Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Tentang sistem sensibilitas atau indera peraba


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah analisis psikologi ABK
Dosen Pembimbing, Rianti Novianti , Dra. M.Pd.

Disusun oleh :
BAIQ ELMA SEPTIANI
(41032102141172)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
2014/2015

Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga
kami dapat menyelesaikan Makalah ini yang berjudul SISTEM
SENSIBILITAS ATAU INDERA PERABA.
Makalah ini berisikan tentang latar belakang , rumusan
masalah , tujuan dan manfaat yang nantinya diharapkan makalah
ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang indera
peraba (sensibilitas).
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat yang sebesar-sebesar-Nya bagi penulis

khususnya dan bagi pembaca umumnya dan semoga Allah SWT


senantiasa meridhai segala usaha kita , Amin.

Bandung, 05
Oktober 2014

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..

KATA PENGANTAR

ii

DAFTAR ISI

iii

BAB I

iv

: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .
B. perumusan masalah .........
C. Tujuan .....
D.Manfaat .

BAB II : PEMBAHASAN ..

A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
BAB
III

Apa itu sensibilitas ...


Anatomi dan fisiologi sensibilitas.
Reseptor Pada Sistem Sensorik .
Hubungan manusia dengan dunia luar..
Pemeriksaan Fisik Sistem Sensorik..
Gangguan system sensorik ...
Lapisan pada kulit
Organ-organ dalam kulit .

: PENUTUP
A. KESIMPULAN.
B. DAFTAR PUSTAKA ..

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap makhluk hidup di bumi diciptakan berdampingan dengan
alam, karena alam sangat penting untuk kelangsungan makhluk hidup.
Karena itu setiap makhluk hidup, khususnya manusia harus dapat menjaga
keseimbangan alam. Untuk dapat menjaga keseimbangan alam dan untuk
dapat mengenali perubahan lingkungan yang terjadi, Tuhan memberikan
indera kepada setiap makhluk hidup.
Indera berfungsi untuk mengenali setiap perubahan lingkungan, baik
yang terjadi di dalam maupun di luar tubuh. Indera yang ada pada makhluk
hidup, memiliki sel-sel reseptor khusus. Sel-sel reseptor inilah yang
berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan yang terjadi. Dalam
makalah ini akan membahas tentang sistem indera khususnya system
sensibilitas atau indera peraba.

B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu menjelaskan apa itu
system sensibilitas beserta reseptor dan syaraf yang ada di dalamnya.
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini :
1. Agar dapat mengetahui apa itu sensibilitas.
2. Agar dapat mengetahui Anatomi dan Fisiologi sensibilitas.
3. Agar dapat mengetahui Reseptor Pada Sistem Sensorik beserta gangguannya
4. Agar dapat mengetahui Hubungan manusia dengan dunia luar.
5. Agar dapat mengetahui Tingkatan sensibilitas.
6. Agar dapat mengetahui Pemeriksaan sensibilitas dan Fisik Sistem Sensorik.
7. Agar dapat mengetahui lapisan pada kulit.
8. Agar mengetahui organ apa saja yang ada di dalam kulit.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini yaitu kita dapat mengetahui apa itu
sensibilitas, tingkatan sensibilitas, anatomi dan fisiologi sensibilitas, kita
dapat mengetahui reseptor pada system sensorik beserta gangguannya yang
bersifat positif maupun negatif, kita dapat mengetahui hubungan manusia
dengan dunia luar, kita dapat mengetahui pemekrisaan sensibilitas
dan sensorik , dan lapisan pada kulit beserta organ apa saja yang terdapat
dalam kulit.
SISTEM SENSIBILITAS
Sensibilitas berasal dari kata berbahasa Latin sensibile dengan
akar kata sensus yang artinya pencerapan dengan indra, rasa, perasaan dan
kesan. Kemampuan untuk menafsirkan rangsangan dari luar atau dari dalam
tubuh; kepekaan (Wikiniory). Sensibilitas merupakan sistem saraf sensorik
yang disebut juga perasaan , sensibilitas dibagi menjadi 4 jenis, yaitu:
a.Superfisial (Exteroseptif)
Reseptornya berespons terhadap stimulus dari lingkungan
eksternal,termasuk visual, auditoar, dan taktil. Sensibilitas ini terdiri dari
rasa nyeri( Nosiseptor), raba (tangoseptor) dan suhu (thermoreseptor)
b.Dalam (Proprioseptif)
Reseptornya akan menerima informasi mengenai posisi bagian tubuh
atau tubuh di ruangan. Sensibilitas ini terdiri dari rasa gerak (kinetik),rasa
sikap (statognesia) dari otot persendian, rasa getar, rasa tekan dalam,rasa

