1
Impuls aferen kemudian dihantarkan menuju Sistem Saraf Pusat melalui saraf
perifer, ganglion radiks dorsalis, dan radiks posterior yang akan memasuki
medulla spinalis. Serabut aferen di area tubuh tertentu berjalan bersamaan di
susunan saraf tepi dimana saraf tersebut tidak hanya mengandung serabut untuk
sensasi superfisial dan dalam (serabut aferen somatic), tetapi juga serabut eferen
ke otot lurik (serabut eferen somatic) dan serabut yang mempersarafi organ
internal, kelenjar keringat dan otot polos pembuluh darah ( serabut aferen visceral
dan serabut eferen visceral). Serabut (akson) semua jenis tersabut bergabung
bersama di dalam rangkain selubung jaringan-ikat (endoneurium, perineurium,
dan epineurium) untuk membentuk kabel saraf atau radiks yang dibagi menjadi
dua bagian yaitu radiks posterior dan radix anterior menuju dan dari medulla
spinalis. (Gambar 1.2 Potongan melintang saraf perifer campuran)
Secara keseluruhan, ada 31 pasang nervus spinalis, masing-masing nervus
spinalis terbentuk oleh pertautan antara radiks anterior dan posterior di dalam
kanalis spinalis. Penomoran nervus spinalis berdasarkan korpus vertebrae.
(Gambar 1.3 Persarafan Segmental Kulit)
2
Gambar 1.3 Persarafan Segmental Kulit
1. Traktus Spinothalamicus
Merupakan suatu jalur asenden yang berasal dari medulla spinalis. Terdapat
dua jalur yaitu traktus spinothalamicus lateral yang berfungsi untuk
menghantarkan sensasi nyeri dan suhu, serta traktus spinothalamicus anterior yang
berfungsi untuk menghantarkan sensasi raba dan tekanan (Gambar 1.1). Berikut
adalah penjelasan mengenai kedua traktus tersebut.
3
Gambar 1.4 Anatomi Traktus Spinothalamicus Lateralis dan Anterior
http://i0.wp.com/upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/0/09/Spinal_cord_tracts_-
_English.png
4
nucleus ventralis posterolateralis thalami. Di dalam mesencephalon, leminiscus ini
terletak di dalam tegmentum, di lateral lemniskus medialis.
Akson-akson neuron tingkat ketiga di dalam nucleus ventralis posterolateralis
thalami berjalan melalui crus posterior capsula internae dan corona radiate untuk
mencapai area somestesia di gyrus postcentralis cortex cerebri.
Informasi diteruskan hingga ke area lain pada cortex cerebri unutuk digunakan
oleh area motoric dan area asosiasi parietals. Dimana fungsi dari cortex cerebri
1
adalah menginterpretasikan kualitas informasi sensorik pada tingkat kesadaran.
(Gambar 1.5)
5
1.6) , kemudian di teruskan ke cortex cerebri. Dan sebagian besar impuls nyeri
lambat di traktus spinothalamicus lateralis berakhir pada formation reticularis
yang akan mengaktifkan seluruh sistem saraf. Dimana daerah ini merupakan area
otak yang lebih rendah yang menimbulkan kesadaran pada individu mengenai
nyeri tipe kronis, nausea, dan nyeri yang sangat hebat
6
Gambar 1.7 Lemniscus Spinalis
http://www.tankonyvtar.hu/hu/tartalom/tamop412A/2011-0094_neurologia_en/ch03.html
Gambar 1.8
Fasiculus Gracilis dan Fasiculus Cuneatus
Ketika serabut fasiculus gracilis dan fasiculus cuneatus berjalan ke atas pada
sisi ipsilateral serta berakhir dengan cara bersinaps pada neuron-neuron tingkat kedua
di dalam nucleus gracilis dan cuneatus di medulla oblongata. Akson-akson neuron
tingkat kedua, yang disebut fibrae arculation internae, berjalan ke anteromedial di
sekitar substantia grisea centralis dan menyilang bidang median, serta saling
7
bersilangan dengan serabut-serabut yang sama dari sisi kontralateral pada decussatio
lemniscus medialis. Selanjutnya, serabut-serabut berjalan di atas sebagai sebuah
berkas padat yang disebut lemniscus medialis, melalui medulla oblongata, pons, dan
mesencephalon. Serabut-serabut ini berakhir dengan cara bersinaps dengan neuron
tingkat ketiga di nucleus ventralis posterolateralis thalami.
