Anda di halaman 1dari 25

PERBEDAAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA AKSEPTOR KB

SUNTIK DEPO MEDROXYPROGESTERONE ASETAT


DENGAN AKSEPTOR KB PIL KOMBINASI
DI PUSKESMAS LUBUK BUAYA PADANG
TAHUN 2018
PROPOSAL PENELITIAN

Oleh :
FAFELIA ROZYKA MEYSETRI
BP.1520332019

PROGRAM STUDI S2 ILMU KEBIDANAN


PASCASARJANA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2018
BAB I PENDAHULUAN

 LATAR BELAKANG

 RUMUSAN MASALAH

 TUJUAN PENELITIAN

 MANFAAT PENELITIAN

 HIPOTESA PENELITIAN
LATAR BELAKANG

Tingginya laju pertumbuhan


Indonesia adalah negara dengan jumlah
penduduk dan kurang seimbangnya
penduduk terbesar ke-empat didunia
penyebaran penduduk, merupakan
masalah utama yang sedang
dihadapi negara berkembang
Jika LPP tidak ditekan maka jumlah
termasuk indonesia
penduduk di indonesia tahun 2035
menjadi 305,6 juta jiwa, yang berarti,
satu dari penduduk dunia adalah orang
indonesia

Tujuannya untuk meningkatkan


Program untuk menekan angka kesehatan ibu dan anak serta
Pertumbuhan penduduk adalah mewujudkan norma keluarga kecil
dengan Program Keluarga bahagia dan sejahtera yang menjadi
Berencana dasar bagi terwujudnya masyarakat
sejahtera dengan pengendalian
kelahiran dan perrtumbuhan
penduduk

Program KB ditujukan untuk  angka


kelahiran dengan menggunakan salah
satu jenis alat kontrasepsi secara
sukarela didasari keinginan dan
tanggung jawab seluruh masyarakat.
Kontrasepsi Non
METODE Hormonal Estrogen
KONTRASEPSI
Kontrasepsi Hormonal Progesterone

PIL SUNTIK IMPLANT

Pil Kombinasi Pil Progestin Suntik Depo


Medroxyprogesterone Suntik Kombinasi
Asetat

Penggunaan kontrasepsi hormonal merupakan salah satu faktor peningkatan kadar


glukosa darah, selain faktor pola hidup, seperti mengkonsumsi makanan yang
berlebih kalorinya, kurangnya aktivitas fisik, umur, pendidikan dan stress.
Kebanyakan kontrasepsi suntik terbuat dari kombinasi estrogen dan progestin,
atau progestin saja. Kontrasepsi suntik kombinasi sering menyebabkan perubahan
kadar glukosa darah karena mengandung hormon steroid dengan anti insulin
rendah. Bahkan penggunaan kontrasepsi jenis ini dalam jangka waktu lama dapat
mengakibatkan gangguan pankreas. Perlawanan kerja insulin menyebabkan kerja
pankreas semakin berat untuk memproduksi insulin.
Rumusan masalah Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah ada


Apakah ada perbedaan kadar
perbedaan kadar gula darah
glukosa darah puasa antara
antara akseptor KB suntik
akseptor KB suntik DMPA
DMPA (Depo
(Depomedroxyprogesterone
Medroxyprogesterone Asetat)
Asetat) dan akseptor KB Pil
dan akseptor KB Pil Kombinasi
Kombinasi Di Puskesmas Lubuk
Di Puskesmas Lubuk Buaya
Buaya Padang Tahun 2018
Padang Tahun 2018

Manfaat Penelitian Hipotesis Penelitian

Ada perbedaan yang bermakna


Manfaat Teoritis dari hasil pemeriksaan kadar
glukosa darah puasa antara
akseptor KB DMPA (Depo
Manfaat Praktis Medroxyprogesterone Asetat)
dengan akseptor KB Pil
Kombinasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

 Kadar Glukosa Darah


 Kontrasepsi suntik DMPA (Depo
Medroxyprogesterone Asetat)
 Kontrasepsi Pil Kombinasi
 Hubungan Kadar Glukosa darah dengan
kontrasepsi suntik DMPA dan Pil
Kombinasi
Kadar Glukosa Darah

Glukosa adalah karbohidrat terpenting bagi tubuh


karena glukosa bertindak sebagai bahan bakar
metabolik utama. Glukosa juga berfungsi sebagai
Defenisi
prekursor untuk sintesis karbohidrat lain, misalnya
Glukosa glikogen, galaktosa, ribosa, dan deoksiribosa.

Glukosa merupakan produk akhir terbanyak dari


metabolisme karbohidrat. Sebagian besar
karbohidrat diabsorpsi ke dalam darah dalam
bentuk glukosa, sedangkan monosakarida lain
seperti fruktosa dan galaktosa akan diubah menjadi
glukosa di dalam hati. Karena itu, glukosa
merupakan monosakarida terbanyak di dalam darah
(Murray, Granner, dan Rodwell, 2009).
Kadar glukosa darah adalah istilah yang mengacu
kepada tingkat glukosa di dalam darah. Konsentrasi
gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur
dengan ketat di dalam tubuh (Henriksen, et al, 2009)

Kadar
Glukosa Keseimbangan kadar glukosa darah sistemik sangat
Darah penting, maka dibutuhkan pengaturan kadar
glukosa darah yang ketat oleh tubuh. Pengaturan
kadar glukosa darah ini terutama dilakukan oleh
hormon insulin yang menurunkan kadar glukosa
darah dan hormon glukagon yang menaikkan kadar
glukosa darah (Kronenberg et al,. 2008).
Metabolisme Glukosa di Hati
Metabolisme
Glukosa darah
Metabolisme Glukosa di usus

Metabolisme Glukosa di Otak dan


jaringan saraf

Metabolisme Glukosa di sel darah


merah

Metabolisme Glukosa di Otot

Metabolisme Glukosa di jaringan


adiposa
Umur

Pendidikan
Faktor-faktor
yang
Pekerjaan
berhubungan
dengan glukosa
Konsumsi Karbohidrat
darah

Aktivitas Fisik

Penggunaan Obat

Keadaan Sakit

Stress

Siklus Menstruasi

Dehidrasi Konsumsi Alkohol


PEMERIKSAAN KADAR Tes Glukosa
GLUKOSA DARAH
Darah Puasa
Tes Glukosa Kadar glukosa darah puasa
Darah Sewaktu yakni jumlah glukosa dalam
darah yang didapatkan setelah
Disebut juga tes glukosa plasma melakukan puasa/tidak makan
kasual, mengukur glukosa darah selama 8 sampai 10 jam
tanpa memperhatikan apa yang (Dadamo, 2006).
dikunsumsi oleh orang yang
sedang diuji Uji Toleransi
Glukosa Oral
Uji HBA1C Tes toleransi glukosa oral
adalah tes yang mengukur
kadar glukosa darah sebelum
Uji HBA1C mengukur kadar dan dua jam sesudah
glukosa darah rata-rata dalam 2- mengkonsumsi glukosa
3 bulan terakhir sebanyak 75 gram yang
dilarutkan dalam 300 mL air
Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo Medroxyprogesterone
Asetat)

Depo Medroxyprogesterone Asetat atau Depo Provera dalah


kontrasepsi yang sangat efektif dengan tingkat kegagalan
sangat rendah, akan tetapi wanita yang menggunakan
kontrasepsi ini akan mengalami beberapa efek samping.
DMPA merupakan androgenik lemah progestin yang diberikan
dengan dosis tunggal 150mg disuntik secara intramuscular
setiap 3 bulan. (Yadav BK et al., 2011).
Mekanisme Primer

Kadar Folikel Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing


Hormone (LH) menurun serta tidak terjadi lonjakan LH. Pada
pemakaian DMPA, endometrium menjadi dangkal dan atrofis
dengan kelenjar-kelenjar yang tidak aktif. dengan pemakaian
jangka lama endometrium bisa menjadi semakin sedikit
sehingga hampir tidak didapatkan jaringan bila dilakukan
biopsy, tetapi perubahan tersebut akan kembali dalam waktu
90 hari setelah suntikan DMPA berakhir
Mekanisme
Sekunder

 Lender servik menjadi kental dan sedikit sehingga


merupakan barrier terhadap spermatozoa
 Membuat endometrium menjadi kurang baik untuk
implantasi dari ovum yang telah dibuahi
 Menjadikan selaput lender Rahim tipis dan atrofi
 Menghambat transportasi gamet oleh tuba
Kontrasepsi Pil Kombinasi

Pil KB kombinasi adalah satu jenis alat


Defenisi
kontrasepsi yang berupa pil, yang
berisi estrogen dan progesteron. Pil
KB kombinasi berisi 21 tablet hormon
aktif estrogen dan atau progesteron
dalam dosis yang bervariasi dengan
atau tanpa 7 tablet tanpa hormone
(Pendit; 2006; Saifuddin, 2006)
Menghambat ovulasi

Mekanisme Kerja
Pil KB Kombinasi Mengubah lendir servik
menjadi kental sehingga sulit
dilalui oleh sperma

Mencegah implantasi dengan


mengubah endometrium
menjadi atrofik

Mengganggu pergerakan tuba


fallopi sehingga transformasi
telur ikut terganggu pula
Efek Samping
Kontrasepsi Pil
KB Kombinasi

SISTEM REPRODUKSI ENDOKRINOLOGI


(menekan fungsi (vasodilatasi pada
ovulasi) pembuluh darah)

METABOLISME KARBOHIDRAT
(toleransi glukosa yang
abnormal)

DERMATOLOGIK
KARDIOVASKULER ( pigmentasi kulit
( Tekanan Darah) kloasma)
BAB III KERANGKA KONSEP
KONTRASEPSI

Suntik Depomedroxyprogesterone asetat Pil KB Kombinasi

Progesteron Estrogen

Mempengaruhi metabolisme Mempengaruhi peningkatan


Karbohidrat produksi globulin

Berupa pergeseran kortisol oleh


Globulin berikatan dengan
progestin
kortisol bebas

Menyebabkan kadar kortisol


bebas meningkat Menyebabkan kadar kortisol
bebas menurun
Kadar glukosa darah meningkat

Mempengaruhi Kadar glukosa darah menurun


Gluconeogenesis
Kadar glukosa darah

Faktor Pendukung :
Faktor Predisposisi : a. Konsumsi karbohidrat
a. Umur b. Aktvitas fisik
b. Pendidikan c. Penggunaan obat
c. Pekerjaan
d. Riwayat penyakit
d. Keadaan sakit
e. Stress
Diteliti
(Diabetes Mellitus,
Obesitas)
f. Siklus menstruasi
g. Dehidrasi
Tidak Diteliti
h. Konsumsi alkohol
BAB IV METODE PENELITIAN

 Desain Penelitian
 Tempat dan Waktu Penelitian
 Populasi dan Sampel Penelitian
 Variabel dan defenisi operasional
 Bahan dan Alat Penelitian
 Alur Penelitian
 Pengelolahan dan Analisi Data
• Cross sectional
• Untuk mengetahui perbedaan kadar glukosa darah puasa pada akseptor KB yang
Desain menggunakan kontrasepsi suntik Depo Medroxyprogesterone Asetat dan akseptor
KB yang menggunakan kontrasepsi Pil kombinasi
Penelitian

• Di wilayah kerja puskesmas Lubuk Buaya kota padang


• Di laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Tempat dan • Pada bulan Septembe 2018 sampai November 2018
Waktu

• Populasi : Akseptor KB yang menggunakan kontrasepsi suntik DMPA


(Depomedroxyprogesteron Asetat) dan akseptor KB yang menggunakan kontrasepsi Pil
kombinasi
• Sampel, (Dahlan,2006)  Consecutive Sampling
•   29,5
Populasi dan • Untuk mengantisipasi subjek yang drop out maka dilakukan perhitungan sebagai berikut
Sampel • (Madiyono et al, 2011):
• 32,8 = 33 Orang
• Banyak sampel 66 orang (masing-masing kelompok 33 orang)
• Akseptor KB yang menggunakan kontrasepsi
suntik DMPA (depo medroxyprogesteron asetat)
dan pil KB kombinasi
• Akseptor KB yang bersedia menjadi responden
Kriteria dengan mengisi formulir persetujuan (Informed
Consent)
Inklusi • Akseptor KB yang telah menggunakan KB lebih
dari 2 tahun berturut-turut
• Akseptor KB yang tidak mengkonsumsi
karbohidrat (berpuasa) lebih dari 8 jam

• Akseptor KB yang berencana pindah menggunakan


Kriteria metode kontrasepsi yang lain
• Akseptor KB yang memiliki riwayat penyakit
Eksklus Diabetes Mellitus, Obesitas
• Akseptor Kb yang memiliki kebiasaan merokok
i • Akseptor KB yang sedang dalam kedaan sakit
VARIABEL & DEFINISI OPERASIONAL

Skala
Jenis Variabel Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
Ukur
Independen Akseptor KB Orang yang Wawancara Lembar 1. Akseptor Nominal
Hormonal menggunakan ceklis suntik
kontrasepsi suntik DMPA
DMPA dan 2. Akseptor Pil
kontrasepsi Pil Kombinasi
Kombinasi

Dependen Glukosa Darah Jumlah Glukosa darah Heksokinase Spektrofot 1. Tidak Ratio
Puasa puasa (mg/dl) pada (kalorimetrik ometer normal, jika
akseptor KB yang enzimatik) jumlah nilai
menggunakan > 100mg/dL
kontrasepsi suntik 2. Normal, jika
DMPA dan akseptor jumlah nilai
Pil Kombinasi ≤ 100mg/dl
Alur Penelitian
Akseptor KB

Kontrasepsi Suntik DMPA Kontrasepsi Pil Kombinasi

Sampel Penelitian Sampel Penelitian

Informed Consent

Pengambilan darah Vena


dibekukan dan disentrifuge

Serum Diambil

Spektrofotometer

Hasil pemeriksaan

Analisis Data Statistik

Pembahasan dan
Kesimpulan
Pengolahan & Analisis Data

Pengolahan
Analisis Data
Data

• Analisis Univariat → data numerik disajikan


dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yaitu
terhadap karakteristik responden pada variabel
usia dan lama pemakaian responden.
• Analisis Bivariat→ dilakukan uji normalitas data
dengan Kolmogorov Smirnov (Sampel >50)
Data diolah untuk melihat apakah data terdistribusi normal
melalui
atau tidak. Dilakukan uji t tidak berpasangan
editing,
coding, dan dengan tingkat kepercayaan yang digunakan
tabulating 95% dan batas kemaknaan yaitu 0,05 (5%). Jika
nilai p < 0,05 maka terdapat perbedaan yang
bermakna antara dua kelompok.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai