Anda di halaman 1dari 72

#Pertemuan 3

Struktur/Komposisi
Penduduk
Klasifikasi Struktur/Komposisi
OUTLIN 01
Penduduk Berdasarkan
Karakteristik
E Tertentu
- Demografi
- Sosial
- Ekonomi
- Geografis

Ukuran-ukuran dalam
02
Struktur/Komposisi Penduduk
- Umur Median (Median Age)
- Rasio Ketergantungan
(Dependency Ratio)
- Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)
Klasifikasi

1
Struktur/Komposisi
Penduduk Berdasarkan
Karakteristik Tertentu

5
Pendahuluan

Studi demografi menekankan 3 fenomena penting dalam perubahan penduduk:

✔Dinamika kependudukan (population dynamics).

✔Komposisi penduduk (population composition).

✔Jumlah dan distribusi penduduk (population size and distribution).

6
Pendahuluan

• Struktur/komposisi penduduk menggambarkan susunan penduduk yang


dibuat berdasarkan pengelompokkan penduduk menurut karakteristik-
karakteristik yang sama.

• Beberapa contoh struktur/komposisi penduduk dapat dibuat, seperti


struktur/komposisi penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, status
perkawinan, tingkat pendidikan, lapangan pekerjaan, dan agama, dll.

7
Pendahuluan

Tujuan dari pengelompokan penduduk menurut karakteristik adalah:


1. Mengetahui sumber daya manusia (SDM) atau human resources, menurut
umur, jenis kelamin, dll.
2. Mengambil kebijakan bidang kependudukan.
3. Membandingkan keadaan penduduk dengan penduduk lainnya.
4. Mengetahui proses demografi dengan menggambarkan piramida
penduduk.

8
Struktur/Komposisi
Penduduk
Struktur/komposisi penduduk dapat diklasifikasikan menurut karakteristiknya
yang meliputi:
1. Karakteristik demografi, seperti umur, jenis kelamin (ciri-ciri biologis).
2. Karakteristik sosial, seperti tingkat pendidikan, status perkawinan (ciri-ciri
sosial).
3. Karakteristik ekonomi, seperti lapangan pekerjaan, jenis pekerjaan, tingkat
pendapatan (ciri-ciri ekonomi).
4. Karakteristik geografis/tempat tinggal, seperti provinsi, kabupaten,
kecamatan, kelurahan/desa, daerah perkotaan/ perdesaan (ciri-ciri
geografis).

9
Struktur/Komposisi Penduduk Menurut
Karakteristik Demografi

Pengelompokan penduduk berdasarkan ciri-ciri yang melekat pada


tiap individu.

✔ Ciri yang utama adalah umur dan jenis kelamin.

✔ Ciri lainnya adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan (bagi


perempuan yang telah menikah).

10
Karakteristik Demografi

Umur
✔ Struktur umur penduduk dapat dilihat dalam umur satu tahunan atau yang
disebut juga umur tunggal (single age), dan yang dikelompokkan dalam
kelompok umur lima tahunan.
✔ Dalam pembahasan demografi pengertian umur adalah umur pada saat
ulang tahun terakhir.
✔ Misalnya, Ani lahir pada bulan Januari tahun 2008 dan Sensus 2010
dilaksanakan pada bulan Mei. Jadi pada saat Sensus 2010 dilaksanakan Ani
berusia 2 tahun 4 bulan, tetapi dalam penghitungan demografi Ani dicatat
berumur 2 tahun saja.

11
Umur

✔ Sensus maupun survei yang dilaksanakan di Indonesia mencatat adanya


digit preference, yakni kecenderungan penduduk menyebut umurnya
dengan angka berakhiran 0 atau 5.

✔ Hal ini menyebabkan penumpukan penduduk dengan umur-umur


berakhiran 0 dan 5 (age heaping), sebaliknya terdapat kekurangan cacah
pada umur-umur lain terutama umur yang berakhiran 1, 4, 6, dan 9.

✔ Untuk menanggulangi hal ini demografer memakai struktur umur yang


dikelompokkan dalam kelompok umur lima tahunan yakni: 0-4; 5-9; 10-14;
15-19; 20-24; 25-29; 30-34; 35-39; 40-44; 45-49; 50-54; 55-59; 60-64; 65-
69; 70-74; 75 tahun ke atas.
12
Umur

Catatan:
✔ Harap diperhatikan bahwa penulisan kelompok umur adalah 0-4, 5-9, … dst,
dan bukan 0-5, 6-10, dll.

✔ Penulisan pengelompokan 0-4 berarti kelompok penduduk umur 0 sampai


dengan umur 4 tahun 11 bulan 29 hari, yakni tepat sehari sebelum umur 5
tahun.

✔ Demikian juga untuk usia 9, 14, dst.

✔ Ini berkaitan dengan definisi umur saat ulang tahun terakhir yang telah
diterangkan sebelumnya.
13
Umur

• Pengelompokan umur juga dimungkinkan untuk dibuat sesuai dengan


kebutuhan. Contohnya jika ingin diketahui pengelompokan penduduk
menurut usia sekolah maka pengelompokan umur dapat dibuat menjadi 7-12
(SD), 13-15 (SMP), 16-18 (SMA), dan 19-24 (PT)

• Selain itu dikenal juga struktur umur penduduk yang dibedakan menjadi 3
kelompok besar:
 Penduduk usia muda: 0-14 tahun
 Penduduk usia produktif: 15-59 tahun
 Penduduk lanjut usia: 60 tahun keatas (ketetapan WHO dan UU No 13
Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia)

14
Jenis Kelamin

• Jenis Kelamin
Pengelompokan penduduk berdasarkan karakteristik demografi selain
umur adalah berdasarkan jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

• Contoh pengelompokan penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin


disajikan pada Tabel 1 dan 2.

15
Jenis Kelamin
Tabel 1. Jumlah Penduduk menurut Umur Tunggal dan Jenis Kelamin, Indonesia 2020
Laki-laki +
Umur Laki-laki Perempuan
Perempuan
(1) (2) (3) (4)

0 2.257.488 2. 152.557 4.410.045


1 2.261.143 2.152.913 4.414.056
2 2.261.507 2.155.517 4.417.024
3 2.258.520 2.157.862 4.416.382
4 2.255.053 2.159.937 4.414.990
. . . .
. . . .
98 517 1.251 1.768
99 296 743 1.039
100 339 915 1.254
Sumber:
Jumlah 136.661.899 133.542.018 270.203.917 Hasil Sensus Penduduk Indonesia
Tahun 2020, Badan Pusat Statistik.
16
Jenis Kelamin
Tabel 2. Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, Indonesia 2020
Kelompok Jenis Kelamin
Umur Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
(1) (2) (3) (4)
0-4 11,293,711 10,778,786 22,072,497
5-9 11,295,307 10,799,048 22,094,355
10-14 11,449,769 10,746,111 22,195,880
15-19 11,495,696 10,816,894 22,312,590
20-24 11,632,238 11,050,132 22,682,370
25-29 11,410,784 10,945,191 22,355,975
30-34 11,109,053 10,795,496 21,904,549
35-39 10,556,654 10,354,273 20,910,927
40-44 10,014,632 9,928,479 19,943,111
45-49 9,025,557 8,996,940 18,022,497
50-54 7,872,400 7,873,992 15,746,392
55-59 6,546,325 6,574,527 13,120,852
60-64 5,091,717 5,117,776 10,209,493
65-69 3,681,457 3,772,554 7,454,011
70-74 2,179,067 2,374,851 4,553,918
75-79 1,180,035 1,440,697 2,620,732
80-84 574,872 770,110 1,344,982
85-89 202,174 310,612 512,786
Sumber:
90-94 44,674 82,392 127,066
Hasil Sensus Penduduk Indonesia
95+ 5,777 13,157 18,934
Tahun 2020, Badan Pusat Statistik.
Jumlah 136,661,899 133,542,018 270,203,917

17
Jumlah Anak

⮚ Jumlah anak merupakan salah satu ciri yang melekat pada wanita pernah
kawin. Jika wanita pernah kawin belum memiliki anak, maka jumlah anak
yang pernah dilahirkan nol.

⮚ Contoh banyaknya wanita pernah kawin berdasarkan jumlah anak yang


pernah dilahirkan berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) Tahun 2007 disajikan pada Tabel 3.

18
Jumlah Anak
Tabel 2. Distribusi Wanita Pernah Kawin Berdasarkan Jumlah Anak yang Pernah Dilahirkan
dan Menurut Kelompok Umur, Indonesia 2007.

Sumber: Publikasi Hasil SDKI, 2007


19
Struktur/Komposisi Penduduk Menurut
Karakteristik Sosial

Pengelompokan penduduk berdasarkan ciri-ciri sosial.


✔ Ex: tingkat pendidikan, status perkawinan, agama, suku bangsa.
Tingkat Pendidikan
✔ Pendidikan yang tinggi merupakan salah satu tuntutan era globalisasi.
✔ Penduduk sebagai modal dasar yang berkualitas merupakan tujuan
utama pembangunan manusia Indonesia seperti yang tertuang dalam
Pembukaan UUD 1945.

20
Karakteristik Pendidikan

Pengelompokan penduduk menurut karakteristik pendidikan dan dibedakan


menjadi:
1. Komposisi penduduk menurut ijazah tertinggi yang ditamatkan
2. Komposisi penduduk menurut usia sekolah
3. Komposisi penduduk menurut kemampuan membaca dan menulis
4. Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan

21
Karakteristik Pendidikan

✔ Sumber daya manusia (SDM) yang berpendidikan tinggi dan berkualitas


adalah SDM yang kompeten, mampu bersaing dalam pasar kerja global.
✔ Berdasarkan hasil SP2010, penduduk Indonesia usia 15 tahun ke atas yang
tidak/belum pernah sekolah: 9,24 persen, tidak/belum tamat SD: 19,28
persen dan tamat SD: 30,55 persen. Jika dijumlahkan, maka lebih dari 50
persen penduduk Indonesia pendidikan tertinggi yang ditamatkan hanyalah
SD (Tabel 4).

22
Karakteristik Pendidikan
Tabel 4. Persentase Penduduk Berdasarkan Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan,
Indonesia 2010.

Pendidikan Persentase
Tidak/Belum Pernah Sekolah 9,24
Tidak/belum tamat SD 19,28
Tamat SD 30,55
SMP/MTs/Sederajat 16,89
SMA/MA/Sederajat 18,82
Tamat Diploma/Akademi/PT 5,22
Sumber:
Jumlah 100,00 Hasil Sensus Penduduk Indonesia
Tahun 2010, Badan Pusat Statistik.
23
Karakteristik Pendidikan
Kemampuan membaca menulis/Melek Huruf
✔ Melek Huruf menunjukkan kemampuan penduduk di suatu wilayah dalam menyerap
informasi dari berbagai media.
✔ Angka melek huruf adalah angka yang menunjukkan banyaknya penduduk yang memiliki
kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis.
✔ Angka melek huruf didapat dengan membagi jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang
dapat membaca dan menulis dengan jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas dan hasilnya
dikalikan dengan seratus.
✔ Kebalikan dari Melek Huruf adalah Buta Huruf. Angka yang menunjukkan banyaknya
penduduk yang tidak bisa membaca dan menulis disebut Angka buta huruf (Illiteracy rate).

24
Status Perkawinan

Status Perkawinan di Indonesia dibedakan atas:


✔ Belum kawin
✔ Kawin
✔ Cerai hidup
✔ Cerai mati

25
Status Perkawinan
Tabel 5. Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas Menurut Kelompok Umur dan
Status Perkawinan, Indonesia 2015

Sumber: SUPAS 2015

26
Struktur/Komposisi Penduduk Menurut
Karakteristik Ekonomi
DIAGRAM KETENAGAKERJAAN

27
Perubahan Konsep
Ketenagakerjaan

28
Perubahan Konsep
Ketenagakerjaan

29
Perubahan Konsep
Ketenagakerjaan

30
Ketenagakerjaan
Tabel 6. Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan, Februari 2013
No. Jenis Kegiatan Jumlah
(1) (2) (3)

1 Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas 175.098.712


2 Angkatan Kerja 121.191.712
a. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 69,21
b. Bekerja 114.021.189
c. Penganguran Terbuka 7.170.523
d. Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 5,92
3 Bukan Angkatan Kerja 53.907.000
a. Sekolah 14.971.720
b. Mengurus Rumah Tangga 32.185.937
Sumber: c.
Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2013
Lainnya 6.749.343
31
Ketenagakerjaan
Tabel 7. Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama,
Februari 2018 – Februari 2020

Sumber: Diolah dari data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2018, Februari 2019, dan Februari 2020

32
Lapangan Pekerjaan Utama
✔ Lapangan pekerjaan utama adalah bidang kegiatan dari pekerjaan/usaha/ perusahaan/kantor
tempat seseorang bekerja, atau yang dihasilkan oleh perusahaan/kantor tempat responden
bekerja.

✔ Jika seseorang hanya mempunyai satu pekerjaan, maka pekerjaan tersebut merupakan
pekerjaan utama. Jika pekerjaan yang dilakukan lebih dari satu maka penentuan pekerjaan
utama didasarkan pada waktu yang terbanyak digunakan.

✔ Klasifikasi lapangan pekerjaan utama menggunakan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia
(KBLI) 2015.

33
Lapangan Pekerjaan Utama
Sejarah KBLI

Sumber: https://spkonline.bps.go.id/spkonline/
34
Lapangan Pekerjaan Utama
Tabel 8. Penduduk 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama,
Februari 2013
No. Lapangan Pekerjaan Utama Jumlah Persentase
(1) (2) (3) (4)

1 Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 39.959.073 35,05


2 Pertambangan dan Penggalian 1.555.564 1,36
3 Industri 14.784.843 12,97
4 Listrik, Gas dan Air 254.528 0,22
5 Konstruksi 6.885.341 6,04
6 Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi 24.804.705 21,75
7 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 5.231.775 4,59
Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa
8 Perusahaan 3.012.770 2,64

9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 17.532.590 15,38


10 Lainnya - -
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2013
35
Lapangan Pekerjaan Utama
Gambar 1. Persentase Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama,
Februari 2018–Februari 2020

Sumber: Diolah dari data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2018, Februari 2019, dan Februari 2020
36
Status Pekerjaan

✔ Status pekerjaan adalah jenis kedudukan seseorang dalam melakukan


pekerjaan di suatu unit usaha/kegiatan.
✔ Mulai tahun 2001 status pekerjaan dibedakan menjadi 7 kategori, yaitu:
1. Berusaha sendiri
2. Berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tak dibayar
3. Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar
4. Buruh/Karyawan/Pegawai
5. Pekerja bebas di pertanian
6. Pekerja bebas di non pertanian
7. Pekerja keluarga/tak dibayar 37
Status Pekerjaan Utama
Tabel 9. Penduduk 15 Tahun ke Atas Menurut Status Pekerjaan Utama, Februari 2013

No. Status Pekerjaan Utama Jumlah Persentase


(1) (2) (3) (4)

1 Berusaha Sendiri 19.139.344 16,79


2 Berusaha Dibantu Buruh Tidak Tetap/Buruh Tidak Dibayar 19.380.757 17,00
3 Berusaha Dibantu Buruh Tetap/Buruh Dibayar 4.026.097 3,53
4 Buruh/Karyawan/Pegawai 41.561.419 36,45
5 Pekerja Bebas di Pertanian 5.001.220 4,39
6 Pekerja Bebas di Non Pertanian 6.423.026 5,63
7 Pekerja Keluarga/Tak Dibayar 18.489.326 16,22
Total 114.021.189 100,00
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2013

38
Jenis Pekerjaan & Tingkat
Pendapatan
□ Jenis Pekerjaan
✔ Jenis pekerjaan adalah macam pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang atau
ditugaskan kepada seseorang atau apa yang dilakukan di tempat bekerjanya.
✔ Klasifikasi jenis pekerjaan menggunakan Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan
Indonesia (KBJI) 2014.
□ Tingkat Pendapatan
✔ Tingkat pendapatan adalah pengelompokkan penduduk berdasarkan
pendapatan.

39
Struktur/Komposisi Penduduk Menurut
Karakteristik Geografis

✔ Dari hasil pengelompokan penduduk menurut kriteria geografis dapat dijadikan


acuan bagi pemerintah untuk mengevaluasi setiap kebijakan yang telah
dilaksanakan. Hasil evaluasi kemudian dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk
tetap melaksanakan kebijakan yang telah dilaksanakan atau memperbarui
kebijakan tersebut.

✔ Sebagai contoh berdasarkan hasil evaluasi data kependudukan secara geografis


terjadi persentase urbanisasi yang besar di wilayah Indonesia, maka dari hasil
evaluasi tersebut pemerintah dapat menerapkan kebijakan baru untuk
menangani masalah urbanisasi tersebut.

40
Struktur/Komposisi Penduduk Menurut
Karakteristik Rumah Tangga

✔ Umumnya yang tercakup dalam karakteristik rumah tangga dan keluarga


tersebut adalah jenis rumah tangga, ukuran anggota rumah tangga,
karakteristik kepala rumah tangga, hubungan anggota dengan kepala rumah
tangga.
✔ Perbedaan antara rumah tangga (household) dan keluarga (family). Keluarga
lebih didasarkan atas adanya ikatan perkawinan atau ikatan darah, sementara
hal ini tidak terlalu diperhatikan dalam konsep rumah tangga.
• Sebuah rumah tangga dapat terdiri dapat terdiri atas satu orang anggota
atau sekelompok orang yang tinggal bersama tetapi tidak memiliki
hubungan persaudaraan atau ikatan perkawinan
✔ Dalam menyajikan karakteristik rumah tangga biasanya dikombinasikan dengan
karakteristik demografi
41
Ukuran-ukuran dalam
2 Struktur/Komposisi
Penduduk

42
Ukuran-ukuran dalam Struktur/Komposisi
Penduduk
□ Berdasarkan struktur/komposisi penduduk, maka beberapa ukuran
yang dapat dikembangkan adalah:
1. Umur Median (Median Age)
2. Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio)
3. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio).

43
Umur Median (Median
Age)
Umur median adalah umur yang membagi data menjadi dua, yaitu 50%
data umur ada dibawahnya dan 50% ada di atasnya. Berikut ini adalah
rumus menghitung umur median:

Keterangan:
Lmd : Batas bawah kelompok umur yang terdapat N/2
N : Jumlah penduduk total
f(x) : Kumulatif penduduk kelompok umur sebelum N/2
fmd : Jumlah penduduk kelompok umur yang terdapat N/2
44
Umur Median (Median
Age)
✔ Umur median digunakan untuk menentukan kategori apakah suatu penduduk
dapat dikategorikan kedalam kelompok tertentu (tua, intermediate, atau
muda).
✔ Selain umur median, menentukan kategori penduduk dapat juga berdasarkan
pengelompokan umur.
✔ Penggolongan penduduk muda/young population (berstruktur umur muda)
dan penduduk tua/old population (berstruktur umur tua) dapat dilakukan
dengan cara:

45
Umur Median (Median
Age)
1. Melihat umur median
Umur Median Kategori
< 20 Penduduk Muda
20-30 Penduduk “Intermediate”
> 30 Penduduk Tua

1. Melihat komposisi umur di bawah 15 tahun dan di atas 65 tahun

Kel. Umur Penduduk Tua Penduduk Muda


0-14 < 30% ≥ 40%
15-64 ≥ 60% ≤ 55%
65+ > 10% ≤ 5%
46
Umur Median (Median
Age)
✔ Pengelompokan penduduk menurut umur dapat digunakan untuk
mengetahui apakah penduduk di suatu wilayah termasuk berstruktur umur
muda atau tua.
✔ Struktur penduduk suatu wilayah dianggap penduduk muda apabila
penduduk usia dibawah 15 tahun mencapai sebesar 40 persen atau lebih dari
jumlah seluruh penduduk.
✔ Sebaliknya struktur penduduk disebut penduduk tua apabila jumlah
penduduk usia 65 tahun keatas diatas 10 persen dari total penduduk.

47
Umur Median (Median
Age)
✔ Suatu bangsa yang mempunyai karakteristik penduduk muda akan
mempunyai beban besar dalam investasi sosial untuk pemenuhan kebutuhan
pelayanan dasar bagi anak-anak dibawah 15 tahun ini.
✔ Dalam hal ini pemerintah harus membangun sarana dan prasarana pelayanan
dasar mulai dari perawatan ibu hamil dan kelahiran bayi, bidan dan tenaga
kesehatan lainnya, sarana untuk tumbuh kembang anak termasuk
penyediaan imunisasi, penyediaan pendidikan anak usia dini, sekolah dasar
termasuk guru-guru dan sarana sekolah yang lain.

48
Umur Median (Median
Age)
✔ Sebaliknya bangsa dengan ciri penduduk tua akan mengalami beban yang
cukup besar dalam pembayaran pensiun, perawatan kesehatan fisik dan
kejiwaan lanjut usia (lansia), pengaturan tempat tinggal dan lain-lain.
✔ Penduduk Indonesia belum dianggap sebagai penduduk tua karena
persentase penduduk diatas 65 tahun masih kecil, namun karena jumlah
penduduk yang besar, maka jumlah orang tua juga cukup besar untuk
memperoleh perhatian dari pemerintah pusat maupun lokal.

49
Contoh :
Umur Median (Median
Age)
TABEL PERHITUNGAN UMUR MEDIAN TAHUN 2010
Umur Laki-laki Perempuan Jumlah Kumulatif
(1) (2) (3) (4) (5)

0-4 11,658,856 11,013,204 22,672,060 22,672,060


5-9 11,970,804 11,276,366 23,247,170 45,919,230
10-14 11,659,310 11,018,180 22,677,490 68,596,720
15-19 10,610,119 10,260,967 20,871,086 89,467,806
20-24 9,881,969 9,996,448 19,878,417 109,346,223
25-29 10,626,458 10,673,629 21,300,087 130,646,310
30-34 9,945,211 9,876,989 19,822,200 150,468,510
35-39 9,333,720 9,163,782 18,497,502 168,966,012
40-44 8,319,453 8,199,015 16,518,468 185,484,480
45-49 7,030,168 7,005,784 14,035,952 199,520,432
50-54 5,863,756 5,693,103 11,556,859 211,077,291
55-59 4,398,805 4,046,531 8,445,336 219,522,627
60-64 2,926,073 3,130,238 6,056,311 225,578,938
65-69 2,224,273 2,467,877 4,692,150 230,271,088
70-74 1,530,938 1,924,247 3,455,185 233,726,273
75+ 1,605,817 2,227,546 3,833,363 237,559,636
TT 45,183 36,507 81,690
Total 119,585,730 117,973,906 237,559,636
lmed 25
N/2 118,779,818
UMUR MEDIAN 27.21
50
Rasio Ketergantungan
(Dependency Ratio)
✔ Penduduk muda berusia dibawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai
penduduk yang belum produktif karena secara ekonomis masih tergantung
pada orang tua atau orang lain yang menanggungnya.
✔ Selain itu, penduduk berusia diatas 65 tahun juga dianggap tidak produktif lagi
sesudah melewati masa pensiun.
✔ Penduduk usia 15-64 tahun, adalah penduduk usia kerja yang dianggap sudah
produktif.

51
Rasio Ketergantungan
(Dependency Ratio)
✔ Atas dasar konsep ini dapat digambarkan berapa besar jumlah penduduk yang
tergantung pada penduduk usia kerja.
✔ Meskipun tidak terlalu akurat, rasio ketergantungan semacam ini memberikan
gambaran ekonomis penduduk dari sisi demografi.

52
Rasio Ketergantungan
(Dependency Ratio)
□ Definisi
✔ Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio) adalah perbandingan antara jumlah
penduduk berumur 0-14 tahun ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun
keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun.
✔ Rasio ketergantungan dapat dilihat menurut usia yakni Rasio Ketergantungan
Muda dan Rasio Ketergantungan Tua.

53
Rasio Ketergantungan
(Dependency Ratio)
✔ Rasio Ketergantungan Muda adalah perbandingan jumlah penduduk umur 0-
14 tahun dengan jumlah penduduk umur 15-64 tahun.
✔ Rasio Ketergantungan Tua adalah perbandingan jumlah penduduk umur 65
tahun keatas dengan jumlah penduduk di usia 15-64 tahun.

54
Rasio Ketergantungan
(Dependency Ratio)
□ Kegunaan
✔ Rasio ketergantungan (Dependency Ratio) dapat digunakan sebagai indikator
yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara,
apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang.
✔ Meskipun tidak akurat secara ekonomi, Rasio ketergantungan (Dependency
Ratio) dapat menggambarkan banyaknya penduduk yang harus ditanggung
oleh penduduk usia kerja

55
Rasio Ketergantungan
(Dependency Ratio)
✔ Dependency ratio merupakan salah satu indikator demografi yang penting.
Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin
tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk
membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
✔ Sedangkan persentase Dependency Ratio yang semakin rendah menunjukkan
semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk
membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.

56
Pentingnya Rasio Ketergantungan
(Dependency Ratio)
✔ Semakin rendah angka ketergantungan, semakin baik pula kondisi ekonomi
suatu negara.
⮚ Tanggungan ini berbentuk jaminan sosial, bantuan pensiun, serta fasilitas lainnya yang
didapatkan oleh penduduk non produktif walaupun mereka tidak bekerja.

✔ Masalah angka ketergantungan ini jauh lebih mempengaruhi negara


berhaluan sosialis dan welfare state.
⮚ Karena pada negara sosialis dan welfare state, terdapat jaringan pengaman sosial
seperti upah minimum, jaminan kesehatan, serta dana pensiun yang bertujuan untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat dan meredistribusi kekayaan

57
Hubungan Rasio Ketergantungan
(Dependency Ratio) dengan Bonus Demografi
✔ Bonus demografi adalah keuntungan ekonomis yang disebabkan oleh penurunan rasio
ketergantungan sebagai hasil proses penurunan kematian bayi dan penurunan fertilitas
jangka panjang. .

✔ Bonus demografi dapat menguntungkan negara untuk memiliki lebih banyak dana dari para
pekerja baik secara langsung via pajak atau secara tidak langsung via pertumbuhan
ekonomi.

✔ Jumlah pekerja yang lebih banyak dan berkualitas dan berkontribusi dalam ekonomi satu
negara menyebabkan surplus dana sehingga negara dapat menggunakan uang tersebut
untuk meningkatkan pembangunan, membuka lapangan kerja baru, berinvestasi di dalam
negeri, atau bahkan berinvestasi di luar negeri.

58
Hubungan Rasio Ketergantungan
(Dependency Ratio) dengan Bonus Demografi

Persentase penduduk usia produktif (15-64 tahun) terus meningkat sejak tahun 1971.
Pada tahun 1971 proporsi penduduk usia produktif adalah sebesar 53,39 persen dari
total populasi dan meningkat menjadi 70,72 persen di tahun 2020. Perbedaan antara
persentase penduduk usia produktif dan non produktif (0-14 tahun dan 65 tahun ke
atas) terlihat lebih tajam di tahun 2020. Persentase penduduk usia produktif yang lebih
besar dibandingkan penduduk usia non produktif tersebut menunjukkan bahwa
Indonesia masih berada pada era bonus demografi.

59
Hubungan Rasio Ketergantungan
(Dependency Ratio) dengan Bonus Demografi

60
Rasio Ketergantungan
(Dependency Ratio)

Cara Menghitung
Rasio Ketergantungan didapat dengan membagi total dari jumlah penduduk
usia belum produktif muda (0-14 tahun) dan jumlah penduduk usia tidak
produktif tua (65 tahun keatas) dengan jumlah penduduk usia produktif
(15-64 tahun).

61
Rasio Ketergantungan
(Dependency Ratio)
P(0-14)
RKMuda = x k
P(15-64)
P(0-14) + P(65+)
RKTotal = x k
P(15-64) P(65+)
RKTua = x k
P(15-64)

Dimana:
RKTotal : Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Muda dan Tua
RKMuda : Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Muda
RKTua : Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Tua
P(0-14) : Jumlah Penduduk Usia Muda (0-14 tahun)
P(65+) : Jumlah Penduduk Usia Tua (65 tahun keatas)
P(15-64) : Jumlah Penduduk Usia Produktif (15-64 tahun)
k : 100
62
Rasio Ketergantungan
(Dependency Ratio)

Langkah pertama adalah menghitung jumlah penduduk yang dikelompokkan


menjadi tiga yaitu kelompok umur muda (0-14 tahun), kelompuk usia kerja
15-64 tahun (umur produktif) dan kelompok umur tua (65 tahun keatas).

Tabel 10. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Muda,


Umur Produktif, dan Umur Tua, Tahun 2020

Kel. Umur Jumlah Penduduk


0-14 66.362.732
15-64 187.208.756
65+ 16.632.429
63
Rasio Ketergantungan
(Dependency Ratio)
Setelah jumlah penduduk kelompok umur muda (0-14 tahun), umur produktif
(15-64 tahun) dan umur tua (65 tahun keatas) diperoleh, selanjutnya dapat
dihitung rasio ketergantungan (Dependency Ratio) dengan hasil seperti yang
disajikan pada Tabel 11 berikut.

Tabel 11. Rasio Ketergantungan Muda, Tua, dan Total, Tahun 2020

Keterangan Rasio Ketergantungan

RKTotal 44,33
RKMuda 35,45
RKTua 8,88
64
Rasio Ketergantungan
(Dependency Ratio)

□ Interpretasi
✔ Dari contoh perhitungan di atas, rasio ketergantungan total adalah
sebesar 44,33 persen, artinya setiap 100 orang yang produktif mempunyai
tanggungan sebanyak 44 orang yang belum produktif dan tidak produktif
lagi.
✔ Rasio sebesar 44,33 persen ini disumbangkan oleh rasio ketergantungan
penduduk muda sebesar 35,45 persen, dan rasio ketergantungan
penduduk tua sebesar 8,88 persen.
65
Rasio Ketergantungan
(Dependency Ratio)

✔ Dari indikator ini terlihat bahwa pada tahun 2020, penduduk usia kerja di
Indonesia masih dibebani tanggung jawab akan penduduk muda yang
proporsinya lebih banyak dibandingkan tanggung jawab terhadap penduduk tua.
✔ Rasio ketergantungan ini sudah jauh berkurang dibandingkan dengan keadaan
pada saat sensus 1971. Pada tahun 1971 rasio ketergantungan total adalah
sebesar 86 per 100 penduduk usia kerja, dan kemudian menurun secara pasti
sampai tahun 2020.
✔ Penurunan ini terjadi terutama karena penurunan tingkat kelahiran sebagai
dampak dari keberhasilan program Keluarga Berencana.
66
Rasio Ketergantungan
(Dependency Ratio)

67
Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)

Rasio Jenis Kelamin (RJK) adalah perbandingan jumlah penduduk laki-laki


dengan jumlah penduduk perempuan, biasanya dinyatakan dalam banyaknya
penduduk laki-laki per 100 penduduk perempuan.

Kegunaan
Data mengenai rasio jenis kelamin berguna untuk pengembangan
perencanaan pembangunan yang berwawasan gender, terutama yang
berkaitan dengan perimbangan pembangunan laki-laki dan perempuan
secara adil.
68
Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)

Kegunaan
✔ Misalnya, karena adat dan kebiasaan jaman dulu yang lebih mengutamakan
pendidikan laki-laki dibanding perempuan, maka pengembangan pendidikan
berwawasan gender harus memperhitungkan kedua jenis kelamin dengan
mengetahui berapa banyaknya laki-laki dan perempuan dalam umur yang
sama.
✔ Informasi tentang rasio jenis kelamin juga penting diketahui oleh para
politisi, terutama untuk meningkatkan keterwakilan perempuan dalam
parlemen.
69
Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)
□ Cara Menghitung
RJK diperoleh dengan membagi jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah
penduduk perempuan dan hasilnya dikalikan dengan 100.
∑L
RJK = x k
∑P

Dimana:
∑L : Jumlah penduduk laki-laki di suatu daerah
pada suatu waktu
∑P : Jumlah penduduk perempuan di suatu
daerah pada suatu waktu
k : 100
70
Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)

Contoh
Jumlah penduduk laki-laki menurut Sensus Penduduk tahun 2020 adalah
136.661.899 orang, dan jumlah penduduk perempuan dari data yang sama
adalah 133.542.018 orang. Jadi rasio jenis kelamin Penduduk Indonesia tahun
2020 adalah 102. Artinya, tiap-tiap 100 penduduk perempuan ada sebanyak
102 penduduk laki-laki.

71
Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)

□ Rasio jenis kelamin lebih dari seratus untuk Indonesia baru pertama kali terjadi pada
tahun 2000 ini. Sebelumnya rasio jenis kelamin berada sedikit dibawah 100, misalnya
98 atau 97. Artinya untuk tiap 100 penduduk perempuan hanya ada 97 atau 98
penduduk laki-laki.
□ Di daerah dimana diperlukan banyak tenaga laki-laki untuk bekerja seperti di daerah
pertambangan mempunyai rasio jenis kelamin lebih tinggi dari 100, artinya di daerah
itu terdapat penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan penduduk perempuan.
□ Daerah yang ditinggalkan merantau oleh para laki-laki cenderung mempunyai rasio
jenis kelamin dibawah 100 yang menunjukkan jumlah perempuan lebih banyak dari
pada penduduk laki-laki.
72
Provinsi
Rasio Jenis Kelamin
1971 1980 1990 1995 2000 2005 2010 2020
ACEH 100.21 101.49 101.05 100.01 101.1 - 100.2 101
SUMATERA UTARA 101.32 100.72 99.76 99.24 99.8 99.62 99.8 101
SUMATERA BARAT 93.69 95.53 95.88 94.07 96.1 97.49 98.4 101
RIAU 104.63 103.99 105.16 102.77 104.4 104.24 106.3 105
JAMBI 107.45 105.65 104.32 101.65 104.2 105.92 105.5 104
SUMATERA SELATAN 99.51 102.05 101.19 102.08 101 102.43 103.7 104
BENGKULU 101.99 103.23 105.63 101.85 103.2 104.09 104.6 105
LAMPUNG 102.33 107.28 105.51 104.89 106.2 107.63 106.1 105
KEP. BANGKA BELITUNG - - - - 104 109 108 106
KEP. RIAU - - - - - 99.87 105.5 104
DKI JAKARTA 102.13 102.58 101.95 100.56 102.5 98.7 102.8 102
JAWA BARAT 96.79 99.12 100.51 100.82 102.1 102.71 103.6 103
JAWA TENGAH 95.25 96.62 97.47 96.76 99.2 99.77 98.8 101
DI YOGYAKARTA 94.28 96.25 96.71 98.34 98.3 100.17 97.7 98
JAWA TIMUR 94.32 95.51 95.96 96.24 97.9 98.65 97.5 100
BANTEN - - - - 101.5 103.79 104.7 104
BALI 97.94 98.39 99.46 100.21 101 103.14 101.7 101
NUSA TENGGARA BARAT 97.45 98.29 95.51 92.59 94.2 93.49 94.3 100
NUSA TENGGARA TIMUR 101.99 99.56 98.34 98.09 98.6 100.41 98.7 100
KALIMANTAN BARAT 104.21 103.49 103.85 104.81 104.7 104.98 104.6 106
KALIMANTAN TENGAH 101.75 106.32 106.63 104.91 106.8 106.46 109 108
KALIMANTAN SELATAN 96.31 98.82 99.63 99.39 100.5 101.83 102.6 103
KALIMANTAN TIMUR 106.96 111.64 110.91 106.23 109.7 109.71 111.3 109
KALIMANTAN UTARA - - - - - - - 112
SULAWESI UTARA 100.57 102.27 102.74 102.99 104.9 103.85 104.4 105
SULAWESI TENGAH 104.63 106.44 105.08 102.67 104.7 105.23 105.2 106
SULAWESI SELATAN 94.77 94.94 95.5 94.88 95.1 94.78 95.5 99
SULAWESI TENGGARA 91.31 96.89 99.7 96.61 100.7 101.6 101 103
GORONTALO - - - - 101 101.34 100.7 102
SULAWESI BARAT - - - - - - 100.8 103
MALUKU 103 104.43 103.82 102.98 102.8 103.09 102.3 103
MALUKU UTARA - - - - 104.7 105.21 104.9 105
PAPUA BARAT - - - - - - 112.4 111
PAPUA 141.44 109.29 110.49 103.83 110.4 112.34 113.4 114
INDONESIA 97.18 98.82 99.45 99.09 100.6 101.11 101.4 102
73
TERIMA KASIH
#tetapsehat
#tetapsemangat
#janganlupabaha
gia
74

Anda mungkin juga menyukai