Anda di halaman 1dari 9

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU) UAS

TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa : Icha Denisa Dearwati

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 043447045

Tanggal Lahir : 13 Maret 2021

Kode/Nama Mata Kuliah : ESPA4534/Perencanaan Sumber Daya Manusia

Kode/Nama Program Studi : 53/Ekonomi Pembangunan

Kode/Nama UPBJJ : 21/Jakarta


Hari/Tanggal UAS THE : Kamis/30 Desember 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN UNIVERSITAS
TERBUKA
Surat Pernyataan Mahasiswa Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Icha Denisa Dearwati


NIM : 043447045
Kode/Nama Mata Kuliah : ESPA4534/Perencanaan Sumber Daya Manusia
Fakultas : Ekonomi
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
UPBJJ-UT : 21/Jakarta

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari
aplikasi THE pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam
pengerjaan soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan
mengakuinya sebagai pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman
sesuai dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik
dengan tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS
THE melalui media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan
dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari
terdapat pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan
menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Sumedang., 30 Desember 2021

Yang Membuat Pernyataan

Icha Denisa Dearwati


JAWABAN NOMOR 1

Dalam beberapa kasus, perusahaan merasa tidak sanggup membayar upah


pekerjanya dalam situasi darurat kesehatan masyarakat, karena akibat pembatasan
aktivitas di lingkup dunia ketenagakerjaan dan bisnis telah berdampak pada
menurunnya omzet atau penghasilan keuntungan perusahaan. Bagi perusahaan
yang tidak sanggup membayar upah pekerja, tidak diperbolehkan untuk langsung
serta merta mem-PHK pekerjanya atau tidak membayar upah pekerjanya.

Perusahaan dapat mengajukan upaya penangguhan pembayaran upah sesuai UMP


(Upah Minimum Provinsi) ke Gubernur. Mengenai upaya penangguhan upah oleh
pihak perusahaan telah diatur dalam ketentuan Pasal 90 Undang-undang No. 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. KEP-231/MEN/2003 Tahun 2003 tentang Tata Cara
Penangguhan Pelaksanaan Upah Minimum, dan Peraturan Gubernur DKI Jakarta
No. 42 Tahun 2007 tentang Tata Cara Penangguhan Pelaksanaan Upah Minimum
Provinsi.

Ketentuan-ketentuan tersebut telah menyatakan secara jelas bilamana ada


perusahaan tidak sanggup membayar upah pekerjanya sesuai dengan standar upah
minimum, maka ia wajib membuktikannya dengan membuka Laporan Keuangan
Perusahaannya dan mengajukan upaya penangguhan upah kepada Gubernur.

Bilamana upaya penangguhan upah tersebut disetujui, maka gubernur akan


menuangkannya dalam penetapan Keputusan Gubernur. Bila sudah ditetapkan
dalam Keputusan Gubernur, maka Perusahaan dapat membayar upah pekerjanya di
bawah standar Upah Minimum. Meski begitu, perusahaan diwajibkan
membayarkan selisih kekurangan pembayaran upah pekerja sesuai UMP tersebut
di tahun berikutnya.

JAWABAN NOMOR 2
A. pengertian Pengangguran, Pengangguran Terbuka dan Tingkat Pengangguran
- Pengangguran merupakan bagian dari angkatan kerja karena sebenarnya mereka adalah
bagian dari tenaga kerja yang benar-benar mau bekerja secara aktif untuk memproduksi
barang dan jasa. Hanya saja mereka saat ini tidak sedang bekerja tetapi secara aktif
sedang mencari pekerjaan.
- Penganggur terbuka atau penganggur penuh adalah istilah penduduk yang secara aktif
sedang mencari pekerjaan.
- Tingkat pengangguran adalah jumlah pengangguran per 100 orang yang tergolong
angkatan kerja dan dapat dirumuskan sebagai berikut:
B. Menghitung Tingkat Pengangguran

Tingkat pengangguran = Jumlah Penganggur x 100


Angkatan Kerja

Tingkat Pengangguran
Jumlah Angkatan (jumlah
Usia x 100
Pengangguran Kerja penganggur/angkatan
kerja x 100)
15-19 1.212.400 6.420.925 100 18,8
20-24 2.609.339 14.775.116 100 17,6
25-29 1.534.639 16.554.443 100 9,2
30-34 806.661 16.340.032 100 4,9
35-39 618.486 16.517.422 100 3,7
40-44 570.598 16.089.642 100 3,5
45-49 488.428 14.938.870 100 3,2
50-54 390.218 12.976.674 100 3,1
55-59 319.643 10.091.867 100 3,1
55-59 195.596 15.105.322 100 1,2

Pada gambaran menurut kelompok umur, kecenderungannya adalah semakin tinggi umur
angkatan kerja semakin rendah pula tingkat penganggurannya.
Satu hal menarik yang patut untuk dikaji lebih jauh berkaitan dengan TPT menurut
kelompok umur adalah penduduk pada kelompok umur 15-24 tahun merupakan
penduduk usia sekolah yang selayaknya melakukan kegiatan pendidikan menengah
sampai pendidikan tinggi. Dengan perkataan lain, angkatan kerja pada kelompok usia
muda ini yang juga merupakan angkatan kerja baru belum siap memasuki dunia kerja.
Ada beberapa latar belakang mengapa kelompok usia muda itu ikut terjun ke pasar kerja,
antara lain kesulitan ekonomi keluarga sehingga memaksa mereka untuk berhenti
sekolah/kuliah dan terpaksa memasuki dunia kerja. Sebaliknya, sulitnya mendapatkan
pekerjaan karena terbatasnya lapangan pekerjaan serta kurangnya pengalaman dan
keahlian menyebabkan mereka ikut terjebak dalam kelompok pengangguran, sehingga
menambah akumulasi jumlah penganggur menjadi lebih banyak lagi. Faktor-faktor
lainnya ialah kelompok usia muda umumnya masih bersifat idealis termasuk dalam
memilih pekerjaan, misalnya sesuai keinginan, keahlian, hobi, standar gaji, dan gengsi.
Akibatnya lapangan pekerjaan mereka menjadi terbatas. Selain itu, kelompok usia ini
belum memiliki banyak beban tanggungan ekonomi keluarga dan masih ada jaring
pengaman ekonomi baginya yaitu keluarga dan masyarakat sosialnya.

JAWABAN NOMOR 3
Sektor informal merupakan unit-unit usaha tidak resmi berskala kecil yang menghasilkan
dan mendistribusikan barang dan jasa tanpa memiliki izin usaha atau izin lokasi
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sektor informal
digambarkan sebagai suatu kegiatan usaha berskala kecil yang dikelola oleh individu-
individu dengan tingkat kebebasan yang tinggi dalam mengatur cara bagaimana dan
dimana usaha tersebut dijalankan. Sektor informal juga didefinisikan sebagai sektor yang
tidak menerima bantuan dari pemerintah; sektor yang belum menggunakan bantuan
ekonomi dari pemerintah meskipun bantuan itu telah tersedia dan sektor yang telah
menerima bantuan ekonomi dari pemerintah namun belum sanggup berdikari (Soetjipto,
1985 dalam Reni Pratiwi, 2012). Sektor informal pada umumnya ditandai oleh beberapa
karakteristik khas seperti bidang kegiatan produksi barang dan jasa, berskala kecil, unit-
unit produksinya dimiliki secara perorangan atau keluarga, banyak menggunakan tenaga
kerja, dan teknologi yang dipakai relatif sederhana

Di negara berkembang seperti Indonesia, sektor ekonomi informal memiliki peran yang
besar. Hal ini bisa dilihat dari penggunaaan sumber daya lokal dan teknologi yang
tersedia dan memang ada. Jadi, hal ini akan menghasilkan alokasi sumber daya yang
efisien karena memberikan kemungkinan kepada tenaga kerja yang berlebih di pedesaan
untuk migrasi dari kemiskinan dan pengangguran. Sektor formal juga tergantung pada
sektor informal terutama dalam hal harga barang input yang murah dan penyediaan
barang-barang bagi pekerja di sektor formal. Sebaliknya, sektor informal juga tergantung
dari pertumbuhan di sektor formal. Bahkan, terkadang sektor informal menjadi subsidi
untuk sektor formal. Mereka mensubsidi barang-barang dan kebutuhan fundamental yang
lebih murah bagi para pekerja di sektor formal.

Contoh sektor informal itu seperti pedagang asongan, pedagang kaki lima, petani,
peternak, buru harian, supir, kuli bangunan, dan lain-lain. Munculnya sektor informal
bisa disebabkan oleh adanya urbanisasi yang membludak, dimana hal ini disebabkan oleh
perspektif masyarakat yang menganggap bahwa pindah ke kota adalah untuk
mendapatkan hidup yang lebih baik. Pengangguran dan kerja sambilan juga dapat
menjadi sebab munculnya sektor informal. Karena ketika seseorang tidak mendapatkan
pekerjaan yang layak, mereka akan menempuh berbagai cara seperti memasuki sektor
informal. Begitu juga, ketika tingginya biaya hidup, orang-orang tidak bisa hanya
mengandalkan penghasilan dari sektor formal saja. Oleh kerena itu, sektor informal
dinilai dapat membantu menopang kebutuhan sehari hari. Selanjutnya adalah karena
permintaan pasar, yang mana ketika semakin banyak golongan masyarakat menengah ke
bawah yang tidak mampu menjangkau produk-produk yang ditawarkan di pasar.

Keadaan sektor ekonomi informal akhir-akhir ini sangat memprihatinkan. Terutama pada
saat Pandemi wabah COVID-19 yang telah merebak ke seluruh dunia. Pada akhir April
2020, data menunjukkan terdapat sekitar 2,8 juta kasus di seluruh dunia yang telah
terinfeksi oleh COVID-19, dengan jumlah kematian mendekati 195.000, dan 210 negara
serta kawasan telah terkena dampaknya. Oleh karena itu, tindakan karantina penuh atau
parsial saat ini sedang diterapkan di seluruh dunia. Diperkirakan bahwa langkah-langkah
ini akan membawa dampak signifikan pada 1,6 miliar pekerja informal, dengan
perempuan yang terlalu banyak terwakili di sektor-sektor yang paling terpukul. Banyak
perempuan dan laki-laki di sektor informal membutuhkan penghasilan demi menafkahi
diri sendiri dan keluarga mereka, mengingat kebanyakan dari mereka tidak dapat
bergantung pada kompensasi penggantian pendapatan atau tabungan. Tidak bekerja dan
tinggal di rumah berarti kehilangan pekerjaan dan mata pencarian. “Mati karena
kelaparan atau karena virus” adalah dilema yang terlalu nyata yang harus dihadapi
banyak pekerja di sektor perekonomian informal.

Bagi kelompok masyarakat kecil, sektor ekonomi informal laksana pahlawan karena
dapat dijadikan sebagai sumber utama atau alternatif pendapatan. Juga, umumnya barang-
barang yang diusahakan Pedagang Kaki Lima (PKL) memiliki harga yang relatif
terjangkau oleh pembelinya, dimana pembeli utamanya adalah masyarakat menengah
kebawah yang memiliki daya beli yang rendah. Dilihat dari segi sosial dan ekonomi,
sektor informal memiliki karakteristik efesien dan ekonomis karena, kemampuan
menciptakan surplus bagi investasi dan dapat membantu meningkatkan pertumbuhan
ekonomi. Namun, sektor ekonomi informal dapat menyebabkan penurunan kualitas tata
ruang kota, hal ini ditunjukkan oleh semakin tidak terkendalinya perkembangan PKL
dengan mengambil ruang dimana-mana. Tidak hanya ruang kosong atau terabaikan,
tetapi juga pada ruang yang jelas peruntukannya secara formal. PKL secara ilegal
berjualan hampir di seluruh jalur pedestrian, ruang terbuka, jalur hijau, dan ruang kota
lainnya, serta mengakibatkan pejalan kaki berdesak-desakkan, menimbulkan tindak
kriminal (pencopetan), mengganggu kegiatan ekonomi pedagang formal karena lokasinya
yang cenderung memotong jalur pengunjung seperti pinggir jalan dan depan toko, juga
mengganggu para pengendara kendaraan bermotor, dan mengganggu kelancaran lalu
lintas.

Pekerjaan di sektor informal di Indonesia menuai pro dan kontra, banyak orang yang suka
karena, dengan adanya sektor informal mengurangi tingkat pengangguran. Di sisi lain,
para pekerja di sektor informal dapat dibilang sebagai pengotor wajah kota karena,
mereka bekerja diluar pengawasan dan membuka lahan sesuka hati tanpa ada izin.

Adanya pekerja di sektor informal menyebabkan kota menjadi terasa kumuh dan tidak
teratur dengan baik, namun hal ini juga terjadi karena pemerintah yang kurang
memperhatikan peluang serta bantuan dalam mengembangkan pekerjaan di sektor
informal ini. Jika memang pemerintah dapat memberikan bantuan yang baik dan tepat
serta dapat mengurus, dan mengawasi para pekerja di sektor informal dengan baik, kita
akan mendapatkan setiap hal positifnya dari hal tersebut. Tidak ada lagi kontra yang akan
terjadi seperti kota yang kotor, menutupi jalan, dan sebagainya. Sektor ekonomi informal
juga bisa membantu perekonomian di Indonesia dengan catatan bahwa pemerintah mau
memberikan tempat khusus untuk mereka. Bisa dibayangkan tanpa adanya sektor
informal kita membutuhkan suatu barang dengan harga yang cukup terjangkau maka
sektor informal lah yang menjadi pilihan untuk masyarakat menengah kebawah karena,
tarif ataupun harganya jauh lebih murah dan terjangkau.

Pemerintah juga harus memberikan tempat khusus untuk mereka yang berjualan di sektor
informal. Karena sebagian besar dari mereka bekerja hanya untuk mencukupi kehidupan
sehari-hari bukan untuk investasi dalam jangka waktu yang panjang. Oleh karena itu
kami setuju dan mendukung upaya pemerintah untuk memasukkan sektor ekonomi
informal ke dalam tata ruang kota. Sehingga pembangunan ekonomi yang berkeadilan
sosial dapat terwujud.

JAWABAN NOMOR 4

Strategi pemerintah dalam mengatasi kemiskinan adalah sebagai berikut

1. Kebijakan bidang ketenagakerjaan

Kebijakan ketenagakerjaan yang dibuat pemerintah juga tentunya harus dapat mencari titik temu
antara kepentingan pekerja dan kepentingan pengusaha. Seperti misalnya kebijakan upah
minimum. Apabila upah minimum ditetapkan terlalu rendah jelas akan merugikan pekerja, tetapi
apabila upah minimum ditetapkan terlalu tinggi pengusaha akan cenderung mengurangi jumlah
pekerja yang dipekerjakan nya.

2. Kebijakan bidang pendidikan dan kesehatan

Pendidikan diyakini menjadi salah satu faktor penting dalam peningkatan kualitas sumber daya
manusia. Pemerintah telah melakukan cukup banyak usaha dalam peningkatan pendidikan
ditandai dengan meningkatnya pengeluaran pemerintah untuk bidang pendidikan menjadi 20%
dari anggaran negara. Salah satu program yang memfokuskan pada peningkatan kualitas sumber
daya manusia melalui pendidikan adalah bantuan operasi sekolah (BOS).

3. Program Beras Rakyat Miskin (Raskin)

Meskipun program ini sangat berguna bagi khususnya penyediaan bahan makanan untuk
penduduk miskin namun pada kenyataannya terdapat beberapa keterbatasan seperti

(1) warga yang berhak untuk mendapatkan bantuan ini terkadang masih tidak mampu
memanfaatkan pembayaran beratnya karena dana yang terbatas beratnya karena dana yang
terbatas

(2) keluarga yang sebenarnya tidak berhak atas program ini tetapi terkadang dapat mendapatkan
bantuan berarti ni. 3 kurangnya pendanaan untuk pendistribusian ke pelosok daerah
2. Bantuan Langsung Tunai (BLT)

Program bantuan langsung tunai diberikan untuk Penduduk miskin sebagai kompensasi dari
kenaikan harga minyak BBM pada tahun 2005. Adapun jumlah keluarga miskin yang mendapat
bantuan ini adalah sebesar 15,5 juta keluarga dengan besar bantuan sebesar Rp100.000 per
keluarga perbulannya yang didistribusikan melalui PT Pos setiap 3 bulan sekali. Program BLT ini
berguna untuk mengatasi ketidakmampuan Penduduk miskin untuk mendapatkan kebutuhan
pokok, Meskipun demikian karena sifatnya adalah konsumtif maka keberhasilannya adalah
sangat tergantung kepada penduduk es krim tersebut dan kebanyakan hanya bersifat jangka
pendek.

5. Inpres Desa Tefiinggal (IDT)

Pemerintah dalam hal ini menyediakan bantuan kredit produktif, infrastruktur dan bantuan
supervisi dengan dana Sebesar sebesar 20 juta pradesa pertahun yang dikelola oleh kelompok
masyarakat (Pokmas).

6. Jaring Pengaman Sosial (JPS)

Tujuan dari program ini adalah membantu Penduduk miskin yang terkena dampak krisis dalam
pemenuhan kebutuhan dasarnya.

7. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

Pengalihan anggaran dari subsidi minyak memberikan kewenangan kepada pemerintah untuk
mengadakan program yang berguna untuk mengurangi kemiskinan melalui penciptaan lapangan
kerja dan perbaikan infrastruktur. Program PNPM adalah block grant untuk masyarakat miskin di
daerah perkotaan dan pedesaan dengan dana yang dialokasikan untuk proyek yang spesifik
melalui proses penentuan pada Level kaca kecamatan dengan anggaran sebesar $800 juta pada
tahun 2010.

8. Program Padat Karya (PPK)

Tujuan dari program ini adalah menciptakan kesempatan kerja selama periode krisis terutama
sebagai akibat dari banyaknya pemutusan hubungan kerja yang menyebabkan pengangguran.

9. Program Keluarga Harapan (PKH)

Program Keluarga Harapan adalah program nasional yang bertujuan untuk membentuk rumah
tangga rumah tangga yang masih berada dibawah garis kemiskinan kemiskinan melalui
pemberian uang tunai kepada rumah tangga sangat miskin (RSTM) di mana sebagai imbalannya
keluarga RSTM diwajibkan untuk memeriksa kan keluarganya ke Puskesmas atau
menyekolahkan anaknya dengan tingkat kehadiran sesuai ketentuan yang berlaku.

10. Program Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Program ini bertujuan untuk percepatan pengembangan kegiatan keokonomian di sektoo riil
( melalui usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi) dalam rangka
penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja
Buku Materi Pokok Perencanaan Sumber Daya Manusia/ESPA4534 Modul 9

Anda mungkin juga menyukai