Anda di halaman 1dari 10

Pengertian Pengangguran

Pengangguran adalah angkatan kerja yang tidak melakukan kegiatan kerja, atau
sedang mencari pekerjaan atau bekerja secara tidak optimal.

Jenis-jenis pengangguran dapat dikelompokkan menjadi sebagai


berikut :

Pengangguran Normal / Terbuka. Penggangguran normal adalah golongan


angkatan kerja yang betul-betul tidak mendapatkan pekerjaan karena pendidikan
dan keterampilan tidak memadai.

Setengah Menganggur (Under Employment). Setengah menganggur terjadi


apabila tenaga kerja tidak bekerja secara optimum karena ketiadaan lapangan kerja
atau pekerjaan.

Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment). Pengangguran


terselubung terjadi apabila tenaga kerja tidak bekerja secara optimum karena tidak
memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya.

Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment). Pengangguran friksional


adalah pengangguran temporer yang terjadi karena pergantian pekerjaan atau
pergeseran tenaga kerja. Pengangguran ini disebabkan karena seseorang tidak
langsung menemukan pekerjaan baru setelah berhenti dari pekerjaan lamanya atau
dihambat oleh keterbatasan mereka sendiri.
Pengangguran Musiman (Seasonal Unemployment). Pengangguran musiman
disebabkan oleh perubahan permintaan terhadap tenaga kerja yang sifatnya
berkala. Pengangguran seperti ini biasa terjadi pada tenaga kerja paruh waktu (part
time).

Pengangguran Siklikal / Konjungtural (Cyclical Unemployment). Pengangguran


siklikal berkaitan dengan naik-turunnya aktivitas atau keadaan perekonomian suatu
negara (business cycle).

Pengangguran Struktural (Structural Unemployment). Pengangguran ini muncul


akibat perubahan struktur ekonomi, misalnya dari struktur agraris menjadi industri,
sehingga banyak tenaga kerja yang tidak dapat mmenuhi syarat yang diminta
perusahaan.

Pengangguran Sukarela (Voluntary Unemployment). Pengangguran ini terjadi


karena adanya orang yang sesungguhnya masih dapat bekerja, tetapi dengan
sukarela dia tidak mau bekerja, karena mungkin sudah cukup dengan kekayaan
yang dimiliki atau pekerjaannya diberikan kepada pegawai baru.

Pengangguran Deflasioner (Deflationary Unemployment). Pengangguran


deflasioner disebabkan lowongan pekerjaan tidak cukup untuk manampung seluruh
pencari kerja.

Pengangguran Teknologi. Pengangguran teknologi disebabkan karena kemajuan


teknologi, yakni pergantian tenaga manusia dengan tenaga mesin.

Penyebab Pengangguran
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding
dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran
seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya
pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga
dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan membandingkan jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran
konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan
kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan
efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat
pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik,
keamanan dan sosial sehingga mengganggu proses pembangunan.

Pemerintah dalam Mengatasi Masalah Pengangguran


Pengangguran merupakan masalah penting yang harus segera diatasi karena
sangat berpengaruh kepada perkembangan suatu negara. Pemerintah harus
berperan dalam mengatasi masalah pengangguran. Upaya Pemerintah dalam
mengatasi pengangguran dapat membantu mengatasi permasalahan pengangguran
dengan mengeluarkan berbagai kebijakan yang meminimalisir akan terjadinya
pengangguran.
Karena setiap warga negara berhak mempunyai pekerjaan dan memiliki kehidupan
yan layak seperti hal nya tercantum pada pasal 27 UUD 1945 yang berbunyi ” Tiap-
tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak, maka
pemerintah wajib menyediakan lapangan kerja dan melindungi hak-hak tenaga
kerja”. Oleh karena itu pemerintah harus dapat memberikan berbagai solusi dan
berupaya untuk menurunkan atau mengatasi masalah pengangguran yang ada.
Berikut ini beberapa upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi
masalah pengangguran yaitu sebagai berikut:
1. Menciptakan lapangan pekerjaan seluas-luasnya
Menurut ahli ekonomi yaitu Prof. Soemitro Djoyohadikoesoemo berpendapat bahwa
mempeluas kesempatan kerja dapat dilakukan dengan dua cara yaitu yang pertama
dengan cara mengembangkan industri padat karya dan yang kedua dengan
menyelenggaraka proyek pekerjaan umum. Cara yang pertama yaitu dengan
mengembangkan industri, pengembangan industri dapat dilakukan dengan cara
meningkatkan modal asing dan juga modal dalam negeri. Dan cara kedua yaitu
dengan menyelenggarakan proyek pekerjaan umum contohnya seperti proyek dalam
pembuatan jalan tol. Selain itu cara lain pemerintah untuk membuka kesempatan
kerja yaitu dengan mengirimkan tenaga kerja yang ada di Indonesia untuk bekerja di
luar negeri dengan melalui departemen tenaga kerja ataupun melalui jasa tenaga
kerja.
2. Meningkatkan kualitas tenaga kerja
Salah satu faktor kenapa tingkat pengangguran di Indonesia masih tinggi yaitu
keterampilan atau kinerja setiap tenaga kerja. Oleh karena itu sangat perlu seorang
pengangguran meningkatkan kualitas tenaga kerjanya agar tingkat pengangguran
berkurang. Adapun cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas tenaga
kerja yaitu dengan cara latihan untuk pengembangan profesionalisme tenaga kerja,
selain itu dengan mencoba latihan magang di tempat kerja, dan cara yang sangat
ampuh untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja yaitu dengan meningkatkan
kualitas pendidikan masyarakat setempat dan juga menyesuaikan bakat yang
dimiliki masyarakat dengan usaha baik itu melalui pendidikan formal, kursus,
ataupun lain-lain.
3. Mengadakan proyek magang bagi calon tenaga kerja
Salah satu cara pemerintah untuk mengurangi pengangguran yaitu dengan
mengadakan suatu proyek magang bagi calon tenaga kerja. Dengan adanya
pelatihan pada magang maka calon tenaga kerja akan menjadi lebih terampil dan
akan membantu mengatasi masalah pengangguran. Selain itu dengan cara
mengadakan berbagai pelatihan sesuai dengan kebutuhan masing-masing para
pencari kerja.
4. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja
Upaya pemerintah yang keempat untuk mengatasi masalah pengangguran yaitu
dengan meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja. Adapun cara yang dapat
dlakukan untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja yaitu dengan cara
mengikutikan semua pekerja kepada asuransi jaminan sosial, menyarankan setiap
perusahaan untuk dapat meningkatkan keselamatan kerja, mewajibkan setiap
perusahaan yang ada untuk dapat memenuhi hak tenaga kerja, dan cara terakhir
yaitu dengan menetapkan adanya upah minimum regional (UMR).
5. Pengembangan sektor informal
Upaya Pemerintah dalam mengatasi pengangguran yaitu dengan mengembangkan
usaha pada sektor informal. Sektor informal biasanya banyak ditemukan di negara-
negara berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang sehingga
dengan mengambangkan setor informal akan membantu dalam mengatasi masalah
pengangguran. Sektor informal sangat cocok digunakan untuk upaya pengangguran
sebab pada sektor informal untuk bekerja pada sektor informal tidak harus memiliki
pendidikan yang tinggi. Pertumbuhan penduduk yang begitu pesat membuat
beberapa perusahaan pada sektor formal mengalami kendala dalam menyediakan
kesempatan kerja. Akan tetapi ada beberapa negara berkembang yang berpendapat
bahwa sektor informal ini merupakan sebuah lambang dari keterbelakangan suatu
negara. Akan tetapi jika kita berpikir optimis maka dengan adanya sektor ini sangat
membantu dalam mengatasi pengangguran.
Daftar Pustaka:

Adji, Wahyu, Suwerli & Suratno. 2007. Ekonomi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:
Penerbit Erlangga
Ritonga, M.T. & Yoga Firdaus. 2007. Ekonomi untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Phibeta
Aneka Gama

http://accounting-media.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-pengangguran-dan-jenis.html

https://www.google.com/search?
biw=1094&bih=486&tbm=isch&sa=1&ei=KnLYWvCHM8GK8gXvl7agAg&q=penyebab+peng
angguran&oq=penyebab+pengangguran&gs_l=psy-
ab.3..0j0i5i30k1j0i24k1l8.296456.297934.0.298210.9.8.0.0.0.0.203.898.0j4j1.5.0....0...1c.1.6
4.psy-ab..6.3.532...0i13k1.0.k4aLzDcbOL4#imgrc=cbFCWBf-Hzg6LM:

https://materiips.com/upaya-pemerintah-dalam-mengatasi-pengangguran

http://presidenri.go.id/program-prioritas-2/upaya-nyata-pemerintah-membuka-lapangan-
kerja.html

Upaya Nyata Pemerintah Membuka Lapangan Kerja


Pembangungan infrastruktur, percepatan izin investasi, pembenahan
pendidikan vokasi, dan dana desa adalah langkah nyata penciptaan lapangan
kerja.
Dari beberapa kajian, tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara secara kasar
mencerminkan tingkat penyerapan tenaga kerja. Hitungannya setiap kenaikan 1
persen pertumbuhan diperkirakan menyerap 200-300 ribu tenaga kerja.
Pada 2016, ekonomi Indonesia tumbuh 5,02. Dengan persentase sebesar itu, akan
ada sekitar 1 juta – 1,5 juta tenaga kerja baru yang bisa diserap. Dengan prediksi
pertumbuhan ekonomi sebesar 5 hingga 5,4 persen oleh Bank Indonesia dan 5,3
persen oleh Bank Dunia pada 2017, maka penyerapan tenaga kerja akan naik tahun
ini.
Meski harus disadari kenaikannya belum dapat mengimbangi besarnya angkatan
kerja. Survei Angkatan Kerja Nasional 2015-2016 mengungkap tingkat
pengangguran terbuka pada Februari 2015 adalah 5,81% (7,45); Februari 2016
sebesar 5,50% (7.02 juta), dan Februari 2017 sebesar 5,33% (7,01 juta).
Pengangguran terbuka adalah kondisi dimana seseorang tidak bekerja sama sekali.
KUNCI MENGATASI PENGANGGURAN
PADA AKHIRNYA ADALAH
MENINGKATKAN PERTUMBUHAN
EKONOMI.
Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua hal. Faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal berupa besaran belanja pemerintah yang tercermin dalam
APBN. Sedangkan faktor eksternal dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi dunia.
Kabar baiknya adalah, mulai pulihnya ekonomi dunia, meski masih tipis.
International Monetary Fund merilis, ekonomi dunia tumbuh sebesar 3,1% pada
2016 dan diperkirakan merangkak naik menjadi 3,5% pada 2017 dan 3,6% pada
2018.
Pulihnya ekonomi dunia penting bagi Indonesia, karena sebagian pendapatan kita
masih ditopang oleh ekspor komoditas primer. Seperti batubara, karet, dan minyak
sawit.
Di tengah kondisi ekonomi tersebut, pemerintah terus bergegas menciptakan
lapangan kerja lewat program strategis, diantaranya:

Pertama, mendorong pembangunan infrastruktur, melalui penyediaan anggaran


melalui APBN, BUMN, dan swasta. Dalam jangka pendek, program ini menjadi
lokomotif tercapainya kesempatan kerja.
Anggaran infrastruktur di masa pemerintahan Presiden Jokowi ini terus meningkat.
Pada 2015, pemerintah menganggarkan Rp 290 triliun untuk membiayai
pembangunan infrastuktur. Sementara pada 2016, anggaran tersebut melonjak
mencapai Rp 313 triliun. Tahun 2017, anggaran bertambah menjadi Rp 387 triliun.
Artinya dalam rentang waktu 2015-2017, anggaran infrastruktur yang dialokasikan di
dalam APBN sudah mencapai Rp 990 triliun. Anggaran sebesar itu dalam jangka
pendek, menengah, dan panjang akan menciptakan efek ekonomi berantai yang
menggerakkan roda perekonomian dan menciptakan lapangan kerja.
Kedua, menumbuhkan investasi. Caranya, memperbaiki iklim investasi lewat
penyederhanaan perizinan dan penyediaan sarana investasi. Melalui (a)
penyederhanaan regulasi dan proses perizinan investasi pusat dan daerah, (b)
pengembangan layanan perizinan terpadu, (c) percepatan penyelesaian masalah
investasi, (d) pengembangan infrastruktur pendukung kawasan strategis, dan (e)
peningkatan kemudahan berusaha melalui berbagai paket kebijakan ekonomi,
khususnya Paket Kebijakan Ekonomi XII.
Upaya keras pemerintah tersebut mulai membuahkan hasil. Realisasi investasi yang
dicatat Badan Koordinasi Penanaman Modal menunjukkan, pada 2015 total
investasi sebesar Rp 545 triliun, terbagi: Rp 179,5 triliun PMDN dan Rp 365,9 triliun
PMA. Sementara untuk tahun 2016 meningkat menjadi Rp 612,8 triliun dengan
rincian Rp 216,2 triliun PMDN dan Rp 396,6 triliun PMA.

Ketiga, mendorong pendidikan vokasional. Pemerintah mempersiapkan tenaga kerja


dengan keahlian tertentu melalui pendidikan vokasional. Sasarannya menciptakan
1,1 juta tenaga kerja sesuai permintaan industri. Langkah ini bersifat strategis,
lantaran investor membutuhkan tenaga terampil yang siap kerja untuk menjalankan
industrinya.
Keempat, mengalokasikan Dana Desa. Pada 2017, pemerintah mengalokasikan
Dana Desa sebesar Rp 60 triliun. Ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun
2015 sebesar Rp 20,8 triliun, tahun 2016 sejumlah Rp 46,98 triliun. Bahkan
Presiden sudah menginstruksikan menjadi Rp 120 triliun pada 2018.
Dana desa ini dipakai untuk program pemberdayaan masyarakat dan untuk
pembangunan sarana/prasarana di pedesaan. Peningkatan ini akan mendorong
peningkatan perekonomian daerah.
Langkah praktis juga dilakukan oleh Kementerian Tenaga Kerja berkolaborasi
dengan grup musik Slank yang meluncurkan situs www.joinkandidat.com. Melalui
situs ini, perusahaan dan pencari kerja bisa secara cepat menemukan titik temu
dalam perekrutan dan pencarian tenaga kerja.
Dari sisi pencari kerja, proses pencarian melalui portal ini berbeda dengan proses
lowongan kerja di media massa. Bahkan berbeda dengan di job portal atau job fair
Pada platform di atas, calon tenaga kerja harus mengirimkan lamaran, CV, foto
untuk setiap perusahaan yang ingin dimasuki. Sementara dalam joinkandidat.com,
calon tenaga kerja cukup mengisi aplikasi.

Perbedaan lain adalah soal segmentasi pencari kerja. Media massa dan job portal
menyasar golongan pencari kerja menengah ke atas. Sementara joinkandidat lebih
fokus untuk pencari kerja menengah ke bawah.
Perusahaan yang ingin berpartisipasi, tinggal mendaftar dan melakukan verifikasi
menggunakan password dan lantas mengisi pilihan pada isian kebutuhan tenaga
kerja. Misalnya: posisi yang dibutuhkan, pendidikan, term waktu (tetap/kontrak), dan
besaran upah. Sesudah itu dengan meng-klik search maka akan muncul nama
kandidat. Dari sini perusahaan bisa langsung memilih untuk dilakukan wawancara.
Menteri Tenaga Kerja M Hanif Dhakiri menilai aplikasi ini sangat menarik karena
merupakan terobosan anak bangsa untuk memberikan akses yang lebih baik pada
pasaran kerja dan yang dikhususkan pada mereka yang middle low.
Menurut Hanif, aplikasi ini penting karena 60% dari tenaga kerja pada tahun 2017
yang sebesar 131 juta, 60 % nya masih didominasi oleh lulusan SD dan SMP yang
berumur 15 tahun dengan akses sangat terbatas. Kondisi tersebut membuat mereka
tak punya banyak pilihan pekerjaan. Lewat situs ini akses ke pasar tenaga kerja dan
karier terbuka lebih luas.

Ide dan Gagasan Penulis


Sebaiknya sistem pendidikan di Indonesia lebih di spesifikan lagi, jadi
per setiap induvidu berhak memilih satu judul pelajaran yang ia senangin
dan ia juga berbakat di bidang tersebut, setelah itu pemerintah
melakukan tindakan pendalaman kepada setiap individu mengenai
bidangnya. Sehingga tidak ada orang yang salah memilih pekerjaan
yang tidak sesuai dengan basicnya, hal tersebut juga mengurangi angka
pengangguran karna setiap orang memang sudah benar – benar
dibekali oleh passionnya masing – masing.

Anda mungkin juga menyukai