Presentasi Klinis
Neuropati ulna merupakan neuropati jebakan tersering kedua pada ekstremitas atas
(sindroma terowongan karpal merupakan yang paling sering). Saraf ulna dapat tertekan di
beberapa tempat sepanjang perjalanannya. Paling sering, penekanan terjadi pada lokasi
superfisial di siku. Sering kali timbul ketika seseorang bertumpu pada sikunya (contoh saat
bekerja di depan meja) atau ketika siku secara berulang-ulang difleksikan dan diektensikan
(contoh pada tukang kayu atau pekerja bangunan). Peerlukaan pada ligamen kolateral ulna,
artritis pada celah ulna, tarikan pada lokasi penekanan atau pembebanan valgus yang berlebihan
pada atlet melempar dapat berkontribusi pada cedera. Pasien seringkali mengeluhkan parestesia,
nyeri dan kekebalan pada jari kelingking dan jari manis, yang dapat diperparah dengan fleksi
dari siku. Nyeri dapat dirasakan melewati lengan (Gambar 10.1)
Neuropati ulna pada pergelangan tangan adalah lebih jarang dan timbul pada kanal yang
dibentuk oleh tulang hamatum dan kaitnya serta tulang psiform. Mereka dihubungkan oleh
aponeurosis, yang membentuk atap dari Guyon’s canal. Kanal ini terdiri dari arteri ulnaris, vena,
dan nervus. Seseorang yang memberikan tekanan yang banyak pada pergelangan tangannya,
terutama pada ekstensi (contoh pesepeda dan pengguna tongkat) memiliki risiko untuk
mengalami cidera ini.
Pada pemeriksaan fisik pasien dengan neuropati ulna di siku, saraf ulna dapat di palpasi
di cekukan post-condylar, terutama dengan fleksi siku. Mungkin terdapat gangguan sensorik di
jari kelima dan sisi ulnar jari ke empat. Perubahan sensorik yang terjadi biasanya distal dari
pergelangan tangan, karena saraf medial antebrachial cutaneous memberikan sensasi diatas
pergelangan tangan. Petunjuk klinis yang penting untuk menunjukkan apakah lesi ulna pada siku
atau pergelangan tangan adalah penilaian dari saraf dorsal ulnar cutaneous yang merupakan
cabang dari saraf ulna. Saraf ini biasanya bercabang sebelum pergelangan tangan, jadi saraf ini
tetap baik pada lesi ulna di pergelangan tangan. Saraf ini memberikan sensasri pada sisi dorsal
lateral dari tangan. Dengan neuropati di pergelangan tangan atau siku, kelemahan otot intrinsik
tangan dapat ditemukan, dan pada kasus yang lebih berat clawing dari jari keempat dan kelima
(yang dimunculkan dengan gerakan membuka tangan) dan atrofi dari otot intrinsik (terutama
pada otot interosseus dorsalis yang pertama) dapat terlihat dengan jelas (Gambar 10.2)
Tanda Wartenberg (abduksi jari ke 4 dan ke 5) dapat muncul, terutama ketika pasien
diminta untuk memasukkan tangannya ke dalam saku celana. Tanda Froment juga dapat muncul.
Tanda ini terlihat saat pasien diminta untuk menggenggam kertas diantara ibu jari dan sisi radial
jari kedua. Ketika pemeriksa mencoba untuk meanrik kertas tersebut, pasien akan menggunakan
otot flexor pollicis longus (yang dipersarafi oleh saraf medianus yang intak) untuk menggantikan
otot adductor pollicis (yang dipersarafi oleh saraf ulna) (Gambar 10.3).
Gambar 10.2 Atrofi Otot Intrinsik Tangan terutama di Otot Interosseus Dorsalis Pertama
Pada pemeriksaan fisik neuropati ulna di pergelangan tangan, terdapat tiga tipe dasar dari
lesi yang mempengaruhi presentasinya secara signifikan.
Tipe I mempengaruhi cabang dari saraf ulna proksimal di kanal Guyon dan secara tipikal
melibatkan serat mototrik dan sensorik. Hal ini menunjukkan secara klinis pasien akan
mengalami kekebalan, nyeri, kesemutan, dan kelemahan pada distribusi saraf ulna. Mungkin
terdapat gangguan sensori yang nyata dan kelemahan otot intrinsik pada kasus yang berat.
Tipe II hanya cabang motorik dalam yang terpengaruh, sebelah distal dari kanal Guyon.
Sensasi biasanya masih baik dan otot abductor digiti quinti seta otot hipothenar dapat masih baik
atau tidak.
Tipe III hanya cabang superfisial dari saraf ulna yang terpengaruh. Cabang superfisial
memberikan sensasi pada aspek volar dari jari ke 4 dam ke 5 dan tonjolan hipothenar. Kekuatan
biasanya tetap baik, begitu juga dengan bagian dorsal dari tangan.
Abnormal Normal
Temuan Elektrodiagnostik
Pemeriksaan elektrodiagnostik dari saraf ulna dapat membantu menemukan lesi, lokasi
dari cedera, prognosis, dan menyingkirkan kondisi yang dapat menyerupai neuropati ulna. Pada
kasus neuropati ulna yang berat, dimana sudah dipertimbangkan untuk dilakukan pembedahan,
pemeriksaan elektrodiagnostik dapat mengarahkan ahli bedah menuju lokasi dari jebakan, dan
pemeriksaan elektrodiagnostik dapat membantu membedakan dua kondisi.
Setiap neuropati ulna di siku membutuhkan prosedur operasi yang berbeda, pemeriksaan
elektrodiagnostik tidak dapat terpercata dan konsisten dalam membedakan antara tardy ulnar
palsy, kompresi retrokondilus, dan jebakan terowongan cubital. Walaupun demikian,
pemeriksaan ini dapat sangat membantu dalam menyingkirkan neuropati ulna di siku dari
patologi lainnya
Late Responses
Late Responses (F-waves dan H-reflexes) secara general tidak membantu dalam
mengevaluasi neuropati ulna, karena tidak spesifik
EMG
Pemeriksaan EMG pada kasus neuropati ulna dapat sulit untuk diinterpretasikan karena otot
yang diinervasi saraf ulna dan lokasinya. Otot abductor digiti minimi (ADM) (atau kadang
disebut sebagai abductor digiti quinti – ADQ) dan otot interosseus dorsal pertama adalah otot
yang dipersarafi oleh ulna yang paling sering dites. Jika terdapat lesi axonotmetik, kedua otot ini
lebih mungkin menunujukkan hasil postif dibandingkan otot lengan bawah. Otot flexor carpi
ulnaris (FCU) dan FDP IV/V adalah otot yang dipersarafi ulna proximal dari pergelangan
tangan. Walaupun demikian, pada lesi ulna di siku, otot FCU dan FDP biasanya masih baik. Hal
ini disebabkan oleh:
1. FCU dan FDP menerima persarafannya proximal dari epicondilus medial atau
2. Serabut yang menuju FCU tertelatak lebih medial dan oleh karena itu lebih terlindungi
Konsekuensinya, jika pemeriksaan jarum dari FCU dan FDP adalah negatif, lesi saraf ulna
proksimal dari pergelangan tangan belum bisa disingkirkan. Oleh karena alasan ini, biasanya
pemeriksaan konduksi adalah tes yang paling penting untuk melokalisir lesi ulna. Jika terdapat
lesi aksonal dimanapun sepanjang perjalanan saraf, makan aktivitas spontan (potensial fibrilasi
dan positive sharp waves) dapat muncul pada otot distal dari lesi.
Tabel 10.1. Otot-otot yang terinnervasi nervus ulnaris dan elektromyografi untuk cedera fokal nervus ulnaris
Lokasi Otot-otot yang terinnervasi oleh nervus Innervasi nervus Perubahan neurogenik Perubahan neurogenik Perubahan neurogenik
ulnaris mulai dari proksimal hingga distal otot-otot pada kasus otot-otot pada kasus otot-otot pada kasus
ekstremitas atas cedera jebakan ulnaris cedera jebakan ulnaris cedera jebakan ulnaris
di bagian lengan di bagian siku (cubital di bagian pergelangan
(retrocondylar groove) tunnel syndrome) tangan (Kanal Guyon)
Lengan Fleksor karpi ulnaris Ulnaris √ √
bawah Fleksor digitorum profundus (ruas jari 4 Ulnaris √ √
dan 5)
Palmaris brevis Ulnaris √ √
Tangan Abduktor digiti minimi Ulnaris √ √ √
Opponens digiti minimi Ulnaris √ √ √
Fleksor digiti minimi Ulnaris √ √ √
Palmar interroseus Ulnaris √ √ √
Dorsal interosseus (yang pertama) Ulnaris √ √ √
Adduktor policis Ulnaris √ √ √
Lumbrikal (dua otot yang letaknya Ulnaris √ √ √
medial)
Tanda- Parestesia, rasa nyeri, atau mati rasa dari ruas jari keempat dan Hingga mencapai siku, Hingga mencapai Aspek volar hanya pada
tanda kelima serta eminensi hipothenar diperingan dengan cara (sedikit di atas) siku, ruas jari keempat dan
Klinis siku difleksikan terus- diperingan dengan cara kelima
menerus siku difleksikan terus-
menerus