Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

NEUROFISIOLOGI
MEKANISME SENSORIK DAN PENGECAPAN

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MODUL NEUROENDCRINE &


METABOLISM

Oleh:
Kelompok 2
Naufal Al Hakim Salsabila (012)
Valencia (014)
Salwa Maharani (021)
Angga Yoga Pratama (039)
Alfayni Amrina Rosyada Novia Putriani (040)
Raihan Arsalan Rizkyandi (046)
Andi Sari Yulisa (083)
Minhatus Sa’adah (086)
Gizar Baidlawi Susanto (087)
Nabila Sintya Dewi Ardhana (093)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
laporan praktikum ini dengan lancar.
Salawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW, yang telah membawa kita ke zaman yang terang benderang ini.
Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan laporan praktikum neurofisiologi
tentang tentang mekanisme sensorik, dimana di dalam laporan ini terbagi-bagi
menjadi tujuh percobaan yaitu perasaan subjektif panas dan dingin; titik-titik panas,
dingin, tekan dan nyeri di kulit; lokalisasi taktil; diskriminasi taktil; perasaan iringan
(after image); kemampuan membedakan berbagai sifat benda; dan yang terakhir
tafsiran sifat.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan. Untuk itu, segala kritik dan saran kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Terima Kasih.

Ciputat, 26 Oktober 2019

Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem saraf merupakan satu dari dua sistem regulatorik utama tubuh, yang
berperan sebagai jaringan komunikasi utama di dalam tubuh manusia. Di dalam sistem
saraf tersebut, terdapat sel-sel spesifik yang berfungsi menerima rangsangan sensorik dan
meneruskannya ke organ-organ efektor, baik muskular maupun kelenjar. Sel-sel saraf
tersebut kita kenal dengan nama neuron. Neuron dapat dirangsang dengan spesialisasi
menerima stimulus dan hantaran impuls saraf. Dalam sistem sensorik, integrasi itu berarti
terjadinya korelasiantara impuls-impuls saraf yang timbul sebagai akibat rangsangan
pada permukaan atau bagian dalam tubuh jasad tersebut, sedangkan dalam sistemmotorik,
integrasi itu meliputi koordinasi impuls-impuls motorik, sehinggakegiatan-kegiatan otot
dan kelenjar dapat diatur secara harmonis dan efisien.
Seperti yang kita ketahui, sistem saraf melakukan kontrol terhadap hampir
sebagian besar aktivitas otot dan kelenjar tubuh, yang sebagian besar ditujukan untuk
mempertahankan homeostasis.
Dari kerja sistem saraf inilah tubuh kita dapat memunculkan berbagai fenomena
seperti kesadaran, ingatan, pikiran, gerakan, dan tindakan.
Pada praktikum yang berjudul mekanisme sensorik ini, kita dapat memahami
bagaimana saraf-saraf yang tersebar di dalam tubuh kita dapat melakukan kerjanya
dengan saling berkoordinasi dengan jaringan-jaringan tubuh lainnya.

I.2 Tujuan

MEKANISME SENSORIK
 Membedakan perasaan subjektif panas dan dingin
 Menetapkan adanya titik-titik panas, dingin, tekan dan nyeri di kulit
 Memeriksa daya (kemampuan) menetukan tempat rangsangan taktil (lokalisasi taktil)
 Memeriksa daya membedakan dua titik tekan (diskriminasi taktil) pada perangsangan
serentak (simultan) dan perangsangan berurutan (suksesif)
 Menentukan adanya perasaan iringan (after image) dan menerangkan mekanisme
terjadinya after image.
 Memeriksa daya membedakan berbagai sifat benda;
o Kekasaran permukaan
o Bentuk
o Bahan pakaian
 Memeriksa daya menentukan sikap anggota tubuh.

Biasanya percobaan mekanisme sensorik ini dilakukan untuk menentukan


apakah seorang pasien tersebut menderita kelainan neurologis atau tidak.
PENGECAPAN
Tujuan instruksial umum:
 Memahami dasar- dasar faal sensorik melalui faal pengecapan
Tujuan perilaku khusus:
 Mendemonstrasikan Hukum Johannes Muller pada faal pengecapan
 Mendemonstrasikan perbedaan ambang pengecapan untuk 4 modalitas
pengecapan
 Mendemonstrasikan kemampuan intensitas kecap untuk 1 modalitas
pengecapan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mekanisme Sensorik


Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan,
panas, dingin, sakit, dan tekanan. Dilihat dari susunannya kulit terdiri dari lapisan luar yang
disebut epidermis dan lapisan dalam atau lapisan dermis. Pada epidermis tidak terdapat
pembuluh darah dan sel saraf. Epidermis tersusun atas empat lapis sel. Ada stratum
germinativum yang berfungsi membentuk lapisan di sebelah atasnya dan ada stratum
granulosum yang berisi sedikit keratin yang menyebabkan kulit menjadi keras dan kering.
Dermis terdapat kelenjar dan saluran keringat, bulbus rambut, folikel rambut dan akar rambut
yang terletak di kelenjar sebaseus, dan Subcutaneous ada pembuluh darah, saraf cutaneous
dan jaringan otot. Kulit memiliki fungsi sebagai Mekanoreseptor, Thermoreseptor, reseptor
nyeri dan Khemoreseptor. Mekanoreseptor berkaitan dengan indra peraba, tekanan, getaran
dankinestesi, Thermoreseptor berkaitan dengan pengindraan yang mendeteksi panas dan
dingin, Reseptor nyeri, berkaitan dengan mekanisme protektif bagikulit. Khemoreseptor,
mendeteksi rasa asam, basa, dan garam.
Pada Epidermis terdapat Merkel’s disc, yaitu sentuhan oleh orang yang tidak dikenal
dan Meisners corpuscle, yaitu sentuhan orang yang dikenal. Sedangkan pada Dermis,
terdapat tiga reseptor, yaitu: Reseptor ruffini’s yaitu reseptor panas, Reseptor Krause yaitu
reseptor untuk mendeteksi dingin dan Reseptor paccini’s corpuscle, untuk mendeteksi
tekanan, bisa berupa pijat
Rangsangan atau stimulus adalah perubahan yang terdeteksi oleh tubuh. Rangsangan
ini dapat berupa berbagai bentuk, misalnya panas, cahaya, sentuhan, tekanan, suara, dan lain
sebagainya. Pada neuron aferen terdapat reseptor di ujung perifer yang berespon terhadap
rangsangan baik dari dalam maupun dunia luar. Reseptor ini berperan dalam mengubah
bentuk-bentuk energi lain menjadi sinyal listrik (potensial aksi). Proses perubahan ini disebut
sebagai transduksi.
Reseptor kulit dan hantaran impuls terdapat di saraf perifer. Stratum germinativum
mengadakan pertumbuhan ke daerah dermis membentuk kelenjar keringat dan akar rambut.
Akar rambut berhubungan dengan pembuluh darah yang membawakan makanan dan oksigen,
selain itu juga berhubungan dengan serabut saraf. Pada setiap pangkal akar rambut melekat
otot penggerak rambut. Pada waktu dingin atau merasa takut, otot rambut mengerut dan
rambut menjadi tegak. Di sebelah dalam dermis terdapat timbunan lemak yang berfungsi
sebagai bantalan untuk melindungi bagian dalam tubuh dari kerusakan mekanik. Sensasi
taktil yang terdiri dari raba, tekanan dan getaran sering digolongkan sebagai sensasi terpisah,
mereka semua dideteksi oleh jenis reseptor yang sama. Satu – satunya perbedaan diantara
ketiganya adalah:
1. Sensasi raba, umumnya disebabkan oleh reseptor taktil di dalam kulit atau di dalam
jaringan tepat dibawah kulit.
2. Sensasi tekanan biasanya disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan yang lebih
dalam.
3. Sensasi getaran, disebabkan oleh sinyal sensori yang berulang dengan cepat, tetapi
menggunakan beberapa jenis reseptor yang sama seperti yang digunakan untuk raba
dan tekanan.

