Anda di halaman 1dari 13

BAB II

PEMBAHASAN

A. Komposisi Penduduk

Membagi penduduk atas kelompok-kelompok tertentu atau dapat pula dikatakan atas

komposisi penduduk tertentu, merupakan salah satu dari bentuk analisis penduduk.

Komposisi penduduk menggambarkan susunan penduduk yang dibuat berdasarkan

pengelompokkan penduduk menurut karakteristik-karakteristik yang sama.

Bermacam-macam komposisi penduduk dapat dibuat berdasarkan umur, jenis

kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan, bahasa, agama, pendapatan,

etnis, tempat tinggal, kewarganegaraan.

B. Klasifikasi Komposisi Penduduk.

Pengelompokkan penduduk berdasarkan ciri-ciri tertentu dapat diklasifikasikan

sebagai berikut :

1. Komposisi Penduduk Biologis.

Menurut Umur dan Jenis Kelamin Komposisi penduduk menurut jenis

kelamin sering digunakan untuk analisis dan perencanaan pembangunan (Bagoes,

Mantra, 2000:24).

Pada masa pemerintahan di orde baru Kantor Menteri Negara Kependudukan/

Kepala BKKBN dalam mempersiapkan alat-alat kontrasepsi membutuhkan data

pasangan usia subur. Kantor Menteri Tenaga Kerja dalam usaha pengadaan pasaran

kerja membutuhkan data jumlah angkatan kerja yang sedang mencari pekerjaan.

Kantor Menteri Pendidikan dan Kebudayaan membutuhkan data penduduk usia

sekolah dalam merencanakan wajib belajar.

Biasanya jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin dijadikan satu

tabel. Umur biasanya dikelompokkan dengan jenjang lima tahunan, misalnya


kelompok umur 0-4, 5-9, 10-14, …, 60-64, 65+ atau bisa juga satu tahunan misalnya

kelompok umur 0,1,2,…dst. Penduduk yang termasuk kelompok umur 5-9 tahun

misalnya adalah semua penduduk yang telah merayakan ulang tahunnya kelima, tetapi

belum merayakan ulang tahunnya yang kesepuluh. Struktur umur penduduk antara

negara satu dengan yang lain tidak sama. Begitu pula keadaannya bila dibandingkan

antara struktur umur penduduk negara-negara maju, antara daerah pedesaan dan

perkotaan.

Struktur umur penduduk dipengaruhi oleh tiga variabel demografi, yaitu

kelahiran, kematian, dan migrasi. Ketiga variabel ini sering saling berpengaruh satu

dengan yang lain. Kalau salah satu variabel berubah, kedua variabel yang lain juga

berubah. Faktor sosial ekonomi di suatu negara akan mempengaruhi struktur umur

penduduk melalui ketiga variabel demografi di atas.

Suatu negara dikatakan berstruktur umur muda, apabila kelompok penduduk

yang berumur di bawah lima belas tahun jumlahnya besar (lebih dari 40%), sedang

besarnya kelompok penduduk usia 65 tahun ke atas kurang dari 10 %. Umumnya

negara yang sedang berkembang seperti Burma, India, dan Indonesia, struktur

penduduknya muda.

Sebaliknya suatu negara dikatakan berstruktur umur tua apabila kelompok

penduduk yang berumur 15 tahun ke bawah jumlahnya kecil (kurang dari 40% dari

seluruh penduduk) dan persentase penduduk di atas 65 tahun sekitar 10 %. Negara-

negara maju seperti Jepang, Jerman, Amerika Serikat mempunyai struktur penduduk

umur tua.

Dari uraian di atas dapat dimengerti bahwa betapa pentingnya pengetahuan

tentang komposisi penduduk menurut kelompok umur di suatu negara atau wilayah.

Perbedaan struktur umur akan menimbulkan pula perbedaan dalam aspek sosial
ekonomi seperti masalah angkatan kerja, pertumbuhan penduduk, dan masalah

pendidikan.

Berikut ini disajikan komposisi penduduk Indonesia menurut usia dan jenis

kelamin pada Tabel 2.1.

Komposisi Penduduk Indonesia Menurut Usia dan Jenis Kelamin Tahun 2000
No Umur Laki- Laki (Jiwa) Perempuan (Jiwa) Jumlah (Jiwa)
1. 0-4 10.295.701 10.006.675 20.302.376
2. 5-9 10.433.865 10.060.226 20.494.091
3. 10 - 14 10.460.908 9.992.824 20.453.732
4. 15 - 19 10.649.348 10.500.169 21.149.517
5. 20 - 24 9.237.464 10.020.637 19.258.101
6. 25 - 29 9.130.504 9.510.433 18.640.937
7. 30 - 34 8.204.302 8.195.418 16.399.720
8. 35 - 39 7.432.840 7.471.386 14.904.226
9. 40 - 44 6.433.438 6.034.410 12.467.848
10. 45 - 49 5.087.252 4.568.753 9.656.005
11. 50 - 54 3.781.185 3.593.783 7.374.968
12. 55 - 59 2.885.226 2.795.438 5.680.664
13. 60 - 64 2.597.076 2.743.943 5.321.019
14. 65 - 69 1.666.191 1.898.735 3.564.926
15. 70 - 74 1.368.190 1.468.847 2.837.037
16. >75 1.257.526 1.459.459 2.716.985
17. Tidak tercatat 5.946 5.901 11.847
Jumlah 100.926.962 100.307.037 201.233.999

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dikatakan bahwa negara indonesia pada

tahun 2000 tergolong dalam kelompok negara dengan struktur usia mudanya paling

banyak karena kelompok penduduk yang berusia di bawah usia 15 tahun ke bawah

lebih dari 35 %. Penduduk negara lain yang memilki struktur seperti Indonesia, di

antarnya India, Myanmar, Laos, Vietnam, Malaysia dan sebagaian negara

berkembang lainnya.
Adapun komposisi penduduk Indonesia berdasarkan usia produktif dan usia

nonproduktif dapat anda amati pada tabel berikut ini.

Usia

No. Jenis Kelamin Produktif Nonproduktif Jumlah

(15-64) (0-14) (>65)

1. Laki-laki 65.438.635 31.190.474 4.291.907 100.921.016

2. Perempuan 65.414.370 30.059.725 4.827.041 100.301.136

Jumlah 130.853.005 61.250.199 9.18.948 201.222.152

a. Komposisi penduduk berdasarkan usia

Komposisi penduduk berdasarkan usia produktif dan nonproduktif dapat

digunakan untuk menghitung angak ketergantungan (dependency rasio). Angka ini

sangat penting diketahui karena dapat memperkirakan beban tiap penduduk

nonproduktif untuk menopang kebutuhan hidupnya. Semakin besar angka

ketergantungan, akan semakin besar beban penduduk dalam menopang kehidupan.

Hal ini biasanya terjadi di negara berkembang dan terbelakang. Senaliknya, jika

semakin kecil angka ketergantungan, akan semakin kecil beban dalam menopang

kehidupan. Hal ini biasanya terjadi di negara maju atau negara industri.

Angka ketergantungan (dependency rasio) dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut.

Dependency Rasio = Jumlah Penduduk Usia Nonproduktif X 100

Jumlah Penduduk Usia Produktif

Keterangan :

Penduduk usia nonproduktif = usia 0-14 tahun dan > 65 tahun

Penduduk usia produktif = usia 15-64 tahun


Konstanta = 100

Contoh :

Indonesia pada 11990 memiliki jumlah penduduk 179.300.000 jiwa. Setelah

dibuat tabel berdasarkan usia produktif dan nonproduktif yang tergolong usia antara

0-14 tahun = 65.531.780, sedangkan yang tergolong usia lebih 65 tahun = 6.230435

jiwa. Hitunglah angka dependency rasio-nya.

Penyelesaian :

Diketahui :

Jummlah penduduk keseluruhan = 179.300.000 jiwa

Jumlah penduduk nonproduktif = 65.531.780 jiwa + 6.230.435 jiwa

= 71.762.215 jiwa

Ditanyakan: dependency rasio?

jawab :

jumlah penduduk produktif = 179.300.000 jiwa – 71.762.215 jiwa

= 107.537.785 jiwa

Dependency rasio = 71.762.215 X 100

107.537.785

= 66,73 = 67 orang

Jadi, angka dependency rasio di Indonesia pada 1990 adalah 67.

Berdasarkan perhitungan tersebut, di Indonesia pada tahun 1990 stiap 100

orang penduduk usia produktif harus menanggung juga beban 67 orang penduduk usai

nonproduktif. Artinya, baahwa dalam mencari nafkah atau usaha selain untuk

memenuhi kebutuhan hidup dirinya sendiri, juga harus dapat menanggung kebutuhan

hidup orang lain.


b. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat digunakan dalam

menghitung angka perbandingan jenis kelamin (sex ratio). Angka tersebut sangat

penting untuk diketahui karena dapat digunakan untuk memperkirakan bentuk

pemberdayaan sumber daya manusia. Misalnya, berkenaan dengan pekerjaan,

tanggung jawab, serta bentuk pengembangan pendidikan dan pelatihan yang

sesuai dengan potensi dan kemamuan penduduk.

