Anda di halaman 1dari 6

PENGUKURAN SISTEM SENSORIK

A. Pengertian Sistem Sensorik


Sistem sensorik adalah sistem yang mengubungan manusia dengan dunialuar.
Informasi yang diterima oleh reseptor menjadi petanda bagi tubuh untukmemberikan respon.

B. Jenis-Jenis Sistem Sensorik


1. Exteroreceptor (sensasi superficial) : Menerima stimulan dari lingkungan eksternal via
kulit dan jaringan subcutaneous serta bertanggung jawab untuk persepsi nyeri, temperatur,
dan tekanan.
2. Proprioseptor (sensasi dalam) : Menerima stimulus dari otot, tendon ligamen, serndi, serta
fascia dan bertanggung jawab untuk rasa posisi, kinesthesia, dan vibrasi (rasa getar)
3. Kombinasi sensasi cortical : Menggabungkan exteroreceptor dan proprioseptor, bersama
dengan area asosiasi sensoris cortical, untuk memungkinkan persepsi dari stereognosis, 2-
point discrimination, graphesthesia, dan double simulantenous stimulation.

C. Teknik Pengukuran dan Kriteria Hasil


1. Exteroception testing
 Tujuan
Untuk mengukur kualitas sensasi superficial exteroceptor pasien.

 Persiapan Alat
Kapas/kertas/kain berukuran kecil untuk tes sensasi taktil
Jarum pentul/peniti untuk tes sensasi nyeri
Dua tabung reaksi untuk tes sensasi suhu

 Persiapan Pasien
Pasien dalam keadaan rileks, kooperatif dan fokus

 Teknik Operasional
Upayakan regio yang akan di tes bebas dari pakaian yang dapat menghambat atau
menyebabkan hasil pengukuran tidak akurat.
Ulangi tes minimal 3 kali, untuk memperoleh hasil yang akurat.
Catat hasil pengkuran exteroceptor test

a. Sensasi taktil (Thigmesthesia)


Gunakan gumpalan kapas/kertas/kain, dimana ujungnya diupayakan sekecil mungkin
untuk memperoleh respon sensasi taktil sebagai media stimuli
Instruksikan kepada pasien “Beritahulah kepada saya dengan menjawab “ya” setiap
kali anda merasakan sentuhan, dan di area tubuh mana anda merasakannya. Saya akan
menguji anda dengan mata tertutup”.
Sentuhkan salah satu media stimuli yang telah dipersiapkan secara ringan dan lembut
pada area wajah, punggung, dan ekstermitas pasien.
b. Sensasi nyeri (Algesia)
Gunakan jarum pentul/peniti (sejenis jarum dengan salah satu ujungnya tajam dan
tumpul) untuk memperoleh respon sensasi nyeri sebagai media stimuli
Instruksikan kepada pasien agar menjawab “tajam” atau “tumpul” dalam keadaan
mata tertutup untuk setiap kali jarum pentul/peniti disentuhkan ke kulit pasien
Sentuhkan salah satu media stimuli yang telah dipersiapkan secara ringan dan lembut
pada jari tangan, lengan, tungkai, dan area punggung pasien.

c. Sensasi nyeri (Algesia)


Gunakan tabung reaksi yang masing-masing berisi air dingin (suhu kurang dari 5 0C),
dan air panas (di atas suhu 450C) untuk memperoleh respon sensasi suhu yang berbeda
sebagai media stimuli
Instruksikan kepada pasien agar menjawab “panas” atau “dingin” dalam keadaan mata
tertutup untuk setiap kali tabung rekasi berbeda disentuhkan ke kulit pasien.
Sentuhkan salah satu media stimuli yang telah dipersiapkan secara ringan dan lembut
pada area lengan, tungkai, dan area punggung pasien.

 Exteroception Testing Parameter


a. Sensasi taktil (Thigmesthesia)
Anasthesia : Tidak adanya apresiasi sentuhan
Hypoesthesia : Penurunan apresiasi sentuhan
Hyperesthesia : Sensasi sentuhan berlebihan, sering terasa tidak nyaman

b. Sensasi nyeri (Algesia)


Analgesia : Tidak adanya apresiasi nyeri
Hypoalgesia : Penurunan apresiasi nyeri
Hyperalgesia : Apresiasi nyeri berlebihan, sering terasa tidak nyaman

c. Sensasi suhu (Thermesthesia)


Thermanalthesia : Tidak adanya apresiasi suhu
Thermyhyposthesia : Penurunan apresiasi suhu
Thermhyperesthesia : Apresiasi sensasi suhu berlebihan, sering terasa tidak nyaman

2. Proprioception testing
 Tujuan
Untuk mengukur kualitas sensasi dalam proprioceptor pasien.

 Persiapan Alat
Garpu tala 128 Hz atau C khusus tes sensasi rasa getar

 Persiapan Pasien
Pasien dalam keadaan rileks, kooperatif dan fokus
 Teknik Operasional
Upayakan regio yang akan di tes bebas dari pakaian yang dapat menghambat atau
menyebabkan hasil pengukuran tidak akurat.
Ulangi tes minimal 3 kali, untuk memperoleh hasil yang akurat.
Catat hasil pengkuran proprioceptor test

a. Rasa Getar (Vibrasi)


Gunakan garpu tala 128 Hz atau C. Sebab, frekuensi ini memberikan vibrasi yang
lebih jelas untuk memperoleh respon rasa getar sebagai media stimuli
Mulailah pada sendi bagian distal terlebih dahulu. Ingat, jika getaran tidak dirasakan
pada sendi bagian distal, maka tes harus dilanjutkan pada sendi bagian proksimal atau
pada prominences tulang ( seperti: proc.styloideus wrist, malleolus ankle, sias,
proc.spinosus vertebra, sternum, dan clavicula.
Tes dilakukan dengan mata pasien tertutup
Mintalah pasien untuk menggambarkan apa yang dirasakannya (biasanya pasien akan
mengatakan “berdengung” atau “seperti getaran listrik”), dan inta kepadanya untuk
menunjukkan langsung lokasi getaran ketika sensasi berhenti.
Catat total waktu yang telah berlalu sejak garpu tala dipukulkan.

b. Rasa Posisi Sendi (Kinesthesia)


Perlihatkan pasien contoh gerakan ke atas dan ke bawah pada anggota gerak yang
akan di tes sebelum dilakukan pemeriksaan
Beritahukan kepada pasien dengan me-replay “atas” atau “bawah”, setiap kali anda
menghentikan gerakan. Uji dengan mata pasien tertutup
Gerakkan sendi pasien secara pasif pada setip ekstremitas yang di tes, dimulai dari
sendi yang paling distal. Sebab, kebanyakan gangguan sensasi proprioceptive
melibatkan sendi bagian distal sebelum mengenai sendi bagian proksimal.

 Proprioception Testing Parameter


a. Rasa getar (Vibrasi)
Ketidakmampuan pasien merasakan dan menggambarkan lokasi getaran disebut
pallesthesia

b. Rasa Posisi Sendi ( Kinesthesia)


Ketidakmampuan pasien merasakan dan menggambarkan arah gerakan disebut
arthresthesia.

3. Cortical sensation testing


Fungsi sensorik cortical ini memerlukan analisis dari sensasi individu melalui lobus parietal
untuk memberikan diskriminasi. Cortical sensation di test hanya ketika sensasi exteroceptive
dan proprioceptive diidentifikasi normal. Sensorik interpretatif ini harus ditest secara utuh
untuk mengukur sensasi cortical pasien. Cortical sensation tets mencakup:
- Stereognosis test : Kemampuan untuk mengenali dan mengidentifikasi
benda dengan menggunakan feeling pasien.
- Graphesthesia test : Kemampuan untuk simol tulisan diatas kulit.
- Two-point discrimination test: Kemampuan untuk mengenali rangsangan
simultan melalui dua titik berbeda. Diukur melalui jarak antara kedua titik
yang diperlukan untuk respon.
- Topognosis test : Kemampuan untuk melokalisasi stimulan pada bagian
tubuh.
- Double stimultaneous stimulation : Kemampuan untuk merasakan sensorik
ketika area segmen yang sama pada bagian tubuh yang berlawanan
dirangsang secara bersamaan.

 Tujuan
Untuk mengukur kualitas sensasi cortical pasien.

