Anda di halaman 1dari 28

Sistem Koordinasi Manusia

Pengertian

Sistem koordinasi berfungsi mengatur dan mengendalikan keserasian


fungsi antarorgan ataupun sistem organ dalam tubuh sehingga tubuh
dapat bekerja secara selaras dan teratur.

Sistem Indera Sistem Saraf Sistem Hormon

Struktur penerima Sistem yang menerima, Sekumpulan kelenjar


rangsang (reseptor) mengolah, dan meneruskan dan organ yang
rangsangan ke efektor memproduksi hormon
Sistem Indera

Mata Telinga Kulit


Indera Penglihat Indera Pendengar Indera Peraba

Lidah Hidung
Indera Pengecap Indera Pembau
Mata
Mekanisme melihat:
Cahaya  kornea  aqueous
humor  pupil  lensa 
vitreous humor  fovea
sentralis  otak  mata
melihat.

Fovea atau bintik kuning


mengandung banyak sel saraf
dan fotoreseptor (sel basilus
dan sel konus) sehingga paling
peka terhadap cahaya.
Telinga
Mekanisme mendengar:
Bunyi  daun telinga  saluran telinga
luar  membran timpani  tiga tulang
pendengaran  tingkap oval  cairan
dalam koklea bergetar  sel rambut korti
terangsang  impuls dihantarkan ke otak
 bunyi terdengar.

Alat keseimbangan tubuh di telinga


adalah tiga saluran setengah lingkaran.
Kulit
1. Ujung saraf paccini (reseptor
tekanan yang dalam/kuat).
2. Ujung saraf meissner dan badan
merkel (reseptor sentuhan).
3. Ujung saraf ruffini (reseptor panas,
tekanan dan tegangan).
4. Ujung saraf krausse (reseptor
dingin, sentuhan, kesadaran posisi,
dan gerakan).
5. Ujung saraf tanpa selaput/ujung
saraf bebas (reseptor nyeri/sakit).
Hidung
Mekanisme mencium
bau:
Gas masuk ke hidung 
larut pada selaput
mukosa  merangsang
silia sel reseptor 
rangsangan diteruskan ke
otak untuk diolah 
jenis bau dapat diketahui.
Lidah
Bentuk papila: filiformis (kerucut),
fungiformis (bulat), sirkumvalata (menonjol
dan tersusun seperti huruf V), dan foliata
(seperti daun).

Area kepekaan rasa:


● Rasa manis, di ujung lidah.
● Rasa asin, reseptor banyak di bagian
samping.
● Rasa asam, bagian samping lidah agak
ke belakang.
● Rasa pahit, bagian belakang pangkal
lidah.
Sistem Saraf

Tubuh dapat bereaksi terhadap rangsangan dari dalam dan luar


tubuh karena adanya:
1. Reseptor = alat indra
2. Sistem saraf = otak dan sumsum tulang belakang
3. Efektor = kelenjar dan otot

Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron.


Neuron
• Badan sel: berfungsi mengendalikan metabolisme keseluruhan neuron.
• Dendrit: juluran sitoplasma untuk menerima impuls dari sel lain untuk dikirimkan ke badan sel.
• Akson: juluran sitoplasma yang panjang untuk mengirimkan impuls ke neuron lainnya. Akson
dibungkus selubung mielin yang merupakan kumpulan sel Schwann. Bagian akson tanpa
mielin disebut nodus Ranvier untuk mempercepat jalannya impuls.
Neuron Sinapsis adalah titik temu ujung akson
suatu neuron dengan dendrit dari neuron
Neuron tidak dapat melakukan mitosis, namun
lain atau hubungan ke otot dan kelenjar.
serabutnya dapat beregenerasi.
Pada celah sinaps terdapat substansi kimia
Neuron berdasarkan fungsinya:
neurotransmiter untuk mengirimkan
• Neuron sensorik, berfungsi untuk menerima
impuls.
impuls dari alat indra lalu meneruskannya ke
pusat saraf (otak atau sumsum tulang
belakang).
• Neuron motorik, berfungsi meneruskan impuls
dari sistem saraf pusat menuju efektor (otot
dan kelenjar).
• Interneuron (neuron konektor), berperan dalam
meneruskan impuls saraf dari neuron sensorik
ke neuron motorik.
Sistem Saraf Pusat (SSP)

Terdiri atas otak (serebral) dan sumsum


tulang belakang (medula spinalis).