Jika diberikan rangsangan dengan intensitas yang sama, tidak selalu menghasilkan
kekuatan potensial reseptor yang sama pula walaupun berada di reseptor yang sama. Reseptor
ini dapat mengalami penurunan tingkat depolarisasi (Depolarisasi berarti potensial membrane
di dalam sel lebih positif) meskipun kekuatan rangsang yang diberikan sama, fenomena ini
disebut dengan adaptasi. Reseptor dapat dibedakan berdasarkan kecepatan adaptasi, sebagai
berikut:

1. Reseptor tonik
Merupakan reseptor yang tidak beradaptasi atau beradaptasi dengan lambat. Reseptor
ini penting untuk mempertahankan informasi terhadap suatu rangsang. Karena itu,
reseptor-reseptor ini harus selalu menghasilkan potensial aksi untuk menyampaikan
informasi ke SSP

2. Reseptor fasik
Merupakan kebalikan dari reseptor tonik. Reseptor ini beradaptasi dengan cepat dan
tidak berespons terhadap rangsang yang terus menerus, tetapi ketika rangsang
dihentikan, reseptor biasanya berespons mengalami depolarisasi ringan (respons
menurun). Reseptor yang cepat mencakup reseptor taktil (sentuh) di kulit yang
memberi tahu tentang perubahan tekanan pada permukaan kulit.
Jika dilogikakan, karena cepatnya reseptor ini beradaptasi maka kita tidak secara terus
menerus sadar bahwa kita sedang menggunakan jam tangan, gelang, atau lainnya.
Ketika memakai barang-barang tersebut, kita akan terbiasa dengannya karena adaptasi
cepat. Dan seketika kita melepaskannya, kita akan menyadari hal tersebut karena
adanya depolarisasi ringan (respons menurun).

Jalur somatosensorik merupakan jalur yang menyalurkan sensasi somatic sadar, yang
terdiri atas jalur berlabel. Berbagai informasi yang masuk harus dijaga terpisah di dalam jalur
berlabel spesifik antara perifer dan korteks. Dengan cara ini, walaupun semua informasi
disalurkan ke SSP, otak dapat menguraikan jenis dan lokasi rangsangan.
Mekanisme penentuan jenis rangsangan (modalitas rangsangan) dapat dibedakan oleh
jenis reseptor yang diaktifkan dan jalur spesifik yang digunakan untuk menyampaikan
informasi ke daerah tertentu di korteks serebri. Mekanisme lokasi rangsangan dapat
dibedakan oleh lokasi medan reseptif yang diaktifkan dan jalur yang kemudian teraktifkan
untuk menyampaikan informasi ke korteks somatosensorik yang mempresentasikan lokasi
tersebut. Mekanisme intensitas (kekuatan) rangsang dibedakan oleh frekuensi potensial aksi
yang ditimbulkan di neuron aferen dari jumlah reseptor yang menjadi aktif.
Medan reseptif adalah regio (daerah) dimana neuron somatosensorik berespons
terhadap informasi rangsangan pada permukaan kulit sekitar. Ukuran medan reseptif
berbanding terbalik dengan densitas (kerapatan) reseptor. Jadi, semakin rapat reseptor,
semakin kecil medan reseptif pada kulit dan semakin tinggi ketajaman atau kemampuan
diskriminasi. Diskriminasi taktil merupakan kemampuan membedakan rangsangan kulit oleh
satu ujung benda dari dua ujung yang disebut diskriminasi dua titik.
Diduga bahwa akhiran saraf yang mengelilingi folliliculus rambut ialah reseptor
taktil. Pada tempat – tempat dimana tidak ada rambut, tetapi dengan kepekaan besar terhadap
stimulus taktil, ternyata terdapat banyak corpusculum tractus. Diduga bahwa meniscus tractus
juga merupakan suatu reseptor taktil. Perasaan taktil dapat dibedakan menjadi perasaan taktil
kasar dan perasaan taktil halus. Impuls taktil kasar dihantarkan oleh tractus spinothalamicus
anterior, sedangkan implus taktil halus dihantarkan melalui faciculus gracilis dan faciculus
cunneatus.
Perasaan taktil ada dua macam, perasaan taktil halus dimana kepekaan terhadap taktil
halus diketahui dengan menentukan jarak terdekat antara dua titik di kulit yang sekaligus
distimulasi dan masih dapat dibedakan sebagai dua titik. Implus taktil ini dihantarkan melalui
fasciculus gracillis cuneatus dan perasaan taktil kasar yaitu implus taktil ini dihantarkan
melalui tractus spinothalamicus anterior. Sensasi taktil yang terdiri dari raba, tekanan dan
getaran sering di golongkan sebagai sensasi terpisah, mereka semua dideteksi oleh jenis
reseptor yang sama. Satu – satunya perbedaan diantara ketiganya adalah Sensasi raba,
umunya disebabkan oleh reseptor taktil di dalam kulit atau di dalam jaringan tepat dibawah
kulit, sensasi tekanan biasanya disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan yang lebih dalam,
dan sensasi getaran yang disebabkan oleh sinyal sensori yang berulang dengan cepat, tetapi
menggunakan beberapa jenis reseptor yang sama seperti yang digunakan untuk raba dan
tekanan. Kepekaan kulit yang berambut terhadap stimulus besar, sehingga diduga bahwa
akhiran syaraf yang mengelilingi foliculus rambut adalah reseptor taktil. Kita dapat
membedakan benda – benda tanpa melihat bentuknya. Disini yang berperan adalah reseptor
kinaesthesi. Bentuk dan berat benda dapat dibedakan dengan reseptor tekanan yang
digeserkan. Pada tempat di mana tidak ada rambut, tetapi dengan kepekaan yang besar
terdapat stimulus taktil, ternyata banyak corpuscullum tactus.
Secara umum, refleks dapat diartikan sebagai respon yang terjadi secara otomatis,
tanpa kesadaran. Refleks saraf selalu dimulai dengan adanya stimulusyang mengaktifkan
reseptor sensoris. Kunci dari jaras refleks adalah negative feedback jalur Jalur yang terlibat
dalam terjadinya refleks dikenal sebagai lengkung refleks. Tidak seperti gerak biasa yang
memiliki banyak variasi respon, respon untuk gerak refleks dapat diprediksikan karena
jalurnya selalu sama.

