Anda di halaman 1dari 21

RESUME MATERI

SISTEM SARAF DAN SPECIAL SENSE

DOSEN PENGAMPUH :
Dr. dr. MASYITHA MUIS, S.Ked.,MS
OLEH :
FRENSI ARYNANTI TANGKI’
NIM : K011201202
KELAS : BIOMEDIK II D KELOMPOK 3

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
SISTEM SARAF
Sistem saraf adalah sistem kompleks yang berperan dalam mengatur dan
mengoordinasikan seluruh aktivitas tubuh. Sistem ini memungkinkan untuk melakukan berbagai
kegiatan seperti berjalan, berbicara, menelan, bernapas, serta semua aktivitas mental termasuk
berpikir, berjalan, dan mengingat. Sistem saraf pada manusia terdiri dari otak, sumsum tulang
belakang, organ-organ sensorik, dan semua saraf yang menghubungkan organ-organ tersebut
dengan seluruh tubuh. Sistem ini bekerja dengan mengambil informasi melalui bagian tubuh atau
indera tertentu, memproses informasi tersebut serta memicu reaksi seperti membuat oto
bergerak, merasakan sakit, atau bernapas.
Anatomi dan Bagian Sistem Saraf
Secara garis besar, terdapat tiga bagian pada sistem saraf pusat manusia. Ketiga bagian
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Otak
Otak adalah mesin pengendali utama dari segala fungsi tubuh. Organ ini merupakan
bagian dalam sistem saraf pusat manusia. Jika saraf pusat merupakan control tubuh, maka
otak adalah markas besarnya. Otak terbagi kedalam beberapa bagian dengan fungsinya
masing-masing. Bagian-bagian otak dilindungi oleh tengkorak dan selaput otak
(meninges) dan dikelilingi oleh cairan serebrospinal untuk menghindari terjadinya cedera
otak.
2. Sumsum tulang belakang
Sumsum tulang belakang juga merupakan bagian dari susunan saraf pusat. Sumsum
tulang belakang langsung terhubung ke otak melalui batang otak dan kemudian mengalir
sepanjang ruas tulang belakang. Saraf tulang belakang berperan dalam aktivitas sehar-
hari dengan mengirimkan sinyal dari otak ke bagian lain dari tubuh dan memerintahkan
otot untuk bergerak. Sumsum tulang belakang juga menerima masukan sensorik dari
tubuh, memprosesnya, dan mengirimkan informasi tersebut ke otak
3. Sel saraf ( neuron )
Fungsi sel saraf atau neuron adalah menghantarkan impuls. Berdasarkan fungsinya
neuron terbagi kedalam tiga jenis, yaitu neuron sensorik yang membawa pesan ke saraf
pusat, neuron motoric yang membawa pesan dari saraf pusat, dan interneuron yang
menghantarkan pesan diantara neuron sensorik dan motoric di saraf pusat.
Fungsi Sistem Saraf
Fungsi yang paling utama adalah untuk menerima, mengolah dan menyampaikan
rangsangan dari seluruh organ. Fungsi ini akan berjalan dengan baik jika ada koordinasi antara
fungsi sensorik, fungsi pengatur, dan fungsi motorik.
Sistem saraf yang kompleks dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu sistem saraf pusat
dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, sementara
sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf somatik dan otonom. Kedua sistem ini bekerja sama
untuk mengendalikan seluruh aktivitas di dalam tubuh, baik yang disadari maupun tidak disadari.
1. Sistem Saraf Pusat (SSP)
Sistem saraf pusat bertugas untuk mengendalikan seluruh pengaturan dan pengolahan
rangsangan, mulai dari mengatur pikiran, gerakan, emosi, pernapasan, denyut jantung,
pelepasan berbagai hormon, suhu tubuh, hingga koordinasi seluruh sel saraf untuk
melakukan fungsi pengaturan di dalam tubuh
2. Sistem Saraf Tepi
Fungsi utama dari sistem saraf tepi adalah menerima rangsangan dan menghantarkan
semua respons yang sudah diolah oleh sistem saraf pusat. Sistem ini terdiri dari beberapa
fungsi dan bagian, yaitu:
a) Fungsi sensorik
Bagian ini berfungsi untuk menerima setiap rangsangan atau impuls, baik yang dari
luar maupun dalam tubuh. Rangsangan yang diterima bisa berupa cahaya, suhu, bau,
suara, sentuhan, tekanan.
b) Fungsi motorik
Bagian motorik berperan untuk memberikan tanggapan atau reaksi tubuh terhadap
rangsangan yang sudah diproses oleh sistem saraf pusat. Ketika terkena gangguan,
misalnya karena penyakit saraf motorik, maka tubuh tidak dapat bergerak dengan
normal atau bahkan tidak dapat bergerak sama sekali.
c) Fungsi somatik
Selain kedua fungsi tersebut, sistem saraf tepi juga mengelola respons semua kegiatan
yang tidak disadari, seperti respons flight-or-fight dan kebalikannya. Contohnya,
ketika mengalami ancaman, tubuh akan merespons keadaan tersebut dengan
mempercepat denyut nadi, meningkatkan frekuensi pernapasan, serta meningkatkan
aliran darah. Setelah keadaan yang dirasa mengancam sudah teratasi, tubuh akan
mengembalikan respons ke kondisi normal

Struktur Sel Saraf

1) Dendrit
Dendrit merupakan percabangan dari badan sel yang terlihat seperti tonjolan bercabang.
Dendrit berfungsi untuk menerima dan menghantarkan rangsangan dari badan sel
2) Badan Sel
Badan sel adalah bagian dari jaringan yang terbesar. Didalam badan sel terdapat nukleus
yaitu inti sel jaringan saraf. Bagian ini berfungsi sebagai penerima impus atau rangsangan
dari sitoplasma bercabang menuju akson
3) Nukelus
Nukleus merupakan inti sel jaringan saraf yang berfungsi untuk mengontrol seluruh
kegiatan sel saraf. Di dalam inti sel juga terdapat kromosom dan DNA yang berfungsi
untuk mengatur sifat keturunan dari sel tersebut.
4) Sinapsis
Sinapsis adalah titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain.
Sinapsis dibentuk oleh terminal akson yang membengkak. Di dalam sitoplasma sinapsis,
terdapat vesikula sinapsis. Ketika impuls mencapai ujung neuron, vesikula akan bergerak,
lalu melebur dengan membran prasinapsis dan melepaskan asetilkolin. Asetilkolin
berdifusi melalui celah sinapsis, lalu menempel pada reseptor di membran pasca-sinapsis.
Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya.
Enzim asetilkolinesterase menguraikan asetilkolin yang tugasnya sudah selesai
5) Sel Schwan
Sel Schwan merupakan penunjang sel saraf berupa lemak yang berfungsi menghasilkan
myelin atau selubuh saraf. Sel schwann membungkus akson beberapa kali hingga
membentuk selubung mielin. Sel ini juga disebut sel neurilema.
6) Selubung Mielin
Pada sel saraf, selubung mielin adalah lapisan fosfolipid yang membungkus akson secara
konsentrik
7) Nodus Ranvier
Nodus Ranvier adalah bagian atau titik pada akson yang tidak terbungkus selubung
mielin. Nodus Ranvier memiliki diameter sekitar 1 mikrometer. Nodus Ranvier
ditemukan oleh Louis-Antoine Ranvier. Nodus Ranvier berfungsi untuk mempercepat
impuls saraf.
Klasifikasi Neuron
Berdasarkan jumlah prosesusnya neuron diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu :
1. Neuron Unipolar
Neuron unipolar mempunyai satu tonjolan yang kemudian bercabang dua dekat dengan
badan sel. Satu cabang menuju ke perifer sedangkan cabang yang lain berjalan menuju
sistem saraf pusat. Contoh: neuron sensorik saraf spinal
2. Neuron Bipolar
Neuron bipolar mempunyai dua tonjolan satu akson dan satu dendrit, contohnya neuron
bipolar antara lain adalah sel batang dan kerucut retina
3. Neuron Multipolar
Neuron multipolar mempunyai beberapa dendrit dan satu akson yang dapat bercabang-
cabang banyak sekali.salah satu contoh sel jenis ini adalah neuron motorik yang berasal
dari kornu ventral medula spinalis dengan aksonnya yang menjulur sampai ke otot
rangka.
Berdasarkan struktur dan fungsinya dan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi
tigas kelompok, yaitu :
1. Sel Saraf Sensorik
Fungsi sel saraf sensorik adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat,
yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis)
2. Sel Saraf Motorik
Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau
kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan
3. Sel Saraf Intermediet
Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam
sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori
atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat
Mekanisme Penghantaran Impuls
Impuls atau rangsangan adalah pesan yang diterima oleh reseptor atau tubuh dari
lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron atau serangkaian pulsa elektrik yang menjalari
serabut saraf.
1. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf
Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut
saraf (akson) terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan
bagian dalam sel. Pada saat sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan
kutub negative terdapat di bagian dalam sel saraf. Bila impuls telah lewat, maka untuk
sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls karena terjadi perubahan potensial
kembali seperti semula ( potensial istirahat)

Stimulasi yang kurang kuat atau dibawah ambang, tidak akan menghasilkan impuls yang
dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila kekuatannya diatas ambang, maka impuls
akan dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuatdapat menimbulkan jumlah
impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.
2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis
Sistem saraf pada umumnya terdiri atas neuron-neuron individual yang tidak saling
berhubungan. Hal ini memerlukan suatu mekanisem untuk menyalurkan pesan neural dari
akson sat uke dendrit atau badan sel neuron berikutnya atau pada sambungan
neuromuscular ke otot. Hubungan antara akson dari satu neuron dengan dendrit akson
berikutnya disebut sinaps yang berasal dari bahasa Yunani yaitu hubungan. Pada
Sebagian besar sinaps, terdapat celah selebar 20 nm yang memisahkan kedua membrane
plasma, impuls diteruskan melalui celah ini dengan transmitter zat kimiawi khusus yang
disebut neurotransmitter.

Ada berbagai macam neurotransmitter antara lain asetilkolin yang terdapat di sinapsis
seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dopamine dan serotonin
terdapat di otak. Zat kimia ini disalurkan dari akson ke dendrit dengan cara difusi
sederhana. Dekatnya jarak yang harus dilalui dan cepatnya difusi menyebabkan cepatnya
transmisi diteruskan ke neuron berikutnya.

Sistem Saraf Pusat


Sistem saraf pusat meliputi otak dan sumsum tulang belakang (medula spinalis). Kedua
sistem ini dilindungi oleh suatu selaput yang disebut meninges. Meninges terdiri dari tiga
lapisan, yaitu piameter (lapisan terdalam), araknoid (lapisan tengah), dan durameter (lapisan
terluar).
1. Otak
Otak merupakan pusat saraf yang terletak di dalam rongga tengkorak. Otak manusia
terdiri atas dua belahan, yaitu otak kiri dan kanan. Otak kiri mengendalikan tubuh bagian
kanan. Sebaliknya, otak kanan mengendalikan tubuh bagian kiri. Hal ini terjadi karena
pindah silang pada jalur-jalur spinal
Adapun bagian-bagian otak adalah sebagai berikut.
a. Otak besar (serebrum)
Otak besar merupakan sumber kecerdasan, pusat ingatan, pusat kesadaran, pusat alat
indra, dan pusat asosiasi. Otak besar ini terdiri dari beberapa lobus seperti berikut.
 Lobus frontal adalah bagian depan dari otak besar. Fungsi lobus ini adalah
berhubungan dengan penalaran, keterampilan motorik, kognisi, dan bahasa
ekspresif.
 Lobus temporal adalah bagian samping dari otak besar. Lobus ini berfungsi
sebagai pusat pendengaran, emosi, dan belajar.
 Lobus parietal berada di belakang lobus frontal atau biasa dikenal sebagai
ubun-ubun. Lobus ini berfungsi pada proses pengaturan suhu, rasa, tekanan,
sentuhan, dan rasa sakit.
 Lobus oksipitalis adalah bagian belakang otak besar. Lobus ini berperan
dalam proses rangsangan visual, penafsiran, dan informasi.
b. Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah merupakan penghubungan antara pons varolli dan otak kecil dengan otak
tengah. Pons varolii berfungsi untuk menghantarkan impuls dari bagain kiri dan
kanan otak kecil, mengatur frekuensi serta kekuatan bernapas. Fungsi otak tengah
adalah sebagai pusat refleks.
c. Otak kecil
Otak kecil adalah otak yang berada di bagian punggung atas batang otak dan di
bawah lobus oksipitalis. Otak kecil berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan,
mengontrol gerakan mata, dan sebagainya.
d. Medula oblongata
Medula oblongata berfungsi untuk mengatur denyut jantung, tekanan darah,
pernapasan, gerakan alat pencernaan, bersin, batuk, dan sebagainya.
2. Sumsun Tulang Belakang (Medula Spinalis)
Sumsum tulang belakang terdiri dari dua bagian, yaitu sebagai berikut.
a. Substansi alba (putih). Bagian ini merupakan bagian terluar dari sumsum tulang
belakang dan terdiri dari akson bermielin.
b. Substansi grisea (abu-abu). Substansi grisea merupakan bagian dalam sumsum tulang
belakang. Substansi ini memiliki bentuk menyerupai huruf H atau seperti kupu-kupu
dan terdiri dari empat bagian, yaitu sayap dorsal, ventral, lateral, dan komisura grisea.
Adapun fungsi dari sumsum tulang belakang adalah menghantarkan impuls
sensorik reseptor ke otak, pusat gerak refleks, dan penghantar impuls motorik dari otak
ke efektor.

Gerak Refleks
Gerak Refleks merupakan sebuah gerakan spontan dari tiap-tiap organ atau juga bagian
tubuh yang telah atau sudah menerima rangsangan. Hal Ini akan terjadi dengan secara langsung
serta tanpa kesadaran kita. Gerak refleks dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu gerka refleks
otak dan gerak refleks sumsum tulang belakang.
1. Refleks otak : Gerak refleks yang melibatkan saraf perantara yang terletak di otak,
misalnya berkedipnya mata, refleks pupil mata karena rangsangan cahaya.
2. Refleks sumsum tulang belakang : Gerak refleks yang melibatkan saraf perantara yang
terletak di sumsum tulang belakang, misalnya sentakan lutut karena kaki menginjak batu
yang runcing.

Mekanisme dan Penyebab Gerak Refleks


Gerak refleks dapat terjadi jika organ sensorik yang banyak menerima impuls. contohnya
ialah kulit. Adapun serabut pada saraf sensorik tersebut yang kemudain akan menghantarkan
impuls itu pada sel ganglion radiks posterior. Selanjutnya serabut sel tersebut akan
melanjutkan impuls yang kemudian akan menuju substansi dikornu posterior medulla
spinalis. Sumsum tulang belakang kemudian akan menghubungkan antara impuls itu menuju
kornu anterior medulla spinalis. Sel saraf tersebut akan menerima impuls dan mengahantar
impuls-impuls tersebut melewati serabut motorik. Organ motorik tersebut akan
melaksanakan rangsangan karena dirangsang oleh impuls saraf motorik.
Gerak refleks di tubuh manusia bisa atau dapat terjadi akibat hal-hal tertentu. Misalnya
seperti, gerakan saat kaget, tangan atau juga kaki menyetuh benda tajam, dan mencium bau
makan yang enak sehingga air liur tersebut keluar tanpa di sadari. Jadi, penyebab dari
terjadinya gerak refleks ini ialah terjadinya suatu rangsangan pada bagian tubuh tertentu yang
dapat atau bisa berupa aroma, mengejutkan atau juga menyakitkan yang biasanya itu datang
dengan secara tiba-tiba. Komponen-komponen yang dilalui gerak refleks adalah sebagai
berikut :
1. Reseptor rangsangan sensoris
2. Neuron aferen (sensoris)
3. Neuron eferen (motorik)
4. Alat efektor

Sistem Saraf Tepi


Sistem saraf tepi adalah sistem saraf yang berada pada paling ujung sistem saraf. Sistem saraf
tepi langsung berhubungan dengan reseptor saraf. Nama lain dari system saraf tepi yaitu sistem
saraf perifer. Kerja sistem saraf tepi ada dua macam, ada yang bekerja dalam sistem sadar, dan
ada pula diluar kesadaran (otonom).
Sistem saraf tepi berada diluar sistem saraf pusat, dan tidak dilindungi oleh rangka khusus,
sehingga mudah mengalami kerusakan, seperti terpapar racun, luka akibat benturan dan lani-lain.
Tetapi kerusakan sistem saraf tepi biasanya mudah mengalami regenerasi dan tidak terlalu
berefek negatif dalam skala besar, mengingat jumlah sel dalam sistem saraf tepi sangat banyak.
Sistem saraf tepi, berdasarkan tipenya dibedakan menjadi dua, yaitu:
 Saraf Sensorik/Aferen
 Saraf Motorik/Eferen
Sistem saraf tepi berdasarkan letaknya dapat dibedakan menjadi dua bagian,yaitu:
 Saraf kranial
 Saraf spinalis/sumsum tulang belajang
Sistem saraf tepi berdasarkan cara kerjanya, dibedakan menjadi:
 Saraf simpatis
 Saraf parasimpatis

Kelainan/ Penyakit pada Sistem Saraf


1. Meningitis.
Meningitis atau radang selaput otak adalah salah satu jenis penyakit saraf yang kerap
dialami seseorang, terutama pada bayi, anak-anak, dan remaja. Peradangan pada selaput
otak ini umumnya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, tetapi bisa juga terjadi
akibat penyakit non-infeksi, seperti alergi obat atau sarkoidosis. Penderita meningitis
biasanya mengalami beberapa gejala seperti sakit kepala yang hebat, demam tinggi, dan
leher kaku.
2. Stroke
Stroke merupakan salah satu penyakit tidak menular penyebab kematian terbesar di
dunia, termasuk di Indonesia. Penyakit saraf ini terjadi karena terganggunya pasokan
darah ke otak akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah.Kondisi ini
menyebabkan jaringan otak tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup untuk
menjalankan fungsinya dengan baik. Ketika sel-sel otak mulai rusak, penderita stroke
dapat mengalami beberapa gejala, seperti mati rasa pada wajah, kesulitan dalam
berbicara, berjalan, dan melihat, sakit kepala yang hebat, bahkan kelumpuhan
3. Multiple Sclerosis
Penyakit sklerosis ganda atau multiple sclerosis adalah jenis penyakit saraf yang berisiko
tinggi mengenai otak dan sumsum tulang belakang. Faktanya, penyakit saraf ini
merupakan penyebab kecacatan paling umum pada orang-orang berusia 20–30 tahun.
Multiple sclerosis bisa memengaruhi penglihatan, gerakan lengan atau kaki, dan
keseimbangan tubuh penderitanya. Gejala awal yang bisa dirasakan adalah kelelahan,
kesemutan, mati rasa, penglihatan kabur, dan otot kaku. Penyakit ini diduga terjadi akibat
penyakit autoimun.

SPECIAL SENSE
1. Anatomi dan Fisiologi Mata
Mata adalah organ tubuh yang berfungsi untuk melihat. Mata merupakan alat
indra yang menerima sebuah rangsang berupa cahaya (fotoreseptor). Berdasarkan letak
dan fungsinya, mata dapat dibagi menjadi dua yaitu mata bagian luar dan mata bagian
dalam.

a. Mata bagian luar


 Kelopak Mata
Kelopak mata digunakan untuk melindungi dan menutup mata. Fungsi
kelopak mata mencegah penetrasi benda asing seperti debu, pasir, asap atau
benda asing lainnya di luar mata.
 Bulu Mata
Bulu mata menjadi salah satu bagian luar mata yang mudah dikenali. Fungsi
bulu mata adalah untuk mengurangi cahaya yang masuk ke mata dan
mencegah penetrasi benda-benda kecil ke mata.
 Alis
Fungsi dari alis adalah untuk menjaga keringat dari dahi agar tidak menembus
mata.
 Kelenjar Air Mata
Fungsi kelenjar air mata adalah menghasilkan air mata. Ini penting untuk
melembabkan mata. Selain itu, kelenjar air mata juga juga cocok untuk
membersihkan debu dan membunuh berbagai kuman di mata.
 Rongga Mata
Orbita berbentuk suatu rongga yang secara skematis digambarkan sebagai
piramida yang berkonvergensi ke arah belakang. Di dalam orbita, selain bola
mata, juga terdapat otot-otot ekstraokuler, syaraf,pembuluh darah, jaringan
ikat, dan jaringan lemak, yang kesemuanya ini berguna untuk menyokong
fungsi mata. Orbita merupakan pelindung bola mata terhadap pengaruh dari
dalam dan belakang,sedangkan dari depan bola mata dilindungi oleh palpebra.
 Selaput Bening Mata ( Conjungtiva )
Konjungtiva terbagi menjadi dua bagian yaitu konjungtiva palpebral yang
berfungsi mencegah mata dari kekeringan dan konjungtiva bulbar
 Otot-otot Mata ( Muskulus Okuli )
Otot-otot mata terdiri dari dua tipe yaitu ekstrinsik dan intrinsik. Otot–otot
ekstrinsik bersifat volunter ( dibawah sadar ), diluar bola mata yang
mengontrol pergerakan diluar mata sedangkan otot–otot intrinsik bersifat
involunter ( tidak disadari ) berada dalam badan ciliary yang mengontrol
ketebalan dan ketipisan lensa, iris dan ukuran pupil.
b. Mata bagian dalam
 Sklera
Sklera merupakan dinding bola mata yang padat dan paling keras, terdiri atas
jaringan fibrosa, tidak jernih, dan tampak berwarna putih. Tebal sklera rata-
rata 1 mm, tetapi pada insersi otot rektur menebal menjadi 3 mm. Sklera
mempunyai 2 buah lubang utama, yaitu foramen skleralis anterior sebagai
tempat melekatnya kornea, dan foramen skleralis posterior atau kanalis
skleralis merupakan pintu keluar nervus optikus. Permukaan luar sklera
diliputi jaringan elastik tipis, namanya episklera dan mengandung banyak
pembuluh darah yang memberi nutrisi bagi sklera.
 Selaput Bening (Kornea)
Kornea adalah bagian mata yang ada di lapisan terluar. Kornea adalah selaput
transparan yang memungkinkan cahaya untuk menembus ke dalam sel-sel
penerima cahaya bola mata. Fungsi kornea adalah untuk melindungi mata dari
benda asing dan mematahkan lensa di mata.
 Iris Mata
Fungsi iris adalah untuk mengatur ukuran pupil. Iris juga berfungsi untuk
mengidentifikasi warna pada mata.
 Pupil
Pupil mata berupa lubang kecil yang berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya
yang memasuki bola mata. Ukuran pupil ditentukan oleh iris. Pupil akan
mengecil ketika cahaya datang terlalu terang, sedangkan pupil membesar
ketika cahaya datang terlalu lemah.
 Retina
Retina adalah bagian mata dalam bentuk sel-sel tipis di bagian belakang bola
mata. Fungsi retina adalah untuk menangkap gambar yang dihasilkan oleh
lensa mata dan mengubahnya menjadi sinyal saraf. Retina memiliki dua sel
fotoreseptor, yaitu rods dan cones sehingga dimasukkan sebagai bagian dari
mata, yang sangat sensitif terhadap cahaya.
 Lensa Mata
Lensa mata adalah salah satu bagian mata yang paling terkenal. Fungsi lensa
adalah untuk membentuk gambar. Gambar yang dihasilkan oleh lensa mata
kemudian diteruskan dan diterima oleh retina. Lensa mungkin melebar atau
menebal karena jarak mata dari objek yang melihatnya. Jika objek terlalu
dekat, lensa menjadi lebih tipis, dan jika jaraknya terlalu besar, lensa mata
menjadi lebih tebal.
 Koroid
Koroid adalah bagian dari mata dalam bentuk dinding mata. Fungsi koroid
adalah untuk memasok oksigen dan nutrisi ke bagian mata lainnya, terutama
retina.
 Aqueos Humor
Bagian mata ini adalah cairan yang menyerupai plasma berlendir transparan
yang memiliki konsentrasi protein rendah. Fungsi aqueous humor seperti
struktur pendukung lensa.
 Vitreous Humor
Bagian mata ini juga disebut tubuh vitreous. Bentuk humor ini seperti gelas
adalah sejenis gel. Fungsi tubuh vitreous adalah mengisi ruang antara retina
dan lensa.
 Saraf Optik
Fungsi saraf optik adalah untuk mengirimkan informasi tentang bayangan
objek yang diterima oleh retina ke otak.

Cara Kerja Mata


Sumber cahaya akan masuk ke mata melalui kornea kemudian melewati pupil yang
lebarnya diatur iris dan dibiaskan oleh lensa. Setelah itu, maka akan terbentuk bayangan
di retina yang bersifat nyata, terbalik, diperkecil dan sel – sel batang dari sel kerucut akan
meneruskan sinyal cahaya melalui saraf optic. Otak kemudian membalikkan lagi
bayangan yang terlihat di retina sehingga objek terlihat sesuai aslinya.

2. Anatomi dan Fisiologi Telinga


Telinga adalah organ yang berfungsi untuk mendengar. Selain berfungsi untuk
mendengar, telinga juga berfungsi sebagai alat keseimbangan tubuh. Telinga dibagi
menjadi tiga bagian yaitu telinga bagian luar, telinga bagian tengah, dan telinga bagian
dalam.

a. Telinga bagian luar


Telinga luar terdiri dari daun telinga, liang (saluran) telinga, dan gendang telinga.
Fungsi dari daun telinga adalah untuk membantu mengarahkan suara masuk ke dalam
liang telinga dan diteruskan menuju gendang telinga. Sehingga fungsi dari telinga luar
yaitu untuk menangkap suara melalui liang telinga dan juga untuk melindungi
gendang telinga. Liang telinga dilapisi oleh kulit berambut halus dan dilengkapi
dengan kelenjar keringat untuk menjaga agar benda asing tidak masuk lebih dalam.
b. Telinga bagian tengah
Telinga tengah terletak antara telinga luar dan telinga dalam yang terdiri dari tiga
buah tulang pendengaran dan saluran eustachius. Suara yang disalurkan oleh gendang
telinga akan diteruskan ke tulang pendengaran. Ketiga tulang pendengaran tersebut di
antaranya adalah tulang martil (malleus), tulang landasan (incus), dan tulang
sanggurdi (stapes). Ketiga tulang pendengaran tersebut akan saling meneruskan
getaran yang diterima dari gendang telinga. Setelah sampai di tulang sanggurdi,
getaran akan diteruskan ke rumah siput (koklea). Sedangkan saluran eustachius
berfungsi untuk memasukkan udara ke bagian tengah dan menyeimbangkan tekanan
udara di gendang telinga dengan tekanan udara luar. Saluran eustachius ini akan
membuka pada waktu mengunyah, menguap, bersin, menelan, atau membuka mulut.
c. Telinga bagian dalam
Telinga dalam adalah bagian terdalam dari telinga, bagian dalam telinga ini terdiri
dari dua bagian, yaitu rumah siput yang berfungsi untuk mengarahkan getaran suara
ke impuls listrik, saluran berbentuk setengah lingkaran yang berfungsi untuk
mempertahankan keseimbangan dan saraf auditori yang berfungsi untuk meneruskan
impuls listrik dari saraf ke jaringan otak

Cara Kerja Telinga


Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga
dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea. Proses
mendengar melalui tiga tahapan yaitu tahap pemindahan energi fisik berupa stimulus
bunyi ke organ pendengaran, tahap konversi atau tranduksi yaitu pengubahan energi fisik
stimulasi tersebut ke organ penerima dan tahap penghantaran impuls saraf ke kortek
pendengaran.

3. Anatomi dan Fisiologi Lidah


Lidah adalah alat indra yang berfungsi sebagai alat perasa makanan yang masuk
kedalam mulut. Lidah bisa merespon berbagai jenis dan berbagai macam rasa seperti rasa
manis, rasa pahit, rasa asam dan rasa asin. Lidah terdiri dari sekumpulan otot tanpa tulang
yang dilapisi oleh jaringan berwarna merah mudah bernama mukosa. Berikut ini bagian-
bagian lidah

 Amandel
Amandel adalah bagian dari sistem limfatik yang berfungsi memerangi
infeksi. Dua gumpalan yang terletak di belakang anak lidah ini adalah garda
pertahanan terdepan dari ancaman, seperti virus dan bakteri, baik yang
menyusup lewat mulut ataupun hidung. Selain itu, amandel juga memiliki
fungsi lain, yakni sebagai peringatan kepada sistem kekebalan tubuh, untuk
sesegera mungkin memproduksi antibodi, untuk menghadapi ancaman
eksternal.
 Permukaan Lidah
 Ujung dan tepi lidah
Sesuai namanya, bagian ini meliputi lidah bagian depan (ujung) serta
kanan dan kiri (tepi). Ujung dan tepi lidah bisa bergerak dengan bebas
ke depan, belakang, kanan, maupun ke kiri.
 Punggung lidah. Permukaan atas lidah disebut juga dengan punggung
lidah. Pada bagian ini terdapat banyak papillae, yaitu bintik-bintik
kecil yang memberikan tekstur lidah. Papila disebut juga ujung
pengecap. Pada permukaan lidah ada beberapa papila dimana masing-
masing papila mempunyai sensitivitas berbeda terhadap rangsangan
yang ada.
 Pangkal lidah
Pangkal lidah menempel pada dasar rongga mulut dan terletak di belakang
sehingga tidak bisa dilihat dari luar mulut. Pangkal lidah bisa bergerak, tapi
pergerakannya tidak bisa sebebas bagian ujung dan tepi lidah

Cara Kerja Lidah


Pada saat makanan dan minuman menyentuh lidah, lidah akan mengaktifkan
reseptor pengecap yang peka terhadap rangsangan kimia. Makanan atau minuman yang
menyentuh papila lidah kemudian menuju ke saraf gustatori lanjut ke medula oblongata
lalu menuju talamus dan yang terakhir menuju otak. Otak akan menerima informasi
tersebut dan menerjemahkannya sehingga bisa merasakan minuman dan makanan
tersebut.

4. Anatomi dan Fisiologi Hidung


Hidung adalah alat indra yang berfungsi sebagai alat penciuman. Indra penciuman
manusia dapat mengenali lebih dari satu triliun aroma. Serabut-serabut pada saraf
penciuman terdapat pada bagian atas selaput lendir hidung. Serabut-serabut olfaktori ini
mempunyai fungsi untuk mendeteksi rangsang zat kimia dalam bentuk gas di udara
(kemoreseptor). Bagian-bagian hidung terdiri dari :

 Lubang Hidung
Lubang hidung merupakan bagian yang mempunyai fungsi untuk melindungi
hidung dari berbagai ancaman dari luar. Dan juga berperan sebagai pengatur
ukuran sesuatu yang bisa masuk ke dalam hidung.
 Bulu Hidung
Bulu hidung terdiri dari rambut – rambut halus pada hidung yang memiliki
fungsi sebagai penyaring udara yang masuk. Bulu hidung nantinya akan
menahan kotoran sehingga tidak bisa masuk ke sistem pernapasan selanjutnya.
 Septum (Pemisah) Hidung
Septum hidung merupakan bagian yang memisahkan hidung menjadi dua
bagian (kiri dan kanan) mulai dari lubang hidung sampai bagian tenggorokan
awal.
 Rongga Hidung
Pada rongga hidung diperoleh selaput lendir dan silia (rambut halus). Rongga
hidung memiliki fungsi untuk melanjutkan udara yang masuk kemudian
mengarah ke tenggorokkan. Rongga hidung juga bisa menjaga kelembapan,
suhu dan tekanan udara.
 Saraf Hidung (Saraf Olfaktori)
Saraf hidung atau olfaktori ialah salah satu dari dua belas saraf kranial yang
berhubungan langsung dengan otak. Saraf olfaktori ini ialah saraf kranial yang
memiliki fungsi sebagai reseptor utama dalam indera penciuman. Saraf ini
akan menerima rangsangan berupa aroma yang terbawa bersama dengan udara
yang dihirup lalu mengirimkan informasi berupa impuls. Fungsi dari saraf
olfaktori akan berkaitan dengan rasa makanan atau minuman yang kita
konsumsi.
 Sinus Hidung
Sinus merupakan bagian berbentuk rongga yang berada disekitaran hidung.
Manusia memiliki empat pasang sinus hidung. Strukur ini disebut juga sinus
paranasal. Semua sinus akan berakhir ke dalam rongga hidung. Sinus hidung
memiliki fungsi untuk melembabkan dan menyaring udara.
 Tulang Rawan Hidung
Tulang rawan pada hidung ialah bagian kuat namun elastis pembentuk bagian
ujung hidung. Tulang rawan memiliki bentuk yang menyusun hidung dan juga
menentukan bentuk hidung. Tulang rawan yang membentuk bagian hidung
dinamai tulang rawan hialin yang memiliki sifat semi transpasan, kuat dan
juga fleksibel. Walaupun memiliki sifat kuat dan elastis, tulang rawan juga
bisa rusak jika terjadi benturan yang sangat keras.
 Silia
Silia merupakan bagian bulu hidung yang sangat halus, silia berfungsi untuk
mengerjakan penyaringan udara yang masuk ke hidung.
 Selaput Lendir
Selaput lendir pada hidung ialah bagian yang memiliki fungsi untuk
menghasilkan mukus (ingus) jadi hidung dapat terlindung dari berbagai jenis
kotoran dan bakteri.
 Saluran dari Hidung ke Tenggorokkan (Nasofaring)
Pada Nasofaring ada tuba eustachius dan juga tonsil adenoid (faringeal).
Nasofaring ini akan berperan untuk mengatur tekanan udara oleh tuba
eustachius (saluran penghubung telinga dengan tenggorokkan) dan juga
sebagai pelindung dari infeksi oleh tonsil adenoid

Cara Kerja Hidung


Udara yang kita hirup pertama-tama akan masuk ke rongga hidung. Di bagian atas
rongga hidung terdapat epitelium penciuman atau olfaktori. Olfaktori memegang peranan
penting dalam hal penciuman karena mengandung reseptor yang dapat mendeteksi
aroma. Setelah berhasil mengenali bau, reseptor mengirim sinyal ke saraf penciuman dan
dilanjutkan ke bulbus olfaktorius (olfactory bulb). Setelah itu, sinyal dikirim ke otak
untuk diinterpretasikan sebagai bau sebagaimana yang dihirup.

5. Anatomi dan Fisiologi Kulit


Kulit ialah salah satu alat indera yang mampu untuk menerima sebuah rangsangan
temperatur suhu, sentuhan,rasa sakit, tekanan, tekstur, dan lain sebagainya. Pada kulit
terdapat sebuah reseptor yang peka terhadap sebuah rangsangan fisik (mekanoreseptor).
Contohnya yaitu pada sentuhan, tekanan, panan, dingin, dan nyeri. Bagian-bagian kulit
terdiri dari lapisan utama seperti epidermis, dermis, dan hypodermis serta anatomi kulit
lainnya yang memiliki fungsi masing-masing.

 Epidermis
Epidermis adalah struktur kulit terluar pada tubuh manusia dan selalu
mengalami regenerasi karena peluruhan sel-sel kulit mati setiap hari. Fungsi
kulit epidermis yang utama adalah membentuk sel-sel kulit baru, memberi
warna pada kulit karena mengandung melanosit yaitu sel yang memproduksi
melanin (pigmen pemberi warna kulit), dan melindungi lapisan kulit
dibawahnya. Lapisan kulit epidermis terbagi menjadi lima sublapisan kulit
yaitu stratum korneum, stratum lucidum, stratum granulosum, stratum
spinosum, dan stratum germinativum.
 Dermis
Dermis adalah lapisan kulit yang berada dibawah epidermis. Dermis
merupakan lapisan kulit yang paling tebal karena terdapat pembuluh darah
dan saraf, kelenjar keringat, dan kelenjar minyak, folikel rambut hinga saluran
limfe. Fungsi demis adalah meraakan sakit dan sentuhan, memproduksi
keringat dan minyak, menumbuhkan rambut, mengalirkan darah yang
menutrisi kulit, dan melawan infeksi.
 Hypodermis
Hypodermis adalah lapisan kulit paling bawah atau paling dalam. Pada lapisan
ini terdapat jaringan lemak, jaringan penghubung, dan elastin (sejenis protein
yang membantu jaringan kulit embali ke bentuk semula setelah mengalami
peradangan ). Fungsi lapisan lemak pada hypodermis adalah melindungi tubuh
dari panas dan dingin, sebagai cadangan energi, dan sebagai bantalan yang
melindungi tulang, otak, dan organ dalam tubuh.
Selain ketiga lapisan kulit hypodermis diatas, struktur anatomi kulit juga meliputi
bagian-bagian kulit lainnya seperti folikel rambut yang berfungsi untuk memproduksi sel-
sel rambut yang akan tumbuh di kulit kepala, wajah, dan seluruh tubuh. Selain itu juga
terdapat kelenjar keringat, pembuluh darah, dan ujung saraf.

KELAINAN/PENYAKIT PADA ALAT INDERA


1. Mata
a. Rabun jauh (miopi)
Rabun jauh atau miopi merupakan kondisi ketidakmampuan mata untuk melihat
benda yang berjarak jauh. Rabun jauh disebut miopi. Penyebab rabun jauh adalah
ukuran bola mata terlalu panjang dari ukuran normal, sehingga bayangan benda jatuh
di depan retina. Rabun jauh dapat diatasi dengan menggunakan kaca mata
berlensa cekung (negatif).
b. Rabun dekat (hipermetropi)
Rabun dekat (hipermetropi) adalah ketidakmampuan mata untuk melihat benda
padajarak dekat. Hal ini disebabkan oleh ukuran bola mata yang terlalu pendek,
sehingga bayangan jatuh di belakang retina. Rabun dekat dapat diatasi menggunakan
kaca mata berlensa cembung (positif).
c. Presbiopi
Presbiopi atau rabun tua disebabkan karena menurunnya daya akomodasi lensa mata,
sehingga lensa mata kehilangan elastisitasnya seiring bertambahnya usia seseorang.
Penderita presbiopi tidak mampu melihat benda yang terlalu jauh dan terlalau
dekat.Presbiopi biasanya diderita oleh orang-orang yang sudah tua atau lanjut usia.
Penderita presbiopi ditolong dengan kacamata lensa rangkap, yaitu kacamata
cembung dan cekung.
d. Katarak
Katarak adalah gangguan penglihatan yang disebabkan oleh lensa mata yang keruh,
sehingga menghalangi masuknya cahaya pada retina. Apabila tidak segera diobati,
katarak dapat menimbulkan kebutaan dengan tanpa rasa sakit. Penderita katarak pada
umumnya berumur di atas 55 tahun. Katarak dapat disembuhkan dengan melakukan
operasi mata
e. Buta warna
Buta warna adalah kondisi dimana mata tidak mampu untuk membedakan warna.
Buta warna merupakan penyakit yang bersifat menurun. Apabila seseorang hanya
mampu melihat warna hitam dan putih saja, maka dikatakan buta warna total. Akan
tetapi, jika seseorang tidak bisa membedakan warna tertentu, disebut buta warna
parsial.
2. Hidung
a. Anosmia, yaitu gangguan hidung karena hidung tidak dapat mencium bau yang
disebabkan oleh penyumbatan rongga hidung karena polip atau tumor atau karena
virus.
b. Influenza, yang penyebabnya adalah infeksi virus flu yang menyebabkan
tersumbatnya rongga hidung sehingga kemamouan membau menjadi berkurang.
c. Polip hidung, adalah benjolan pada hidung namun tidak menimbulkan rasa sakit dan
tidak dikategorikan sebagai kanker.
d. Rhinitis,yang ditandai dengan iritasi pada selaput lender
3. Telinga
a. Tuli, disebabkan oleh gangguan transmisi suara kedalam koklea akibat tumpukan
kotoran atau bisa juga terjadi karena kerusakan koklea
b. Infeksi telingan bagian luar (otitis eksterns), yang menyebabkan bagian yang
terinfeksi akan mengeluarkan nanah sehingga harus segera diobati
c. Infeksi telinga bagian dalam (otitis interna), yaitu infeksi saluran telinga bagian
tengah yang biasanya terjadi karena bakteri atau infeksi virus yang menyerang bagian
tengah saluran telinga
d. Otosklerosis, adalah kelainan pada tulang sanggurdi yang ditandai dengan gejala
tinnitus (dering pada telinga) ketika masih kecil
e. Kerusakan gendang telinga seperti pecah.
4. Lidah
a. Lidah berubah warna. Perubahan warna pada lidah menjadi pink terang sering
disebabkan kekurangan asam folat, vitamin B12, atau zat besi. Selain itu, lidah juga
dapat berubah warna menjadi warna putih biasanya disebabkan oleh kebiasaan
minum alkohol, merokok, infeksi jamur, dan sisa-sisa makanan yang tidak
dibersihkan.
b. Lidah berubah tekstur. Tekstur lidah menjadi berbulu atau tampak berbulu hitam,
kemungkinan disebabkan oleh antibiotik atau kebiasaan merokok, sering
mengonsumsi kopi, menggunakan obat kumur, serta paparan radiasi di kepala atau
leher.
c. Lidah nyeri. Nyeri lidah paling sering disebabkan karena sariawan. Penyebabnya
karena alergi makanan, kekurangan vitamin dan zat besi, penggunaan pasta gigi dan
obat kumur berbahan keras, atau tidak sengaja menggigit lidah saat makan atau
bicara. Nyeri juga bisa disebabkan oleh peradangan papilla alias kuncup pengecap.

5. Kulit

a. Jerawat. Jerawat adalah salah satu masalah kulit yang disebabkan karena ada
gangguan pada bagian kelenjar kulit. Kelenjar kulit terhubung secara langsung
dengan bagian pori-pori kulit. Kelenjar minyak yang ada di bagian bawah kulit dapat
terkena infeksi dari kotoran luar yang masuk lewat pori-pori, sel-sel kulit mati dan
bakteri atau virus, sehingga terbentuk jerawat.
b. Panu. Panu termasuk dalam penyakit kulit yang disebabkan karena infeksi jamur yang
menyerang pada bagian pigmen kulit. Infeksi panu yang terjadi menyebabkan bercak
putih yang akan terlihat karena berbeda dengan bagian kulit yang lain.
c. Herpes. Herpes adalah jenis penyakit kulit yang disebabkan oleh virus varisella.
Herpes dapat menyebabkan kulit menjadi ruam dan terasa perih serta gatal. Penyakit
ini sangat mengganggu, karena biasanya menyebabkan sakit dan demam pada
penderitanya.
HASIL TANYA JAWAB

Kelompok Pertanyaan Jawaban

1 Penanya : Resky Nurul Hikmah Penjawab : Andi Baso Arsidin


Sistem saraf dapat berfungsi Fungsi sistem saraf yang paling utama
dengan baik apabila apabila adalah menerima, mengolah dan
fungsi sensorik, fungsi pengatur, menyampaikan rangsangan dari seluruh
dan fungsi motoric saling organ. Fungsi ini berjalan jika ada kordinasi
berkorrdinasi. Apakah yang akan antara sistem saraf pusat dan sistem saraf
terjadi apabila ketiga fungsi tepi yaitu Sensorik,Pengatur/saraf pusat, dan
tersebut terganggu? Apakah motorik. Apabila sensorik ini terganggu
sistem saraf sudah tidak bisa maka tubuh tidak bisa merasakan
bereaksi lagi terhadap perubahan rangsangan seperti tekanan, atau perubuhan
di lingkungan eksternal ? suhu, begitupun dengan saraf pusat tidak
dapat bekerja dengan efektif karena tidak
mendapat informasi dari sensorik sehingga
saraf pusat tidak mampu mengolah
informasi, begitupun dengan motorik tidak
ada relasi tubuh yang terjadi karena tidak
ada rangsangan dari sensorik dan tidak ada
informasi dari saraf pusat sehingga sistem
kerja saraf terganggu. Jadi sistem saraf tidak
dapat bereaksi secara efektif, adapun
hubungannya terhadap perubahan
lingkungan eksternal tergantung dari bagian
sensorik yang mengalami gangguan.Jika
sensorik thermoresptor maka saraf tidak
bisa bereaksi dengan perubahan suhu seperti
panas atau dingin,Mekanoreseptor saraf
tidak bisa bereaksi terhadap perubahan
tekanan, Photoreseptor saraf tidak bisa
bereaksi dengan rangsangan.
2 Penanya : Asyifa Zahrani Penjawab : Zalsah Puteri Annisa Syahrani
Salah satu gangguan atau Sembuh dari penyakit stroke berarti selamat
penyakit pada saraf adalah stroke. dari kecacatan dan kematian.Perbedaan
Di Indonesia penderita penyakit kondisi yang dialami penderita tergantung
ini lumayan banyak. Tetapi rata- dari beratnya sumbatan pada otak dan
rata orang yang menderita perawatan waktu stadium
penyakit ini walaupun sudah dini.Kemungkinan besar orang yang
dinyatakan sembuh, tetapi mengalami keadaan kaki atau tangan yang
kondisinya tidak sesempurna sulit bergerak mereka mengalami
dulu. Salah satu contohnya Hemiparesis .Hemiparesis adalah keadaan
adalah, salah satu tangan atau saat anggoat tubuh sulit digerakkan atau
kaki tidak dapat digerakkan tubuh mengalami setengan lumpuh. ialah
dengan baik. Apa yang terjadi karen adanya kerusakan jaringan
menyebabkan hal tersebut? pada slah satu sisi otak. Lokasi peredaran
Apakah saraf yang terganggu darah yang tergangguu di otak menentukan
tidak dapat kembali ke sedia kala? bagian tubuh yang akan mebgalami
gangguan .Dan kerusakan otak ini kebanyak
disebabkan oleh penyakit stroke itu sendiri.
Dan hal yang perlu dilakukan dalam
menganani ini adalah dengan mengonsumsi
obat dri
dokter,operasi,fisioterapi,psikoterapi,bahkan
dengan menggunakan alat bantu.
4 Penanya : Kirani Nur Mardatilla Penjawab : Iqra Wulandari
Apakah bisa dijelaskan salah satu Sel saraf intermediet menghubungkan sel
gangguan yang berkaitan dengan saraf sensori dengan sel sarafcmotorik, Jadi
sel saraf intermediate? ketika rusak maka otomatis sel saraf
sensori tidak dapat terhubung dengan sel
saraf motorik, jadi kelainan atau gangguan
yang mungkin terjadi adalah CIPA yang
tidak bisa merasakan rasa sakit. Dimana
penyakit CIPA, Ketidakpekaan bawaan
terhadap nyeri dengan anhidrosis (CIPA)
adalah gangguan resesif autosomal langka
pada sistem saraf yang mencegah rasa sakit
atau suhu, dan mencegah seseorang
berkeringat. Gangguan kognitif biasanya
terjadi secara kebetulan. CIPA adalah tipe
keempat dari neuropati sensorik dan otonom
herediter (HSAN), dan juga dikenal sebagai
HSAN IV.Diagnosis dibuat berdasarkan
kriteria klinis dan dapat dikonfirmasi
dengan pengujian genetik
Tanda-tanda CIPA sudah ada sejak bayi.
Bayi mungkin datang dengan kejang yang
berhubungan dengan hipertermia. Karena
orang dengan kondisi ini tidak dapat
berkeringat, mereka tidak dapat mengatur
suhu tubuhnya. Mereka yang terpengaruh
tidak dapat merasakan sakit dan suhu
Kurangnya rasa sakit menempatkan mereka
yang menderita CIPA pada risiko tinggi
untuk melukai diri sendiri secara tidak
sengaja. Ulserasi kornea terjadi karena
kurangnya impuls pelindung. Masalah sendi
dan tulang sering terjadi karena cedera
berulang, dan luka sembuh dengan
buruk.CIPA disebabkan oleh mutasi genetik
yang mencegah pembentukan sel saraf yang
bertanggung jawab untuk mengirimkan
sinyal rasa sakit, panas, dan dingin ke otak.
Gangguan ini resesif autosom.Hal ini
disebabkan oleh mutasi pada NTRK1, gen
yang mengkode reseptor neurotropik tirosin
kinase. NTRK1 adalah reseptor untuk faktor
pertumbuhan saraf (NGF). Protein ini
menginduksi pertumbuhan akson dan
dendrit serta meningkatkan kelangsungan
hidup neuron sensorik dan simpatis
embrionik. Mutasi pada NTRK1 tidak
memungkinkan NGF untuk mengikat
dengan baik, menyebabkan cacat pada
perkembangan dan fungsi penerimaan
nosiseptif.
Kelainan mitokondria pada sel otot telah
ditemukan pada penderita CIPA. Biopsi
kulit menunjukkan kurangnya persarafan
kelenjar ekrin dan biopsi saraf
menunjukkan kurangnya serat mielin dan
tidak bermielin kecil.

Anda mungkin juga menyukai