Mekanisme Sensorik
Kelompok C4
Stella 102013239
Estmar V 102013323
Junaedi 102013463
Viny A 102012108
Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana
Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510
Telepon: (021) 5694-2061 Fax: (021) 563-1731
Tahun Ajaran 2013/2014
1
1. Pendahuluan
Setelah melakukan berbagai praktikum Fisiologi dalam modul neurosains,
kali ini akan dilakukan kegiatan praktikum mengenai mekanisme sensorik, yang
meliputi: perasaan subjektif panas dan dingin, titik-titik panas, dingin, tekanan dan
nyeri pada kulit, lokalisasi taktil, diskriminasi taktil, perasaan iringan, kemampuan
membedakan berbagai sifat benda, dan tafsiran sikap. Untuk dapat memahaminya,
diperlukan pemahaman tentang neuron dan kontribusinya bagi tubuh. Seperti yang
telah kita ketahui bersama, neuron merupakan suatu sel yang berfungsi
mengirimkan sinyal-sinyal pada sel lain atau pun pada sesama sel neuron. Neuron
membentuk sistem saraf.1 Sistem saraf adalah jaringan komunikasi utama di dalam
tubuh manusia.2 Sistem saraf melakukan kontrolnya terhadap hampir sebagian
besar aktivitas otot dan kelenjar tubuh, yang sebagian besar ditujukan untuk
mempertahankan homeostasis.1 Dalam sistem sensorik, integrasi itu berarti
terjadinya korelasi antara impuls-impuls saraf yang timbul sebagai akibat
rangsangan pada permukaan atau bagian dalam tubuh jasad tersebut, sedangkan
dalam sistem motorik, integrasi itu meliputi koordinasi impuls-impuls motorik,
sehingga kegiatan-kegiatan otot dan kelenjar dapat diatur secara harmonis dan
efisien.3 Dari sistem-sistem inilah berasal segala fenomena kesadaran, pikiran,
ingatan, bahasa, sensasi, dan gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat memahami,
belajar, dan memberi respon terhadap suatu rangsangan merupakan hasil kerja
integrasi dari sistem saraf yang puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah
laku individu.4 Dalam praktikum mekanisme sensorik ini, akan ditunjukkan
bagaimana saraf-saraf yang tersebar merata dalam tubuh manusia saling
berkoordinasi dengan jaringan-jaringan tubuh lainnya dalam menerima rangsangan
dan proses penanggapannya.
2. Dasar Teori
2
dingin dan Reseptor paccini’s corpuscle, untuk mendeteksi tekanan, bisa berupa
pijat.6
1. Sensasi raba, umumnya disebabkan oleh reseptor taktil di dalam kulit atau di
dalam jaringan tepat dibawah kulit.
2. Sensasi tekanan biasanya disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan yang
lebih dalam.
3. Sensasi getaran, disebabkan oleh sinyal sensori yang berulang dengan cepat,
tetapi menggunakan beberapa jenis reseptor yang sama seperti yang
digunakan untuk raba dan tekanan.
3
Gerak adalah suatu tanggapan tehadap rangsangan baik itu dari dalam tubuh
maupun dari luar tubuh.Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana
untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf.
Seluruh mekanisme gerak yang terjadi di tubuh kita tak lepas dari peranan
sistem saraf.Sistem saraf ini tersusun atas jaringan saraf yang di dalamnya
terdapat sel-sel saraf atau neuron.Meskipun sistem saraf tersusun dengan sangat
kompleks, tetapi sebenarnya hanya tersusun atas 2 jenis sel,yaitu sel saraf dan sel
neuroglia.
Adapun berdasarkan fungsinya sistem saraf itu sendiri dapat dibedakan atas
tiga jenis :
Sel saraf sensorik adalah sel yang membawa impuls berupa rangsangan dari
reseptor (penerima rangsangan), ke sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang
belakang). Sel saraf sensorik disebut juga dengan sel saraf indera,karena
berhubungan dengan alat indra
Sel saraf motorik berfungsi membawa impuls berupa tanggapan dari susunan
saraf pusat (otak atau sumsum tulang belakang) menuju ke kelenjar tubuh. Sel
saraf motorik disebut juga dengan sel saraf penggerak,karena berhubungan erat
dengan otot sebagai alat gerak.
Sel saraf penguhubung disebut juga dengan sel saraf konektor,hal ini
disebabkan karena fungsinya meneruskan rangsangan dari sel saraf sensorik ke
sel saraf motorik.
Namun pada hakikatnya sebenarnya sistem saraf terbagi menjadi dua kelompok
besar :
4
1. Sistem saraf sadar
2) Saraf Tepi
Sistem saraf tepi terdiri dari saraf-saraf yang berada di luar sistem saraf pusat
(otak dan sumsum ulang belakang).Artinya sistem saraf tepi merupakan saraf
yang menyebar pada seluruh bagian tubuh yang melayani organ-organ tubuh
tertentu, sepeti kulit, persendian, otot, kelenjar, saluran darah dan lain-lain.
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi
tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan
panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya
diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh
saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.
Sensasi adalah perasaan yang timbul sebagai akibat adanya stimulus suatu
reseptor. Sensasi yang berlangsung secara terus-menerus disebut sensasi
beriringan ( after image ).
a. Modalitas ( Modal )
5
Contoh: Alat indera, melihat cahaya modalnya mata.
b. Kualitas ( Mutu )
c. Adaptasitas
d. Intensitas ( Kekuatan )
e. Durasitas ( Lama )
Syarat-syarat sensasi:
Sensasi merupakan hasil dari suatu proses didalam otak sebagai akibat adanya
impuls yang datang ke otak. Seseorang dapat memilih beberapa implus yang
datang serta mengabaikannya merupakan dasar dari konsentrasi dan atensi.
Sensasi dapat bertahan lama didalam otak dan dapat didasari kembali dasar
memori.1
6
ujung disebut diskriminasi dua titik.Berbagai daerah tubuh bervariasi dalam
kemampuan membedakan dua titik pada tingkat derajat pemisahan bervariasi.
Normalnya dua titik terpisah 2– 4 mm dpt dibedakan pada ujung jari tangan, 30-
40mm dpt dibedakan pada dorsum pedis. Tes dapat menggunakan kompas, jepitan
rambut.1
Sensasi taktil dibawa ke korda spinalis oleh satu dari tiga jenis neuron
sensorik: serat tipe A beta yang besar, serat tipe A delta yang kecil, dan serat tipe
C yang paling kecil. Kedua jenis serat tipe A mengandung mielin dan
menyalurkan potensial aksi dengna sangat cepat; semakin besar serat semakin
cepat transmisinya dibanding serat yang lebih kecil. Informasi taktil yang dibawa
dalam serat A biasanya terlokalisasi baik. Serat C yang tidak mengandung mielin
dan menyalurkan potensial aksi ke korda spinalis jauh lebih lambat daripada serat
A.1
7
4. Alat dan bahan
a. 3 baskom i. air bersuhu 20 , 30 ,
40
b. termometer kimia j. es
c. kerucut kuningan k. alkohol atau eter
d. pensil
e. jangka
f. berbagai jenis ampelas
g. benda-benda kecil
h. bahan-bahan pakaian
5. Cara kerja
I. Perasaan subjektif panas dan dingin
a. Menyediakan 3 baskom yang masing-masing di isi air dengan suhu kira-
kira 20 , 30 dan 40 .
b. Meminta orang percobaan (OP) memasukkan tangan kanannya ke dalam air
bersuhu 20 dan tangan kirinya ke dalam air bersuhu 40 selama kurang
lebih 2 menit. Mencatat kesan yang dialami oleh OP.
c. Kemudian meminta OP untuk segera memasukkan kedua tangan itu
serentak ke dalam air bersuhu 30 . Mencatat kesan yang dialami OP.
d. Meniup perlahan-lahan kulit punggung tangan OP yang kering dari jarak ±
10 cm.
e. Kemudian membasahi kulit punggung tangan OP dengan air dan meniup
sekali lagi dengan kecepatan yang sama seperti pada cara kerja #d.
f. Mengolesi sebagian kulit punggung tangan OP dengan alkohol atau eter dan
meniup sekali lagi dengan kecepatan yang sama seperti pada cara kerja #d
dan #e.
g. Membandingkan kesan yang dialami OP pada hasil tiupan pada langkah #d,
#e dan #f.
II. Titik-titik panas, dingin, tekan dan nyeri di kulit
a. Meminta OP untuk meletakkan punggung tangan kanannya di atas sehelai
kertas dan menarik garis pada pinggir tangan dan jari-jari sehingga
diperoleh gambar tangan.
b. Memilih dan menggambarkan di telapak tangan OP suatu daerah seluas
3x3 cm, lalu dibuat menjadi 12 x 12 kotak dengan total keseluruhan
menjadi 144 kotak kecil dan menggambarkan pula daerah itu di gambar
tangan pada kertas.
c. Menutup mata OP dan meletakkan punggung tangannya santai di meja.
8
d. Menyelidiki secara teratur menurut garis-garis sejajar titik-titik yang
memberikan kesan panas yang jelas pada telapak tangan tersebut dengan
menggunakan kerucut kuningan yang telah dipanasi. Cara memanasi
kerucut yaitu dengan menempatkannya dalam bejana berisi kikiran
kuningan yang direndam dalam air bersuhu 50 .
e. Menandai titik-titik panas yang diperoleh dengan tinta.
f. Mengulangi langkahpada poin “d” dan “e” dengan kerucut kuningan yang
ditempatkan dalam bejana berisi kikiran kuningan yang direndam dalam
air es.
g. Menandai titik-titik dingin yang diperoleh dengan tinta.
9
h. Mencatat apa yang dialami OP.
V. Perasaan iringan
a. Meletakkan sebuah pensil antara kepala dan daun telinga OP dan
membiarkan di tempat itu selama melakukan percobaan VI.
b. Setelah selesai dengan percobaan VI, mengangkat pensil dari telinga OP
dan mencatat apa yang dirasakan OP setelah pensil itu dilepaskan.
6. Hasil
I. Perasaan subjektif panas dan dingin
Pada percobaan yang telah dilakukan oleh OP pada langkah kerja #a, #b
dan #c. Kesan yang dialami oleh OP adalah:
10
a. Pada suhu 20 OP merasakan tangan kanannya dingin
b. Pada suhu 40 OP merasakan tangan kirinya hangat
c. Pada suhu 30 OP merasakan tangan kanan yang awalnya dingin berubah
menjadi hangat dan tangan kiri yang awalnya hangat menjadi dingin.
Pada percobaan yang telah dilakukan oleh OP pada langkah kerja #d, #e
dan #f. Kesan yang dialami oleh OP adalah:
a. Kulit punggung tangan OP yang kering pada saat di tiup terasa dingin yang
merata
b. Kulit punggung tangan OP yang sudah dibasahi dengan air pada saat di tiup,
bagian kulit punggung yang terkena air tidak terasa dingin, yang terasa
dingin hanyalah pada bagian samping yang tidak terkena air. Tetapi ketika
sudah tidak di tiup, kulit punggung yang terkena air kemudian terasa dingin.
c. Kulit punggung tangan OP yang telah diolesi dengan alkohol terasa dingin
dan semakin terasa dingin ketika kulit punggung tangan di tiup.
11
III. Lokalisasi taktil
No. Lokasi R
percobaan a
t
a
Jarak antara titik rangsang dan titik yang di
-
tunjuk
r
a
t
a
1. Kulit ujung jari 0,7 cm 0,1 cm 0,7 cm 0,2 cm 0,1 cm 0,36 cm
2. Telapak tangan 0,5 cm 0,5 cm 0,4 cm 0,6 cm 0,6 cm 0,52 cm
3. Lengan bawah 0,7 cm 0,7 cm 1 cm 1,1 cm 0,6 cm 0,82 cm
4. Lengan atas 0,7 cm 1 cm 0,9 cm 0,4 cm 0,3 cm 0,66 cm
5. Tengkuk 0,2 cm 1,8 cm 1,3 cm 1 cm 2,4 cm 1,34 cm
12
VII. Tafsiran sikap
Pada percobaan yang telah dilakukan, ketika lengan bawah OP
digerakkan secara pasif ke dekat kepala, dada dan lutut, OP mampu
menentukan lokasi lengannya.Kemudian, pada percobaan selanjutnya, saat OP
diperintahkan secara perlahan untuk menyentuh bagian telinga, hidung dan
dahinya, OP mampu menunjukkan lokasi dengan tepat menggunakan telunjuk
jarinya.Namun, pada saat OP diperintahkan dengan cepat terjadi kesalahan
dalam menunjukkan lokasi.
7. Pembahasan
Dalam praktikum pertama, menunjukkan perbedaan suhu secara bersamaan
pada tangan yang berbeda dan disertai dengan peningkatan serta penurunan
kalor.Hal tersebut ditunjukkan pada saat kedua tangan dicelupkan pada baskom
bersuhu 30°C.Thermoreseptor menanggapi dengan cepat saat menerima suhu
berbeda, sehingga akan dirasakan pada tangan disuhu 20°C berubah menjadi lebih
panas dan tangan disuhu 40°C menjadi lebih dingin. Dapat disimpulkan bahwa
terjadi adaptasi pada Thermoreseptor dan tubuh berusaha menyeimbangkan suhu
berbeda tersebut secara bertahap.
Dalam praktikum kedua, terdapat rangsangan panas, dingin, tekan dan nyeri.
Pertama adalah reseptor nyeri atau disebut dengan nosiseptor. Reseptor tersebut
merupakan reseptor dengan daerah penerimaannya yang luas. Sehingga terlihat
pada percobaan hampir semua daerah kotak – kotak tersebut mendeteksi
rangsangan nyeri. Lalu terdapat reseptor temperatur atau thermoreseptor. Reseptor
tersebut aktif bisa terjadi perubahan suhu pada kulit. Reseptor yang menerima
rangsang dingin lebih banyak dibandingkan dengan reseptor yang menerima
rangsang panas. Maka terlihat pada hasil percobaan, daerah kotak – kotak pada
percobaan rangsang dingin lebih banyak terdeteksi dibandingkan dengan reseptor
yang menerima rangsang panas. Dan reseptor tekan, yaitu mekanoreseptor.
Reseptor yang menerima rangsangan akibat perubahan bentuk dan penekanan
fisik. Pada percobaan terlihat penyebaran mekanoreseptor tersebut.
13
kesulitan dalam pembedaanya.Hal tersebut disebabkan karena berbagai daerah
tubuh bervariasi dalam kemampuan membedakan dua titik pada tingkat derajat
pemisahan bervariasi.Normalnya dua titik terpisah 2– 4 mm dapat dibedakan pada
ujung jari tangan, 30-40 mm dapat dibedakan pada dorsum pedis.Dari hasil
percobaan, terlihat pada tengkuk dan pipi hanya satu kali OP dapat membedakan
kedua titik secara tepat. Berdasarkan literatur, disimpulkan bahwalokalisasi dua
titik lebih peka pada bagian yang menonjol, seperti bibir, hidung, mata, ujung jari
dan telinga. Selain itu, Waktu juga mempengaruhi sehingga ada penyebaran
sensasi.
Dalam praktikum kelima, praktikan melakukan uji coba dengan perasaan
iringan (after image).Dari hasil praktikum menunjukkan bahwa telinga telah
mengalami adaptasi terhadap beban yang diberikan selama beberapa saat. Namun,
setelah beban di angkat akan terasa lebih ringan diakibatkan beban yang menjadi
stimulus pada reseptor telah hilang. Hal ini, berkaitan dengan sensasi yang
diberikan dalam durasi waktu tertentu, sehingga menjadi memori yang disimpan
dalam otak.
Dalam praktikum keenam, praktikan melakukan uji coba untuk membedakan
sifat benda, mulai dari bentuk, tekstur dan juga jenis atau sifat benda.Dari
praktikum ini, OP dapat menyebutkan secara tepat semua benda yang di berikan
saat OP menutup matanya. Hal ini, disebabkan karena adanya reseptor taktil.
Impuls taktil kasar dihantarkan oleh tractus spinothalamicus anterior, sedangkan
impuls taktil halus dihantarkan melalui faciculus gracilis dan faciculus
cunneatus.Untuk dapat membedakan benda – benda tanpa melihat bentuknya,
adalah reseptor kinaesthesi.
Dalam praktikum ketujuh, praktikan melakukan tafsiran sikap. Dimana OP
akan menutup mata dan menggerakkan tangan serta jari untuk menunjuk ke arah
yang diperintahkan rekan OP. berdasarkan hasil uji coba, OP dapat menunjukkan
dan menggerakkan lengan ke arah yang tepat sesuai dengan prosedur dari rekan
OP. Hal ini, menunjukkan bahwa koordinasi sistem saraf berjalan dengan baik.
Sebab, gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk
menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf.Seluruh mekanisme gerak yang
terjadi di tubuh kita tak lepas dari peranan sistem saraf.
14
Daftar Pustaka
15
Pembahasan
PERASAAN SUBJEKTIF PANAS DAN DINGIN
16
LOKALISASI TAKTIL
4.) Apakah istilah kemampuan seseorang untuk menentukan tempat rangsang
taktil?
Jawab: Istilah untuk kemampuan seseorang dalam menentukan tempat rangsang
taktil disebut dengan topognasia.
17
18