Anda di halaman 1dari 15

UKURAN-UKURAN DALAM KOMPOSISI PENDUDUK

DOSEN PEMBIMBING:

NIA MUSNIATI. SKM., MKM

DISUSUN OLEH:

EVA JUNIARTI (1905015289)

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
UKURAN-UKURAN DALAM KOMPOSISI PENDUDUK

Berdasarkan komposisi penduduk menurut karakteristiknya, dikembangkan beberapa


indicator atau ukuran dalam penyajian data kependudukan, diantaranya:

a. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)


b. Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio)
c. Kepadatan Penduduk
d. Angka Buta Aksara
e. Umur Median (Median Age)
f. Umur Tunggal (Single Age)
g. Angka Melek Huruf (Literacy Rate)

Berikut adalah penjelasannya:

1. RASIO JENIS KELAMIN (SEX RATIO)


Perbandingan antara banyaknya jumlah penduduk laki-laki dan banyaknya
jumlah penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu, biasanya
dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-laki per 100 perempuan.

 Faktor yang Mempengaruhi Sex Ratio

1. Rasio jenis kelamin waktu lahir (sex ratio at birth).


umumnya 103 bayi laki-laki per 100 bayi wanita .
2. Pola mortalitas antara penduduk laki-laki dan perempuan
Jika kematian laki-laki lebih besar daripada kematian perempuan, maka rasio
jenis kelamin akan semakin kecil.
3. Pola migrasi antara penduduk laki-laki & perempuan
Jika suatu daerah memilikin rasio jenis kelamin lebih kecil dari 100 di daerah
tersebut lebih banyak penduduk perempuan (mungkin karena banyaknya
migrasi keluar penduduk laki-laki).
 Rumus Sex Ratio

Contoh:

Diketahui pada tahun 1995:

Jumlah penduduk laki-laki di Indonesia = 96.929.931

Jumlah penduduk perempuan di Indonesia = 97.824.877

Jawab:

Rasio Jenis Kelamin = 96.929.931 x 100 = 99

97.824.877

Interpretasinya:

Setiap 100 penduduk perempuan terdapat 99 penduduk laki-laki.


2. RASIO KETERGANTUNGAN (DEPENDENCY RATIO)

Adalah angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya penduduk usia


nonproduktif (penduduk usia dibawah 15 tahun dan penduduk usia 65 tahun atau
lebih) dengan banyaknya penduduk usia produktif (penduduk usia 15-64 tahun).

Rasio Ketergantungan atau Rasio Beban Tanggungan yang dibicarakan dalam


study demografi sering disebut AGE DEPENDENCY RATIO.

Rasio Ketergantungan terdiri dari 3 bagian yaitu:

a. RASIO KETERGANTUNGAN ANAK (RKA)


b. RASIO KETERGANTUNGAN USIA LANJUT (RKL)
c. TOTAL RASIO KETERGANTUNGA (RK)

Meskipun tidak akurat secara ekonomi, rasio ketergantungan dapat


menggambarkan banyaknya penduduk yang harus ditanggung penduduk usia
kerja. Berikut merupakan penjelasan dari 3 Rasio Ketergantungan:

1. RASIO KETERGANTUNGAN ANAK (RKA)


Rasio ketergantungan anak digunakan untuk menunjukkan besarnya beban
tanggungan anak bagi usia produktif di suatu daerah pada suatu waktu
tertentu.

Rumus:

Keterangan:

RKAnak  = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Anak 
P(0-14)  = Jumlah Penduduk Usia Muda (0-14 tahun) 
P(15-64)  = Jumlah Penduduk Usia Produktif (15-64 tahun) 
Contoh :

Pada tahun 2000, diketahui di Indonesia:

Jumlah penduduk usia 0 – 14 tahun = 65.230.000

Jumlah penduduk usia 65 tahun atau lebih = 10.220.000

Jumlah penduduk usia 15 – 64 tahun = 136.640.000

Hitunglah Ratio Ketergantungan Anak (RKA) pada tahun 2000!