2.2 Pengecapan
Organ indra khusus untuk pengecapan terdiri dari sekitar 10.000 papil pengecap (taste
bud) yang merupakan badan-badan ovoid yang berukuran 50-70 mm. Tiap-tiap papil
pengecap mengandung empat jenis sel yang secara morfologis berbeda: sel basal; sel gelap,
sel terang, dan sel intermediat Ketiga sel terakhir juga disebut sebagai sel pengecap tipe I, II,
dan III. Sel-sel ini adalah neuron sensorik yang berespons terhadap rangsangan pengecapan
atau tastant. Tiap-tiap papil pengecap mengandung 50 sampai 100 sel pengecap. Ketiga jenis
sel ini mungkin mencerminkan berbagai tahap diferensiasi dalam perkembangan sel
pengecap, dengan sel terang adalah yang paling matur. Selain itu, tiap-tiap jenis sel juga
mungkin mencerminkan turunan sel yang berbeda-beda. Ujung apikal sel pengecap memiliki
mikrovilus yang berproyeksi ke dalam pori pengecap, sebuah lubang kecil di permukaan
dorsal lidah tempat sel-sel pengecap terpajan ke isi mulut. Setiap papil pengecap disarafi oleh
sekitar 50 serat saraf, dan sebaliknya, setiap serat saraf menerima masukan dari rata-rata lima
papil pengecap. Sel-sel basal berasal dari sel epitel yang mengelilingi papil pengecap. Sel-sel
ini berdiferensiasi menjadi sel pengecap baru, dan sel pengecap lama secara terus-menerus
diganti dengan waktu paruh sekitar 10 hari. Apabila saraf sensori dipotong, papil pengecap
yang di-sarafinya akan mengalami degenerasi dan akhirnya menghilang.
Pada manusia, papil pengecap terletak di mukosa epiglotis, palatum, dan faring di
dinding papila lidah. Papila fungiformis merupakan struktur bulat yang paling banyak
ditemukan dekat ujung lidah; papila valata (circumvallate papillaej adalah struktur menonjol
yang tersusun membentuk huruf V di belakang lidah; papila foliate terletak di batas posterior
lidah. Setiap papila fungiformismemiliki hingga lima papil pengecap, dan papil-papil tersebut
biasanya terletak di puncak papila, sementara setiap papilla valata dan papila foliata
mengandung sampai 100 papilpengecap, biasanya terletak di sisi papila. Kelenjar von Ebner
(juga disebut kelenjar gustatorik atau glandula serosa) mengeluarkan air liur ke dalam celah
di sekitar papila valata dan papila foliata. Sekresi dari kelenjar ini mungkin berfungsi
membersihkan mulut untuk mempersiapkan reseptor pengecap bagi rangsangan baru.
Penelitian-penelitian terakhir juga menyarankan bahwa papila valata dan kelenjar von Ebner
membentuk suatu kompleks fungsional yang penting dalam deteksi rasa yang sebenarnya
berkat enzim-enzim yang dihasilkan oleh kelenjar.
Serat-serat saraf sensorik dari papil-papil pengecap di dua pertiga anterior lidah
berjalan dalam cabang korda timpani nervus fasialis, dan serat-serat dari sepertiga posterior
lidah mencapai batang otak melalui nervus glosofaringeus Serat-serat dari daerah lain selain
lidah (mis. faring) mencapai batang otak melalui nervus vagus. Di kedua sisi, serat-serat
pengecap yang bermielin, tetapi menghantarkan impuls relatif lambat di ketiga saraf tersebut
menyatu di bagian gustatorik nukleus traktus solitaries (NTS) di medula oblongata. Dari sini,
aksonakson dari neuron ordo-kedua naik di lemniskus medialis ipsilateral dan berjalan
langsung ke nukleus posteromedial ventral talamus. Dari talamus, akson-akson dari neuron
ordo-ketiga berjalan ke neuron-neuron di insula anterior dan operkulum frontal di korteks
serebri ipsilateral. Regio ini terletak rostral dari daerah wajah girus postsentralis, yang
mungkin merupakan daerah yang memperantarai persepsi sadar pengecapan dan diskriminasi
pengecapan
. Kelima sensasi rasa primer ditimbulkan oleh rangsangan berikut:
 Rasa asin dirangsang oleh garam kimia, khususnya NaC1 (garam dapur). Masuknya
ion Na+ bermuatan positif langsung melalui kanal Na+ khusus di membran sel
reseptor, suatu perpindahan yang menurunkan negativitas internal sel, menyebabkan
depolarisasi reseptor sebagai respons terhadap garam.
 Rasa asam disebabkan oleh asam, yang mengandung ion hidrogen bebas, H+. Asam
sitrat di dalam lemon, sebagai contoh, merupakan penyebab buah ini terasa asam.
Depolarisasi sel reseptor oleh tastant asam terjadi karena H+ menghambat kanal K+
di membran sel reseptor. Penurunan perpindahan pasif ion K+ bermuatan positif
keluar sel mengurangi negativitas internal sehingga terjadi depolarisasi potensial
reseptor.
 Rasa manis dipicu oleh konfigurasi tertentu glukosa. Dari sudut pandang evolusi, kita
menyukai makanan manis karena makanan jenis ini memberi kalori yang dibutuhkan
dalam bentuk yang nandah digunakan. Namun, molekul organik lain dengan struktur
serupa tetapi tanpa kalori, misalnya sakarin, aspartam, sukralosa, dan pemanis buatan
lainnya, juga dapat berinteraksi dengan reseptor "manis". Pengikatan glukosa atau
bahan-bahan kimia lain dengan reseptor rasa manis mengaktifkan protein G, yang
bekerja
 Rasa pahit dipicu oleh kelompok-kelompok tastant yang secara kimiawi lebih
beragam dibandingkan dengan sensasi kecap lainnya. Sebagai contoh, alkaloid
(misalnya kafein, nikotin, striknin, morfin, dan turunan tumbuhan toksik lainnya)
serta bahan beracun, semua terasa pahit, mungkin sebagai mekanisme protektif untuk
mencegah ingesti senyawa-senyawa yang berpotensi berbahaya ini (kecenderungan
untuk memuntahkan sesuatu yang terasa pahit). Sel-sel kecap yang mendeteksi rasa
pahit memiliki 25 jenis reseptor pahit, yang masing-masing berespons terhadap rasa
pahit yang berbeda-beda. (Sebagai perbandingan, tampaknya terdapat hanya satu jenis
reseptor untuk setiap rasa primer lainnya.) Karena setiap selreseptor pahit memiliki
kelompok reseptor pahit yang beragam, bermacam-macam bahan kimia terasa pahit
meskipun strukturnyaberbeda. Mekanisme ini memperluas kemampuan sel reseptor
rasa pahit untuk mendeteksi beragam bahan kimia yang berpotensi membahayakan.
Protein G pertama dalam pengecapan-gustducin—ditemukan di salah satu jalur sinyal
pahit. Protein G ini, yang memicu jalur caraka kedua di sel kecap, sangat mirp dengan
protein G penglihatan, transdusin.(Gustducin juga merupakan protein G dalam jalur
sinyal manis dan umami.)
 Rasa umami, rasa lezat yang pertama kali diketahui dan dinamai oleh seorang
peneliti Jepang, dipicu oleh asam-asam amino, khususnya glutamat (umami berarti
"rasa lezat menyenangkan" ). Adanya asam amino, contohnya seperti yang terdapat di
daging, berfungsi sebagai penanda untuk makanan kaya protein. Glutamat berikatan
dengan reseptor bergandeng protein G dan bekerja melalui jalur caraka kedua. Selain
memberi kita rasa daging, jalur ini berperan untuk rasa khas penyedap makanan
mononatrium glutamat (MSG) yang banyak digunakan dalam hidangan dari Asia.
BAB III
ANALISIS MASALAH
MEKANISME SENSORIK
3.1 PERASAAN SUBJEKTIF PANAS DAN DINGIN

