Struktur/Komposisi
Penduduk
Klasifikasi Struktur/Komposisi
OUTLIN 01
Penduduk Berdasarkan
Karakteristik
E Tertentu
- Demografi
- Sosial
- Ekonomi
- Geografis
Ukuran-ukuran dalam
02
Struktur/Komposisi Penduduk
- Umur Median (Median Age)
- Rasio Ketergantungan
(Dependency Ratio)
- Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)
Klasifikasi
1
Struktur/Komposisi
Penduduk Berdasarkan
Karakteristik Tertentu
5
Pendahuluan
6
Pendahuluan
7
Pendahuluan
8
Struktur/Komposisi
Penduduk
Struktur/komposisi penduduk dapat diklasifikasikan menurut karakteristiknya
yang meliputi:
1. Karakteristik demografi, seperti umur, jenis kelamin (ciri-ciri biologis).
2. Karakteristik sosial, seperti tingkat pendidikan, status perkawinan (ciri-ciri
sosial).
3. Karakteristik ekonomi, seperti lapangan pekerjaan, jenis pekerjaan, tingkat
pendapatan (ciri-ciri ekonomi).
4. Karakteristik geografis/tempat tinggal, seperti provinsi, kabupaten,
kecamatan, kelurahan/desa, daerah perkotaan/ perdesaan (ciri-ciri
geografis).
9
Struktur/Komposisi Penduduk Menurut
Karakteristik Demografi
10
Karakteristik Demografi
Umur
✔ Struktur umur penduduk dapat dilihat dalam umur satu tahunan atau yang
disebut juga umur tunggal (single age), dan yang dikelompokkan dalam
kelompok umur lima tahunan.
✔ Dalam pembahasan demografi pengertian umur adalah umur pada saat
ulang tahun terakhir.
✔ Misalnya, Ani lahir pada bulan Januari tahun 2008 dan Sensus 2010
dilaksanakan pada bulan Mei. Jadi pada saat Sensus 2010 dilaksanakan Ani
berusia 2 tahun 4 bulan, tetapi dalam penghitungan demografi Ani dicatat
berumur 2 tahun saja.
11
Umur
Catatan:
✔ Harap diperhatikan bahwa penulisan kelompok umur adalah 0-4, 5-9, … dst,
dan bukan 0-5, 6-10, dll.
✔ Ini berkaitan dengan definisi umur saat ulang tahun terakhir yang telah
diterangkan sebelumnya.
13
Umur
• Selain itu dikenal juga struktur umur penduduk yang dibedakan menjadi 3
kelompok besar:
Penduduk usia muda: 0-14 tahun
Penduduk usia produktif: 15-59 tahun
Penduduk lanjut usia: 60 tahun keatas (ketetapan WHO dan UU No 13
Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia)
14
Jenis Kelamin
• Jenis Kelamin
Pengelompokan penduduk berdasarkan karakteristik demografi selain
umur adalah berdasarkan jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.
15
Jenis Kelamin
Tabel 1. Jumlah Penduduk menurut Umur Tunggal dan Jenis Kelamin, Indonesia 2020
Laki-laki +
Umur Laki-laki Perempuan
Perempuan
(1) (2) (3) (4)
17
Jumlah Anak
⮚ Jumlah anak merupakan salah satu ciri yang melekat pada wanita pernah
kawin. Jika wanita pernah kawin belum memiliki anak, maka jumlah anak
yang pernah dilahirkan nol.
18
Jumlah Anak
Tabel 2. Distribusi Wanita Pernah Kawin Berdasarkan Jumlah Anak yang Pernah Dilahirkan
dan Menurut Kelompok Umur, Indonesia 2007.
20
Karakteristik Pendidikan
21
Karakteristik Pendidikan
22
Karakteristik Pendidikan
Tabel 4. Persentase Penduduk Berdasarkan Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan,
Indonesia 2010.
Pendidikan Persentase
Tidak/Belum Pernah Sekolah 9,24
Tidak/belum tamat SD 19,28
Tamat SD 30,55
SMP/MTs/Sederajat 16,89
SMA/MA/Sederajat 18,82
Tamat Diploma/Akademi/PT 5,22
Sumber:
Jumlah 100,00 Hasil Sensus Penduduk Indonesia
Tahun 2010, Badan Pusat Statistik.
23
Karakteristik Pendidikan
Kemampuan membaca menulis/Melek Huruf
✔ Melek Huruf menunjukkan kemampuan penduduk di suatu wilayah dalam menyerap
informasi dari berbagai media.
✔ Angka melek huruf adalah angka yang menunjukkan banyaknya penduduk yang memiliki
kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis.
