berdampak pada berat badan bayi yang dilahirkan serta juga
akan berpengaruh pada perkembangan otak dan pertumbuhan fisik bayi. BBLR
adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2.500 gram, merupakan salah satu faktor
utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan
dalam 2 kategori yaitu BBLR karena premature (usia kandungan < 37 minggu) dan
BBLR karena intrauterine growth retardation (IUGR) yaitu bayi yang lahir cukup bulan
tetapi berat badannya kurang dimana BBLR karena IUGR umumnya disebabkan
karena status gizi ibu hamil yang buruk atau menderita sakit yang memperberat
kehamilan.

Gambar 5.26 Persentase Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Jakarta Pusat
Tahun 2015 - 2018

1,6
1,5
1,4
% BBLR
1,2

1
0,9 0,9
0,8
0,7
0,6

0,4

0,2

0
2015 2016 2017 2018
Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Berdasarkan laporan tahun 2015 kasus BBLR sebanyak 98 (0,7%) dari 13.526
bayi baru lahir yang ditimbang. Tahun 2016 jumlah bayi baru lahir yang ditimbang
sebanyak 12.975 dengan jumlah BBLR sebanyak 114 orang (0,9%). Tahun 2017
jumlah BBLR sebanyak 124 (1,0%) dari 14.903 bayi baru lahir yang ditimbang. Dan

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 103


Profil Kesehatan Tahun 2018
tahun 2018 jumlah BBLR sebanyak 181 (1,5%) dari 12.437 bayi baru lahir yang
ditimbang. Untuk menekan angka BBLR dibutuhkan penanganan terpadu dengan
lintas program dan lintas sektor karena timbulnya masalah penyakit dan status gizi
berkaitan erat dengan tingkat kesejahteraan masyarakat. Gambaran persentase
Jumlah BBLR di Jakarta Pusat Tahun 2015 – 2018 diperlihatkan oleh gambar 5.26.
Pemantauan pertumbuhan balita sangat penting dilakukan untuk mengetahui
adanya gangguan pertumbuhan (growth faltering) secara dini. Untuk mengetahui
pertumbuhan tersebut, penimbangan balita setiap bulan sangat diperlukan. Indikator
ini berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada balita, cakupan pelayanan
kesehatan dasar khususnya imunisasi serta penanganan prevalensi gizi kurang pada
balita. Dengan cakupan D/S yang tinggi, diharapkan semakin tinggi pula cakupan
vitamin A, cakupan imunisasi dan semakin rendah prevalensi gizi kurang.

Gambar 5.27 Persentase Balita Ditimbang Di Jakarta Pusat Tahun 2018

80
78,8

75

72
70 70

66
65

60
%D/S
55
2015 2016 2017 2018
Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Dari lampiran tabel 43 dapat dilihat bahwa dari 55.451 sasaran balita, 36.598
balita ditimbang di Posyandu (66,0%) di Jakarta Pusat pada tahun 2018. Hal ini
menunjukkan penurunan bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun
2015, cakupan balita ditimbang (%D/S) mencapai 70,0%, kemudian pada tahun 2016
naik menjadi 72,0% dan pada tahun 2017 naik kembali mencapai 78,8%. Persentase
balita ditimbang di Jakarta Pusat selama tahun 2015 – 2018 dapat dilihat pada
gambar 5.27. Dari 36.598 balita yang ditimbang di Posyandu, 193 balita (0,5%)
mendapatkan status gizi sebagai balita gizi kurang, 873 balita (2,4%) mendapatkan
status gizi sebagai balita pendek dan 209 balita (0,6%) mendapatkan status gizi
sebagai balita kurus.

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 104


Profil Kesehatan Tahun 2018
Gambar 5.28 Cakupan Kunjungan Balita Menurut Kecamatan
Di Jakarta Pusat Tahun 2018

Balita Gizi Kurang Balita Pendek Balita Kurus

216

141
125 125
9487
81
59 64
27 22 25 23 32 27 32
9 17 6 16 18 14 11
4

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

2. Pemberian Tablet Tambah Darah pada ibu Hamil (FE)


Anemia gizi adalah kekurangan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah yang
disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan Hb
tersebut. Rendahnya kadar Hb ini terjadi karena kekurangan asupan zat gizi yang
diperlukan dalam komponen Hb terutama zat besi (Fe). Pemberian tablet Fe ini
diintegrasikan dengan pelayanan kunjungan ibu hamil. Pemberian tablet Fe juga
menjadi salah satu syarat terpenuhinya kunjungan ibu hamil K4. Pada saat periksa
kehamilan di sarana kesehatan, ibu hamil akan mendapatkan tablet Fe yang
bertujuan untuk mengatasi dan mencegah terjadinya kasus anemia serta
meminimalkan dampak buruk akibat kekurangan Fe, karena kekurangan Fe pada ibu
hamil dapat mengakibatkan terjadinya abortus, kecacatan bayi atau bayi lahir dengan
berat badan rendah (BBLR). Pemberian tablet diberikan sebanyak 90 tablet (Fe3).
Berikut digambarkan cakupan Pemberian Fe3 pada Ibu Hamil di Jakarta Pusat tahun
2015 - 2018. Pada tahun 2015, cakupan pemberian Fe3 adalah 86,79%, kemudian
cakupan menurun pada tahun 2016 menjadi 78,65% dan meningkat lagi pada tahun
2017 menjadi 91,54% dan 91,89% pada tahun 2018.

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 105


Profil Kesehatan Tahun 2018
Gambar 5.29 Cakupan Pemberian Tablet Fe3 Tahun 2015 – 2018

95
91,54 91,89

90

86,79
85

80
78,65

75
Fe3

70
2015 2016 2017 2018
Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

3. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Balita dan Ibu Nifas


Selain anemia gizi besi, kekurangan vitamin A juga menjadi perhatian dalam
upaya perbaikan gizi masyarakat, oleh karena itu dilakukan pemberian kapsul vitamin
A dalam rangka mencegah dan menurunkan prevalensi kekurangan vitamin A.
Pemberian vitamin A berperan terhadap penurunan angka kematian, pencegahan
kebutaan, serta pertumbuhan dan kelangsungan hidup anak. Tujuan pemberian
kapsul vitamin A pada balita adalah untuk menurunkan prevalensi dan mencegah
kekurangan vitamin A pada balita. Kapsul vitamin A dosis tinggi terbukti efektif untuk
mengatasi masalah kekurangan vitamin A pada masyarakat.
Peranan vitamin A juga dibuktikan dalam menurunkan secara bermakna angka
kematian anak, maka selain untuk mencegah kebutaan, pentingnya pemberian
vitamin A saat ini lebih dikaitkan dengan kelangsungan hidup, kesehatan dan
pertumbuhan anak. Vitamin A penting untuk kesehatan mata dan mencegah
kebutaan, serta meningkatkan daya tahan tubuh. Anak-anak yang mendapat cukup
vitamin A, bila terkena diare, campak atau penyakit infeksi lain, maka penyakit-
penyakit tersebut tidak mudah menjadi parah, sehingga tidak membahayakan jiwa
anak.
Sasaran pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi adalah bayi (umur 6-11 bulan)
diberikan kapsul vitamin A 100.000 SI, anak balita (umur 1-5 tahun) diberikan kapsul
vitamin A 200.000 SI, dan ibu nifas diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI, sehingga
bayinya akan memperoleh vitamin A yang cukup melalui ASI. Pada bayi (6-11 bulan)
diberikan setahun sekali pada bulan Februari atau Agustus; dan untuk anak balita
(12-59 bulan) enam bulan sekali, yang diberikan secara serentak pada bulan Februari

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 106


Profil Kesehatan Tahun 2018
dan Agustus. Sedangkan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas, diharapkan
dapat dilakukan terintegrasi dengan pelayanan kesehatan ibu nifas. Namun dapat
pula diberikan di luar pelayanan tersebut selama ibu nifas tersebut belum
mendapatkan kapsul vitamin A.
Di wilayah Jakarta Pusat, cakupan pemberian kapsul vitamin A pada balita usia
6 - 11 bulan tahun 2018 di Jakarta Pusat mencapai 90,1% atau 11.006 balita dari
12.218 balita, cakupan pemberian kapsul vitamin A pada balita usia 12 - 59 bulan
tahun 2018 di Jakarta Pusat mencapai 92,5% atau 72.651 anak balita dari 78.505
anak balita, cakupan pemberian kapsul vitamin A pada balita usia 6 - 59 bulan tahun
2018 di Jakarta Pusat mencapai 92,2% atau 83.657 balita dari 90.723 balita
sedangkan cakupan pemberian vitamin A untuk ibu Nifas mencapai 87,26% atau
11.676 ibu nifas dari 13.381 ibu nifas.

Gambar 5.30 Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Pada Bayi, Anak Balita
dan Balita di Jakarta Pusat Tahun 2015 – 2018

120,00

100,00

80,00

60,00

40,00

20,00

0,00
2015 2016 2017 2018
Bayi 50,57 46,65 90,61 90,08
Anak Balita 109,69 96,04 97,17 92,54
Balita 96,34 92,63 96,27 92,21

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada bayi, anak balita dan balita di Jakarta
Pusat pada tahun 2015 – 2018 dapat dilihat pada gambar 5.13, sedangkan cakupan
pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas dapat dilhat pada gambar dibawah ini.

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 107


Profil Kesehatan Tahun 2018
Gambar 5.31 Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Pada Ibu Nifas
di Jakarta Pusat Tahun 2015 – 2018

100,00

95,00 95,50 95,41

90,00
87,26
85,00

81,31
80,00

75,00
Bufas mendapat vit A
70,00
2015 2016 2017 2018

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

4. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif


Air Susu Ibu (ASI) Ekslusif adalah pemberian ASI saja pada bayi sejak lahir
sampai berusia 6 bulan dalam rangka mencukupi kebutuhan gizi yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. ASI merupakan makanan yang
sempurna dan terbaik bagi bayi karena mengandung unsur gizi yg dibutuhkan bayi
guna pertumbuhan dan perkembangannya secara optimal. Oleh sebab itu ASI
diberikan secara ekslusif hingga 6 bulan, dan diteruskan sampai usia 2 tahun.
Pemberian makanan pada bayi yang baik dan benar adalah menyusui bayi secara
eksklusif sejak lahir sampai dengan usia 6 bulan dan meneruskan menyusui anak
sampai usia 24 bulan. Pemberian ASI Eksklusif merupakan bekal yang sangat
penting untuk pertumbuhan dan kekebalan tubuh bayi kelak.
Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Pusat melalui pemegang
program kesga dan gizi menyelenggarakan pelatihan konselor menyusui guna
mendongkrak cakupan pemberian ASI Ekslusif serta memberikan pengetahuan dan
keterampilan bagi konselor yang turun ke masyarakat akan pentingnya ASI Ekslusif
dan pemberian ASI sampai dengan 2 tahun. Jumlah bayi yang diberikan inisiasi
menyusu dini (IMD) di Jakarta Pusat tahun 2018 mencapai 8.948 bayi baru lahir
(70,2%) dari 12.746 bayi baru lahir. Sementara itu, jumlah bayi yang diberikan ASI
Eksklusif di Jakarta Pusat tahun 2018 mencapai 2.094 bayi (80,2%) dari 2.612 bayi
usia < 6 bulan seperti terlihat pada lampiran tabel 35.
Berikut gambaran cakupan ASI Eksklusif tahun 2015 sampai dengan tahun 2018
di Jakarta Pusat diperlihatkan pada gambar 5.32.
Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 108
Profil Kesehatan Tahun 2018
Gambar 5.32 Cakupan Pemberian ASI Eksklusif
di Jakarta Pusat Tahun 2015 – 2018

90

80 80,2
76,7
70

60
55,5
50

40
35,3
30

20

10

0
2015 2016 2017 2018

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Untuk cakupan ASI Eksklusif per Kecamatan di Jakarta Pusat tahun 2018 dapat
dilihat pada gambar 5.33 berikut.

Gambar 5.33 Cakupan Pemberian ASI Eksklusif Menurut Kecamatan


di Jakarta Pusat Tahun 2018

100,00
90,00
80,00 91,11 92,31
81,94 83,63
70,00 79,10
60,00 72,56
68,00
50,00 56,85
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, 2018

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 109


Profil Kesehatan Tahun 2018
E. PELAYANAN KESEHATAN KHUSUS
1. Pelayanan Kesehatan Gigi
Gigi dan mulut merupakan bagian dari tubuh kita yang sangat vital, karena
disanalah tempat masuknya makanan dan gigitan yang akan menghancurkan
makanan sehingga sari-sarinya dapat kita terima. Beberapa penyakit kesehatan gigi
dan mulut antara lain:
 Stomatitis atau radang mulut, radang ini disebabkan oleh jamur.
 Karies gigi atau plak (gigi berlubang) adalah salah satu penyakit yang dapat
merusak kesehatan serta struktur gigi.
 Pulpitis adalah peradangan pada pulpa gigi yang menimbulkan rasa nyeri.
 Periodontitis adalah seperangkat peradangan penyakit yang mempengaruhi
periodontium yaitu jaringan yang mengelilingi dan mendukung gigi.
 Gingivitis adalah peradangan pada gusi.
 Abses gigi adalah kumpulan nanah yang dapat menyebabkan seseorang
mengalami sakit gigi dan gangguan lainnya.
 Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin
Waldeyer.
Kegiatan kesehatan gigi dan mulut meliputi upaya promotif (penyuluhan),
preventif (pemeriksaan gigi) dan kuratif sederhana seperti pencabutan gigi,
pengobatan dan penambalan gigi sementara dan tetap. Pada tahun 2018, jumlah
kasus gigi di Jakarta Pusat mencapai 142.115 kasus dengan tumpatan gigi tetap
sebanyak 26.753 kasus, pencabutan gigi tetap sebanyak 10.722 kasus dan rasio
tumpatan/pencabutan sebesar 2,5.

2. Pelayanan Kesehatan Jiwa


Penyakit kejiwaan atau disebut dengan gangguan mental adalah pola psikologis
atau perilaku yang pada umumnya terkait dengan stress atau kelainan mental yang
tidak dianggap sebagai bagian dari perkembangan normal manusia. Gangguan
tersebut didefinisikan sebagai kombinasi afektif, perilaku, komponen kognitif, atau
persepsi yang berhubungan dengan fungsi tertentu pada daerah otak atau sistem
saraf yang menjalankan fungsi sosial manusia.
Berdasarkan data pada lampiran tabel 71, sasaran ODGJ berat di Jakarta Pusat
pada tahun 2018 sebanyak 990 orang. Dari 990 orang penderita gangguan jiwa berat
tersebut, 929 orang (93,8%) mendapat pelayanan kesehatan.

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 110


Profil Kesehatan Tahun 2018
3. Pelayanan Kesehatan Pra Lansia (45-59 tahun) dan Lansia (>60 tahun)
Seiring bertambahnya Umur Harapan Hidup (UHH) maka keberadaan para lanjut
usia tidak dapat diabaikan, sehingga perlu diupayakan peningkatan kualitas hidup
bagi kelompok umur lanjut usia. Pelayanan kesehatan pra lansia dan lansia adalah
penduduk usia 45 tahun ke atas yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar yang dilakukan oleh tenaga kesehatan baik di puskesmas, di posyandu lansia
maupun di kelompok usia lanjut.
Berdasarkan data pada lampiran tabel 49, jumlah penduduk usia lanjut (> 60
tahun) di Jakarta Pusat pada tahun 2018 sebanyak 90.618 orang. Dari 90.618 orang
penduduk usia lanjut tersebut, 9.876 orang (10,9%) mendapat pelayanan kesehatan.

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 111


Profil Kesehatan Tahun 2018
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Kota Administrasi Jakarta Pusat telah melaksanakan berbagai program yang
diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Program-program yang telah dilaksanakan hasilnya, seperti dibawah ini :
1. Gambaran mengenai derajat kesehatan masyarakat di Jakarta Pusat pada tahun
2017 dapat dilihat dari 2 (dua) aspek, yaitu aspek mortalitas dan aspek morbiditas.
Dari aspek mortalitas, terjadi penurunan pada Angka Kematian Bayi (AKB) yakni dari
2 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2016, menjadi 1 per 1000 kelahiran hidup
pada tahun 2017. Angka Kematian Balita (AKABA) juga mengalami penurunan dari
7,96 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2016, menjadi 1,75 per 1000 kelahiran
hidup pada tahun 2017. Angka Kematian Ibu (AKI) juga mengalami penurunan dari
108 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2016 menjadi 95 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2017. Dari aspek morbiditas, yang mengalami peningkatan adalah
jumlah kasus baru TB BTA+, jumlah seluruh kasus TB, cakupan pneumonia yang
ditemukan dan ditangani, persentase diare yang ditemukan dan ditangani, incidence
rate DBD, jumlah kasus baru kusta, AFP Rate, jumlah kasus Difteri, jumlah kasus
Filariasis dan persentase tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun.
Sementara angka kesakitan yang mengalami penurunan kasus diantaranya jumlah
kasus DBD, jumlah kasus campak dan persentase hipertensi/tekanan darah tinggi.
2. Upaya kesehatan yang dilaksanakan di Jakarta Pusat antara lain pelayanan
kesehatan, akses dan mutu pelayanan kesehatan, perilaku hidup masyarakat, dan
kesehatan lingkungan. Berbagai pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh
fasilitas pelayanan kesehatan meliputi pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak dan
perbaikan gizi masyarakat. Upaya kesehatan ibu dan anak meliputi pelayanan
kesehatan bumil, penanganan komplikasi maternal dan neonatal, pelayanan KB,
kunjungan neonatal, pelayanan kesehatan pada bayi, anak balita, siswa SD dan
Usila. Upaya perbaikan gizi masyarakat meliputi penimbangan bayi dan balita di
Posyandu, pemberian tablet Fe pada Bumil, pemberian vit A, ASI Eksklusif dan
pelayanan imunisasi.
3. Sumber daya kesehatan terdiri dari sarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan
pembiayaan kesehatan. Sarana kesehatan yang ada di Jakarta Pusat antara lain 8
unit Puskesmas Kecamatan, 31 unit Puskesmas Kelurahan, 13 Unit Puskesmas
Keliling, 35 unit Rumah Sakit, 270 unit klinik, 76 unit praktek dokter bersama, 506 unit

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 112


Profil Kesehatan Tahun 2018
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan 195 unit Posbindu. Jumlah tenaga
kesehatan yang bekerja di Puskesmas sebanyak 1.271 orang, dan sebanyak 5.687
orang tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit, baik rumah sakit pemerintah
maupun rumah sakit swasta. Alokasi anggaran kesehatan di Kota Administrasi
Jakarta Pusat pada tahun 2017 untuk Suku Dinas Kesehatan dan 8 Puskesmas
Kecamatan yang bersumber dari anggaran APBD dan APBN (Dana Alokasi
Khusus/DAK) sebesar Rp. 207.220.797.934. Dari dana subsidi APBD, alokasi
anggaran untuk Suku Dinas Kesehatan dan 8 Puskesmas Kecamatan sebesar Rp.
86.353.941.743 atau 41,67% dari total anggaran. Dari dana BLUD sebagai sumber
penerimaan, alokasi anggaran untuk 8 Puskesmas Kecamatan adalah sebesar Rp.
116.445.594.191 atau 56,19% dari total anggaran. Dan dari APBN, alokasi anggaran
untuk Suku Dinas Kesehatan dan 8 Puskesmas Kecamatan sebesar Rp.
4.421.262.000 atau 2,13% dari total anggaran yang seluruhnya berasal dari Dana
Alokasi Khusus (DAK).

B. SARAN
1. Kepada pemegang program di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta
Pusat agar senantiasa meningkatkan kualitas dan ketepatan waktu pengumpulan
laporan, sehingga proses informasi yang dihasilkan semakin bermutu dan tepat
waktu.
2. Kepada pemegang program di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta
Pusat agar senantiasa meningkatkan koordinasi lintas program dalam penetapan
sasaran yang sama agar ada kesamaan data.
3. Kepada pihak-pihak yang terkait semoga informasi yang tersaji dalam profil ini bisa
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun
pengambilan keputusan.

Suku Dinas Kesehatan Kota Adm Jakarta Pusat Page 113


RESUME PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
I GAMBARAN UMUM
1 Luas Wilayah 48 Km2 Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 44 Desa/Kel Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 460,885 463,801 924,686 Jiwa Tabel 2
4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 3.1 Jiwa Tabel 1
5 Kepadatan Penduduk /Km2 19212.3 Jiwa/Km2 Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan 41.0 per 100 penduduk produktif Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin 99.4 Tabel 2
8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 99.9 100.0 100.0 % Tabel 3
9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi
a. SMP/ MTs 18.0 16.4 17.2 % Tabel 3
b. SMA/ SMK/ MA 31.1 25.4 28.2 % Tabel 3
c. Sekolah menengah kejuruan 10.9 9.8 10.3 % Tabel 3
d. Diploma I/Diploma II 0.4 1.2 0.8 % Tabel 3
e. Akademi/Diploma III 3.7 5.8 4.8 % Tabel 3
f. Universitas/Diploma IV 11.1 10.2 10.6 % Tabel 3
g. S2/S3 (Master/Doktor) 1.4 0.6 1.0 % Tabel 3

II SARANA KESEHATAN
II.1 Sarana Kesehatan
10 Jumlah Rumah Sakit Umum 26 RS Tabel 4
11 Jumlah Rumah Sakit Khusus 10 RS Tabel 4
12 Jumlah Puskesmas Rawat Inap 0 Puskesmas Tabel 4
13 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap 42 Puskesmas Tabel 4
14 Jumlah Puskesmas Keliling 8 Puskesmas keliling Tabel 4
15 Jumlah Puskesmas pembantu 0 Pustu Tabel 4
16 Jumlah Apotek 219 Apotek Tabel 4
17 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 13.89 % Tabel 6

II.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan


18 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 527.1 686.1 1,213.2 % Tabel 5
19 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 45.8 53.3 99.1 % Tabel 5
20 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS 45.5 27.1 103.0 per 1.000 pasien keluar Tabel 7
21 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS 109.6 97.5 35.4 per 1.000 pasien keluar Tabel 7
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
22 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 46.7 % Tabel 8
23 Bed Turn Over (BTO) di RS 43.48 Kali Tabel 8
24 Turn of Interval (TOI) di RS 4.47 Hari Tabel 8
25 Average Length of Stay (ALOS) di RS 3.88 Hari Tabel 8
26 Puskesmas dengan ketersediaa obat vaksin & essensial 1.0 % Tabel 9

II.3 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)


27 Jumlah Posyandu 506.00 Posyandu Tabel 10
28 Posyandu Aktif 94.66 % Tabel 10
29 Rasio posyandu per 100 balita 0.72 per 100 balita Tabel 10
30 Posbindu PTM - Posbindu PTM Tabel 10

III SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN


31 Jumlah Dokter Spesialis 0 0 1,518 Orang Tabel 11
32 Jumlah Dokter Umum 0 0 790 Orang Tabel 11
33 Rasio Dokter (spesialis+umum) 164.2 per 100.000 penduduk Tabel 11
34 Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis 0 0 315 Orang Tabel 11
35 Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) 34.1 per 100.000 penduduk Tabel 11
36 Jumlah Bidan 908 Orang Tabel 12
37 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 98.2 per 100.000 penduduk Tabel 12
38 Jumlah Perawat 0 0 6,529 Orang Tabel 12
39 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 706.1 per 100.000 penduduk Tabel 12
40 Jumlah Tenaga Kesehatan kesehatan 0 0 139 Orang Tabel 13
41 Jumlah Tenaga Sanitasi 0 0 67 Orang Tabel 13
42 Jumlah Tenaga Gizi 0 0 227 Orang Tabel 13
43 Jumlah Tenaga Kefarmasian 0 0 781 Orang Tabel 15

IV PEMBIAYAAN KESEHATAN
44 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 135.49 % Tabel 17
45 Desa yang memanfaatkan dana desa untuk kesehatan - % Tabel 18
46 Total Anggaran Kesehatan ######### Rp Tabel 19
47 APBD Kesehatan terhadap APBD Kab/Kota 22.3 % Tabel 19
48 Anggaran Kesehatan Perkapita 470,302 Rp Tabel 19

V KESEHATAN KELUARGA
V.1 Kesehatan Ibu
49 Jumlah Lahir Hidup 6,114 6,323 12,437 Orang Tabel 20
50 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 3.3 1.9 2.6 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 20
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
51 Jumlah Kematian Ibu 9 Ibu Tabel 21
52 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 72.4 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 21
53 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 99.9 % Tabel 23
54 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 90.9 % Tabel 23
55 Ibu hamil dengan imunisasi Td2+ 75.4 % Tabel 24
56 Ibu Hamil Mendapat Tablet Tambah Darah 90 91.9 % Tabel 27
57 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 93.1 % Tabel 23
58 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan di Fasyankes 93.1 % Tabel 23
59 Pelayanan Ibu Nifas KF3 92.2 % Tabel 23
60 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 87.3 % Tabel 23
61 Penanganan komplikasi kebidanan 88.9 % Tabel 30
62 Peserta KB Aktif 83.4 % Tabel 28
63 Peserta KB Pasca Persalinan 31.0 % Tabel 29

V.2 Kesehatan Anak


64 Jumlah Kematian Neonatal 22 34 56 neonatal Tabel 31
65 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 3.6 5.4 4.5 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 31
66 Jumlah Bayi Mati 32 36 68 bayi Tabel 31
67 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 5.2 5.7 5.5 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 31
68 Jumlah Balita Mati 37 39 76 Balita Tabel 31
69 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 6.1 6.2 6.1 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 31
70 Penanganan komplikasi Neonatal 84.0 74.4 79.1 % Tabel 30
71 Bayi baru lahir ditimbang 100 100 100 % Tabel 33
72 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 1.72 1.20 1.46 % Tabel 33
73 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 100.00 100.00 100.00 % Tabel 34
74 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 96.78 98.07 97.44 % Tabel 34
75 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 80.17 % Tabel 35
76 Pelayanan kesehatan bayi 93.90 99.28 96.61 % Tabel 36
77 Desa/Kelurahan UCI 100.00 % Tabel 37
78 Cakupan Imunisasi Campak/MR pada Bayi 108.02 104.61 106.30 % Tabel 39
79 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 106.38 102.83 104.59 % Tabel 39
80 Bayi Mendapat Vitamin A 90.08 % Tabel 41
81 Anak Balita Mendapat Vitamin A 92.54 % Tabel 41
82 Pelayanan kesehatan balita 67.81 76.34 71.96 % Tabel 42
83 Balita ditimbang (D/S) 76.20 58.08 66.00 % Tabel 43
84 Balita gizi kurang (BB/umur) 0.53 % Tabel 44
85 Balita pendek (TB/umur) 2.39 % Tabel 44
86 Balita kurus (BB/TB) 0.57 Tabel 44
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
87 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/MI 98.23 % Tabel 45
88 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 7 SMP/MTs 81.92 %
Tabel 45
89 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 10 SMA/MA 96.76 %
Tabel 45

V.3 Kesehatan Usia Produktif dan Usia Lanjut


90 Pelayanan Kesehatan Usia Produktif 26.42 31.87 29.15 % Tabel 48
91 Pelayanan Kesehatan Usila (60+ tahun) 10.51 11.22 10.90 % Tabel 49

VI PENGENDALIAN PENYAKIT
VI.1 Pengendalian Penyakit Menular Langsung
93 Persentase orang terduga TBC mendapatkan pelayanan
sesuai standar 100.00 % Tabel 51
94 CNR seluruh kasus TBC 627.24 per 100.000 penduduk Tabel 51
95 Case detection rate TBC 184.13 % Tabel 51
96 Cakupan penemuan kasus TBC anak 146.30 % Tabel 51
97 Angka kesembuhan BTA+ 52.79 54.23 53.31 % Tabel 52
98 Angka pengobatan lengkap semua kasus TBC 50.63 49.35 50.10 % Tabel 52
99 Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) semua kasus TBC
68.33 64.45 66.74 % Tabel 52
100 Jumlah kematian selama pengobatan 1.9 per 100.000 penduduk Tabel 52
101 Penemuan penderita pneumonia pada balita 119.7 % Tabel 53
102 Balita Pneumonia yang diberikan tatalaksana standar 100.0 % Tabel 53
103 Puskesmas yang melakukan tatalaksana standar
pneumonia min 60% 1.0 % Tabel 53
104 Jumlah Kasus HIV 1,767 288 2,055 Kasus Tabel 54
105 Jumlah Kasus Baru AIDS 230 28 258 Kasus Tabel 55
106 Jumlah Kematian karena AIDS 6 4 10 Jiwa Tabel 55
107 Persentase Diare ditemukan dan ditangani pada balita 117.7 % Tabel 56
108 Persentase Diare ditemukan dan ditangani pada semua umur 146.5 % Tabel 56
109 Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 17 4 21 Kasus Tabel 57
110 Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 3.7 0.9 2.3 per 100.000 penduduk Tabel 57
111 Persentase Kasus Baru Kusta anak 0-14 Tahun 0.0 % Tabel 58
112 Persentase Cacat Tingkat 0 Penderita Kusta 95.2 % Tabel 58
113 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 4.8 % Tabel 58
114 Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 1.1 per 100.000 penduduk Tabel 58
115 Angka Prevalensi Kusta 0.3 per 10.000 Penduduk Tabel 59
116 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 0.0 0.0 0.0 % Tabel 60
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
117 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 100.0 50.0 93.8 % Tabel 60

VI.2 Pengendalian Penyakit yang Dapat Dicegah dengan


Imunisasi
118 AFP Rate (non polio) < 15 th 2.2 per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 61
119 Jumlah Kasus Difteri 7 6 13 Kasus Tabel 62
120 Case Fatality Rate Difteri 7.7 % Tabel 62
121 Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 62
122 Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 62
123 Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum 0.0 % Tabel 62
124 Jumlah Kasus Hepatitis B 24 20 44 Kasus Tabel 62
125 Jumlah Kasus Suspek Campak 42 40 82 Kasus Tabel 62
126 Insiden rate Campak 4.5 4.3 8.9 per 100.000 penduduk Tabel 62
127 KLB ditangani < 24 jam 100.0 % Tabel 63

VI.3 Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik


128 Angka kesakitan (Incidence Rate) DBD 16.1 9.5 12.8 per 100.000 penduduk Tabel 65
129 Angka kematian (Case Fatality Rate) DBD 0.0 0.0 0.0 % Tabel 65
130 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 0.0 0.0 0.0 per 1.000 penduduk Tabel 66
131 Konfirmasi laboratorium pada suspek Malaria 83.3 % Tabel 66
132 Pengobatan standar kasus Malaria positif 100.0 % Tabel 66
133 Case Fatality Rate Malaria 0.0 0.0 0.0 % Tabel 66
134 Penderita Kronis Filariasis 1 4 5 Kasus Tabel 67

VI.4 Pengendalian Penyakit Tidak Menular


135 Penderita Hipertensi Mendapat Pelayanan Kesehatan 56.6 85.0 71.0 % Tabel 68
136 Penyandang DM mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar 63.3 % Tabel 69
138 Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara 6.0 % perempuan usia 30-50 tahun Tabel 70
139 Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun 1.4 % Tabel 70
140 % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun 0.7 % Tabel 70
141 Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa Berat 93.8 % Tabel 71

VII KESEHATAN LINGKUNGAN


142 Sarana air minum dengan risiko R+S 97.4 % Tabel 72
143 Sarana air dengan
Penduduk minum memenuhi syaratsanitasi yang layak
akses terhadap 43.3 % Tabel 72
144 (jamban sehat) 69.8 % Tabel 73
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
145 Desa STBM 20.5 % Tabel 74
146 Tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan 72.0 % Tabel 75
147 Tempat pengelolaan makanan memenuhi syarat kesehatan 66.1 % Tabel 76
TABEL 1

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,


DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN


JUMLAH
NO KECAMATAN WILAYAH DESA + RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
DESA KELURAHAN PENDUDUK
(km 2) KELURAHAN TANGGA TANGGA per km 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 SENEN 4.22 6 6 94,886 26,678 3.56 22,485
2 JOHAR BARU 2.38 4 4 115,043 60,177 1.91 48,337
3 CEMPAKA PUTIH 4.69 3 3 85,462 21,321 4.01 18,222
4 KEMAYORAN 7.25 8 8 205,557 30,551 6.73 28,353
5 TANAH ABANG 9.32 7 7 141,732 40,647 3.49 15,207
6 SAWAH BESAR 6.16 5 5 113,353 61,237 1.85 18,401
7 GAMBIR 7.59 6 6 88,366 33,915 2.61 11,642
8 MENTENG 6.52 5 5 80,287 22,905 3.51 12,314

JUMLAH (KAB/KOTA) 48.13 0 44 44 924,686 297,431 3.11 19,212

Sumber: BPS Jakarta Pusat


TABEL 2

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR


KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

JUMLAH PENDUDUK
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6

1 0-4 35,969 34,443 70,412 104.43


2 5-9 41,579 37,277 78,856 111.54
3 10 - 14 32,964 31,200 64,164 105.65
4 15 - 19 30,290 29,273 59,563 103.47
5 20 - 24 31,962 34,701 66,663 92.11
6 25 - 29 39,213 40,488 79,701 96.85
7 30 - 34 42,515 41,202 83,717 103.19
8 35 - 39 42,204 40,868 83,072 103.27
9 40 - 44 38,575 37,785 76,360 102.09
10 45 - 49 34,403 33,293 67,696 103.33
11 50 - 54 28,299 28,462 56,761 99.43
12 55 - 59 22,217 24,886 47,103 89.28
13 60 - 64 16,303 19,084 35,387 85.43
14 65 - 69 11,325 13,701 25,026 82.66
15 70 - 74 7,072 8,969 16,041 78.85
16 75+ 5,995 8,169 14,164 73.39

JUMLAH 460,885 463,801 924,686 99.37


ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 41

Sumber: BPS Jakarta Pusat


TABEL 3

PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF


DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

JUMLAH PERSENTASE
NO VARIABEL LAKI-LAKI+ LAKI-LAKI+
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8

1 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS 350,373 360,881 711,254

2 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF 350,058 360,881 710,939 99.91 100.00 99.96

3 PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN:

a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 24,723 39,301 64,024 7.06 10.89 9.00


b. SD/MI 57,395 71,382 128,777 16.38 19.78 18.11
c. SMP/ MTs 62,928 59,184 122,112 17.96 16.40 17.17
d. SMA/ MA 108,862 91,736 200,598 31.07 25.42 28.20
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 38,192 35,366 73,558 10.90 9.80 10.34
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 1,543 4,294 5,837 0.44 1.19 0.82
g. AKADEMI/DIPLOMA III 13,070 20,967 34,037 3.73 5.81 4.79
h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 38,824 36,666 75,490 11.08 10.16 10.61
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 4,836 1,985 6,821 1.38 0.55 0.96

Sumber: Jakarta Pusat Dalam Angka tahun 2018


TABEL 4

JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN


KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

PEMILIKAN/PENGELOLA
NO FASILITAS KESEHATAN
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
RUMAH SAKIT
1 RUMAH SAKIT UMUM 1 6 0 2 1 16 26
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 1 0 0 1 0 8 10
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 0 0 0 0 0 0 -
- JUMLAH TEMPAT TIDUR -
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 0 42 0 0 0 0 42
3 PUSKESMAS KELILING 0 8 0 0 0 0 8
4 PUSKESMAS PEMBANTU 0 0 0 0 0 0 -
SARANA PELAYANAN LAIN
1 RUMAH BERSALIN 0 0 0 0 0 0 -
2 KLINIK PRATAMA 43 10 0 8 21 208 290
3 KLINIK UTAMA 4 1 0 1 0 72 78
4 BALAI PENGOBATAN 0 0 0 0 0 0 -
5 PRAKTIK DOKTER BERSAMA -
6 PRAKTIK DOKTER UMUM PERORANGAN -
7 PRAKTIK DOKTER GIGI PERORANGAN -
8 PRAKTIK DOKTER SPESIALIS PERORANGAN -
9 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 0 0 0 0 0 119 119
10 BANK DARAH RUMAH SAKIT -
11 UNIT TRANSFUSI DARAH -
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
1 INDUSTRI FARMASI 1 1
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL -
3 USAHA MIKRO OBAT TRADISIONAL 2 2
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN -
5 PEDAGANG BESAR FARMASI 5 5
6 APOTEK 15 204 219
7 APOTEK PRB 7 2 9
8 TOKO OBAT 21 21
9 TOKO ALKES 8 8

Sumber: Seksi Yankes Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


TABEL 5

JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA


NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
A Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
1 Puskesmas
1. PKM Senen 105,926 138,457 244,383 - - - 9,664 1,356 11,020
2. PKM Cempaka Putih 80,621 142,038 222,659 - - - 635 385 1,020
3. PKM Johar Baru 70,704 89,195 159,899 - - - 113 79 192
4. PKM Kemayoran 128,877 190,794 319,671 - - - 1,279 1,010 2,289
5. PKM Tanah Abang 119,269 136,768 256,037 - - - 243 186 429
6. PKM Sawah Besar 84,502 117,313 201,815 - - - 106 52 158
7. PKM Gambir 74,407 80,270 154,677 - - - 268 212 480
8. PKM Menteng 68,969 84,854 153,823 - - - 1,050 513 1,563

2 Klinik Pratama
1 - - -
2 - - -
3 - - -
dst - - -
3 Praktik Mandiri Dokter
1 - - -
2 - - -
3 - - -
dst - - -
4 Praktik Mandiri Dokter Gigi
1 - - -
2 - - -
3 - - -
dst - - -
5 Praktik Mandiri Bidan
1 - - -
2 - - -
3 - - -
dst - - -

SUB JUMLAH I 733,275 979,689 1,712,964 - - - 13,358 3,793 17,151


B Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Lanjut
1 Klinik Utama
1. KU Kasih Sayang 1,609 1,982 3,591 - - - - - -
2. KU Simas Sehat 785 1,077 1,862 - - - - - -
3. KU Hemodialisis Tidore 2,856 2,112 4,968 - - - - - -
4. KU Sparkleme Dental Clinic 682 803 1,485 - - - - - -
5. KU Gulardi Center 1,241 1,241 2,482 - - - - - -
6. KU DR. Indrajana 4,461 5,015 9,476 - - - - - -
7. KU GTP Hemodialisis 405 761 1,166 - - - - - -
8. KU Sahid Sahirman Medical center 5,358 2,886 8,244 - - - - - -
9. KU Jakarta Breast Center 1,112 5,711 6,823 - - - - - -
10.KU Yayasan Karyawan BI 28,938 36,771 65,709 - - - - - -
11.KU Swa Indomedika 944 1,813 2,757 - - - - - -
12.KU Global 10 11 21 - - - - - -
13.KU Hemodialisa Telkomedika Center 3 1 4 - - - - - -

2 RS Umum
1. RSUD Kemayoran 17,799 26,699 44,498 854 2,667 3,521 - - -
2. RSUD Tanah Abang 11,253 19,528 30,781 377 652 1,029 - - -
3. RSU MMA 8,621 12,279 20,900 765 974 1,739 63 38 101
4. RSU Pertamina Jaya 56,972 56,972 113,944 1,159 1,439 2,598 - - -
5. RSU Hermina Kemayoran 86,294 153,414 239,708 14,785 20,496 35,281 - - -
6. RSUD Cempaka Putih 20,352 30,527 50,879 463 756 1,219 - - -
7. RSU Evasari 30,990 44,008 74,998 2,707 3,500 6,207 70 106 176
8. RS St Carolus 95,048 96,445 191,493 5,721 7,286 13,007 2,248 2,604 4,852
9. RSUD Sawah Besar 14,098 21,983 36,081 545 1,172 1,717 - - -
10.RSU Mitra Kemayoran 65,994 96,967 162,961 3,731 4,666 8,397 - - -
11.RSUD Johar Baru 11,117 17,718 28,835 605 1,178 1,783 - - -
12.RSU Kramat 128 17,367 30,965 48,332 1,478 2,708 4,186 - - -
13.RSUD Tarakan 54,631 59,045 113,676 7,228 7,911 15,139 1,571 1,403 2,974
14.RSU YARSI 124 194 318 5 5 10 - - -
15.RSU Bunda 6,088 10,448 16,536 753 1,422 2,175 - - -
16.RSU MH Thamrin 50,261 34,382 84,643 3,324 2,712 6,036 - - -
17.RSU YPK Mandiri 13,047 41,266 54,313 166 1,707 1,873 - - -
18,RSU Islam Jakarta Cempaka Putih 79,547 103,110 182,657 8,339 7,789 16,128 - - -
19.RSU Mitra Kemayoran 65,994 96,967 162,961 3,731 4,666 8,397 - - -
20.RSU Abdi Waluyo 19,170 22,343 41,513 1,268 1,937 3,205 - - -
21.RSU Husada 65,655 83,942 149,597 4,173 5,289 9,462 1,820 1,150 2,970
22.RSU Cipto Mangunkusumo 376,252 482,812 859,064 120,313 120,313 240,626 4,979 24 5,003
23.RSU Cikini 47,213 56,496 103,709 3,245 3,917 7,162 - - -
24.RSAL Dr. Mintohardjo 55,126 64,714 119,840 5,591 4,763 10,354 1,262 991 2,253
25.RSU Budi Kemuliaan 8,118 73,020 81,138 951 16,215 17,166 - - -
26.RSPAD Gatot Subroto 212,391 193,720 406,111 15,672 15,065 30,737 2,448 1,742 4,190

3 RS Khusus
1. RSK Bedah Bina Estetika 212 1,637 1,849 106 376 482 - - -
2. RS THT Prof. Nizar 9,017 8,544 17,561 58 39 97 - - -
3. RS Gigi dan Mulut YARSI 4,262 6,451 10,713 1 - 1 - - -
4. RS Khusus Bedah SS Medika 7,280 6,893 14,173 376 266 642 - - -
5. RSIA Bunda Jakarta 6,088 10,448 16,536 753 1,422 2,175 - - -
6. RSIA Tambak 9,060 26,121 35,181 239 1,007 1,246 - - -
7. RSK THT Proklamasi 30,096 31,003 61,099 441 585 1,026 - - -
8.RSKGM FKG UI 31,888 35,112 67,000 - - - - - -
9. RSK Mata JEC @ Menteng 35,933 41,702 77,635 953 815 1,768 - - -
10. RSGM Ladokgi TNI AL REM 24,257 24,257 48,513 - - - - - -

4 Praktik Mandiri Dokter Spesialis


1 - - -
2 - - -
3 - - -
dst - - -

SUB JUMLAH II 1,696,019 2,182,316 3,878,334 210,876 245,715 456,591 14,461 8,058 22,519
JUMLAH (KAB/KOTA) 2,429,294 3,162,005 5,591,298 210,876 245,715 456,591 27,819 11,851 39,670
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 460,885 460,885 460,885 460,885 460,885 460,885
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 527 686 1,213 46 53 99

Sumber: Seksi Yankes Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan
TABEL 6

PERSENTASE FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN


DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I


NO JUMLAH FASYANKES
(FASYANKES)
JUMLAH %
1 2 3 4 5

1 RUMAH SAKIT UMUM 26 5 19.2

2 RUMAH SAKIT KHUSUS 10 0 0.0

JUMLAH (KAB/KOTA) 36 5 13.9

Sumber: Seksi Yankes Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


TABEL 7

ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT


KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

PASIEN KELUAR PASIEN KELUAR MATI


JUMLAH PASIEN KELUAR MATI Gross Death Rate Net Death Rate
NO NAMA RUMAH SAKITa (HIDUP + MATI) ≥ 48 JAM DIRAWAT
TEMPAT TIDUR
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 10 11 12 7 8 9 13 14 15 16 17 18
1 RSUD Kemayoran 52 854 2,667 3,521 - - - - - - - - - - - -
2 RSUD Tanah Abang 26 377 652 1,029 - - - - - - - - - - - -
3 RSU MMA 67 765 974 1,739 7 7 14 5 4 9 6.54 4.11 5.18 9.15 7.19 8.05
4 RSK Bedah Bina Estetika 25 - - - - - - - - - - - - - - -
5 Rsu Pertamina Jaya 72 1,154 1,439 2,593 18 14 32 25 22 47 21.66 15.29 18.13 15.60 9.73 12.34
6 RS THT Prof. Nizar 9 58 39 97 - - - - - - - - - - - -
7 RS Hermina Kemayoran 153 6,793 9,380 16,173 52 52 104 117 122 239 17.22 13.01 14.78 7.65 5.54 6.43
8 RSUD Cempaka Putih 32 463 756 1,219 - - - - - - - - - - - -
9 RSU Evasari 71 2,335 3,811 6,146 8 11 19 11 13 24 4.71 3.41 3.90 3.43 2.89 3.09
10 RS Gigi dan Mulut YARSI 3 1 - 1 - - - - - - - - - - - -
11 RS St Carolus 275 4,735 7,432 12,167 111 141 252 53 76 129 11.19 10.23 10.60 23.44 18.97 20.71
12 RSUD Sawah Besar 33 545 1,172 1,717 - - - 1 1 2 1.83 0.85 1.16 - - -
13 RSU Mitra Kemayoran 155 3,648 4,611 8,259 60 54 114 75 64 139 20.56 13.88 16.83 16.45 11.71 13.80
14 RSUD Johar Baru 37 605 1,178 1,783 - - - 2 1 3 3.31 0.85 1.68 - - -
15 RSU Kramat 128 82 1,478 2,708 4,186 15 42 57 32 51 83 21.65 18.83 19.83 10.15 15.51 13.62
16 RSUD Tarakan 450 6,240 7,026 13,266 7,007 7,621 14,628 767 595 1,362 122.92 84.69 102.67 1,122.92 1,084.69 1,102.67
17 RSU YARSI 50 5 5 10 - - - - - - - - - - - -
18 RS Khusus Bedah SS Medika 26 19 376 395 - - - 642 - 642 33,789.47 - 1,625.32 - - -
19 RSU Bunda 67 753 1,422 2,175 7 5 12 - - - - - - 9.30 3.52 5.52
20 RSU MH Thamrin 157 3,326 2,712 6,038 42 30 72 124 65 189 37.28 23.97 31.30 12.63 11.06 11.92
21 RSU YPK Mandiri 43 166 1,668 1,834 - - - - - - - - - - - -
22 RSU Islam Jakarta Cempaka Putih 314 8,339 7,789 16,128 151 124 275 330 239 569 39.57 30.68 35.28 18.11 15.92 17.05
23 RSIA Bunda Jakarta 67 753 1,422 2,175 7 5 12 - - - - - - 9.30 3.52 5.52
24 RSU Mitra Kemayoran 155 3,648 4,611 8,259 60 54 114 75 64 139 20.56 13.88 16.83 16.45 11.71 13.80
25 RSU Abdi Waluyo 56 1,268 1,937 3,205 837 1,027 1,864 23 20 43 18.14 10.33 13.42 660.09 530.20 581.59
26 RSU Husada 405 4,398 5,577 9,975 60 48 108 260 183 443 59.12 32.81 44.41 13.64 8.61 10.83
27 RSU Cipto Mangunkusumo 964 24,111 24,112 48,223 888 888 1,776 998 998 1,996 41.39 41.39 41.39 36.83 36.83 36.83
28 RSU Cikini 309 3,233 3,952 7,185 68 80 148 119 128 247 36.81 32.39 34.38 21.03 20.24 20.60
29 RSIA Tambak - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
30 RSK THT Proklamasi 27 441 585 1,026 - - - - 1 1 - 1.71 0.97 - - -
31 RSKGM FKG UI 3 - - - - - - - - - - - - - - -
32 RSK Mata JEC@ Menteng 18 953 815 1,768 - - - - - - - - - - - -
33 RSAL Dr. Mintohardjo 222 5,589 4,761 10,350 142 93 235 305 217 522 54.57 45.58 50.43 25.41 19.53 22.71
34 RSGM Ladokgi TNI AL REM 6 - - - - - - - - - - - - - - -

KABUPATEN/KOTA 4,431 87,053 105,589 192,642 9,540 10,296 19,836 3,964 2,864 6,828 45.54 27.12 102.97 109.59 97.51 35.44

Sumber: Seksi Yankes Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
TABEL 8

INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT


KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

JUMLAH PASIEN KELUAR JUMLAH HARI JUMLAH LAMA


NO NAMA RUMAH SAKITa (HIDUP + MATI) PERAWATAN DIRAWAT
BOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)
TEMPAT TIDUR

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 RSUD Kemayoran 52 3,521 11,468 11,468 60.4 67.7 2.1 3.3
2 RSUD Tanah Abang 26 1,029 2,060 2,065 21.7 39.6 7.2 2.0
3 RSU MMA 67 1,739 3,962 3,943 16.2 26.0 11.8 2.3
4 RSK Bedah Bina Estetika 25 - 775 629 8.5 0.0 - -
5 Rsu Pertamina Jaya 72 2,593 9,839 9,891 37.4 36.0 6.3 3.8
6 RS THT Prof. Nizar 9 97 194 108 5.9 10.8 31.9 1.1
7 RS Hermina Kemayoran 153 16,173 35 37 0.1 105.7 3.5 0.0
8 RSUD Cempaka Putih 32 1,219 2,655 3,141 22.7 38.1 7.4 2.6
9 RSU Evasari 71 6,146 21,909 17,554 84.5 86.6 0.7 2.9
10 RS Gigi dan Mulut YARSI 3 1 1 1 0.1 0.3 1094.0 1.0
11 RS St Carolus 275 12,167 56,562 55,276 56.4 44.2 3.6 4.5
12 RSUD Sawah Besar 33 1,717 4,265 4,747 35.4 52.0 4.5 2.8
13 RSU Mitra Kemayoran 155 8,259 32,771 31,715 57.9 53.3 2.9 3.8
14 RSUD Johar Baru 37 1,783 5,928 5,349 43.9 48.2 4.2 3.0
15 RSU Kramat 128 82 4,186 13,668 10,175 45.7 51.0 3.9 2.4
16 RSUD Tarakan 450 13,266 99,234 101,501 60.4 29.5 4.9 7.7
17 RSU YARSI 50 10 37 27 0.2 0.2 1821.3 2.7
18 RS Khusus Bedah SS Medika 26 395 1,185 1,195 12.5 15.2 21.0 3.0
19 RSU Bunda 67 2,175 6,136 5,744 25.1 32.5 8.4 2.6
20 RSU MH Thamrin 157 6,038 21,528 21,458 37.6 38.5 5.9 3.6
21 RSU YPK Mandiri 43 1,834 7,362 5,625 46.9 42.7 4.5 3.1
22 RSU Islam Jakarta Cempaka Putih 314 16,128 62,455 80,073 54.5 51.4 3.2 5.0
23 RSIA Bunda Jakarta 67 2,175 6,136 5,744 25.1 32.5 8.4 2.6
24 RSU Mitra Kemayoran 155 8,259 32,771 31,715 57.9 53.3 2.9 3.8
25 RSU Abdi Waluyo 56 3,205 360 10,135 1.8 57.2 6.3 3.2
26 RSU Husada 405 9,975 37,380 37,576 25.3 24.6 11.1 3.8
27 RSU Cipto Mangunkusumo 964 48,223 240,626 219,463 68.4 50.0 2.3 4.6
28 RSU Cikini 309 7,185 34,670 33,291 30.7 23.3 10.9 4.6
29 RSIA Tambak #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
30 RSK THT Proklamasi 27 1,026 3,129 3,129 31.8 38.0 6.6 3.0
31 RSKGM FKG UI 3 - 0 0 0.0 0.0 0.0 0.0
32 RSK Mata JEC@ Menteng 18 1,768 4,717 2,983 71.8 98.2 1.0 1.7
33 RSAL Dr. Mintohardjo 222 10,350 32,049 32,051 39.6 46.6 4.7 3.1
34 RSGM Ladokgi TNI AL REM 6 - 0 0 0.0 0.0 0.0 0.0
35

KABUPATEN/KOTA 4,431 192,642 755,867 747,809 46.74 43.48 4.47 3.88

Sumber: Seksi Yankes Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
TABEL 9

PERSENTASE PUSKESMAS DENGAN KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN ESENSIAL


KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

KETERSEDIAAN OBAT & VAKSIN


NO KECAMATAN PUSKESMAS
ESENSIAL*
1 2 3 4
1 SENEN PKM SENEN v
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU v
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH v
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN v
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG v
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR v
7 GAMBIR PKM GAMBIR v
8 MENTENG PKM MENTENG v

JUMLAH PUSKESMAS YANG MEMILIKI 80% OBAT DAN VAKSIN ESENSIAL 8


JUMLAH PUSKESMAS YANG MELAPOR 8
% PUSKESMAS DENGAN KETERSEDIAAN OBAT & VAKSIN ESENSIAL 100.00%

Sumber: Seksi SDK Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


Keterangan: *) beri tanda "V" jika puskesmas memiliki obat dan vaksin esensial ≥80%
*) beri tanda "X" jika puskesmas memiliki obat dan vaksin esensial <80%
*) jika puskesmas tersebut tidak melapor, mohon dikosongkan atau tidak memberi tanda "V" maupun "X"
TABEL 10

JUMLAH POSYANDU DAN POSBINDU PTM* MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

STRATA POSYANDU POSYANDU AKTIF JUMLAH


NO KECAMATAN PUSKESMAS PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI (PURI)* POSBINDU
JUMLAH PTM**
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 SENEN PKM SENEN 0 0.0 0 0.0 25 46.3 29 53.7 54 54 100.0
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 0 0.0 11 15.7 42 60.0 17 24.3 70 59 84.3
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 0 0.0 0 0.0 3 6.5 43 93.5 46 46 100.0
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 0 0.0 3 3.0 49 49.0 48 48.0 100 97 97.0
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 0 0.0 0 0.0 4 5.4 70 94.6 74 74 100.0
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 0 0.0 8 15.1 32 60.4 13 24.5 53 45 84.9
7 GAMBIR PKM GAMBIR 1 1.6 1 1.6 6 9.8 53 86.9 61 59 96.7
8 MENTENG PKM MENTENG 3 6.3 0 0.0 16 33.3 29 60.4 48 45 93.8

JUMLAH (KAB/KOTA) 4 0.8 23 4.5 177 35.0 302 59.7 506 479 94.7 0
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA 0.7

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


TABEL 11

JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN


KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

DOKTER
NO UNIT KERJA DR SPESIALIS a DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI
GIGI SPESIALIS
TOTAL
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 PKM SENEN 0 0 0 7 19 26 7 19 26 1 7 8 0 0 0 1 7 8
2 PKM JOHAR BARU 0 0 0 9 20 29 9 20 29 1 6 7 0 0 0 1 6 7
3 PKM CEMPAKA PUTIH 0 0 0 6 22 28 6 22 28 1 4 5 0 0 0 1 4 5
4 PKM KEMAYORAN 0 0 0 7 29 36 7 29 36 3 7 10 0 0 0 3 7 10
5 PKM TANAH ABANG 0 0 0 8 23 31 8 23 31 2 8 10 0 0 0 2 8 10
6 PKM SAWAH BESAR 0 0 0 6 16 22 6 16 22 2 3 5 0 0 0 2 3 5
7 PKM GAMBIR 0 0 0 11 21 32 11 21 32 3 7 10 0 0 0 3 7 10
8 PKM MENTENG 0 0 0 5 21 26 5 21 26 0 7 7 0 0 0 0 7 7

