Anda di halaman 1dari 9

fisiologi TELINGA sebagai fungsi pendengaran dan keseimbangan

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendengaran adalah persepsi saraf mengenai energi suara. Gelombang suara adalah getaran udara yang
merambat dan terdiri dari daerah-daerah bertekanan tinggi karena kompresi (pemadatan) molekul-
molekul udara yang berselang seling dengan daerah-daerah bertekanan rendah karena penjarangan
(rarefaction) molekul tersebut.Suara ditandai oleh nada, intensitas, dan timbre. Nada, suatu suara
ditentukan oleh frekuensi getaran. Semakin tinggi frekuensi maka semakin tinggi nada.

Telinga manusia dapat mendeteksi gelombang suara dengan frekuensi dari 20-20000 siklus per detik,
tetapi paling peka terhadap frekuensi antara 1000-4000 siklus per detik.Intensitas atau kepekakan suatu
suara bergantung pada amplitude gelombang suara,atau perbedaan tekanan antara daerah
pemampatan yang bertekanan tinggi dan daerah penjaranganyang bertekanan rendah.Kepekakan
dinyatakan dalam decibel (dB).Timbre atau kualitas suara bergantung pada nada tambahan yaitu
frekuensi tambahanyang menimpa nada dasar.

B. TUJUAN

1. Untuk mengetahui bagian-bagian telinga

2. Untuk mengetahui fisiologi telinga

3. Untuk mengetahui fungsi telinga sebagai pendengaran dan keseimbangan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. INDRA PENDENGARAN

1. DEFINISI
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan. Ada
tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam (
Miyu, riska.2013).

Pendengaran adalah persepsi saraf mengenai energi suara. Gelombang suara adalah getaran udara yang
merambat dan terdiri dari daerah-daerah bertekanan tinggi karena kompresi (pemampatan)molekul-
molekul udara yang berselang seling dengan daerah-daerah bertekanan rendah karena penjarangan
molekul tersebut (mirjan.2013).

2. BAGIAN-BAGIAN TELINGA

a. Telinga luar

telinga luar atau telinga bagian luar adalah bagian terlihat dari telinga, yang berfungsi sebagai organ
pelindung untuk gendang telinga. Ini mengumpulkan dan memandu gelombang suara masuk ke telinga
tengah. Telinga luar terdiri dari dua bagian berikut.

1) Daun Telinga = pina

Daun telinga disebut juga dengan aurikulum atau pina yang berbentuk pipih dan berlekuk, tersusun atas
kerangkan tulang rawan (kartilago) kecuali pada lobulus, diliputi oleh kulit yang melekat pada
perikondrium. Pada proses mendengar daun telinga ini berfungsi untuk menangkap dan mengumpulkan
gelombang bunyi serta menentukan arah sumber bunyi (pada binatang aurikulum ini dapat digerakan).

2) Liang telinga luar (Canalis Auditorius Eksternus)

Terdiri atas:

a) Meatus akustikus eksternus ( lubang )

b) Canalis auditorius eksternus ( saluran ), terbagi menjadi: 1/3 lateral = pars kartilago = cartilago
auricula, lapisan kulit ( folikel rambut, kel. Sebasea, kel. Sudorifera, kel. Ceruminosa) 2/3 medial = pars
oseus, kulit / mukosa, folikel rambut, kelenjar, melekat erat pada tulang, infeksi selulitis gejala hebat.
Berbentuk seperti tabung dengan penampang 0,5 cm dan panjang 2,5-3 cm. Pada proses mendengar
memiliki fungsi untuk melanjutkan gelombang suara dan meresonansi bunyi + 12-15 dB.

b. Telinga Tengah

Telinga tengah merupakan rongga berisi udara yang merupakan rumah bagi osikuli (tulang telinga
tengah) dan dihubungkan denga tuba eustachii ke nasofaring. Juga berhubungan dengan beberapa sel
berisi udara di bagian mastoid tulang temporal. Telinga tengah mengandung tiga tulang terkecil (osikuli)
di tubuh: malleus, inkus dan stapes. Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh persendian, otot, dan
ligamen, yang membantu hantaran suara (Smeltzer & Bare, 2001).
Telinga tengah terletak di antara telinga luar dan telinga bagian dalam, merasakan gelombang suara dari
telinga luar dalam bentuk gelombang tekanan. Telinga tengah adalah rongga berisi udara dan terdiri dari
bagian-bagian berikut.

1) Gendang telinga (membran timpani) – Gendang telinga adalah selaput tipis yang bertindak sebagai
partisi antara telinga luar dan telinga tengah. Bergetar secepat itu menerima gelombang suara, dan
mengubah energi suara menjadi energi mekanik.

2) Hammer (Malleus) – Ini adalah tulang kecil, yang terletak di sebelah gendang telinga. Karena
terletak berdekatan dengan gendang telinga, getaran dari gendang telinga menyebabkan hammer
bergetar.

3) Anvil (Incus) – Anvil adalah tulang lain kecil di samping hammer, itu bergetar dalam menanggapi
getaran hammer.

4) Stirrup (Stapes) – Serupa dengan hammer dan anvil, sanggurdi adalah tulang kecil di telinga
tengah. Akhirnya, juga bergetar dan melewati gelombang kompresional ke telinga bagian dalam (SMA
KITA, 2013).

c. Telinga dalam

Telinga dalam adalah organ kompleks yang terdiri atas dua struktur rumit: labirin tulang di bagian luar
dan labirin membranosa dibagian dalam. Labirin tulang dipisahkan dari libirin membranosa oleh cairan
kental yang disebut perilimfe. Labirin membranosa diisi dengan cairan yang sedikit berbeda yang
disebut endolimfe. Dilabirin tulang terdapat koklea, vestibulum, dan saluran semirkular. Koklea adalah
organ yang bertanggung jawab mengubah gelombang suara menjadi potensial aksi. Vestibulum dan
saluran semisirkular mempertahankan eukilibrium dan keseimbangan.

1) Koklea

Koklea adalah organ berbentuk seperti rumah siput, yang diisi dengan perilimfe. Koklea dipisahkan
dibagian tengah oleh struktur yang disebut membran basilar. Dimembran basilar terdapat selimut sel
rambut yang bersama membran bersilar, membentuk organ Corti. Sel-sel rambut dimembran basilar
mengalami depolarisasi saat bentuknya berubah atau tertekuk. Setiap sel rambut bersinaps pada
neuron aferen, yang aksonnya membentuk saraf akustik. Depolarisasi sel rambut mencetus potensial
reseptor, yang apabila cukup besar, menstimulasi potensial aksi di neuron aferen. Sel rambut ditutupi
oleh membran yang menggantung, yang disebut membran tektorial. Ketika gelombang suara melewati
telinga dalam, gelombang ini melawan membran tektorial sehingga sel-sel rambut tertekuk.

2) Tranmisi Gelombang Suara


Ketika gelombang suara mengenai oval, tercipta gelombang tekanan di telingan dalam yang berisi
cairan. Gelombang tekanan menyababkan perpindahan mirip gelombang pada membran basilar
terhadap membran tektorial yang menggantung. Ketika sel-sel rambut menggesek membran tektorial,
sel-sel rambut tertekuk. Tekukan ini menyebabkan depolarisasi sel rambut dan pembentukan potensial
reseptor. Pada deformasi yang sifnifikan, saraf eferen yang bersinaps dengan sel-sel rambut distimulasi
untuk mencetuskan potensial aksi dan sinyal disalurkan ke korteks pendengaran.

Frekuensi gelombang tekanan sel rambut berpindah dan selanjutnya, neuron eferen yang mencetus
potensial aksi. Misalnya, sel rambut terletak dibagian membran basilar yang paling dekat jendela oval
adalah sel yang paling mengalami perpindahan oleh suara berfrekuensi tinggi, sedangkan sel rambut
yang terletak di membran basilar yang paling jauh dari jendela oval adalah sel yang paling mengalami
perpindahan oleh suara berfrekuensi rendah. Otak mengiterpretasikan tinggi rendahnya suara
berdasarkan neuron yang diaktifkan. Otak menginterpretasikan intensitas suara berdasarkan frekuensu
implus neuron dan jumlah neuron aferen yang mencetus potensial aksi.

3) Sistem Vestibular dan Ekuilibrium

Vestibulum dan saluran semsirkular juga mengandung reseptor sel rambut yang peka terhadap gerakan
dan posisi. Apabila kepala diputar, sel rambut tertekuk ketika melewati endolimfe yang kental yang
mengelilingi sel tersebut. Pada saat berada diorgan corti, tertekuknya sel rambut di vestibulum dan
saluran semisirkular dibawah melalui saraf vestibular ke lobus parietalis otak, yang bertemu dekat area
somatosensorik, tempat informasi tentang posisi otot dan sendi di integrasikan. Saluran semisikular dan
aparatus vestibular bekerja sama dengan sistem taktil dan visual lainnya untuk menentukan posisi tubuh
saat ini dan setiap perubahan gerakan atau arah.

B. MEKANISME PENDENGARAN

Beberapa organ yang berperan penting dalam proses pendengaran adalah membrane tektoria,
sterosilia dan membran basilaris. Interaksi ketiga struktur penting tersebut sangat berperan dalam
proses mendengar. Pada bagian apikal sel rambut sangat kaku dan terdapat penahan yang kuat antara
satu bundel dengan bundel lainnya, sehingga bila mendapat stimulus akustik akan terjadi gerakan yang
kaku bersamaan (Rochmah dan Widayati, 2009)

Pada bagian puncak stereosillia terdapat rantai pengikat yang menghubungkan stereosilia yang tinggi
dengan stereosilia yang lebih rendah, sehingga pada saat terjadi defleksi gabungan stereosilia akan
mendorong gabungan-gabungan yang lain, sehingga akan menimbulkan regangan pada rantai yang
menghubungkan stereosilia tersebut. Keadaan tersebut akan mengakibatkan terbukanya kanal ion pada
membran sel, maka terjadilah depolarisasi. Gerakan yang berlawanan arah akan mengakibatkan
regangan pada rantai tersebut berkurang dan kanal ion akan menutup. Terdapat perbedaan potensial
antara intra sel, perilimfa dan endolimfa yang menunjang terjadinya proses tersebut. Potensial listrik
koklea disebut koklea mikrofonik, berupa perubahan potensial listrik endolimfa yang berfungsi sebagai
pembangkit pembesaran gelombang energi akustik dan sepenuhnya diproduksi oleh sel rambut luar
(May, Budelis, & Niparko, 2004).

Pola pergeseran membran basilaris membentuk gelombang berjalan dengan amplitudo maksimum yang
berbeda sesuai dengan besar frekuensi stimulus yang diterima. Gerak gelombang membran basilaris
yang timbul oleh bunyi berfrekuensi tinggi (10 kHz) mempunyai pergeseran maksimum pada bagian
basal koklea, sedangkan stimulus berfrekuensi rendah (125 kHz) mempunyai pergeseran maksimum
lebih kearah apeks. Gelombang yang timbul oleh bunyi berfrekuensi sangat tinggi tidak dapat mencapai
bagian apeks, sedangkan bunyi berfrekuensi sangat rendah dapat melalui bagian basal maupun bagian
apeks membran basilaris. Sel rambut luar dapat meningkatkan atau mempertajam puncak gelombang
berjalan dengan meningkatkan gerakan membran basilaris pada frekuensi tertentu. Keadaan ini disebut
sebagai cochlear amplifier.

Gambar 1 : skema fisiologi pendengaran

Skema proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh telinga luar, lalu
menggetarkan membran timpani dan diteruskan ketelinga tengah melalui rangkaian tulang
pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran tersebut melalui daya ungkit tulang pendengaran dan
perkalian perbandingan luas membran timpani dan tingkap lonjong. Energi getar yang telah
diamplifikasikan akan diteruskan ke telinga dalam dan di proyeksikan pada membran basilaris, sehingga
akan menimbulkan gerak relatif antara membran basilaris dan membran tektoria. Proses ini merupakan
rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion
terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses
depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmiter ke dalam sinapsis yang akan
menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nukleus auditorius sampai ke
korteks pendengaran.

Menurut Rochmah dan Widayati (2009) Proses / Mekanisme Pendengaran pada Telinga Manusia yaitu
dimana suara atau bunyi dari luar tubuh dapat kita dengarkan karena masuk dalam bentuk gelombang
suara yang melalui medium udara. Sebelum telinga kita mendengar bunyi, terlebih dahulu daun telinga
akan menangkap dan mengumpulkan gelombang suara. Selanjutnya, gelombang suara masuk ke dalam
liang telinga (saluran pendengaran) dan ditangkap gendang telinga (membran timpani). Akibatnya,
gelombang suara tersebut terjadi vibrasi (getaran). Getaran ini akan diteruskan menuju telinga tengah
melalui tiga tulang kecil (osikula) yakni tulang martil (maleus), tulang landasan (inkus), dan tulang
sanggurdi (stapes).

Dari tulang sanggurdi, getaran diteruskan melalui jendela oval menuju koklea yang berisi cairan.
Selanjutnya, getaran diteruskan menuju jendela bundar dengan arah gerak yang berlawanan . Setelah
itu, getaran akan diterima oleh sel-sel rambut (fonoreseptor) di dalam organ Corti. Getaran dalam cairan
koklea akan menggetarkan membran basiler, dan getaran ini juga akan menyebabkan membran
tektorial ikut bergetar. Getaran akan diubah menjadi impuls saraf, yang selanjutnya dihantarkan saraf
auditori menuju otak. Otak akan memberikan tanggapan, sehingga kita dapat mendengar suara.

C. TELINGA SEBAGAI KESEIMBANGAN

Ketika kita berjalan di atas balok titian, mekanisme kesetimbangan tubuh akan berusaha dijaga. Bagian
tertentu dalam telinga turut menjaga mekanisme keseimbangan dalam tubuh tersebut. Dengan
demikian, selain berperan dalam pengolahan gelombang suara, telinga juga berfungsi sebagai alat
kesetimbangan tubuh saat melakukan gerakan dan perubahan gravitasi. Bagian telinga yang berfungsi
sebagai kesetimbangan terletak di atas koklea yakni tiga saluran setenga,h lingkaran (saluran
semisirkuler) dan serambi (vestibulum). Seperti yang telah dijelaskan sedikit di depan, kedua bagian ini
berisi cairan limfa. (Rochmah dan Widayati, 2009)

Pengaturan keseimbangan di dalam telinga dalam diatur oleh aparatus vetibularis yang memberikan
informasi penting untuk sensasi keseimbangan dan untuk koordinasi gerakan-gerakan mata dan posisi
tubuh. Aparatus vetibularis terletak di dalam tulang temporalis di dekat koklea-kanalis semisirkularis dan
organ otolit yaitu sakulus dan utrikulus (Sherwood, 2001).

Kanalis semisirkularis terdiri dari tiga saluran semisirkuler yang tersusun dari tiga dimensi bidang yang
tegak lurus satu sama lain di dekat koklea jauh di dalam tulang temporalis. Ini berfungsi sebagai
mendeteksi akselerasi, deselerasi rotasional atau angular (Sherwood, 2001).
Utrikulus mempunyai struktur seperti kanting di rongga bertulang antara koklea dan kanalis semi
sirkularis. Ini mempunyai fungsi sebagai mendeteksi perubahan kepala menjauhi sumbu vertikal dan
mengerahkan akselerasi dan deselerasi linear secara horizontal. Sakulus terletak di samping utrikulus. Ini
mempunyai fungsi mendeteksi perubahan posisi kepala menjauhi sumbu horisontal dan menarahkan
akselerasi dan deselerasi linear secara vertikal (Sherwood, 2001).

Pada bagian dasar saluran semisirkuler terdapat bagian membesar yang disebut ampula. Di dalam
ampula tersusun banyak sel rambut kecil bersilia. Sel rambut berfungsi sebagai reseptor dan dinamakan
krista. Krista terbenam dalam suatu zat seperti gelatin yang disebut kupula. Apabila kepala kita
melakukan gerakan menggeleng, cairan perilimfa akan bergoyang dan menstimulasi sel-sel rambut
untuk mengirimkan impuls saraf ke otak. Bagian inilah yang berperan dalam kesetimbangan gerakan.
Sementara itu, vestibulum berperan saat terjadi kesetimbangan gravitasi. Vestibulum tersusun atas dua
bagian berbentuk kantung dan berlapis sel-sel rambut dan silia. Dua bagian ini meliputi sakula dan
utrikula, yang di dalamnya berisi cairan endolimfa. Pada bagian dinding sakula dan utrikula terdapat
bagian yang tersusun dari zat kapur (Rochmah dan Widayati, 2009).

Gambar 3. Alat kesetimbangan pada telinga manusia

Bagian yang dimaksud disebut otolit. Adanya perubahan gravitasi saat kepala menunduk atau
menggeleng (tubuh bergerak), dapat menyebabkan otolit bergerak. Perubahan posisi otolit tersebut
mengakibatkan silia melengkung, sehingga menstimulasi impuls saraf untuk dikirim menuju otak.
Informasi dari otak menjadikan posisi kepala dapat di ketahui (Rochmah dan Widayati, 2009)

BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Organ pendengaran merupakan organ yang komplek pada bagian tubuh manusia. Hal itu terlihat dari
struktur anatomi, bahasan tentang fisiologi, proses mendengar yang rumit dan berbagai gangguan yang
dapat ditimbulkan oleh sistem pendengaran.

Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan. Ada tiga
bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

B. SARAN

Semoga dapat memberikan manfaat bagi penulis dalam meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan
sehingga dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam praktik di lapangan.

Proses Pendengaran dan Keseimbangan Tubuh

Selain berfugsi sebagai organ pendengaran, telinga juga berfungsi sebagai organ keseimbangan.
Keseimbangan terbagi menjadi dua, yaitu keseimbangan statis dan keseimbangan dinamis.

a. keseimbangan statis

Keseimbangan statis ini merupakan keseimbangan yang berhubungan dengan orientasi letak kepala
(badan) terhadap gravitasi bumi. Yang berperan pada keseimbangan statis ini adalah sakulus dan
ultrikulus( pada kanalis semi sirkularis).Bila kepala miring ke satu arah, otolith yang berat akan tertauk
ke bawah oleh gravitasi bumi, hal ini akan menarik lapisan gelatin ke bwah yang kemudin merangsang
sel-sel rambut. Impuls keseimbangan ini kemudian dijalarkan melalui bagian vetibularis dari syaraf ke
VIII medula kemudian ke korteks otak.

b. Keseimbangan dinamis

Keseimbangan ini merupakan suatu upaya pertahanan keseimbangan tubuh terhadap gerakan-gerakan
berbagai arah, misalnya berputar, jatuh, percepatan, dsb.Bila kepala bergerak kesegala arah, maka
cairan didalam canalis semi sirkularis akan bergerak ke arah sebaliknya sehingga akan menekukan
cupula. Dengan demikian sel-sel rambut terangsang dan timbul ilmpuls menuju syaraf ke VIII. Karena
ketiga canalis semisircularis ini letaknya saling tegak lurus maka gerakan kepala kesegala arah dapat
terkontrol oleh alat keseimbangan.

Anda mungkin juga menyukai