✔ Angka melek huruf didapat dengan membagi jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang
dapat membaca dan menulis dengan jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas dan hasilnya
dikalikan dengan seratus.
✔ Kebalikan dari Melek Huruf adalah Buta Huruf. Angka yang menunjukkan banyaknya
penduduk yang tidak bisa membaca dan menulis disebut Angka buta huruf (Illiteracy rate).
24
Status Perkawinan
25
Status Perkawinan
Tabel 5. Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas Menurut Kelompok Umur dan
Status Perkawinan, Indonesia 2015
26
Struktur/Komposisi Penduduk Menurut
Karakteristik Ekonomi
DIAGRAM KETENAGAKERJAAN
27
Perubahan Konsep
Ketenagakerjaan
28
Perubahan Konsep
Ketenagakerjaan
29
Perubahan Konsep
Ketenagakerjaan
30
Ketenagakerjaan
Tabel 6. Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan, Februari 2013
No. Jenis Kegiatan Jumlah
(1) (2) (3)
Sumber: Diolah dari data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2018, Februari 2019, dan Februari 2020
32
Lapangan Pekerjaan Utama
✔ Lapangan pekerjaan utama adalah bidang kegiatan dari pekerjaan/usaha/ perusahaan/kantor
tempat seseorang bekerja, atau yang dihasilkan oleh perusahaan/kantor tempat responden
bekerja.
✔ Jika seseorang hanya mempunyai satu pekerjaan, maka pekerjaan tersebut merupakan
pekerjaan utama. Jika pekerjaan yang dilakukan lebih dari satu maka penentuan pekerjaan
utama didasarkan pada waktu yang terbanyak digunakan.
✔ Klasifikasi lapangan pekerjaan utama menggunakan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia
(KBLI) 2015.
33
Lapangan Pekerjaan Utama
Sejarah KBLI
Sumber: https://spkonline.bps.go.id/spkonline/
34
Lapangan Pekerjaan Utama
Tabel 8. Penduduk 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama,
Februari 2013
No. Lapangan Pekerjaan Utama Jumlah Persentase
(1) (2) (3) (4)
Sumber: Diolah dari data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2018, Februari 2019, dan Februari 2020
36
Status Pekerjaan
38
Jenis Pekerjaan & Tingkat
Pendapatan
□ Jenis Pekerjaan
✔ Jenis pekerjaan adalah macam pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang atau
ditugaskan kepada seseorang atau apa yang dilakukan di tempat bekerjanya.
✔ Klasifikasi jenis pekerjaan menggunakan Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan
Indonesia (KBJI) 2014.
□ Tingkat Pendapatan
✔ Tingkat pendapatan adalah pengelompokkan penduduk berdasarkan
pendapatan.
39
Struktur/Komposisi Penduduk Menurut
Karakteristik Geografis
40
Struktur/Komposisi Penduduk Menurut
Karakteristik Rumah Tangga
42
Ukuran-ukuran dalam Struktur/Komposisi
Penduduk
□ Berdasarkan struktur/komposisi penduduk, maka beberapa ukuran
yang dapat dikembangkan adalah:
1. Umur Median (Median Age)
2. Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio)
3. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio).
43
Umur Median (Median
Age)
Umur median adalah umur yang membagi data menjadi dua, yaitu 50%
data umur ada dibawahnya dan 50% ada di atasnya. Berikut ini adalah
rumus menghitung umur median:
Keterangan:
Lmd : Batas bawah kelompok umur yang terdapat N/2
N : Jumlah penduduk total
f(x) : Kumulatif penduduk kelompok umur sebelum N/2
fmd : Jumlah penduduk kelompok umur yang terdapat N/2
44
Umur Median (Median
Age)
✔ Umur median digunakan untuk menentukan kategori apakah suatu penduduk
dapat dikategorikan kedalam kelompok tertentu (tua, intermediate, atau
muda).
✔ Selain umur median, menentukan kategori penduduk dapat juga berdasarkan
pengelompokan umur.
✔ Penggolongan penduduk muda/young population (berstruktur umur muda)
dan penduduk tua/old population (berstruktur umur tua) dapat dilakukan
dengan cara:
45
Umur Median (Median
Age)
1. Melihat umur median
Umur Median Kategori
< 20 Penduduk Muda
20-30 Penduduk “Intermediate”
> 30 Penduduk Tua
47
Umur Median (Median
Age)
✔ Suatu bangsa yang mempunyai karakteristik penduduk muda akan
mempunyai beban besar dalam investasi sosial untuk pemenuhan kebutuhan
pelayanan dasar bagi anak-anak dibawah 15 tahun ini.
✔ Dalam hal ini pemerintah harus membangun sarana dan prasarana pelayanan
dasar mulai dari perawatan ibu hamil dan kelahiran bayi, bidan dan tenaga
kesehatan lainnya, sarana untuk tumbuh kembang anak termasuk
penyediaan imunisasi, penyediaan pendidikan anak usia dini, sekolah dasar
termasuk guru-guru dan sarana sekolah yang lain.
48
Umur Median (Median
Age)
✔ Sebaliknya bangsa dengan ciri penduduk tua akan mengalami beban yang
cukup besar dalam pembayaran pensiun, perawatan kesehatan fisik dan
kejiwaan lanjut usia (lansia), pengaturan tempat tinggal dan lain-lain.
✔ Penduduk Indonesia belum dianggap sebagai penduduk tua karena
persentase penduduk diatas 65 tahun masih kecil, namun karena jumlah
penduduk yang besar, maka jumlah orang tua juga cukup besar untuk
memperoleh perhatian dari pemerintah pusat maupun lokal.
49
Contoh :
Umur Median (Median
Age)
TABEL PERHITUNGAN UMUR MEDIAN TAHUN 2010
Umur Laki-laki Perempuan Jumlah Kumulatif
(1) (2) (3) (4) (5)
51
Rasio Ketergantungan
(Dependency Ratio)
✔ Atas dasar konsep ini dapat digambarkan berapa besar jumlah penduduk yang
tergantung pada penduduk usia kerja.
✔ Meskipun tidak terlalu akurat, rasio ketergantungan semacam ini memberikan
gambaran ekonomis penduduk dari sisi demografi.
52
Rasio Ketergantungan
(Dependency Ratio)
□ Definisi
✔ Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio) adalah perbandingan antara jumlah
penduduk berumur 0-14 tahun ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun
keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun.
✔ Rasio ketergantungan dapat dilihat menurut usia yakni Rasio Ketergantungan
Muda dan Rasio Ketergantungan Tua.
53
Rasio Ketergantungan
(Dependency Ratio)
✔ Rasio Ketergantungan Muda adalah perbandingan jumlah penduduk umur 0-
14 tahun dengan jumlah penduduk umur 15-64 tahun.
✔ Rasio Ketergantungan Tua adalah perbandingan jumlah penduduk umur 65
tahun keatas dengan jumlah penduduk di usia 15-64 tahun.
54
Rasio Ketergantungan
(Dependency Ratio)
□ Kegunaan
✔ Rasio ketergantungan (Dependency Ratio) dapat digunakan sebagai indikator
yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara,
apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang.
✔ Meskipun tidak akurat secara ekonomi, Rasio ketergantungan (Dependency
Ratio) dapat menggambarkan banyaknya penduduk yang harus ditanggung
oleh penduduk usia kerja
55
Rasio Ketergantungan
(Dependency Ratio)
✔ Dependency ratio merupakan salah satu indikator demografi yang penting.
Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin
tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk
membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
✔ Sedangkan persentase Dependency Ratio yang semakin rendah menunjukkan
semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk
membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
56
Pentingnya Rasio Ketergantungan
(Dependency Ratio)
✔ Semakin rendah angka ketergantungan, semakin baik pula kondisi ekonomi
suatu negara.
⮚ Tanggungan ini berbentuk jaminan sosial, bantuan pensiun, serta fasilitas lainnya yang
didapatkan oleh penduduk non produktif walaupun mereka tidak bekerja.
57
Hubungan Rasio Ketergantungan
(Dependency Ratio) dengan Bonus Demografi
✔ Bonus demografi adalah keuntungan ekonomis yang disebabkan oleh penurunan rasio
ketergantungan sebagai hasil proses penurunan kematian bayi dan penurunan fertilitas
jangka panjang. .
✔ Bonus demografi dapat menguntungkan negara untuk memiliki lebih banyak dana dari para
pekerja baik secara langsung via pajak atau secara tidak langsung via pertumbuhan
ekonomi.
✔ Jumlah pekerja yang lebih banyak dan berkualitas dan berkontribusi dalam ekonomi satu
negara menyebabkan surplus dana sehingga negara dapat menggunakan uang tersebut
untuk meningkatkan pembangunan, membuka lapangan kerja baru, berinvestasi di dalam
negeri, atau bahkan berinvestasi di luar negeri.
58
Hubungan Rasio Ketergantungan
(Dependency Ratio) dengan Bonus Demografi
Persentase penduduk usia produktif (15-64 tahun) terus meningkat sejak tahun 1971.
Pada tahun 1971 proporsi penduduk usia produktif adalah sebesar 53,39 persen dari
total populasi dan meningkat menjadi 70,72 persen di tahun 2020. Perbedaan antara
persentase penduduk usia produktif dan non produktif (0-14 tahun dan 65 tahun ke
atas) terlihat lebih tajam di tahun 2020. Persentase penduduk usia produktif yang lebih
besar dibandingkan penduduk usia non produktif tersebut menunjukkan bahwa
Indonesia masih berada pada era bonus demografi.
59
Hubungan Rasio Ketergantungan
(Dependency Ratio) dengan Bonus Demografi
60
Rasio Ketergantungan
(Dependency Ratio)
Cara Menghitung
Rasio Ketergantungan didapat dengan membagi total dari jumlah penduduk
usia belum produktif muda (0-14 tahun) dan jumlah penduduk usia tidak
produktif tua (65 tahun keatas) dengan jumlah penduduk usia produktif
(15-64 tahun).
61
Rasio Ketergantungan
(Dependency Ratio)
P(0-14)
RKMuda = x k
P(15-64)
P(0-14) + P(65+)
RKTotal = x k
P(15-64) P(65+)
RKTua = x k
P(15-64)
Dimana:
RKTotal : Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Muda dan Tua
RKMuda : Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Muda
RKTua : Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Tua
P(0-14) : Jumlah Penduduk Usia Muda (0-14 tahun)
P(65+) : Jumlah Penduduk Usia Tua (65 tahun keatas)
P(15-64) : Jumlah Penduduk Usia Produktif (15-64 tahun)
k : 100
62
Rasio Ketergantungan
(Dependency Ratio)
Tabel 11. Rasio Ketergantungan Muda, Tua, dan Total, Tahun 2020
RKTotal 44,33
RKMuda 35,45
RKTua 8,88
64
Rasio Ketergantungan
(Dependency Ratio)
□ Interpretasi
✔ Dari contoh perhitungan di atas, rasio ketergantungan total adalah
sebesar 44,33 persen, artinya setiap 100 orang yang produktif mempunyai
tanggungan sebanyak 44 orang yang belum produktif dan tidak produktif
lagi.
✔ Rasio sebesar 44,33 persen ini disumbangkan oleh rasio ketergantungan
penduduk muda sebesar 35,45 persen, dan rasio ketergantungan
penduduk tua sebesar 8,88 persen.
65
Rasio Ketergantungan
(Dependency Ratio)
✔ Dari indikator ini terlihat bahwa pada tahun 2020, penduduk usia kerja di
Indonesia masih dibebani tanggung jawab akan penduduk muda yang
proporsinya lebih banyak dibandingkan tanggung jawab terhadap penduduk tua.
✔ Rasio ketergantungan ini sudah jauh berkurang dibandingkan dengan keadaan
pada saat sensus 1971. Pada tahun 1971 rasio ketergantungan total adalah
sebesar 86 per 100 penduduk usia kerja, dan kemudian menurun secara pasti
sampai tahun 2020.
✔ Penurunan ini terjadi terutama karena penurunan tingkat kelahiran sebagai
dampak dari keberhasilan program Keluarga Berencana.
66
Rasio Ketergantungan
(Dependency Ratio)
67
Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)
Kegunaan
Data mengenai rasio jenis kelamin berguna untuk pengembangan
perencanaan pembangunan yang berwawasan gender, terutama yang
berkaitan dengan perimbangan pembangunan laki-laki dan perempuan
secara adil.
68
Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)
Kegunaan
✔ Misalnya, karena adat dan kebiasaan jaman dulu yang lebih mengutamakan
pendidikan laki-laki dibanding perempuan, maka pengembangan pendidikan
berwawasan gender harus memperhitungkan kedua jenis kelamin dengan
mengetahui berapa banyaknya laki-laki dan perempuan dalam umur yang
sama.
✔ Informasi tentang rasio jenis kelamin juga penting diketahui oleh para
politisi, terutama untuk meningkatkan keterwakilan perempuan dalam
parlemen.
69
Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)
□ Cara Menghitung
RJK diperoleh dengan membagi jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah
penduduk perempuan dan hasilnya dikalikan dengan 100.
∑L
RJK = x k
∑P
Dimana:
∑L : Jumlah penduduk laki-laki di suatu daerah
pada suatu waktu
∑P : Jumlah penduduk perempuan di suatu
daerah pada suatu waktu
k : 100
70
Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)
Contoh
Jumlah penduduk laki-laki menurut Sensus Penduduk tahun 2020 adalah
136.661.899 orang, dan jumlah penduduk perempuan dari data yang sama
adalah 133.542.018 orang. Jadi rasio jenis kelamin Penduduk Indonesia tahun
2020 adalah 102. Artinya, tiap-tiap 100 penduduk perempuan ada sebanyak
102 penduduk laki-laki.
71
Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)
□ Rasio jenis kelamin lebih dari seratus untuk Indonesia baru pertama kali terjadi pada
tahun 2000 ini. Sebelumnya rasio jenis kelamin berada sedikit dibawah 100, misalnya
98 atau 97. Artinya untuk tiap 100 penduduk perempuan hanya ada 97 atau 98
penduduk laki-laki.
□ Di daerah dimana diperlukan banyak tenaga laki-laki untuk bekerja seperti di daerah
pertambangan mempunyai rasio jenis kelamin lebih tinggi dari 100, artinya di daerah
itu terdapat penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan penduduk perempuan.
□ Daerah yang ditinggalkan merantau oleh para laki-laki cenderung mempunyai rasio
jenis kelamin dibawah 100 yang menunjukkan jumlah perempuan lebih banyak dari
pada penduduk laki-laki.
72
Provinsi
Rasio Jenis Kelamin
1971 1980 1990 1995 2000 2005 2010 2020
ACEH 100.21 101.49 101.05 100.01 101.1 - 100.2 101
SUMATERA UTARA 101.32 100.72 99.76 99.24 99.8 99.62 99.8 101
SUMATERA BARAT 93.69 95.53 95.88 94.07 96.1 97.49 98.4 101
RIAU 104.63 103.99 105.16 102.77 104.4 104.24 106.3 105
JAMBI 107.45 105.65 104.32 101.65 104.2 105.92 105.5 104
SUMATERA SELATAN 99.51 102.05 101.19 102.08 101 102.43 103.7 104
BENGKULU 101.99 103.23 105.63 101.85 103.2 104.09 104.6 105
LAMPUNG 102.33 107.28 105.51 104.89 106.2 107.63 106.1 105
KEP. BANGKA BELITUNG - - - - 104 109 108 106
KEP. RIAU - - - - - 99.87 105.5 104
DKI JAKARTA 102.13 102.58 101.95 100.56 102.5 98.7 102.8 102
JAWA BARAT 96.79 99.12 100.51 100.82 102.1 102.71 103.6 103
JAWA TENGAH 95.25 96.62 97.47 96.76 99.2 99.77 98.8 101
DI YOGYAKARTA 94.28 96.25 96.71 98.34 98.3 100.17 97.7 98
JAWA TIMUR 94.32 95.51 95.96 96.24 97.9 98.65 97.5 100
BANTEN - - - - 101.5 103.79 104.7 104
BALI 97.94 98.39 99.46 100.21 101 103.14 101.7 101
NUSA TENGGARA BARAT 97.45 98.29 95.51 92.59 94.2 93.49 94.3 100
NUSA TENGGARA TIMUR 101.99 99.56 98.34 98.09 98.6 100.41 98.7 100
KALIMANTAN BARAT 104.21 103.49 103.85 104.81 104.7 104.98 104.6 106
KALIMANTAN TENGAH 101.75 106.32 106.63 104.91 106.8 106.46 109 108
KALIMANTAN SELATAN 96.31 98.82 99.63 99.39 100.5 101.83 102.6 103
KALIMANTAN TIMUR 106.96 111.64 110.91 106.23 109.7 109.71 111.3 109
KALIMANTAN UTARA - - - - - - - 112
SULAWESI UTARA 100.57 102.27 102.74 102.99 104.9 103.85 104.4 105
SULAWESI TENGAH 104.63 106.44 105.08 102.67 104.7 105.23 105.2 106
SULAWESI SELATAN 94.77 94.94 95.5 94.88 95.1 94.78 95.5 99
SULAWESI TENGGARA 91.31 96.89 99.7 96.61 100.7 101.6 101 103
GORONTALO - - - - 101 101.34 100.7 102
SULAWESI BARAT - - - - - - 100.8 103
MALUKU 103 104.43 103.82 102.98 102.8 103.09 102.3 103
MALUKU UTARA - - - - 104.7 105.21 104.9 105
PAPUA BARAT - - - - - - 112.4 111
PAPUA 141.44 109.29 110.49 103.83 110.4 112.34 113.4 114
INDONESIA 97.18 98.82 99.45 99.09 100.6 101.11 101.4 102
73
TERIMA KASIH
#tetapsehat
#tetapsemangat
#janganlupabaha
gia
74