Akson-akson neuron tingkat ketiga berjalan melalui crus posterior capsulae
internae dan corona radiate untuk mencapai area somastesia di gyrus postcentralis
cortex cerebri.
Gambar 1.9
Hantaran
Fasiculus
cuneatus dan
Fasiculus
II. LESI PADA TRAKTUS SPINOTALAMIKUS
gracilis
LATERALIS, ANTERIOR, GOLL & BURDACH
1. Lesi pada traktus spinotalamikus lateralis
Fungsi dari traktus ini adalah untuk menghantarkan impuls nyeri dan suhu. Pada
jaras ini dapat dilakukan transeksi secara pembedahan saraf untuk menghilangkan
nyeri (kordotomi).
2. Lesi pada traktus spinotalamikus anterior
Serabut sentral neuron orde pertama traktus ini berjalan naik dengan jarak yang
bervariasi di kolumna posterior ipsilateral, membentuk kolateral di sepanjang
perjalanan ke neuron kedua, yang serabutnya menyilang garis-tengah dan naik
lagi di dalam traktus spinotalamikus anterior kontralateral. Dengan demikian, lesi
pada traktus ini setinggi vertebrae lumbal atau torakal umumnya menimbulkan
sedikit atau tidak ada gangguan pada rasa raba, karena banyak impuls yang naik
dapat menutupi lesi melalui bagian ipsilateral jaras ini. Namun, lesi pada traktus
spinotalamikus anterior pada tingkat servikal akan menimbulkan hipestesia ringan
pada ekstremitas bawah kontralateral.
8
dan sebagainya) dan kebas pada extremitas kontralateral, yang lebih jelas di
bagian distal daripada bagian proksimal.
Lesi di semua jaras sensorik di bawah thalamus (c) menghilangkan semua
jenis sensasi pada tubuh sisi kontralateral.
Jika semua jaras somatosensorik tekena kecuali jaras untuk nyeri dan suhu
(d), terdapat hipestesia pada sisi tubuh dan wajah kontralateral, tetapi sensasi
nyeri dan suhu tidak terganggu.
Sebaliknya, lesi pada lemniskus trigeminalis dan traktus spinotalamikus
lateralis (e) di batang otak merusak sensasi nyeri dan suhu pada sisi tubuh dan
wajah kontralateral, tetapi tidak merusak modalitas somatosensorik lain.
Jika terdapat lesi di lemniskus medialis dan traktus spinotalamikus anterior
(f), semua modalitas somatosensorik pada setengah sisi tubuh kontralateral
terganggu kecuali nyeri dan suhu.
Lesi di nucleus spinalis dan traktus nervus trigeminalis serta traktus
spinotalamikus lateralis (g) merusak sensasi nyeri dan suhu pada setengah sisi
wajah ipsilateral dan setengah sisi tubuh kontralateral.
Jika terjadi kerusakan pada kornu posteriorus medulla spinalis (i) , sensasi
nyeri dan suhu ipsilateral hilang, tetapi modalitas lain tidak terganggu (deficit
sensorik terdisosiasi)
Lesi yang mengenai beberapa radiks posterior yang berdekatan (j)
menyebabkan nyeri radicular dan parastesia, serta kerusakan atau hilangnya
semua modalitas sensorik di area tubuh yang terkena. Selain itu didapatkan
hipotonia atau tonia, arefleksia, dan ataksia jika radix tersebut mempersaragi
ekstremitas atas atau bawah.
9
Gambar 2.1 Lesi Sepanjang Jaras Somatosensorik
DAFTAR PUSTAKA
10