1 RSUD Tarakan 0 42 0 0 42 4 0 0 0 4
2 RSUD Tanah Abang 5 7 12 6 8 14 11 15 26 0 1 1 0 1 1 0 2 2
3 RSUD Cempaka Putih 19 17 36 3 1 4
4 RSUD Johar Baru 9 12 21 2 0 2
5 RSUD Sawah Besar 7 8 15 4 12 16 11 20 31 0 3 3 0 0 0 0 3 3
6 RSUD Kemayoran 5 7 12 2 9 11 7 16 23 0 4 4 1 0 1 1 4 5
7 RSKB Bina Estetika 6 6 12 0 3 3 6 9 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 RS PGI Cikini 6 20 26 2 0 2
9 RS Husada 94 33 127 7 3 10
10 RS Menteng Mitra Afia 12 45 57 2 0 2
11 RS Kramat 128 44 20 64 2 0 2
12 RS Jakarta Eye Center 12 4 16 0 0 0
13 RS Evasari 64 11 75 2 4 6
14 RSIA Tambak 13 22 35 1 10 11 14 32 46 1 4 5 0 1 1 1 5 6
15 RS Pertamina Jaya 13 11 24 3 4 7
16 RS Islam Jakarta 9 14 23 1 0 1
17 RS Budi Kemuliaan 12 10 22 1 0 1
18 RS THT Proklamasi 8 2 10 0 0 0
19 RS YPK Mandiri 49 12 61 3 5 8
20 RS Bunda 18 9 27 5 0 5
21 RS THT Prof Nizar 0 0 0 0 0 0
22 RS Salemba Satu 1 1 2 0 0 0
23 RS St Carolus 82 42 124 10 6 16
24 RS Yarsi 0 0 0 0 0 0
25 RSAL Mintohardjo 37 29 66 2 9 11
26 RSKGM FKG UI 0 0 0 10 0 10
27 RSKGM YARSI 1 0 1 2 2 4 3 2 5 5 9 14 10 14 24 15 23 38
28 RSKGM RE Martadinata 0 0 0 31 0 31
29 RSUPN Ciptomangunkusumo 577 48 625 4 28 32
30 RSPAD Gatot Subroto 249 90 339 10 20 30
31 RS Hermina Kemayoran 72 44 116 6 23 29 78 67 145 0 2 2 3 10 13 3 12 15

dst. (mencakup RS Pemerintah


dan swasta dan termasuk
pula Rumah Bersalin)
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA)b 1,518 790 0 0 2,308 195 120 0 0 315
b
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 164.2 85.4 249.6 21.1 13.0 34.1
Keterangan : a) Jumlah termasuk S3; b) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali
Sumber: Seksi SDK Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat
TABEL 12

JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN DI FASILITAS KESEHATAN


KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

PERAWATa
NO UNIT KERJA BIDAN
L P L+P
1 2 3 4 5 6
1 PKM SENEN 8 29 37 29
2 PKM JOHAR BARU 8 29 37 39
3 PKM CEMPAKA PUTIH 6 29 35 31
4 PKM KEMAYORAN 11 22 33 29
5 PKM TANAH ABANG 9 23 32 36
6 PKM SAWAH BESAR 9 21 30 32
7 PKM GAMBIR 7 25 32 29
8 PKM MENTENG 7 24 31 22
0
1 RSUD Tarakan 487 25
2 RSUD Tanah Abang 10 32 42 14
3 RSUD Cempaka Putih 41 16
4 RSUD Johar Baru 38 14
5 RSUD Sawah Besar 14 39 53 16
6 RSUD Kemayoran 28 28 56 18
7 RSKB Bina Estetika 1 11 12 0
8 RS PGI Cikini 252 14
9 RS Husada 307 12
10 RS Menteng Mitra Afia 28 9
11 RS Kramat 128 96 9
12 RS Jakarta Eye Center 57 0
13 RS Evasari 90 23
14 RS Tambak 0 61 61 18
15 RS Pertamina Jaya 117 12
16 RS Islam Jakarta 360 23
17 RS Budi Kemuliaan 66 134
18 RS THT Proklamasi 0 0
19 RS YPK Mandiri 30 34
20 RS Bunda 74 9
21 RS THT Prof Nizar 0 0
22 RS Salemba Satu 10 1
23 RS St Carolus 468 65
24 RS Yarsi 0 0
25 RSAL Mintohardjo 341 31
26 RSKGM FKG UI 2 0
27 RSKGM YARSI 3 10 13 0
28 RSKGM RE Martadinata 7 0
29 RSUPN Ciptomangunkusumo 2,005 40
30 RSPAD Gatot Subroto 980 71
31 RS Hermina Kemayoran 13 156 169 53

dst. (mencakup RS Pemerintah 0


dan swasta dan termasuk 0
pula Rumah Bersalin) 0
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA)b 6,529 908
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK b 706.1 98.2

Sumber: Seksi SDK Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


TABEL 13

JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT, KESEHATAN LINGKUNGAN, DAN GIZI DI FASILITAS KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

KESEHATAN MASYARAKAT KESEHATAN LINGKUNGAN


NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
1 PKM SENEN 0 0 0 6 1 7
2 PKM JOHAR BARU 0 2 2 2 5 7
3 PKM CEMPAKA PUTIH 0 2 2 0 3 3
4 PKM KEMAYORAN 0 0 0 2 1 3
5 PKM TANAH ABANG 1 0 1 0 4 4
6 PKM SAWAH BESAR 0 0 0 3 2 5
7 PKM GAMBIR 1 2 3 3 2 5
8 PKM MENTENG 0 1 1 1 4 5

1 RSUD Tarakan 0 0
2 RSUD Tanah Abang 0 0 0 0 1 1
3 RSUD Cempaka Putih 0 0
4 RSUD Johar Baru 0 0
5 RSUD Sawah Besar 1 0 1 0 1 1
6 RSUD Kemayoran 1 0 1 0 1 1
7 RSKB Bina Estetika 0 0 1 1 0 1
8 RS PGI Cikini 2 0
9 RS Husada 0 0
10 RS Menteng Mitra Afia 2 0
11 RS Kramat 128 0 1
12 RS Jakarta Eye Center 1 1
13 RS Evasari 0 0
14 RS Tambak 0 0 0 0 0 0
15 RS Pertamina Jaya 1 1
16 RS Islam Jakarta 0 1
17 RS Budi Kemuliaan 1 2
18 RS THT Proklamasi 0 0
19 RS YPK Mandiri 0 0
20 RS Bunda 0 1
21 RS THT Prof Nizar 0 0
22 RS Salemba Satu 0 0
23 RS St Carolus 7 1
24 RS Yarsi 0 0
25 RSAL Mintohardjo 2 4
26 RSKGM FKG UI 0 0
27 RSKGM YARSI 0 0 0 0 0 0
28 RSKGM RE Martadinata 0 2
29 RSUPN Ciptomangunkusumo 103 9
30 RSPAD Gatot Subroto 8 0
31 RS Hermina Kemayoran 0 0 0 1 0 1

dst. (mencakup RS Pemerintah


dan swasta dan termasuk
pula Rumah Bersalin)
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA)a 139 67
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK a 15.0 7.2

Sumber: Seksi SDK Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


TABEL 14

JUMLAH TENAGA TEKNIK BIOMEDIKA, KETERAPIAN FISIK, DAN KETEKNISAN MEDIK DI FASILITAS KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

AHLI LABORATORIUM TENAGA TEKNIK


NO UNIT KERJA KETERAPIAN FISIK KETEKNISIAN MEDIS
MEDIK BIOMEDIKA LAINNYA
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 PKM SENEN 1 8 9 0 0 0 0 0 0 0 1 1
2 PKM JOHAR BARU 4 4 8 0 0 0 1 0 1 0 3 3
3 PKM CEMPAKA PUTIH 1 6 7 0 0 0 0 0 0 1 5 6
4 PKM KEMAYORAN 1 2 3 0 0 0 0 0 0 0 2 2
5 PKM TANAH ABANG 1 3 4 0 0 0 0 0 0 1 3 4
6 PKM SAWAH BESAR 2 2 4 0 0 0 0 0 0 0 3 3
7 PKM GAMBIR 1 2 3 1 0 1 0 0 0 1 6 7
8 PKM MENTENG 3 2 5 0 1 1 0 0 0 0 6 6

1 RSUD Tarakan 38 5 11
2 RSUD Tanah Abang 1 5 6 2 4 6 1 2 3 3 4 7
3 RSUD Cempaka Putih 7 2 1
4 RSUD Johar Baru 1
5 RSUD Sawah Besar 6 3 9 3 3 6 0 0 0 1 7 8
6 RSUD Kemayoran 0 0 0 7 5 12 0 0 0 3 3 6
7 RSKB Bina Estetika 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 RS PGI Cikini 23 8 5
9 RS Husada 27 26 5 22
10 RS Menteng Mitra Afia 7 0 7
11 RS Kramat 128 9 14 2 0
12 RS Jakarta Eye Center 7 0 22
13 RS Evasari 4 3 1
14 RSIA Tambak 0 8 8 0 0 0 0 2 2 2 0 2
15 RS Pertamina Jaya 8 0 2 2
16 RS Islam Jakarta 11 15 10
17 RS Budi Kemuliaan 14 0 11
18 RS THT Proklamasi 0 0 0
19 RS YPK Mandiri 6 1 3 0
20 RS Bunda 11 0 5
21 RS THT Prof Nizar 0 0 0
22 RS Salemba Satu 0 0 2
23 RS St Carolus 46 4 0
24 RS Yarsi
25 RSAL Mintohardjo 21 28 15 0
26 RSKGM FKG UI 5 0 15
27 RSKGM YARSI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 2 5
28 RSKGM RE Martadinata 3 0 60
29 RSUPN Ciptomangunkusumo 133 218 32 233
30 RSPAD Gatot Subroto 17 5 32 11
31 RS Hermina Kemayoran 0 18 18 2 4 6 2 10 12 2 0 2

dst. (mencakup RS Pemerintah 0 0 0 0


dan swasta dan termasuk 0 0 0 0
pula Rumah Bersalin) 0 0 0 0
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0
a
JUMLAH (KAB/KOTA) 352 455 146 481
a
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 38.1 49.2 15.8 52.0

Sumber: Seksi SDK Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


Keterangan : a) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali
TABEL 15

JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN


KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

TENAGA KEFARMASIAN
TENAGA TEKNIS
NO UNIT KERJA APOTEKER TOTAL
KEFARMASIANa
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 PKM SENEN 0 10 10 0 3 3 0 13 13
2 PKM JOHAR BARU 2 10 12 6 10 16 8 20 28
3 PKM CEMPAKA PUTIH 0 6 6 1 4 5 1 10 11
4 PKM KEMAYORAN 5 6 11 0 1 1 5 7 12
5 PKM TANAH ABANG 0 12 12 1 0 1 1 12 13
6 PKM SAWAH BESAR 3 1 4 0 1 1 1 5 6
7 PKM GAMBIR 4 6 10 2 3 5 6 9 15
8 PKM MENTENG 1 5 6 3 3 6 4 8 12

1 RSUD Tarakan 47 6 53
2 RSUD Tanah Abang 2 6 8 0 3 3 2 9 11
3 RSUD Cempaka Putih 10 3 13
4 RSUD Johar Baru 3 3
5 RSUD Sawah Besar 3 9 12 2 1 3 5 10 15
6 RSUD Kemayoran 2 6 8 0 3 3 2 9 11
7 RSKB Bina Estetika 1 0 1 0 2 2 1 2 3
8 RS PGI Cikini 7 7
9 RS Husada 11 11
10 RS Menteng Mitra Afia 3 3
11 RS Kramat 128 9 7 16
12 RS Jakarta Eye Center 1 1
13 RS Evasari 5 5
14 RSIA Tambak 2 10 12 0 1 1 2 11 13
15 RS Pertamina Jaya 8 8
16 RS Islam Jakarta 1 1
17 RS Budi Kemuliaan 2 2
18 RS THT Proklamasi 0 0
19 RS YPK Mandiri 13 3 16
20 RS Bunda 3 3
21 RS THT Prof Nizar 0 0
22 RS Salemba Satu 1 1
23 RS St Carolus 11 11
24 RS Yarsi 0 0
25 RSAL Mintohardjo 35 6 41
26 RSKGM FKG UI 1 1
27 RSKGM YARSI 0 3 3 1 0 1 1 3 4
28 RSKGM RE Martadinata 1 1
29 RSUPN Ciptomangunkusumo 239 59 298
30 RSPAD Gatot Subroto 66 18 84
31 RS Hermina Kemayoran 5 21 26 1 8 9 6 29 35

dst. (mencakup RS Pemerintah 0 0 0 0 0


dan swasta dan termasuk 0 0 0 0 0
pula Rumah Bersalin) 0 0 0 0 0
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA)b 560 220 0 0 781
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK b 60.5611 23.79186 84.4611

Sumber: Seksi SDK Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


Keterangan : a) Termasuk analis farmasi, asisten apoteker, dan sarjana farmasi;
b) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali
TABEL 16

JUMLAH TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN


KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN

TENAGA DUKUNGAN TOTAL


NO UNIT KERJA PEJABAT STRUKTURAL TENAGA PENDIDIK
MANAJEMEN

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 PKM SENEN 0 2 2 0 0 0 45 28 73 45 30 75
2 PKM JOHAR BARU 1 1 2 0 0 0 54 21 75 55 22 77
3 PKM CEMPAKA PUTIH 0 1 1 0 0 0 62 22 84 62 23 85
4 PKM KEMAYORAN 0 2 2 0 0 0 50 30 80 50 32 82
5 PKM TANAH ABANG 1 0 0 0 0 0 49 25 74 50 25 75
6 PKM SAWAH BESAR 0 2 2 0 0 0 46 16 62 46 18 64
7 PKM GAMBIR 0 2 2 0 0 0 55 16 71 55 18 73
8 PKM MENTENG 1 1 2 0 0 0 44 16 60 45 17 62

1 RSUD Tarakan
2 RSUD Tanah Abang 0 4 4 0 0 0 47 30 77 47 34 81
3 RSUD Cempaka Putih
4 RSUD Johar Baru
5 RSUD Sawah Besar 0 4 4 0 0 0 59 24 83 59 28 87
6 RSUD Kemayoran 1 2 3 0 0 0 49 25 74 50 27 77
7 RSKB Bina Estetika 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 RS PGI Cikini 330
9 RS Husada 411
10 RS Menteng Mitra Afia 40
11 RS Kramat 128 122
12 RS Jakarta Eye Center 106
13 RS Evasari 117
14 RSIA Tambak 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 22
15 RS Pertamina Jaya 50
16 RS Islam Jakarta 456
17 RS Budi Kemuliaan 175
18 RS THT Proklamasi
19 RS YPK Mandiri 104
20 RS Bunda 78
21 RS THT Prof Nizar 21
22 RS Salemba Satu 2
23 RS St Carolus 548
24 RS Yarsi
25 RSAL Mintohardjo 295
26 RSKGM FKG UI 33
27 RSKGM YARSI 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 18
28 RSKGM RE Martadinata 87
29 RSUPN Ciptomangunkusumo 1,739
30 RSPAD Gatot Subroto 336
31 RS Hermina Kemayoran 5 50 55 0 12 12 96 363 459 101 425 526

dst. (mencakup RS Pemerintah


dan swasta dan termasuk
pula Rumah Bersalin)
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA)a 79 12 1,273 0 0 6,454

Sumber: Seksi SDK Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


TABEL 17

CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN


KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

PESERTA JAMINAN KESEHATAN


NO JENIS KEPESERTAAN
JUMLAH %
1 2 3 4

PENERIMA BANTUAN IURAN (PBI)

1 PBI APBN 588,337 63.6

2 PBI APBD 161,882 17.5

SUB JUMLAH PBI 750,219 81.1

NON PBI

1 Pekerja Penerima Upah (PPU) 384,950 41.6

Pekerja Bukan Penerima Upah


2 79,329 8.6
(PBPU)/mandiri

3 Bukan Pekerja (BP) 38,316 4.1

SUB JUMLAH NON PBI 502,595 54.4

JUMLAH (KAB/KOTA) 1,252,814 135.5

Sumber: Seksi Yankes Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


TABEL 18

PERSENTASE DESA YANG MEMANFAATKAN DANA DESA UNTUK KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

DESA
NO KECAMATAN PUSKESMAS YG MEMANFAATKAN DANA
JUMLAH %
DESA UNTUK KESEHATAN
1 2 3 4 5 6
1 SENEN PKM SENEN 0.0
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 0.0
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 0.0
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 0.0
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 0.0
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 0.0
7 GAMBIR PKM GAMBIR 0.0
8 MENTENG PKM MENTENG 0.0

JUMLAH (KAB/KOTA) - - 0.0

Sumber ……
TABEL 19

ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA


KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN


NO SUMBER BIAYA
Rupiah %
1 2 3 4

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:

1 APBD KAB/KOTA 5,540,217,953 1.27


a. Belanja Langsung 2,506,763,453
b. Belanja Tidak Langsung
c. Dana Alokasi Khusus (DAK) 3,033,454,500
- DAK fisik -
1. Reguler
2. Penugasan
3. Afirmasi
- DAK non fisik 3,033,454,500
1. BOK
2. Akreditasi 3,033,454,500
3. Jampersal
2 APBD PROVINSI - 0.00
a. Belanja Langsung
b. Belanja Tidak Langsung
c. Dana Alokasi Khusus (DAK) : BOK

3 APBN : - 0.00
a. Dana Dekonsentrasi
b. Lain-lain (sebutkan), misal bansos kapitasi

4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 0.00


(sebutkan project dan sumber dananya)

5 SUMBER PEMERINTAH LAIN* 429,341,263,196 98.73

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN 434,881,481,149


TOTAL APBD KAB/KOTA 1,949,525,815,550
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA 22.31
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA 470301.7902

Sumber: Sub Bagian TU Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


TABEL 20

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

JUMLAH KELAHIRAN

NO KECAMATAN NAMA PUSKESMAS LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN

HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 SENEN PKM SENEN 596 1 597 591 1 592 1,187 2 1,189


2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 985 7 992 980 1 981 1,965 8 1,973
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 673 0 673 632 0 632 1,305 0 1,305
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 1,526 2 1,528 1,712 2 1,714 3,238 4 3,242
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 738 5 743 874 1 875 1,612 6 1,618
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 601 1 602 589 0 589 1,190 1 1,191
7 GAMBIR PKM GAMBIR 520 4 524 478 5 483 998 9 1,007
8 MENTENG PKM MENTENG 475 0 475 467 2 469 942 2 944

