Persiapan Alat
Kapas/kertas/kain berukuran kecil untuk tes sensasi taktil
Jarum pentul/peniti untuk tes sensasi nyeri
Dua tabung reaksi untuk tes sensasi suhu
Persiapan Pasien
Pasien dalam keadaan rileks, kooperatif dan fokus
Teknik Operasional
Upayakan regio yang akan di tes bebas dari pakaian yang dapat menghambat atau
menyebabkan hasil pengukuran tidak akurat.
Ulangi tes minimal 3 kali, untuk memperoleh hasil yang akurat.
Catat hasil pengkuran exteroceptor test
2. Proprioception testing
Tujuan
Untuk mengukur kualitas sensasi dalam proprioceptor pasien.
Persiapan Alat
Garpu tala 128 Hz atau C khusus tes sensasi rasa getar
Persiapan Pasien
Pasien dalam keadaan rileks, kooperatif dan fokus
Teknik Operasional
Upayakan regio yang akan di tes bebas dari pakaian yang dapat menghambat atau
menyebabkan hasil pengukuran tidak akurat.
Ulangi tes minimal 3 kali, untuk memperoleh hasil yang akurat.
Catat hasil pengkuran proprioceptor test
Tujuan
Untuk mengukur kualitas sensasi cortical pasien.
Persiapan Alat
Sejumlah benda (seperti: kunci, pulpen, uang logam, handphone) untuk tes
stereognosis
Kaliper/jepitan kertas untuk tes two point discrimination
Persiapan Pasien
Pasien dalam keadaan rileks, kooperatif dan fokus
Teknik Operasional
Upayakan regio yang akan di tes bebas dari pakaian yang dapat menghambat atau
menyebabkan hasil pengukuran tidak akurat.
Ulangi tes minimal 3 kali, untuk memperoleh hasil yang akurat.
Catat hasil pengkuran proprioceptor tes
a. Tes Stereognosis
Pastikan pasien telah memahami prosedur tes yang akan dilakukan
Gunakan sejumlah benda yang telah familiar dengan pasien(seperti: kunci, pulpen,
uang logam, handphone), sebagai media stimuli
Dengan mata tertutup, letakkan salah satu benda tersebut ditelapak tangan pasien, lalu
mintalah untuk menyebutkan nama benda tersebut.
Lakukan tes ini berulag kali dengan benda yang berbeda-beda.
b. Tes Graphesthesia
Pastikan pasien telah memahami prosedur tes yang akan dilakukan
Dengan mata tertutup, gambarlah simbol huruf atau angka dari 0 sampai 9 di telapak
tangan pasien menggunakan ujung tumpul sebatang pensil/pulpen. Angka harus
dibuat menghadap ke arah pasien
Mintahlah pasien untuk mengenalu simbol huruf atau angka yang digambar tersebut
Bandingkan antara tangan yang kanan dan kiri
c. Tes Two Point Discrimination
Dengan mata tertutup, sentuhkan sepasang kapiler atau ujung jepitan kertas pada jari
tanga, telapak tangan, tungkai, atau punggung pasien, dengan satu atau dua titik pada
jarak yang berbeda-beda
Jarak yang normal dimana dua titik dapat dibedakan pada berbagai bagian tubuh
(misalnya 1 mm pada ujung lidah, 2-4 mm pada ujung jari, 4-6 mm pada dorsum jari,
8-12 mm pada telapak tangan, 20-30 mm pada dorsum tangan, dan 4060 mm pada
punggung)
Mintalah kepada pasien untuk menyebutkan jumlah titik yang dirasakan
Pastikan tangan anda tidak menyentuh area tubuh pasien yang akan di tes pada saat
pemeriksaan dilakukan. Sebab, dapat menyebabkan hasil pemeriksaan tidak akurat
Bandingkan antara bagian tubuh yang kanan dengan kiri
d. Tes Topognosis
Dengan mata tertutup, sentuhlah bagian tubuh pasien seperti: bahu, punggung, lengan,
dan atau tungkai
Mintahlah pasien untuk membuka matanya dan menunjukkan lokasi tepat dimana
stimulan diberikan
Bandingkan antara bagian tubuh yang kanan dan kiri.
b. Tes Graphesthesia
Ketidakmampuan pasien mengenali dan mengidentifikasi simbol huruf atau angka
yang digambar disebut graphanesthesia
d. Tes Topognosis
Ketidakmampuan pasien mengenali rangsangan simultan pada bagian tubuh yang
disentuh disebut topagnosia
Referensi:
Aras, Djohan dkk. 2016. The new concept of physical therapist test and measurement.
Jawa Timur: Widya Physio Publishing. Cetakan 2 hal 149-163.
Bahar, Ahari dkk. 2015. Sistem Sensorik. https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-
content/uploads/2016/08/MANUAL-CSL-IV_2014-Pemeriksaan-Sistem-Sensorik-Dan-
Sistem-Koordinasi.pdf . Diakses tanggal 7 april 2020.