Anda di halaman 1dari 39

SISTEM SENSORI MOTOR

Dr. EVI RACHMAWATI , SpKFR


SENSES = INDERA / SENSASI / SENSORI

SOMATIK OTONOM

KHUSUS

Mata, olfaktorius, auditorius,


vestibular, taste
SENSORI  SENSASI  PERSEPSI

Sensasi adalah :

Suatu sistem kewaspadaan pada manusia terhadap berbagai


stimulus atau rangsangan yang datang dari internal atau
eksternal baik disadari atau tidak disadari

PERSEPSI :

Adalah suatu kemampuan otak dalam mengartikan atau


menginterpretasikan suatu stimulus
SOMATOSENSORI

RESEPTOR

KULIT TENDON, OTOT DAN SENDI TULANG

SYARAF

SPINAL CORD

TALAMUS

OTAK
MODALITAS SENSORI
 Mekanoreseptor : sensitif terhadap raba, dan
adanya perubahan tekanan

 Proprioseptor : sensitif terhadap adanya


perubahan posisi

 Termoreseptor : sensitif terhadap suhu

 Nosiseptik : sensitif terhadap rangsang


nyeri
MODALITAS SENSORI

 Vision  Muslec length and


 Hearing tension
 Smell  Blood pressure

 Taste  Blood temperature

 Proprioseptik atau  Arterial PO2

joint position  pH darah

 Raba tekan  Osmotic pressure of

 Panas dingin plasma


 Blood glucose
Light
touch

pain
JENIS – JENIS PERSYARAFAN

UKURAN
BERMIELIN /TIDAK
Kecepatan hantar
syarafnya

 A Alfa
 A Beta

 A Delta

C
PRIMER

PROTOPATHIC atau
PROTEKTIF DISKRIMINATORY
Menerima rangsang nyeri, dan
suhu EPICRITIC
Termasuk tingling dan iching
1. Raba tekan
2. 2 point discriminative
TRAKTUS 3. Stereognosis
SPINOTALAMIKUS 4. Kinesthesia
5. Awareness of small
temperature
Somatic Pain- disebabkan adanya
trauma atau injuri dari kulit, otot, tendon
atau sendi
vs.

Visceral Pain- nyeri pada organ dalam


Free nerve endings of
unmyelinated C fibers or
thinly myelinated Aδ fibers
Referred Pain- atau nyeri alih
dirasakan di kulit
Muscle Spindles - Skeletal
Muscle Stretching
(Proprioception)
Golgi Tendon Organs –
Tendon Stretching (muscle
tension)
Joint kinesthetic
receptors
Monitor stretch in
synovial joints

Serabut A Alfa dan


serabut A beta
SENSORY PATHWAY
Dermatom
Area pada kulit yang
diinervasi oleh cabang
kutaneus syaraf spinalis

Reveal sites of
damage to spinal
nerves or spinal cord
KOLUMNA POSTERIOR MEDULA
SPINALIS

Proprioseptik
SISTEM SENSORI DI
MEDULA SPINALIS

Ada 2 sistem
1. Sistem Kolumna dorsalis –
Lemniskus : untuk raba,
tekan, vibrasi serta posisi
tubuh (proprioseptik)

2. Sistem anterolateral
(traktus spinotalamikus
anterolateral) : untuk
sensasi nyeri, panas,
dingin, tinkling, icthing,
sensasi seksual dan raba
kasar
Primary Sensory Cortex

Merupakan pusat dari semua


sistemsensorik :
1. area sensorik primer
2. Area korelasi
3. Area persepsi
MOTOR
PATHWAY
HUBUNGAN SENSORI DAN
MOTORIK
Setiap pasien yang mederita trauma atau
penyakit yang mengenai sistem sensori harus
dievaluasi untuk menentukan perjalanan dan
luasnya kelainan sensori yang terjadi, oleh
karena terdapat hubungan yang erat antara
input sensori dan output motorik .
CONTOH :

Hal ini dijelaskan sebagai berikut :


1. Pasien dengan penurunan kewaspadaan ekstremitas dalam
ruang (gangguan proprioseptif) tidak mampu mengikuti
gerakan motorik yang diminta oleh terapis atau tidak dapat
melaksanakan perintah.

2. Adanya kelainan sensori akan menghambat pembentukan


keterampilan motorik baru yang sangat bergantung pada
informasi sensori dan juga mekanisme arus balik. Sehingga
pada akhirnya rencana terapi pada pasien dengan gangguan
sensori bertujuan mengakomodasi kelainan sensori
tersebut, termasuk edukasi kepada pasien mengenai
gangguan sensori serta hal-hal yang harus dihindari untuk
mencegah cedera.
3. Hilangnya sensori mengganggu
kemampuan pasien dalam fungsi ADL
sehingga penting untuk fasilitasi sensory
recovery/redukasi atau mengajarkan
teknik kompensasi dan pencegahan yang
aman.
FUNGSI SENSORI DALAM KEHIDUPAN
SEHARI - HARI

1. Taktil (raba ringan dan raba tekan)


 Sensasi taktil penting untuk keseluruhan ADL,
untuk diskriminasi sebagai contoh :
Mengenal obyek ditangan, merasakan pakaian yang
sedang dipakai

2. Raba tekan . Sensai raba tekan juga penting dalam


ADL, oleh karena aktifitas seperti duduk ,
mendorong laci atau pintu, menyilang kedua kaki,
memakai sabuk. Meskipun senasi raba rusak, raba
tekan belum tentu rusak, oleh karena lokasi
reseptornya berbeda.
3. Sensai suhu. merupakan sensori proteksi. Kemampuan
untuk mendeteksi suhu penting untuk menghindar dari
cedera dalam ADL seperti mandi memasak dan
menyeterika. Deteksi suhu juga penting dalam menikmati
makanan dan mendekteksi suhu lingkungan yang tidak
nyaman.
4. Sensasi nyeri. Merupakan sensori proteksi yang mendeteksi
rangsangan yang menimbulkan bahaya bagi kulit dan
jaringan kulit dibawahnya. Kemampuan untuk mendeteksi
nyeri penting untuk menghidar dari cedera dalam ADL,
pemakaian splint, brace, kursi roda, kruk, dll.

5. Dalam keadaan normal , sensasi nyeri membuat orang


tanpa sadar bergerak cepat menghindar dari rangsang
yang membahayakan, misalnya panas.
LANJUTAN :

Sensasi posisi dan gerak. Sensasi ini mungkinkan


kita untuk mendeteksi posisi tubuh dan gerakan
persendian, mempertahankan posisi tegak,
penyesuaian postur dan gerakan masing-masing
tungkai, batang tubuh dan kepala setiap saat.
Sensasi proprioseptif raba dan stereognosis
memungkinkan kita menulis tanpa melihat kearah
pensilnya, mengetik tanpa melihat tuts mesin ke
GANGGUAN PADA SISTEM SENSORI
 Sistem taktil
 Sistem vestibular

 Proprioseptik

 Gangguan di motorik persepsi  di motor


planning
 Gangguan pada Sensory integrasi
GEJALA DAN TANDA ADANYA
GANGGUAN SESNSIBILITAS :

A. Gejala :
 nyeri, parestesi (kesemutan), baal (
numbness), rasa nyeri berlebihan
(hiperpatia)
B. Tanda-tanda:
1. Hipestensi : perasa raba menurun
Anestesi : rasa raba hilang
Hiperestesi : rasa raba meningkat
2. Hipalgesi : perasa nyeri menurun
Analgesi : rasa nyeri hilang
Hiperalgesi : rasa nyeri meningkat

3. Termanestesi : perasa suhu (panas dan dingin )


hilang
Termhipestesi : perasa suhu berkurang
Termhipersetesi : meningkatnya sensasi suhu
Teranalgesi : ketidakmampuan merasakan
panas
4. Causalgia : nyeri, sensasi seperti terbakar,
biasanya sepanjang distribusi saraf

5. Palanestesi : perasa vibrasi hilang


Palhipestesi : perasa vibrasi berkurang

6. Sensasi proprioseptik : kemampuan persepsi


sendi pada saat istirahat
10. Topognosis : kemampuan dengan mata tertutup
untuk mengenal lokalisasi daerah tubuhnya yang
disentuh atau dipegang Atopognosis :
ketidakmampuan penderita untuk melakukan hal
tersebut

11. Barognosis : kemampuan dengan mata tertutup


untuk membedakan berat ngannya sesuatu benda
yang ditaruh didalam tangannya. Aborognosis :
ketidakmampuan penderita untuk melakukan hal
tersebut

12. Diskriminasi 2 titik : kemampuan pasien untuk


menentukan 2 titik dan berapa jarak kedua tititk
tersebut. Misalnya : 2 buah jarum ditusuk ringan
pada kulit pasien, pasien disuruh membedakan
sebagai dua atau satu titik.
13. Pengenalan tekstur : kemmapuan pasien
dengan mata tertutup mengenal tekstur
suatu benda yang ditaruh pada tangannya.
Misalnya kain halus atau kasar.

14. Anosognosia : pasien tidak mampu mengenal


bagian tubuhnya sendiri, misalkan pasien
stroke dengan hemiplegi sinistra, istilah lain
neglect.
Sensory Disorders
Sensori integrasi adalah :
Kemampuan seseorang untuk melakukan sintesis,
mengorganisir dan memberikan persepsi terhadap informasi
atau stimulus yang datang dari luar dan dapat memberikan
respon sesuai dengan stimulus yang diberikan

Gangguan sensori integrasi adalah :


Ketidakmampuan seseorang dalam melakukan prosesing
terhadap input sensori

– Vestibular dysfunction—
– tactile dysfunction---
– global dysfunction---
Gejala gangguan Sensory Integration

1. Gangguan pada kontrol Posture


slouches
props head when sitting
uses support when standing

2. Gangguan pada fine motor


difficulty manipulating objects such as scissors,
blocks, beads
awkward grasp on objects such as pencils(too tight
or too weak)

3. Gangguan pada Gross Motor


skipping, hopping, running are awkward or
impossible to do stumbles
bumps into things
Gejala gangguan Sensory Integration

4. Perceptual Skills
difficulty matching objects
loses place when copying or reading
difficulty putting together puzzles
misjudges distances when reaching for objects or setting things
down
5. Cognitive Skills
Distractible
unable to transfer/generalize skills
usually an average IQ
6. Psychosocial Skills
poor self-esteem
throws tantrums
gets frustrated easily
7. Sensory Processing
hypersensitive to sensory stimuli(e.g.., loud noises)
touches everything/nothing
hates being hugged/loves physical contact
afraid of movement/loves movement
lethargic/unusually active
MOTORIC DYSFUNCTION

 CEREBRAL PALSI

 MUSCULAR DISTROPHY
SENSORI MOTOR DISFUNCTION

 Apraksia / dispraksia
oral apraksia
ideasional apraksia
limb apraksia
motorik apraksia
construksional apraksia

Anda mungkin juga menyukai