Anda di halaman 1dari 44

Fisiologi Sistem Saraf Perifer

UNTUK MAHASISWA FARMASI

DR.NURAIZA MEUTIA, PH.D


DEPARTEMEN FISIOLOGI FK USU
Sistem Saraf Perifer / Tepi (SST)

 SST : semua struktur saraf di luar otak dan medula spinalis

 Termasuk SST : reseptor sensori, saraf perifer, ganglia, dan


ujung motorik (motor endings).

 Menyediakan hubungan ke dan dari lingkungan eksternal.


Sistem saraf perifer

 Anatomi :
 12 pasang nervus kranialis & 31 pasang nervus
spinalis.
 Reseptor, Ganglia, dan motor ending

 Fungsi:
 Sensorik dan motorik

 Secara somatik dan otonom


Struktur serat saraf

 Nerve / serat saraf : organ seperti tali pada SST yang berisi
akson yang ditutupi jaringan ikat
 Jaringan ikat yang membungkus terdiri dari :
 Endoneurium : jaringan ikat longgar, mengelilingi akson

 Perineurium : mengelompokkan serat menjadi fasikulus

 Epineurium : bungkus serat saraf


Nervus Spinalis

Terdiri dari 31 pasang saraf


campuran (fungsi sensorik dan
motorik)

Menuju semua bagian tubuh


kecuali kepala.

Figure 13.6
Nervus kranialis

 12 pasang saraf yang keluar berasal dari otak, menuju otot,


kelenjar dan organ sensori di kepala dan leher
Cranial Nerves

I.Olfaktori
II.Optik
III.Okulomotorik
IV.Troklear
V.Trigeminal
VI.Abdusen
VII.Fasial
VIII.Auditori
IX.Glossofaringeal
X.Vagus
XI.Spinal assesory
XII. Hipoglosal
Fungsi nervus kranialis
Pembagian Fungsional Sistem Saraf Perifer
 Divisi sensorik (aferen) terdiri dari :
Serat aferen sensorik : membawa impuls dari kulit, otot
skelet, dan sendi menuju otak.
Serat aferen viseral : membawa impuls dari organ viseral ke
otak.

 Divisi motorik (eferen) : membawa impuls dari saraf pusat ke


organ efektor.
Terdiri dari :
Saraf somatik : mengontrol secara sadar aktivitas otot skelet.
Saraf otonom : mengatur otot polos, otot jantung, dan
kelenjar.
Divisi : simpatis & parasimpatis.
RESEPTOR SENSORI
• Struktur spesifik yang dapat
berespon terhadap stimulus
• Aktivasi reseptor
menyebabkan terjadinya
depolarisasi , yang
menghasilkan impuls untuk
disampaikan ke SSP.
• Kesadaran akan stimulus,
sensasi dan persepsi terjadi
di otak.
Klasifikasi reseptor berdasarkan jenis stimulus :

 Mekano-reseptor : sentuhan, tekanan, getaran,


regangan, dan gatal.
 Termo-reseptor : perubahan temperatur
 Foto-reseptor : energi cahaya
 Kemo-reseptor : bahan kimia (bau, rasa, kimiawi
darah)
 Nosiseptor : stimulus penyebab nyeri
Klasifikasi berdasarkan lokasi reseptor :

 Eksteroseptor : berespon terhadap stimulus yang berasal


dari luar tubuh, terletak di permukaan tubuh, peka
terhadap sentuh, tekan,nyeri dan temperatur. Termasuk
juga indra khusus (the special sense organs)

 Interoseptor : berespon terhadap stimulus dari dalam


tubuh, terletak di pembuluh darah dan organ viscera,
peka terhadap perubahan kimia, regangan dan
temperatur.

 Proprioseptor : berespon terhadap derajat peregangan


organ, memberi informasi pergerakan dan posisi.
Terdapat di otot, tendon, ligamen, sendi dan jaringan
ikat penutup tulang dan otot.
Contoh Reseptor
Konsep lapangan reseptif (receptive field)

KEPEKAAN, berdasarkan kemampuan membedakan dua titik (two point


discrimination)
PROPRIOSEPSI

 Sensasi mengenai posisi tubuh dalam ruang.

 Fungsi : memberi informasi kepada SSP, secara terus


menerus, agar SSP dapat mengontrol kontraksi otot
rangka untuk menghasilkan gerakan yang
diinginkan.

 Melibatkan banyak jenis reseptor di berbagai lokasi


Reseptor untuk Propriosepsi

 Proprioseptor otot (muscle spindle) ; informasi


ketegangan & panjang otot.
 Proprioseptor sendi ; informasi akselerasi sendi,
sudut dan arah gerakan.
 Proprioseptor kulit ; informasi tekanan beban pada
kulit
 Proprioseptor di telinga dalam dan di otot-otot
leher ; informasi mengenai posisi kepala dan leher
NYERI (PAIN)
 Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional
yang tidak menyenangkan, sehubungan adanya
kerusakan jaringan atau yang membahayakan.