 Persiapan Alat
Sejumlah benda (seperti: kunci, pulpen, uang logam, handphone) untuk tes
stereognosis
Kaliper/jepitan kertas untuk tes two point discrimination

 Persiapan Pasien
Pasien dalam keadaan rileks, kooperatif dan fokus

 Teknik Operasional
Upayakan regio yang akan di tes bebas dari pakaian yang dapat menghambat atau
menyebabkan hasil pengukuran tidak akurat.
Ulangi tes minimal 3 kali, untuk memperoleh hasil yang akurat.
Catat hasil pengkuran proprioceptor tes

a. Tes Stereognosis
Pastikan pasien telah memahami prosedur tes yang akan dilakukan
Gunakan sejumlah benda yang telah familiar dengan pasien(seperti: kunci, pulpen,
uang logam, handphone), sebagai media stimuli
Dengan mata tertutup, letakkan salah satu benda tersebut ditelapak tangan pasien, lalu
mintalah untuk menyebutkan nama benda tersebut.
Lakukan tes ini berulag kali dengan benda yang berbeda-beda.

b. Tes Graphesthesia
Pastikan pasien telah memahami prosedur tes yang akan dilakukan
Dengan mata tertutup, gambarlah simbol huruf atau angka dari 0 sampai 9 di telapak
tangan pasien menggunakan ujung tumpul sebatang pensil/pulpen. Angka harus
dibuat menghadap ke arah pasien
Mintahlah pasien untuk mengenalu simbol huruf atau angka yang digambar tersebut
Bandingkan antara tangan yang kanan dan kiri
c. Tes Two Point Discrimination
Dengan mata tertutup, sentuhkan sepasang kapiler atau ujung jepitan kertas pada jari
tanga, telapak tangan, tungkai, atau punggung pasien, dengan satu atau dua titik pada
jarak yang berbeda-beda
Jarak yang normal dimana dua titik dapat dibedakan pada berbagai bagian tubuh
(misalnya 1 mm pada ujung lidah, 2-4 mm pada ujung jari, 4-6 mm pada dorsum jari,
8-12 mm pada telapak tangan, 20-30 mm pada dorsum tangan, dan 4060 mm pada
punggung)
Mintalah kepada pasien untuk menyebutkan jumlah titik yang dirasakan
Pastikan tangan anda tidak menyentuh area tubuh pasien yang akan di tes pada saat
pemeriksaan dilakukan. Sebab, dapat menyebabkan hasil pemeriksaan tidak akurat
Bandingkan antara bagian tubuh yang kanan dengan kiri

d. Tes Topognosis
Dengan mata tertutup, sentuhlah bagian tubuh pasien seperti: bahu, punggung, lengan,
dan atau tungkai
Mintahlah pasien untuk membuka matanya dan menunjukkan lokasi tepat dimana
stimulan diberikan
Bandingkan antara bagian tubuh yang kanan dan kiri.

e. Tes Double Simultaneous Stimulation

 Cortical Sensation Testing Parameter


a. Tes Stereognosis
Ketidakmampuan pasien mengenali dan mengidentifikasi benda disebut astereognosis

b. Tes Graphesthesia
Ketidakmampuan pasien mengenali dan mengidentifikasi simbol huruf atau angka
yang digambar disebut graphanesthesia

c. Tes Two Point Discrimination


Ketidakmampuan pasien mengenali rangsangan simultan pada kedua titik yang
berbeda dinamakan sebagaimana tes diatas

d. Tes Topognosis
Ketidakmampuan pasien mengenali rangsangan simultan pada bagian tubuh yang
disentuh disebut topagnosia

e. Tes Double Simultaneous Stimulation


Ketidakmampuan pasien menunjukkan lokasi rangsangan simultan pada bagian tubuh
yang disentuh disebut sensory extinction.

Referensi:
Aras, Djohan dkk. 2016. The new concept of physical therapist test and measurement.
Jawa Timur: Widya Physio Publishing. Cetakan 2 hal 149-163.
Bahar, Ahari dkk. 2015. Sistem Sensorik. https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-
content/uploads/2016/08/MANUAL-CSL-IV_2014-Pemeriksaan-Sistem-Sensorik-Dan-
Sistem-Koordinasi.pdf . Diakses tanggal 7 april 2020.

Anda mungkin juga menyukai