nyeri dalam (otot). Reseptornya berupa mucle spindle , alat golgi pada
tendon, dan alat paccini,c.Visceral (Interoseptif) Reseptornya akan
mendeteksi kejadian internal seperti perubahan tekanan darah. Reseptornya
berupa ujung-ujung saraf bebas dari susunan saraf simpatis.
c. Sensasi viseral (interoseptif)
Dihantar melalui serabut otonom aferen dan mencakup rasa
lapar,enek dan rasa nyeri pada visera.
d. Khusus
Meliputi: kemampuan menghidup, melihat, mendengar, mengecap
dan keseimbangan.
1. Anatomi dan Fisiologi sensibilitas yaitu :
Sistem sensorik menyilang. Informasi sensorik dari separuh badan
berproyeksi ke thalamus dan korteks kontralateral.
Neuron tingkat pertama berada di ganglion akar dorsal
Badan sel neuron tingkat dua berada di kornu posterior medulla spinalis
atau di inti homolog di medulla oblongata seperti nucleus grasilis (yang
menerima impuls dari tungkai) dan kuneatus (yang menerima impuls dari
lengan) .
Neuron tingkat tiga di thalamus me-relay impuls ke korteks.
2.

a.
b.
c.
d.

Reseptor Pada Sistem Sensorik


Reseptor merupakan organ sensorik khusus yang mampu mencatat
perubahan tertentu di dalam organisme dan sekitarnya, serta menghantarkan
rangsangan ini sebagai impuls.
Pada dasarnya terdapat lima macam reseptor sensoris, antara lain:
Mekanoreseptor, yang mendeteksi perubahan bentuk reseptor atau sel-sel
di dekat reseptor tersebut.
Termoreseptor, yang mendeteksi perubahan suhu, beberapa reseptor
mendeteksi dingin dan lainnya mendeteksi hangat.
Nosiseptor, yang mendeteksi nyeri, biasanya yang disebabkan oleh
kerusakan fisik maupun kerusakan kimia.
Reseptor elektromagnetik, yang mendeteksi cahaya pada retina mata
Kemoreseptor, yang mendeteksi pengecapan di dalam mulut, bau di dalam
hidung, kadar oksigen di dalam darah arteria, osmolalitas cairan tubuh,
konsentrasi karbondioksida.

Hubungan manusia dengan dunia luar terjadi melalui reseptor


sensorik yang dapat berupa:
Reseptor eksteroseptif, yang berespon terhadap stimulus dari
lingkungan eksternal, termasuk visual, auditoar, dan taktil.
Reseptor propioseptif, misalnya yang menerima informasi mengenai
posisi bagian tubuh atau tubuh di ruangan.
Reseptor interoseptif, mendeteksi kejadian internal seperti perubahan
tekanan darah.
Tingkat sensibilitas itu ada 3 yaitu :
1) Unastesi : saat dirangsang tidak terasa
2) Hipoastesi: sensibilitas menurun
3) Hiperastesi: sensibilitas meningkat
3.
A.
B.
C.
D.

