Anda di halaman 1dari 11

PROTAP

MANAJEMEN FISIOTERAPI GERIATRI


PEMERIKSAAN SENSORIK

DISUSUN OLEH:

NAMA
NIM

ALAMAN SAMPUL
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
A. Anatomi dan Fisiologi
Reseptor merupakan bagian dari sistem saraf yang berfungsi sebagai alat
penerima sensor. Reseptor bekerja dengan cara merubah energi stimulus dari
dalam dan luar tubuh kedalam satu unit bahasa yang mampu ditranmisikan
oleh sistem saraf . Stimulus dapat mempengaruhi sistem saraf dengan adanya
interaksi stimulus dengan reseptor. Stimulus tersebut harus melewati ambang
rangsang agar dapat menimbulkan rangsangan ke saraf.
Dalam perjalanan dari reseptor di perifer sampai ke korteks sensorik di
otak setidaknya ada 3 tingkatan neuron, diantaranya sebagai berikut:
1. Tingkatan primer
Impuls berjalan secara sentripetal dari reseptor di perifer ke badan
sel neuron tingkat pertama (primer) di ganglion akar dorsal dari saraf
spinal.
2. Tingkatan sekunder
Akson menuju ke sentral, bersinaps dengan neuron tingkat dua
(sekunder) di kornu posterior medula spinalis atau inti homolog di batang
otak. Kemudian, akson neuron sekunder melintasi garis tengah dan
menuju ke sisi kontralateralnya, kemudian ke sinaps berikutnya yang
berada di talamus.
3. Tingkatan tersier
Neuron yang berada di talamus, biasanya berupa neuron tingkat tiga
(tersier) terletak di kompleks ventrobasal talamus dan berproyeksi
melalui kaki posterior kapsula interna ke korteks sensorik di girus
postsentral (Area Brodmann 3-1-2)
Reseptor dapat dibagi berdasarkan energi stimulus yang merangsangnya,
yaitu:

1. Mechanoreseptor
Ditemukan di kulit, otot, sendi, serta organ-organ dalam.
Mekanoreseptor ini sensitif terhadap perubahan mekanis pada jaringan
dan membran sel. Perubahan mekanis ini dapat berupa banyak hal,
meliputi penekanan, regangan dan pergerakan rambut. Mekanoreseptor
ini dapat mendeteksi perubahan mekanis sebagai berikut:
a. Sentuhan ringan oleh reseptor Meissner corpuscle, Merkel's disk,
dan hair root plexus.
b. Deep pressure oleh reseptor Pacinian corpuscle.
c. Tekanan (sentuhan kuat/kasar) oleh reseptor krause's end bulb.
d. Panjang otot, posisi ekstremitas dan tendon oleh golgi tendon, dan
joint/kinesthetic receptor. Pendengaran dan keseimbangan oleh sel
rambut. Tekanan darah oleh baroreseptor aortic dan carotis.

2. Thermoreceptor
Sensasi panas dan dingin dikonversi oleh thermoreceptor, yang
dideteksi oleh free nerve ending berupa perubahan panas atau dingin.
Free nerve ending juga merespon stimulus yang dapat menyebabkan rasa
nyeri. Sedangkan untuk perubahan temperature internal tubuh dideteksi
oleh thermostas di hypothalamus.

3. Chemoreceptor
Sejumlah stimulus kimiawi secara alami dideteksi oleh
kemoreseptor. Olfactory receptor cells mendeteksi bau dari lingkungan.
Taste receptor cells di lidah mendeteksi substansi yang ada di makanan
seperti manis dan asin. Kemoreseptor yang lain mendeteksi perubahan
internal di tubuh seperti perubahan kadar oksigen darah yang dideteksi
oleh sel sensorik di carotis dan aorta. Perubahan osmolaritas darah
dideteksi oleh osmoreseptor yang ada di hypothalamus, sedangkan
perubahan kadar glukosa darah dideteksi oleh glucoreceptor di
hypothalamus.

4. Photoreceptor
Retina yang merupakan bagian saraf penglihatan berisi fotoreseptor
yang mampu mendeteski energi cahaya dan mengonversinya menjadi
potensial aksi.
Hubungan manusia dengan dunia luar terjadi melalui reseptor
sensorik yang dapat berupa:
a. Reseptor eksteroseptif, yang merespon stimulus dari lingkungan
eksternal, termasuk visual, auditoar, dan taktil.
b. Resptor proprioseptif, yang menerika informasi mengenai posisi
bagian tubuh atau tubuh di ruangan
c. Resptor interoseptif, mendeteksi kejadian internal seperti perubahan
tekanan darah.
Dermatom adalah area kulit yang dipersarafi terutama oleh satu saraf
spinalis. Ada 8 saraf servikal, 12 saraf torakal, 5 saraf lumbal dan 5 saraf
sakral. Masing masing saraf menyampaikan rangsangan dari kulit yang
dipersarafinya ke otak.Sepanjang dada dan perut dermatom seperti tumpukan
cakram yang dipersarafi oleh saraf spinal yang berbeda.Sepanjang lengan dan
kaki, pola ini berbeda karena dermatom berjalan secara longitudinal
sepanjang anggota badan. Dermatom sangat bermanfaat dalam bidang
neurologi untuk menemukan tempat kerusakan saraf-saraf spinalis.
B. Pemeriksaan
1. Sensasi Taktil / Raba
Sebagai peransangan dapat digunakan sepotong kapas, kertas atau
kain dan ujungnya diusahakan sekecil mungkin. Hindarkan adanya
tekanan atau pembangkitan rasa nyeri. Periksa seluruh tubuh dan
bandingkan bagian – bagian tubuh secara simetris. Thigmestesia berarti
rasa raba halus. Bila rasa raba ini hilang disebut dengan thigmanesthesia.
Peralatan : Kapas, kertas, atau kain
Pelaksanaan :
a. Pemeriksa menjelaskan terlebih dahulu pemeriksaan apa yang akan
dilakukan agar pasien mengerti
b. Pasien diminta untuk menutup kedua matanya
c. Area yang akan diperiksa bebas dari pakaian
d. Pemeriksa akan meminta pasien menjawab “ya” atau “tidak” jika
merasakan atau tidak merasakan adanya ransangan
2. Sensasi Nyeri Superfisial
Benda yang berujung runcing dan tumpul diaplikasikan secara acak
pada daerah yang akan diperiksa. Tujuannya untuk memperoleh respon
dari pasien yang akurat. Abnormalitas sensasi nyeri superfisial yaitu :
 Hipalgesia yang dikaitkan dengan penurunan kepekaan terhadap
ransangan
 Hiperalgesia yang dikaitkan dengan peningkatan kepekaan terhadap
ransangan
 Alganesthesia atau analgesia yang digunakan untuk area yang tidak
sensitif terhadap ransangan
Peralatan : Benda yang mempunyai ujungnya runcing dan tumpul
Pelaksanaan :
a. Pemeriksa menjelaskan terlebih dahulu pemeriksaan apa yang akan
dilakukan agar pasien mengerti
b. Pasien diminta untuk menutup kedua matanya
c. Pemeriksa melakukan pemeriksaan dengan benar menggunakan
benda yang ujungnya runcing dan tumpul secara acak
d. Pemeriksa meminta pasien menjawab mengenai tingkat ketajaman
atas ransangan yang diberikan
e. Jika ditemukan kelainan turunnya intensitas sensasi, pemeriksa harus
mengulang dari area yang intensitas sensasinya menurun hingga ke
area yang normal begitupun sebaliknya
3. Pemeriksaan Sensasi Suhu
Terdapat dua macam sensasi suhu, yaitu suhu panas dan suhu dingin.
Ransangan sensasi suhu yang berlebihan akan mengakibatkan rasa nyeri.
Abnormalitas sensasi suhu yaitu :
 Thermanesthesia yang berarti tidak merasakan sensasi suhu
 Thermhypesthesia yang berarti kurang merasakan sensasi suhu
 Thermhyperesthesia yang berarti lebih merasakan sensasi suhu
Peralatan : Benda yang mempunyai ujung runcing dan tumpul
Pelaksanaan :
a. Pemeriksa menjelaskan terlebih dahulu pemeriksaan apa yang akan
dilakukan agar pasien mengerti
b. Pasien diminta untuk menutup kedua matanya
c. Pemeriksa harus mencoba terlebih dahulu sensasi panas dan dingin
pada diri sendiri
d. Pemeriksa menggunakan alat yaitu tabung logam yang diisi dengan
air panas dengan suhu 400 – 500C dan air dingin dengan suhu 50 –
100C
e. Pemeriksa melakukan pemeriksaan dengan benar menggunakan
tabung logam secara acak
f. Pemeriksa meminta pasien menjawab atas ransangan yang diberikan
4. Pemeriksaan Rasa-Gerak dan Rasa-Posisi
Rasa gerak biasanya disebut dengan “sensasi kinetik” yang dirasakan
saat tubuh atau bagian tubuh digerakkan secara aktif atau pasif. Rasa
gerak menggambarkan bahwa seseorang mengetahui bagian dari
tubuhnya yang digerakkan sedangan rasa posisi menggambarkan bahwa
seseorang mengetahui bagaimana sikap tubuh atau bagian dari tubuhnya.
Biasanya rasa-gerak dan rasa-posisi diperiksa secara bersamaan.
Pengetahuan kita tentang sikap bagian tubuh kita pada suatu waktu
merupakan hasil integratif dari impuls yang datang dari berbagai
reseptor. Impuls ini dihantarkan ke sentral melalui susunan funikulus
dorsalis dan selanjutnya ke talamus oleh susunan lemniskus medialis.
Peralatan : Tidak memerlukan alat khusus
Pelaksanaan :
a. Pemeriksa menjelaskan terlebih dahulu pemeriksaan apa yang akan
dilakukan agar pasien mengerti
b. Pasien diminta untuk menutup kedua matanya
c. Bagian tubuh yang akan diperiksa harus rileks
d. Pasien akan ditanya oleh pemeriksa mengenai arah gerakan yang
diberikan
5. Pemeriksaan Sensasi Getar
Sensasi getar terjadi karena suaru ransang (impuls) pada reseptor
mekanis yang terletak agak dalam dan dangkal, yang terjadi secara
bergantian. Hal tersebut didasari atas pengalamn klinik bahwa pada lesi
saraf perifer, rasa-getar dan rasa raba halus selalu terganggu secara
bersamaan.
Sensasi getar juga disebut dengan “palesthesia” yang
menggambarkan kemampuan merasakan setiap pergerakan atas getaran.
Sedangkan ”pallanesthesia” menggambarkan hilangnya kemampuan
merasakan rasa getaran. Biasanya area yang diperiksa ialah jari kaki I,
maleolus medial dan lateral, os tibia, os spina iliaca anterior superior, os
sakrum, proc. spinosus vertebra, os sternum, os klavikula, proc.
mastoideus, dan proc. stiloideus radius ulna.
Peralatan : Garputala
Pelaksanaan :
a. Pemeriksa menjelaskan terlebih dahulu pemeriksaan apa yang akan
dilakukan agar pasien mengerti
b. Pasien dalam keadaan posisi duduk
c. Getarkan garputala dengan memukulkan ke benda yang keras
d. Tempatkan garputala sesegara mungkin ke area yang akan diperiksa
e. Amati intensitas dan lama getarannya
6. Pemeriksaan Sensasi Tekan
Istilah “piesthesia” digunakan untuk menyatakan adanya rasa tekan
Peralatan : Tidak menggunakan alat khusus
Perlaksanaan :
a. Pemeriksa menjelaskan terlebih dahulu pemeriksaan apa yang akan
dilakukan agar pasien mengerti
b. Pasien diminta untuk menutup kedua matanya
c. Tekan pada otot atau tendon pasien dengan menggunakan ujung jari
d. Pasien diminta untuk memberitahu kepada pemeriksa apakah ia
merasakan tekanan tersebut atau tidak
7. Pemeriksaan Rasa Diskriminasi (Dua titik)
Pada pemeriksaan ini memiliki tujuan agar pasien mampu
mengetahui apakah ia di tekan satu atau dua titik dengan ujung jari
pemeriksa. Semakin dekat area yang ditekan, biasanya pasien sulit untuk
membedakannya. Bila pasien memiliki ggangguan pada tes rasa
diskrimanis tetapi sensasi rabanya baik, hal ini menunjukkan bahwa
adanya lesi di lobus parietalis.
Peralatan : Tidak menggunakan alat khusus
Pelaksanaan :
a. Pemeriksa menjelaskan terlebih dahulu pemeriksaan apa yang akan
dilakukan agar pasien mengerti
b. Pasien diminta untuk menutup kedua matanya
c. Kemudian pemeriksa, menekan satu lalu dua titik secara bergantian
d. Pasien diminta untuk memberitahu kepada pemeriksa apakah ia
dapat merasakan jumlah titik yang ditekan oleh pemeriksa
8. Pemeriksaan Sensasi Stereognosia
Stereognosia merupakan kemampuan untuk mengenal bentuk benda
dengan cara meraba tanpa melihat benda tersebut. Bila kemampuan ini
terganggu atau hilang, penderita disebut dengan asterognosia, atau
agnosia-taktil.
Astereognosia hanya dapat ditentukan bila rasa eksteroseptif dan
proprioseptif baik. Jika hal ini terganggu, rangsangan atau impuls tidak
sampai ke korteks untuk disadari dan diinterpretasikan.
Peralatan : Menggunakan benda yang ada dalam kehidupan sehari -
hari
Pelaksanaan :
a. Pemeriksa menjelaskan terlebih dahulu pemeriksaan apa yang akan
dilakukan agar pasien mengerti
b. Pasien diminta untuk menutup kedua matanya
c. Pemeriksa menempatkan bermacam benda ke dalam tangan pasien
d. Benda yang ditempatkan ialah benda yang biasa digunakan sehari –
hari misalnya uang logam, gelas atau arloji
e. Kemudian pasien diminta untuk menyebutkan benda apa yang
sedang dipegangnya
9. Pemeriksaan Sensasi Grafestesia
Grafestesia merupakan kemampuan untuk mengenali huruf – huruf
atau angka yang ditulis pada kulit tanpa melihat. Hilangnya kemampuan
ini disebut dengan grafanestesia. Jika perasaan eksteroseptif dan
proprioseptif baik, sedangkan penderita tidak mengenali angka atau huruf
yang ditulis, hal ini biasanya menunjukkan adanya lesi di korteks.
Peralatan : Tidak menggunakan alat khusus
Pelaksanaan :
a. Pemeriksa menjelaskan terlebih dahulu pemeriksaan apa yang akan
dilakukan agar pasien mengerti
b. Pasien diminta untuk menutup kedua matanya
c. Pemeriksa menuliskan angka atau huruf pada area kulit yang akan
diperiksa
d. Lalu pasien diminta untuk menyebutkan angka atau huruf yang
ditulis oleh pemeriksa
DAFTAR PUSTAKA
Lumbantobing, S. M. (2016). Neurologi Klinik (Pemeriksaan Fisik dan Mental).
Jakarta: FKUI

Anda mungkin juga menyukai