Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Di Indonesia masalah tentang keselamatan kerja belum menjadi sebuah
isu yang serius dibicarakan dalam dunia industri. Masih banyak pengusaha
yang belum memikirkan secara serius perihal keselamatan kerja para pegawai
mereka. Hal ini dikarenakan masih kuatnya pemikiran dari sebagian
pengusaha, bahwa perangkat pendukung keselamatan kerja adalah sebuah
beban. Akibatnya mereka sering berpikir dua kali ketika para pekerja menuntut
adanya pemberian fasilitas yang menjamin keselamatan kerja para pegawainya.
Hal- hal inilah yang oleh pengusaha dianggap sebagai sebuah pemborosan.
Karena identik dengan keluarnya biaya yang akan menambah besar
pengeluaran perusahaan.
Keselamatan kerja merupakan hal yang harus diperhatikan dan dijadikan
prioritas utama bagi setiap pekerja dan juga kalangan pengusaha. Hal ini
penting, karena menyangkut masalah jiwa dan nyawa manusia. Dalam konteks
perekonomian modern, manusia bukan lagi dipandang sebagai sebuah objek.
Melainkan termasuk dalam salah satu faktor produksi yang memiliki peran -
peran vital dalam penetuan kemajuan sebuah bisnis. Jadi jaminan keselamatan
sudah menjadi hak setiap tenaga kerja.
Sejak awal tahun 2014 pemerintah Indonesia sudah mulai memperhatikan
jaminan kecelakaan kerja yang harusnya menjadi hak para pekerja. Undang –
undang Nomor 24 tahun 2011 dijadikan sebagai dasar pembentukan sebuah
badan penyelenggara jaminan sosial. Undang – undang ini secara tegas
menyatakan bahwa BPJS yang dibentuk dengan UU BPJS adalah badan hukum
publik. BPJS yang dibentuk dengan UU BPJS adalah BPJS Kesehatan dan
BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Kesehatan dibentuk untuk menggantikan peranan
dari PT Askes sedangkan BPJS Ketenagakerjaan menggantikan PT Jamsostek.

1
2

BPJS Ketenagakerjaan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial


Ketenagakerjaan) merupakan program publik yang membeikan perlindungan
bagi tenaga kerja untuk mengatasi risiko sosial ekonomi tertentu dan
penyelenggaraannya menggunakan mekanisme asuransi sosial. BPJS
Ketenagakerjaan pada dasarnya mengemban misi negara untuk memenuhi
hak konstitusional setiap orang atas jaminan sosial dengan menyelenggarakan
program jaminan yang bertujuan memberi kepastian perlindungan dan
kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Produk/jasa layanan dari BPJS Ketenagakerjaan adalah Jaminan
Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian(JK), Jaminan Hari Tua (JHT),
dan Jaminan Pensiun (JP) serta Program Jaminan Konstruksi dan Program
Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja (TK-LHK). Program – program dari
BPJS Ketenagakerjaan menggambarkan bahwa program pemerintah ini tidak
hanya memberikan jaminan asuransi terhadap kecelakaan kerja. Program ini
juga memberikan jaminan asuransi ketika tenaga kerja tersebut mati, pensiun
dan disaat dia sudah berumur tua nantinya.
Salah satu program dari BPJS Ketenagakerjaan yang menjamin bila
adanya kecelakaan pada saat bekerja ialah Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK).
Kecelakaan kerja termasuk penyakit akibat kerja merupakan resiko yang
harus dihadapi oleh tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya. JKK ini
sangat dibutuhkan karena untuk menanggulangi hilangnya sebagian atau
seluruh penghasilan yang diakibatkan oleh adanya resiko - resiko sosial
seperti kematian atau cacat karena kecelakaan kerja baik fisik maupun
mental. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) memberikan kompensasi dan
rehabilitasi bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan pada saat dimulai
berangkat bekerja sampai tiba kembali dirumah atau menderita penyakit
akibat hubungan kerja. Iuran untuk program Jaminan Kecelakaan Kerja
(JKK) ini sepenuhnya dibayarkan oleh perusahaan.
Menurut data Badan Pusat Statistik, di Surakarta jumlah angkatan kerja
pada tahun 2014 sebanyak 258.234 orang dan jumlah penduduk yang bekerja
pada tahun 2014 mencapai angka 241.277 orang.
3

Gambar 1
Jumlah Tenaga Kerja di Surakarta
Angkatan
Tahun TPAK Pengangguran TPT Bekerja
Kerja

2010 258.573 66.81 22.575 8.730 235.998


2011 266.308 69.01 16.940 6.360 249.368
2012 272.144 70.49 16.523 6.070 255.621
2013 279.953 72.57 20.089 7.180 259.864
2014 258.234 68.48 16.957 6.160 241.277
Sumber : BPS Kota Surakarta

Berdasarkan data di BPJS Ketenagakerjaan kantor cabang Surakarta


jumlah tenaga kerja di Surakarta yang terdaftar menjadi anggota aktif
program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) sebanyak 17.544.637 anggota.
Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir (2013 – 2016), jumlah pengajuan klaim
jaminan kecelakaan kerja sebanyak 8.021 kasus.

Gambar 1.2
Jumlah Pengajuan Klaim JKK
di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Surakarta
3,500Kasus Pengajuan Klaim JKK 2013-2016
3,000

2,500

2,000

1,500

1,000

500
2013-2014 2014-2015 2015-2016
0
Jumlah Kasus 3,085 2,771 2,165

Jumlah Kasus

Sumber : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kantor Cabang Surakarta


4

Kejadian kecelakaan kerja sering terjadi secara tiba – tiba tanpa seorang
pun yang mengetahuinya, dan kapan saja bisa menimpa siapapun. Setiap
anggota BPJS Ketenagakerjaan harus faham tentang prosedur pengajuan
klaim program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) ini. Jangan sampai ketika
terjadi kecelakaan kerja, mereka bingung karena kurang faham dalam
pengajuan Klaim Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) ini. Prosedur pengajuan
klaim dibuat semudah mungkin dan ditujukan agar dapat mudah difahami
oleh semua peserta BPJS Ketenagakerjaan.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan pengamatan guna
mengetahui bagaimana prosedur pengajuan klaim jaminan kecelakaan kerja
(JKK) secara spesifik. Untuk itu penulis melakukan praktek kerja atau
magang di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan
Surakarta dengan mengambil judul “PROSEDUR PENGAJUAN KLAIM
JAMINAN KECELAKAAN KERJA DI BADAN PENYELENGGARA
JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG
SURAKARTA”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang
akan dibahas pada pengamatan ini yaitu: “Bagaimana Prosedur Pengajuan
Klaim Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) di Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Cabang Surakarta?”

C. Tujuan Pengamatan
Tujuan dari pengamatan ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Operasional
Untuk mengetahui Prosedur Pengajuan Klaim Jaminan Kecelakaan Kerja
(JKK) di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan
Cabang Surakarta
5

2. Tujuan Fungsional
Hasil pengamatan ini diharapkan bisa menjadikan masukan bagi Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Cabang Surakarta
agar bisa meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada
konsumen sehingga dapat membenahi kekurangan dan meningkatkan
pelayanan kepada peserta jaminan sosial.
3. Tujuan Individual

Pengamatan ini dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan dalam


memperoleh Sebutan Profesional Ahli Madya (A.Md) pada Program
Studi Diploma III Jurusan Manajemen Administrasi Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

D. Manfaat Pengamatan
Manfaat yang didapat dari kegiatan magang dan pengamatan tugas akhir
ini, yaitu :
1. Mengetahui gambaran terperinci tentang Prosedur Pengajuan Klaim
Jaminan Kecelakaan Kerja di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang
Surakarta.
2. Menambah ilmu serta pengalaman baru bagi penulis dalam dunia
kerja.
3. Menambah informasi tentang Prosedur Pengajuan Klaim Jaminan
Kecelakaan Kerja di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai