Abstrak
Tumor medula spinalis adalah tumor di daerah spinal dimulai dari daerah servikal hingga sakral. Jumlah penderita tumor
medula spinalis di Indonesia belum diketahui secara pasti. Jumlah penderita pria hampir sama dengan wanita dengan
sebaran usia antara 30 hingga 50 tahun. Pasien adalah Ny. D, perempuan, usia 34 tahun datang dengan keluhan lengan dan
tungkai kanan tidak dapat digerakkan dan mati rasa sejak 1 bulan yang lalu. Kelemahan anggota gerak dimulai dari lengan
kiri lalu ke lengan kanan sampai ke kedua tungkai. Pemeriksaan fisik ditemukan tetraparese dan penurunan sensibilitas
pada keempat anggota gerak. Fungsi saraf otonom pasien terganggu. Pasien didiagnosa mengalami tetraparese,
incontinensia urin, tumor medula spinalis servikal 1, diagnosa topis yaitu lesi pada medula spinalis setinggi C1 dengan
etiologi neoplasma. Penatalaksanaan pasien berupa terapi suportif.
Pendahuluan
Tumor medula spinalis adalah tumor di
daerah spinal dimulai dari daerah servikal
pertama hingga sakral. Dibedakan menjadi
tumor primer dan sekunder. Tumor primer
bersifat; 1) jinak berasal dari tulang berupa
osteoma dan kondroma, serabut saraf berupa
schwannoma,
selaput
otak
berupa
meningioma, dan jaringan otak berupa glioma,
ependimoma. 2) ganas berasal dari jaringan
saraf berupa astrocytoma, neuroblastoma dan
sel muda berupa kordoma. Tumor sekunder
merupakan anak sebar atau metastase dari
tumor ganas di daerah rongga dada, perut,
pelvis dan tumor payudara.1
Jumlah penderita tumor medula
spinalis di Indonesia belum diketahui secara
pasti. Jumah kasus tumor medula spinalis di
Amerika Serikat mencapai 15% dari total
jumlah tumor yang terjadi pada susunan saraf
pusat dengan perkiraan insidensi sekitar 0,52,5 kasus per 100.000 penduduk per tahun.
Jumlah penderita pria hampir sama dengan
wanita dengan sebaran usia antara 30 hingga
Pembahasan
Anamnesis didasarkan pada penemuan
klinis yaitu dengan cara menanyakan gejala
defisit neurologis baik saraf kranial maupun
saraf otonom, fungsi motorik dan sensorik
serta
tanda-tanda
peningkatan
TIK.
Pertanyaan ini dilengkapi dengan onset dan
progresifitas. Gejala yang timbul menunjukkan
lokasi massa. Rasa panas, kesemutan dan
terbakar
Gambar 2. MRI Tulang belakang 14 Juli 2014. Tanda panah menunjukkan lesi menekan radiks spinalis
segmen C1 dan menyebabkan stenosis foramen magnum dan canalis spinalis di daerah tersebut
Tabel 1. Tanda dan Gejala Tumor Medula Spinalis
1,6,11,12,13,14,15
Lokasi
Foramen
Magnum
Asimptopmatis. Gejala awal adalah nyeri servikalis posterior disertai hiperestesia pada
dermatom vertebra servikalis kedua (C2). Peningkatan tekanan intra kranial akibat
aktivitas (contoh; batuk, mengedan, mengangkat barang, atau bersin) dapat
memperburuk nyeri. Gejala tambahan adalah gangguan sensorik dan motorik pada
tangan. Perluasan tumor menyebabkan kuadriplegia spastik dan hilangnya sensasi secara
bermakna. Gejala-gejala lainnya adalah pusing, disartria, disfagia, nistagmus, kesulitan
bernafas, mual dan muntah, serta atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius.
Temuan neurologik tidak selalu timbul tetapi dapat mencakup hiperrefleksia, rigiditas
nuchal, gaya berjalan spastik, palsi N.IX hingga N.XI, dan kelemahan ekstremitas.
Servikal
Tanda-tanda sensorik dan motorik mirip lesi radikular dengan keterlibatan bahu dan
lengan. Keterlibatan tangan pada lesi servikalis bagian atas (misal, diatas C4) disebabkan
oleh kompresi suplai darah ke kornu anterior melalui arteria spinalis anterior. Pada
umumnya terdapat kelemahan dan atrofi gelang bahu dan lengan. Tumor servikalis yang
lebih rendah (C5, C6, C7) menyebabkan refleks tendon ekstremitas atas (biseps,
brakioradialis, triseps) menjadi hilang. Defisit sensorik membentang sepanjang tepi radial
lengan bawah dan ibu jari pada kompresi C6, melibatkan jari tengah dan jari telunjuk
pada lesi C7, dan lesi C7 menyebabkan hilangnya sensorik jari telunjuk dan jari tengah.
Torakal
Kelemahan spastik yang timbul perlahan pada ekstremitas bagian bawah kemudian
mengalami parestesia. Nyeri, perasaan terjepit dan tertekan pada dada dan abdomen.
Pada lesi torakal bagian bawah, refleks perut bagian bawah dan tanda Beevor (umbilikus
menonjol apabila penderita pada posisi telentang mengangkat kepala melawan suatu
tahanan) dapat menghilang.
Lumbosakral
Kompresi medula spinalis lumbal bagian atas menghilangkan refleks kremaster dan
menyebabkan kelemahan fleksi panggul dan spastisitas tungkai bawah. Refleks lutut,
refleks pergelangan kaki dan tanda Babinski bilateral dapat menghilang. Nyeri dialihkan
keselangkangan. Lesi yang melibatkan lumbal bagian bawah dan segmen-segmen sakral
bagian atas menyebabkan kelemahan dan atrofi otot-otot perineum, betis dan kaki, serta
kehilangan refleks pergelangan kaki. Hilangnya sensasi daerah perianal dan genitalia yang
J Medula Unila|Volume 4|Nomor 1|November 2015 | 163
disertai gangguan kontrol usus dan kandung kemih merupakan tanda khas lesi yang
mengenai daerah sakral bagian bawah.
Kauda Ekuina
Menyebabkan gejala-gejala sfingter dini dan impotensi. Tanda-tanda khas lainnya adalah
nyeri tumpul pada sakrum atau perineum, yang kadang-kadang menjalar ke tungkai.
Paralisis flaksid terjadi sesuai dengan radiks saraf yang terkena dan terkadang asimetris.
Gambar 4. (A) Tumor intradural-intramedular, (B) Tumor intradural-ekstramedular, dan (C) Tumor
1,2
Ekstradural
Berdasarkan asal dan sifat sel tumor,
tumor medula spinalis dibedakan menjadi
tumor primer dan tumor sekunder. Tumor
primer dibagi menjadi tumor bersifat jinak dan
tumor bersifat ganas, sementara tumor
sekunder selalu bersifat ganas karena
merupakan metastasis dari proses keganasan
di tempat lain seperti pada kanker paruparu, payudara, kelenjar prostat, ginjal,
kelenjar tiroid atau limfoma. Tumor primer
yang bersifat ganas adalah astrositoma,
neuroblastoma dan kordoma, sedangkan yang
bersifat jinak adalah neurinoma dan glioma.
1,2,6,11