Pada zaman dahulu, kaum laki-laki memang lebih dominan untuk

berusaha (bekerja) dan mempertahankan diri. Pada saat itu, teknologi masih

sangat sederhana sehingga hanya pennduduk yang memiliki tenaga dan

kemampuan fisik yang kuat yang dapat bertahan hidup. Akan tetapi, stetelah

teknologi berkembang dengancepat dan modern, ternyata hampir semua yang

dikerjakan oleh kaum laki-laki juga dapat dikerjakan oleh kaum permepuan. Hal

ini mengakibatkan perbedaan jenis kelamin tidak menjadi suatu pembatas dalm

kehidupan. Walaupun dalam kenyataannya kaum wanita tidak dapat dipersamakan

dengan kaum laki-laki atau sebaliknya, seperti fungsi reproduksi dan menyusui.

Sex ratio dapat dihitung dengan menggunakanrumus sebagai berikut :

Sex ratio = Jumlah Penduduk Laki-laki X 100

Jumlah Penduduk Perempuan

Contoh :

Indonesia pada 1990 memiliki jumlah penduduk 179.299.995 jiwa. Setelah

dibuat tabbel berdasarkan kelamin. Jumlah penduduk laki-laki = 89.256.467 jiwa.

Sedangkan penduduk perempuan = 90.043.528 jiwa. Hitunglah angka sex ratio

penduduk Indonesia.
Penyelesaian :

Diketahui :

Jumlah penduduk keseluruhan = 179.300.000 jiwa

Jumlah penduduk laki-laki = 89.256.467 jiwa

Jumlah penduduk perempuan = 90.043.528 jiwa

Ditanyak sex ratio ?

Jawab :

Sex ratio = 89.256.467 X 100

90.043.528

= 99,13

2. Komposisi Penduduk berdasarkan Ciri Sosial

Komposisi penduduk berdasarkan ciri sosial meliputi tingkat pendidikan

penduduk, status perkawinan, dan sebagainya.

a. Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan, tercermin pada :

1) Kepandaian membaca dan menulis (Literacy)

Penduduk dikatakan dapat membaca dan menulis jika mereka dapat

membaca dan menulis surat/ kalimat sederhana; membaca dan menulis huruf

Braile; orang cacat yang pernah bisa membaca dan menulis.

Sedangkan mereka tergolong Buta Huruf jika mereka tak bisa

membaca dan menulis atau bisa membaca tetapi tidak bisa menulis.

2) Tingkat pendidikan yang ditamatkan

Yang dimaksud dengan ”tamat” adalah mereka yang meninggalkan

sekolah setelah mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi sampai akhir dengan

mendapat tanda tamat/ ijazah, baik dari sekolah negeri maupun sekolah

swasta.
Dari data sensus penduduk 1971, diketahui bahwa persentase penduduk

berumur 10 tahun ke atas berdasarkan tingkat pendidikan yang ditamatkan

adalah sebagai berikut :

Tidak sekolah 40,4%

Belum tamat SD 33,3%

Tamat SD 19,6%

Tamat SLP 4,4%

Tamat SLA 2,6%

Tamat Akad./PT 0,4%

Komposisi Penduduk Indonesia Usia 10 Tahun Ke Atas Yang Buta Huruf

Menurut Jenis Kelamin Di Daerah Kota Dan Pedesaan Pada Tahun 1971 (persentase)

terdapat pada Tabel 2.1

Jenis Kelamin Kota Pedesaan Kota + Pedesaan

Laki-laki 11,7 31,5 27,9

Perempuan 30,0 53,9 49,7

Laki-laki + Perempuan 20,9 43,0 39,1

Sumber : Sensus Penduduk Indonesia 1971, Seri D.

b. Komposisi Penduduk menurut Status Perkawinan

Berdasarkan status perkawinannya, penduduk berumur 10 tahun ke atas

dapat dikelompokkan menjadi Belum kawin, Kawin, Cerai, Duda atau Janda.

Komposisi Penduduk Indonesia Berumur 10 Tahun Ke Atas Menurut Jenis

Kelamin, Status Perkawinan, Dan Tempat Tinggal Tahun 1971 (persentase)

terdapat pada Tabel 2.2

Jenis Kelamin/
Belum Kawin Kawin Cerai Duda/Janda
Tempat tinggal
Laki-laki

Kota 48,6 48,7 0,8 1,9

Pedesaan 39,0 56,8 1,4 2,8

Indonesia 40,8 55,3 1,3 2,6

Perempuan

Kota 36,3 49,6 2,9 11,1

Pedesaan 26,3 49,6 2,9 13,7

Indonesia 28,1 55,2 3,7 13,2

Laki-laki + Perempuan

Kota 42,4 49,2 1,9 6,6

Pedesaan 32,5 56,5 2,7 8,4

Indonesia 34,3 55,2 2,5 8,1

Tabel 2.2

Sumber : Sensus Penduduk Indonesia 1971

Dari Tabel 2.2, terlihat perbedaan pola status perkawinan antara

penduduk di daerah kota dan pedesaan. Disamping itu terlihat pula proporsi

penduduk yang berstatus cerai, janda, atau duda di daerah pedesaan baik laki-

laki maupun perempuan, lebih tinggi dibandingkan dengan di daerah kota.

c. Komposisi Penduduk berdasarkan ciri-ciri Ekonomi

Ciri-ciri yang meliputi lapangan pekerjaan, jenis pekerjaan, status pekerjaan,

dan sebagainy. Sebagai contoh berdasarkan jenis kegiatannya, penduduk

Indonesia berumur 10 tahun ke atas pada tahun1971 dapat dikelompokkan

sebagai berikut ;

Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Di

Indonesia Tahun 1971 Terdapat Pada Tabel 2.3.


Laki-laki +
Jenis Kegiatan Laki-laki Perempuan
Perempuan

Angkatan kerja 70,3 33,1 57,3

Sekolah 16,4 11,6 13,8

Mengurus rumah tangga 3,2 44,8 24,5

Menerima pendapatan 1,1 0,9 1,0

Lain-lain 8,1 1,3 1,1

T.T. 0,9 1,3 1,1

Sumber : Sensus Penduduk Indonesia 1971, Seri D

d. Komposisi Penduduk Indonesia Berdasarkan tempat tinggalnya

Misalnya dari data Sensus 1971 diketahui sebagai berikut :

1) Penduduk yang tinggal di daerah kota 17,4 %

2) Penduduk yang tinggal di daerah pedesaan 72,6 %

C. Cara Penyajian Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat digambarkan secara

visual pada sebuah grafik yang disebut Piramida Penduduk (Bagoes, Mantra,

2000:24).Piramida penduduk adalah Penyajian data komposisi penduduk dapat disajikan

dengan grafik yang berbentuk piramida. Penggambaran suatu piramida penduduk

dimulai dengan menggambarkan dua garis yang saling tegak lurus.Garis yang vertikal

menggambarkan umur penduduk mulai dari nol lalu naik. Kenaikan ini dapat tahunan

atau dapat pula dengan jenjang lima tahunan. Sumbu horizontal menggambarkan jumlah

penduduk tertentu baik secara absolut ataupun relative (persen).Pada bagian kiri sumbu

vertikal dapat digambarkan jumlah penduduk laki- laki, dan dibagian kanan digambarkan

jumlah penduduk perempuan.


1. Klasifikasi Piramida Penduduk

a. Piramida Ekspansif, disebut juga piramida penduduk muda. Piramida muda

berbentuk kerucut Piramida ini menggambarkan jumlah penduduk usia muda

lebih besar dibanding usia dewasa. Di waktu yang akan datang jumlah penduduk

bertambah lebih banyak. Jadi penduduk sedang mengalami pertumbuhan, terdapat

dinegara berkembang.Ciri-ciri:

 Angka kelahiran sangat tinggi

 Kelompok terbesar adalah penduduk usia muda

Contoh : negara berkembang Indonesia, Kenya, India

b. Piramida Stasioner, disebut juga piramida penduduk dewasa. Piramida penduduk

stasioner atau tetap berbentuk granat. Bentuk ini menggambarkan jumlah

penduduk usia muda seimbang dengan usia dewasa. Hal ini berarti penduduk

dalam keadaan stasioner sehingga pertambahan penduduk akan tetap diwaktu yang

akan datang, terdapat dinegara sedang. Ciri-ciri

 Angka kelahiran dan kematian relatif seimbang

 Jumlah penduduk usia tua dan muda seimbang

Contoh : negara eropa barat. Inggris, Belanda, Perancis, Italia


c. Piramida Konstruktif, disebut juga piramida penduduk tua. Piramida penduduk tua

berbentuk batu nisanPiramida bentuk ini menunjukkan jumlah penduduk usia muda

lebih sedikit bila dibandingkan dengan usia dewasa. Diwaktu yang akan datang

jumlah penduduk mengalami penurunan karena tingkat kelahiran yang rendah dan

kematian yang tinggi, terdapat dinegara maju. Ciri-ciri

 Angka kelahiran lebih tinggi dibandingkan kematian

 Jumlah penduduk usia tua lebih banyak

Contoh negara: negara maju. Jepang, Jerman, Swedia


Dengan membuat piramida penduduk maka dapat diketahui informasi

tentang jumlah penduduk produktif dan non produktif, jumlah usia angkatan kerja

dan perbandingan laki-laki dengan perempuan.

Anda mungkin juga menyukai