3.1.1 Alat dan Bahan


1. 3 waskom dengan air bersuhu 20oC, 30oC, 40 oC,
2. Gelas beaker dengan thermometer kimia
3. Pemanas air

3.1.2 Cara Kerja


1. Menyediakan 3 baskom yang masing-masing berisi air dengan suhu kira-
kira 20o , 30o C dan 40o C.
2. Meminta orang percobaan (OP) memasukkan tangan kanannya kedalam
air bersuhu 20o C dan tangan kirinya ke dalam air bersuhu 40o C selama
kurang lebih 2 menit. Mencatat kesan yang dialami oleh OP.
3. Kemudian meminta OP untuk segera memasukkan kedua tangan itu
serentak ke dalam air bersuhu 30o. Mencatat kesan yang dialami OP.
4. Meniup perlahan-lahan kulit punggung tangan OP yang kering dari jarak
± 10 cm.
5. Kemudian membasahi kulit punggung tangan OP dengan air dan meniup
sekali lagi dengan kecepatan yang sama seperti pada cara kerja 4.
6. Mengolesi sebagian kulit punggung tangan OP dengan alkohol atau
eter dan meniup sekali lagi dengan kecepatan yang sama seperti pada cara
kerja 4 dan 5.
7. Membandingkan kesan yang dialami OP pada hasil tiupan pada langkah 4,
5 dan 6.

3.1.3 Diskusi
P-MS.1. Apakah ada perbedaan perasaan subjektif antara kedua tangan
tersebut?
Jawaban : ya, ada.
Pada percobaan yang telah dilakukan oleh OP pada langkah kerja a,b
dan c. Kesan yang dialami oleh OP adalah:
 Pada suhu 20o C OP merasakan tangan kanannya dingin
 Pada suhu 40o C OP merasakan tangan kirinya hangat
 Pada suhu 30o C OP merasakan tangan kanan yang awalnya
dingin berubah menjadi hangat dan tangan kiri yang awalnya hangat
menjadi dingin.
Percobaan ini menunjukkan perbedaan suhu secara bersamaan pada
tangan yang berbeda dan disertai dengan peningkatan serta penurunan kalor.
Hal tersebut ditunjukkan pada saat kedua tangan dicelupkan pada baskom
bersuhu 30o C. reseptor suhu menanggapi dengan cepat saat menerima suhu
berbeda, sehingga akan dirasakan pada tangan disuhu 20o C berubah menjadi
lebih panas dan reseptor suhu tangan disuhu 40o C menjadi lebih dingin. Dapat
disimpulkan bahwa terjadi adaptasi pada dan tubuh berusaha
menyeimbangkan suhu berbeda tersebut secara bertahap.

P-MS.2 apakah ada perbedaan antara ketiga hasil tindakan pada langkah 4,
5, 6? apa sebabnya ?
Jawaban: Ya, ada. Kesan yang dialami oleh OP adalah:
 Kulit punggung tangan OP yang kering pada saat di tiup terasa dingin
 Kulit punggung tangan OP yang sudah dibasahi dengan air pada saat
ditiup, bagian kulit punggung yang terkena air tidak terasa dingin, yang
terasa dingin hanyalah pada bagian samping yang tidak terkena air.
Tetapi ketika sudah tidak di tiup, kulit punggung yang terkena air
kemudian terasa dingin.
 Kulit punggung tangan OP yang telah diolesi dengan alkohol terasa
dingin dan semakin terasa dingin ketika kulit punggung tangan di tiup.

Karena dalam percobaan ini, rangsangan yang diberikan berubah-ubah


secara cepat. Berbeda dengan praktikum pertama yang memerlukan waktu dua
menit untuk membandingkan perubahan kalor, serta adaptasi reseptor.
Terlihat,ketika tangan kering yang ditiup dengan pelan terasa sejuk, kemudian
dioleskan dengan dengan air terasa lebih dingin dibandingkan kulit kering
yang ditiup. Namun, pada saat diolesi dengan alkohol 70% ternyata lebih
dingin dari kedua uji coba sebelumnya, bahkan sempat terjadi kejutan singkat
pada kulit punggung tangan yang diolesi dengan alkohol. Hal itu, disebabkan
karena alkohol lebih mudah menguap dan disertai kalor yang didapatkan pada
permukaan kulit. Kemudian, rasa kejut sesaat yang dialami oleh OP
disebabkan reaksi Nociceptor yang menanggapi suhu terlalu tinggi ataupun
suhu terlalu rendah sebagai sensasi nyeri, akibat perubahan suhu secara cepat,
nociceptor merasakan alkohol memberi sensasi lebih dingin dibanding bahan
uji coba yang lain.

3.2 TITIK-TITIK PANAS, DINGIN, TEKAN, DAN NYERI DI KULIT

3.2.1 Alat dan Bahan


 Kerucut Kuningan
 Bejana berisi kikiran kuningan
 Kertas
 Pensil
 Jarum
 Es Batu
 Air bersuhu 50°C
3.2.2 Cara Kerja
1. Letakkan tangan kanan orang percobaan di atas sehelai kertas dengan
posisi supinasi, kemudian gambarkan garis pada pinggir tangan dan jari-
jari sehingga pada kertas terdapat gambar tangan kanan OP tersebut
2. Pada telapak tangan kanan OP, gambarkan sebuah kotak seluas 3x3 cm
yang didalamnya terdapat kotak-kotak kecil sebanyak 6x6. Setelah itu
gambarkan kotak yang sama pada gambar telapak tangan di kertas
3. Tempatkan kerucut kuningan di dalam bejana berisi air bersuhu 50°C,
kemudian gunakan kerucut kuningan tersebut untuk menyelidiki titik-titik
yang memberikan kesan panas yang jelas pada telapak tangan tersebut
yaitu dengan cara menekan kerucut kuningan pada daerah kotak-kotak
kecil di telapak tangan, tandai daerah yang memberikan kesan panas di
gambar telapak tangan yang ada di kertas.
4. Tempatkan kembali kerucut kuningan di dalam bejana berisi air es,
kemudian ulangi langkah ke-4, dan tandai pada kertas daerah yang
menunjukkan kesan dingin.
5. Ulangi kembali langkah ke-4 dengan menggunakan sebuah jarum,
kemudian tandai pada kertas daerah yang memberikan kesan nyeri
6. Ulangi kembali langkah-4 dengan menggunakan sebuah pensil mekanik,
kemudian tandai pada kertas daerah yang memberikan kesan tekan
7. Amati hasil yang didapat dari percobaan

3.2.3 Hasil Pengamatan

3.2.4 Diskusi
P-MS.3. Menurut teori, kesan apakah yang diperoleh bila titik dingin
dirangsang oleh benda panas? Bagaimana keterangannya?

Setiap neuron somatosensorik berespon terhadap informasi rangsangan


hanya dalam regio tertentu permukaan kulit sekitar; regio ini disebut medan
reseptif.
Berdasarkan teori tersebut, reseptor nyeri, panas, tekan, dan dingin
apabila dirangsang oleh rangsangan apapun akan terasa sama seperti tempat
reseptor itu berada. Seharusnya apabila titik dingin dirangsang oleh panas
akan tetap terasa dingin. Begitu pula sebaliknya, ketika titik panas dirangsang
oleh dingin, akan tetap terasa panas. Hal tersebut terjadi karena titik-titik
rangsang nyeri, panas, dingin maupun tekan hanya ada pada titik-titik
tertentu.
Dari hasil yang kami dapatkan berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan, terdapat beberapa titik yang menunjukkan kesan panas sekaligus
dingin, tekan, ataupun nyeri. Hal tersebut dapat terjadi karena pada saat
percobaan , telapak tangan yang diberi rangsang panas dan dingin di titik yang
sama akan merasakan kedua-duanya atau timbul sensasi bingung, yang bisa
dikarenakan oleh kesulitan kita dalam membedakan mana yang panas dan
yang dingin.

3.3 LOKALISASI TAKTIL


3.3.1 Alat dan Bahan
 Pensil
 Penggaris

3.3.2 Cara Kerja


1. Tutup mata OP dan tekankan ujung pensil pada suatu titik di kulit ujung
jari
2. Kemudian perintahkan OP untuk melokalisasikan tempat yang baru
dirangsang tadi dengan ujung pensil pula.
3. Tetapkan jarak antara titik rangsang dan titik yang ditunjuk
4. Ulangi percobaan ini sampai lima kali dan tentukan jarak rata-ratanya
untuk kulit ujung jari, telapak tangan, lengan bawah, lengan atas dan
tengkuk

3.3.3 Hasil Pengamatan

No Ujung Telapak Lengan Lengan Tengkuk


Jari Tangan Bawah Atas

1 0,1 cm 0 cm 0,6 cm 0,6 cm 1,3 cm

2 0,2 cm 0 cm 0,8 cm 1,2 cm 1,5 cm

3 0,4 cm 0,1 cm 1,5 cm 0,1 cm 1 cm

4 0,1cm 0,5 cm 0,4 cm 1,5 cm 1,6 cm


5 0,1 cm 0,2 cm 0,6 cm 0,1 cm 0,7 cm

Rata- 0.18 0.16 0.78 0.7 1.22


Rata

Lokalisasi taktil di tiap bagian tubuh seseorang berbeda, dan menurut


hasil pengamatan, paling sulit melokalisasi di tengkuk.

Hasil menunjukkan bahwa jarak antara titik perangsangan dan titik


yang ditunjuk OP dibawah 5 cm, sehingga dapat dikatan baik pada syaraf
perabanya.

3.3.4 Diskusi
P-MS. 4 Apakah kemampuan lokalisasi taktil seseorang sama besarnya untuk
seluruh bagian tubuh?
Jawaban: Kemampuan lokalisasi taktil tidak sama besarnya diseluruh bagian
tubuh karena reseptor yang berbeda memiliki kepekaan dan kecepatan
mengirim impuls yang berbeda pula.
P-MS. 5 apakah istilah kemampuan seseorang untuk menentukan tempat
rangsang taktil?
Jawaban: Topognosia, sensasi somatik (sensasi eksteroseptif = propioseptif)
Kemampuan lokalisasi taktil seseorang tidak sama besar di seluruh
bagian tubuh. Hampir semua informasi mengenai sentuhan, tekanan, dan
getaran masuk ke korda spinalis melalu akar dorsal spinal yang sesuai. TPL
(lokalisasi taktil) lebih peka pada bagian yang menonjol seperti hidung, mata,
bibir, dan lain-lain.

3.4 DISKRIMINASI TAKTIL

3.4.1 Alat dan Bahan


1. Penggaris
2. Pensil
3. OP

3.4.2 Cara Kerja


1. Ambil dan regangkan sebuah jangka yang tersedia sehingga kedua ujung
berjarak kurang lebih 1 cm (sesuai dengan ukuran jari telunjuk OP)
2. Intruksikan OP untuk menutup mata dan letakkan secara simultan
(bersamaan waktunya) kedua ujung jangka pada ujung jari telunjuk OP
(bila ujung jari telunjuk OP tidak dapat digunakan, gunakanlah ujung jari
lainnya) dan mintalah OP mengidentifikasi jumlah rangsang (1 atau 2 titik
rangsang) yang menekan/ merangsang ujung jarinya.
3. Dekatkanlah kedua ujung jangka secara bertahap dan ulangilah langkah ke
2 sampai OP tidak dapat lagi membedakan kedua ujung jangka sebagai 2
titik rangsang. Arah gerakan harus tegak lurus terhadap garis yang
menghubungkan kedua ujung jangka. Catatlah ambang rangsang OP dalam
membedakan 2 titik rangsang taktil.
4. Ulangi langkah ke 1,2 dan 3 namun dengan ujung jangka yang diletakkan
secara suksesif (berurutan), yaitu satu ujung diletakkan terlebih dahulu
daripada ujung lainnya.
5. Catatlah hasil pemeriksaan ambang membedakan 2 titik rangsang ini baik
dengan cara peragsangan simultan maupun suksesif
6. Tentukan juga dengan cara yang sama (perangsangan simultan dan
suksesif) ambang dua titik di tengkuk, bibir, pipi dan lidah.
7. Catatlah apa yang dialami OP

3.4.3 Hasil Pengamatan


Secara simultan
-> OP merasakan dua titik ketika jarak jangka 1 cm
-> OP merasakan satu titik ketika 0.5 cm

Secara suksesif
-> merasakan satu rangsang ketika 0.5 cm

-> tengkuk - merasakan satu titik ketika 1 cm


-> pipi - merasakan satu titik ketika 0.1 cm
-> bibir - satu titik 0.1 cm
-> ludah - satu titik 0.1 cm
3.4.4 Hasil Pengamatan

Sensasi gabungan (Combinated Sensation) merupakan perasaan tubuh


yang mempunyai sifat diskriminatif dan tiga dimensi. Melibatkan komponen
kortikal (otak lobus parietal) untuk menganalisis dan mensintesis tiap jenis
perasaan. Salah satu contoh dari sensasi gabungan adalah rasa diskriminasi,
yaitu rasa yang melibatkan kemampuan taktil dari kulit dan terdiri dari
diskriminasi intensitas (kemampuan menilai kekuatan stimulus, seperti
tekanan benda ke permukaan kulit), dan diskriminasi spasial atau diskriminasi
dua titik (kemampuan membedakan lokasi atau titik asal rangsang).

diskriminasi taktil adalah kemampuan membedakan rangsangan kulit


oleh satu ujung benda dari dua ujung yang disebut diskriminasi dua titik.
Setiap lokasi tubuh yang berbeda memiliki kemampuan membedakan dua titik
yang berbeda pula yang tergantung pada besar-kecilnya medan resistif.

P-MS. 6 Apa artinya bila perangsangan oleh kedua ujung jangka memberi
kesan sebagai satu titik rangsang?
Jawab:
Bila kedua ujung jangka ditempelkan ke permukaan kulit merangsang
dua medan reseptif yang berbeda, akan terasa adanya dua titik. Jika kedua
ujung menyentuh medan reseptif yang sama, maka keduanya dirasakan
sebagai satu titik.

3.5 PERASAAN IRINGAN (AFTER IMAGE)

3.5.1 Alat dan Bahan


1. Pensil

3.5.2 Cara Kerja


1. Letakkan sebuah pensil di antara kepala dan daun telinga OP dan biarkan
di tempat itu selama saudara melakukan percobaan yang keenam
2. Setelah selesai dengan percobaan yang keenam, angkatlah pensil tersebut
dari telinga OP dan catatlah apa yang dirasakan OP setelah pensil itu
dilepaskan

3.5.3 Hasil pengamatan


Setelah pensil dilepaskan, OP merasa seperti efek pada pensil tersebut
masih menempel diantara kepala dan daun telinga OP.

3.5.4 Diskusi
P-MS. 7 Bagaimana mekanisme terjadinya perasaan iringan?
Jawaban: Adanya adaptasi reseptor terhadap rangsangan benda yang
dihasilkan melalui tekanan, getaran dan sifak-sifat fisik benda mengakibatkan
kita terbiasa dalam memakai benda tersebut, sehingga pada saat kita melepas
benda tersebut, reseptor-reseptor terbsebut memperlihatkan suatu “off
reseptor” dan adanya sirkuit reverberasi atau sirkuit bolak-balik menyebabkan
kita menyadari bahwa benda telah dicopot. Mekanisme adaptasi ini ilakukan
oleh badan paccini. Perasaan iringan terjadi karena adanya impuls yang terus
beredar dalam lingkaran neuron daerah yang terangsang, walaupun stimulus
sudah tidak ada lagi.

Adanya adaptasi reseptor terhadap rangsangan benda yang dihasilkan


melalui tekanan, getaran dan sifat-sifat fisik benda, mengakibatkan kita
terbiasa dalam memakai benda tersebut.

3.6 KEMAMPUAN MEMBEDAKAN BERBAGAI SIFAT BENDA


3.6.1 Alat dan Bahan
1. Berbagai jenis amplas
2. Benda kecil
3. Bahan-bahan pakaian

3.6.2 Cara kerja


KEKASARAN PERMUKAAN BENDA

1. Dengan mata tertutup perintahkan OP untuk meraba-raba permukaan


amplas yang memiliki derajat kekasaran yang berbeda-beda
2. Perhatikan kemampuan OP untuk membedakan kekasaran amplas

BENTUK BENDA
1. Dengan mata tertutup, perintahkan OP untuk memegang-megang benda
kecil yang saudara berikan
2. Perintahkan OP untuk menyebut nama/ bentuk benda-benda itu

KEKASARAN PERMUKAAN BENDA


1. Dengan mata tertutup, perintahkan OP untuk meraba-raba berbagai jenis
bahan pakaian yang saudara berikan
2. Perintahkan OP untuk menyebutkan jenis/sifat bahan pakaian yang
dirabanya.
3.6.3 Hasil Pengamatan
KEKASARAN PERMUKAAN BENDA

OP dapat membedakan tingkat kekasaran amplas dari yang kurang


kasar, sedang, sangat kasar dengan baik.
BENTUK BENDA

1. Saat OP diberikan jagung


OP: Agak kerucut, kecil seperti biji
2. Saat OP diberikan beras
OP: Tipis, agak panjang, berujung tajam
Kemampuan membedakan bentuk benda: normal

BAHAN PAKAIAN

1. Saat OP diberikan bahan 1 (kain hitam yang ada anyamannya)


2. OP: Tebal ada alurnya
3. Saat OP diberikan bahan 2 (kain kuning)
4. OP: Halus
5. Saat OP diberikan bahan 3 (kain hijau)
6. OP: Sedikit kasar, lebih halus yang kuning
7. Saat OP diberikan bahan 4 (kain hitam)
8. OP: Tebal tetapi lebih tebal bahan 1
9. Saat OP diberikan bahan 5 (kain putih)
10. OP: Halus dan tipis
Kemampuan membedakan bahan pakaian: normal

3.6.4 Diskusi
P-MS. 8. Apa nama kelainan neurologis yang diderita orang yang membuat
kesalahan dalam membedakan sifat (ukuran, bentuk, berat, kekasaran
permukaan) benda?
Jawaban:
Terjadi lesi pada lobus parientalis yang tidak dominan, gangguannya disebut
“agnosia” jika pasien mempunyai daya visus normal dan tidak dapat
mengenali benda itu, disebut “agnosia visual” jika ketidakmampuan seorang
pasien mengenali sebuah benda dengan palpasi tanpa adanya gangguan
sensorik di sebut “agnosia taktil”
Bentuk : Asterogsia (Agnosia aktif)
Berat : Baragnosia
Kekasaran Permukaan: Thigmanesthesia

Kemampuan dapat membedakan berbagai sifat benda menunjukkan


bahwa sifat sensoris baik.
3.7 TAFSIRAN SIKAP

3.7.1 Alat dan bahan


1. Kursi
2. OP

3.7.2 Cara Kerja


1. Perintahkan OP untuk duduk dan menutup mata
2. Pegang dan gerakan secara pasif lengan bawah OP ke dekat kepalanya,
dekat dadanya, dekat lututnya, dan terakhir gantungkan di sisi badannya
3. Tanyakan kepada OP setiap kali sikap dan lokasi lengan OP
4. Simak dan analisis jawaban OP
5. Perintahkan OP untuk menyentuh telinga, hidung, dan dahinya
menggunakan telunjuknya dengan perlahan-lahan setelah setiap kali
mengangkat lurus lengannya
6. Perhatikan apakah ada kesalahan

3.7.3 Hasil Pengamatan

Gerakan oleh Praktisi


Jawaban OP atas pertanyaan
Lokasi lengan OP
Sesuai Tidak sesuai

Dekat kepala

Dekat dada

Dekat lutut

Sisi badan

Gerakan oleh OP
Respon OP atas instruksi
Lokasi lengan OP
Sesuai Tidak sesuai

Dekat kepala

Dekat dada

Dekat lutut

Sisi badan
3.7.4 Diskusi
Berdasarkan teori, indera posisi dapat disebut juga dengan
proprioceptive senses. Indera posisi dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
1. Static position sense (Statis)
2. Rate of movement sense (kinesthesia atau dinamis)
Posisi dapat dibedakan menjadi statis dan dinamis yang bergantung
pada tingkat angulasi pada berbagai sendi. Berbagai reseptor yang berbeda
membantu menentukan angulasi sendi dan digunakan bersama untuk indra
posisi. Untuk menentukan angulasi sendi pada gerakan, reseptornya adalah
gelendong otot. Gelendong otot sangat penting untuk mengontrol pergerakan
otot. Dan ketika sudut sendi berubah, beberapa otot menjadi meregang dan
jaringan yang meregang adalah informasi dari gelendong otot untuk
mentransmisikannya ke koda spinalis dan daerah dorsal untuk menafsirkan
angulasi sendi. Jenis ujung sensorik yang digunakan untuk proses ini adalah
korpus Pacini, ujung Ruffini, dan reseptor pada tendon. Korpus pacini dan
gelondong otot beradaptasi khusus untuk mendeteksi perubahan yang cepat.

P-MS. 9 Apa nama kelainan neurologis yang diderita orang yang membuat
kesalahan dalam melokalisasi tempat-tempat yang diminta?
Jawab :
Disdiadokokinesia

Berdasarkan hasil pengamatan, menunjukan bahwa OP dapat


melakukan perpindahan gerakan yang diperintahkan dengan baik dan tidak
terjadi kesalahan. Mulai dari gerakan lengan bawah ke dekat kepala, dekat
dada, dekat lutut, di sisi badan, menyentuh telinga, hidung, dan dahi.
Disimpulkan bahwa OP dalam keadaan normal.

PENGECAPAN
1.1 Alat dan Bahan
1. Larutan berbagai rasa :
 Manis : gula 2sdt + Air 240 mL
 Asam : cuka 10 mL + air 10mL
 Asin : garam 2sdt + air 240mL
 Pahit : aspirin 2 butir + air 240mL
2. Tabung ukur
3. Lidi kapas
4. Air

1.2 TATA KERJA


1. Pemeriksaan indera pengecapan.
Lakukan percobaan ini pada 2 org percobaan (OP).
1. OP tidak boleh mengetahui larutan apa yang akan di letakan pada lidah nya.
2. Buatlah kesepakatan dengan OP mengenai bahasa isyarat yg akan
digunakan bila OP dapat mengecap rasa pada lidi kapas (misalny
mengangkat 1 jari untuk manis,2 jari untuk rasa asam,3 jari untuk rasa
asin,4 jari untuk rasa pahit).selama percobaan berlangsung,OP tidak di
perkenankan berbicara atau menyentuhkan lidah nya ke langit-langit mulut.
3. Celupkan sebuah lidi kapas ke larutan manis dan peras kelebihan larutan
pada pinggir gelas.
4. Suruh OP untuk menjulurkan lidah nya dan letakan lidi kapas tersebut
terbentuk pada semua area pengecapan di lidah (lihat gambar PC-1)
5. Setelah peletakan, tanyakan pada OP apakah ia dapat mengecap rasa dari
larutan tersebut, dan ada rasa yg dia kecap.
6. Catatlah hasil nya di diagram lidah pada form hasil yg telah disediakan.
7. Suruhlah OP berkumur dengan air
8. Buang lidi kapas yang telah di gunakan
9. Ulangi langkah nomor 3-8 untuk larutan asam
10. Ulangi langkah nomor 3-8 untuk larutan asin
11. Ulangi langkah nomor 3-8 untuk larutan pahit

1.3 HASIL PENGAMATAN


RASA MANIS ASIN ASAM PAHIT
HASIL + + + +

1.4 DISKUSI
Apakah lidah OP berespon terhadap ke empat sensasi rasa pada lebih dari 1
area ? jelaskan
Ya, lidah OP berespon terhadap keempat sensasi rasa paa lebih dari 1 area.
Namun, beberapa area tertentu peka sekali terhadap satu rasa, misalnya pada ujung
lidah peka sekali terhadap rasa manis, tetapi rasa manis ini juga dapat dirasakan pada
daerah lainnya dan rasa manisnya tidak terlalu kuat

1.5 TATA KERJA


Pemeriksaan indera pengecapan.
1. Lakukan percobaan ini pada 2 org percobaan (OP).
2. OP tidak boleh mengetahui larutan apa yang akan di letakan pada lidah nya.
3. Buatlah kesepakatan dengan OP mengenai bahasa isyarat yg akan digunakan bila
OP dapat mengecap rasa pada lidi kapas (misalny mengangkat 1 jari untuk
manis,2 jari untuk rasa asam,3 jari untuk rasa asin,4 jari untuk rasa pahit).selama
percobaan berlangsung,OP tidak di perkenankan berbicara atau menyentuhkan
lidah nya ke langit-langit mulut.
4. Celupkan sebuah lidi kapas ke larutan manis dan peras kelebihan larutan pada
pinggir gelas.
5. Suruh OP untuk menjulurkan lidah nya dan letakan lidi kapas tersebut terbentuk
pada semua area pengecapan di lidah (lihat gambar PC-1)
6. Setelah peletakan, tanyakan pada OP apakah ia dapat mengecap rasa dari larutan
tersebut, dan ada rasa yg dia kecap.
7. Catatlah hasil nya di diagram lidah pada form hasil yg telah disediakan.
8. Suruhlah OP berkumur dengan air
9. Buang lidi kapas yang telah di gunakan
10. Ulangi langkah nomor 3-8 untuk larutan asam
11. Ulangi langkah nomor 3-8 untuk larutan asin
12. Ulangi langkah nomor 3-8 untuk larutan pahit

1.6 HASIL PENGAMATAN


MANIS

KONSENTRASI 100% 50% 25%

HASIL + + -
ASIN

KONSENTRASI 100% 50% 25% 12,5%

HASIL + + + -

ASAM

KONSENTRASI 100% 50% 25% 12,5% 6,25%

HASIL + + + + -

PAHIT

KONSENTRASI 100% 50% 25% 12,5% 6,25%

HASIL + + + + -

1.7 DISKUSI

Apakah lidah OP berespon terhadap ke empat sensasi rasa pada lebih dari 1 area ?
jelaskan
Ya, Karena berdasarkan percobaan kami, setiap rasa memiliki ambang batas yang
berbeda
KESIMPULAN
Perasaan Subjektif Panas dan Dingin
OP dapat membedakan secara subjektif antara panas dan dingin karena
manusia memiliki reseptor pada tubuhnya yang dapat mengenali perbedaan suhu dan mampu
beradaptasi terhadap perubahan suhu

Titik-titik Panas, Dingin, Tekan dan Nyeri di Kulit


Rasa panas, dingin, tekan dan nyeri memiliki bagian-bagiannya sendiri pada
kulit manusia, walaupun terkadang ada pula bagian dimana kedua jenis rangsang dapat
dirasakan.

Lokalisasi Taktil
OP memiliki kemampuan untuk melokalisasi taktil atau merasakan dan
memastikan secara tepat dimana rangsangan diberikan di bagian tubuhnya. Ujung jari
memiliki ketepatan paling tinggi untuk melokalisasi taktil karena ujung jari kaya akan saraf
sehingga fokus terhadap rangsang yang diberikan lebih tinggi dan akurat

Diskriminasi Taktil
OP memiliki kemampuan untuk mendiskriminasikan 2 titik. Ambang 2 titik yang terkecil
dapat ditemukan pada ujung jari sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ujung jari
memiliki medan reseptif yang kecil. Sedangkan, pemisahan 2 titik di tengkuk lebih sulit
dibedakan.

Perasaan Iringan ( After Image)


Reseptor melakukan adaptasi terhadap rangsangan yang berupa tekanan,
getaran ataupun sifat fisik benda sehingga ketika rangsang ditiadakan, maka rangsang masih
dapat dirasakan. Fenomena inilah yang disebut sebagai perasaan iringan/ikutan (
After Image/After Discharge) terjadi karena adanya depolarisasi yang menyebabkan frekunsi
potensial aksi menurun.
.
Kemampuan Membedakan Berbagai Sifat Benda
OP dapat membedakan derajat kekasaran amplas, mendeskripsikan bentuk
benda-benda yang disediakan, dan dapat menyebutkan sifat bahan pakaian yang dirabanya.
hal ini dikarenakan adanya reseptor kinaesthesia, yang membuat manusia dapat membeda-
bedakan benda tanpa memerlukan penglihatan secara visual (mata tertutup).

Tafsiran Sikap
Kerja saraf yang normal akan menghasilkan penghantaran impuls dari SSP
ke organ motorik dengan lancar, sehingga koordinasi gerak dan juga pengenalan sikap dapat
dilakukan dengan mudah.

Pengecapan
Manusia memiliki 4 macam modalitas cita rasa dasar yang spesifik, yaitu: manis pada ujung
lidah, asin pada tepi depan, asam pada tepi belakang, dan pahit pada pangkal lidah, akibat
dari taste bud yang berbeda-beda.

Anda mungkin juga menyukai