JUMLAH (KAB/KOTA) 6,114 20 6,134 6,323 12 6,335 12,437 32 12,469


ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN) 3.3 1.9 2.6

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat

Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
TABEL 21

JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

KEMATIAN IBU
JUMLAH JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
NO KECAMATAN PUSKESMAS
LAHIR HIDUP < 20 20-34 ≥35 < 20 20-34 ≥35 < 20 20-34 ≥35 < 20 20-34 ≥35
JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH
tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 SENEN PKM SENEN 1,187 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1


2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 1,965 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 1,305 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 2 2
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 3,238 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 2 0 2 1 3
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 1,612 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 1,190 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
7 GAMBIR PKM GAMBIR 998 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 0 1 1 2
8 MENTENG PKM MENTENG 942 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 12,437 0 0 1 1 0 1 1 2 0 3 3 6 0 4 5 9


ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 72

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


Keterangan:
- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas
- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
TABEL 22

JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT PENYEBAB, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

PENYEBAB KEMATIAN IBU


GANGGUAN
HIPERTENSI
NO KECAMATAN PUSKESMAS SISTEM GANGGUAN
PERDARAHAN DALAM INFEKSI LAIN-LAIN
PEREDARAN METABOLIK**
KEHAMILAN
DARAH *
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 SENEN PKM SENEN 1 0 0 0 0 0
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 0 0 0 0 0 0
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 1 0 0 0 0 1
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 1 0 1 0 0 1
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 0 0 0 0 0 0
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 0 0 0 0 0 1
7 GAMBIR PKM GAMBIR 0 0 0 0 0 1
8 MENTENG PKM MENTENG 0 0 1 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 3 0 2 0 0 4

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


* Jantung, Stroke, dll
** Diabetes Mellitus, dll
TABEL 23

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL, IBU BERSALIN, DAN IBU NIFAS MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

IBU HAMIL IBU BERSALIN/NIFAS


PERSALINAN
PERSALINAN DI IBU NIFAS
NO KECAMATAN PUSKESMAS K1 K4 DITOLONG KF1 KF2 KF3
JUMLAH JUMLAH FASYANKES MENDAPAT VIT A
NAKES
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 SENEN PKM SENEN 1,303 1,302 99.9 1,274 97.8 1,244 1,194 96.0 1,194 96.0 1,194 96.0 1,194 96.0 1,191 95.7 1,194 96.0
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 2,185 2,185 100.0 2,010 92.0 2,086 1,970 94.4 1,970 94.4 1,970 94.4 1,970 94.4 1,967 94.3 1,969 94.4
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 1,368 1,371 100.2 1,333 97.4 1,305 1,306 100.1 1,306 100.1 1,305 100.0 1,305 100.0 1,304 99.9 1,305 100.0
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 3,470 3,466 99.9 3,331 96.0 3,312 3,240 97.8 3,240 97.8 3,238 97.8 3,196 96.5 3,199 96.6 3,241 97.9
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 2,113 2,137 101.1 1,790 84.7 2,017 1,614 80.0 1,614 80.0 1,614 80.0 1,614 80.0 1,614 80.0 1,614 80.0
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 1,310 1,285 98.1 1,230 93.9 1,250 1,193 95.4 1,193 95.4 1,223 97.8 1,222 97.8 1,185 94.8 1,201 96.1
7 GAMBIR PKM GAMBIR 1,159 1,148 99.1 1,038 89.6 1,106 1,001 90.5 1,001 90.5 1,001 90.5 999 90.3 992 89.7 799 72.2
8 MENTENG PKM MENTENG 1,111 1,110 99.9 737 66.3 1,061 946 89.2 946 89.2 946 89.2 928 87.5 881 83.0 353 33.3

JUMLAH (KAB/KOTA) 14,019 14,004 99.9 12,743 90.9 13,381 12,464 93.15 12,464 93.15 12,491 93.35 12,428 92.9 12,333 92.2 11,676 87.26

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


TABEL 24

CAKUPAN IMUNISASI Td PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

IMUNISASI Td PADA IBU HAMIL


JUMLAH IBU
NO KECAMATAN PUSKESMAS Td1 Td2 Td3 Td4 Td5 Td2+
HAMIL
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 SENEN PKM SENEN 1,303 64 4.9 162 12.4 273 21.0 297 22.8 147 11.3 879 67.5
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 2,185 647 29.6 746 34.1 562 25.7 304 13.9 247 11.3 1,859 85.1
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 1,368 200 14.6 124 9.1 251 18.3 308 22.5 105 7.7 788 57.6
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 3,470 950 27.4 569 16.4 612 17.6 652 18.8 683 19.7 2,516 72.5
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 2,113 293 13.9 401 19.0 438 20.7 475 22.5 388 18.4 1,702 80.5
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 1,310 669 51.1 539 41.1 209 16.0 94 7.2 69 5.3 911 69.5
7 GAMBIR PKM GAMBIR 1,159 129 11.1 186 16.0 239 20.6 230 19.8 303 26.1 958 82.7
8 MENTENG PKM MENTENG 1,111 139 12.5 378 34.0 323 29.1 171 15.4 91 8.2 963 86.7

JUMLAH (KAB/KOTA) 14,019 3,091 22.0 3,105 22.1 2,907 20.7 2,531 18.1 2,033 14.5 10,576 75.4

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


TABEL 25

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI Td PADA WANITA USIA SUBUR YANG TIDAK HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

JUMLAH WUS IMUNISASI Td PADA WUS TIDAK HAMIL


NO KECAMATAN PUSKESMAS TIDAK HAMIL Td1 Td2 Td3 Td4 Td5
(15-39 TAHUN) JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 SENEN PKM SENEN 24,424 376 1.5 487 2.0 594 2.4 67 0.3 135 0.6
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 28,254 130 0.5 82 0.3 41 0.1 43 0.2 39 0.1
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 22,959 614 2.7 502 2.2 430 1.9 432 1.9 341 1.5
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 53,903 389 0.7 312 0.6 62 0.1 105 0.2 112 0.2
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 37,616 430 1.1 341 0.9 322 0.9 0 0.0 0 0.0
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 31,361 146 0.5 19 0.1 19 0.1 10 0.0 1 0.0
7 GAMBIR PKM GAMBIR 23,801 99 0.4 122 0.5 407 1.7 271 1.1 373 1.6
8 MENTENG PKM MENTENG 21,273 328 1.5 341 1.6 513 2.4 416 2.0 373 1.8

JUMLAH (KAB/KOTA) 243,591 2,512 1.0 2,206 0.9 2,388 1.0 1,344 0.6 1,374 0.6

Sumber: Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


TABEL 26

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI Td PADA WANITA USIA SUBUR (HAMIL DAN TIDAK HAMIL) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

IMUNISASI Td PADA WUS


JUMLAH WUS
NO KECAMATAN PUSKESMAS Td1 Td2 Td3 Td4 Td5
(15-39 TAHUN)
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 SENEN PKM SENEN 25,727 24 0.1 460 1.8 258 1.0 137 0.5 72 0.3
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 30,439 20 0.1 449 1.5 741 2.4 600 2.0 566 1.9
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 24,327 85 0.3 91 0.4 95 0.4 99 0.4 103 0.4
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 57,373 27 0.0 461 0.8 404 0.7 194 0.3 178 0.3
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 39,729 11 0.0 601 1.5 649 1.6 104 0.3 174 0.4
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 32,671 0 0.0 693 2.1 933 2.9 642 2.0 572 1.8
7 GAMBIR PKM GAMBIR 24,960 439 1.8 822 3.3 1,073 4.3 1,295 5.2 707 2.8
8 MENTENG PKM MENTENG 22,384 253 1.1 1,458 6.5 737 3.3 274 1.2 274 1.2

JUMLAH (KAB/KOTA) 257,610 859 0.3 5,035 2.0 4,890 1.9 3,345 1.3 2,646 1.0

Sumber: Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


TABEL 27

JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET TAMBAH DARAH (TTD) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

JUMLAH IBU TTD (90 TABLET)


NO KECAMATAN PUSKESMAS
HAMIL JUMLAH %
1 2 3 4 5 6
1 SENEN PKM SENEN 1,303 1,232 94.6
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 2,185 2,009 91.9
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 1,368 1,333 97.4
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 3,470 3,331 96.0
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 2,113 1,649 78.0
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 1,310 1,230 93.9
7 GAMBIR PKM GAMBIR 1,159 1,042 89.9
8 MENTENG PKM MENTENG 1,111 1,056 95.0

JUMLAH (KAB/KOTA) 14,019 12,882 91.89

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


TABEL 28

PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

PESERTA KB AKTIF
JUMLAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS
PUS
KONDOM % SUNTIK % PIL % AKDR % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 SENEN PKM SENEN 16,131 25 0.2 11,218 78.3 1,206 8.4 1,318 9.2 14 0.1 12 0.1 527 3.7 14,334 88.9
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 19,557 560 3.4 9,422 58.0 2,065 12.7 3,416 21.0 9 0.1 32 0.2 743 4.6 16,256 83.1
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 14,529 1,576 12.8 4,640 37.7 2,768 22.5 2,180 17.7 38 0.3 338 2.7 726 5.9 12,304 84.7
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 34,945 2,369 8.0 17,184 57.8 3,454 11.6 4,153 14.0 4 0.0 33 0.1 2,550 8.6 29,751 85.1
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 24,094 693 3.4 13,638 66.5 1,590 7.8 3,223 15.7 44 0.2 44 0.2 1,218 5.9 20,494 85.1
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 19,270 701 4.6 10,033 66.5 1,120 7.4 1,902 12.6 6 0.0 58 0.4 1,260 8.4 15,086 78.3
7 GAMBIR PKM GAMBIR 15,022 963 8.4 4,157 36.4 1,478 12.9 3,125 27.3 31 0.3 169 1.5 1,474 12.9 11,428 76.1
8 MENTENG PKM MENTENG 10,629 174 1.9 6,100 67.0 826 9.1 1,456 16.0 31 0.3 104 1.1 382 4.2 9,104 85.7

JUMLAH (KAB/KOTA) 154,177 7,061 5.5 76,392 59.4 14,507 11.3 20,773 16.2 177 0.1 790 0.6 8,880 6.9 128,580 83.4

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


Keterangan:
AKDR: Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
MOP : Metode Operasi Pria
MOW : Metode Operasi Wanita
TABEL 29

CAKUPAN DAN PROPORSI PESERTA KB PASCA PERSALINAN MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

JUMLAH IBU PESERTA KB PASCA PERSALINAN


NO KECAMATAN PUSKESMAS
BERSALIN
KONDOM % SUNTIK % PIL % AKDR % MOP % MOW % IM PLAN % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 SENEN PKM SENEN 1,244 16 2.5 318 49.4 23 3.6 241 37.4 0 0.0 0 0.0 46 7.1 644 51.8
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 2,086 6 0.9 233 33.8 44 6.4 385 55.9 0 0.0 4 0.6 17 2.5 689 33.0
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 1,305 16 11.7 70 51.1 2 1.5 42 30.7 0 0.0 0 0.0 7 5.1 137 10.5
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 3,312 15 1.2 590 45.3 91 7.0 544 41.8 0 0.0 2 0.2 59 4.5 1,301 39.3
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 2,017 0 0.0 255 68.0 0 0.0 93 24.8 0 0.0 0 0.0 27 7.2 375 18.6
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 1,250 11 1.9 246 42.1 0 0.0 213 36.4 0 0.0 14 2.4 101 17.3 585 46.8
7 GAMBIR PKM GAMBIR 1,106 1 0.6 50 30.5 1 0.6 79 48.2 0 0.0 11 6.7 22 13.4 164 14.8
8 MENTENG PKM MENTENG 1,061 25 9.0 25 9.0 26 9.4 100 36.0 31 11.2 31 11.2 9 3.2 278 26.2

JUMLAH (KAB/KOTA) 13,381 90 2.2 1,787 43.1 187 4.5 1,697 41.0 31 0.7 62 1.5 288 7.0 4,142 31.0

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


TABEL 30

JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL


MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

PERKIRAAN PENANGANAN
PERKIRAAN NEONATAL PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
BUMIL KOMPLIKASI JUMLAH LAHIR HIDUP
JUMLAH KOMPLIKASI
NO KECAMATAN PUSKESMAS DENGAN KEBIDANAN L P L+P
IBU HAMIL
KOMPLIKAS
I  % L P L+P L P L+P  %  %  %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 SENEN PKM SENEN 1,303 261 261 100.2 597 590 1,187 90 89 178 80 89.3 66 74.6 146 82.0
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 2,185 437 424 97.0 985 983 1,968 148 147 295 102 69.0 75 50.9 177 60.0
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 1,368 274 275 100.5 673 632 1,305 101 95 196 98 97.1 83 87.6 181 92.5
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 3,470 694 691 99.6 1,525 1,710 3,235 229 257 485 208 90.9 247 96.3 455 93.8
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 2,113 423 193 45.7 737 876 1,613 111 131 242 39 35.3 50 38.1 89 36.8
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 1,310 262 257 98.1 602 589 1,191 90 88 179 84 93.0 88 99.6 172 96.3
7 GAMBIR PKM GAMBIR 1,159 232 179 77.2 520 478 998 78 72 150 72 92.3 47 65.6 119 79.5
8 MENTENG PKM MENTENG 1,111 222 212 95.4 473 467 940 71 70 141 87 122.6 50 71.4 137 97.2

JUMLAH (KAB/KOTA) 14,019 2,804 2,492 88.88 6,112 6,325 12,437 917 949 1,866 770 84.0 706 74.4 1,476 79.1

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


TABEL 31

JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

JUMLAH KEMATIAN
LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS BALITA BALITA BALITA
NEONATAL ANAK JUMLAH NEONATAL ANAK JUMLAH NEONATAL ANAK JUMLAH
BAYIa BAYIa BAYIa
BALITA TOTAL BALITA TOTAL BALITA TOTAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 SENEN PKM SENEN 6 7 1 8 6 6 0 6 12 13 1 14
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 4 6 1 7 4 5 2 7 8 11 3 14
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 2 3 0 3 3 3 0 3 5 6 0 6
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 1 3 1 4 7 8 1 9 8 11 2 13
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 2 2 0 2 3 3 0 3 5 5 0 5
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 1 1 1 2 2 2 0 2 3 3 1 4
7 GAMBIR PKM GAMBIR 5 8 0 8 4 4 0 4 9 12 0 12
8 MENTENG PKM MENTENG 1 2 1 3 5 5 0 5 6 7 1 8

JUMLAH (KAB/KOTA) 22 32 5 37 34 36 3 39 56 68 8 76
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) 3.6 5.2 0.8 6.1 5.4 5.7 0.5 6.2 4.5 5.5 0.6 6.1

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat

Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
TABEL 32

JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT PENYEBAB UTAMA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL (0-28 HARI) PENYEBAB KEMATIAN POST NEONATAL (29 HARI-11 BULAN) PENYEBAB KEMATIAN ANAK BALITA (12-59 BULAN)
TETANUS KELAINAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS KELAINAN LAIN- PNEUMO KELAINAN PNEUMO
BBLR ASFIKSIA NEONATO SEPSIS DIARE MALARIA TETANUS SALURAN LAIN-LAIN DIARE MALARIA CAMPAK DEMAM DIFTERI LAIN-LAIN
BAWAAN LAIN NIA SARAF NIA
RUM CERNA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

1 SENEN PKM SENEN 0 1 0 4 1 3 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1


2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 2 2 0 0 1 3 1 0 0 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 2
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 0 1 0 2 2 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 2 1 0 2 0 3 0 1 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 2
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 2 0 0 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
7 GAMBIR PKM GAMBIR 4 1 0 2 1 1 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
8 MENTENG PKM MENTENG 2 1 0 1 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

JUMLAH (KAB/KOTA) 13 8 0 13 5 15 3 2 0 0 0 0 7 2 0 0 0 0 0 6

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


TABEL 33

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

BAYI BARU LAHIR DITIMBANG BBLR


JUMLAH LAHIR HIDUP
NO KECAMATAN PUSKESMAS L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 SENEN PKM SENEN 597 590 1,187 597 100.0 590 100.0 1,187 100.0 26 4.35511 8 1.4 34 2.9
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 985 983 1,968 985 100.0 983 100.0 1,968 100.0 18 1.8 11 1.1 29 1.5
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 673 632 1,305 673 100.0 632 100.0 1,305 100.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 1,525 1,710 3,235 1,525 100.0 1,710 100.0 3,235 100.0 18 1.2 16 0.9 34 1.1
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 737 876 1,613 737 100.0 876 100.0 1,613 100.0 5 0.7 3 0.3 8 0.5
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 602 589 1,191 602 100.0 589 100.0 1,191 100.0 16 2.7 12 2.0 28 2.4
7 GAMBIR PKM GAMBIR 520 478 998 520 100.0 478 100.0 998 100.0 7 1.3 3 0.6 10 1.0
8 MENTENG PKM MENTENG 473 467 940 473 100.0 467 100.0 940 100.0 15 3.2 23 4.9 38 4.0

JUMLAH (KAB/KOTA) 6,112 6,325 12,437 6,112 100.0 6,325 100.0 12,437 100.0 105 1.7 76 1.2 181 1.5

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


TABEL 34

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1) KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP)


JUMLAH LAHIR HIDUP
NO KECAMATAN PUSKESMAS L P L+P L P L+P
L P L +P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 SENEN PKM SENEN 597 590 1,187 597 100.0 590 100.0 1,187 100.0 590 98.8 584 99.0 1,174 98.9
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 985 983 1,968 985 100.0 983 100.0 1,968 100.0 970 98.5 966 98.3 1,936 98.4
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 673 632 1,305 673 100.0 632 100.0 1,305 100.0 614 91.2 635 100.5 1,249 95.7
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 1,525 1,710 3,235 1,525 100.0 1,710 100.0 3,235 100.0 1,462 95.9 1,645 96.2 3,107 96.0
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 737 876 1,613 737 100.0 876 100.0 1,613 100.0 738 100.1 874 99.8 1,612 99.9
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 602 589 1,191 602 100.0 589 100.0 1,191 100.0 581 96.5 573 97.3 1,154 96.9
7 GAMBIR PKM GAMBIR 520 478 998 520 100.0 478 100.0 998 100.0 506 97.3 461 96.4 967 96.9
8 MENTENG PKM MENTENG 473 467 940 473 100.0 467 100.0 940 100.0 454 96.0 465 99.6 919 97.8

JUMLAH (KAB/KOTA) 6,112 6,325 12,437 6,112 100.0 6,325 100.0 12,437 100.0 5,915 96.8 6,203 98.1 12,118 97.4

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


TABEL 35

BAYI BARU LAHIR MENDAPAT IMD* DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI < 6 BULAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

BAYI BARU LAHIR BAYI USIA < 6 BULAN


NO KECAMATAN PUSKESMAS MENDAPAT IMD DIBERI ASI EKSKLUSIF
JUMLAH JUMLAH
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 SENEN PKM SENEN 1,185 866 73.1 268 212 79.1
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 1,987 1,450 73.0 382 313 81.9
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 1,243 980 78.8 164 119 72.6
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 3,155 1,862 59.0 1,020 853 83.6
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 1,921 1,397 72.7 225 205 91.1
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 1,191 801 67.3 197 112 56.9
7 GAMBIR PKM GAMBIR 1,054 997 94.6 200 136 68.0
8 MENTENG PKM MENTENG 1,010 595 58.9 156 144 92.3

JUMLAH (KAB/KOTA) 12,746 8,948 70.2 2,612 2,094 80.2

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


Keterangan: IMD = Inisiasi Menyusui Dini
TABEL 36

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

PELAYANAN KESEHATAN BAYI


JUMLAH BAYI
NO KECAMATAN PUSKESMAS L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 SENEN PKM SENEN 568 581 1,149 572 100.7 574 98.8 1,146 99.7
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 950 977 1,927 1,026 108.0 1,025 104.9 2,051 106.4
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 601 605 1,206 592 98.5 614 101.5 1,206 100.0
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 1,517 1,543 3,060 1,419 93.5 1,631 105.7 3,050 99.7
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 937 926 1,863 834 89.0 1,035 111.8 1,869 100.3
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 574 581 1,155 579 100.9 550 94.7 1,129 97.7
7 GAMBIR PKM GAMBIR 491 531 1,022 509 103.7 477 89.8 986 96.5
8 MENTENG PKM MENTENG 494 486 980 227 46.0 279 57.4 506 51.6

JUMLAH (KAB/KOTA) 6,132 6,230 12,362 5,758 93.9 6,185 99 11,943 96.6

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


TABEL 37

CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

JUMLAH DESA/KELURAHAN % DESA/KELURAHAN


NO KECAMATAN PUSKESMAS
DESA/KELURAHAN UCI UCI

1 2 3 4 5 6
1 SENEN PKM SENEN 6 6 100.0
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 4 4 100.0
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 3 3 100.0
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 8 8 100.0
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 7 7 100.0
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 5 5 100.0
7 GAMBIR PKM GAMBIR 6 6 100.0
8 MENTENG PKM MENTENG 5 5 100.0

JUMLAH (KAB/KOTA) 44 44 100.0

Sumber: Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


TABEL 38

CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B0 (0 -7 HARI) DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

BAYI DIIMUNISASI
HB0
JUMLAH LAHIR HIDUP BCG
NO KECAMATAN PUSKESMAS < 24 Jam 1 - 7 Hari
L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 SENEN PKM SENEN 597 590 1,187 626 104.9 591 100.2 1,217 102.5 0 0.0 0 0.0 0 0.0 690 115.6 610 103.4 1,300 109.5
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 985 983 1,968 950 96.4 882 89.7 1,832 93.1 0 0.0 0 0.0 0 0.0 985 100.0 914 93.0 1,899 96.5
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 673 632 1,305 631 93.8 539 85.3 1,170 89.7 0 0.0 0 0.0 0 0.0 619 92.0 571 90.3 1,190 91.2
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 1,525 1,710 3,235 1,472 96.5 1,501 87.8 2,973 91.9 0 0.0 0 0.0 0 0.0 1,468 96.3 1,506 88.1 2,974 91.9
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 737 876 1,613 900 122.1 952 108.7 1,852 114.8 0 0.0 0 0.0 0 0.0 923 125.2 972 111.0 1,895 117.5
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 602 589 1,191 636 105.6 634 107.6 1,270 106.6 0 0.0 0 0.0 0 0.0 636 105.6 670 113.8 1,306 109.7
7 GAMBIR PKM GAMBIR 520 478 998 541 104.0 513 107.3 1,054 105.6 0 0.0 0 0.0 0 0.0 551 106.0 535 111.9 1,086 108.8
8 MENTENG PKM MENTENG 473 467 940 495 104.7 472 101.1 967 102.9 0 0.0 0 0.0 0 0.0 496 104.9 484 103.6 980 104.3

JUMLAH (KAB/KOTA) 6,112 6,325 12,437 6,251 102.3 6,084 96.2 12,335 99.2 0 0.0 0 0.0 0 0.0 6,368 104.2 6,262 99.0 12,630 101.6

Sumber: Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


TABEL 39

CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB-Hib 3, POLIO 4*, CAMPAK/MR, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH BAYI
DPT-HB-Hib3 POLIO 4* CAMPAK/MR IMUNISASI DASAR LENGKAP
NO KECAMATAN PUSKESMAS (SURVIVING INFANT)
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 SENEN PKM SENEN 568 581 1,149 705 124.1 616 106.0 1,321 115.0 703 123.8 615 105.9 1,318 114.7 707 124.5 668 115.0 1,375 119.7 607 106.9 572 98.5 1,179 102.6
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 950 977 1,927 1,197 126.0 1,123 114.9 2,320 120.4 1,199 126.2 1,113 113.9 2,312 120.0 1,120 117.9 1,093 111.9 2,213 114.8 1,143 120.3 1,059 108.4 2,202 114.3
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 601 605 1,206 645 107.3 575 95.0 1,220 101.2 642 106.8 578 95.5 1,220 101.2 641 106.7 579 95.7 1,220 101.2 640 579.0 579 95.7 1,219 101.1
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 1,517 1,543 3,060 1,515 99.9 1,542 99.9 3,057 99.9 1,519 100.1 1,539 99.7 3,058 99.9 1,533 101.1 1,511 97.9 3,044 99.5 1,514 99.8 1,519 98.4 3,033 99.1
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 937 926 1,863 941 100.4 995 107.5 1,936 103.9 935 99.8 989 106.8 1,924 103.3 931 99.4 984 106.3 1,915 102.8 940 100.3 995 107.5 1,935 103.9
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 574 581 1,155 618 107.7 642 110.5 1,260 109.1 614 107.0 642 110.5 1,256 108.7 666 116.0 659 113.4 1,325 114.7 661 115.2 654 112.6 1,315 113.9
7 GAMBIR PKM GAMBIR 491 531 1,022 531 108.1 548 103.2 1,079 105.6 525 106.9 549 103.4 1,074 105.1 525 106.9 527 99.2 1,052 102.9 525 106.9 527 99.2 1,052 102.9
8 MENTENG PKM MENTENG 494 486 980 502 101.6 494 101.6 996 101.6 502 101.6 493 101.4 995 101.5 501 101.4 496 102.1 997 101.7 493 99.8 501 103.1 994 101.4

JUMLAH (KAB/KOTA) 6,132 6,230 12,362 6,654 108.5 6,535 104.9 13,189 106.7 6,639 108.3 6,518 104.6 13,157 106.4 6,624 108.0 6,517 104.6 13,141 106.3 6,523 106.4 6,406 102.8 12,929 104.6

Sumber: Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


Keterangan:
*khusus untuk provinsi DIY, diisi dengan imunisasi IPV dosis ke 3
MR = measles rubella
TABEL 40

CAKUPAN IMUNISASI LANJUTAN DPT-HB-Hib 4 DAN CAMPAK/MR2 PADA ANAK USIA DIBAWAH DUA TAHUN (BADUTA)
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

BADUTA DIIMUNISASI
JUMLAH BADUTA DPT-HB-Hib4 CAMPAK/MR2
NO KECAMATAN PUSKESMAS
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 SENEN PKM SENEN 1,178 1,246 2,424 719 61.0 776 62.3 1,495 61.7 373 31.7 394 31.6 767 31.6
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 1,979 1,966 3,945 2,238 113.1 2,116 107.6 4,354 110.4 771 39.0 803 40.8 1,574 39.9
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 1,198 1,225 2,423 511 42.7 438 35.8 949 39.2 386 32.2 394 32.2 780 32.2
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 3,155 3,127 6,282 2,942 93.2 2,882 92.2 5,824 92.7 1,691 53.6 1,959 62.6 3,650 58.1
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 1,963 1,905 3,868 1,596 81.3 1,552 81.5 3,148 81.4 820 41.8 869 45.6 1,689 43.7
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 1,249 1,263 2,512 810 64.9 830 65.7 1,640 65.3 434 34.7 450 35.6 884 35.2
7 GAMBIR PKM GAMBIR 1,054 1,115 2,169 891 84.5 925 83.0 1,816 83.7 475 45.1 481 43.1 956 44.1
8 MENTENG PKM MENTENG 1,051 992 2,043 836 79.5 797 80.3 1,633 79.9 930 88.5 922 92.9 1,852 90.7

JUMLAH (KAB/KOTA) 12,827 12,839 25,666 10,543 82.2 10,316 80.3 20,859 81.3 5,880 45.8 6,272 48.9 12,152 47.3

Sumber: Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


TABEL 41

CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)
NO KECAMATAN PUSKESMAS MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A
JUMLAH BAYI JUMLAH JUMLAH
 %  %  %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 SENEN PKM SENEN 1,303 1,113 85.4 8,486 7,704 90.8 9,789 8,817 90.1
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 1,722 1,698 98.6 11,379 11,144 97.9 13,101 12,842 98.0
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 759 705 92.9 5,395 4,967 92.1 6,154 5,672 92.2
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 4,120 3,907 94.8 23,548 22,396 95.1 27,668 26,303 95.1
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 1,598 1,229 76.9 10,022 9,175 91.5 11,620 10,404 89.5
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 1,050 888 84.6 6,931 5,688 82.1 7,981 6,576 82.4
7 GAMBIR PKM GAMBIR 866 726 83.8 6,792 5,797 85.4 7,658 6,523 85.2
8 MENTENG PKM MENTENG 800 740 92.5 5,952 5,780 97.1 6,752 6,520 96.6

JUMLAH (KAB/KOTA) 12,218 11,006 90.1 78,505 72,651 92.5 90,723 83,657 92.2

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


Keterangan: Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A dalam setahun
dihitung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan yang mendapat vitamin A di bulan Agustus.
Untuk perhitungan anak balita 12-59 bulan yang mendapat vitamin A menggunakan data bulan Agustus.
TABEL 42

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

PELAYANAN KESEHATAN BALITA


JUMLAH BALITA
NO KECAMATAN PUSKESMAS L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 SENEN PKM SENEN 2,873 2,800 5,673 2,469 85.9 2,708 96.7 5,177 91.3
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 4,347 4,054 8,401 3,247 74.7 3,041 75.0 6,288 74.8
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 2,629 2,510 5,139 1,380 52.5 1,404 55.9 2,784 54.2
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 7,045 6,601 13,646 6,281 89.2 7,331 111.1 13,612 99.8
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 4,556 4,352 8,908 1,984 43.5 2,165 49.7 4,149 46.6
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 3,258 3,176 6,434 1,645 50.5 1,694 53.3 3,339 51.9
7 GAMBIR PKM GAMBIR 2,601 2,554 5,155 2,081 80.0 2,193 85.9 4,274 82.9
8 MENTENG PKM MENTENG 2,528 2,166 4,694 1,146 45.3 1,003 46.3 2,149 45.8

JUMLAH (KAB/KOTA) 29,837 28,213 58,050 20,233 67.8 21,539 76 41,772 71.96

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


TABEL 43

JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

BALITA
JUMLAH SASARAN BALITA DITIMBANG
NO KECAMATAN PUSKESMAS
(S) JUMLAH (D) % (D/S)
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 SENEN PKM SENEN 2,628 3,543 6,171 1,820 1,795 3,615 69.3 50.7 58.6
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 3,618 3,608 7,226 2,730 2,761 5,491 75.5 76.5 76.0
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 1,643 2,120 3,763 1,243 1,015 2,258 75.7 47.9 60.0
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 7,369 10,044 17,413 5,837 5,839 11,676 79.2 58.1 67.1
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 3,120 4,094 7,214 2,539 2,499 5,038 81.4 61.0 69.8
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 2,129 2,844 4,973 1,410 1,389 2,799 66.2 48.8 56.3
7 GAMBIR PKM GAMBIR 2,022 2,684 4,706 1,433 1,463 2,896 70.9 54.5 61.5
8 MENTENG PKM MENTENG 1,712 2,273 3,985 1,459 1,366 2,825 85.2 60.1 70.9

JUMLAH (KAB/KOTA) 24,241 31,210 55,451 18,471 18,127 36,598 76.2 58.1 66.0

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


TABEL 44

STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEKS BB/U, TB/U, DAN BB/TB MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

JUMLAH BALITA JUMLAH BALITA JUMLAH


BALITA GIZI KURANG (BB/U) BALITA PENDEK (TB/U) BALITA KURUS (BB/TB)
0-59 BULAN 0-59 BULAN BALITA
NO KECAMATAN PUSKESMAS
YANG YANG DIUKUR 0-59 BULAN
DITIMBANG JUMLAH % TINGGI BADAN JUMLAH % YANG DIUKUR JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 SENEN PKM SENEN 3,615 9 0.2 3,615 94 2.6 3,615 87 2.4
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 5,491 27 0.5 5,491 81 1.5 5,491 22 0.4
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 2,258 25 1.1 2,258 59 2.6 2,258 23 1.0
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 11,676 64 0.5 11,676 216 1.8 11,676 17 0.1
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 5,038 4 0.1 5,038 125 2.5 5,038 6 0.1
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 2,799 32 1.1 2,799 141 5.0 2,799 16 0.6
7 GAMBIR PKM GAMBIR 2,896 18 0.6 2,896 125 4.3 2,896 27 0.9
8 MENTENG PKM MENTENG 2,825 14 0.5 2,825 32 1.1 2,825 11 0.4

JUMLAH (KAB/KOTA) 36,598 193 0.5 36,598 873 2.4 36,598 209 0.6

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


TABEL 45

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) PESERTA DIDIK SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

PESERTA DIDIK SEKOLAH SEKOLAH


KELAS 1 SD/MI KELAS 7 SMP/MTS KELAS 10 SMA/MA SD/MI SMP/MTS SMA/MA
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH MENDAPAT JUMLAH MENDAPAT JUMLAH MENDAPAT MENDAPAT MENDAPAT MENDAPAT
PESERTA PELAYANAN % PESERTA PELAYANAN % PESERTA PELAYANAN % JUMLAH PELAYANAN % JUMLAH PELAYANAN % JUMLAH PELAYANAN %
DIDIK KESEHATAN DIDIK KESEHATAN DIDIK KESEHATAN KESEHATAN KESEHATAN KESEHATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 SENEN PKM SENEN 1,565 1,565 100.0 851 800 94.0 1,173 1,156 98.6 39 39 100.0 13 13 100.0 16 16 100.0
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 1,499 1,483 98.9 1,547 1,384 89.5 955 955 100.0 38 38 100.0 10 10 100.0 5 5 100.0
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 1,304 1,304 100.0 1,459 1,390 95.3 1,625 1,625 100.0 23 23 100.0 11 11 100.0 10 10 100.0
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 4,276 4,276 100.0 3,509 2,604 74.2 4,107 4,107 100.0 73 73 100.0 29 29 100.0 27 27 100.0
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 1,802 1,802 100.0 1,840 1,628 88.5 1,742 1,728 99.2 36 36 100.0 16 16 100.0 15 15 100.0
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 1,684 1,555 92.3 1,805 868 48.1 2,879 2,664 92.5 39 39 100.0 17 17 100.0 17 17 100.0
7 GAMBIR PKM GAMBIR 1,420 1,310 92.3 1,651 1,465 88.7 2,261 1,991 88.1 33 33 100.0 14 14 100.0 17 17 100.0
8 MENTENG PKM MENTENG 992 990 99.8 1,481 1,447 97.7 1,191 1,191 100.0 27 27 100.0 13 13 100.0 12 12 100.0

JUMLAH (KAB/KOTA) 14,542 14,285 98.2 14,143 11,586 81.9 15,933 15,417 96.8 308 308 100.0 123 123 100.0 119 119 100.0

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


TABEL 46

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT


NO KECAMATAN PUSKESMAS RASIO
JUMLAH KASUS TUMPATAN GIGI PENCABUTAN JUMLAH KASUS % KASUS
TUMPATAN/
GIGI TETAP GIGI TETAP DIRUJUK DIRUJUK
PENCABUTAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 SENEN PKM SENEN 16,067 2,713 864 3.1 1,008 6.3
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 18,013 2,048 1,415 1.4 561 3.1
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 25,262 4,436 1,438 3.1 463 1.8
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 22,963 2,876 1,639 1.8 918 4.0
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 19,771 3,027 2,330 1.3 1,167 5.9
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 13,239 2,311 1,703 1.4 467 3.5
7 GAMBIR PKM GAMBIR 10,715 4,432 585 7.6 280 2.6
8 MENTENG PKM MENTENG 16,085 4,910 748 6.6 21 0.1

JUMLAH (KAB/ KOTA) 142,115 26,753 10,722 2.5 4,885 3.4

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


Keterangan: pelayanan kesehatan gigi meliputi seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerja puskesmas
TABEL 47

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH

JUMLAH JUMLAH JUMLAH MURID SD/MI MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH SD/MI DGN SD/MI
% %
SD/MI SIKAT GIGI MENDAPAT
MASSAL YAN. GIGI
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 SENEN PKM SENEN 39 39 100.0 39 100.0 4,041 4,995 9,036 4,041 100.0 4,995 100.0 9,036 100.0 995 1,353 2,348 281 28.2 344 25.4 625 26.6
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 38 38 100.0 38 100.0 397 589 986 397 100.0 589 100.0 986 100.0 397 589 986 397 100.0 589 100.0 986 100.0
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 21 21 100.0 21 100.0 2,484 2,145 4,629 2,484 100.0 2,145 100.0 4,629 100.0 409 577 986 0 0.0 0 0.0 0 0.0
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 70 70 100.0 70 100.0 11,643 10,976 22,619 6,392 54.9 5,637 51.4 12,029 53.2 1,118 1,093 2,211 19 1.7 25 2.3 44 2.0
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 36 36 100.0 36 100.0 1,508 1,717 3,225 1,508 100.0 1,717 100.0 3,225 100.0 529 506 1,035 215 40.6 47 9.3 262 25.3
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 14 14 100.0 14 100.0 2,040 2,103 4,143 406 19.9 432 20.5 838 20.2 204 271 475 109 53.4 161 59.4 270 56.8
7 GAMBIR PKM GAMBIR 34 34 100.0 34 100.0 4,619 4,514 9,133 4,514 97.7 4,456 98.7 8,970 98.2 2,575 2,714 5,289 0 0.0 0 0.0 0 0.0
8 MENTENG PKM MENTENG 12 12 100.0 12 100.0 1,523 1,475 2,998 1,523 100.0 1,475 100.0 2,998 100.0 246 236 482 49 19.9 20 8.5 69 14.3

JUMLAH (KAB/ KOTA) 264 264 100.0 264 100.0 28,255 28,514 56,769 21,265 75.3 21,446 75.2 42,711 75.2 6,473 7,339 13,812 1,070 16.5 1,186 16.2 2,256 16.3

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


TABEL 48

PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

PENDUDUK USIA 15-59 TAHUN


MENDAPAT PELAYANAN SKRINING KESEHATAN SESUAI STANDAR BERISIKO
JUMLAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN

LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 SENEN PKM SENEN 30,933 31,355 62,288 11,031 35.7 14,015 44.7 25,046 40.2 1,602 14.5 3,396 24.2 4,998 20.0
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 37,204 36,922 74,126 18,135 48.7 20,895 56.6 39,030 52.7 2,485 13.7 3,794 18.2 6,279 16.1
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 29,448 29,701 59,149 3,378 11.5 4,277 14.4 7,655 12.9 605 17.9 1,046 24.5 1,651 21.6
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 69,671 69,182 138,853 24,964 35.8 28,704 41.5 53,668 38.7 3,049 12.2 5,183 18.1 8,232 15.3
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 48,863 47,336 96,199 10,156 20.8 13,016 27.5 23,172 24.1 3,039 29.9 4,457 34.2 7,496 32.3
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 38,767 39,022 77,789 5,704 14.7 6,822 17.5 12,526 16.1 545 9.6 1,087 15.9 1,632 13.0
7 GAMBIR PKM GAMBIR 28,754 30,330 59,084 5,492 19.1 7,652 25.2 13,144 22.2 754 13.7 1,698 22.2 2,452 18.7
8 MENTENG PKM MENTENG 26,038 27,110 53,148 2,969 11.4 3,732 13.8 6,701 12.6 161 5.4 755 20.2 916 13.7

JUMLAH (KAB/KOTA) 309,678 310,958 620,636 81,829 26.4 99,113 31.9 180,942 29.2 12,240 15.0 21,416 21.6 33,656 18.6

Sumber: Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


TABEL 49

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

USIA LANJUT (60TAHUN+)


NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 SENEN PKM SENEN 4,373 6,107 10,480 2,817 64.4 3,727 61.0 6,544 62.4
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 4,800 5,603 10,403 611 12.7 858 15.3 1,469 14.1
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 4,073 4,205 8,278 35 0.9 54 1.3 89 1.1
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 8,202 9,327 17,529 103 1.3 153 1.6 256 1.5
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 5,770 6,864 12,634 260 4.5 216 3.1 476 3.8
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 5,234 6,487 11,721 354 6.8 405 6.2 759 6.5
7 GAMBIR PKM GAMBIR 4,276 5,825 10,101 71 1.7 142 2.4 213 2.1
8 MENTENG PKM MENTENG 3,967 5,505 9,472 25 0.6 45 0.8 70 0.7

JUMLAH (KAB/KOTA) 40,695 49,923 90,618 4,276 10.5 5,600 11.2 9,876 10.9

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


TABEL 50

PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA


KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

PUSKESMAS
MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN
MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN PENJARINGAN PENJARINGAN
KEGIATAN PENJARINGAN
KELAS IBU HAMIL ORIENTASI P4K KESEHATAN KELAS 7 KESEHATAN KELAS 1,
KESEHATAN REMAJA KESEHATAN KELAS 1
DAN 10 7, 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 SENEN PKM SENEN v v v v v v
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU v v v v v v
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH v v v v v v
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN v v v v v v
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG v v v v v v
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR v v v v v v
7 GAMBIR PKM GAMBIR v v v v v v
8 MENTENG PKM MENTENG v v v v v v

JUMLAH (KAB/KOTA) 8 8 8 8 8 8 8
PERSENTASE 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0

Sumber: Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


catatan: diisi dengan tanda "V"
TABEL 51

JUMLAH TERDUGA TUBERKULOSIS ,KASUS TUBERKULOSIS, KASUS TUBERKULOSIS ANAK, CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK
DAN CASE DETECTION RATE (CDR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

JUMLAH TERDUGA TUBERKULOSIS YANG KASUS


JUMLAH SEMUA KASUS TUBERKULOSIS
MENDAPATKAN PELAYANAN TUBERKULOSIS
NO KECAMATAN PUSKESMAS SESUAI STANDAR LAKI-LAKI PEREMPUAN
SESUAI STANDAR
TIDAK SESUAI
+ TIDAK SESUAI
LAKI-LAKI + ANAK 0-14
STANDAR JUMLAH % JUMLAH % PEREMPUAN TAHUN
STANDAR
1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 SENEN PKM SENEN 3,007 0 3,007 1,195 56.0 938 44.0 2,133 184
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 982 0 982 145 60.7 94 39.3 239 43
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 1,760 0 1,760 394 64.2 220 35.8 614 70
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 1,269 0 1,269 318 61.9 196 38.1 514 48
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 1,282 0 1,282 461 59.0 321 41.0 782 102
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 1,006 0 1,006 274 58.1 198 41.9 472 40
7 GAMBIR PKM GAMBIR 1,542 0 1,542 427 61.9 263 38.1 690 53
8 MENTENG PKM MENTENG 1,022 0 1,022 209 58.7 147 41.3 356 13

JUMLAH (KAB/KOTA) 11,870 0 11,870 3,423 59.0 2,377 41.0 5,800 553
JUMLAH TERDUGA TUBERKULOSIS 11,870
PERSENTASE ORANG TERDUGA TUBERKULOSIS MENDAPATKAN PELAYANAN TUBERKULOSIS SESUAI STANDAR 100.0
CNR SEMUA KASUS TUBERKULOSIS PER 100.000 PENDUDUK 627.2399496
PERKIRAAN INSIDEN TUBERKULOSIS (DALAM ABSOLUT) BERDASARKAN MODELING TAHUN 2018 3,150
CASE DETECTION RATE (%) 184.1
CAKUPAN PENEMUAN KASUS TUBERKULOSIS ANAK (%) 146.3

Sumber: Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


(Data ditarik dari SITT per tanggal 25 Februari 2019)
Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien Tuberkulosis yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di RS, BBKPM/BPKPM/BP4, Lembaga Pemasyarakatan,
Rumah Tahanan, Dokter Praktek Mandiri, Klinik dll
TABEL 52

ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN TUBERKULOSIS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

JUMLAH KASUS JUMLAH SEMUA KASUS


TUBERKULOSIS PARU TUBERKULOSIS ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE) TUBERKULOSIS ANGKA PENGOBATAN LENGKAP ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN (SUCCESS JUMLAH
TERKONFIRMASI TERDAFTAR DAN PARU TERKONFIRMASI BAKTERIOLOGIS (COMPLETE RATE) SEMUA KASUS TUBERKULOSIS RATE/SR) SEMUA KASUS TUBERKULOSIS KEMATIAN
BAKTERIOLOGIS YANG SELAMA
NO KECAMATAN PUSKESMAS DIOBATI*)
TERDAFTAR DAN PENGOBATAN
LAKI-LAKI PEREMPUAN L+P LAKI-LAKI PEREMPUAN L+P LAKI-LAKI PEREMPUAN L+P TUBERKULOSIS
DIOBATI*)
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1 SENEN PKM SENEN 273 154 427 1,195 938 2,133 120 44.0 58 37.7 178 41.7 520 43.5 357 38.1 877 41.1 640 53.6 415 44.2 1055 49.5 36 1.7
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 73 45 118 145 94 239 100 137.0 54 120.0 154 130.5 247 170.3 123 130.9 370 154.8 347 239.3 177 188.3 524 219.2 0 0.0
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 185 64 249 394 220 614 106 57.3 38 59.4 144 57.8 170 43.1 126 57.3 296 48.2 276 70.1 164 74.5 440 71.7 25 4.1
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 168 108 276 318 196 514 99 58.9 73 67.6 172 62.3 79 24.8 74 37.8 153 29.8 178 56.0 147 75.0 325 63.2 6 1.2
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 138 91 229 461 321 782 45 32.6 45 49.5 90 39.3 270 58.6 184 57.3 454 58.1 315 68.3 229 71.3 544 69.6 19 2.4
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 98 73 171 274 198 472 42 42.9 36 49.3 78 45.6 80 29.2 88 44.4 168 35.6 122 44.5 124 62.6 246 52.1 2 0.4
7 GAMBIR PKM GAMBIR 132 72 204 427 263 690 55 41.7 21 29.2 76 37.3 321 75.2 188 71.5 509 73.8 376 88.1 209 79.5 585 84.8 16 2.3
8 MENTENG PKM MENTENG 81 55 136 209 147 356 39 48.1 34 61.8 73 53.7 46 22.0 33 22.4 79 22.2 85 40.7 67 45.6 152 42.7 9 2.5

JUMLAH (KAB/KOTA) 1,148 662 1,810 3,423 2,377 5,800 606 52.8 359 54.2 965 53.3 1,733 50.6 1,173 49.3 2,906 50.1 2339 68.3 1532 64.5 3871 66.7 113 1.9

Sumber: Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


Keterangan:
*) Kasus Tuberkulosis terdaftar dan diobati berdasarkan kohort yang sama dari kasus yang dinilai kesembuhan dan pengobatan lengkap
Jumlah pasien adalah seluruh pasien Tuberkulosis yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di RS, BBKPM/BPKPM/BP4, Lembaga Pemasyarakatan,
Rumah Tahanan, Dokter Praktek Mandiri, Klinik dll
TABEL 53

PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

BALITA BATUK ATAU KESUKARAN BERNAPAS REALISASI PENEMUAN PENDERITA PNEUMONIA PADA BALITA
PERSENTASE PNEUMONIA BATUK BUKAN PNEUMONIA
PERKIRAAN PNEUMONIA JUMLAH
DIBERIKAN TATALAKSANA YANG BERAT
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH BALITA PNEUMONIA
JUMLAH KUNJUNGAN STANDAR (DIHITUNG DIBERIKAN %
NAPAS / LIHAT TDDK*)
BALITA
TATALAKSAN
A STANDAR L P L P L P L+P L P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 SENEN PKM SENEN 5,673 5,348 5,348 100.0 289 199 206 4 2 203 208 411 142.2 8,969 11,419
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 8,401 9,549 9,549 100.0 438 242 175 0 0 242 175 417 95.2 9,619 10,361
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 5,139 7,255 7,255 100.0 269 159 126 10 8 169 134 303 112.6 7,154 7,812
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 13,646 8,204 8,204 100.0 867 608 459 12 13 620 472 1,092 126.0 17,371 16,582
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 8,908 9,471 9,471 100.0 276 211 122 5 2 216 124 340 123.2 7,346 8,576
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 6,434 8,748 8,748 100.0 322 271 261 0 0 271 261 532 165.2 7,639 8,661
7 GAMBIR PKM GAMBIR 5,155 6,696 6,696 100.0 262 53 23 0 0 53 23 76 29.0 8,198 8,782
8 MENTENG PKM MENTENG 4,694 5,694 5,694 100.0 238 212 162 0 0 212 162 374 157.1 7,705 8,959

JUMLAH (KAB/KOTA) 58,050 60,965 60,965 100.0 2,961 1,955 1,534 31 25 1,986 1,559 3,545 119.7 74,001 81,152
Prevalensi pneumonia pada balita
Jumlah Puskesmas yang melakukan tatalaksana Standar minimal 60% 8
Persentase Puskesmas yang melakukan tatalaksana standar minimal 60% 100.0%

Sumber: Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


Keterangan:
TABEL 54

JUMLAH KASUS HIV MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR


KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

HIV
NO KELOMPOK UMUR
PROPORSI
L P L+P
KELOMPOK UMUR
1 2 3 4 5 6

1 ≤ 4 TAHUN 8 3 11 0.5
2 5 - 14 TAHUN 2 2 4 0.2
3 15 - 19 TAHUN 25 5 30 1.5
4 20 - 24 TAHUN 359 46 405 19.7
5 25 - 49 TAHUN 1,310 227 1,537 74.8
6 ≥ 50 TAHUN 63 5 68 3.3

JUMLAH (KAB/KOTA) 1,767 288 2,055


PROPORSI JENIS KELAMIN 86.0 14.01
Jumlah estimasi orang dengan risiko terinfeksi HIV 28,320
Jumlah orang dengan risiko terinfeksi HIV yang mendapatkan pelayanan sesuai standar 38,222
Persentase orang dengan risiko terinfeksi HIV mendapatkan pelayanan deteksi dini HIV sesuai standar 135.0

Sumber: Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 55

JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN AKIBAT AIDS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

KASUS BARU AIDS KASUS KUMULATIF AIDS JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS
PROPORSI PROPORSI
NO KELOMPOK UMUR
L P L+P KELOMPOK L P L+P KELOMPOK L P L+P
UMUR UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 < 1 TAHUN 0 0 0 0.00 1 1 2 0.78 0 0 0


2 1 - 4 TAHUN 1 1 2 0.78 4 1 5 1.94 0 0 0
3 5 - 14 TAHUN 0 2 2 0.78 1 11 12 4.65 0 0 0
4 15 - 19 TAHUN 1 0 1 0.39 1 5 6 2.33 0 0 0
5 20 - 29 TAHUN 83 5 88 34.11 251 34 285 110.47 1 0 1
6 30 - 39 TAHUN 87 11 98 37.98 260 34 294 113.95 1 3 4
7 40 - 49 TAHUN 39 9 48 18.60 117 18 135 52.33 1 1 2
8 50 - 59 TAHUN 15 0 15 5.81 39 4 43 16.67 3 0 3
9 ≥ 60 TAHUN 4 0 4 1.55 13 2 15 5.81 0 0 0
10 TIDAK DIKETAHUI 0 0 0 0.00 0 0 0 0.00 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 230 28 258 687 110 797 6 4 10

PROPORSI JENIS KELAMIN 89.15 10.85 86.20 13.80 60.00 40.00

Sumber: Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru ditemukan yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 56

KASUS DIARE YANG DILAYANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

DIARE
JUMLAH TARGET
DILAYANI MENDAPAT ORALIT MENDAPAT ZINC
JUMLAH PENEMUAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS BALITA SEMUA UMUR BALITA SEMUA UMUR BALITA
PENDUDUK
SEMUA
BALITA JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 SENEN PKM SENEN 94,886 956 2,562 1,416 148.0 5,624 219.5 1,416 100.0 5,624 100.0 1,416 100.0
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 115,043 1,416 3,106 1,651 116.6 5,244 168.8 1,651 100.0 5,244 100.0 1,651 100.0
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 85,462 866 2,307 817 94.3 2,537 109.9 817 100.0 2,537 100.0 817 100.0
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 205,557 2,301 5,550 2,617 113.7 7,542 135.9 2,617 100.0 7,542 100.0 2,617 100.0
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 141,732 1,502 3,827 1,771 117.9 5,438 142.1 1,771 100.0 5,438 100.0 1,771 100.0
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 113,353 1,085 3,061 1,392 128.3 3,427 112.0 1,392 100.0 3,427 100.0 1,392 100.0
7 GAMBIR PKM GAMBIR 88,366 869 2,386 872 100.3 3,170 132.9 872 100.0 3,170 100.0 872 100.0
8 MENTENG PKM MENTENG 80,287 791 2,168 987 124.7 3,588 165.5 987 100.0 3,588 100.0 987 100.0

JUMLAH (KAB/KOTA) 924,686 9,787 24,967 11,523 117.7 36,570 146.5 11,523 100.0 36,570 100.0 11,523 100.0
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 843 270

Sumber: Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


TABEL 57

KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

KASUS BARU
NO KECAMATAN PUSKESMAS Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah PB + MB
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 SENEN PKM SENEN 1 1 2 3 0 3 4 1 5


2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 0 0 0 3 0 3 3 0 3
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 0 1 1 2 0 2 2 1 3
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 2 1 3 3 0 3 5 1 6
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 0 0 0 1 0 1 1 0 1
7 GAMBIR PKM GAMBIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 MENTENG PKM MENTENG 0 0 0 2 1 3 2 1 3

JUMLAH (KAB/KOTA) 3 3 6 14 1 15 17 4 21
PROPORSI JENIS KELAMIN 50.0 50.0 93.3 6.7 81.0 19.0
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 3.7 0.9 2.3

Sumber: Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


TABEL 58

KASUS BARU KUSTA CACAT TINGKAT 0, CACAT TINGKAT 2, PENDERITA KUSTA ANAK<15 TAHUN,
PENDERITA KUSTA ANAK<15 TAHUN DENGAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

KASUS BARU
PENDERITA
KUSTA
ANAK<15
PENDERITA KUSTA ANAK
NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITA CACAT TINGKAT 0 CACAT TINGKAT 2 TAHUN
<15 TAHUN
KUSTA DENGAN
CACAT
TINGKAT 2
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 SENEN PKM SENEN 5 5 100.0 0 0.0 0 0.0 0
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 3 2 66.7 1 33.3 0 0.0 0
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 3 3 100.0 0 0.0 0 0.0 0
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 6 6 100.0 0 0.0 0 0.0 0
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 1 1 100.0 0 0.0 0 0.0 0
7 GAMBIR PKM GAMBIR 0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0
8 MENTENG PKM MENTENG 3 3 100.0 0 0.0 0 0.0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 21 20 95.2 1 4.8 0 0.0 0


ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 1.000.000 PENDUDUK 1.1

Sumber: Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


TABEL 59

JUMLAH KASUS TERDAFTAR DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

KASUS TERDAFTAR
NO KECAMATAN PUSKESMAS Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 SENEN PKM SENEN 1 1 2 5 0 5 6 1 7
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 0 0 0 4 0 4 4 0 4
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 0 1 1 2 0 2 2 1 3
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 2 1 3 4 0 4 6 1 7
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 0 0 0 1 0 1 1 0 1
7 GAMBIR PKM GAMBIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 MENTENG PKM MENTENG 0 0 0 3 0 3 3 0 3

JUMLAH (KAB/KOTA) 3 3 6 19 0 19 22 3 25
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 0.3

Sumber: Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


TABEL 60

PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

KUSTA (PB) KUSTA (MB)


TAHUN 2017 TAHUN 2016
RFT PB RFT MB
NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITA PBa PENDERITA MBb
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 SENEN PKM SENEN 0 0 0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 1 0 1 1 100.0 0 #DIV/0! 1 100.0
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 0 0 0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 1 0 1 1 100.0 0 #DIV/0! 1 100.0
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 0 0 0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 2 0 2 2 100.0 0 #DIV/0! 2 100.0
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 0 0 0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 2 0 2 2 100.0 0 #DIV/0! 2 100.0
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 0 0 0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 4 1 5 4 100.0 1 100.0 5 100.0
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 0 0 0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 2 1 3 2 100.0 0 0.0 2 66.7
7 GAMBIR PKM GAMBIR 0 0 0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 1 0 1 1 100.0 0 #DIV/0! 1 100.0
8 MENTENG PKM MENTENG 0 0 0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 1 0 1 1 100.0 0 #DIV/0! 1 100.0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 14 2 16 14 100.0 1 50.0 15 93.8

Sumber: Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat

Keterangan :
a = Penderita kusta PB merupakan penderita pada kohort yang sama, yaitu diambil dari penderita baru yang masuk dalam kohort yang sama 1 tahun sebelumnya,
misalnya: untuk mencari RFT rate tahun 2018, maka dapat dihitung dari penderita baru tahun 2017 yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu
b= Penderita kusta MB merupakan penderita pada kohort yang sama, yaitu diambil dari penderita baru yang masuk dalam kohort yang sama 2 tahun sebelumnya,
misalnya: untuk mencari RFT rate tahun 2018, maka dapat dihitung dari penderita baru tahun 2016 yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu
TABEL 61

JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KASUS AFP


NO KECAMATAN PUSKESMAS
<15 TAHUN (NON POLIO)
1 2 3 4 5
1 SENEN PKM SENEN 23,414 0
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 32,145 0
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 19,084 1
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 51,837 3
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 34,763 0
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 25,207 1
7 GAMBIR PKM GAMBIR 20,357 0
8 MENTENG PKM MENTENG 18,666 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 225,473 5


AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN 2.2

Sumber: Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 62

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

JUMLAH KASUS PD3I


DIFTERI TETANUS NEONATORUM HEPATITIS B
NO KECAMATAN PUSKESMAS PERTUSIS SUSPEK CAMPAK
JUMLAH KASUS JUMLAH KASUS JUMLAH KASUS
MENINGGAL MENINGGAL
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 SENEN PKM SENEN 1 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0 4 3 7 9 14 23
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 2 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 4 5 9 3 1 4
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 3 1 1 2
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3 6 2 0 2
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 3 5 7 11 18
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 3 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 4 3 1 4
7 GAMBIR PKM GAMBIR 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 7 3 10 7 4 11
8 MENTENG PKM MENTENG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 8 18

JUMLAH (KAB/KOTA) 7 6 13 1 0 0 0 0 0 0 0 24 20 44 42 40 82
CASE FATALITY RATE (%) 7.7 0.0

INSIDENS RATE SUSPEK CAMPAK 4.5 4.3 8.9

Sumber: Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


TABEL 63

KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM


KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

KLB DI DESA/KELURAHAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH DITANGANI <24 JAM %
1 2 3 4 5 6
1 SENEN PKM SENEN 2 2 100.0
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 3 3 100.0
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 2 2 100.0
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 1 1 100.0
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 1 1 100.0
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 3 3 100.0
7 GAMBIR PKM GAMBIR 1 1 100.0
8 MENTENG PKM MENTENG 0 0 100.0

JUMLAH (KAB/KOTA) 13 13 100.0

Sumber: Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


TABEL 64

JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

YANG TERSERANG
JENIS KEJADIAN WAKTU KEJADIAN (TANGGAL) JUMLAH PENDERITA KELOMPOK UMUR PENDERITA JUMLAH KEMATIAN JUMLAH PENDUDUK TERANCAM ATTACK RATE (%) CFR (%)
NO JUMLAH
JUMLAH
LUAR BIASA DESA/KE DITANGGU- 0-7 8-28 1-11 1-4 5-9 10-14 15-19 20-44 45-54 55-59 60-69 70+
KEC DIKETAHUI AKHIR L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
L LANGI HARI HARI BLN THN THN THN THN THN THN THN THN THN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 Difteri 7 10 1/1/2018 1/1/2018 7 6 13 2 3 2 6 0 1 1 460,885 463,801 924,686 0.0015 0.0013 0.0014 0.0 16.7 7.7
31/12/2018 31/12/2018

Sumber: Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


TABEL 65

KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)


NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KASUS MENINGGAL CFR (%)
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 SENEN PKM SENEN 4 3 7 0 0 0 0.0 0.0 0.0
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 10 4 14 0 0 0 0.0 0.0 0.0
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 11 7 18 0 0 0 0.0 0.0 0.0
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 26 13 39 0 0 0 0.0 0.0 0.0
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 3 10 13 0 0 0 0.0 0.0 0.0
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 2 2 4 0 0 0 0.0 0.0 0.0
7 GAMBIR PKM GAMBIR 5 1 6 0 0 0 0.0 0.0 0.0
8 MENTENG PKM MENTENG 13 4 17 0 0 0 0.0 0.0 0.0

JUMLAH (KAB/KOTA) 74 44 118 0 0 0 0.0 0.0 0.0


INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK 16.1 9.5 12.8

Sumber: Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 66

KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

MALARIA
KONFIRMASI LABORATORIUM POSITIF MENINGGAL CFR
% KONFIRMASI %
NO KECAMATAN PUSKESMAS RAPID PENGOBATAN
SUSPEK LABORATORIU PENGOBATAN
MIKROSKOPIS DIAGNOSTIC TOTAL L P L+P STANDAR L P L+P L P L+P
M STANDAR
TEST (RDT)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 SENEN PKM SENEN 0 0 0 0 0.0 0 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0.0 0.0
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 1 0 0 0 0.0 0 1 1 1 100.0 0 0 0 0.0 0.0 0.0
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 1 1 0 1 100.0 1 0 1 1 100.0 0 0 0 0.0 0.0 0.0
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 0 0 0 0 0.0 0 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0.0 0.0
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 3 3 0 3 100.0 2 1 3 3 100.0 0 0 0 0.0 0.0 0.0
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 1 1 0 1 100.0 1 0 1 1 100.0 0 0 0 0.0 0.0 0.0
7 GAMBIR PKM GAMBIR 0 0 0 0 0.0 0 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0.0 0.0
8 MENTENG PKM MENTENG 0 0 0 0 0.0 0 0 0 0 0.0 0 0 0 0.0 0.0 0.0

JUMLAH (KAB/KOTA) 6 5 0 5 83.3 4 2 6 6 100.0 0 0 0 0.0 0.0 0.0


ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK 0.0 0.0 0.0

Sumber: Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 67

PENDERITA KRONIS FILARIASIS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

PENDERITA KRONIS FILARIASIS


NO KECAMATAN PUSKESMAS KASUS KRONIS TAHUN KASUS KRONIS BARU JUMLAH SELURUH KASUS
KASUS KRONIS PINDAH KASUS KRONIS MENINGGAL
SEBELUMNYA DITEMUKAN KRONIS
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 SENEN PKM SENEN 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3
7 GAMBIR PKM GAMBIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 MENTENG PKM MENTENG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 1 4 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4 5

Sumber: Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 68

PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA HIPERTENSI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN


JUMLAH ESTIMASI PENDERITA
HIPERTENSI BERUSIA ≥ 15 TAHUN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS
LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 SENEN PKM SENEN 3,531 3,746 7,277 1,470 41.6 2,711 72.4 4,181 57.5
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 4,200 4,253 8,453 3,505 83.5 5,380 126.5 8,885 105.1
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 3,352 3,391 6,743 760 22.7 1,215 35.8 1,975 29.3
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 7,787 7,851 15,638 4,820 61.9 7,767 98.9 12,587 80.5
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 5,463 5,420 10,883 4,153 76.0 6,016 111.0 10,169 93.4
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 4,400 4,551 8,951 1,239 28.2 2,398 52.7 3,637 40.6
7 GAMBIR PKM GAMBIR 3,303 3,616 6,919 3,012 91.2 3,693 102.1 6,705 96.9
8 MENTENG PKM MENTENG 3,001 3,262 6,263 875 29.2 1,492 45.7 2,367 37.8

JUMLAH (KAB/KOTA) 35,037 36,090 71,127 19,834 56.6 30,672 85.0 50,506 71.0

Sumber: Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


TABEL 69

PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA DIABETES MELITUS (DM) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

PENDERITA DM YANG MENDAPATKAN


JUMLAH PENDERITA PELAYANAN KESEHATAN SESUAI STANDAR
NO KECAMATAN PUSKESMAS
DM
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6
1 SENEN PKM SENEN 1,819 1,598 87.9
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 2,113 2,198 104.0
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 1,685 942 55.9
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 3,909 2,405 61.5
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 2,721 1,588 58.4
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 2,238 1,026 45.8
7 GAMBIR PKM GAMBIR 1,730 1,005 58.1
8 MENTENG PKM MENTENG 1,566 499 31.9

JUMLAH (KAB/KOTA) 17,781 11,261 63.3

Sumber: Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


TABEL 70

CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (SADANIS)
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

PUSKESMAS PEMERIKSAAN LEHER


PEREMPUAN IVA POSITIF CURIGA KANKER TUMOR/BENJOLAN
MELAKSANAKAN RAHIM DAN PAYUDARA
NO KECAMATAN PUSKESMAS USIA 30-50
KEGIATAN DETEKSI DINI
TAHUN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
IVA & SADANIS*
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 SENEN PKM SENEN v 16,268 2,066 12.7 33 1.6 0 0.0 15 0.7
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU v 18,848 1,502 8.0 24 1.6 2 0.1 5 0.3
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH v 14,789 594 4.0 1 0.2 0 0.0 6 1.0
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN v 35,372 2,297 6.5 8 0.3 1 0.0 17 0.7
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG v 24,176 1,494 6.2 5 0.3 0 0.0 0 0.0
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR v 19,852 604 3.0 25 4.1 0 0.0 11 1.8
7 GAMBIR PKM GAMBIR v 15,517 717 4.6 39 5.4 4 0.6 8 1.1
8 MENTENG PKM MENTENG v 14,376 214 1.5 2 0.9 1 0.5 6 2.8

JUMLAH (KAB/KOTA) 8 159,198 9,488 6.0 137 1.4 8 0.1 68 0.7

Sumber: Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


Ket: IVA: Inspeksi Visual dengan Asam asetat
* diisi dengan checklist (V)
TABEL 71

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ) BERAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

PELAYANAN KESEHATAN ODGJ BERAT


NO KECAMATAN PUSKESMAS
SASARAN ODGJ MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
BERAT
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6
1 SENEN PKM SENEN 106 93 87.7
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 130 110 84.6
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 93 122 131.2
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 247 202 81.8
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 161 90 55.9
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 103 49 47.6
7 GAMBIR PKM GAMBIR 81 64 79.0
8 MENTENG PKM MENTENG 69 199 288.4

JUMLAH (KAB/KOTA) 990 929 93.8

Sumber: Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat


TABEL 72

PERSENTASE SARANA AIR MINUM YANG DILAKUKAN PENGAWASAN


KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN (IKL) PEMERIKSAAN


JUMLAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS SARANA AIR JUMLAH
JUMLAH SARANA JUMLAH
MINUM JUMLAH SARANA AIR
AIR MINUM DGN SARANA AIR
SARANA AIR % % % MINUM %
RESIKO RENDAH+ MINUM DIAMBIL
MINUM DI IKL MEMENUHI
SEDANG SAMPEL
SYARAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 SENEN PKM SENEN 20,683 1,312 6.3 1,311 99.9 20 0.1 18 90.0
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 15,705 31 0.2 13 41.9 31 0.2 18 58.1
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 921 921 100.0 700 76.0 10 1.1 5 50.0
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 21,102 21,102 100.0 21,102 100.0 20 0.1 6 30.0
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 21,133 150 0.7 75 50.0 30 0.1 3 10.0
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 14,226 1,736 12.2 1,533 88.3 17 0.1 13 76.5
7 GAMBIR PKM GAMBIR 37 34 91.9 31 91.2 31 83.8 8 25.8
8 MENTENG PKM MENTENG 7,306 158 2.2 5 3.2 5 0.1 0 0.0

JUMLAH (KAB/KOTA) 101,113 25,444 25.2 24,770 97.4 164 0.2 71 43.3

Sumber: Puskesmas Kecamatan di Jakarta Pusat


TABEL 73

PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

JAMBAN SEHAT SEMI JAMBAN SEHAT PERMANEN PENDUDUK DENGAN


SHARING/KOMUNAL
PERMANEN (JSSP) (JSP) AKSES TERHADAP
JUMLAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH JUMLAH JUMLAH
FASILITAS SANITASI YANG
PENDUDUK JUMLAH JUMLAH JUMLAH
PENDUDUK PENDUDUK PENDUDUK LAYAK (JAMBAN SEHAT)
SARANA SARANA SARANA
PENGGUNA PENGGUNA PENGGUNA JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 SENEN PKM SENEN 94,886 168 2,616 10,690 86,442 1,517 8,078 91,728 96.7
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 115,043 221 6,599 8,462 15,705 12,279 44,830 42,916 37.3
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 85,462 367 2,558 0 0 11,624 82,294 21,599 25.3
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 205,557 74 756 3,171 17,593 28,225 183,633 201,982 98.3
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 141,732 118 4,621 795 11,898 79,443 130,567 135,188 95.4
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 113,353 59 10,533 1,387 12,477 32,274 46,420 69,430 61.3
7 GAMBIR PKM GAMBIR 88,366 2,089 3,882 0 0 15,433 70,606 74,938 84.8
8 MENTENG PKM MENTENG 80,287 1,955 0 0 0 5,926 0 7,921 9.9

JUMLAH (KAB/KOTA) 924,686 5,051 31,565 24,505 144,115 186,721 566,428 645,702 69.8

Sumber: Puskesmas Kecamatan di Jakarta Pusat


TABEL 74

DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT


KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)


JUMLAH DESA/ DESA MELAKSANAKAN DESA STOP BABS
NO KECAMATAN PUSKESMAS DESA STBM
KELURAHAN STBM (SBS)
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 SENEN PKM SENEN 6 1 16.7 0 0.0 1 16.7
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 4 0 0.0 0 0.0 0 0.0
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 3 2 66.7 0 0.0 2 66.7
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 8 1 12.5 0 0.0 0 0.0
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 7 1 14.3 0 0.0 0 0.0
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 5 5 100.0 0 0.0 0 0.0
7 GAMBIR PKM GAMBIR 6 1 16.7 1 16.7 1 16.7
8 MENTENG PKM MENTENG 5 5 100.0 1 20.0 5 100.0

JUMLAH (KAB/KOTA) 44 16 36.4 2 4.5 9 20.5

Sumber: Puskesmas Kecamatan di Jakarta Pusat


* SBS (Stop Buang Air Besar Sembarangan)
TABEL 75

PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM (TTU) MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

TTU YANG ADA TTU MEMENUHI SYARAT KESEHATAN


SARANA PENDIDIKAN SARANA KESEHATAN
SARANA
SARANA PENDIDIKAN JUMLAH RUMAH SAKIT TEMPAT IBADAH PASAR JUMLAH TOTAL
KESEHATAN SD/MI SMP/MTs SMA/MA PUSKESMAS
NO KECAMATAN PUSKESMAS TEMPAT TTU UMUM
PASAR
RUMAH IBADAH YANG
SMP/MT PUSKES
SD/MI SMA/MA SAKIT ADA ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
s MAS
UMUM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 SENEN PKM SENEN 39 13 16 6 5 124 6 203 37 94.9 12 92.3 11 68.8 5 83.3 - - 69 55.6 3 50.0 137.0 67.49
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 38 10 5 6 1 72 4 136 33 86.8 4 40.0 2 40.0 5 83.3 1 100.0 62 86.1 3 75.0 110.0 80.88
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 23 11 10 8 9 100 8 161 46 200.0 20 181.8 20 200.0 8 100.0 10 111.1 94 94.0 6 75.0 204.0 126.71
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 73 29 27 7 3 71 7 210 68 93.2 1 3.4 - - 7 100.0 3 100.0 64 90.1 - - 143.0 68.10
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 36 16 15 6 2 89 7 164 34 94.4 20 125.0 16 106.7 6 100.0 2 100.0 32 35.9551 2 28.6 112.0 68.29
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 39 17 17 4 1 45 3 123 10 25.6 7 41.2 7 41.2 4 100.0 2 200.0 33 73.3 1 33.3 64.0 52.03
7 GAMBIR PKM GAMBIR 33 14 17 5 2 129 4 200 26 78.8 7 50.0 12 70.6 5 100.0 - - 40 31.0 2 50.0 92.0 46.00
8 MENTENG PKM MENTENG 27 13 12 3 2 19 2 76 17 63.0 9 69.2 11 91.7 3 100.0 - - 14 73.7 1 50.0 55.0 72.37

JUMLAH (KAB/KOTA) 308 123 119 45 25 649 41 1,273 271 88.0 80 65.0 79 66.4 43 95.6 18 72.0 408 62.9 18 43.9 917 72.03

Sumber: Puskesmas Kecamatan di Jakarta Pusat


TABEL 76

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

TPM YANG ADA TPM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN


MAKANAN
MAKANAN
JAJANAN/ RUMAH MAKAN/ DEPOT AIR MINUM
RUMAH JASA BOGA JAJANAN/KANTIN/SENT
NO KECAMATAN PUSKESMAS DEPOT AIR KANTIN/ JUMLAH TPM RESTORAN (DAM)
JASA BOGA MAKAN/REST RA MAKANAN JAJANAN
MINUM (DAM) SENTRA YANG ADA
ORAN
MAKANAN
JAJANAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 SENEN PKM SENEN 5 26 29 37 60 3 60.0 9 34.6 17 58.6 36 97.3
2 JOHAR BARU PKM JOHAR BARU 41 0 31 15 87 25 61.0 0 0.0 18 58.1 10 66.7
3 CEMPAKA PUTIH PKM CEMPAKA PUTIH 100 90 54 52 244 88 88.0 90 100.0 50 92.6 52 100.0
4 KEMAYORAN PKM KEMAYORAN 9 17 43 3 69 9 100.0 17 100.0 43 100.0 3 100.0
5 TANAH ABANG PKM TANAH ABANG 23 216 43 16 282 2 8.7 46 21.3 13 30.2 2 12.5
6 SAWAH BESAR PKM SAWAH BESAR 0 19 20 43 39 0 0.0 12 63.2 13 65.0 31 72.1
7 GAMBIR PKM GAMBIR 32 165 33 140 230 1 3.1 0 0.0 10 30.3 29 20.7
8 MENTENG PKM MENTENG 0 47 13 37 60 0 0.0 46 97.9 5 38.5 28 75.7

JUMLAH (KAB/KOTA) 210 580 266 343 1,071 128 61.0 220 37.9 169 63.5 191 55.7

Anda mungkin juga menyukai