Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI MANUSIA
“Pemeriksaan Denyut Nadi”

Disusun oleh:
Fani Pranidasari (NIM. 6411420059)

Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang
2021
A. Judul

Pemeriksaan Denyut Nadi pada Arteri Radialis dan Brankialis pada Tangan Kanan dan
Kiri.

B. Tujuan Praktikum

Praktikum dilakukan dengan tujuan untuk menghitung denyut nadi, kemudian


membandingkannya antara denyut nadi pada tangan kanan dan kiri.

C. Dasar teori

Detak jantung atau juga dikenal dengan denyut nadi adalah tanda penting dalam bidang
medis yang bermanfaat untuk mengevaluasi dengan cepat kesehatan atau mengetahui
kebugaran seseorang secara umum. Pada orang dewasa yang sehat, saat sedang istirahat maka
denyut jantung yang normal adalah sekitar 60-100denyut per menit (bpm). Jika didapatkan
denyut jantung yang lebih rendah saat sedang istirahat, pada umumnya menunjukkan fungsi
jantung yang lebih efisien dan lebih baik kebugaran kardiovaskularnya.
Denyut nadi adalah denyutan arteri dari gelombang darah yang mengalir melalui
pembuluh darah sebagai akibat dari denyutan jantung. Denyut dapat dirasakan di titik
manapun yang arterinya terletak dekat permukaan kulit dan dibantali dengan sesuatu yang
keras. Arteri yang biasa teraba adalah arteri radial pada pergelangan tangan. Dua bunyi
jantung sebanding dengan satu denyut nadi. Frekuensi denyut nadi memberikan informasi
mengenai kerja jantung, pembuluh darah, dan sirkulasi.
Denyut jantung yang optimal untuk setiap individu berbeda-beda tergantung pada kapan
waktu mengukur detak jantung tersebut (saat istirahat atau setelah berolahraga). Variasi
dalam detak jantung sesuai dengan jumlah oksigen yang diperlukan oleh tubuh saat itu. Detak
jantung atau juga dikenal dengan denyut nadi adalah tanda penting dalam bidang medis yang
bermanfaat untuk mengevaluasi dengan cepat kesehatan atau mengetahui kebugaran
seseorang secara umum.
Pada umumnya ada 9 tempat untuk merasakan denyut nadi yaitu temporalis, karotid, apikal,
brankialis, femoralis, radialis, poplitea, dorsalis pedis dan tibialis posterior, namun yang paling
sering dilakukan yaitu :
1. Arteri Radialis
Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba diatas pergelangan tangan pada sisi
ibu jari. Relatif mudah dan sering dipakai secara rutin.
2. Arteri Brankialis
Terletak di dalam otot biceps dari lengan atau medial di lipatan siku (fossa antekubital).
Digunakan untuk mengukur tekanan darah dan kasus cardiac arrest pada infant.
3. Arteri Karotid
Terletak dileher dibawah lobus telinga, dimana terdapat arteri karotid berjalan diantara
trakea dan otot sternokleidomastoideus. Sering digunakan untuk bayi, kasus cardiac arrest dan
untuk memantau sirkulasi darah ke otak.
Frekuensi denyut nadi manusia bervariasi, tergantung dari banyak faktor yang
mempengaruhinya, pada saat aktifitas normal :
Normal : 60 – 100 x / menit,

Bradikardi : < 60 x / menit

Takikardi : > 100 x/menit

Berdasarkan kuat dan lemahnya denyut arteri diklasifikasikan :

a. Tidak teraba denyut : 0


b. Ada denyut tetapi sulit teraba : +1,
c. Denyut normal teraba dengan mudah dan tidak mudah hilang : +2
d. Denyut kuat, mudah teraba seakan- akan memantul terhadap ujung jari serta tidak mudah
hilang: + 3

D. Metode praktikum (alat, bahan dan cara kerja)

Alat

- Alat pengukur waktu (stop watch)


- Buku catatan
- Alat tulis

Cara Kerja

1. Ketika posisi probandus berbaring ukur denyut nadi dengan menekan pergelangan tangan
dengan tiga jari sampai menemukan letak denyut nadi dan menghitungnya selama 1 menit.
Hal ini dilakukan bergantian antara tangan kanan dan kiri, kemudian catat hasilnya dibuku
catatan.
2. Ketika posisi probandus berbaring ukur denyut nadi dengan menekan lipatan lengan dengan
tiga jari sampai menemukan letak denyut nadi dan menghitungnya selama 1 menit. Hal ini
dilakukan bergantian antara tangan kanan dan kiri, kemudian catat hasilnya dibuku catatan.
3. Ketika posisi probandus duduk ukur denyut nadi dengan menekan pergelangan tangan
dengan tiga jari sampai menemukan letak denyut nadi dan menghitungnya selama 1 menit.
Hal ini dilakukan bergantian antara tangan kanan dan kiri, kemudian catat hasilnya dibuku
catatan.
4. Ketika posisi probandus duduk ukur denyut nadi dengan menekan lipatan lengan dengan
tiga jari sampai menemukan letak denyut nadi dan menghitungnya selama 1 menit. Hal ini
dilakukan bergantian antara tangan kanan dan kiri, kemudian catat hasilnya dibuku catatan.
5. Ketika posisi probandus berdiri ukur denyut nadi dengan menekan pergelangan tangan
dengan tiga jari sampai menemukan letak denyut nadi dan menghitungnya selama 1 menit.
Hal ini dilakukan bergantian antara tangan kanan dan kiri, kemudian catat hasilnya dibuku
catatan.
6. Ketika posisi probandus berdiri ukur denyut nadi dengan menekan lipatan lengan dengan
tiga jari sampai menemukan letak denyut nadi dan menghitungnya selama 1 menit. Hal ini
dilakukan bergantian antara tangan kanan dan kiri, kemudian catat hasilnya dibuku catatan.
7. Setelah melakukan aktivitas naik turun tangga selama lima menit, ukur denyut nadi dengan
menekan pergelangan tangan dengan tiga jari sampai menemukan letak denyut nadi dan
menghitungnya selama 1 menit. Hal ini dilakukan bergantian antara tangan kanan dan kiri,
kemudian catat hasilnya dibuku catatan.
8. Setelah melakukan aktivitas naik turun tangga selama lima menit, ukur denyut nadi dengan
menekan lipatan lengan dengan tiga jari sampai menemukan letak denyut nadi dan
menghitungnya selama 1 menit. Hal ini dilakukan bergantian antara tangan kanan dan kiri,
kemudian catat hasilnya dibuku catatan.
9. Setelah data terkumpul nilai kekuatan denyut nadi, kemudian bandingkan nadi pada tangan
kanan dan kiri.
10. Langkah terakhir yaitu interpretasi hasil praktikum.

E. Hasil dan Pembahasan


Hasil dari praktikum antara lain sebagai berikut
Pengukuran Denyut Nadi pada Arteri Radialis

No. Posisi Probandus Tangan kanan Tangan kiri

1. Berbaring 64 x/ menit 65 x/ menit

2. Duduk 67 x/ menit 67 x/ menit

3. Berdiri 77 x/ menit 78 x/ menit

4. Naik turun tangga 100 x/ menit 101 x/ menit

Pembahasan
Pada pengukuran denyut nadi di arteri radialis didapatkan data bahwa saat dalam posisi
probandus berbaring denyut nadi tangan kanan 64/menit sedangkan tangan kiri 65/menit.
Pada posisi probandus duduk pengukuran denyut nadi tangan kanan dan kiri didapatkan
angka 67/ menit. Pada posisi probandus berdiri, didapatkan denyut nadi pada tangan kanan
77/ menit dan pada tangan kiri 78/ menit. Pada pengukuran denyut nadi setelah beraktivitas
naik turun tangga selama lima menit, didapatkan angka 100/ menit pada tangan kanan dan
101/ menit pada tangan kiri.
Pengukuran kecepatan denyut nadi pada orang usia 19 tahun normalnya 60-100/ menit.
Dilihat dari data pengukuran bahwa denyut nadi saya tergolong normal. Pengukuran
kecepatan denyut nadi sedikit meningkat dari posisi berbaring, duduk, berdiri dan
beraktivitas dipengaruhi oleh perubahan posisi yang menyebabkan pasokan oksigen yang
lebih pada posisi duduk, berdiri dan berkativitas. Kecepatan denyut nadi pada saat
beraktivitas tergolong meningkat cepat karena ketika beraktivitas tubuh memerlukan lebih
banyak pasokan oksigen.
Perbandingan pengukuran kecepatan denyut nadi di tangan kanan dan kiri adalah
denyut nadi pada tangan kiri lebih cepat dari tangan kanan. Di samping itu, hasil
perhitungan tersebut berbeda-beda tiap titiknya. Seharusnya denyut tiap titiknya sama.
Perbedaan hasil dalam sebuah pengukuran merupakan suatu kewajaran, karena memang
pada dasarnya ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi baik dari pemeriksa, seperti
ketidaktepatan titik lokasi, ketidaktelitian, ketidakfokusan, sensitivitas dalam perabaan, dan
sebagainya.
Pengukuran Denyut Nadi pada Arteri Brankialis

No. Posisi Probandus Tangan kanan Tangan kiri

1. Berbaring 62 x/ menit 62x/ menit

2. Duduk 63 x/ menit 64 x/ menit

3. Berdiri 70 x/ menit 71 x/ menit

4. Naik turun tangga 100 x/ menit 101 x/ menit

Pembahasan :
Pada pengukuran denyut nadi di arteri brankialis, pada posisi probandus berbaring
didapatkan angka 62/menit pada tangan kanan dan kiri. Pada posisi probandus duduk,
pengukuran denyut nadi 63/ menit pada tangan kanan dan 64/ menit pada tangan kiri. Pada
posisi probandus berdiri, pengukuran denyut nadi 70/ menit pada tangan kanan dan 71/
menit pada tangan kiri. Pengukuran denyut nadi setelah melakukan aktivitas naik turun
tangga selama lima menit didapatkan angka 100/ menit pada tangan kanan dan 101/ menit
pada tangan kiri.
Pengukuran denyut nadi pada orang umur 19 tahun umumnya 60-100/ menit.
Pengukuran denyut nadi saya tergolong normal. Pengukuran kecepatan denyut nadi
didapatkan angka yang cenderung meningkat dari posisi probandus berbaring, duduk,
berdiri dan beraktivitas. Kecepatan denyut nadi meningkat drastis pada saat setelah
melakukan aktivitas naik turun tangga selama lima menit dikarenakan tubuh memerlukan
lebih banyak pasokan oksigen.
Terdapat perbedaan pengukuran denyut nadi pada tangan kanan dan kiri yaitu pada saat
posisi probandus duduk, denyut nadi tangan kiri cenderung lebih cepat dan pada saat posisi
probandus berdiri, denyut nadi tangan kiri juga cenderung lebih cepat. Umumnya denyut
nadi dititik yang sama baik tangan kanan dan kiri adalah sama. Terdapat perbedaan
merupakan hal yang wajar karena dalam pengukuran dapat terjadi ketidaktepatan titik
lokasi, ketidaktelitian, ketidakfokusan, sensitivitas dalam perabaan, dan sebagainya yang
dapat mempengaruhi hasil pengukuran.
F. Kesimpulan

Pengukuran denyut nadi pada arteri radialis dan brankialis pada posisi berbaring, duduk
dan berdiri pada tangan kanan dan kiri didapatkan angka pada rentang 60- 100/ menit dan
tergolong normal.

Perbandingan antara denyut nadi tangan kanan dan kiri adalah bahwa denyut nadi pada
tangan kiri cenderung lebih cepat. Perbedaan pengukuran denyut nadi pada tangan kanan dan
kiri dapat terjadi ketidaktepatan titik lokasi, ketidaktelitian, ketidakfokusan, sensitivitas dalam
perabaan, dan sebagainya yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran.

G. Referensi

Agus Sulistyowati, S. M. (2018, Februari 25). Pemeriksaan Tanda-tanda Vital. Retrieved


from eprints.kertacendekia.ac.id: http://eprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/39/1/290999-
pemeriksaan-tanda-tanda-vital-bf801e8f.pdf

Eriska, Y. a. (2016, November 25). Kesesuaian Tipe Tensimeter Pegas Dan Tensimeter
Digital Terhadap Pengukuran Tekanan Darah Pada Usia Dewasa. Retrieved from
eprints.undip.ac.id: http://eprints.undip.ac.id/50883/

Muhammad Abdul Manaf, F. N. (n.d.). Laporan Pemeriksaan Denyut Nadi. Retrieved from
Academia Edu:
https://www.academia.edu/36175709/LAPORAN_PRAKTIKUM_PEMERIKSAAN_DENY
UT_NADI

Anda mungkin juga menyukai