Anda di halaman 1dari 2

DAFPUS (maaf ya jihan kalo penulisannya salah, SEMANGAATTTT!!!!!

Eddy Soewandojo Soewondo, 2014. Amebiasis. Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid I,
edisi VI. Jakarta: Interna Publishing

2.4 Manifestasi Klinis

A. Carrier (cyst passer)


Penderita tidak menunjukkan gejala klinis sama sekali. Hal inidisebabkan karena
ameba yang berada di dalam lumen usus besar, tidakmengadakan invasi ke
dinding usus.
B. Amebiasis intestinal ringan (disentri ameba ringan)
Timbulnya penyakit (onset penyakit) perlahan-lahan. Biasanya penderita
mengeluh :
a. Perut kembung, kadang-kadang nyeri perut ringan yang bersifat kejang
b. Diare ringan 4-5 kali sehari
c. Tinja berbau busuk
d. Kadang tinja bercampur darah dan lendir
e. Sedikit nyeri tekan di daerah sigmoid
f. Tanpa atau disertai demam ringan (subfebril)
g. Kadang-kadang disertai hepatomegali
C. Amebiasis intestinal sedang (disentri amoeba sedang)
Keluhan dan gejala klinis lebih berat dibanding disentri ringan, tetapi penderita
masih mampu melakukan aktivitas sehari-hari, dengan ciri-ciri :
a. Tinja disertai darah dan lendir
b. Perut kram
c. Demam dan lemah badan
d. Hepatomegali yang nyeri ringan
D. Disentri amoeba berat
Keluhan dan gejala klinis lebih berat lagi, yaitu dengan ciri-ciri :
a. Diare disertai darah yang banyak
b. Diare >15 kali per hari
c. Demam tinggi (40°C-40,5° C)
d. Mual dan anemia
Pada saat ini tidak dianjurkan melakukan pemeriksaan sigmoidoskopi karena
dapat mengakibatkan perforasi usus
E. Disentri amoeba kronik
Gejalanya menyerupai disentri ameba ringan, serangan-serangan diare diselingi
periode normal atau tanpa gejala. Keadaan ini dapat berjalan berbulan-bulan
sampai bertahun-tahun. Penderita biasanya menunjukkan gejala neurastenia.
Serangan diare biasanya terjadi karena kelelahan,demam atau makanan yang
susah dicerna.

2.8 Komplikasi

A. Perdarahan usus
Terjadi apabila ameba mengadakan invasi ke dinding usus besar dan merusak
pembuluh darah. Bila perdarahan hebat dapat berakibat fatal.
B. Perforasi usus
Terjadi apabila abses menembus lapisan muscular dinding usus besar. Sering
mengakibatkan peritonitis yang mortalitasnya tinggi. Peritonitis juga dapat terjadi
akibat pecahnya abses hati ameba.
C. Ameboma
Terjadi akibat infeksi kronik yang mengakibatkan reaksi terbentuknya massa
jaringan granulasi.
D. Intususepsi
Sering terjadi di daerah sekum yang memerlukan tindakan operasi segera.
E. Penyempitan usus (striktura)
Dapat terjadi pada disentri kronik, akibat terbentuknya jaringan ikat atau akibat
ameboma.
F. Abses hati

Anda mungkin juga menyukai