 Fungsi : memberi peringatan akan suatu keadaan


yang tidak normal
 Penyebab :
 Fisiologis, pada nyeri akut (misal: luka)

 Patologis:

1. akibat peradangan
2. nyeri neuropati
 Jaringan yang cedera akan melepaskan
prostaglandin, bradykinin, dan histamine; serta
serotonin (dari platelet) yang menyebabkan
depolarisasi nosiseptor (reseptor nyeri).
Reseptor nyeri

 Reseptor: free nerve endings (ujung saraf


bebas)

 Reseptor nyeri dapat menerima berbagai


stimulus nyeri :
1. Mekanis : cucuk, potong, tekanan /regangan

2. Termal : suhu ekstrim (dingin / panas)

3. Polimodal : bahan kimia iritan, zat yang

dikeluarkan jaringan rusak


Penyampaian informasi dan terjadinya persepsi nyeri
Sistem Penekan Nyeri (“Analgesia”) di Otak
dan Medula spinalis

 Beberapa zat transmitter berperan dalam sistem


analgesia, yaitu terutama enkephalin,
endorphin, dynorphin & serotonin.

 Serotonin menstimulasi interneuron di spinal


cord untuk mensekresi enkephalin.
 Enkephalin menyebabkan inhibisi presynaptic
dan postsynaptic serat nyeri pada medula
spinalis.
Endorphins

 Endorphin adalah neuropeptida yang menginhibisi


transmisi impuls nyeri di medula spinalis.

 Endorphin melekat pada reseptor opiat pada


membran neuron aferent  menghambat lepasnya
neurotransmitter eksitatori

 Stress, latihan fisik berat / berlebihan, akupunktur


akan mengaktifkan system analgesic endogen.
Nyeri Alih Nyeri yang sebenarnya berasal dari organ
(Referred Pain) dalam (viscera), tetapi dirasakan seolah di
bagian permukaan tubuh tertentu.
Pembagian Fungsional Sistem Saraf Perifer
REFLEX ARC (LENGKUNG REFLEKS)

• Ada 5 komponen lengkung refleks :


1. Reseptor : tempat stimulus diterima
2. Neuron sensori : menyampaikan impuls aferent ke SSP
Spinal cord
(in cross-section)
Stimulus
2 Sensory neuron 3 Integration
1 Receptor center
4 Motor neuron
5 Effector Interneuron
Skin

3. Pusat integrasi : di SSP, secara monosinaptik atau


polisinaptik
4. Neuron motor : menyampaikan impuls eferent dari pusat
integrasi ke efektor
5. Efektor : serat otot atau kelenjar yang berespon terhadap
impuls eferent
Sistem Saraf Otonom (SSO)
Autonomic Nervous System (ANS)
Terdiri dari dua divisi,
yaitu SIMPATIS dan PARASIMPATIS

• Simpatis mengatur fungsi-fungsi untuk menghadapi


situasi extreme.

• Parasimpatis mempertahankan aktivitas tenang dan


penyimpanan energi.

Kedua divisi berperan menjaga


homeostasis.
Karakteristik dan Fungsi Parasimpatis

 Sedikit menggunakan energi


 Melangsungkan aktivitas 3D : digesti, defekasi dan diuresis

Efek :
 HR menurun
 TD menurun
 Pupil konstriksi
 Urinari bertambah
 Keringat berkurang
 Bronkus konstriksi
 Salivasi bertambah
Karakteristik dan Fungsi Simpatis :

 Mempersiapkan tubuh menghadapi tantangan ‘fight or


flight”
 Terkait aktivitas 4E: exercise, excitement, emergency, and
embarrassment

Efek :
 HR meningkat
 TD meningkat
 Pupil dilatasi
 Urinari berkurang
 Keringat bertambah
 Bronkus dilatasi
 Salivasi berkurang
HOW IT HAPPENS ?
Pusat regulasi SSO meliputi
bagian bagian di:
 HIPOTALAMUS
 PITUITARY
 PONS
 MEDULLA Oblongata
(brain stem)
 MEDULLA Spinalis (spinal
cord)
Hypothalamus and Pituitary

pituitary

deincephalon
Anatomi SSO
Brain stem

Target organ

Figure 14.3
Peran SSO
mempertahankan
homeostasis
Perbandingan antara Somatic dan Autonomic Systems

Figure 14.2
Reseptor reseptor Cholinergic and Adrenergic

 Cholinergic Receptor
 Nicotinic
n/Nicotinic m
 Muscarinic

 Adrenergic
 Alpha 1 and alpha 2
 Beta 1 and beta 2

 Dopamine
SIMPATIS PARASIMPATIS
ANTI Simpatolitik Parasimpatolitik
PRO Simpatomimetik Parasimpatomimetik
Terima kasih…

Anda mungkin juga menyukai