65.230.000 x 100 = 47.7 = 48

136.640.000
2. RASIO KETERGANTUNGAN USIA LANJUT (RKL)
Rasio ketergantungan usia lanjut digunakan untuk menunjukkan besarnya
beban tanggungan penduduk lanjut usia bagi usia produktif di suatu daerah
pada suatu waktu tertentu.

Rumus:

Keterangan:

RKLanjut  = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Lanjut
P(65+)  = Jumlah Penduduk Usia Tua (65 tahun keatas) 
P(15-64)  = Jumlah Penduduk Usia Produktif (15-64 tahun) 

Contoh:

Pada tahun 2000, diketahui di Indonesia:

Jumlah penduduk usia 0 – 14 tahun = 65.230.000

Jumlah penduduk usia 65 tahun atau lebih = 10.220.000

Jumlah penduduk usia 15 – 64 tahun = 136.640.000

Hitunglah rasio ketergantungan usia lanjut (RKL) pada tahun 2000!

Jawab:

10.22 x 100 = 7.48 = 7

136.64
3. TOTAL RASIO KETERGANTUNGAN (RK)
Rasio ini lebih merupakan perbandingan antara penduduk muda dan
penduduk tua dengan penduduk usia kerja.
Dengan memperhatikan RKA dan RKL, dapat diketahui kelompok umur
mana yang berkonstribusi paling besar dalam rasio ketergantungan total
(RK).

Rumus:

Keterangan:

RKTotal  = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Muda dan Tua 
P(0-14)  = Jumlah Penduduk Usia Muda (0-14 tahun) 
P(65+)  = Jumlah Penduduk Usia Tua (65 tahun keatas) 
P(15-64)  = Jumlah Penduduk Usia Produktif (15-64 tahun) 

Contoh:

Pada tahun 2000, diketahui di Indonesia:

Jumlah penduduk usia 0 – 14 tahun = 65.230.000

Jumlah penduduk usia 65 tahun atau lebih = 10.220.000

Jumlah penduduk usia 15 – 64 tahun = 136.640.000

Hitunglah Total Rasio Ketergantungan (RK) pada tahun 2000!

Jawab:

65.23 + 10.22 x 100 = 55.2

136.64

Interpretasi:

Setiap 100 penduduk usia produktif di Indonesia mempunyai tanggungan sekitar 55


penduduk usia non produktif, 48 di antaranya berasal dari kelompok anak dan 7
lainnya berasal dari kelompok usia lanjut.
KEGUNAAN RASIO KETERGANTUNGAN

• Menunjukkan potensi dampak dari perubahan struktur umur penduduk untuk


pembangunan sosial dan ekonomi

• Angka rasio ketergantungan yang tinggi menunjukkan bahwa populasi yang


aktif secara ekonomi dan perekonomian secara keseluruhan menghadapi beban
yang lebih besar untuk mendukung dan memberikan pelayanan sosial yang
dibutuhkan oleh anak-anak dan oleh orang- orang tua yang sering tergantung
secara ekonomi

• Rasio ketergantungan anak yang tinggi, misalnya, menunjukkan bahwa investasi


yang lebih tinggi perlu dibuat di sekolah dan tempat penitipan anak
3. KEPADATAN PENDUDUK

Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk di suatu daerah per satuan luas
tertentu.

Rumus:

Contoh:
Jumlah penduduk pada tahun 2008 sebesar 8.250.000 jiwa disuatu wilayah.
Sedangkan wilayahnya memiliki luas 345.000 km². Hitunglah kepadatan penduduk
aritmatik pada wilayah tersebut?
Jawab:
4. ANGKA BUTA AKSARA
angka yang menunjukkan banyaknya penduduk usia 10 tahun keatas yang buta
aksara perseribu penduduk berumur 10 tahun keatas.

