Disusun Oleh :
Fani Pranidasari (6411420059)
16.691
= 369.680× 100%
= 0,045%
PENGARUH PERHITUNGAN INDIKATOR KETENAGAKERJAAN
TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT
BAB I : PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan masalah tenaga kerja
pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja (Undang-undang RI Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan).
Tenaga kerja (manpower) merupakan penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang
sedang mencari kerja, dan yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus
rumah tangga. Tiga golongan yang disebut pencari kerja, bersekolah dan mengurus rumah
tangga, walaupun sedang tidak bekerja, mereka dianggap secara fisik mampu dan sewaktu-
waktu dapat ikut bekerja. Secara praktis, pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga kerja
dibedakan hanya oleh batas umur. Dimana tiap-tiap negara memberi batasan umur yang
berbeda.
Survei penduduk yang dilakukan oleh instansi pemerintahan Badan Pusat Statistik
(BPS) Tahun 2010 menggunakan batasan angkatan kerja usia kerja 15 tahun ke atas. Definisi
penduduk yang digolongkan bekerja pada sensus penduduk tahun 2010 adalah mereka yang
selama seminggu sebelum pencacahan melakukan suatu pekerjaan dengan maksud
memperoleh penghasilan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit dua jam (BPS,
2011). Tidak semua angkatan kerja terlibat dalam kegiatan ekonomi, tetapi hanya oleh
mereka yang bekerja pada suatu sektor pekerjaan baik pada sektor Pertanian, Pertambangan
dan Galian, Industri, Listrik, air minum, Konstruksi / Bangunan, Perdagangan, Transportasi,
Lembaga Keuangan , Jasa. Pertumbuhan angkatan kerja dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu
struktur umur penduduk dan tingkat partisipasi angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja dalam
suatu negara atau daerah pada suatu waktu tertentu tergantung dari jumlah penduduk usia
kerja. Perbandingan antara angkatan kerja dan penduduk dalam usia kerja ini disebut Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK).
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja juga dapat digunakan untuk menentukan
bagaimana pengaruh pekerjaan pada kesehatan suatu masyarakat disuatu daerah. Kesehatan
merupakan hal penting dan yang utama bagi seseorang agar dapat melakukan aktivitas dalam
kehidupan dengan lancar sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu,
diperlukan perhitungan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja untuk dapat mengetahui pengaruh
ketenagakerjaan terhadap kesehatan masyarakat.
Purworejo adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibu kota berada di
kota Purworejo. Menurut Angka Proyeksi Sensus Penduduk Tahun 2010, Penduduk
Kabupaten Purworejo pada tahun 2018 berjumlah 716.477 jiwa dengan komposisi 49,32
persen penduduk laki-laki dan 50,68 persen penduduk perempuan. Kabupaten Purworejo
dengan luas wilayah 1.034,82 km2 maka kepadatan penduduk setiap km2 sebesar 692. Laju
pertumbuhan pada tahun 2018 sebesar 0,32 persen. Dengan wilayah seluas itu dan
pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi maka semakin banyak pula keterlibatan penduduk
Purworejo dalam kehidupan yang ditunjukkan dengan partisipasi pekerjaan. Pekerjaan yang
mereka lakukan akan memberikan dampak pada kesehatan mereka. Oleh karena itu, paper ini
disusun untuk mengetahui bagaimana dampak perhitungan indikator ketenagakerjaan
terhadap kesehatan masyarakat.
Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan ketenagakerjaan?
b. Apa yang menjadi indikator perhitungan ketenagakerjaan?
c. Bagaimana perhitungan indikator ketenagakerjaan di Purworejo?
d. Bagaimana pengaruh angka partisipasi ketenagakerjaan terhadap kesehatan
masyarakat?
Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian ketenagakerjaan.
b. Untuk mengetahui indikator perhitungan ketenagakerjaan.
c. Untuk mengetahui perhitungan indikator ketenagakerjaan di Purworejo.
d. Untuk mengetahui pengaruh angka partisipasi ketenagakerjaan terhadap kesehatan
masyarakat.
BAB II : PEMBAHASAN
a. Pengertian Ketenagakerjaan
Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan menyatakan, “Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan
tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, sesudah masa kerja.“ Menurut ketentuan UU No.
13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan beserta peraturan pelaksanaannya, dari peraturan
pemerintah, peraturan menteri, hingga keputusan-keputusan menteri yang terkait, dapat
ditarik kesimpulan adanya beberapa pengertian ketenagakerjaan, sebagai berikut.
1. Ketenagakerjaan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tenaga kerja pada
waktu sebelum, selama, dan setelah selesainya masa hubungan kerja.
2. Tenaga kerja adalah objek, yaitu setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan untuk
menghasilkan barang atau jasa, untuk kebutuhan sendiri dan orang lain.
3. Pekerja atau buruh adalah setiap orang yang bekerja untuk orang lain dengan menerima
upah berupa uang atau imbalan dalam bentuk lain.
4. Pemberi kerja adalah orang perseorangan atau badan hukum yang memperkerjakan orang
lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.
Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 1969 dinyatakan bahwa “Tenaga kerja
adalah tiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar
hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang yang memenuhi kebutuhan masyarakat
(pasal 1). Jadi pengertian tenaga kerja menurut ketentuan ini meliputi tenaga kerja yang
bekerja di dalam maupun di luar hubungna kerja, dengan alat produksi utamanya dalam
proses produksi adalah tenaganya sendiri, baik tenaga fisik maupun pikiran.”
b. Indikator ketenagakerjaan
Indikator perhitungan ketenagakerjaan yaitu perhitungan Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) yang merupakan persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang
merupakan angkatan kerja yang mengindikasikan besarnya persentase penduduk
usia kerja yang aktif secara ekonomi disuatu negara/wilayah. Istilah umumnya tidak
termasuk pengusaha atau manajemen, dan dapat menyiratkan mereka yang terlibat dalam
kerja manual. Ini juga berarti semua orang yang tersedia untuk bekerja. Akan tetapi, apabila
angka TPAK kecil maka dapat diduga bahwa penduduk usia kerja banyak yang tergolong
bukan angkatan kerja baik yang sedang sekolah maupun mengurus rumah tangga dan lainnya.
Dengan demikian angka TPAK dipengaruhi oleh faktor jumlah penduduk yang masih
bersekolah dan penduduk yang mengurus rumah tangga. Rumus TPAK yaitu :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 (𝑏𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎+𝑚𝑒𝑛𝑐𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎)
TPAK = × 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑢𝑠𝑖𝑎 15 𝑡ℎ𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ
16.691
= 369.680 × 100%
= 0,045%
Dari perhitungan tingkat pengangguran diperoleh hasil 0,045%. Hal tersebut
menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang bekerja cukup banyak dari pada yang tidak
bekerja.