Anda di halaman 1dari 5

ALAT INDRA PENCIUMAN (HIDUNG)

Kita dapat mencium bau dengan baik menggunakan indra hidung. Coba rasakan ketika
Anda terserang penyakit pilek. Saat terserang penyakit pilek, hidung kita agak sulit
mencium bau-bau yang ada.
Rongga hidung mempunyai tiga lapisan yang dipisahkan oleh tulang. Rongga atas
berisi ujung-ujung cabang saraf cranial, yaitu saraf olfaktori (saraf pembau).Hidung
terlindung dari lapisan tulang rawan dan bagian rongga dalam mengandung sel-sel
epitel yang berfungsi untuk menerima rangsang kimia. Bagian tersebut dilengkapi
lendir dan rambut-rambut pembau.
Hidung merupakan salah satu dari panca indra yang berfungsi sebagai indra pembau.
Indra pembau berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam hidung,
yaitu pada lapisan lendir bagian atas. Reseptor pencium tidak bergerombol seperti
tunas pengecap.Epitelium pembau mengandung 20 juta sel-sel olfaktori yang khusus
dengan akson-akson yang tegak sebagai serabut-serabut saraf pembau. Di akhir
setiap sel pembau pada permukaan epitelium mengandung beberapa rambut-rambut
pembau yang bereaksi terhadap bahan kimia bau-bauan di udara.

Bulu hidung di dalam kaviti hidung menapis debu dan mikroorganisma dari udara yang
masuk dan lapisan mukus yang memerangkapnya. Bekalan darah yang banyak ke
membran mukus membantu mengawal udara yang masuk menjadi hampir sama dengan
suhu badan di samping melembabkannya. Selain itu hidung juga berfungsi sebagai
organ untuk membau kerana reseptor bau terletak di mukosa bahagian atas hidung.
Hidung juga membantu menghasilkan dengungan (fonasi).
4.2 Proses Penciuman
Di dalam rongga hidung terdapat selaput lendir yang mengandung sel- sel pembau.
Pada sel-sel pembau terdapat ujung-ujung saraf pembau atau saraf kranial (nervus
alfaktorius), yang selanjutnya akan bergabung membentuk serabut-serabut saraf
pembau untuk menjalin dengan serabut-serabut otak (bulbus olfaktorius). Zat-zat
kimia tertentu berupa gas atau uap masuk bersama udara inspirasi mencapai
reseptor pembau. Zat ini dapat larut dalam lendir hidung, sehingga terjadi
pengikatan zat dengan protein membran pada dendrit. Kemudian timbul impuls yang
menjalar ke akson-akson. Beribu-ribu akson bergabung menjadi suatu bundel yang
disebut saraf I otak (olfaktori). Saraf otak ke I ini menembus lamina cribosa tulang
ethmoid masuk ke rongga hidung kemudian bersinaps dengan neuron-neuron tractus
olfactorius dan impuls dijalarkan ke daerah pembau primer pada korteks otak untuk
diinterpretasikan.

4.3 Hubungan Indera Pembau dan Indera Pengecap


Apabila ada gangguan pada indera pembau, maka kita tidak dapat mengecap dengan
baik. Ketika seseorang menderita sakit pilek, maka makanan terasa hambar rasanya
dan kita tidak dapat mencermati bau dengan baik. Inilah bukti bahwa antara organ
pembau dengan pencium saling bekerja dengan baik. Aroma makanan yang berada di
rongga dalam hidung tidak dapat tercium karena serabut saraf di situ tertutup oleh
lendir pilek. Kita merasakan bau buah apel berbeda dengan jeruk dan pepaya karena
adanya organ pembau.

4.4 Gangguan pada Hidung

Anosmia
Penyakit ini menyebabkan penderitanya kehilangan rasa bau. Penyakit ini disebabkan
karena :
1. Penyumbatan rongga hidung, misalnya tumor, polyp
2. Reseptor-reseptor pembauan rusak karena infeksi virus atau atrophi
3. Gangguan pada syaraf ke I, bulbus, tractus olfactoris ataupun cortex
otak karena benturan kepala ataupun tumor.
Sistem penginderaan adalah organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis
rangsangan tertentu. Serabut saraf yang menanganinya merupakan alat perantara
yang membawa kesan rasa (sensory inferdion) dari organ indera menuju ke otak
dimana perasaan ini ditafsirkan.
Rangsangan atau stimulus pada saraf sensoris diterima oleh reseptor khusus sesuai
dengan jenis rangsanagnnya. Reseptor sensoris merupakan sel yang yang dapat
menerima informasi kondisi dalam dan dari luar tubuh untuk dapat direspon oleh
saraf pusat. Implus listrik yang dihantarkan oleh saraf akan diterjemahkan menjadi
sensasi. Sensasi dibagi atas sensasi umum dan sensasi khusus. Yang termasuk
sensasi umum adalah suhu, nyeri, sentuhan, tekanan, getaran, dan proprioreseptor
(reseptor yang pada tubuh bagian dalam seperti otot, tendon, persendian dan lain-
lain). Reseptor sensori umum ini tersebar diseluruh tubuh. Sedangkan sensasi
khusus misalnya sensasi bau, lihat, rasa, keseimbangan dan pendengaran. Reseptor
sensori khusus berada dilokasi pada organ khusus seperti pengelihatan dan
pendengaran dan berfungsi melindungi jaringan sekitar.
Berdasarkan sumber lokasi sensasi, reseptor dibagi atas ekteroseptor,
proprioseptor, dan interoseptor. Eksteroseptor merupakan reseptor yang sangat
sensitive terhadap sensasi eksternal tubuh dan terletak pada dekat permukaan
tubuh seperti sensasi sentuhan, tekanan, nyeri, penciuman, penglihatan, maupun
pendengaran. Proprioseptor terletak pada tubuh dalam, otot, tendon, persendiaan,
telinga bagian dalam untuk keseimbangan. Sedangkan intereseptor merupakan
reseptor yang berada pada organ tubuh bagian dalam dan pembuluh darah.
Untuk mendeteksi adanya stimulus, reseptor mempunyai karakteristik khusus yang
sensitif terhadap stimulus tertentu. Misalnya mekanoreseptor yang sensitif
terhadap regangan, vibrasi,pendengaran, tekanan darah, termoreseptor yang
sensitif terhadap perubahan suhu, nosiseptor sensitive terhadap kerusakan
jaringan dan kemoreseptor yang sensitif terhadap perubahan kimia. Apabila dibagi
ke dalam kelompok alat indera, maka dapat kita bagi ke dalam tiga grup kelompok,
yakni :
a. Kemoreseptor
Kemoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan zat kimia
yaitu indera pembau (hidung) dan indera pengecap (lidah).
b. Mekanoreseptor
Mekanoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan gaya berat,
tegangan suara dan tekanan yakni indera peraba (kulit) dan indera pendengaran
(kuping).
c. Photoreseptor (Fotoreseptor)
Photoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan cahaya
seperti indera penglihatan atau mata.
1. Hidung (indera penciuman)
Merupakan alat visera (alat dalam rongga badan) yang erat hubungannya dengan
gastrointestinalis. Sebagian rasa berbagai makanan merupakan kombinasi penciuman
dan pengecapan. Reseptor penciuman merupakan kemoreseptor yang dirangsang oleh
molekul larutan di dalam mukus. Reseptor penciuman juga merupakan reseptor jauh
(telereseptor). Jaras penciuman tidak disalurkan dalm talamus dan tidak di
proyeksikan neokorteks bagi penciuman. Olfaktori adalah organ pendeteksi bau yang
berasal dari makanan. Pada manusia, bau mempunyai muatan afeksi yang bisa
menyenangkan atau membangkitkan rasa penolakan dan keterlibatan memori, selain
itu bau juga penting untuk nafsu makan.
Di dalam hidung (nasus) terdapat organum olfactorium perifer. Fungsi hidung dan
cavitas nasi berhubungan dengan :
• Fungsi penghidu
• Pernapasan
• Penyaring debu
• Pelembapan udara pernapasan
• Penampungan sekret dari sinus paranasales dan ductus nasolacrimalis
Bentuk luar hidung sangat bervariasi dalam hal ukuran dan bentuk, terutama karena
perbedaan pada tulang-tulang rawan hidung. Punggung hidung meluas dari akr hidung
di wajah ke puncaknya (ujung hidung). Pada permukaan inferior terdapat dua lubang,
yakni naris anterior yan terpisah satu dari yang lain oleh septum nasi. Septum nasi
ini yang untuk sebagian berupa tulang dan untuk sebagian berupa tulang rawan,
membagi cavitas nasi menjadi dua rongga kanan dan kiri. Septum nasi terdiri dari
komponen berikut.
• Lamina perpendicularis ossis ethmoidalis
• Vomer
• Cartilago septinasi
a. Bagian-bagian hidung manusia
Hidung manusia di bagi menjadi dua bagian rongga yang sama besar yang di sebut
dengan nostril. Dinding pemisah di sebut dengan septum, septum terbuat dari tulang
yang sangat tipis. Rongga hidung di lapisi dengan rambut dan membran yang
mensekresi lendir lengket.
• Rongga hidung (nasal cavity) berfungsi untuk mengalirkan udara dari luar ke
tenggorokan menuju paru paru. Rongga hidung ini di hubungkan dengan bagian
belakang tenggorokan. Rongga hidung di pisahkan oleh langit-langit mulut kita yang
di sebut dengan palate.
• Mucous membrane berfungsi mengahangatkan udara dan melembabkannya. Bagian
ini membuat mucus (lendir atau ingus) yang berguna untuk menangkap debu,
bagkteri, dan partikel-partikel kecil lainnya yang dapat merusak paru-paru.
b. Cara kerja alat penciuman (hidung) manusia
Indera penciuman mendeteksi zat yang melepaskan molekul-molekul di udara. Di
atap rongga hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat sensitif terhadap
molekul-molekul bau, karena pada bagian ini ada bagian pendeteksi bau(smell
receptors). Receptor ini jumlahnya sangat banyak ada sekitar 10 juta. Ketika
partikel bau tertangkap oleh receptor, sinyal akan di kirim ke the olfactory bulb
melalui saraf olfactory. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak dan kemudian di
proses oleh otak bau apakah yang telah tercium oleh hidung kita, apakah itu
harumnya bau sate padang atau menyengatnya bau selokan.

Anda mungkin juga menyukai