Anda di halaman 1dari 18

Laporan Praktikum

Mekanisme Sensorik

Kelompok C4

Nama NIM Tanda tangan

Amaya Dori 102013022

Brian Yeremia 102013024

Stefina Gunawan 102013107

Handhy Tanara 102013155

Stella 102013239

Estmar V 102013323

Kristy Oriza 102013358

Junaedi 102013463

Irene Mentari 102013465

Mukti Wisendha 102013546

Viny A 102012108

Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana
Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510
Telepon: (021) 5694-2061 Fax: (021) 563-1731
Tahun Ajaran 2013/2014

1
1. Pendahuluan
Setelah melakukan berbagai praktikum Fisiologi dalam modul neurosains,
kali ini akan dilakukan kegiatan praktikum mengenai mekanisme sensorik, yang
meliputi: perasaan subjektif panas dan dingin, titik-titik panas, dingin, tekanan dan
nyeri pada kulit, lokalisasi taktil, diskriminasi taktil, perasaan iringan, kemampuan
membedakan berbagai sifat benda, dan tafsiran sikap. Untuk dapat memahaminya,
diperlukan pemahaman tentang neuron dan kontribusinya bagi tubuh. Seperti yang
telah kita ketahui bersama, neuron merupakan suatu sel yang berfungsi
mengirimkan sinyal-sinyal pada sel lain atau pun pada sesama sel neuron. Neuron
membentuk sistem saraf.1 Sistem saraf adalah jaringan komunikasi utama di dalam
tubuh manusia.2 Sistem saraf melakukan kontrolnya terhadap hampir sebagian
besar aktivitas otot dan kelenjar tubuh, yang sebagian besar ditujukan untuk
mempertahankan homeostasis.1 Dalam sistem sensorik, integrasi itu berarti
terjadinya korelasi antara impuls-impuls saraf yang timbul sebagai akibat
rangsangan pada permukaan atau bagian dalam tubuh jasad tersebut, sedangkan
dalam sistem motorik, integrasi itu meliputi koordinasi impuls-impuls motorik,
sehingga kegiatan-kegiatan otot dan kelenjar dapat diatur secara harmonis dan
efisien.3 Dari sistem-sistem inilah berasal segala fenomena kesadaran, pikiran,
ingatan, bahasa, sensasi, dan gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat memahami,
belajar, dan memberi respon terhadap suatu rangsangan merupakan hasil kerja
integrasi dari sistem saraf yang puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah
laku individu.4 Dalam praktikum mekanisme sensorik ini, akan ditunjukkan
bagaimana saraf-saraf yang tersebar merata dalam tubuh manusia saling
berkoordinasi dengan jaringan-jaringan tubuh lainnya dalam menerima rangsangan
dan proses penanggapannya.

2. Dasar Teori

Kulit terdiri atas Eperdermis yaitu terletak dibagian terluar, Dermisterdapat


kelenjar dan saluran keringat, bulbus rambut, folikel rambut dan akar rambut yang
terletak dikelenjar sebaseus, dan Subcutaneous ada pembuluh darah, saraf
cutaneous dan jaringan otot.5 Kulit memiliki fungsi sebagai Mekanoreseptor,
Thermoreseptor, reseptor nyeri dan Khemoreseptor.Mekanoreseptor berkaitan
dengan indra peraba, tekanan, getaran dan kinestesi, Thermoreseptor berkaitan
dengan pengindraan yang mendeteksi panas dan dingin, Reseptor nyeri, berkaitan
dengan mekanisme protektif bagi kulit. Khemoreseptor, mendeteksi rasa asam,
basa, dan garam.Pada Epidermisterdapat Merkel’s disc, yaitu sentuhan oleh
orang yang tidak dikenal dan Meisners corpuscle, yaitu sentuhan orang yang
dikenal. Sedangkan pada Dermis, terdapat tiga reseptor, yaitu : Reseptor ruffini’s
yaitu reseptor panas, Reseptor end Krause, yaitu reseptor untuk mendeteksi

2
dingin dan Reseptor paccini’s corpuscle, untuk mendeteksi tekanan, bisa berupa
pijat.6

Reseptor kulit dan hantaran impuls terdapat di saraf perifer.Stratum


germinativum mengadakan pertumbuhan ke daerah dermis membentuk kelenjar
keringat dan akar rambut.Akar rambut berhubungan dengan pembuluh darah yang
membawakan makanan dan oksigen, selain itu juga berhubungan dengan serabut
saraf.Pada setiap pangkal akar rambut melekat otot penggerak rambut.Pada
waktu dingin atau merasa takut, otot rambut mengerut dan rambut menjadi
tegak. Di sebelah dalam dermis terdapat timbunan lemak yang berfungsi sebagai
bantalan untuk melindungi bagian dalam tubuh dari kerusakan mekanik.6
Sensasi taktil yang terdiri dari raba, tekanan dan getaran sering di golongkan
sebagai sensasi terpisah, mereka semua dideteksi oleh jenis reseptor yang sama.
Satu – satunya perbedaan diantara ketiganya adalah :

1. Sensasi raba, umumnya disebabkan oleh reseptor taktil di dalam kulit atau di
dalam jaringan tepat dibawah kulit.
2. Sensasi tekanan biasanya disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan yang
lebih dalam.
3. Sensasi getaran, disebabkan oleh sinyal sensori yang berulang dengan cepat,
tetapi menggunakan beberapa jenis reseptor yang sama seperti yang
digunakan untuk raba dan tekanan.

Kepekaan kulit yang berambut terhadap stimulus besar, sehingga diduga


bahwa akhiran syaraf yang mengelilingi foliculus rambut adalah reseptor
taktil.Kita dapat membedakan benda – benda tanpa melihat
bentuknya.Disini yang berperan adalah reseptor kinaesthesi.Bentuk dan berat
benda dapat dibedakan dengan reseptor tekanan yang digeserkan.Pada tempat di
mana tidak ada rambut, tetapi dengan kepekaan yang besar terdapat stimulus
taktil, ternyata banyak corpuscullum tactus.Perasaan taktil dapat dibedakan
menjadi perasaan taktil kasar dan perasaan taktil halus. Impuls taktil kasar
dihantarkan oleh tractus spinothalamicus anterior, sedangkan impuls taktil
halus dihantarkan melalui faciculus gracilis dan faciculus cunneatus.1
Fungsi sistem saraf adalah:

1. Pusat koordinasi segala aktivitas tubuh


2. Pusat kesabaran, memory, dan intelegensi.
3. Pusat highermental process (Reasoning, thinking, dan judgement).

Gerak terjadi begitu saja.Gerak terjadi melalui mekanisme rumit dan


melibatkan banyak bagian tubuh.Terdapat banyak komponen – komponen tubuh
yang terlibat dalam gerak ini baik itu disadari maupun tidak disadari.

3
Gerak adalah suatu tanggapan tehadap rangsangan baik itu dari dalam tubuh
maupun dari luar tubuh.Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana
untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf.

Seluruh mekanisme gerak yang terjadi di tubuh kita tak lepas dari peranan
sistem saraf.Sistem saraf ini tersusun atas jaringan saraf yang di dalamnya
terdapat sel-sel saraf atau neuron.Meskipun sistem saraf tersusun dengan sangat
kompleks, tetapi sebenarnya hanya tersusun atas 2 jenis sel,yaitu sel saraf dan sel
neuroglia.

Adapun berdasarkan fungsinya sistem saraf itu sendiri dapat dibedakan atas
tiga jenis :

1. Sel saraf sensorik

Sel saraf sensorik adalah sel yang membawa impuls berupa rangsangan dari
reseptor (penerima rangsangan), ke sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang
belakang). Sel saraf sensorik disebut juga dengan sel saraf indera,karena
berhubungan dengan alat indra

2. Sel saraf motorik

Sel saraf motorik berfungsi membawa impuls berupa tanggapan dari susunan
saraf pusat (otak atau sumsum tulang belakang) menuju ke kelenjar tubuh. Sel
saraf motorik disebut juga dengan sel saraf penggerak,karena berhubungan erat
dengan otot sebagai alat gerak.

3. Sel saraf penguhubung

Sel saraf penguhubung disebut juga dengan sel saraf konektor,hal ini
disebabkan karena fungsinya meneruskan rangsangan dari sel saraf sensorik ke
sel saraf motorik.

Namun pada hakikatnya sebenarnya sistem saraf terbagi menjadi dua kelompok
besar :

4
1. Sistem saraf sadar

Adalah sistem saraf yang mengaturatau mengkoordinasikan semua kegiatan


yang dapat diatur menurut kemauan kita.Contohnya, melempar bola, berjalan,
berfikir, menulis, berbicara dan lain-lain.

Saraf sadar pun terbagi menjadi dua :

1) Saraf pusat, terdiri dari :

a. Otak: Merupakan pusat kesadaran,yang letaknya di rongga tengkorak.


b. Sumsum tulang belakang: Sumsum tulang belakang berfungsi
menghantarkan impuls (rangsangan) dari dan ke otak, serta
mengkoordinasikan gerak refleks. Letaknya pada ruas-ruas tulang
belakang, yakni dari ruas-ruas tulang leher hingga ke ruas-ruas tulang
pinggang yang kedua. Dan dalam sumsum ini terdapat simpul-simpul
gerak refleks.

2) Saraf Tepi

Sistem saraf tepi terdiri dari saraf-saraf yang berada di luar sistem saraf pusat
(otak dan sumsum ulang belakang).Artinya sistem saraf tepi merupakan saraf
yang menyebar pada seluruh bagian tubuh yang melayani organ-organ tubuh
tertentu, sepeti kulit, persendian, otot, kelenjar, saluran darah dan lain-lain.

2. Susunan saraf tak sadar

a. Susunan saraf simpatis


b. Susunan saraf parasimpatis

Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi
tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan
panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya
diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh
saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.
Sensasi adalah perasaan yang timbul sebagai akibat adanya stimulus suatu
reseptor. Sensasi yang berlangsung secara terus-menerus disebut sensasi
beriringan ( after image ).

Ciri-ciri sensasi antara lain:

a. Modalitas ( Modal )

5
Contoh: Alat indera, melihat cahaya modalnya mata.

b. Kualitas ( Mutu )

Contoh: Mata mampu membedakan warna merah dan biru.

c. Adaptasitas

Contoh: Wanita yang menggunakan anting beratnya menjadi konstan karna


adapatasi.

d. Intensitas ( Kekuatan )

Contoh: Membedakan antara merah muda dengan merah tua.

e. Durasitas ( Lama )

Contoh: 1 bulan atau 1 tahun.

Proses pendeteksian hadirnya stimulus sederhana, perasaan, kesan yang


timbul sebagai akibat prasangka suatu reseptor.

Syarat-syarat sensasi:

1. Adanya stimulus yang mampu menimbulkan respon.


2. Adanya alat indera atau respon yang dapat mengadakan respon terhadap
stimulus.
3. Ada saraf sensoris yang menghantarkan implus dari alat indera ke otak
(sistem saraf pusat).
4. Ada bagian dari otak yang mampu mengolah atau menterjemahkan implus
menjadi sensasi.

Sensasi merupakan hasil dari suatu proses didalam otak sebagai akibat adanya
impuls yang datang ke otak. Seseorang dapat memilih beberapa implus yang
datang serta mengabaikannya merupakan dasar dari konsentrasi dan atensi.
Sensasi dapat bertahan lama didalam otak dan dapat didasari kembali dasar
memori.1

Reseptor taktil adalah mekanoreseptor.Mekanoreseptor berespons terhadap


perubahan bentuk dan penekanan fisik dengan mengalami depolarisasi dan
menghasilkan potensial aksi.Apabila depolarisasinya cukup besar, maka serat
saraf yang melekat ke reseptor akan melepaskan potensial aksi dan menyalurkan
informasi ke korda spinalis dan otak. Reseptor taktil yang berbeda memiliki
kepekaan dan kecepatan mengirim impuls yang berbeda pula.Dikriminasi titik
adalah kemampuan membedakan rangsangan kulit oleh satu ujung benda dari dua

6
ujung disebut diskriminasi dua titik.Berbagai daerah tubuh bervariasi dalam
kemampuan membedakan dua titik pada tingkat derajat pemisahan bervariasi.
Normalnya dua titik terpisah 2– 4 mm dpt dibedakan pada ujung jari tangan, 30-
40mm dpt dibedakan pada dorsum pedis. Tes dapat menggunakan kompas, jepitan
rambut.1

Sensasi taktil dibawa ke korda spinalis oleh satu dari tiga jenis neuron
sensorik: serat tipe A beta yang besar, serat tipe A delta yang kecil, dan serat tipe
C yang paling kecil. Kedua jenis serat tipe A mengandung mielin dan
menyalurkan potensial aksi dengna sangat cepat; semakin besar serat semakin
cepat transmisinya dibanding serat yang lebih kecil. Informasi taktil yang dibawa
dalam serat A biasanya terlokalisasi baik. Serat C yang tidak mengandung mielin
dan menyalurkan potensial aksi ke korda spinalis jauh lebih lambat daripada serat
A.1

Hampir semua informasi mengenai sentuhan, tekanan, dan getaran masuk ke


korda spinalis melalui akar dorsal saraf spinal yang sesuai. Setelah bersinaps di
spinal, informasi dengan lokalisasi dibawa oleh serat-serat A yang melepaskan
potensial aksi dengan cepat (beta dan delta) di kirim ke otak melalui sistem
lemniskus kolumna dorsalis. Serat-serat saraf dalam sisitem ini menyeberang dari
kiri ke kanan di batang otak sebellum bersinaps di talamus.Informasi mengenai
suhu dan sentuhan yang lokalisasi kurang baik di bawa ke korda spinalis melalui
serat-serat C yang melepaskan potensial aksi secara lambat. Info tersebut dikirim
ke daerah retikularis di batang otak dan kemudian ke pusat-pusat yang lebih
tinggi melalui serat di sistem anterolateral.1
3. Tujuan
Pada akhir latihan ini mahasiswa dapat:
a. Membedakan perasaan subjektif panas dan dingin
b. Menetapkan adanya titik-titik panas, dingin, tekan dan nyeri di kulit
c. Memeriksa daya (kemampuan) menetukan tempat rangsangan taktil
(lokalisasi taktil)
d. Memeriksa daya membedakan dua titik tekan (diskriminasi taktil) pada
perangsangan serentak (simultan) dan perangsangan berurutan (suksesif)
e. Menentukan adanya perasaan iringan (after image) dan menerangkan
mekanisme terjadinya after image.
f. Memeriksa daya membedakan berbagai sifat benda:
- Kekasaran permukaan
- Bentuk
- Bahan pakaian
g. Memeriksa daya menentukan sikap anggota tubuh.

7
4. Alat dan bahan
a. 3 baskom i. air bersuhu 20 , 30 ,

40
b. termometer kimia j. es
c. kerucut kuningan k. alkohol atau eter
d. pensil
e. jangka
f. berbagai jenis ampelas
g. benda-benda kecil
h. bahan-bahan pakaian

5. Cara kerja
I. Perasaan subjektif panas dan dingin
a. Menyediakan 3 baskom yang masing-masing di isi air dengan suhu kira-
kira 20 , 30 dan 40 .
b. Meminta orang percobaan (OP) memasukkan tangan kanannya ke dalam air
bersuhu 20 dan tangan kirinya ke dalam air bersuhu 40 selama kurang
lebih 2 menit. Mencatat kesan yang dialami oleh OP.
c. Kemudian meminta OP untuk segera memasukkan kedua tangan itu
serentak ke dalam air bersuhu 30 . Mencatat kesan yang dialami OP.
d. Meniup perlahan-lahan kulit punggung tangan OP yang kering dari jarak ±
10 cm.
e. Kemudian membasahi kulit punggung tangan OP dengan air dan meniup
sekali lagi dengan kecepatan yang sama seperti pada cara kerja #d.
f. Mengolesi sebagian kulit punggung tangan OP dengan alkohol atau eter dan
meniup sekali lagi dengan kecepatan yang sama seperti pada cara kerja #d
dan #e.
g. Membandingkan kesan yang dialami OP pada hasil tiupan pada langkah #d,
#e dan #f.
II. Titik-titik panas, dingin, tekan dan nyeri di kulit
a. Meminta OP untuk meletakkan punggung tangan kanannya di atas sehelai
kertas dan menarik garis pada pinggir tangan dan jari-jari sehingga
diperoleh gambar tangan.
b. Memilih dan menggambarkan di telapak tangan OP suatu daerah seluas
3x3 cm, lalu dibuat menjadi 12 x 12 kotak dengan total keseluruhan
menjadi 144 kotak kecil dan menggambarkan pula daerah itu di gambar
tangan pada kertas.
c. Menutup mata OP dan meletakkan punggung tangannya santai di meja.

8
d. Menyelidiki secara teratur menurut garis-garis sejajar titik-titik yang
memberikan kesan panas yang jelas pada telapak tangan tersebut dengan
menggunakan kerucut kuningan yang telah dipanasi. Cara memanasi
kerucut yaitu dengan menempatkannya dalam bejana berisi kikiran
kuningan yang direndam dalam air bersuhu 50 .
e. Menandai titik-titik panas yang diperoleh dengan tinta.
f. Mengulangi langkahpada poin “d” dan “e” dengan kerucut kuningan yang
ditempatkan dalam bejana berisi kikiran kuningan yang direndam dalam
air es.
g. Menandai titik-titik dingin yang diperoleh dengan tinta.

III. Lokalisasi taktil


a. Menutup mata OP dan menekankan ujung pensil pada suatu titik di kulit
ujung jari
b. Memerintahkan OP untuk melokalisasikan tempat yang baru di rangsang
dengan ujung pensil
c. Menetapkan jarak antara titik rangsang dan titik yang telah ditunjuk
d. Mengulangi percobaan di atas sampai 5 kali dan menentukan jarak rata-
rata untuk kulit ujung jari, telapak tangan, lengan bawah, lengan atas dan
tengkuk

IV. Diskriminasi taktil (ambang membedakan 2 titik rangsang taktil)


a. Tentukan secara kasar ambang membedakan dua titik untuk ujung jari
dengan menempatkan kedua ujung sebiah jangka secara serentak
(simultan) pada kulit ujung jari.
b. Dekatkan kedua ujung jangka itu sampai di bawah ambang dan kemudian
jauhkan berangsur-angsur sehingga kedua ujung jangka itu tepat dapat
dibedakan sebagai dua titik.
c. Ulangi latihan ini dari suatu jarak permulaan di atas ambang. Ambil angka
ambang terkecil sebagai ambang diskriminasi taktil tempat itu.
d. Lakukan latihan di atas sekali lagi, tetapi sekarang dengan menempatkan
kedua ujung jangka secara berturut-turut (suksesif).
e. Mengulangi langkah a s/d c namun kedua ujung jangka diletakkan tidak
secara simultan tetapi secara suksesif (berurutan) yaitu satu ujung
diletakkan lebih dahulu daripada ujung lainnya.
f. Mencatat hasil pemeriksaan ambang membedakan 2 titik rangsang baik
dengan cara perangsangan simultan maupun suksesif.
g. Menentukan dengan cara yang sama (simultan dan suksesif) ambang dua
titik di tengkuk, bibir, pipi dan lidah.

9
h. Mencatat apa yang dialami OP.

V. Perasaan iringan
a. Meletakkan sebuah pensil antara kepala dan daun telinga OP dan
membiarkan di tempat itu selama melakukan percobaan VI.
b. Setelah selesai dengan percobaan VI, mengangkat pensil dari telinga OP
dan mencatat apa yang dirasakan OP setelah pensil itu dilepaskan.

VI. Kemampuan membedakan berbagai sifat benda


Kekasaran permukaan benda
a. Dengan mata tertutup, memerintahkan OP untuk meraba-raba permukaan
ampelas yang mempunyai derajat kekasaran yang berbeda-beda.
b. Memperhatikan kemampuan OP untuk membedakan derajat kekasaran
ampelas.
Bentuk benda
a. Dengan mata tertutup, memerintahkan OP untuk memegang-megang
benda kecil yang diberikan.
b. Memerintahkan OP untuk menyebutkan nama/ bentuk benda-benda itu.
Bahan pakaian
a. Dengan mata tertutup, memerintahkan OP untuk meraba-raba berbagai
jenis bahan pakaian yang diberikan.
b. Memerintahkan OP untuk setiap kali menyebutkan jenis/ sifat bahan
pakaian yang dirabanya.
VII. Tafsiran sikap
a. Memerintahkan OP untuk duduk dan menutup mata.
b. Pegang dan menggerakkan secara pasif lengan bawah OP ke dekat
kepalanya, dekat dadanya, dekat lututnya, dan akhirnya menggantungkan
di sisi badannya.
c. Menanyakan setiap kali sikap dan lokasi lengan OP.
d. Memerintahkan OP utnuk menyentuh telinga, hidung dan dahinya
menggunakan menggunakan telunjuknya dengan perlahan-lahan setelah
setiap kali mengangkat lurus lengannya.
e. Memperhatikan apakah ada kesalahan.

6. Hasil
I. Perasaan subjektif panas dan dingin
Pada percobaan yang telah dilakukan oleh OP pada langkah kerja #a, #b
dan #c. Kesan yang dialami oleh OP adalah:

10
a. Pada suhu 20 OP merasakan tangan kanannya dingin
b. Pada suhu 40 OP merasakan tangan kirinya hangat
c. Pada suhu 30 OP merasakan tangan kanan yang awalnya dingin berubah
menjadi hangat dan tangan kiri yang awalnya hangat menjadi dingin.

Pada percobaan yang telah dilakukan oleh OP pada langkah kerja #d, #e
dan #f. Kesan yang dialami oleh OP adalah:

a. Kulit punggung tangan OP yang kering pada saat di tiup terasa dingin yang
merata
b. Kulit punggung tangan OP yang sudah dibasahi dengan air pada saat di tiup,
bagian kulit punggung yang terkena air tidak terasa dingin, yang terasa
dingin hanyalah pada bagian samping yang tidak terkena air. Tetapi ketika
sudah tidak di tiup, kulit punggung yang terkena air kemudian terasa dingin.
c. Kulit punggung tangan OP yang telah diolesi dengan alkohol terasa dingin
dan semakin terasa dingin ketika kulit punggung tangan di tiup.

11
III. Lokalisasi taktil
No. Lokasi R
percobaan a
t
a
Jarak antara titik rangsang dan titik yang di
-
tunjuk
r
a
t
a
1. Kulit ujung jari 0,7 cm 0,1 cm 0,7 cm 0,2 cm 0,1 cm 0,36 cm
2. Telapak tangan 0,5 cm 0,5 cm 0,4 cm 0,6 cm 0,6 cm 0,52 cm
3. Lengan bawah 0,7 cm 0,7 cm 1 cm 1,1 cm 0,6 cm 0,82 cm
4. Lengan atas 0,7 cm 1 cm 0,9 cm 0,4 cm 0,3 cm 0,66 cm
5. Tengkuk 0,2 cm 1,8 cm 1,3 cm 1 cm 2,4 cm 1,34 cm

IV. Diskriminasi taktil (ambang membedakan dua titik rangsang taktil)


Dari percobaan yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil:
1. Pada saat ujung jari diberikan rangsangan, OP dapat mengidentifikasi dua
titik dengan tepat sampai pada jarak 2 mm dalam setiap percobaan.
2. Pada saat tengkuk diberikan rangsangan, OP sulit untuk mengidentifikasi
jumlah rangsang, karena dari 5 kali percobaan pada jarak yang sama OP
dapat mengidentifikasi jumlah rangsang dua kali. Rata-rata OP mampu
membedakan dua titik sampai pada jarak 1,3 cm.
3. Pada saat pipi diberikan rangsangan, OP bisa mengidentifikasi jumlah
rangsangan, walaupun masih terdapat 1 kali kesalahan dari 5 kali
percobaan. OP dapat mengidentifikasi dua titik sampai pada jarak 1 cm.

V. Perasaan iringan (after image)


Dari percobaan yang telah dilakukan dengan melalui percobaan ke VI
terlebih dahulu, telingan kanan OP terasa lebih ringan daripada telinga kiri
setelah pensil diangkat.
VI. Kemampuan membedakan berbagai sifat benda
Kekasaran Permukaan benda
Dari percobaan yang telah dilakukan, OP mampu membedakan
permukaan ampelas yang memiliki derajat kekasaran yang berbeda-beda.
Bentuk benda
Dari percobaan yang telah dilakukan, OP mampu menyebutkan bentuk
benda-benda yang diberikan. .Sepeti bentuk balok pada karet penghapus dan
kotak pada serutan pensil.
Bahan pakaian
Dari percobaan yang telah dilakukan, OP mampu menyebutkan jenis/
sifat dari bahan pakaian yang dirabanya seperti kasar dan halus dan
membedakan bahan mana yang lebih tipis dan tebal.

12
VII. Tafsiran sikap
Pada percobaan yang telah dilakukan, ketika lengan bawah OP
digerakkan secara pasif ke dekat kepala, dada dan lutut, OP mampu
menentukan lokasi lengannya.Kemudian, pada percobaan selanjutnya, saat OP
diperintahkan secara perlahan untuk menyentuh bagian telinga, hidung dan
dahinya, OP mampu menunjukkan lokasi dengan tepat menggunakan telunjuk
jarinya.Namun, pada saat OP diperintahkan dengan cepat terjadi kesalahan
dalam menunjukkan lokasi.
7. Pembahasan
Dalam praktikum pertama, menunjukkan perbedaan suhu secara bersamaan
pada tangan yang berbeda dan disertai dengan peningkatan serta penurunan
kalor.Hal tersebut ditunjukkan pada saat kedua tangan dicelupkan pada baskom
bersuhu 30°C.Thermoreseptor menanggapi dengan cepat saat menerima suhu
berbeda, sehingga akan dirasakan pada tangan disuhu 20°C berubah menjadi lebih
panas dan tangan disuhu 40°C menjadi lebih dingin. Dapat disimpulkan bahwa
terjadi adaptasi pada Thermoreseptor dan tubuh berusaha menyeimbangkan suhu
berbeda tersebut secara bertahap.
Dalam praktikum kedua, terdapat rangsangan panas, dingin, tekan dan nyeri.
Pertama adalah reseptor nyeri atau disebut dengan nosiseptor. Reseptor tersebut
merupakan reseptor dengan daerah penerimaannya yang luas. Sehingga terlihat
pada percobaan hampir semua daerah kotak – kotak tersebut mendeteksi
rangsangan nyeri. Lalu terdapat reseptor temperatur atau thermoreseptor. Reseptor
tersebut aktif bisa terjadi perubahan suhu pada kulit. Reseptor yang menerima
rangsang dingin lebih banyak dibandingkan dengan reseptor yang menerima
rangsang panas. Maka terlihat pada hasil percobaan, daerah kotak – kotak pada
percobaan rangsang dingin lebih banyak terdeteksi dibandingkan dengan reseptor
yang menerima rangsang panas. Dan reseptor tekan, yaitu mekanoreseptor.
Reseptor yang menerima rangsangan akibat perubahan bentuk dan penekanan
fisik. Pada percobaan terlihat penyebaran mekanoreseptor tersebut.

Dalam praktikum ketiga dilakukan lokalisasi taktil, dimana OP harus


menunjukkan daerah yang ditekan dengan pensil.Mekanoreseptor, mengambil
peran untuk merespon tekanan, getaran, kinestesi, dan berkaitan dengan indra
peraba. Dari tabel pada bagian hasil, terlihat perbedaan yang cukup mencolok pada
jari tangan. Sebab, ditemukan ketepatan sebanyak tiga kali berturut-turut dan
hasilnya tidak ada yang mencapai 5 cm. Hal ini, menunjukkan pengaruh waktu
rangsangan dan proses penyebarannya ke reseptor sekitar akibat luasan lokasi
rangsangan.
Dalam praktikum keempat, diskriminasi taktil agak sedikit berbeda dari
praktikum ketiga karena memakai dua titik yang terkadang akan menyebabkan

13
kesulitan dalam pembedaanya.Hal tersebut disebabkan karena berbagai daerah
tubuh bervariasi dalam kemampuan membedakan dua titik pada tingkat derajat
pemisahan bervariasi.Normalnya dua titik terpisah 2– 4 mm dapat dibedakan pada
ujung jari tangan, 30-40 mm dapat dibedakan pada dorsum pedis.Dari hasil
percobaan, terlihat pada tengkuk dan pipi hanya satu kali OP dapat membedakan
kedua titik secara tepat. Berdasarkan literatur, disimpulkan bahwalokalisasi dua
titik lebih peka pada bagian yang menonjol, seperti bibir, hidung, mata, ujung jari
dan telinga. Selain itu, Waktu juga mempengaruhi sehingga ada penyebaran
sensasi.
Dalam praktikum kelima, praktikan melakukan uji coba dengan perasaan
iringan (after image).Dari hasil praktikum menunjukkan bahwa telinga telah
mengalami adaptasi terhadap beban yang diberikan selama beberapa saat. Namun,
setelah beban di angkat akan terasa lebih ringan diakibatkan beban yang menjadi
stimulus pada reseptor telah hilang. Hal ini, berkaitan dengan sensasi yang
diberikan dalam durasi waktu tertentu, sehingga menjadi memori yang disimpan
dalam otak.
Dalam praktikum keenam, praktikan melakukan uji coba untuk membedakan
sifat benda, mulai dari bentuk, tekstur dan juga jenis atau sifat benda.Dari
praktikum ini, OP dapat menyebutkan secara tepat semua benda yang di berikan
saat OP menutup matanya. Hal ini, disebabkan karena adanya reseptor taktil.
Impuls taktil kasar dihantarkan oleh tractus spinothalamicus anterior, sedangkan
impuls taktil halus dihantarkan melalui faciculus gracilis dan faciculus
cunneatus.Untuk dapat membedakan benda – benda tanpa melihat bentuknya,
adalah reseptor kinaesthesi.
Dalam praktikum ketujuh, praktikan melakukan tafsiran sikap. Dimana OP
akan menutup mata dan menggerakkan tangan serta jari untuk menunjuk ke arah
yang diperintahkan rekan OP. berdasarkan hasil uji coba, OP dapat menunjukkan
dan menggerakkan lengan ke arah yang tepat sesuai dengan prosedur dari rekan
OP. Hal ini, menunjukkan bahwa koordinasi sistem saraf berjalan dengan baik.
Sebab, gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk
menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf.Seluruh mekanisme gerak yang
terjadi di tubuh kita tak lepas dari peranan sistem saraf.

14
Daftar Pustaka

1. Sherwood, L. 1996. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Ed 2. Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran EGC
2. Robins.2007. Buku Ajar Patologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
3. Sukardi, E. 1984. Neuroanatomi Medica. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia
4. Puspita, I.1999. Psikologi faal.Depok: Universitas Gunadarma
5. Junqueira,L.C. 2003. Histologi Dasar. Ed 10. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
6. Shidarta, Priguna dan Mahar Mardjono. 2010. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta:
Penerbit Dian Rakyat

15
Pembahasan
PERASAAN SUBJEKTIF PANAS DAN DINGIN

1.)Kesan yang dialami oleh OP saat percobaan?


Jawab:Ada.Indra suhu dengan nyata sekali berespons terhadap perubahan suhu
disamping dapat berespons terhadap tingkat temperatur yang tetap.Adanya rangsang
yang datang berubah-ubah membuat tangan OP terasa berbeda-beda. Sedangkan
olesan sebagian kulit punggung tangan OP dengan alkohol memberi kesan lebih
dingin ketika ditiup, karena alkohol akan menyerap kalor dipermukaannya.

2.)Perbedaan dalam setiap percobaan


Jawab: Ada. Adanya rangsang yang datang berubah-ubah membuat tangan terasa
berbeda-beda pada praktikum perasaan subjektif panas dan dingin ini. Sedangkan
adanya perbedaan antara hasil tindakan pada prosedur ke-4[sejuk], 5[dingin], dan
6[lebih dingin] karena eter atau air akan menyerap kalor dipermukaannya, sehingga
punggung tangan akan terasa lebih sejuk atau dingin ketika ditiup.Jadi, apabila
rangsang yang datang berubah maka responnya juga berubah.

TITIK-TITIK PANAS, DINGIN, TEKAN DAN NYERI DI KULIT


3.) Keterangan saat OP melakukan percobaan :
Jawab: Seharusnya apabila titik dingin dirangsang oleh panas akan terasa dingin pula
begitu pun sebaliknya apabila titik panas dirangsang titik dingin akan terasa panas.
Karena titik-titik rangsang nyeri, panas, dingin, ataupun tekan itu terdapat pada titik-
titik tertentu. Pada saat percobaan ketika telapak tangan diberi rangsang panas dan
dingin di titik yang sama maka akan terasa kedua-duanya ataupun adanya sensasi
bingung itu bisa dikarenakan kita sulit membedakan mana yang panas dan yang
dingin sehingga timbullah sensasi bingung.
Reseptor nyeri, panas, tekan, dan dingin apabila dirangsang oleh rangsangan
apapun akan terasa sama seperti tempat reseptor itu berada. Tidak akan pernah
reseptor dingin dirangsang panas akan menjadi dingin, reseptor dingin akan tetap
dingin bila diberi rangsang apapun. Jadi, pada intinya apabila reseptor diberi
rangsangan, maka reseptornyalah yangakan bekerja/memberi respon(tergantung
reseptor).

16
LOKALISASI TAKTIL
4.) Apakah istilah kemampuan seseorang untuk menentukan tempat rangsang
taktil?
Jawab: Istilah untuk kemampuan seseorang dalam menentukan tempat rangsang
taktil disebut dengan topognasia.

PERASAAN IRINGAN (AFTER IMAGE)


5.) Yang dirasakan setelah pinsil diambil dari OP dan mengapa dapat terjadi :
Jawab: Masih terasa. Salah satu sirkuit pada sistem saraf adalah sikuit reverberasi
atau sirkuit bolak balik (oscilatory).Sirkuit ini dapat disebabkan oleh adanya umpan
balik positif di dalam sirkuit neuron. Umpan balik ini ditujukan untuk merangsang
kembali masukan sirkuit yang sama sehingga sirkuit itu dapat mengeluarkan letupan
berulang-ulang untuk waktu yang lama. Umpan balik positif ini dapat terjadi apabila
suatu neuron memiliki percabangan ke neuron lain yang memiliki percabangan yang
menuju kembali ke neuron sebelumnya.Jadi, pada intinya adanya sirkuit reverberasi
atau sirkuit bolak balik sehingga rangsangan yang telah diteruskan oleh satu neuron
kembali lagi kepada neuron tersebut sehingga menimbulkan perasaan iringan (after
image).

DAYA MEMBEDAKAN BERBAGAI SIFAT BENDA


Bagaimana kemampuan OP dalam membedakan sifat benda (ukuran, bentuk,
permukaan), apa nama kemampuan membedakan benda menurut bentuknya?
Jawab:
Kelainan neurologis tidak bisa membedakan sifat benda:
 Bentuk: Astereogsia (agnosia taktil),
 Berat: baragnosia
 Kekasaran permukaan: thigmanesthesia

17
18

Anda mungkin juga menyukai