Pemeriksaan sensibilitas terdiri dari 4 bagian yaitu :


Pemeriksaan sensibilitas luar/ eksteroseptif
Pemeriksaan sensibilitas dalam / propioseptif
Pemeriksaan sensibilitas interoseptif
Pemeriksaan rasa somestesia luhur
Rasa somestesia luhur meliputi :
Rasa diskriminasi
Barognesia
Stereognosia
Topostesia (topognosia)
Grafestesia
Penjelasan :
A. Pemeriksaan sensibilitas luar/ eksteroseptif terdiri dari :
Pemeriksaan Rasa Raba
Stimulus : gumpalan kapas, kertas atau kain yang ujungnya diusahaka
sekecil mungkin. Teknik : Menyentuh penderita dengan alat stimulus pada
tubuh penderita dan bandingkan bagian-bagian yang simetris. Hasil : Jika
sensasi abnormal, lakukan pemeriksan di bagian proksimal sampai batas
ketinggian gangguan sensorik ditentukan. Kelainan korteks sensori akan
mengganggu kemampuan untuk melokalisasikan daerah yang disentuh.
Pemeriksaan Rasa Nyeri

Stimulus : ujung yang tajam dari ujung swab stick yang patah , jarum atau
peniti, ujung tumpul menggunakan ujung swab stick yang tidak patah.
Teknik : rasa nyeri dibangkitkan dengan menusuk dengan jarum atau
dengan menggunakan benda tumpul pada tubuh penderita dan bandingkan
bagian-bagian yang simetris, jika bagian simetris dibandingkan, tusukan
harus sama kuat.
Pemeriksaan Rasa Suhu
Stimulus : tabung reaksi yang diisi dengan air es (10-200 celcius) untuk
rasa dingin dan untuk rasa panas dengan air panas (40-500 celcius). Suhu
yang kurang dari 50C dan lebih dari 500C akan menimbulkan rasa nyeri.
Teknik : Diperiksa di seluruh tubuh dan dibandingkan bagian-bagian yang
simetris. Bagian proksimal ekstremitas biasanya kurang peka terhadap rasa
dingin, bila dibandingkan dengan bagian distal ekstremitas. Bagian yang
simetris harus diusahakan agar berada dalam kondisi yang sama, dibuka
pakaiannya secara bersamaan.
B. Pemeriksaan sensibilitas dalam / propioseptif terdiri dari :
Pemeriksaan Rasa Gerak dan Rasa Sikap
Teknik : rasa gerak dan rasa posisi diperiksa bersamaan. Dilakukan dengan
menggerakkan jari-jari secara pasif dan menyelidiki apakah penderita dapat
merasakan gerakan tersebut serta mengetahui arahnya. Tes lain untuk tes
rasa gerak dan sikap adalah tes tunjuk hidung dan tes tumit-lutut serta tes
Romberg .
Pemeriksaan Rasa Getar
Stimulus : garputala 128 Hz Teknik : Menempatkan garputala yang
sedang bergetar pada ibu jari kaki.
Pemeriksaan Rasa Raba Kasar ( Rasa Tekan)
Pemeriksaan Rasa Nyeri Dalam
Pemeriksaan system sensorik meliputi :
Pemeriksaan Sentuhan Ringan
Sentuhan ringan diperiksa dengan menyentuh pasien secara ringan dengan
sepotong kecil kain kasa.Mintalah pasien untuk menutup mata dan
memberitahu anda jika anda sedang menyentuhnya. Diusahakan menyentuh
jari kaki dan tangan pasien. Jika sensasinya normal, lanjutkan dengan
pemeriksaan yang lain. Jika sensasinya abnormal, lakukanlah pemeriksaan

di bagian proksimal sampai batas ketinggian gangguan sensorik dapat


ditentukan.
Pemeriksaan Sensasi Nyeri
Rasa nyeri dapat dibangkitkan dengan berbagai cara, misalnya dengan
menusuk, memukul, merangsang dengan api atau sesuatu yang sangat
dingin dan juga dengan berbagai larutan kimia. Sensasi nyeri diperiksa
dengan menggunakan peniti dan menanyakan kepada pasien apakah ia
merasakannya. Mintalah kepada pasien untuk menutup matanya.Bukalah
peniti dan sentuhlah pasien dengan ujungnya.Sebelumnya perlu
diberitahukan kepaa pasien bahwa yang diperiksa ialah rasa nyeri dan
bukan rasa raba.Kita periksa seluruh tubuh, dan bagian-bagian yang
simetris dibandingkan. Bila bagian yang simetris dibandingkan, tusukan
harus sama kuat. Bila kita memeriksa sensibilitas pada pasien yang gelisah
atau yang agak menurun kesadarannya, maka pemeriksaan rasa tusuk masih
dapat dilakukan, sedang yang lainnya perlu ditangguhkan.
Pemeriksaan Sensasi Getar
Sensasi getaran diperiksa dengan menggunakan garpu tala 128 hz. Ketuklah
garpu tala dengan tumit tangan anda dan letakkanlah di suatu tonjolan
tulang di bagian distal tubuh pasien. Minta pasien untuk memberitahukan
anda kalau ia sudah tidak dapat merasakan getaran itu lagi. Minta kepada
pasien untuk menutup matanya.Letakkan garpu tala yang sedang bergetar
pada falangs distal jari tangan pasien dan jari tangan anda sendiri. Dengan
cara ini anda akan dapat mersakan getaran melalui jari pasien untuk
menentukan ketepatan respon pasien. Setelah jari tangan periksa juga jari
kaki.Jika tidak ada gangguan lakukan pemeriksaan berikutnya. Jika ada
gangguan, tentukanlah batas gangguannya.
Pemeriksaan Propiosepsi
Sensasi posisi, atau propriosepsi, diperiksa dengan menggerakkan falangs
distal.Pemeriksa memegang falangs distal pada sisi lateralnya dan
menggerakkan ke atas sambil memberitahukan pasien.Pemeriksa kemudian
menggerakkanfalangsdistalpasienkebawah dan memberitahukannya.
Dengan mata pasien tertutup, pemeriksa menggerakkan falangs distal naik
turun dan akhirnya berhenti, setelah itu tanyakan pada pasien apakah
falangs distal terletak di atas atau di bawah. Secara rutin lakukanlah
pemeriksaan pada falang terminal sebuah jari pada tiap tangan dan falang
terminal jari kaki. Jika tidak ada gangguan sensasi posisi, pemeriksa harus
melanjutkan sisa pemeriksaan berikutnya.

Pemeriksaan Lokalisasi Taktil


Lokalisasi taktil, yang dikenal pula sebagai perangsangan simultan ganda,
diperiksa dengan meminta pasien menutup matanya sambil menanyakan
kepadanya bagian tubuh mana yang disentuh.Pemeriksa dapat menyentuh
pasien pada pipi kanannya dan lengan kiri. Pasien kemudian ditanyakan
dimana jari pemeriksa berada. Biasanya pasien tidak menemukan kesulitan
dalam menentukan kedua daerah ini. Pasien dengan lesi lobus parietalis
mungkin merasakan kedua sentuhan ini, tetapi mungkin memadamkan
sensasi pada sisi kontralateral dengan sisi lesi. Perasaan ini merupakan
fenomena yang disebut ekstingsi.
4. Gangguan Sistem Sensorik
Gangguan Sensoris Negatif
Gangguan sensorik superfisial atau gangguan eksteroseptif yang
negatif merupakan salah satu manifestasi sindrom neurologi.Secara singkat
gangguan sensorik negatif itu disebut defisit sensorik.Untuk mempermudah
pembahasan defisit sensorik, maka istilah anestesia dan hipestesia
digunakan secara bebas sebagai sinonim dari defisit sensorik.
Ganguan sensorik negative antaralain :
a. Hemihipestesia
Hemihipestesia merupakan hipestesia yang dirasakan sesisi tubuh
saja.Ditinjau dari sudut patofisiologiknya, maka keadaan itu terjadi karena
korteks sensorik primer tidak menerima impuls sensorik dari belahan tubuh
kontralateral.
b. Hipestesia alternans
Hipestesia alternans merupakan hipestesia pada belahan wajah ipsilateral
terhadap lesi yang bergandengan dengan hipestesia pada belahan badan
kontralateral terhadap lesi. Lesi yang mendasari pola defisit sensorik itu
menduduki kawasan jaras spinotalamik dan traktus spinalis nervi trigemini
di medulla oblongata.
c. Hipestesia tetraplegik
Hipestesia tetraplegik ialah hipestesia pada seluruh tubuh kecuali kepala
dan wajah. Defisit sensorik itu timbul akibat lesi transversal yang
memotong medulla spinalis di tingkat servikalis.
d. Hipestesia selangkangan (saddle hipestesia)

Hipestesia selangkangan ialah hipestesi pada daerah kulit


selangkangan.Lesi yang mengakibatkannya merusak kauda ekuina.
e. Hemihipestesia sindrom brown sequard
Hemihipestesia sindrom brown sequard ialah hemihipestesia pada belahan
tubuh kontralatera terhadap hemilesi di medulla spinalis.
f. Hipestesia radikular atau hipestesia dermatomal
Hipestesia radikular ialah hipestesia yang terjadi akibat lesi di radiks
posterior.Dalam hal itu daerah yang hipestetik ialah dermatome yang
disarafi oleh serabut-serabut radiks posterior yang terkena lesi.
g. Hipestesia perifer
Hipestesia perifer ialah hipestesia pada kawasan saraf perifer yang biasanya
mencakup bagian-bagian beberapa dermatom.
Gangguan sensorik positif
Gangguan sensorik positif ialah nyeri. Perangsangan yang
menghasilkan nyeri yang bersifat destruktif terhadap jaringan
yang dilengkapi dengan serabut saraf pengantar impuls nyeri. Jaringan itu
dinamakan secara singkat jaringan peka-nyeri.
Jaringan atau bangunan yang tidak dilengkapi dengan serabut nyeri tidak
menghasilkan nyeri bilamana dirangsang, misalnya diskus intervertebral.
Jaringan itu tak peka nyeri.
Kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu :
a. Epidermis,
lapisan jaringan paling luar yang berfungsi sebagai pelindung atau
menutupi seluruh organ. Epidermis tersusun atas empat lapis sel. Dari
bagian dalam ke bagian luar, pertama adalah stratum germinativum
berfungsi membentuk lapisan di sebelah atasnya. Kedua, yaitu di sebelah
luar lapisan germinativum terdapat stratum granulosum yan gberisi sedikit
keratin yang menyebabkan kulit menjadi keras dan kering. Selain itu sel-sel
dari lapisan granulosum umumnya menghasilkan pigmen hitam (melanin).
Kandungan melanin menentukan derajat warna kulit, kehitaman, atau
kecoklatan. Lapisan ketiga merupakan lapisan yang transparan disebut
stratum lusidum dan lapisan keempat (lapisan terluar) adalah lapisan tanduk
disebut stratum korneum.

Ciri-ciri jaringan epidermis adalah sebagai berikut:

Susunan sel rapat tanpa ruang antarsel.

Dinding sel bervariasi tergantung posisi dan jenis tumbuhan.

Berisi protoplasma hidup yang berisi kristal garam, minyak, getah,


dan kristal silikat.

Vakuola besar, dapat berisi antosianin.


Tidak berkloroplas, kecuali pada sel penutup, pada hidrofit dan
tumbuhan di bawah naungan.

Fungsi jaringan epidermis adalah sebagai berikut:

Membatasi penguapan,

Menyokong mekanik,

Penyerapan, dan

Penyimpanan air.

b. Dermis
Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap
sebagai True Skin. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak
kaki sekitar 3 mm. Penyusun utama dari bagian dermis adalah jaringan
penyokong yang terdiri dari serat yang berwarna putih dan serat yang
berwarna kuning. Serat kuning bersifat elastis/lentur, sehingga kulit dapat
mengembang. Stratum germinativum mengadakan pertumbuhan ke daerah
dermis membentuk kelenjar keringat dan akar rambut. Akar rambut
berhubungan dengan pembuluh darah yang membawakan makanan dan
oksigen, selain itu juga berhubungan dengan serabut saraf. Pada setiap
pangkal akar rambut melekat otot penggerak rambut. Pada waktu dingin
atau merasa takut, otot rambut mengerut dan rambut menjadi tegak. Di
sebelah dalam dermis terdapat timbunan lemak yang berfungsi sebagai
bantalan untuk melindungi bagian dalam tubuh dari kerusakan mekanik.
Dermis mempunyai Lapisan dengan ketebalan 4x lipat dari lapisan
epidermis (kira-kira 0.25-2.55mm ketebalannya) tersusun dari jaringan
penghubung dan penyokong lapisan epidermis dan mengikatkannya pada
lapisan dalam hypodermis. pada lapisan ini terdapat kelenjar dan saluran
keringat yaitu bulbus rambut, folikelrambut dan akar rambut, serta
kelenjar sebaseus (kelenjar yang melekat padafolikel rambut dan
melepaskan lipid/lemak yang dikenal sebagai sebum. Sebum berfungsi
menghambat pertumbuhan bakteri). Lapisan ini terbagi atas :

a. Lapisan papilari, merupakan lapisan tipis dan terdiri dari jaringan


penghubung yang longgar menghubungkan lapisan epidermis kelapisan
subcutis, banyak terdapat sel mast dan sel makrofag yang diperlukan untuk
menghancurkan mikroorganisme yang menembus lapisan dermis, tentu saja
berfungsi sebagai pelindung.
b. Lapisan Retikular, Merupakan lapisan tebal dan terdiri dari jaringan
penghubung padat dengan susunan yang tidak merata, disebut lapisan
retikular karena banyak terdapat serat elastin dan kolagen yang sangat tebal
dan saling berangkai satu sama lain menyerupai jaring-jaring. Dengan
adanya serat elastin dan kolagen akan membuat kulit menjadi kuat, utuh
kenyal dan meregang dengan baik. Komponen dari lapisan ini berisi banyak
struktur khusus yang melaksanakan fungsi kulit. Terdiri dari :

Kelenjar sebaceous menghasilkan sebum, zat semacam lilin, asam


lemak atau trigliserida bertujuan untuk melumasi permukaan kulit
dikeluarkan melalui folikel rambut yang mengandung banyak lipid, pada
orang yang jenis kulit berminyak maka sel kelenjar sebaseanya lebih aktif
memproduksi minyak, dan bila lapisan kulitnya tertutup oleh kotoran,debu
atau kosmetik menyebabkan sumbatan kelenjar sehingga terjadi
pembengkakan.

Eccrine sweat glands atau kelenjar keringat mengatur penguapan


untuk mendinginkan tubuh saat suhu lingkungan meningkat yang kita kenal
dengan keringat dan membuang sisa metolisme tubuh sebagian besar terdiri
dari garam dan urea, bahkan bila kita mengalami gangguan pencernaan
seperti obstipasi & konstipasi yang menyebabkan pengeluaran feces atau
BAB terganggu maka tubuh akan berupaya membuang sisa-sisa
metabolisme tubuh melalui kelenjar keringat yang ada di permukaan kulit,
akibatnya kulit wajah kita tidak tampak segar justru cenderung kusam.

Pembuluh darah Dilapisan dermis sangat kaya dengan pembuluh


darah yang memberi nutrisi penting untuk kulit, baik vitamin, oksigen
maupun zat-zat penting lainnya untuk metabolisme sel kulit, selain itu
pembuluh darah juga bertugas mengatur suhu tubuh melalui mekanisme
proses pelebaran atau dilatasi pembuluh darah .

Serat elastin dan kolagen, Semua bagian pada kulit harus diikat
menjadi satu, dan pekerjaan ini dilakukan oleh sejenis protein yang ulet
yang dinamakan kolagen. Kolagen merupakan komponen jaringan ikat yang
utama dan dapat ditemukan pada berbagai jenis jaringan serta bagian tubuh

yang harus diikat menjadi satu. Protein ini dihasilkan oleh sel-sel dalam
jaringan ikat yang dinamakan fibroblast. Kolagen diproduksi dalam bentuk
serabut yang menyusun dirinya dengan berbagai cara untuk memenuhi
berbagai fungsi yang spesifik.

Folikel Rambut, Merupakan tempat pangkal tumbuhnya rambut


Syaraf nyeri dan reseptor sentuh, Syaraf-syaraf yamg membuat
kita peka dan dapat merasakan nyeri atau sakit bila ada sesuatu yang
mencederai kulit juga syaraf-syaraf yang berfungsi memberi rasa sentuhan
pada kita sehingga kita dapat merasakan panas, dingin, meraba benda dan
lain-lain.

c. Subcutaneous, terdapat pembuluh darah, syaraf cutaneus dan jaringan otot.


Di dalam kulit terdapat berbagai macam organ, yaitu :
a.Rambut, akar rambut tertanam dalam-dalam di dermis. Tiap helai rambut
terdiri dari akar dan batang yang tumbuh melalui epidermis ke permukaan
kulit. Akar rambut terpancang dalam liang yang disebut folikel dan
mendapat suplai makanan dari darah melalui bagian kembang yang
disebut papila. Ada bagian kulit yang tidak memiliki rambut yang
disebut glabrous.
b. Kelenjar, terdiri dari :
Kelenjar minyak, berhubungan dengan folikel rambut dan menghasilkan
minyak
untuk melumasi kulit.
Kelenjar keringat, terletak pada dermis yang terbuka pada permukaan kulit
dan
melepaskan air serta sisa-sisa metabolisme tubuh.
c. Panca indera, terdiri dari :
Inter Epithelia, merupakan jaringan-jaringan yang bersama-sama
membentuk organ kulit, termasuk didalamnya jaringan saraf.
Jaringan Pengikat, mendukung dan membungkus sel-sel kulit dan
memungkinkan makanan dari dalam darah masuk ke sel. Sel jaringan ikat
ini juga menyimpan lemak dan terutama terdapat di lapisan kulit yang
terbawah dan disekitar usus.
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk
sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan.
(1) Klasifikasi reseptor, antara lain :

Kulit berfungsi sebagai:


a. Thermoreseptor, berkaitan dengan penginderaan yang mendeteksi panas
dan dingin.
b. Mekanoreseptor, berkaitan dengan indera peraba, tekanan, getaran atau
kinestesi
(gerak).
c. Khemoreseptor, berkaitan dengan mendeteksi rasa asam, basa, dan garam
atau
perubahan kimiawi.
d. Reseptor nyeri, berkaitan dengan mekanisme protektif bagi kulit.
(2) Reseptor pada kulit :
a. Lapisan Epidermis mendeteksi sentuhan
- Merkels disc : untuk mendeteksi sentuhan oleh orang lain yang tidak
di kenal.
- Meisners corpuscle : untuk mendeteksi sentuhan orang yang di kenal.
b. Lapisan Dermis
-Reseptor Ruffinis : mendeteksi panas
-Reseptor End Krause : mendeksi dingin
-Reseptor Paccinis : untuk mendeteksi tekanan atau biasa berupa pijitan
-Reseptor Free Nerve Ending : untuk mendeteksi rasa sakit, jangkauannya
lebih luas dibandingkan reseptor lain karena tersebar di seluruh permukaan
kulit.
Sistem anterolateral membawa informasi tentang sentuhan,
namun fungsi utamanya adalah membawa informasi tentang rasa sakit dan
temperatur. Sistem ini terdiri dari tiga jalur.
*Stereognosis tidak dapat mengidentifikasi objek melalui sentuhan, misal
diminta mengidentifikasi bentuk kubus (dengan mata tertutup), namun
dikatakannya itu bentuk bola.
Seseorang yang mengalami hambatan dalam mengenali suatu objek melalui
sentuhan tetapi tidak ada kelainan dalam intelektual maupun dalam syarafsyaraf sensorisnya, maka ia menderita asterognostis.
Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk
menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf. Gerak pada umumnya terjadi
secara sadar, namun ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak
refleks. Impuls pada gerakan

sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor (alat indera) ke saraf
sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil
olahan oleh otak berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motorik sebagai
perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor (alat tubuh yang pemberi
tanggapan).

Gerak sadar:
Reseptor
efektor

syaraf sensori

otak

syaraf motorik

Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis
terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat
dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari
terlebih dahulu.Contoh gerak reflex : misalnya berkedip, bersin, atau batuk.
Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu
dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh syaraf
sensori ke pusat syaraf, diterima oleh sel syaraf penghubung (asosiasi)
tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tangganpan ke syaraf motor
untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini
disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak
bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya
gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar, dan refleks
sumsum tulang belakang bila saraf penghubung berada didalam sumsum
tulang belakang misalnya refleks pada lutut.

KESIMPULAN
Sistem sensoris adalah sistem penghantaran rangsangan dari perifer
(reseptor) ke pusat (otak). Mulai dari reseptor di perifer sampai ke korteks
sensorik di otak jalur sensorik sekurang-kurangnya terdiri dari 3 tingkatan
neuron. Impuls (rangsang) berjalan secara sentripetal dari reseptor di
perifer ke badan sel neuron tingkat pertama (primer) di ganglion akar dorsal
dari saraf spinal. Aksonnya menuju ke sentral, bersinaps degnan neuron

tingkat dua (sekunder) di kornu posterior medulla spinalis atau inti homolog
di batang otak.Akson neuron sekunder melintas garis tengah dan menuju
pada sisi sebelahnya (kontralateral), kemudian naik sebagai jaras
spinotalamik atau lemniskus medialis menuju ke sinaps berikutnya di
thalamus. Neuron di thalamus, biasanya berupa neuron tingkat tiga (tersier)
terletak di kompleks ventrobasal thalamus dan berproyeksi melalui kaki
posterior kapsula interna ke korteks sensorik di girus postsentral (area
brodmann 3-1-2) .
Pada sensibilitas terdapat alat yang berkaitan dengan indera peraba
(organon tactus) Organon tactus meliputi kulit dan alat-alat tambahan.
Kulit adalah pelindung terhadap dunia luar, sebagai penghalang dari
kerusakan dan kuman. Kulit juga membantu membuang zat-zat yang tidak
berguna dan mengatur suhu badan.

DAFTAR PUSTAKA

Fembrisma.wordpress.com/science/system-koordinasi-manusia/system-inderamanusia/
TIM,buku ajar anatomi umum fakultas kedokteran Universitas Hasanuddin,2011
http://tensanando.wordpress.com/2013/08/28/bagian-bagian-kulit-besertafungsinya/
http://patriciayulistianty.wordpress.com/2011/09/27/sistem-anatomi-fisiologisistem-integumen-dan-higiene/
http://www.scribd.com/doc/97433320/1/A-INDERA-PERABA
http://chemeng2301.blogspot.com/2013/05/absorpsi.html
http://www.pengertianahli.com/2013/11/pengertian-ciri-fungsi-jaringan.html
http://www.erha.co.id/skin-klopedia/hypodermis
Lumbantobing,S.M. (2012). Neurologi klinik : Pemeriksaan Fisik dan Mental.
Jakarta. Badan Penerbit FKUI
Bickley,Linn S;Szilagyi Peter G, (2009). Guide to Physical
Examination.Philadelphia.Lippincott Williams & Wilkins

Williams,Janice L. (2005). Diagnosis Fisik : Evaluasi dan Diagnosis dan Fungsi di


Bangsal. Jakarta. EGC
Swartz,Mark. (1995). Buku Ajar Diagnostik Fisik. Jakarta.EGC

Anda mungkin juga menyukai