Keduanya dilapisi jaringan ikat yang


disebut meninges, yang terdiri atas:
• Pia meter, lapisan paling dalam dan
mengandung pembuluh darah.
• Araknoid, lapisan tengah dan
mengandung sedikit pembuluh darah.
• Dura meter, lapisan terluar yang terdiri
atas dua lapisan. Lapisan terluar melekat
pada kranium.
Sistem Saraf Pusat - Otak
Terdiri dari otak besar (cerebrum),
otak kecil (cerebellum),
diencephalon, dan batang otak
(brainstem).

Fisura: alur di permukaan otak yang


memisahkan otak menjadi lobus.
Sulkus: alur di permukaan otak yang
membentuk girus.
Girus: lekukan yang menonjol di
permukaan otak.
Cerebrum
Lobus parietal
Lobus frontal
Pusat pengatur
Pusat pengendali sensasi, seperti
gerakan, ucapan, sentuhan, tekanan,
perilaku, memori, nyeri, dan suhu.
emosi, dan kepribadian,
serta fungsi intelektual.

Lobus oksipital
Lobus temporal Pusat pengendali
Pusat pengendali fungsi penglihatan.
indra pendengaran,
ingatan, dan emosi.
Cerebellum (otak kecil), mempertahankan
keseimbangan, kontrol gerakan mata, meningkatkan
kontraksi otot, serta koordinasi gerakan sadar yang
berkaitan dengan keterampilan. Batang Otak (brainstem) terdiri atas:
Mesensefalon (otak tengah),
Diencephalon. Terletak di antara cerebrum dan otak menghubungkan pons dan cerebellum
tengah. Terdiri atas: dengan otak besar, berfungsi sebagai
• Talamus, berfungsi menerima dan meneruskan jalur penghantar dan pusat refleks, serta
impuls ke korteks otak besar, serta berperan dalam meneruskan informasi penglihatan dan
sistem kesadaran dan kontrol motor. pendengaran.
• Hipotalamus, berfungsi mengendalikan sistem saraf Pons Varolii (jembatan varol), mengatur
otonom, pusat pengaturan emosi, dan frekuensi dan kekuatan bernapas.
memengaruhi sistem endokrin. Medula oblongata, berfungsi dalam
pengendalian ferkuensi denyut jantung,
tekanan darah, pernapasan, gerakan alat
pencernaan makanan, menelan, muntah,
sekresi kelenjar pencernaan, dan
mengatur gerak refleks.
Sistem Saraf Pusat – Sumsum Tulang Belakang

Berfungsi mengendalikan aktivitas


refleks, komunikasi antara otak dengan
semua bagian tubuh, serta
menghantarkan rangsangan koordinasi
antara otot dan sendi ke cerebellum.
Sistem Saraf Tepi (SST)
- Terdiri atas jaringan saraf yang berada di luar otak
dan sumsum tulang belakang. Terdapat ganglion.
- Dibedakan atas 12 sistem saraf kranial (otak) dan 31
sistem saraf spinal (sumsum tulang belakang).
- Berdasarkan arah impuls, SST dibagi menjadi divisi
aferen (membawa informasi dari reseptor ke SSP)
dan divisi eferen (membawa instruksi dari SSP ke
organ efektor).
Sistem Saraf Tepi (SST)
Divisi eferen: sistem saraf somatik (neuron motor pada otot rangka) dan sistem
saraf otonom (neuron motor pada otot polos)
Sistem saraf otonom: sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis.

Bagian yang dipengaruhi Saraf simpatik Saraf parasimpatik


Jantung Mempercepat denyut jantung Memperlambat denyut jantung
Pupil Memperlebar pupil Mempersempit pupil

Pencernaan Memperlambat proses pencernaan Mempercepat proses pencernaan


Bronkus Memperkecil bronkus Memperbesar bronkus
Arteri Memperkecil diameter pembuluh Memperbesar diameter pembuluh
Kandung kemih Mengembangkan kantung kemih Mengerutkan kantung kemih
Mekanisme Gerak
Gerak sadar (disengaja/disadari): Impuls  reseptor/indra  saraf sensoris  otak
 saraf motor  efektor/otot
Contoh: berjalan, menendang bola, mengambil buku.
Gerak refleks (tidak disengaja/tidak disadari): Impuls  reseptor/indra  saraf
sensoris  sumsum tulang belakang  saraf motor  efektor/otot
Contoh: mengangkat kaki saat menginjak paku, kelopak mata menutup saat ada
benda asing masuk.
Kelainan pada Sistem Saraf
Meningitis, radang selaput otak karena infeksi bakteri atau virus.
Ensefalitis, peradangan jaringan otak, biasanya disebabkan oleh virus.
Neuritis, gangguan saraf tepi akibat peradangan, keracunan, atau tekanan.
Rasa kebas dan kesemutan, gangguan sistem saraf akibat gangguan metabolisme,
tertutupnya aliran darah, atau kekurangan vitamin neurotropik (B1, B6, dan B12).
Epilepsi (ayan), penyakit serangan mendadak karena trauma kepala, tumor otak,
kerusakan otak saat kelahiran, stroke, dan alkohol.
Alzheimer, sindrom kematian sel otak secara bersamaan.
Gegar otak, bergeraknya jaringan otak dalam tengkorak menyebabkan perubahan
fungsi mental atau kesadaran.
Sistem Hormon (Endokrin)
Sistem endokrin adalah sekumpulan kelenjar dan organ yang memproduksi hormon, yaitu senyawa organik
pembawa pesan kimiawi di dalam aliran darah menuju sel atau jaringan tubuh.
Sistem endokrin berinteraksi dengan sistem saraf berfungsi mengatur aktivitas tubuh.

No Aspek Pembeda Sistem Hormon Sistem Saraf

1. Aksi Lambat Cepat atau segera


2. Respons Tidak langsung, distribusi lebih luas Langsung, distribusi lebih sempit

3. Pengaturan Jangka panjang (misal pertumbuhan) Cepat (misal kontraksi otot


jantung)
4. Sekresi Hormon Neurotransmiter
5. Komunikasi Melalui sistem sirkulasi Antarneuron melalui sinapsis
1. HIPOFISIS (PITUITARI)
a. Lobus anterior, menghasilkan hormon:
Hormon pertumbuhan (Growth Hormone/GH):
Mengendalikan pertumbuhan sel, tulang, dan
kartilago; mengatur laju sintesis protein; serta
mengatur pemakaian lemak.
Hormon perangsang tiroid (Thyroid Stimulating Hormon adrenokortikotropik (Adrenocorticotropic
Hormone/TSH): meningkatkan pertumbuhan dan Hormone/ACTH): merangsang kelenjar korteks adrenal
perkembangan kelenjar tiroid (gondok), laju untuk menyekresi glukokortikoid.
produksi hormonnya (tiroksin), dan metabolisme Hormon gonadotropin:
sel. Follicle Stimulating Hormone (FSH): menstimulasi
pertumbuhan foliker ovarium dan memproduksi
hormon estrogen (wanita); menstimulasi
pertumbuhan dan perkembangan spermatozoa
(laki-laki)
Luteinizing Hormone (LH): bekerjasama dengan
FSH menstimulasi produksi estrogen, berperan
dalam ovulasi dan sekresi progesteron (wanita);
menstimulasi produksi testosteron (laki-laki)
b. Lobus intermedia, menghasilkan endorfin
(mengilangkan nyeri alamiah, merespon
stres, dan aktivitas seperti olahraga) dan
Melanocyte Stimulating Hormone (MSH)
(merangsang pembentukan pigmen dan
2. TIROID (KELENJAR GONDOK)
penyebaran sel penghasilnya (melanosit)
pada epidermis. Menghasilkan hormon tiroksin (meningkatkan laju
c. Lobus inferior, menghasilkan Antidiuretic metabolisme sel, menstimulasi konsumsi oksigen,
Hormone (ADH) (menurunkan volume air meningkatkan pengeluaran energi panas, serta
yang hilang dalam urine) dan oksitosin mengatur pertumbuhan dan perkembangan normal
(menstimulasi kontraksi otot polos saat tulang, gigi, jaringan ikat, dan saraf) dan triiodotironin.
melahirkan dan pengeluaran ASI pada ibu
3. PARATIROID (KELENJAR ANAK GONDOK)
menyusui.
Menghasilkan hormon parathormon (parathyroid
Hormone/PTH) untuk mengendalikan keseimbangan
kalsium dan fosfat dalam tubuh melalui stimulasi
aktivitas osteoklas (sel penghancur tulang), aktivasi
vitamin D, dan stimulasi reabsorpsi kalsium dari
tubulus ginjal.
4. ADRENAL (SUPRARENALIS/ANAK
GINJAL)
Adrenal bagian medula menghasilkan
adrenalin (epinefrin) (meningkatkan frekuensi
jantung, metabolisme, dan konsumsi oksigen)
dan noradrenalin (norepinefrin) (meningkatkan
tekanan darah dan menstimulasi otot jantung).
Adrenal bagian korteks menghasilkan
aldosteron (mengatur keseimbangan air dan
elektrolit), glukokortikoid (memengaruhi 5. PANKREAS
metabolisme glukosa, protein, lemak, dan Menghasilkan hormon glukagon (meningkatkan
menjaga membran lisosom), dan penguraian glikogen di hati menjadi glukosa, dan
gonadokortikoid (sebagai prekursor sintesis glukosa dari sumber nonkarbohidrat), insulin
pengubahan testosteron dan estrogen oleh (menurunkan katabolisme lemak dan protein,
jaringan lain. menurunkan kadar gula darah, serta meningkatkan
sintesis protein dan lemak), somatostatin (penghalang
hormon pertumbuhan dan penghambat sekresi
glukagon dan insulin).
6. PINEAL (EPIFISIS SEREBRI)
Menghasilkan melatonin yang berpengaruh pada pelepasan gonadotropin dan
menghambat produksi melanin.

7. TIMUS
Menghasilkan timosin untuk pengendalian perkembangan sistem imun.

8. OVARIUM, TESTIS DAN PLASENTA


Ovarium menghasilkan estrogen dan progesteron; testis menghasilkan testosteron;
plasenta menghasilkan gonadotropin korion, estrogen, progesteron, dan somatotropin.

9. KELENJAR PENCERNAAN
Pada lambung menghasilkan hormon gastrin yang merangsang sekresi getah lambung,
pada usus menghasilkan hormon sekretin yang merangsang sekresi getah pankreas dan
hormon kolesistokinin yang merangsang sekresi getah empedu.
Pengaruh NAPZA Terhadap Sistem Koordinasi

• NAPZA adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif,


yaitu zat-zat yang jika dikonsumsi akan memengaruhi sistem saraf
pusat.
• Narkotika: zat/obat yang menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi/menghilangkan rasa nyeri,
dan menimbulkan ketergantungan.
• Psikotropika: zat/obat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas
normal dan perilaku.
• Zat adiktif: zat/obat yang dapat menyebabkan ketagihan.
Jenis NAPZA

Stimulan Depresan Halusinogen


Merangsang sistem saraf Menekan/mengurangi Mengacaukan sistem
pusat dan menyebabkan kerja sistem saraf saraf pusat, memberi
organ tubuh bekerja lebih sehingga menurunkan pengaruh halusinasi
cepat. Penggunanya lebih aktivitas pemakainya berlebihan, dan
bertenaga serta lebih senang menjadi lambat atau khawatir berlebihan.
dan gembira untuk tertidur. Contoh: opiat, Contoh: ganja, bunga
sementara waktu. Contoh: barbiturat, alkohol, dan kecubung, lem, bensin,
amfetamin, ekstasi, kokain, ganja. dan jamur kotoran sapi.
kafein, dan alkohol.
Dampak Penyalahgunaan NAPZA

Gangguan fisik Ekonomi


Gejala berhenti menggunakan obat: rasa Butuh biaya besar untuk memenuhi
sakit di sekujur tubuh. ketergantungan terhadap obat-obatan.
Mengacaukan denyut nadi, jantung, dan Kerugian dalam berbagai aspek, seperti
paru-paru. kemanan, biaya kesehatan, dan kesempatan
pendidikan.

Psikologis Sosial
Kemampuan berpikir rasional menurun Rusaknya hubungan kekeluargaan dan
drastis. pertemanan.
Ketergantungan psikologis. Berpengaruh pada kesehatan masyarakat.
Gangguan mental dan emosional.

Anda mungkin juga menyukai