Anda di halaman 1dari 5

TUGAS ESSAY

SOMATOSENSORIS

Disusun oleh :

Nama : Putu Demas Ardina Merta


Kelas :B
NIM : 018.06.0060
Dosen : dr. Angelica Vanini Winata Taufiq, Sp.KK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM
TAHUN 2020-2021
SOMATOSENSORIS

Topik kuliah mengenai Fisiologis Somatosensoris 1 yang disampaikan oleh dr.


Angelica Vanini W. Taufik, Sp.KK berjudul “Somatosensoris Kulit”. Sistem somatosensori
adalah bagian dari sistem saraf sensorik. Sistem somatosensori adalah sistem kompleks
neuron sensorik dan jalur saraf yang merespons perubahan di permukaan atau di dalam tubuh.
Akson (sebagai serabut saraf aferen) dari neuron sensorik terhubung dengan, atau merespons,
berbagai sel reseptor. Sel-sel reseptor sensorik ini diaktifkan oleh rangsangan yang berbeda
seperti panas dan nosisepsi, memberikan nama fungsional pada neuron sensorik yang
merespons, seperti termoreseptor yang membawa informasi tentang perubahan suhu. Jenis
lainnya termasuk mechanoreceptors, chemoreceptors, dan nociceptors yang mengirim sinyal
di sepanjang saraf sensorik ke sumsum tulang belakang di mana mereka dapat diproses oleh
neuron sensorik lain dan kemudian diteruskan ke otak untuk diproses lebih lanjut. Reseptor
sensorik ditemukan di seluruh tubuh termasuk salah satunya kulit. Maka dari itu penting
sekali memahami kuliah mengenai topik ini.
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan
organ terberat dan terbesar dari tubuh. Kulit terdiri dari beberapa bagian seperti epidermis,
dermis, dan subkutis. Epidermis memiliki beberapa lapisan antara lain stratum korneum,
stratum lusidum, stratum stratum granulosum, stratum spinosum dan stratum basalis. Dermis
memiliki 2 lapisan yaitu lapisan papiler dan lapisan retikular. Pada subkutis merupakan
lapisan lemak yang terdiri dari jaringan ikat serta banyaknya sel-sel muda.
Sensasi somatosensori adalah sensasi yang terjadi dari tubuh yang dikirimkan
oleh saraf sensorik perifer dan bukan merupakan sensasi spesial seperti penglihatan,
pembauan, pendengaran, perasa. Sistem somatosensori ini dibagi menjadi 3, sistem tersebut
antara lain sebagai berikut:
(1) Sistem eksteroreseptif, yakni indra kulit sebagai mediannya dalam menerima stimuli
dari lingkungan luar
(2) Sistem Proprioseptif, yakni memonitor informasi tentang posisi tubuh yang datangnya
dari reseptor-reseptor di otot,sendi,serta organ keeseimbangan
(3) Sistem Interoseptif, yakni stimulusnya berupa informasi umum tentang kondisi dalam
tubuh seperti temperatur dan tekanan darah
Beberapa Reseptor yang terdapat di kulit adalah
1) Free Nerve endings (ujung-ujung saraf bebas),merupakan reseptor kutaneus paling
sederhana, ujung-ujung sarafnya tanpa struktur yang khusus dan sangat sensitive
terhadap perubahan suhu dan rasa sakit.
2) Pacinian corpuscles(korpuskel pacinian),bentuknya seperti bawang, merupakan
reseptor terbesar dan terdalam , mudah beradaptasi dengan cepat, mereka dapat
merespon perubahan mendadak pada kulit.merupakan ujung saraf perasa tekanan
kuat.
3) Merkel’s disks, merespons paling kuat indensasi gradual kulit dan peregangan gradual
kulit. Beradaptasi dengan lambat.merupakan ujung saraf perasa sentuhan dan tekanan
ringan.
4) Ruffini endings,respon dan adaptasinya sama dengan reseptor Merkel’s
disks.merupakan ujung saraf perasa panas
Berikut jaras dari rangsangan pada kulit :
Rasa mekanik, rasa suhu dan rasa nyeri berbeda dengan alat indra yang lain.
Reseptornya tergabung dalam satu organ tertentu. Masing–masing reseptor modalitas rasa ini
berdiri sendiri secara terpisah dan tersebar hampir diseluruh bagian tubuh. Serat aferennya
tidak membentuk berkas saraf khusus tetapi tersebar pada banyak saraf perifer dan jaringan
saraf di pusat. Dengan demikian modalitas rasa ini tidak membentuk alat indra tertentu yang
khas.
Rasa mekanik mempunyai beberapa modalitas (kualitas) yaitu rasa tekan, rasa raba,
dan rasa geli yang berbeda di setiap bagian tubuh tetentu. Dengan menggunakan
aestesiometer dapat diketahui bagian kulit yang paling peka terhadap rangsangan. Pada
permukaan kulit yang peka, titik tekan lebih padat dibandingkan dengan kulit lain. Titik rasa
tekan tersebut merupakan manifestasi adanya reseptor tekan pada bagian kulit di bawahnya.
Rasa suhu mempunyai dua submodalitas yaitu rasa dingin dan rasa panas. Reseptor
dingin/panas berfungsi mengindrai rasa dingin/rasa panas dan refleks pengaturan suhu tubuh.
Reseptor ini dibantu oleh reseptor yang terdapat di dalam sistem saraf pusat. Dengan
pengukuran waktu reaksi, dapat dinyatakan bahwa kecepatan hantaran rasa panas. Dengan
anastesi blok rasa dingin/panas dapat diblok sehingga objektif maupun subjektif rasa dingin
dan panas dapat dipisahkan.
Rasa propriosepsi berasal dari dalam tubuh sendiri atau disebut juga rasa dalam.
Reseptor tidak terdapat pada kulit tetapi dibagian lebih dalam yaitu di dalam otot, tendo, dan
sendi. Informasi propriosepsi dihantarkan ke medulla spinalis melalui kolom dorsal masuk ke
serebelum. Sebagian berjalan ke laminikus medial dan thalamus ke korteks. Impuls berasal
dari komparan otot, organ sensorik di dalam, dan sekitar sendi. Neuron dalam korteks
sensoris berespons terhadap gerakan–gerakan tertentu.
Rasa nyeri timbul oleh rangsangan yang merusak. Rasa nyeri ini terutama berfungsi
untuk pelindungi, mencegah kerusakan lebih lanjut dari jaringan yang terkena. Modalitas rasa
nyeri dibagi atas submodalitas nyeri somatik dan nyeri visera. Nyeri somatik dibagi menjadi
submodalitas nyeri permukaan dan nyeri dalam. Zat kimia pada kadar tertentu dapat
menimbulkan nyeri (misalnya : asetilkoin, serotonin, histamine yang juga menimbulkan rasa
gatal). Rasa nyeri terdiri dari nyeri proyeksi. nyeri alih, hiperalgesia, hipalgesia dan nyeri
kronis.
Rasa gatal merupakan bentuk khusus rasa nyeri yang timbul pada kondisi
perangsangan tertentu. Perangsangan yang berurutan dengan rangsangan makin kuat. Suatu
saat rasa gatal yang timbul diganti dengan rasa nyeri. Bila rangsangannya mencapai intensitas
yang tinggi, rasa gatal yang dialami dapat hilang. Bila jaras spinotalamatik yang sedang
dilewati rasa gatal. Rasa nyeri dengan cara tertentu jika titik gatal sama dengan titik nyeri.
Reseptor gatal terletak pada bagian kulit permukaan sedangkan reseptor nyeri terdapat lebih
dalam dari kulit.
DAFTAR PUSTAKA

Ganong, W. F., 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta : EGC

Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai