1
A. Gambarkan Piramida Penduduk tahun 2019, dan berikan diskripsi yang menjelaskan
keadaan penduduk tersebut!
Laki-laki Perempuan
Dari Data di atas jumlah penduduk provinsi DKI Jakarta menurut kelompok umur dan
jenis kelamin dapat di lihat dari bentuk nya yang hampir berimbang di tiap tiap kelompok
umur.
Maka berbentuk Piramida penduduk dewasa ( stationer ).
Piramida stationer berbentuk granat atau segi empat. Piramida stasioner mirip dengan
piramida konstruktif. Pada piramida stasioner, semua kohor kira-kira berukuran sama,
kecuali yang tertua.
Karakteristik dari piramida stasioner yaitu:
Angka kelahiran hampir sama dengan angka kematian
Jumlah penduduk muda, dewasa, dan tua hampir sama
Pertumbuhan penduduknya kecil - Rasio ketergantungan hampir nol
Terjadi di beberapa negara maju
B. Hitunglah Sex Ratio Penduduk DKI pada tahun 2019, serta jelaskan apa makna dari
angka Sex Ratio tersebut!
Rumus : Pm / Pf x 100
Keterangan :
Pm adalah jumlah penduduk laki-laki
Pf adalah jumlah penduduk perempuan
Diketahui :
Jumlah penduduk laki-laki = 5.285.321
Jumlah penduduk perempuan = 5.272.489
Ditanyakan :
Hitunglah Sex Ratio Penduduk DKI pada tahun 2019
Jawab :
Jumlah Penduduk Laki−laki
Sex Ratio = X 100
Jumlah Penduduk Perempuan
5.285.321
= X 100
5.272.489
= 100,24 %
Jadi, Makna Nilai 100 pada sex ratio pada ukuran ini adalah nilai ideal.
Angka yang lebih tinggi menunjukan kelebihan penduduk laki-laki dan angka yang lebih
rendah menunjukan kelebihan penduduk perempuan. Dan nilai ukuran tersebut dengan
proporsi yang sama.
C. Hitunglah Angka Dependency Ratio Penduduk DKI pada tahun 2017 dan 2019!
Jelaskan apa makna dari angka Dependency Ratio tersebut!
Rumus :
P65+¿
P0−14 + X 100¿
P 15−64
2017
Diketahui :
Jawaban :
P65+¿
¿ P0−14 + X 100 ¿
P 15−64
2.598.948+ 452.956
¿ X 100
7.415.725
3.051.904
¿ X 100=41 ,15 %
7.415.725
Maka, pada tahun 2017 di Provinsi DKI Jakarta 100 penduduk produktif menanggung
41 penduduk non produktif.
2019
Diketahui :
Jawaban:
P65+¿
¿ P0−14 + X 100 ¿
P 15−64
2.614 .791+483.619
¿ X 100
7.459 .400
3.098.410
¿ X 100=41 ,53 %
7.459.400
Maka, pada tahun 2019 di Provinsi DKI Jakarta 100 penduduk produktif menanggung
42 penduduk non produktif.
D. Berdasarkan data penduduk tahun 2017 dan 2019 tersebut, hitunglah angka
pertumbuhan penduduknya (r) dengan menggunakan Rumus Aritmatika/linier!
Rumus :
Pn = P0 {1 + (r.n)}
Keterangan:
Pn = Jumlah penduduk setelah n tahun ke depan.
P0 = Jumlah penduduk pada tahun awal.
r = Angka pertumbuhan penduduk.
n = Jangka waktu dalam tahun.
Jawab :
10.557.810 = 10.467.629 (1 + (r.2)
10.557.810 = (10.467.629 x1) + (10.467629 x 2r)
90.181 = 10.467.629 x 2r
0,0086 = 2r
0,0043 = r
R = 0,0043 = 0,43%
Jadi, Berdasarkan data penduduk tahun 2017 dan 2019 tersebut angka pertumbuhan
penduduknya (r) dengan menggunakan Rumus Aritmatika/linier adalah 0,43%.
NO. 2
A. Mengapa ketika PBK masih dalam isu konseptual muncul kesulitan dalam
menerjemahkan secara operasional?
Terdapat dua isu terkait dengan pembangunan berkelanjutan (PBK), yaitu masalah yang
menyangkut isu konseptual dan operasionalisasi konsep. Dari sisi konsep, pembangunan
berwawasan kependudukan (PBK) dalam banyak kesempatan disetarakan dengan konsep
people centered development. Secara sederhana konsep ini menjelaskan bahwa
pembangunan harus menjadi penduduk sebagai pusat atau titik sentralnya. BKKBN telah
berusaha untuk menjabarkan konsep tersebut secara lebih jelas dengan memperjelas
posisinya dalam konsep pembangunan lain (Permana, 2012). Hal tersebut merupakan
langkah awal yang harus ditindaklanjuti, sebab pengertian PBK dapat ditarik ke perspektif
yang lebih luas dengan mengaitkannya dengan konsep yang lain, misalnya pembangunan
manusia (human development), dan pembangunan sumber daya manusia (human
resource development). Perluasan konsep tersebut juga telah dilakukan oleh BKKBN
melalui serangkaian diskusi dengan tim ahli dan melakukan pilot project serta analisis data
sekunder untuk seluruh Indonesia.
3) Valid dan reliable : data yang digunakan harus valid (akurat) dan dapat dipercaya
(reliable).
4) Sensitive : indicator yang digunakan harus sensitive.
5) Measurable : indicator yang digunakan harus terukur.
6) User-friendly : indicator harus mudah digunakan.
7) Cost effective : efektif dari segi waktu dan biaya.
NO. 3
A. Ketika kebijakan kependudukan negara Indonesia merujuk pada Konvensi
Internasional, maka segala kebijakan kependudukan harus bersifat bottom up. Anda
diminta menjelaskan, mengapa demikian?
Hal ini di karenakan bahwa penduduk harus di posisikan sebagai subjek dan objek
pembangunan secara bersamaan. Penduduk tidak boleh di posisikan sebagai sasaran saja
tetapi penduduk harus berpatisipasi dalam kebijakan kependudukan dengan
mendengarkan aspirasi rakyat dan kemudian menjadi pemikiran dalam perencanaan oleh
pemerintah.
NO. 4
A. Salah satu tahap penting dalam perencanaan kependudukan adalah melakukan
proyeksi penduduk. Anda diminta menjelaskan apa yang dimaksud dengan “proyeksi
Penduduk”?
Proyeksi penduduk adalah usaha untuk mengetahui perubahan struktur penduduk di masa
yang akan datang. Lebih tepatnya, Proyeksi penduduk merupakan perhitungan ilmiah yang
didasarkan pada asumsi dari komponen-komponen laju pertumbuhan penduduk, yaitu
kelahiran, kematian, dan perpindahan (migrasi). Ketiga komponen tersebut akan
menentukan jumlah dan struktur umur penduduk di masa depan. Untuk menentukan
masing-masing asumsi diperlukan data yang menggambarkan tren di masa lampau hingga
saat ini, faktor-faktor yang mempengaruhi tiap-tiap komponen, dan hubungan antara satu
komponen dengan yang lain, termasuk target yang diharapkan dicapai pada masa
mendatang.
B. Mengapa data perubahan jumlah dan komposisi penduduk sangat penting dalam
perencanaan kependudukan di suatu negara? Jelaskan!
Dalam suatu negara pasti akan mengalami perubahan pada jumlah penduduk yang
disebabkan oleh adanya kelahiran dan kematian. Pertumbuhan penduduk yang terjadi di
suatu wilayah yang ada di dalam suatu negara menandakan bahwa ada cukup banyak orang
yang mulai mengalami kelahiran. Namun, di sisi lain, pertumbuhan penduduk juga bisa
menandai akan adanya perubahan jumlah penduduk yang disebabkan karena adanya
kematian.
Maka dari itu, pertumbuhan penduduk itu bisa berupa ada pertambahan jumlah penduduk
dan ada juga pengurangan jumlah penduduk. Jika, di dalam suatu wilayah angka kematian
lebih rendah daripada angka kelahiran, maka wilayah tersebut mengalami pertambahan
jumlah penduduk. Sedangkan, jika, angka kematian lebih tinggi daripada angka kelahiran,
maka di wilayah tersebut mengalami pengurangan.
Baik itu, pertambahan atau pengurangan penduduk bisa dikatakan sebagai hal yang wajar.
Namun, apabila terjadi ketidakseimbangan antara pertambahan dan pengurangan jumlah
penduduk, maka sangat rentang terjadi permasalahan sosial.
Pertumbuhan penduduk ini perlu dicatat oleh lembaga resmi pemerintah yang bertugas
untuk melakukan pendataan ini. Data pertumbuhan penduduk ini sangat bermanfaat untuk
memajukan suatu wilayah, bahkan suatu negara karena dengan data pertumbuhan
penduduk, negara akan tahu wilayah yang mana yang memiliki permasalahan penduduk.
Sumber: