Anda di halaman 1dari 1

TS3

Wednesday, 06 November 2019 02.41

ALL WRITTEN BY RANA (@itsmeraney on IG, @colatash on Twitter)


DON’T MONETIZE THIS NOTE. I SHARED THIS FOR FREE.

FACULTY LO:
1. Reseptor general
2. Modalitas sensoris
3. Konsep neuron ordo 1, 2, 3
4. Sistem DCML, PCML
5. Sistem ALS
6. Sistem trigeminotalamik
7. Mapping sensoris (gambar)
8. Mekanisme nyeri

1. Mekanisme nyeri (somatic dan visceral)


2. Referred pain dari jantung

SENSASI
Modalitas sensoris
1. Sensasi umum/general
a. Somatic: termasuk sensasi taktil, nyeri, proprioseptif
b. Visceral/dalam: tekanan, rasa lapar, dan suhu
2. Sensasi spesial: pembau, perasa, penglihatan, keseimbangan

Muscle spindles dan organ tendon

Nociceptors untuk rasa nyeri

Proses dari suatu sensasi


1. Stimulasi dari reseptor sensori/reseptor sensori menerima stimulus
2. Energi yang diberikan dari stimulus diubah menjadi potensial berjenjang atau graded potential.
Potensial berjenjang ini tidak bisa dipropagasi (disalurkan melalui akson). Tiap reseptor sensoris
hanya bisa mentransduksi satu macam energi (reseptor pada mata hanya bisa mentransduksi stimulus
untuk penglihatan)
3. Ketika potensial berjenjang mencapai angka threshold, impuls diubah menjadi potensial aksi yang
dapat melalukan propagasi hingga ke sistem saraf pusat. Neuron sensoris yang menangkap impuls
dari sistem saraf tepi ke pusat disebut first-order neuron
4. Impuls saraf sampai di pusat pada regio tertentu. Contohnya untuk impuls penglihatan sampainya di
bagian lobus occipitalis

Reseptor sensoris
1. Berdasarkan struktur mikroskopisnya
a. Free nerve endings
i. Hanya terdapat dendrit
ii. Reseptor untuk nyeri, suhu, gatal adalah reseptor sensoris tipe ini
iii. Menghasilkan potensial berjenjang/graded potential
b. Encapsulated nerve endings
i. Dendritnya ditutupi oleh kapsul jaringan ikat
ii. Contohnya adalah korpuskulum paccini untuk tekanan
iii. Menghasilkan potensial berjenjang/graded potential
iv. Posisinya lebih dalam, sehingga untuk tereksatitasi membutuhkan tekanan lebih
c. Separate cells
i. Biasanya terdapat pada organ indera
ii. Menghasilkan potensial reseptor yang akan ditransmisikan melalui eksositosis oleh
neurotransmitter

2. Berdasarkan lokasi reseptornya


a. Exteroceptors
i. Terletak di permukaan eksternal dari tubuh
ii. Contohnya adalah pendengaran, penglihatan, pembau, perasa, sentuhan, tekanan, vibrasi,
suhu, dan nyeri
b. Interoceptors atau visceroceptors
i. Letaknya di pembuluh darah, otot organ, sistem saraf
ii. Impuls yang dihasilkan biasanya diproses secara tidak sadar
iii. Ketika impuls yang dihasilkan besar, biasanya diinterpretasikan sebagai rasa nyeri atau
tekanan
c. Propioceptors
i. Letaknya di otot, tendon, sendi, dan telinga bagian dalam
ii. Memberikan informasi mengenai posisi tubuh, panjang otot, tensi, dan pergerakan sendi
3. Berdasarkan tipe stimulus yang terdeteksi
a. Mechanoreceptors
i. Sensitif untuk stimulus mekanik seperti tekanan, vibrasi, sentuhan
ii. Dibagi menjadi:
1) Reseptor pada dermis hingga subkutan kulit
b. Thermoreceptors
i. Sensitif terhadap suhu
c. Nociceptors
i. Sensitif untuk stimulus nyeri yang dihasilkan dari kerusakan jaringan
d. Photoreceptors
i. Mendeteksi cahaya yang masuk ke retina mata
e. Chemoreceptors
i. Mendeteksi senyawa kimia yang ada di mulut, hidung, dan cairan tubuh
f. Osmoreceptors
i. Mendeteksi tekanan osmotik pada cairan tubuh

SENSASI SOMATIK
Adaptasi:
- Tonik: mempertahankan postur dan keseimbangan
- Fasik (cepat): ketika terjadi perubahan

Tipe-tipe nyeri

Lokalisasi nyeri

JALUR SOMATIC SENSORIS


Macam-macam neuron
1. First-order neuron: impuls dari reseptor somatik menuju batang otak atau medula spinalis. Regio
capitis impulsnya terpropagasi sepanjang saraf kranialis. Regio colli ke bawah impulsnya terpropagasi
sepanjang nervus spinalis menuju medula spinalis
2. Second-order neuron: impuls dari batang otak dan medula spinalis ke thalamus
3. Third-order neuron: impuls dari thalamus ke area somatosensorik primer

Tipe serabut otot


1. A: terdapat paling banyak myelin sehingga impuls yang dihantarkan cepat
a. A-alpha
b. A-beta
c. A-delta
2. B: terdapat myelin sedang
3. C: terdapat sedikit myelin

Jalur dorsal column-medial lemniscus menuju korteks (ascending tracts)


1. Jalur ini digunakan untuk mentransmisikan impuls sentuhan dari dua titik yang berbeda
(discriminative touch), tekanan dan regangan dari kulit, getaran, dan propioseptif
2. Mempunyai orientasi spasial yang sangat tinggi
3. Macam-macam reseptor yang terlibat dalam jalur ini:
a. Meissner capsule: discriminative touch
b. Merkels discs: very fine touch, superficial pressure
c. Paccinian
d. Peritrachial nerve endings (yang di sekitar rambut kulit)
e. Korpuskulum ruffini (vibrasi dan regangan kulit)
4. Untuk reseptor pada propioseptif, terdapat pada otot skeletal
a. Extrafusel
b. Intrafusel fibers (ketika kita meregangkan otot, serat ini teraktivasi)
i. Nuclear chain fibers
ii. Nuclear bay fibers
5. Pada reseptor propioseptif, terdapat muscle spindles dengan ttipe serabut 1A yang menghantarkan
impuls regangan dari otot. Jika regangan dirasa terlalu besar dan membahayakan tendon, maka organ
tendon akan bilang ke tubuh bahwa regangan itu terlalu besar dan berbahaya. Organ tendon ini
mempunyai serabut tipe 1B
6. Jalur ini merupakan jalur dengan konduktivitas tinggi, sangat cepat dalam menyalurkan informasi
7. Serabut-serabut dari reseptor nomor 2-4, khususnya yang dirasakan dari regio bawah vertebrae T6,
akan digabungkan di dorsal root ganglion (DRG) bagian medula spinalis pada lumbalis
8. DRG pada medula spinalis lumbalis memanjangkan serabutnya melalui kornu posterior medula
spinalis dan disambungkan dengan fasikulus grasilus. Terbentuknya fasikulus gracius terdapat di
sebelah fissura bagian posterior dari medula spinalis (dorsal white column)
9. Sementara itu, impuls yang sampai ke reseptor bagian regio atasnya vertebrae T6 akan digabungkan
di dorsal root ganglion bagian medula spinalis pada cevicalis
10. DRG pada medula spinalis cervicalis tersebut akan menyambungkannya dengan fasikulus cuneatus.
Terbentuknya fasikulus cuneatus terdapat di sebelah fissura bagian posterior dari medula spinalis
(dorsal white column) dan lebih lateral dibandingkan oleh fasciculus gracilus
11. Pada proses nomor 6 sampai 9, berbeda dengan jaras ALS, jaras ini tidak bersinapsis pada kornu
posterior medula spinalis
12. Jalur yang dijelaskan dari nomor 5-8 dinamakan ipsilateral et level of spinal cord. Kenapa dinamakan
ipsilateral? Karena jalur ini tetap berada pada satu arah, tidak seperti ALS yang mempunyai banyak
arah. Jalur ini masih menggunakan first-order neuron
13. Pada medulla, terdapat empat nukleus (kumpulan sel) yang terletak pada bagian ujung posterior
medulla. Dua nucleus yang terletak pada bagian medial dinamakan nukleus grasilus, dua nukleus
yang terletak pada bagian lateral dinamakan nukleus cuneatus
14. Mulai dari empat nukleus tersebut, serabutnya melakukan crossing over, serabut yang dari arah kiri
menjadi pindah ke kanan, dan sebaliknya. Bagian crossing over dinamakan internal arcuate fibers.
Letak terjadinya crossing over ini ada di decussatio piramidum
15. Serabut yang telah melakukan crossing over dan menuju bagian medial leminiscus dinamakan second-
order neuron
16. Second-order neuron beranjak ke bagian thalamus dan bersinapsis dengan nukleus yang bernama
nukleus ventroposteriorlateral
17. Serabut yang keluar dari nukleus tersebut dinamakan third-order neuron. Serabut ini pergi ke bagian
1/3 posterior dari kapsula interna. Nah, di sekitar kapsula interna ini terdapat banyak pembuluh
darah, sehingga ketika terjadi kerusakan pada pembuluh darah di sekitar tersebut, maka kita tidak bisa
merasakan sensasi
18. Dari kapsula interna, neuron dihantarkan ke bagian otak yang terdapat gyrus untuk somatosensoris
primer dan sekunder (area Brodmann 3,1,2 dan 5,7)

Jalur spinothalamic/anterolateral
1. Traktus spinothalamic mempunyai dua divisi:
a. Anterior: crude touch (very light touch, cannot be discriminated), pressure
b. Lateral: pain and temperature
c. Keduanya bisa saling tumpang tindih
2. Bagaimana stimulasi dari jalur ini? Untuk dapat menyalurkan sensoris tersebut, harus ada reseptor
yang menerima impuls
3. Jenis reseptor yang berperan dalam jalur ini:
a. A-delta
i. Cold temperature
ii. Mechanical stimuli
iii. Keduanya dianggap sebagai prick pain atau nyeri hebat
b. C
i. Slow pain
1) Ketika kita terluka, maka akan terjadi kenaikan kadar bradikinin, K+, H+, dan
histamine pada reseptor
2) Senyawa-senyawa tersebut memberi tahu kita bahwa ada kerusakan jaringan
ii. Hot temperature
iii. Crude touch and pressure
1) Merkels discs
2) Free nerve endings
3) Peritrachial nerve endings
4. Pada kornu posterior, terdapat beberapa bagian yang dipisah-pisah yang dinamakan rexed laminae.
Mulai dari arah lateral ke medial, terdapat bagian I, II, III, IV, V
a. I: marginal nucleus
b. II: substansia gelatinosa of orlando
c. III: nucleus propeus
d. V: reticular nucleus
5. Untuk stimulus yang dihantarkan menggunakan serabut neuron tipe C pembawa stimulus dari hot
temperature dan slow pain, akan bersinapsis pada rexed laminae II dan III, kemudian mengalami
crossing pada komissura anterior
6. Untuk stimulus yang dihantarkan menggunakan serabut neuron tipe A-delta pembawa stimulus dari
cold temperature dan mechanical stimuli, akan bersinapsis pada rexed laminae I dan V, kemudian
mengalami crossing pada komissura anterior
7. Khusus untuk pembawa stimulus dari crude touch, serabutnya akan dibawa ke bagian anterior
kolumna alba, sementara yang lainnya akan dibawa ke bagian lateral kolumna alba. Makanya nama
dari traktus ini adalah anterolateral
8. Selain ada anterolateral, sebenarnya ada juga posteriorlateral (tractus of lissauer) yang menghantarkan
stimulus yang sama. Ketika stimulus crude touch, pain, temperature, dan pressure dihantarkan,
mereka bisa memilih untuk menuju ke jalur anterolateral atau jalur ke posteriorlateral 2-3 di bawah
medula spinalis yang dirangsang sebelum bersinapsis pada rexed laminae
9. Untuk stimulus crude touch yang dibawa ke bagian kolumna alba anterior kemudian disalurkan ke
atas, dinamakan ventrospinathalamic tract (VST). Untuk stimulus sisanya yang dibawa ke bagian
kolumna alba lateral kemudian disalurkan ke atas, dinamakan lateral spinothalamic tract (LST)
10. Pada lateral spinothalamic tract (LST) terdapat dua jalur: neospinothalamic pathway untuk jaras
dengan serabut tipe A-delta, dan paleospinothalamic pathway untuk jaras dengan serabut tipe C. Tapi
bagian ini tidak usah dihafalkan atau dipahami
11. Untuk stimulus yang dihantarkan menggunakan serabut neuron tipe C pembawa stimulus dari crude
touch, akan langsung menuju bagian thalamus bagian ventroposteriorlateral (VPL) dan
ventroposteriorinferior (VPI)
12. Untuk stimulus yang dihantarkan menggunakan serabut neuron tipe C pembawa stimulus dari slow
pain dan hot temperature, bisa melalui dua jalur:
a. Jalur pertama sebanyak 15% total jaras akan dibawa langsung ke thalamus bagian nukleus
spesifik maupun yang tidak spesifik
b. Jalur kedua sebanyak 85% total jaras akan dibawa ke reticular formatio. Reticular formatio
berfungsi sebagai pengaturan kejagaan (wakefulness, alerting) untuk CNS. Ketika kita bangun,
panik, dan fokus, maka reticular formatio akan aktif dan bertugas sebagai pemilah hal-hal mana
yang harus otak kita fokuskan. Sementara ketika kita tidur, reticular formatio ini juga ikut
tertidur, makanya ketika kita menyentuh orang yang sedang tidur, mereka tidak sadar
13. Setelah dihantarkan ke thalamus, serabut neuron tipe C pembawa stimulus dari slow pain dan hot
temperature ini bisa menuju korteks cerebri. Selain korteks cerebri, stimulus juga dihantarkan ke gyrus
cinguli (sistem limbik) dan korteks insula yang berkaitan dengan emosi
14. Setelah dibawa ke thalamus, semua serabut yang ada, bisa dibawa ke bagian 1/3 posterior kapsula
interna, kemudian ke corona radiata, dan diarahkan menuju somatosensorik primer dan sekunder
15. Traktus anterolateral (semua serabut yang telah disebutkan) bisa bercabang ke colliculus superior (kita
refleks melihat sumber nyeri, karena colliculus superior berfungsi sebagai respon stimulus untuk
penglihatan). Bisa juga bercabang ke nukleus parabrachial, dari situ akson-aksonnya akan
menghantarkan stimulus ke bagian amygdala yang juga merupakan sistem limbik

Trigeminothalamic pathway
1. Terdapat sinyal kortikofugal: mengatur sensitivitas/konduktivitas dari jaras, supaya tidak terlalu cepat
ataupun lambat

Pain:
1. Somatic: nyeri dari luar dan pada kulit dengan reseptor nociceptors
2. Visceral: nyeri yang berasal dari organ dalam

Pain modulation: gate control theory


1. Modulasi nyeri terdapat dua bagian: gate control theory dan descending analgesic system
2. Intinya sama saja jalurnya dengan jalur ALS
3. Ketika bersinapsis di kornu posterior substansia grisea medula spinalis, terdapat neurotransmitter
yang ditransmisikan
a. Untuk serabut C, neurotransmitter yang ditransmisikan adalah substansi P
b. Untuk serabut A-delta, neurotransmitter yang ditransmisikan adalah glutamate
4. Pada reseptor nyeri, terjadi lonjakan molekul bradikinin dan histamine, juga ion H+ dan K+. Selain
mereka semua, juga terdapat substansi P. Substansi P merupakan neurotransmitter, mengapa ia
berada di daerah bagian reseptor nyeri? Karena substansi P berfungsi untuk menurunkan threshold
untuk terjadinya potensial aksi penghantaran stimulus nyeri
5. Ketika kepala kita terbentur, maka yang menghantarkan rasa nyeri tersebut adalah jaras ALS.
Namun, refleks dari kita adalah mengeluskan bagian kepala yang terbentur untuk mengurangi rasa
nyeri. Maka terlibat reseptor untuk sentuhan, dan juga jaras yang terlibat dalam proses ini adalah
DCML
6. Walaupun DCML aslinya merupakan jaras ipsilateral, yang artinya tidak memberikan percabangan.
Namun pada modulasi nyeri, DCML memberikan percabangan collateral ke bagian jaras ALS
7. Ketika stimulus dari DCML sampai ke sinapsis antara DCML dan ALS, maka akan disekresikan
suatu neurotransmitter GABA yang akan menginhibisi ALS
8. Ketika jaras ALS diinhibisi, maka potensial aksi yang terpropagasi sepanjang jaras ALS akan
diturunkan. Efek dari penurunan potensial aksi ini akan menurunkan persepsi nyeri juga

Pain modulation: descending analgesic system


1. Terdapat beberapa bagian yang berperan dalam modulasi nyeri ini
a. Periaquaductal gray matter (PAG)
b. Periventricular gray matter (PVG)
c. Locus coeruleus
d. Reticular formation
e. Raphe nucleus magnus
2. Anatomi dari jaras ini:
a. Pada potongan coronal, terdapat dua thalamus yang di antaranya terdapat ventrikulus tertius
b. Di bawah ventrikulus tertius, terdapat cerebral aquaductus dan mesencephalon
c. Di sekitar ventrikulus tertius, terdapat substansia grisea yang dinamakan periventricular gray
matter (PVG)
d. Di bawah PVG, terdapat substansia grisea juga yang dinamakan periaquaductal gray matter
(PAG)
e. Di bawah cerebral aquaductus, terdapat reticular formation. Reticular formation memiliki
nukleus yang dinamakan paragiganto-celullar reticular nuclei. Di bawah reticular formation juga
memiliki nukleus yang dinamakan raphe nucleus magnus
f. Terdapat locus coeruleus di bagian mesencephalon kanan dan kiri
3. Bagaimana fisiologi dari jaras ini?
4. Locus coeruleus (berisikan banyak nukleus) akan mensekresikan neurotransmitter norepinefrin.
Sementara itu, paragiganto-cellular reticular nuclei dan raphe nucleus magnus akan mensekresikan
serotonin
5. Ketiga nukleus tersebut akan mensekresikan neurotransmitter yang telah disebutkan ke bagian
medulla spinalis yang menangkap stimulus nyeri dari ALS
6. Norepinefrin dan serotonin akan mengeksasitasi suatu neuron inhibisi yang terdapat di kornu
posterior (tempat sinapsis jaras ALS)
7. Neuron tersebut mensekresikan neurotransmitter endorphin, enkephalin, dan dynorphin (semacam
morphin) yang akan menginhibisi jaras bagian rexed laminae II (substansia gelatinosa) sehingga
potensial aksi berkurang
8. Sebelumnya, ALS yang berjalan menuju thalamus akan bilang ke substansia grisea periaquaductal
dan periventrikular (PAG dan PVG) dan menyuruh supaya memodulasi rasa nyeri
9. Selain pada bagian tersebut, ketika ALS mempengaruhi sistem limbik dan sensory cortex, maka
nukleus limbik juga diminta untuk memodulasi rasa nyeri

Referred pain
1.

Spino-cerebellar tract
1. Terdapat tiga bagian
a. Dorsal spinocerebellar tract
b. Ventral spinocerebellar tract
c. Cuneocerebellar tract
2. Traktus ini berguna untuk propioseptif
3. Kritikal untuk postur, keseimbangan, dan koordinasi pergerakan

Mapping somatosensorik

Rangkuman jaras

Anda mungkin juga menyukai