Rumus:

Contoh:

Penduduk Indonesia usia 10 tahun ke atas pada tahun 2001 = 152.514.964


Penduduk usia 10 tahun ke atas yang buta aksara tahun 2001 = 133.357.809

Jawab:

AMH = 133.357.809 x 100 = 87

152.514.964
5. UMUR MEDIAN

 Umur Median adalah umur yang membagi penduduk menjadi dua bagian
dengan jumlah yang sama.
 Bagian pertama lebih muda dan bagian kedua lebih tua dari umur median.
 Digunakan untuk mengukur tingkat pemusatan penduduk pada kelompok umur
tertentu

Rumus:

Keterangan:

Imd=batas bawah kelompok umur yang mengandung N/2


N=jumlah penduduk total
fx = jumlah penduduk kumulatif sampai sebelum kelompok umur yang mengandung N/2
fMd =   jumlah penduduk pada kelompok umur dimana terdapat nilai N/2
i  = adalah class interval umur

Contoh:
Kelompok Jumlah Penduduk Kumulatif % Kumulatif
Umur

0-14 200 200 21.3%

15-29 250 450 47.9%

30-44 225 675 71.8%

45-59 175 850 90.4%

60+ 90 940 100.0%

Total 940    

Jawab:

940
Umur Median=30+

= 31,33
2
225 [ ]
−450
×15

Umur Median : 31,33  Usia Produktif

Penggolongan penduduk umur median berstrukur muda dan tua yang dapat dilakukan
dengan cara :

1. Melihat Umur Median

2. Melihat komposisi umur di bawah 15 tahun dan di atas 65 tahun

6. Umur Tunggal (Single Age)


Umur tunggal adalah Umur seseorang yang dihitung berdasarkan hari ulang
tahun terakhirnya. Misalnya, jika seseorang berumur 11,5 tahun maka
maksudnya adalah berumur 11 tahun.

7. Angka Melek Huruf (Literacy Rate)


Angka meleh huruf adalah banyaknya penduduk usia 10 tahun ke atas yang
melek huruf perseribu penduduk berusia 10 tahun ke atas.

Rumus :

Contoh:
Penduduk Indonesia usia 10 tahun ke atas pada tahun 2001 = 152.514.964
Penduduk usia 10 tahun ke atas yang melek huruf tahun 2001 = 133.357.809

Jawab:

AMH = 133.357.809 x 100= 87

152.514.964

A. KUALITAS PENDUDUK
Kualitas penduduk adalah keadaan penduduk dilihat dari tingkat pendidikan,
kesehatan dan daya belinya. Penduduk yang berkualitas jika memiliki tingkat
pendidikan yang tinggi atau cerdas, sehat jasmani dan rohani, dan kaya. Cara untuk
mengurur kualitas penduduk yaitu sebagai berikut :

1. Mengukur Tingkat Pendidikan.


Untuk mengukur tingkat pendidikan penduduk, dapat dilakukan dengan cara
memperhatikan data penduduk yang masih buta huruf, tamat SD, tamat SLTP,
tamat SLTA dan tamat Perguruan tinggi. Semakin tinggi persentase penduduk
yang masih buta huruf, berarti kualitas penduduk di negara yang bersangkutan
sangat rendah.

2. Mengukur Tingkat Kesehatan


Faktor penting yang perlu ditingkatkan, sebab kalau penduduk sering sakit-
sakitan, maka akan berpengaruh terhadap tingkat produktifitas atau penghasilan.

3. Mengukur Tingkat Daya Beli


Daya beli penduduk terkait dengan pendapatannya. Jika pendapatannya tinggi
maka daya belinya akan tinggi. Sebaliknya jika pendapatannya rendah maka daya
belinya juga rendah.

DAFTAR PUSTAKA
Mantra, Bagoes Ida. 2000. Demografi Umum. Yogyakarta : Pustaka Belajar Sanjaya,

Dewi, Nurmala. 2009. Geografi 2 untuk SMA dan MA Kelas XI. Bandung: CV. Epsilon
Grup.

H. R. Bintarto. 2000. Geografi SMA. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai