Anda di halaman 1dari 7

PERMASALAHAN INVESTIGASI INKUIRI AUTENTIK

DALAM PEMBELAJARAN SAINS/BIOLOGI

RESUME
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Problematika Pendidikan Bidang Studi Biologi
yang diampu oleh Dr. Susriyati Mahanal, M.Pd

Oleh
Nama : Dewi Agustin
NIM : 190341864404

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MARET 2020
A. Pembelajaran Inkuiri dalam Sains/Biologi
Inkuiri adalah metode yang memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran melalui percobaan maupun eksperimen sehingga melatih siswa
berkreativitas dan berpikir kritis untuk menemukan sendiri suatu pengetahuan yang pada akhirnya
mampu menggunakan pengetahuannya tersebut dalam memecahkan masalah yang dihadapi
(Umami et al., 2014). Inkuiri sebagai pendekatan pembelajaran melibatkan proses penyelidikan
alam atau materi alam, dalam rangka menjawab pertanyaan dan melakukan penemuan melalui
penyelidikan untuk memperoleh pemahaman baru, dengan kata lain inkuiri adalah suatu proses
untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen
untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah
dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis (Damayanti, 2014). Pendapat lain
menurut Liewellyn (2013) menjelaskan bahwa inkuri adalah proses eksplorasi aktif yang
menjadikan siswa menggunakan kemampuan berpikir kritis, logis, dan kreatif untuk mengangkat
dan menggunakan suatu pertanyaan yang berkaitan dengan minat pribadi. Inkuiri adalah
kolaborasi dinamis antara penyelidik (investigator) individu dengan pertanyaan yang diselidiki.
Tujuan pembelajaran inkuri diantaranya adalah untuk (1) Mengembangkan sikap dan
keterampilan siswa untuk mampu memecahkan masalah serta mengambil keputusan secara
objektif dan mandiri, (2) mengembangkan kemampuan berpikir siswa melalui proses pelatihan dan
pembiasaan, (3) melatih kemampuan berpikir melalui proses dalam situasi yang benar-benar
dihayati, dan (4) mengembangkan sikap ingin tahu, berpikir objektif, mandiri, kritis, analitis baik
secara individual maupun kelompok (Indraswati, 2011). Adapun sintak inkuiri menurut Liewellyn
(2013) dapat dilihat pada Tabel 1.
Tahapan Kegiatan
Eksplorasi sebuah Meliputi kegiatan observasi sebuah fenomena (atau melibatkan
fenomena sebuah eksplorasi secara terbuka). Menilai pengetahuan sebelumnya
mengenai fenomena dengan pertanyaan “Apa yang harus saya ketahui
mengenai apa yang akan terjadi?”
Fokus pada pertanyaan Membuat daftar beberapa pertanyaan untuk menyelidiki dari
observasi yang dilakukan. Memilih pertanyaan pertama untuk
penyelidikan, memodifikasi pertanyaan, mencari asumsi awal dan
petunjuk melalui pengamatan ekstra pada fenomena.
Merencanakan Menentukan data yang dikumpulkan untuk menjawab permasalahan,
penyelidikan. menentukan variabel penelitian, mendesain eksperimen kontrol,
mengidentifikasi alat dan bahan yang dibutuhkan untuk melaksanakan
percobaan, mengajukan hipotesis, mendesain tabel untuk
mengorganisasi data.
Pelaksanaan percobaan Melaksanakan penyelidikan, mengumpulkan data yang sesuai, dan
merekam data pada tabel.
Analisis data Menafsirkan dan memaknai data, mencari pola dan hubungan antara
variabel, menggambarkan kesimpulan awal berdasarkan data,
menganalisis data untuk mendukung, memodifikasi, ataupun
membantah hipotesis penelitian, dan membuat pengakuan
berdasarkan bukti.
Membentuk pengetahuan Berupa sebuah penjelasan dari pengakuan dan dukungan bukti,
baru menghubungkan penjelasan (model) ke model lainya yang ada,
menghubungkan pengetahuan baru ke pengetahu-tan awal dan
pengetahuan lainnya.
Mengkomunikasikan Memilih cara mengkomunikasikan penjelasan yakni melalui laporan
pengetahuan baru lisan, poster, atau PPT. Mendiskusikan hasil dan kesimpulan, dan
menggunakan alasan yang ilmiah untuk mendukung bukti.
(Sumber: Liewellyn, 2013)

B. Investigasi Inkuiri Autentik dalam Sains/Biologi


Inkuiri autentik adalah serangkaian aktivitas kompleks yang dilakukan peneliti sebagai bagian
dari aktivitas sains (Peffer, 2015). Pendapat lain tentang inkuiri autentik mendefinisikan inkuiri
autentik sebagai aktivitas inkuiri yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Inkuiri
autentik merupakan pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan keinginan dan pengalaman
siswa, lalu siswa mengkontruksi pengetahuannya berdasarkan apa yang ia lakukan setelah
menentukan minatnya sendiri. Inkuiri ini dikatakan autentik karena aktivitas inkuiri tersebut dari
dan oleh siswa itu sendiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa inkuiri autentik adalah pembelajaran
inkuiri yang menggambarkan aktivitas inkuiri yang dilakukan peneliti sebenarnya. Seorang
peneliti memulai kegiatan inkuirinya dari pertanyaan atau permasalahan yang ia temukan sendiri,
menyusun prosedur penelitiannya sendiri, serta menganalisis, menginterpretasi, dan melaporkan
data temuannya sendiri.
Menurut Peffer (2015) inkuiri autentik menekankan pada tiga aktivitas utama yakni
investigasi, evaluasi, dan mengembangkan penjelasan dan solusi. Keterbatasan waktu dan kendala
sumber daya membuat inkuiri autentik sulit dilakukan di dalam suatu kelas. Inkuiri autentik
merupakan pembelajaran yang diarahkan oleh pertanyan peserta didik, ditindak lanjuti melalui
pembangunan kelompok pengetahuan, dan pada prosesnya memberikan pembelajaran nyata
kepada guru dan siswa.
C. Penerapan Investigasi Inkuiri Autentik dalam Sains/Biologi
1. Inkuiri Autentik
Penyelidikan ilmiah memainkan peran penting dalam pertumbuhan kemajuan ilmu
pengetahuan dan juga dianggap sebagai strategi pembelajaran penting dalam upaya reformasi ilmu
pendidikan. Reformasi kontemporer dalam pendidikan sains telah merekomendasikan
menggunakan penyelidikan ilmiah sebagai konteks untuk belajar sains untuk mengembangkan
literasi sains dan keterampilan berpikir. Latihan penerapan inkuiri otentik, siswa perlu
merumuskan pertanyaan ilmiah untuk melakukan investigasi. Hal tersebut harus didasarkan
dengan pertimbangan berbagai cara untuk menginvestigasi pernyataan yang berdasar pada teori
ilmiah dan latar belakang ilmiah yang telah ada. Siswa kemudian menentukan data yang akan
dikumpulkan, kemudian memutuskan cara untuk menginterpretasi data tersebut, mendiskusikan
hasil, menyusun cara terbaik untuk menyajikan data, dan menarik kesimpulan simpulan dari data
tersebut. Dalam pembelajaran inkuiri otentik, guru berperan dalam proses penyediaan kerangka
kerja untuk investigasi sementara agar mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan ilmiah dan
melakukan investigasi secara mandiri. Situasi ini meciptakan sebuah komunitas investigasi dimana
guru dan siswa berkolaborasi dan berinteraksi satu sama lain (Tan & Kim, 2012).
Inkuiri dimulai ketika siswa mengalami kebingunan tentang situasi atau fenomena, ketika
merencanakan dan melaksanakan eksperimen untuk menguji hipotesis mereka. Proses tersebut
melibatkan seluruh aktivitas saintis untuk memperoleh informasi seperti berhipotesis,
meramalkan, membaca, merencanakan dan melaksanakan eksperimen serta bekerjasama dengan
saintis lainnya. Diskusi esensial dalam inkuiri, eksplorasi, kegiatan penudukung dan ekspresi
konsep, selain koleksi dan analisis data untuk menarik kesimpulan berdasarkan fakta yang relevan.
Informasi dipelajari melalui penyelidikan yang memungkinkan siswa mengkomunikasikan data
dan memberikan alasannya. Pemberian alasan dimaksudkan untuk memperoleh umpan balik dari
koleganya dan instruktur agar mengubah konklusi mereka. Inkuiri berlangsung ketika siswa
menemukan jawaban terhadap pertanyaan mereka (Rustaman, 2005).
2. Self-Regulation dalam Pembelajaran
Pengaturan diri (Self-regulation) pada setiap diri siswa memiliki peran penting dalam proses
pelaksanaan pembelajaran berbasis inkuiri. Hal tersebut karena proses inkuiri memerlukan
kemampuan dan keterampilan untuk merancang dan melaksanakan investigasi secara mandiri.
Selain itu, lingkungan belajar dalam pembelajaran berbasis inkuiri memiliki perbedaan dengan
lingkungan belajar pada pembelajaran trandisional. Perbedaan tersebut juga mengarahkan pada
perubahan perilaku guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran (Tan & Kim, 2012).
Lingkungan belajar pembelajaran inkuiri Otentik, siswa ditantang untuk belajar secara
mandiri dan mampu mengembangkan kontrol diri untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam
sudut pandang sosial kognitif, proses regulasi diri memunculkan tiga fase siklus secara dinamis
(Tan & Kim, 2012). Ketiga fase tersebut yaitu: (1) Fase Pemikiran ke depan (The forethought
phase), merupakan proses yang mengawali usaha belajar namun didisain untuk menambah
pengetahuan awal dan sumber motivasi belajar yang memberdayakan inisiasi diri dalam belajar;
(2) Fase Kinerja (The performance phase), merupakan fase strategi kontrol diri dan sebuah bentuk
observasi diri untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kinerja siswa; dan (3) Fase refleksi diri
(The self-reflection phase), merupakan fase refleksi dan reaksi diri terhadap kemampuan/kinerja
yang telah ditunjukkan.
Pertanyaan dan Jawaban

1. Apa yang menjadi kendala dalam penerapan inkuiri autentik?


Jawab: Keterbatasan waktu dan kendala sumber daya membuat inkuiri autentik sulit dilakukan
di dalam suatu kelas. Inkuiri autentik merupakan pembelajaran yang diarahkan oleh pertanyan
peserta didik, ditindak lanjuti melalui pembangunan kelompok pengetahuan, dan pada
prosesnya memberikan pembelajaran nyata kepada guru dan siswa (Peffer, 2015).
2. Bagaimana penerapan inkuiri autentik?
Jawab: Latihan penerapan inkuiri otentik, siswa perlu merumuskan pertanyaan ilmiah untuk
melakukan investigasi. Hal tersebut harus didasarkan dengan pertimbangan berbagai cara untuk
menginvestigasi pernyataan yang berdasar pada teori ilmiah dan latar belakang ilmiah yang
telah ada. Siswa kemudian menentukan data yang akan dikumpulkan, kemudian memutuskan
cara untuk menginterpretasi data tersebut, mendiskusikan hasil, menyusun cara terbaik untuk
menyajikan data, dan menarik kesimpulan simpulan dari data tersebut. Dalam pembelajaran
inkuiri otentik, guru berperan dalam proses penyediaan kerangka kerja untuk investigasi
sementara agar mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan ilmiah dan melakukan
investigasi secara mandiri. Situasi ini meciptakan sebuah komunitas investigasi dimana guru
dan siswa berkolaborasi dan berinteraksi satu sama lain (Tan & Kim, 2012).
Daftar Pustaka

Damayanti, I. 2014. Penerapan Pembelajaran Inkuiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Maa
Pelajaran IPA Sekolah Dasar. JPGSD, 02 (03): 1-11.

Umami, R., Pasaribu, M., & Rede A. 2014. Penerapan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Hasil
Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Inpres Bajawali Kecamatan Lariang Kabupaten Mamuju
Utara. Jurnal Kreatif Tadulako Online, 3 (2): 157-166.

Liewellyn, D.J. 2013. Teaching High School Science Through Inquiry and Argumentation. USA:
Corwin.

Indraswati, N. 2011. Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Pokok Pikiran Bacaan
melalui Metode Inkuiri. Jurnal Pendidikan Penabur. No. 17. ISSN: 1412-2588.

Peffer ME, Beckler ML, Schunn C, Renken, M, Revak A. 2015. Science Classroom Inquiry (SCI)
Simulations: A Novel Method to Scaffold Science Learning. Journal Pone 0120638.

Rustaman, Nuryani Y. Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inkuiri dalam Pendidikan


Sains. 2005. Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional III FMIPA UPI. Bandung,
22-23 Juli 2005.

Tan, K. C. D. & Kim, M. 2012. Issues and Challenges in Science Education Research. London:
Springer.

Anda mungkin juga menyukai